Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari
Berbagai Perspektif
Menurut KBBI, pendidikan memiliki makna sebagai proses mengubah sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Manusia merupakan animal educandum. Yaitu, hewan yang memerlukan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa jika tidak ada pendidikan, maka manusia tidak akan menjadi manusia atau mewujudkan kemanusiaanya. Manusia juga disebut sebagai animal educabili, yaitu hewan yang memilki kemampuan untuk dididik. Selain itu, manusia juga merupakan animal educator, yaitu memiliki kemampuan untuk mendidik. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mengetahui kebutuhan manusia terhadap pendidikan yang ditinjau dari berbagai perspektif. Hal ini berfungsi untuk mengetahui seberapa butuhnya manusia terhadap pendidikan. Perspektifnya antara lain eksistensialis, psikoanalitik, humanistik, behavioristik dan Pancasila
A. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif
Eksistensialis Manusia memiliki eksistensi di dunia, yang dimana manusia mengadakan dirinya yaitu dengan cara mempertanggungjawabkan atas keberadaan dirinya. Namun, bereksistensi berari merencanakan, b kemampuan erbuat, dan menjadi siapa nantinya. Sehingga manusia merupakan makhluk yang eksistensinya belum selesai. Manusia harus bergerak aktif dan dinamis untuk menciptakan masa depannya. Disinilah pendidikan memeiliki peran yang penting dalam pembentukan eksistensi manusia. Pendidikan akan mengarahkan manusia untuk menyempurnakan eksistensinya. Tidak hanya menyempurnakan eksistensi secara individu, namun seluruh manusia secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan manusia yang dapat menyadari dirinya. Sehingga manusia dapat membedakan dirinya, dan lingkungan sekitarnya. Kemampuan membedakan inilah yang dapat membuat dirinya sebagai subjek maupun objek. Di dalam pendidikan, manusia akan berperan sebagai keduanya. Yaitu pendidik dan yang dididik. Manusia akan terus mengembangkan dirinya selama dia tumbuh. Pengambilan jarak dengan lingkungan memungkinkan manusia mengembangkan aspek sosialnya sedangkan pengambilan jarak terhadap diri sendiri memungkinkan manusia mengembangkan aspek individualnya Selain itu, manusia memiliki kemampuan untuk menerobos ruang dan waktu, yang dimana memiliki makna bahwa manusia tidak terikat pada ruang saat itni, tetapi ia dapat menembus waktu, baik masa depan dan masa lalu. Kemampuan inilah yang membuat manusia dapat belajar dari masa lalu dan memperkirakan masa depan. Tentu saja dengan kemampuan ini, manusia membutuhkan pendidikan untuk memaksimalkan potensinya. Para pendidik akan mengajarkan mereka untuk belajar dari pengalaman, belajar mengantisipasi suatu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan serta berlatih mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya. Dalam bereksistensi, manusia memiliki kemampuan untuk menilai hal yang baik dan juga buruk, serta memiliki kemampuan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, orang lain, dan juga Tuhan. Di sinilah kepentingan pendidikan muncul sebagai penanaman moral sehingga dapat menuntun manusia untuk menambil keputusan yang tepat dengan melihat aspek kebaikan dan keburukan, serta menyadari hak dan kewajibannya.
B. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif
Psikoanalitik Berdasarkan pandangan psikoanalitik tradisional, manusia pada dasarnya digerakkan oleh dorongan instingtif. Tingkah laku seseorang ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sudah ada pada diri seseorang, tidak ditentukan oleh nasibnya tetapi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan insting biologisnya. Seorang tokoh psikoanalitik tradisional Sigmund Freud membagi struktur jiwa manusia menjadi tiga hal, yaitu das Es, das Ich dan das Uber Ich. Fungsi id adalah mendorong manusia untuk memuaskan kebutuhannya setiap saat. Fungsi ego untuk menjembatani id dengan realitas dunia luar bekerja dengan mengatur dan mengarahkan untuk memuaskan id dengan pertimbangan terhadap lingkungan. Super ego berfungsi untuk mengawasi tingkah laku atau kontrol seseorang agar selalu sesuai aturan, nilai, moral, ada istiadat yang telah tertanam pada diri seseorang. Ego tidak dipandang sebagai fungsi pengarah perwujudan id saja, melainkan sebagai fungsi pokok yang bersifat rasional dan tanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial individu. Dengan kata lain, pendidikan merupakan aspek yang penting dalam perspektif psikoanalitik karena dapat membatasi apa saja yang dapat dilakukan manusia dalam memuaskan kebutuhannya. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Pendidikan dalam pandangan psikoanalitik dapat mencegah terjadinya kekacauan yang diakibatkan manusia karena tidak adanya didikan moral.
C. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif
Humanistik Menurut perspektif humanistik, setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat unik dan kehidupannya berpusat pada dirinya. Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu pandangan atau persepsi manusia terhadap dirinya, yang bisa berubah-ubah dan fleksibel sesuai dengan pengalamannya dengan orang lain. Manusia tidak semata-mata digerakkan oleh dorongan untuk memuaskan dirinya sendiri, namun digerakkan oleh rasa tanggung jawab sosial serta oleh kebutuhan untuk mencapai segala sesuatu. Tingkah laku individu ditentukan oleh lingkungan, pembawaan, dan individu itu sendiri. Maslow memetakan kebutuhan dasar manusia menjadi lima berdasarkan prioritasnya, yaitu: - Kebutuhan fisiologis; kebutuhan manusia yang paling mendasar seperti makanan, minuman, dan udara. - Kebutuhan akan rasa aman; kebutuhan keamanan penting bagi manusia untuk bertahan hidup seperti keamanan dari bencana alam. - Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang; kebutuhan diterimanya dalam lingkungan sosial. - Kebutuhan akan penghargaan; kebutuhan mengapresiasi orang lain dan pengakuan orang lain - Kebutuhan aktualiasi diri; Kebutuhan terakhir manusia akan kebutuhan untuk menunjukkan dirinya pada orang lain. Untuk itu, rasa tanggung jawab sosial yang ada di dalam manusia harus dikembangkan melalui pendidikan. Tanpa adanya pendidikan, manusia akan cenderung untuk memenuhi kebutuhannya dengan segala cara tanpa memikirkan konsekuensinya terhadap sesama. Yang dimana sangatlah bertentangan dengan nilai moral dan tanggung jawab sosial seorang manusia.
D. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif
Behavioristik Menurut pandangan behavioristik, manusia itu seperti mesin yang tingkah lakunya dapat diukur, diramalkan, dan digambarkan. Selain insting, seluruh tingkah lakunya merupakan hasil belajar. Hasil dari belajar ini dipengaruhi oleh lingkungan. Manusia adalah makhluk yang sangat elastis, yang perilakunya sangat dipengaruhi oleh pengalamannya. Sehingga dapat dikatakan manusia dapat dibentuk dengan menciptakan lingkungan yang relevan. Oleh karena itu, dalam menciptakan lingkungan yang relevan sehingga manusia dapat menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki sifat-sifat kemanusiaan, diperlukan pendidikan untuk mendampingi mereka. Tingkah laku manusia yang tidak terdidik dapat menciptakan dampak buruk bagi lingkungannya. Dalam skenario terburuk, lingkungannya akan berubah menjadi lingkungan yang kurang relevan bagi generasi selanjutnya.
E. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif
Pancasila Pancasila adalah ideologi dan dasar negara yang merupakan hasil dari pemikiran bangsa Indonesia. Sebagai ideologi atau pandangan hidup, Pancasila menjadi landasan untuk seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar terciptanya kehidupan yang sesuai pandangan Pancasila. Konsep dari filsafat pendidikan Pancasila Notonagaro mendasarkan pada landasan ontologis hakikat manusia yang monopluralis, yaitu makhluk yang memiliki banyak unsur kodrat, tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam perspektif Pancasila, pendidikan sangatlah penting untuk meneruskan hakikat manusia yang monopluralis.
Dapat disimpulkan dari seluruh perspektif tersebut, pendidikan memilki
peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia. Manusia yang tidak menjalankan pendidikan akan kekurangan nilai-nilai kemanusiaannya yang membuatnya menjadi manusia seutuhnya. Daftar Pustaka