Tentang
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh
Kelompok 2:
2. Alessiya (20022001)
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa di limpahkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak
lupa kami bersyukur atas tersusunnya makalah kami yang berjudul “Kedudukan Manusia
sebagai Subjek Pendidikan” ini dengan baik.
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu
pengetahuan kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan .Dengan
terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa pula mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga selesai seperti ini.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini
sebagai akibat dari keterbatasan dari ilmu pengetahuan kami. Akhir kata kami mengharapkan
adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini, dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui manusia adalah makhluk yang perlu dididik dan bisa mendidik.
Didalam makalah ini dapat kita ketahui kenapa manusia perlu bantuan, sejak lahir manusia
sangat lemah, itu di perlukan bantuan untuk kuat dengan cara mengajar hal- hal yang
bermanfaat. Manusia sebagai makhluk terbuka, kasih sayang dan kepercayaan untuk
memberikan bantuan dalam melangsungkan kehidupan anak, disini peran orangtua sangat
besar, adalah proses inilah dia menentukan kepribadian, arah hidup, corak, dan tujuan
hidupnya karena tidak disodorkan alat yang siap dipakai. Manusia sebagai makhluk yang
perlu dan dapat dididik. Manusia dapat mendidik yang menjadi objek tidak begitu saja mau
menerima apa yang di berikan kepadanya dan juga kerjasama degnan objek kegitan itu dan
lingkungan pendidikan itu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari manusia sebagai makhluk pendidikan
2. Untuk mengetahui dunia manusia sebagai dunia terbuka
3. Untuk mengetahui maksud dari manusia sebagai makhluk yang perlu dan dapat dididik
4. Untuk mengetahui apa saja batasan-batasan pendidikan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Mengenai perbuatan manusia dan lingkungannya terdapat dua pandanagan ekstrim yang
saling berlawanan:
1. Pandangan Leibniz Teoi Monade
Yang memandang pribadi aktif dalam hidup, tanpa mendapat pengaruh dari luar.
Sehingga manusia merupakan penyebab, bukan akibat dan lingkungannya.
2. Pandangan Epifenomenalis
Yang menganggap pribadi hanyalah efek atau akibat dan sistem perserapan yang tidak
berdaya sama sekali. Kalau pandanagan itu tidak dapat diterima karena manusia sekaligus
sebagai akibat dan penyebab, cuaca maupun efek pasif maupun aktif terhadap lingkungan,
ia mampu untuk memilih dan berinisiatif, akan tetapi eksistensinya tidak dapat dilepaskan
dan lingkungannya (Brightman).
D. BATAS-BATAS PENDIDIKAN
Masalah Batas Pendidikan. Sebagaimana dikemukakan oleh M.I. Soelaeman (1988:42-51)
mengenai batas-batas pendidikan ini terdapat 2 permasalahan, yaitu:
1. batas pendidikan
2. batas kemungkinan untuk mendapatkan pendidikan atau untuk dididik. Sebelum
membahasnya lebih lanjut, perlu disepakati dulu tentang makna pendidikan. Dalam
konteks ini pendidikan adalah upaya sengaja yang dilakukan orang dewasa untuk
membantu atau membimbing anak atau orang yang belum dewasa agar mencapai
kedewasaannya. Inilah acuan kita untuk membahas batas-batas pendidikan.
Jenis Batas Pendidikan. Batas pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1) batas bawah pendidikan,
2) batas atas pendidikan,
3) batas pendidikan berkenaan dengan pribadi anak didik. Adapun batas kemungkinan
dididik berkenaan dengan konsep atau teori mengenai bakat (potensi) dan
perkembangannya.
Batas Bawah dan Batas Atas Pendidikan. Batas bawah pendidikan atau saat pendidikan
dapat mulai berlangsung adalah ketika anak didik mengenal kewibawaan yaitu kurang lebih
sekitar 3,5 tahun. Adapun batas atas pendidikan atau kapan pendidikan berakhir, yaitu ketika
tujuan pendidikan telah tercapai atau ketika anak mencapai kedewasaan. Batas pendidikan
sehubungan dengan tujuan, tercapainya manakala tujuannya telah digariskan semula telah
tercapai. Batas dalam arti ini menjadi penting artinya apabila kita bersangkutan dengan
berbagai tujuan pendidikan. Misalnya dalam usaha mencapai tujuan sementara-agar anak
pandai makan dengan menggunakan sendok dan garpu-makna batas pendidikan tersebut
dicapai manakala anak telah mampu makan dengan menggunakan sendok dan garpu. Dan
contoh-contoh lainnya.
Batas pendidikan berhubungan dengan pribadi anak didik. Praktek pendidikan hendaknya
dilaksanakan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan anak didik. Pendidik dalam
melaksanakan peranan-peranannya hendaknya tetap menghormati pribadi anak didik. Jangan
sampai pendidik mengorbankan pribadi anak didik. Contoh: Pendidikan yang keras dimana
pendidik menggunakan hukuman badan yang keras dapat menjurus kepada pengabaian
pribadi anak didik, sehingga anak didik nyaris diperlakukan sebagai hewan. Sebaliknya,
pendidikan yang memperlakukan dan bertindak terhadap anak didiknya seperti terhadap
orang dewasa, atas dasar pandangan bahwa anak itu adalah orang dewasa dalam bentuk mini,
sudah dekat pada batas-batas pendidikan dalam artian ini. Semua itu jelas berkaitan dengan
apa yang disebut keanakan (kewajaran anak). Lavengeld (1980:34) pernah mengingatkan
bahwa “pergaulan yang tidak menghormati keanakan itu menunjukkan kekurangan dan
ketidaksempurnaan pedagogis”.
Batas kemungkinan dididik. Diyakini bahwa manusia dilahirkan membawa berbagai
potensi atau bakat. Pendidikan tidak berurusan dengan pengadaan potensi atau bakat. Batas
pendidikan hanya berurusan dengan potensi atau bakat mana yang harus dikembangkan,
bagaimana cara mengembangkannya, dan sejauhmana potensi atau bakat yang ada pada diri
anak didik telah dikembangkan. Selain itu, batas kemungkinan dididik berhubungan dengan
jenis kelamin anak didik. Anak lahir dengan kelamin laki-laki atau perempuan bukan
merupakan urusan pendidikan, urusan pendidikan adalah bagaimana mengembangkan anak
laki-laki menjadi laki-laki dan anak perempuan menjadi perempuan.
Batas pendidikan bersifat individual. Mengingat jenis kelamin dan bakat setiap anak
berbeda-beda, implikasinya bahwa dalam hal ini batas pendidikan bagi setiap anak
kemungkinannya berbeda-beda pula. Batas pendidikan tidak dapat disamaratakan untuk anak
yang satu dengan anak yang lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Manusia sebagai Makhluk Pendidikan
Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki berbagai potensi,
seperti potensi akal, potensi hati, potensi jasmani, dan juga potensi rohani. Dapat dikatakan
bahwa proses pendidikan adalah proses pembelajaran,tentu saja pembelajaran sebagai
sebuah harus didesain oleh guru agar penyelenggaraannya dapat mengantarkan peserta
didik meraih tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Dunia Manusia Sebagai Dunia saling mengisi dan membimbing tidak dirasak sebagai suatu
yang rumit dan sulit, orang tua merasa bertanggung jawab, kasih sayang dan kepercayaan
untuk memberian bantuan kepadanay dalam rangaka memungkinkan kelangsunga
kehidupanya, karena anak itu dalah anaknya, sedangakan anak merasa wajar perlu
bantuannya dipenuhi oleh orangatuanya.
3. Manusia Sebagai Makhluk Yang Dapat dan Perlu di Didik
Yang menjadi objek kegiatan tidak begitu saja mau menerima apa yang dididikkan
kepadanya.suatu kegiatan yang keberhasilannya tercapai tidak semata-mata karena kegiatan
itu sendiri, melainkan dengan kerjasama dengan objek keigatan itu . suatu kegiatan yang
bahkan arah dan tujuannnya turut ditentukan oleh objek kegiatan itu. Pendidik dan anak
didik saling mengisi dan mengimbangi . pendidikan adalah pemberian bantuan pada anak
dalam rangka mencapai kedewasaannya.
4. Batas- Batas Pendidikan
a. Batas-batas pendidikan pada pesertadidik
b. Batas-batas pendidikan padapendidik
c. Batas-batas pendidikan dalam lingkungan dan saranapendidikan
2. SARAN
a. Dengan mempelajari manusia sebagai makhluk pendidik kita sebagai mahasiswa atau
pun sebagai calon pendidik diharapkan bisa menerapkan bagaimana seharusnya
mendidikan manusia ataupun diri sendiri agar menjadi manusia seutuhnya.
b. Manusia tampil dari corak kehidupan yang beragam dan berasal dari latar belakang yang
berbeda untuk itu dengan mempelajari hal ini bisa menyesuaikan diri sengan manusia
lainnya.
c. Karena manusian itu unik, kebutuhan yang beragam, dengan mempelajari hal ini
manusia bisa beritegrasi dengan lingkungan nya dalam menjalankan kehidupan dan
mencapai tujuan dari kehidupan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA