MATA KULIAH
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok I
FAKULTAS TARBIYAH
2022
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
MANUSIA DAN PENDIDIKAN .......................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Fenomena Pendidikan Dalam Hidup Manusia .................................................. 3
B. Hakikat Manusia Dan Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia ......................... 4
C. Landasan Filosofis Dan Ilmiah Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah ........... 6
D. Fungsi Individual Dan Fungsi Sosial Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia.. 8
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 12
B. Saran .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang berakal dan
memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain. Manusia juga
memiliki hasrat untuk mengetahui segala hal untuk mencapai tujuan
hidupnya. Perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri
merupakan hal yang ada dalam diri manusia. Untuk menjadi manusia ia
perlu dididik dan mendidik diri.
Pendidikan merupakan usaha untuk mempengerahui perubahan
kepribadian seseorang serta perkembangan potensi dalam dirinya untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan, akhlak, dan jasmani. Pendidikan secara
sederhana merupakan perubahan seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu. Tujuan pendidikan sendiri adalah untuk memanusiakan manusia.
Manusia dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Manusia perlu pendidikan untuk mengetahui dan merubah
dirinya serta mengembangkan kehidupannya. Tanpa pendidikan manusia
tidak akan mengetahui potensi yang ada dalam dirinya.
B. Rumusan Masalah
Penulis merasa perlu beberapa rumusan masalah untuk memperjelas isi dari
makalah ini, adalah:
1. Bagaimana fenomena pendidikan dalam hidup manusia?
2. Apa hakikat manusia dan pentingnya pendidikan bagi manusia?
3. Bagaimana landasan filosofis dan ilmiah penyelenggara pendidikan
sekolah?
4. Apa fungsi individual dan fungsi social pendidikan bagi kehidupan
manusia?
1
C. Tujuan Penulisan
Dari beberapa rumusan masalah diatas, maka penulis dapat membuat tujuan
penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui fenomena pendidikan dalam hidup manusia.
2. Untuk mengetahui hakikat manusia dan pentingnya pendidikan bagi
manusia.
3. Untuk mengetahui landasan filosofis dan ilmiah penyelenggara
pendidikan sekolah.
4. Untuk mengetahui fungsi individual dan fungsi social pendidikan bagi
kehidupan manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengemban amanah memakmurkan bumi, menciptakan
perdamaian, ketrentraman, dan kesejahteraan hidup.
5) Manusia adalah makhluk labil. Selain, memiliki akal,
manusia memiliki nafsu. Dengan akal manusia bisa melakukan
perbuatan terpuji dan mulia.Tetapi dengan nafsu, manusia bisa
berbuat anarki, merusak dan merugikan kehidupan.
6) Manusia dicipta untuk hidup di dua alam: dunia dan akherat.
7) Amal manusia dihitung. Perbuatan binatang tidak dihitung.
8) Manusia harus bekerja, dengan bekerja manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan memenuhi kewajiban social
dengan penuh tanggung jawab.
9) Manusia makhluk beragama. Dengan agama manusia
menemukan dan mengabdi kepada Tuhandengan benar.
10) Manusia makhluk berbudaya. Manusia adalah makhluk
kreatif, inovatif dan konstruktif yang mampu membangun
pereradaban.
Dengan demikian, ada sekumpulan perbedaan antara manusia dengan
hewan yang menjadikan manusia mempunyai ciri tersendiri dan tidak tersamai.
Perbedaan-perbedaan dasar antara manusia dengan makhluk lainnya ialah
manusia dapat membangun kemanusiaannya yang disebut sebagai kebudayaan
dan peradaban manusia, yang terdapat pada dua aspek yaitu; pandangan-
pandangan dan kecenderungan-kecenderungannya. Baginya, kesejahteraan
sesama manusia lebih penting dari pada kesejahteraan dirinya sendiri.
B. Hakikat Manusia Dan Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia
Manusia merupakan makhluk yang berakal dan mempunyai harsat untuk
mengetahui suatu hal. Manusia selalu mengupayakan untuk mengetahui
dirinya sendiri. Hakikat manusia dipelajari melalui berbagai pendekatan dan
sudut pandang. Hakikat manusia juga mencakup tentang karakterististik
esensial pada setiap manusia, sebab dengan karakteristik esensialnya itulah
manusia mempunyai martabat khusus sebagai manusia yang berbeda dari yang
lainnya.
4
Para pendidik perlu memahamahi hakikat manusia karena hakikat
pendidikan sendiri bersifat humanisasi yang artinya memanusiakan manusia.
dimana konsep hakikat manusia yang dianut pendidik akan berpengaruh
terhadap konsep dan praktek pendidikannya. Secara garis besar pendidikan
memuat nilai baik dan luhur, benar dan layak. Tujuan pendidikan sendiri ada
2, yaitu : dapat memberikan arah dan dapat menjadi acuan dalam mengapai
tujuan. Pada hakikatnya pendidikan penting dilakukan baik dalam keadaan
formal atau informal, karena suatu ilmu memberikan banyak manfaat dan
kegunaan.
Beberapa tujuan pendidikan yang dapat dijabarkan :
1. Memperbarui informasi dan meningkatkan pemahaman
Pendidikan dapat memberi informasii dan meningkatkan pemahaman
terhadap sesuatu yang baru.
2. Mencetak generasi muda
Pendidikan mampu mencetak generasi muda yang berkompeten dalam
bidangnya untuk menjadi penerus bangsa.
3. Mempertajam pengetahuan
Pendidikan juga bermanfaat bagi seseorang yang ingin mempertajam dan
memperdalam suatu disiplin ilmu.
4. Membentuk pola pikir ilmiah
Pada dasarnya memungkinkan seseorang akan memiliki pola piker yang
cerdas dan ilmiah, terstruktur dalam bertindak yang didasarkan dengan
fakta yang ada. Dengan pola pikir seperti ini tidak hanya berguna dalam
akademik saja melainkan dalam kehidupan sehari-hari juga.
5. Mengurangi terbentuknya generasi yang lemah dan bodoh
Dengan pendidikan yang baik dapat mengasah pikiran seseorang sehingga
menjadi cerdas serta dapat membedakan hal yang baik dan buruk.
6. Menambah wawasan dan pengalaman
Dengan pendidikan yang dipelajari dapat meningkatkan pengalaman dan
menambah wawasan baik individu maupun kelompok.
5
7. Tingkat kemampuan teringgi individu
Dengan memiliki pengetahuan, pengalaman, serta wawasan yang luas
dalam pendidikan maka seseorang dapat mencapai cita-cita yang sesuai
dengan pengalamannya. Jadi, karena manusia memiliki akal dan pikiran
maka manusia membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan
kehidupannya untuk memuaskan rasa keingintahuannya akan sesuatu,
selain itu pendidikan juga dapat merubah sikap dan perilaku seseorang
untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan agar dapat melaksanakan tugas
hidupnya sendiri
C. Landasan Filosofis Dan Ilmiah Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah
1. Pengertian Landasan Filosofis Pendidikan
Terdapat istilah seperti landasan, filosofis, dan pendidikan. Landasan biasa
diartikan sebagai alas, dasar, dan tumpuan. Mengacu pada pengertian tersebut,
dapat dipahami bahwa landasan merupakan dasar tumpuan suatu hal.
Berdasarkan sifat wujudnya terdapat dua jenis landasan yaitu: landasan bersifat
material dan landasan bersifat konseptual.
Filosofis berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata philein/philos yang
berarti cinta dan sophos/sophia yang berarti kebenaran, pengetahuan atau
kebijaksanaan. Maka makna filsafat adalah cinta akan kebenaran atau
pengetahuan atau kebijaksanaan. Definisi ini setara dengan yang dikemukakan
oleh Plato dan Aristoteles yaitu, bahwa filosof adalah para pecinta visi
kebenaran. Aristoteles juga menjelaskan tentang arti filsafat adalah
penyelidikan untuk memperoleh pengetahuan tentang sebab-sebab dan prinsip
yang menjadi asal-usul sesuatu. (Redja Mudyahardjo, 1995 : 83)
Pendidikan, pada hakikatnya pendidikan adalah humanisasi yang artinya
proses menjadikan manusia yang sesuai dengan kodratnya. Tujuan pendidikan
yaitu mewujudkan manusia ideal yang diinginkan sesuai nilai-nilai dan norma
yang dianut. Pada penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Landasan
Filosofis Pendidikan adalah asumsi filosofis yang digunakan untuk titik tolak
dalam studi pendidikan dan praktek pendidikan. Dengan adanya studi
pendidikan kita mendapat pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan
6
untuk dijadikan titik tolak praktek pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu
pendekatan yang komprenhensif, spekulatif, dan normatif.
2. Peranan Landasan Filosofis Pendidikan
Asumsi yang menjadi titik tolak dalam pendidikan berasal dari berbagai
sumber seperti agama, filsafat, ilmu, dan hukum/yuridis. Berdasarkan jenis
landasan pendidikan dapat dikelompokkan menjadi:
a. Landasan religius pendidikan, adalah asumsi yang bersumber dari
kaidah-kaidah agama/religi untuk dijadikan praktek pendidikan maupun
landasan teori.
Contoh: karya Al-Syaibani “Falsafah Pendidikan Islam”.
b. Landasan filosofis pendidikan, adalah asumsi yang bersumber dari
filsafat yang dijadikan titik tolak pendidikan. Aliran filsafat tersebut
diantaranya: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila, dsb. Teordali
dalam praktek pendidikan di lapangan sangat penting karena praktek
dalam pendidikan perlu dipertanggungjawabkan.
Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan peringatan
yang seharusnya dilakukan pada pendidikan. Peringatan tersebut bertolak
pada kaidah metafisika, epistemology dan aksiologi pendidikan
sebagaiman yang terdapat pada studi filsafat pendidikan. Landasan
filosofis pendidikan tidak hanya satu tetapi beragam aliran filsafat. Maka
dari itu dikenal adanya landasan filosofis pendidikan idealisme, landasan
filosofis pendidikan pragmatisme, dsb.
Contoh: Penganut realisme antara lain berpendapat bahwa “pengetahuan
yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman diri”. Penganut
realisme menekankan metode mengajar dengan memberikan kesempatan
pada siswa untuk mendapat pengetahuan dari pengalaman langsung seperti
praktikum, atau pengalaman tidak langsung seperti membaca laporan hasil
penelitian.
c. Landasan hukum/yuridis pendidikan, adalah asumsi yang bersumber
dari peraturan perundangan yang berlaku sebagai titik tolak dalam
pendidikan.
Dalam falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara pada sila pertama
Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ke dua Pancasila: Kemanusiaan
yang adil dan beradab, sila ke lima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Maka pendidikan mempunyai hubungan timbal balik
dengan falsafah Bangsa dan Negara Indonesia. Keberadaan utama
pendidikan adalah mengembangkan manusia untuk mencapai sila pertama
yaitu kebebasan dalam menganut agama yang diyakini dan sila ke dua
yaitu manusia memiliki derajat yang sama dan kewajiban yang sama.
Peranan landasan yuridis adalah memberikan peringatan tentang
pelaksanaan sistem pendidikan dan managemen pendidikan yang
dilaksanakan setara dengan peraaturan perundang-undangan yang berlaku.
Contoh: Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dinyatakan: “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima
belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (Pasal 6). Jadi, pihak
7
Sekolah Dasar harus memprioritaskan pendaftar berusia tujuh tahun untuk
diterima dibandingkan anak yang baru berusia enam tahun.
d. Landasan deskriptif pendidikan biasanya bersumber dari hasil riset
ilmiah, jadi landasan deskriptif pendidikan disebut juga landasan ilmiah
pendidikan atau landasan faktual pendidikan. Landasan deskriptif
pendidikan adalah asumsi kehidupan manusia sebagai sasaran pendidikan
apa adanya yang menjadi titik tolak pada pendidikan.
Landasan deskriptif pendidikan sangat berperan dalam menyusun konsep
dan strategi secara langsung dalam praktek pendidikan secara efektif dan
efisiensi, diantaranya: alam praktek pendidikan secara efektif dan
efisiensi, diantaranya: landasan psikologis pendidikan, landasan biologis
pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis
pendidikan, dsb.
3. Fungsi Landasan Pendidikan
Pendidikan yang dilakukan dengan landasan yang kokoh maka
pelaksanaannya juga akan bagus, benar, tidak akan terjadi kesalahan yang
merugikan, sehingga pendidikan menjadi efisien, efektif dan berkaitan
dengan kebutuhan individu, masyarakat dan pembangunan.
Contoh: Pada praktek pendidikan guru diharapkan melaksanakan tugas
sesuai dengan semboyan “tut wuri handayani” yang memiliki arti dari
depan memberi contoh, dari tengah memberi semangat, dari belakang
memberi dorongan. Yang dimakud dari semboyan tersebut yaitu seorang
guru harus memberi contoh yang baik, harus bisa menciptakan ide, dan
guru harus memberikan arahan dan dorongan kepada murid. Namun,
lambat laun perbuatan guru lebih sering bertentangan dengan semboyan,
misalnya: guru kurang menghargai bakat siswa kaena yang dipandang guru
itu semua siswa sama dan tidak memiliki perbedaan individual. Pada
contoh ini, jika guru tidak memahami dan meyakini simbol tersebut, maka
perbuatan pada praktek pendidikannya tidak bertitik tolak pada semboyan.
Jika guru memahami dan meyakini semboyan “tut wuri handayani” maka
guru akan melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan landasan
pendidikan dan tidak akan ada kesalahan.
D. Fungsi Individual Dan Fungsi Sosial Pendidikan Bagi Kehidupan Manusia
1. Lingkungan Pendidikan
Perkembangan peserta didik dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, makhluk hidup, perikehidupan, dan kesejahteraannya.
Lingkungan pendidikan adalah faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap praktek pendidikan atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial (Kunaryo,
1999:62). Pendidikan sangat berperan dalam membentuk pribadi menjadi
baik atau buruknya seseorang. Secara umum fungsi lingkungan pendidikan
yaitu membantu peserta didik berinteraksi dengan lingkungan di sekitar dan
mengajarkan tingkah laku umum untuk peranan tertentu. Kehidupan
8
manusia dipengaruhi oleh lingkungan baik formal maupun non formal,
diantaranya; Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat.
9
Sekolah merupakan lembaga formal yang disiapkan untuk
melestarikan warisan budaya masyarakat dan untuk proses memajukan
masyarakat. Proses pendidikan berlangsung untuk menjadikan
seseorang mengenal dan menyadari dirinya dan bertanggung jawab
mengembangkan masyarakat atau dengan kata lain mendewasakan
manusia. Di sisi lain, sekolah dihadapkan pada perkembangan budaya
yang sangat pesat, perubahan tersebut menjadikan sekolah mempunyai
misi sebagai alat untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai tuntutan
perkembangan masyarakat.
Tugas utama sekolah yaitu untuk menciptakan pembelajaran yang
efektif dan efisiensi untuk mengantarkan siswa mencapai prestasi yang
memuaskan. Tanpa adanya sudut pandang seperti ini, sekolah tidak akan
mempunyai arti penting dalam melaksanakan pendidikan. Proses
organisasi menemukan pentingnya manajemen sekolah untuk
menciptakan kultur, iklim, dan etos kerja yang efektif agar tercipta
keefektifan proses pendidikan.
Sebagai organisasi, sekolah tidak lepas dari berbagai aktifitas yang
berkaitan untuk menciptakan efesiensi dan keefektifan tujuan
pendidikan. Sekolah membutuhkan pendekatan organisasi untuk
terciptanya budaya sekolah yang mendukung proses pembelajaran.
c. Masyarakat
Peran masyarakat sebagai lingkungan pendidikan sangat penting
karena lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap perkembangan
jiwa anak didik. Pendidikan di masyarakat dimulai ketika anak lepas
dari asuhan keluarga dan di luar pendidikan sekolah. Masyarakat
merupakan lingkungan yang berada di luar lingkungan keluarga dan
sekolah. Pendidikan yang dialami di masyarakat tampak lebih luas,
meliputi segala bidang, kebiasaan, pengetahuan, sikap, kesopanan, dan
agama.
Masyarakat berperan aktif dalam bidang pendidikan, berupa
organisasi-organisasi pendidikan, sosial, politik, keagamaan, dan
sebagainya. Kelompok tersebut dilibatkan secara aktif untuk membantu
dan menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
Keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh proses pendidikan di
sekolah saja melainkan ditentukan juga oleh lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat. Karena pendidikan tidak hanya tanggung jawab
sekolah melainkan tannggung jawab semua orang. Ini mengisyaratkan
bahwa orang tua dan masyarakat memiliki peran untuk berpartisipasi,
memikirkan dan memberi bantuan dalam pengelolaan pendidikan.
Pendidikan sebenarnya sudah dimulai sejak adanya makhluk yang
bernama manusia, yang berarti bahwa pendidikan itu berkembang dan
berperose bersama sama dengan proses perkembangan hidup dan
kehidupan manusia itu sendiri. Fungsi dan tugas pendidikan sebagai alat
untuk mengembangkan kepribadian, memanusiakan manusia,
10
mengembangkan berbagai potensi kemanusiaan, mengembangkan
berbagai keterampilan hidup, mempersiapkan anak untuk dapat
melaksanakan tugas hidup dan memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya
sendiri, mengantarkan anak pada kehidupan yang baik.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang berakal dan ingin mengetahui segala
sesuatu maka dari itu manusia memerlukan pendidikan untuk mengembangkan
kehidupannya agar lebih terarah. Hal yang membedakan manusia dengan hewan
ialah manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk
mempertinggi kualitas hidupnya. Maka dari itu hewan tidak membutuhkan
pendidikan karena hewan makhluk hidup yang tak berakal.
Landasan Filosofis Pendidikan merupakan asumsi filosofis yang digunakan
untuk titik tolak dalam studi pendidikan dan praktek pendidikan. Dengan adanya
studi pendidikan kita mendapat pemahaman tentang landasan-landasan
pendidikan untuk dijadikan titik tolak praktek pendidikan yang bersifat filsafiah.
Lingkungan sangat berpengruh terhadap pendidikan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan itu sendiri. Jika lingkungan mendukung akan tercipta
pendidikan dengan kualitas yang baik.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah kami ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Munir. 2018. Pengantar Ilmu Peendidikan. Lembaga penerbit kampus IAIN
PALOPO.
13