Oleh:
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ UT SEMARANG
( POKJAR BANYUPUTIH)
TAHUN 2020.1
MODUL I KB.2
1. Asas Potensialitas
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan berbagai potensi yang ada pada
manusia yang memungkinkan ia akan mampu menjadi manusia, tetapi untuk itu
memerlukan suatu sebab, yaitu pendidikan. Contohnya, dalam aspek kesusilaan manusia
diharapkan mampu berperilaku sesuai dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral
yang diakui. Berdasarkan hal itu maka dapat disimpulkan bahwa manusia akan dapat
dididik karena ia memiliki berbagai potensi untuk dapat menjadi manusia.
2. Asas dinamika
Jika ditinjau dari sudut pendidik, pendidikan dilakukan dalam rangka membantu
manusia (peserta didik) agar menjadi manusia ideal. Di pihak lain, manusia itu sendiri
(peserta didik) memiliki dinamika untuk menjadi manusia ideal. Oleh karena itu, dimensi
dinamika mengimplikasikan bahwa manusia akan dapat dididik.
3. Asas individualitas
Pendidikan dilaksanakan untuk membantu manusia dalam rangka
mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya. Pendidikan bukan untuk membentuk
manusia sebagaimana kehendak pendidik dengan mengabaikan dimensi individualitas
manusia (peserta didik). Di pihak lain manusia sesuai dengan individualitasnya berupaya
untuk mewujudkan dirinya. Oleh karena itu, individualitas manusia mengimplikasikan
bahwa manusia akan dapat didik.
4. Asas sosialitas
Sebagai insan sosial manusia hidup bersama dengan sesamanya, ia butuh bergaul
dengan orang lain. Dalam kehidupan bersama dengan sesamanya ini akan terjadi
hubungan pengaruh timbal balik. Setiap individu akan menerima pengaruh dari individu
yang lainnya.
5. Asas moralitas
Manusia memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan tidak baik, dan
pada dasarnya ia berpotensi untuk berperilaku baik atas dasar kebebasan dan tanggung
jawabnya (aspek moralitas).
MODUL I KB. 3
Hak untuk mendapatkan pendidikan bagi warga negara telah dinyatakan sejak
tanggal 18 Agustus 1945 ketika PPKI menetapkan UUD 1945 sebagai dasar
konstitusional negara Indonesia. Adapun kewajiban belajar telah dinyatakan sejak 1950
hingga sekarang, sekalipun terdapat berbagai kendala dan pelaksanaannya.