Disusun oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kita dapat menyelesaikan makalah tentang
“MANUSIA DAN PENDIDIKAN” ini tepat pada waktunya. Dan juga kami berterima kasih
pada Prof. Aceng Aceng Hasani, M.Pd.selaku dosen mata kuliah Landasan dan Falsafah
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai hakikat manusia dan pengembangannya. Permohonan maaf dan kritikan
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan karena penulis menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan,
mengingat karena kesempurnaan sesungguhnya datangnya hanya dari Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Makalah yang telah disusun ini diharapkan dapat berguna bagi kami maupun bagi
orang yang membacanya.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu unsur kunci yang membentuk peradaban manusia.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan telah menjadi pilar utama dalam proses
transformasi manusia dari makhluk biologis menjadi makhluk sosial, intelektual, dan
moral. Namun, untuk memahami peran penting pendidikan dalam kehidupan manusia,
kita perlu merenungkan hakikat manusia, prinsip-prinsip antropologis, dan bagaimana
pendidikan dapat menjadi kunci untuk mengaktualisasikan potensi manusia dan
menjadikannya lebih humanis.
Makalah ini akan mengulas tiga aspek penting dalam konteks "Manusia dan
Pendidikan": hakikat manusia, prinsip-prinsip antropologis, dan pendidikan sebagai
humanisasi. Hakikat manusia merujuk pada esensi eksistensi manusia, yang melampaui
aspek biologis dan mencakup dimensi sosial, intelektual, dan moral. Prinsip-prinsip
antropologis merupakan kerangka kerja yang memahami manusia sebagai makhluk yang
memiliki keharusan dan kemungkinan tertentu dalam perkembangannya. Sementara itu,
pendidikan sebagai humanisasi mencerminkan gagasan bahwa pendidikan bukan hanya
tentang pengembangan keterampilan, tetapi juga tentang membentuk individu menjadi
manusia yang lebih bijaksana, empatik, dan bertanggung jawab.
Melalui penjelasan tentang hakikat manusia, prinsip-prinsip antropologis, dan
pendidikan sebagai humanisasi, makalah ini akan menggali betapa pentingnya pendidikan
dalam membentuk manusia menjadi individu yang sadar akan nilai-nilai kemanusiaan.
Kami akan menjelajahi bagaimana pendidikan memiliki peran krusial dalam
menginspirasi, mengembangkan potensi, dan mendorong manusia untuk menjadi agen
perubahan yang positif dalam masyarakat. Dengan memahami tiga aspek ini secara
holistik, kita dapat meresapi hakikat mendalam dari hubungan yang erat antara manusia
dan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat manusia?
2. Apa prinsip-prinsip Antropologis keharusan dan kemungkinan pendidikan?
3. Bagaimana pendidikan sebagai humanisasi?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian hakikat manusia.
b. Mengetahui prinsip-prinsip Antropologis keharusan dan kemungkinan
pendidikan.
c. Memahami pendidikan sebagai humanisasi.
BAB II
MANUSIA DAN PENDIDIKAN
A. Hakikat Manusia
A. SIMPULAN
Hakikat manusia dan berbagai aspek yang membentuk karakteristik esensial
manusia. Manusia adalah makhluk bertanya yang memiliki hasrat untuk mengetahui
segala sesuatu, termasuk diri mereka sendiri. Ada kesamaan yang menjadi karakteristik
esensial setiap manusia, seperti asal-usul keberadaan, struktur metafisika, dan berbagai
karakteristik eksistensi manusia.
Manusia dilihat sebagai makhluk Tuhan yang memiliki kesadaran akan kebesaran
Tuhan. Terdapat dua pandangan filosofis tentang asal-usul alam semesta, yaitu
evolusionisme dan kreasionisme, yang memengaruhi pandangan manusia tentang diri
mereka sebagai makhluk Tuhan. Kesadaran akan keterbatasan manusia dan kasih sayang
Tuhan menciptakan perasaan cemas, takut, kagum, dan hormat terhadap Tuhan.
Manusia juga dianggap sebagai kesatuan badan dan roh yang hidup dalam ruang
dan waktu. Mereka memiliki kesadaran diri dan lingkungan, kebutuhan, insting, nafsu,
dan tujuan hidup. Selain itu, manusia adalah makhluk individu yang unik dan memiliki
otonomi. Mereka juga merupakan makhluk sosial yang memiliki kesadaran sosial, dan
interaksi sosial memainkan peran penting dalam perkembangan individu.
Kebudayaan adalah bagian integral dari eksistensi manusia, dan manusia berperan
aktif dalam menciptakan, menjalani, dan memengaruhi kebudayaan. Namun, perlu
diingat bahwa perkembangan teknologi dan ekonomi juga bisa mengancam kebebasan
dan kendali manusia terhadap hidup mereka.
Manusia juga memiliki aspek kesusilaan yang mencakup tanggung jawab moral
atas tindakan mereka. Mereka memiliki kebebasan dalam memilih tindakan dan
bertanggung jawab atas pilihan tersebut.
Selanjutnya, manusia memiliki aspek keberagamaan yang mencakup keyakinan
akan kebenaran agama. Ini tercermin dalam sikap dan perilaku manusia terhadap agama
yang mereka anut. Agama memberikan makna dalam hidup manusia dan melibatkan
berbagai karakteristik unik, seperti kebebasan, kesadaran, kesadaran diri, kreativitas,
idealisme, moralitas, dan kemampuan untuk memahami nilai.
B. SARAN
Memahami hakikat manusia dan aspek-aspek yang membentuknya membantu kita
lebih memahami diri sendiri dan manusia lainnya. Hargai keberagaman pandangan
terdapat berbagai pandangan tentang hakikat manusia, termasuk dalam konteks agama
dan filsafat. Penting untuk menghargai keberagaman pandangan ini.
Tanggung jawab moral tercermin dalam kesadaran akan aspek kesusilaan dan
tanggung jawab moral kita sebagai manusia mempengaruhi tindakan kita dalam
kehidupan sehari-hari. Pentingnya pendidikan pendidikan adalah sarana utama untuk
mengembangkan potensi manusia dan membantu mereka mencapai realisasi diri. Hal ini
mengingatkan kita akan pentingnya investasi dalam pendidikan seumur hidup.
Perkembangan manusia bersifat terbuka yakni manusia dilahirkan dengan potensi
yang dapat berkembang melalui pendidikan dan pengalaman sepanjang hidup.
Pendekatan ini menggarisbawahi pentingnya pembelajaran sepanjang hayat.
Memanusiakan manusia dalam pendidikan harus bertujuan untuk memanusiakan
manusia, membantu mereka hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan
mereka. Kesadaran akan nilai sangat penting untuk menyadari nilai-nilai dalam
pendidikan dan bagaimana nilai-nilai ini memengaruhi cara kita melihat dunia dan
berinteraksi dengan orang lain.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hakikat manusia dan berbagai
aspeknya, kita dapat menjadi manusia yang lebih baik dan berkontribusi pada
pembangunan masyarakat yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. (2019). Konsep Manusia dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal
Kependidikan, 7(2), 264-273.
Akbar, T. S. (2015). Manusia Dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun Dan John
Dewey. Jurnal Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 15(2), 222-243.
Dwi Atmanti, H. (2005). Investasi sumber daya manusia melalui pendidikan. Jurnal Dinamika
Pembangunan (JDP), 2, 30-39.
Manik, H, Sihite, ACB, Manao, MM, & ... (2022). Teori Filsafat Humanistik dalam
Pembelajaran Matematika: Jurnal Pendidikan, scholar.archive.org,
<https://scholar.archive.org/work/abjrxnhxc5fppb5i2xzabkxyce/access/wayback/https://
ummaspul.e-journal.id/maspuljr/article/download/3037/930>
Ningrum, E. (2016). Pengembangan sumber daya manusia bidang pendidikan. Jurnal Geografi
Gea, 9(1).
Sudrajat, A, & Sufiyana, AZ (2020). Filsafat Pendidikan Islam Dalam Konsep Pembelajaran
Holistik Pendidikan Agama Islam. Andragogi: Jurnal Ilmiah Pendidikan …, jim.unisma.ac.id,
<http://jim.unisma.ac.id/index.php/ja/article/view/9086>
Sumantri, M. S., & MSM, P. (2015). Hakikat Manusia dan Pendidikan. Yogyakarta: Universitas
Terbuka.
Susilawati, N. (2021). Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka Dalam Pandangan Filsafat
Pendidikan Humanisme. Jurnal Sikola: Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(3), 203-
219.