Dosen Pengampu
Di susun Oleh :
Kelompol I
1443 H / 2021
KATA PENGANTAR
اشهد ان ال،الحمدهللا رب العلمين و الصّالة والسّالم على سيّدنا وحبيبنا وموالنا مح ّمد صلّي هللا عليه وسلّم
اله.
Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai “Hakikat Manusia dan Implikasinya dalam Dunia
Pendidikan”.
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar--------------------------------------------------------------------------------------------i
BAB I : PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------------1
A. Latar Belakang----------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------2
C. Tujuan Penulisan-------------------------------------------------------------------2
BAB II : PEMBAHASAN------------------------------------------------------------------------4
A. Hakikat Manusia--------------------------------------------------------------------4
B. Implikasi Terhadap Pendidikan-------------------------------------------------11
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------------------15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri khusus yang menandai kehidupan manusia adalah
pendidikan, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang berpendidikan.
Karena pendidikan, manusia selalu berkembang dari waktu ke waktu menuju
kepada hidup yang lebih sempurna, sekalipun kesempurnaan itu tidak pernah
akan dapat di capainya.
Pendidikan sebagai suatu proses, selalu melibatkan manusia. Hal
demikian dikarenakan manusia mempunyai peran ganda, pada satu sisi
manusia menjadi objek pendidikan, namun pada sisi lain dia juga berperan
sebagai subjek pendidikan. Pertanyaan yang perlu dimunculkan di sini
adalah: “siapa dan apakah manusia itu?”. Pertanyaan ini sungguh merupakan
pertanyaan yang mendasar, namun hal ini jarang bahkan tak pernah muncul
dalam pikiran kita.
Sudah banyak ilmuawan dari berbagai disiplin ilmu berupaya untuk
menjelaskan pertanyaan tersebut, seperti yang dilakukan oleh Charles
Darwin, John Locke, Rousseau, Montessori. Namun pertanyaan tersebut
belum terjawab secara tuntas dan tidak pernah akan tuntas. Di lain pihak,
pendidikan memerlukan kejelasan tentang hakekat manusia, sehingga
pertanyaan: mengapa manusia dapat dididik, bagaimana manusia dididik, dan
dalam hal apa manusia perlu dididik dapat terjawab.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini
sebagai berikut:
1) Apa pengertian hakikat manusia?
2) Apa aspek-aspek hakikat manusia?
3) Bagaimana hakikat manusia dan implikasinya dalam dunia pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisannya sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengertian hakikat manusia .
2
2) Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek hakikat manusia.
3) Untuk mengetahui bagaimana hakikat manusia dan implikasinya dalam
dunia pendidikan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANUSIA
Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk mengetahui
segala sesuatu. Atas dorongan hasrat ingin tahunya, manusia tidak hanya
bertanya tentang berbagai hal yang ada di luar dirinya, tetapi juga bertanya
tentang dirinya sendiri. Dalam rentang ruang dan waktu, manusia telah dan
selalu berupaya mengetahui dirinya sendiri. Hakikat manusia dipelajari melalui
berbagai pendekatan dan melalu berbagai sudut pandang.
Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar
tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat
manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principle de’etre) manusia.
Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan
tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang
memiliki sesuatu martabat khusus. Adapun aspek-aspek hakikat manusia antara
lain sebagai berikut:
1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
4
usul alam semesta tempat ia berada, manusia pun mempertanyakan asal-usul
keberadaan dirinya sendiri.
5
Manusia dipandang sebagai kesatuan jiwa dan badan mempunyai
implikasi terhadap pendidikan. Pertama-tama kenyataan bahwa badan atau
jasmani merupakan sesuatu yang hakiki sebagai manusia karena ia
merupakan bagian integral dari aku. Hal yang demikian membawa
konsekuensi bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian penting dalam
pendidikan dalam rangka membentuk manusia yang seutuhnya. Teori
pendidikan yang hanya mengabaikan pendidikan jasmani dan hanya
mengutamakan pendidikan intelektual saja, akan menghasilkan pribadi yang
kurang sempurna.
6
oleh perasaan. Berkat ketiga kekuatan jiwa ini manusia mampu melakukan
kegiatan-kegiatan yang mengatasi makhluk hidup lain.
7
Sebagaimana anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya
sendiri. Kesadaran manusia akan dirinya sendiri merupakan perwujudan
individualitas manusia. Manusia sebagai individu atau sebagai pribadi
merupakan kenyataan yang paling riil dalam kesadaran manusia. Sebagai
individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi, memiliki
perbedaan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik dan
merupakan subjek yang otonom.
Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tak dapat dibagi antara
aspek badani dan rohaninya. Setiap manusia mempunyai perbedaan sehingga
bersifat unik. Perbedaan ini baik berkenaan dengan postur tubuhnya,
kemampuan berpikirnya, minat dan bakatnya, dunianya, serta cita-citanya.
Setiap manusia mampu menempati posisi, berhadapan, menghadapi,
memasuki, memikirkan, bebas mengambil sikap, dan bebas mengambil
tindakan atas tanggung jawabnya sendiri (otonom).
8
Karena setiap manusia merupakan pribadi yang unik, mampu berdiri
sendiri, dan otonom, dalam pendidikan mempunyai implikasi bahwa peserta
didik tidak boleh dipandang sebagai objek pendidikan. Peserta didik harus
dipandang sebagai pelaku utama pendidikan. Dengan demikian pendidikan
yang otoriter yang tercermin dalam bentuk pengajaran yang bersifat teacher
centered tidak lagi sesuai dengan kenyataan individualitas manusia (peserta
didik) dan hanya akan mencetak robot-robot yang tidak memiliki daya
kreativitas.
9
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan,
hidup berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bertautan dengan kehidupan
manusia sepenuhnya, kebudayaan menyangkut sesuatu yang Nampak dalam
bidang eksistensi setiap manusia. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan,
bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena bersama kebudayaannya.
Manusia tidak menjadi manusia karena sebuah faktor di dalam dirinya, seperti
misalnya naluri atau akal budi, melainkan fungsi kehidupannya. Yaitu
pekerjaannya, kebudayaannya. Demikianlah kebudayaan termasuk hakikat
manusia.
10
Sebagai makhluk yang otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu
dihadapkan pada suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya. Adapun
kebebasan berbuat ini juga selalu berhubungan dengan norma-norma moral
dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihanya. Oleh karena manusia
mempunyai kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara otonom
maka selalu ada penilaian moral atau tuntutan pertanggung-jawaban atas
perbuatannya.
Seperti telah kita ketahui dari uraian di atas, manusia memiliki potensi
untuk mampu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di lain
pihak, Tuhan pun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan
telah menggelar tanda-tanda di alam semsesta untuk dipikirkan oleh manusia
agar manusia beriman dan bertakwa kepadaNya. Manusia hidup beragama
karena agama menyangkut masalah-masalah yang besifat mutlak maka
pelaksanaan keberagamaan akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang
dianut masing-masing individu. Hal ini baik berkenaan dengan sistem
keyakinannya, sistem peribadatan maupun pelaksaan tata kaidah yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan
manusia serta hubungan manusia dengan alam.
11
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal
ini menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang terencana,
yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik. Potensi yang dimiliki setiap peserta didik tentu berbeda-beda, yang
nantinya adalah tugas seorang pendidik untuk mampu melihat dan mengasah
potensi-potensi yang dimiliki peserta didiknya sehingga mampu berkembang
menjadi manusia berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan
mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia
yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian
yang lebih baik. Tujuan pendidikan disuatu Negara akan berbeda dengan
tujuan pendidikan di Negara lainnya, sesuai dengan dasar Negara, falsafah
hidup bangsa, dan ideology Negara tersebut
12
mengembangkan serta meningkatkan budaya dan lingkungan, serta
membantu manusia dalam mengoptimalkan hasil interaksi potensi yang
dimilikinya dengan budaya yang berkembang sehingga tercipta kepribadian
yang utama.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat
menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial. Manusia yang mampu mengarahkan dirinya ketujuan
yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan
nasibnya. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus
berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya. Individu yang
dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudannya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang terbatas. Makhluk Tuhan yang berarti ia
adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat. Individu yang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak dapat berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup
di dalam lingkungan sosial.
Pendidikan dapat didefinisikan sebagai humanisasi atau upaya
memanusiakan manusi, yatiu suatu upaya membantu manusia untuk dapat
bereksistensi sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. Manusia menjadi
manusia yang sebenarnya jika ia mampu merealisasikan hakikatnya secara total
maka pendidikan hendaknya merupakan upaya yang dilaksanakan secara sadar
14
dengan bertitik tolak pada asumsi tentang hakikat manusia. Hidup bagi
manusia bukan sekadar hidup sebagaimana hidupnya tumbuhan atau hewan,
melainkan hidup sebagai manusia.
B. Saran
Saran dari kami adalah agar bisa mengaplikasikan esensi dari pembahasan
diatas dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga kami mohon maaf bila ada
kesalahan dalam penuslisan makalah ini, selebihnya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Dahler, Franz (1988), Awal dan Tujuan Manusia, kanisius, Yogyakarta.
Ki Hajar Dewantara (1977), Tentang Pendidikan, Majelis Luhur Taman Siswa,
Yogyakarta.
www.in-malang.ac.id, “hakikat manusia, hakikat manusia dan implikasinya dalam
pendidikan”, http://www.uin-malang.ac.id/blog/post/read/131101/hakekat
manusia-dan-implikasinya-dalam-pendidikan.html
15