Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ilham Fauzan

NIM : 1512622027
Prodi : PTIK B

Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari


Berbagai Perspektif

Menurut KBBI, pendidikan memiliki makna sebagai proses mengubah sikap


dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Manusia merupakan animal educandum.
Yaitu, hewan yang memerlukan pendidikan. Dapat dikatakan bahwa jika tidak ada
pendidikan, maka manusia tidak akan menjadi manusia atau mewujudkan
kemanusiaanya.
Manusia juga disebut sebagai animal educabili, yaitu hewan yang memilki
kemampuan untuk dididik. Selain itu, manusia juga merupakan animal educator,
yaitu memiliki kemampuan untuk mendidik.
Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mengetahui kebutuhan manusia
terhadap pendidikan yang ditinjau dari berbagai perspektif. Hal ini berfungsi untuk
mengetahui seberapa butuhnya manusia terhadap pendidikan. Perspektifnya antara
lain eksistensialis, psikoanalitik, humanistik, behavioristik dan Pancasila

A. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif


Eksistensialis
Manusia memiliki eksistensi di dunia, yang dimana manusia mengadakan
dirinya yaitu dengan cara mempertanggungjawabkan atas keberadaan dirinya.
Namun, bereksistensi berari merencanakan, b kemampuan erbuat, dan menjadi siapa
nantinya. Sehingga manusia merupakan makhluk yang eksistensinya belum selesai.
Manusia harus bergerak aktif dan dinamis untuk menciptakan masa depannya.
Disinilah pendidikan memeiliki peran yang penting dalam pembentukan
eksistensi manusia. Pendidikan akan mengarahkan manusia untuk menyempurnakan
eksistensinya. Tidak hanya menyempurnakan eksistensi secara individu, namun
seluruh manusia secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan manusia
yang dapat menyadari dirinya. Sehingga manusia dapat membedakan dirinya, dan
lingkungan sekitarnya. Kemampuan membedakan inilah yang dapat membuat
dirinya sebagai subjek maupun objek. Di dalam pendidikan, manusia akan berperan
sebagai keduanya. Yaitu pendidik dan yang dididik. Manusia akan terus
mengembangkan dirinya selama dia tumbuh. Pengambilan jarak dengan lingkungan
memungkinkan manusia mengembangkan aspek sosialnya sedangkan pengambilan
jarak terhadap diri sendiri memungkinkan manusia mengembangkan aspek
individualnya
Selain itu, manusia memiliki kemampuan untuk menerobos ruang dan waktu,
yang dimana memiliki makna bahwa manusia tidak terikat pada ruang saat itni,
tetapi ia dapat menembus waktu, baik masa depan dan masa lalu. Kemampuan inilah
yang membuat manusia dapat belajar dari masa lalu dan memperkirakan masa
depan. Tentu saja dengan kemampuan ini, manusia membutuhkan pendidikan untuk
memaksimalkan potensinya. Para pendidik akan mengajarkan mereka untuk belajar
dari pengalaman, belajar mengantisipasi suatu keadaan dan peristiwa, belajar
melihat prospek masa depan serta berlatih mengembangkan daya imajinasi dan
kreativitasnya.
Dalam bereksistensi, manusia memiliki kemampuan untuk menilai hal yang
baik dan juga buruk, serta memiliki kemampuan bertanggung jawab terhadap diri
sendiri, orang lain, dan juga Tuhan. Di sinilah kepentingan pendidikan muncul
sebagai penanaman moral sehingga dapat menuntun manusia untuk menambil
keputusan yang tepat dengan melihat aspek kebaikan dan keburukan, serta
menyadari hak dan kewajibannya.

B. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif


Psikoanalitik
Berdasarkan pandangan psikoanalitik tradisional, manusia pada dasarnya
digerakkan oleh dorongan instingtif. Tingkah laku seseorang ditentukan dan
dikontrol oleh kekuatan psikologis yang sudah ada pada diri seseorang, tidak
ditentukan oleh nasibnya tetapi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan insting
biologisnya.
Seorang tokoh psikoanalitik tradisional Sigmund Freud membagi struktur
jiwa manusia menjadi tiga hal, yaitu das Es, das Ich dan das Uber Ich. Fungsi id
adalah mendorong manusia untuk memuaskan kebutuhannya setiap saat. Fungsi ego
untuk menjembatani id dengan realitas dunia luar bekerja dengan mengatur dan
mengarahkan untuk memuaskan id dengan pertimbangan terhadap lingkungan.
Super ego berfungsi untuk mengawasi tingkah laku atau kontrol seseorang agar
selalu sesuai aturan, nilai, moral, ada istiadat yang telah tertanam pada diri
seseorang. Ego tidak dipandang sebagai fungsi pengarah perwujudan id saja,
melainkan sebagai fungsi pokok yang bersifat rasional dan tanggung jawab atas
tingkah laku intelektual dan sosial individu.
Dengan kata lain, pendidikan merupakan aspek yang penting dalam perspektif
psikoanalitik karena dapat membatasi apa saja yang dapat dilakukan manusia dalam
memuaskan kebutuhannya. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk
lainnya. Pendidikan dalam pandangan psikoanalitik dapat mencegah terjadinya
kekacauan yang diakibatkan manusia karena tidak adanya didikan moral.

C. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif


Humanistik
Menurut perspektif humanistik, setiap manusia hidup dalam dunia
pengalaman yang bersifat unik dan kehidupannya berpusat pada dirinya. Perilaku
manusia berpusat pada konsep diri, yaitu pandangan atau persepsi manusia terhadap
dirinya, yang bisa berubah-ubah dan fleksibel sesuai dengan pengalamannya dengan
orang lain. Manusia tidak semata-mata digerakkan oleh dorongan untuk memuaskan
dirinya sendiri, namun digerakkan oleh rasa tanggung jawab sosial serta oleh
kebutuhan untuk mencapai segala sesuatu. Tingkah laku individu ditentukan oleh
lingkungan, pembawaan, dan individu itu sendiri. Maslow memetakan kebutuhan
dasar manusia menjadi lima berdasarkan prioritasnya, yaitu:
- Kebutuhan fisiologis; kebutuhan manusia yang paling mendasar seperti makanan,
minuman, dan udara.
- Kebutuhan akan rasa aman; kebutuhan keamanan penting bagi manusia untuk
bertahan hidup seperti keamanan dari bencana alam.
- Kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang; kebutuhan diterimanya dalam
lingkungan sosial.
- Kebutuhan akan penghargaan; kebutuhan mengapresiasi orang lain dan pengakuan
orang lain
- Kebutuhan aktualiasi diri; Kebutuhan terakhir manusia akan kebutuhan untuk
menunjukkan dirinya pada orang lain.
Untuk itu, rasa tanggung jawab sosial yang ada di dalam manusia harus
dikembangkan melalui pendidikan. Tanpa adanya pendidikan, manusia akan
cenderung untuk memenuhi kebutuhannya dengan segala cara tanpa memikirkan
konsekuensinya terhadap sesama. Yang dimana sangatlah bertentangan dengan nilai
moral dan tanggung jawab sosial seorang manusia.

D. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif


Behavioristik
Menurut pandangan behavioristik, manusia itu seperti mesin yang tingkah
lakunya dapat diukur, diramalkan, dan digambarkan. Selain insting, seluruh tingkah
lakunya merupakan hasil belajar. Hasil dari belajar ini dipengaruhi oleh lingkungan.
Manusia adalah makhluk yang sangat elastis, yang perilakunya sangat dipengaruhi
oleh pengalamannya. Sehingga dapat dikatakan manusia dapat dibentuk dengan
menciptakan lingkungan yang relevan.
Oleh karena itu, dalam menciptakan lingkungan yang relevan sehingga
manusia dapat menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang memiliki sifat-sifat
kemanusiaan, diperlukan pendidikan untuk mendampingi mereka. Tingkah laku
manusia yang tidak terdidik dapat menciptakan dampak buruk bagi lingkungannya.
Dalam skenario terburuk, lingkungannya akan berubah menjadi lingkungan yang
kurang relevan bagi generasi selanjutnya.

E. Kebutuhan Manusia terhadap Pendidikan Ditinjau dari Perspektif


Pancasila
Pancasila adalah ideologi dan dasar negara yang merupakan hasil dari
pemikiran bangsa Indonesia. Sebagai ideologi atau pandangan hidup, Pancasila
menjadi landasan untuk seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara agar terciptanya
kehidupan yang sesuai pandangan Pancasila. Konsep dari filsafat pendidikan
Pancasila Notonagaro mendasarkan pada landasan ontologis hakikat manusia yang
monopluralis, yaitu makhluk yang memiliki banyak unsur kodrat, tetapi merupakan
satu kesatuan yang utuh.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam perspektif
Pancasila, pendidikan sangatlah penting untuk meneruskan hakikat manusia yang
monopluralis.

Dapat disimpulkan dari seluruh perspektif tersebut, pendidikan memilki


peranan yang sangat penting dalam menciptakan manusia. Manusia yang tidak
menjalankan pendidikan akan kekurangan nilai-nilai kemanusiaannya yang
membuatnya menjadi manusia seutuhnya.
Daftar Pustaka

https://onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=247188

Anda mungkin juga menyukai