Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dansesuai dengan
harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak … (nama dosen pengampu mata kuliah) sebagai
dosen pengampu mata kuliah pengantar ilmu pendidikan yang telah membantu memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah
ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................................

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat manusia dan pendidikan

B. Hubungan Antara hakekat manusia dan pendidikan

C. Dimensi kemanusiaan dan pendidikan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hakikat manusia dilihat dari sisi penciptaannya adalah makhluk sempurna karena dibekali oleh akal.
Maka dengan akal itulah manusia akan selalu berfikir tentang kelangsungan hidupnya dan generasi
penerusnya. Manusia akan melakukan banyak cara untuk bertahan baik untuk dirinya maupun
keturunan atau generasinya, sekaligus meningkatkan kualitas kehidupannya baik fisik maupun non fisik
yang berlangsung secara alami.

Seiring perkembangan peradaban manusia, pendidikan dilaksanakan secara lebih sistematis dan
terorganisir dalam bentuk bentuk pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini manusia pada dasarnya
bisa sebagai subyek sekaligus obyek dari pendidikan. Sebagai subyek pendidikan berarti mereka
berperan aktif dalam proses dan pelaksanaannya, mereka bertanggungjawab sebagai perencana,
pengelola sekaligus pihak yang harus mengevaluasi dan mengawasi proses berlangsungnya pendidikan
tersebut. Sedangkan sebagai obyek berarti mereka menjadi sasaran yang harus digarap dan dituju oleh
pendidikan (khususnya manusia yang belum dewasa).

B. Rumusan masalah

1. Pengertian hakekat manusia dan pendidikan?

2. Apa hubungan antara hakekat manusia dan pendidikan ?

3. Apa saja dimensi kemanusiaan dan pendidikan?

4. Konsep dasar pendidikan

C. Tujuan

Untuk mengetahui pengertian hakekat manusia dan pendidikan, apa saja hubungan antara hakekat
manusia dan pendidikan, dan apa dimensi kemanusiaan dan pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat manusia dan pendidikan

1. Pengertian hakekat manusia

Hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsip dalam kurung
jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Adanya sifat hakikat tersebut
memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa sehingga derajatnya lebih
tinggi daripada hewan. Wujud sifat hakikat manusia dengan maksud menjadi masukan dalam
membenahi konsep pendidikan yaitu:

 Kemampuan menyadari diri


 Kemampuan bereksistensi
 Pemilikkan kata hati
 Moral
 Kemampuan bertanggung jawab
 Rasa kebebasan
 Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
 Kemampuan menghayati kebahagiaan

2. Pengertian hakekat pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya akan mencabut kegiatan mendidik mengajar dan melati
kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai titik
maka dalam pelaksanaannya kegiatan tadi harus berjalan secara serempak dan terpadu
berkelanjutan serta serasi dengan perkembangan anak didik serta lingkungan hidup dan
berlangsung seumur hidup.

Pekerjaan mandiri menjauh banyak hal yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan
perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik kesehatan keterampilan pikiran
perasaan kemaluan sosial sampai pada perkembangan iman semua ditangani oleh pendidik.
Berarti pendidikan termasuk membuat manusia lebih sempurna membuat manusia
meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiah menjadi berbudaya titik adalah membudayakan
manusia.

B. Hubungan hakekat manusia dan pendidikan

A. ASAS – ASAS KEHARUSAN ATAU PERLUNYA PENDIDIKAN BAGI MANUSIA

1. Manusia sebagai Makhluk yang Belum selesai


Manusia tidak bisa menciptakan dirinya sendiri, beradanya manusia di dunia bukan juga karena
hasil evolusi tanpa Pencipta sebagaimana diyakini penganut Evolusionisme, melainkan sebagai
ciptaan Tuhan. Manusia bereksistensi di dunia. Artinya, manusia secara aktif “mengadakan”
dirinya, tetapi bukan dalam arti menciptakan dirinya sebagaimana Tuhan menciptakan manusia,
melainkan manusia harus bertanggung jawab atas keberadaan dirinya, ia harus bertanggung
jawab menjadi apa atau menjadi apa nantinya. Berinteraksi berarti merencanakan, berbuat, dan
menjadi sehingga dengan demikian setiap manusia dapat menjadi lebih atau kurang dari
keadaannya. Dalam kalimat lain dapat dinyatakan bahwa manusia sebagai makhluk yang terbuka
manusia ada makhluk yang belum selesai"mengadakan"dirinya.contohnya: manusia lahir dalam
keadaan tidak berdaya sehingga memerlukan bantuan orang tuanya atau orang lain dan selain
itu manusia harus mengejar masa depan untuk mencapai tujuannya.

2. Tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia

sejak sejak kelahirannya manusia memang adalah manusia, tetapi tidak secara otomatis menjadi
manusia dalam arti dapat memenuhi dalam berbagai aspek hakikat manusia. sebagai individu atau
pribadi manusia bersifat otonom, ia bebas menentukan pilihannya, tetapi bahwa bebas itu selalu berarti
terikat pada nilai-nilai tertentu yang menjadi pilihannya dan dengan kebebasan itu hampir pribadi wajib
bertanggung jawab serta akan diminta mempertanggungjawabkannya. Sebab itu tidak ada makna lain
bahwa berada sebagai manusia adalah mengembangkan tugas dan mempunyai tujuan untuk menjadi
manusia atau bertugas mewujudkan berbagai aspek hakikat manusia. Karl Jaspers menyatakan dalam
kalimat: " to be a man is to become a man", ada sebagian manusia adalah menjadi manusia (Fuad hasan,
1973). Implikasinya jika seseorang tidak selalu berupaya untuk menjadi manusia maka ia tidaklah berada
sebagai manusia.

3. Perkembangan manusia bersifat terbuka.

Manusia dilahirkan ke dunia dengan mengemban suatu keharusan untuk menjadi manusia, ia
diciptakan dengan susunan yang baik dan berbagai potensial untuk menjadi manusia. Namun demikian,
dalam kenyataan hidupnya, perkembangan manusia bersifat terbuka atau mengandung berbagai
kemungkinan. Manusia mungkin berkembang menjadi manusia yang sesuai kodrat dan martabak
martabat kemanusiaannya atau sebaliknya mungkin pula ia berkembang ke arah yang kurang sesuai
bahkan tidak sesuai dengan kodrat dan martabat kemanusiaannya.contohnya: manusia memiliki
kesempatan memperoleh kepandaian, sehat jasmani rohani, tata krama yang baik, tujuan hidupnya.
Demikian halnya dengan kesadaran akan tujuan hidupnya, kemampuan hidup sesuai individualisme,
sosialitasnya, tidak dibawa manusia sejak kelahirannya melainkan harus diperoleh manusia melalui
belajar, melalui bantuan berupa pengajaran, bimbingan, latihan, dan kegiatan lainnya yang dapat
dirangkum dalam istilah pendidikan."man can become man through education only". Demikian
pernyataan Immanuel kant dalam teori pendidikannya.

B. Asas-asas kemungkinan pendidikan

Ada lima asas antropologi mendasari kesimpulan bahwa manusia mungkin dididik atau dapat dididik.
1 asas potensialitas

telah dikemukakan berbagai potensi yang memiliki oleh manusia yang memungkinkan mampu menjadi
manusia, tetapi itu memerlukan suatu sebab, yaitu pendidikan titik contohnya dalam aspek kesulitan,
manusia diharap mampu berperilaku sesuai dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang
diakui titik ini adalah salah satu tujuan pendidikan atau sosok manusia ideal berkenaan dengan dimensi
moralitas. Apakah manusia dapat atau mungkin mendidik untuk mencapai tujuan tersebut? Jawabannya
adalah dapat atau mungkin rumah sebab manusia memiliki potensi untuk berbuat baik.

2. Asas dinamika manusia selalu aktif baik dalam aspek fisiologis maupun spiritualnya. Ia selalu ingin
mengejar segala hal yang lebih dari apa yang telah mereka dapatkan. Ia berusaha mengkualisasikan diri
menjadi manusia yang ideal, baik dalam rangka interaksi atau komunikasinya. Jadi tujuan dari sudut
pendidik, pendidikan dilakukan dalam rangka membantu manusia atau peserta didik agar membantu
manusia agar menjadi manusia ideal titik-titik manusia itu sendiri memiliki dinamika untuk menjadi
manusia ideal titik karena itu, dimensi dinamika mengaplikasikan bahwa manusia akan mampu untuk
dididik.

3. Asas individualitas individu antara lain memiliki kesendirian, ia berbeda dengan yang lainnya yang
memiliki keinginan untuk menjadi dirinya sendiri titik pendidikan dilaksanakan untuk membantu
manusia dalam mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya.

4. Asas sosialitas manusia itu makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dengan kehidupan
bersama dengan sesamanya akan terjadi hubungan timbal balik. Kenyataan ini memberikan
kemungkinan manusia untuk dapat Didik titik sebab, pendidikan itu dapat disampaikan melalui interaksi
antar sesama manusia dan dari interaksi itulah manusia dapat belajar secara langsung.

5. Asas moralitas manusia memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk, Karena pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk berperilaku baik atau buruk.
Pendidikan hakikatnya bersifat normatif artinya dilaksanakan dalam nilai dan sistem tertentu serta
diarahkan untuk menjadi manusia yang ideal, yaitu manusia yang sesuai dengan nilai atau norma yang
bersumber dari agama maupun budaya yang diakui.

C. Konsep dasar pendidikan

Ada beberapa konsepsi dasar pendidikan yang akan dilaksanakan yaitu:

1 bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup.

2 bahwa bertanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.

3 pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki
kemampuan dan kepribadian yang berkembang

D. Dimensi kemanusiaan dan pendidikan


Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Subjek objek atau sasaran pendidikan adalah
manusia. Pendidikan bermassa membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi
kemanusiaan titik oleh karena keberadaan manusia yang tidak dapat terlepas dari lingkungannya maka
berlangsungnya proses pendidikan ini selamanya akan berkaitan erat dengan lingkungan dan akan saling
mempengaruhi secara timbal balik potensi-potensi manusia dapat dikembangkan melalui pengalaman
titik pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi secara efektif dan efisien antara manusia dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia. Interaksi manusia dengan
lingkungannya secara efektif dan efisien yang memberikan pengalaman yang dapat mengembangkan
potensi-potensi kemanusiaan itulah yang disebut dengan pendidikan titik oleh karena itu sebelum
mempelajari dimensi kemanusiaan perlu diketahui apa itu hakikat manusia

Menurut Pratiwi 2012 hakekat merupakan sesuatu yang mesti ada pada sesuatu dan jika sesuatu itu
tidak ada maka sesuatu tidak terwujud. Jadi hakikat manusia adalah sesuatu yang pasti ada pada
manusia dan sesuatu yang dimiliki dari manusia yang satu dengan yang lain itu berbeda titik padahal
hakikatnya manusia terdiri 4 dimensi manusia yang dibawa dari lahir. Adapun dimensi-dimensi tersebut
adalah dimensi ke individuan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi keberagaman.

A. Dimensi keindividuan

Manusia sebagai makhluk individual mempunyai arti bahwa manusia sebagai seorang yang utuh, yang
tidak dapat dibagi antara kesatuan fisik dan psikis sebagai individual, manusia merupakan makhluk yang
unik berbeda antara yang satu dengan yang lain titik hal itu pun terlihat pada diri setiap manusia yang
mempunyai dunianya sendiri mereka secara sadar ingin menunjukkan eksitensinya, ingin menjadi
dirinya sendiri, dan bebas bercita-cita. Menurut Irfan 2008, manusia sebagai individu memiliki hak
sebagai kodrat alami atau sebagai anugerah Tuhan kepadanya. Hak asasi sebagai pribadi terutama hak
hidup, hal kemerdekaan dan hak memiliki titik konsekuensi dari adanya hak yaitu manusia menyadari
kewajiban-kewajiban, tanggung jawab sosial.

1. Perkembangan dimensi keindividuan.

Agar individual berkembang menjadi lebih baik maka perlu adanya pendidikan guna mengembangkan
anak didik dalam menolong dirinya sendiri titik untuk menolong dirinya tersebut anak didik perlu
mendapatkan pengalaman dalam mengembangkan aspek kognitif yaitu kapasitas pikir dan daya
intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
aspek psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan mengembangkan kreativitas dan keterampilan,
dan aspek efektif yaitu kualitas keimanan, ketakwaan kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian unggul serta kompetensi estetis. Oleh karena itu agar aspek-aspek
di atas dapat terpenuhi, usaha yang dapat dilakukan pendidik di samping mengajarkan pelajaran yaitu
menciptakan suasana belajar dan menyenangkan dan mengajarkan peserta didik menjadi anak yang
berpikir kritis, mengajarkan sopan santun dan bertanggung jawab. Hal lain yang perlu dilakukan yaitu
mendidik perlu memvariasi metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai titik sehingga dengan pelayanan pendidikan yang tepat akan melahirkan individu-individu yang
memiliki kepribadian yang mantap.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi keindividuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi individuan ada dua macam, yaitu faktor dari dalam (internal) dan
faktor dari luar ( eksternal).

a. Faktor internal

Faktor internal adalah penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasarkan dunia
di dalam dirinya. Adapun faktor ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu diri identitas, diri pelaku, dan diri
penerimaan atau penilaian.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah penilaian dirinya melalui hubungan sosialnya atau hal-hal lain di luar dirinya.
Adapun faktor eksternalnya meliputi diri fisik, lirik etnik moral diri pribadi, diri keluarga dan diri sosial.

B. Dimensi kesosialan

Dimensi kesosialan merupakan dimensi yang didasarkan pada tiap-tiap individu yang diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungannya dan menjalani komunikasi yang baik di mana dalam kehidupan
sehari-harinya tidak menyebabkan perpecahan antara satu dengan yang lain sehingga tercipta
masyarakat yang rukun, aman, dan tentram. Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial tampak nyata
bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu hidup tanpa bantuan orang lain manusia hidup saling
bergantung, berhubungan dan saling membutuhkan.

1. Perkembangan dimensi kesosialan

Proses terbentuknya dimensi sosial dan perkembangannya dalam pendidikan pada diri manusia tampak
lebih jelas pada dorongan untuk bergaul titik dengan adanya dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin
bertemu dengan sesamanya sebagai anggota masyarakat, seseorang berkewajiban untuk berperan dan
menyesuaikan diri serta bekerja sama dengan masyarakat.

2. Faktor yang mempengaruhi dimensi kesosialan

Menurut Budianto 2012 faktor yang mempengaruhi perubahan sosial

a faktor intern

1. Bertambah atau berkurangnya penduduk


2. Penemuan-penemuan baru
3. Konflik dalam masyarakat
4. Pemberontakan

b. Faktor ekstern

1. Perubahan lingkungan fisik manusia (bencana alam)


2. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
3. Peperangan

C. Dimensi kesusilaan

Susila berarti dari kata su dan sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. persoalan kesusilaan
selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Nilai kehidupan berupa norma yang berlaku masyarakat dan
moral yaitu ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan. Dalam moral diajarkan segala perbuatan
yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu perbuatan yang dinilai buruk yang. Pada hakikatnya
manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, serta melaksanakannya sehingga disebut
manusia itu adalah makhluk susila.

1. Perkembangan dimensi kesusilaan hanya manusia saja yang mampu menghayati norma-norma dan
nilai-nilai dalam kehidupan sehingga dapat menetapkan pilihan tingkah laku yang baik dan buruk dan
yang buruk bagi manusia Indonesia norma-norma dan nilai-nilai yang perlu dikembangkan adalah nilai-
nilai universitas yang diakomodasi dan diapintasi dalam nilai-nilai khas yang terkandung dalam budaya
bangsa. Sehingga manusia Indonesia yang ideal adalah manusia yang memiliki pikiran ide, gagasan yang
teriristal dalam kelima nilai dasar dalam Pancasila atau Gandhi.

2. Faktor yang mempengaruhi dimensi kesusilaan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kesusilaan manusia pada lingkungan keseharian pada dasarnya seseorang diharapkan
mampu memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam unsur masyarakat.
Pengalaman di sini tidak hanya pengalaman semata, namun harus diajarkan dan diserapi diresapi
sedemikian mungkin sampai terciptanya lingkungan yang harmonis dan itu terus berkelanjutan.

D. Dimensi keberagaman

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius. Beragama merupakan kebutuhan manusia Karena
manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bersandar titik manusia sebagai
makhluk beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya sesuai dengan
keyakinannya masing-masing. Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang,
doa-doa, maupun meditasi. Jauh sikapnya hubungan ditandai dengan titik tertinggi rendahnya keimanan
dan ketakwaan manusia yang bersangkutan titik di dalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan
kepercayaan yang dianutnya berbeda-beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang
mencerminkan adanya saling pengertian, menghargai kedamaian, ketentraman, dan persahabatan.

1. Perkembangan dimensi keberagaman

Proses perkembangan agama dalam pendidikan dilatarbelakangi dengan semakin merosotnya moral
manusia dalam ruang lingkup keseharian saat ini. Hal inilah yang menjadi tujuan dalam pendidikan, yang
bertujuan membina dan mendidik seseorang agar menjadi manusia yang bermoral dan berakhlak

2. Faktor yang mempengaruhi dimensi keberagaman

a. Pembentukan inti
1. Pembentukan kata hati nurani

2. Pembentukan niat dalam melakukan kegiatan

b. Pembentukan kebiasaan

1. Biasa berbentuk berbuat baik pada Tuhan

2. Biasa berbuat baik terhadap sesama manusia

3. Biasa berbuat baik terhadap makhluk Tuhan yang lainnya

c. Pembentukan daya jiwa

Pandangan hidup yang selaras dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan
tuntunan agama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia adalah kita sebagai makhluk yang sempurna yang di ciptakan tuhan yang maha esa yang
beraneka ragam dan mempunyai perbedaan dan kelebihan masing-masing kita juga dapat mempelajari
makna

Anda mungkin juga menyukai