Anda di halaman 1dari 4

RESUME DASAR-DASAR KEPENDIDIKAN

Dosen Pengampu : Imroatun S.Pd.I, M.Ag.

Disusun Oleh:

Muhamad Abdulah 221210118


PAI 4 D
HUBUNGAN ANTARA PERKEMBANGAN MANUSIA DAN PENDIDIKAN

1. Pengembangan Dimensi Manusia


Hakikat manusia pada dasarnya perlu dikembangkan. Pengembangan berbagai potensi yang
dimiliki manusia tidak dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Hal ini akan membentuk
manusia yang menuju ke arah kesempurnaan.
a. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu.
Dalam rangka mengembangkan manusia sebagai makhluk individu, maka pendidikan
berkewajiban mengembangkan peserta didik untuk mampu berlaku mandiri. Oleh sebab itu, tujuan
pendidikan lebih diarahkan pada pengembangan pribadi yang mandiri. Berbagai pengalaman di
dalam pengembangan konsep, prinsip, generalisasi, kreatifitas, kehendak, tanggung jawab, dan
berbagai keterampilan perlu didapat oleh peserta didik. Hal ini dengan maksud untuk dapat
menolong dirinya sendiri. sehingga berbagai aspek kognitif afektif dan psikomotor yang dimiliki
anak dapat berkembangan maksimal. Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola
tingkah laku dan pengendalian diri yang kuat dan tidak sekedar dorongan instingtif, pola tingkah
laku dan pengendalian diri ini dapat diperoleh lewat pendidikan dan proses belajar.
b. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Sosial.
Manusia adalah makhluk yang tidak mungkin dapat berdiri sendiri dan selalu memerlukan
interaksi dengan manusia lainnya. Dalam pencapaian tujuan keperluan hidupnya selalu diperlukan
hubungan dan bantuan orang lain. Kehadiran orang lain dalam kehidupan manusia tidak hanya
penting dalam mencapai tujuan hidupnya. Namun hal ini juga merupakan sarana dalam mencapai
tujuan hidupnya. Selain itu hal ini juga sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan pengembangan
kepribadiannya. Kehidupan anak manusia yang dibesarkan oleh kelompok srigala merupakan
contoh konkrit tentang perlunya manusia belajar dari kelompok manusia. Tujuan pendidikan yang
menagarah pada pengembangan manusia sebagai makhluk sosial adalah membentuk manusia yang
dapat bekerja sama dengan orang lain dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial sekitarnya.
Perlu diingat keseimbangan antara pengembangan manusia sebagai makhluk individu dan
pengembangannya sebagai makhluk sosial.
c. Pengembangan Manusia Sebagai Makhluk Susila.
Aspek yang tidak kalah pentingnya dalam kehidupan manusia adalah pengembangan manusia
sebgai makhluk susila, karena hanya manusia yang memiliki kesadaran dalam menghayati dan
mematuhi norma dan nilai-nilai dalam kehidupannya, karena dengan akalnya manusia dapat
menetapkan dan memilih norma yang baik dan buruk untuk diterapkan sebagai pola perilaku
kehidupannya. Dengan pendidikan akan dapat diusahakan terbinanya manusia-manusia
pendukung norma, kaidah dan norma susila yang dijunjung masyarakat. Dengan kemampuan
akalnya manusia dapat mencerna berbagai konsep menyangkut nilai, dan dengan akalnya pula
manusia diharapkan dapat menerima latihan dan pendidikan, untuk kemudian dapat memilih mana
perilaku yang cocok dengan norma masyarakat, ataupun norma agama serta terinternalisasi nilai-
nilai luhur dalam kehidupannya. 1

2. Hakikat Pendidikan
Hakekat pendidikan menurut Ibn Khaldūn dan John Dewey memiliki titik temu pada proses
pemanusiaan, hanya saja pada konsep Ibn Khaldūn dimaknai sebagai proses-proses yang bertujuan
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, mengembangkan potensi (fitrah) serta
terwujudnya kemampuan manusia untuk melaksanakan tugas-tugas keduniaan dengan baik demi
terciptanya peradaban umat manusia. Sedangkan John Dewey hakekat pendidikannya adalah
pembebasan manusia (perserta didik) dari tindakan dominasi, otoriter menuju pada demokratis,
dengan melalui proses humanisasi yang merupakan pengukuhan manusia sebagai subyek,
memiliki kekuatan, kemampuan dan pola yang berpotensi sebagai dorongan untuk memilih dan
mengubah duniannya dan memecahkan persoalan yang terjadi.

3. Hubungan Perkembangan Manusia Dan Pendidikan


Pengembangan dimensi-dimensi kemanusiaan selama ini dilakukan, salah satunya dengan
pendidikan. Manusia merupakan makhluk yang bergelut secara intens dengan pendidikan. Itulah
sebabnya manusia dijuluki sebagai animal educandum dan animal educandus secara sekaligus,
yaitu sebagai mahkluk yang dididik dan makhluk yang mendidik. Dengan kata lain, manusia
adalah makhluk yang senantiasa terlibat dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan terhadap
orang lain maupun terhadap dirinya sendiri. 2

1
Ichsan Anshory dan Ima Wahyu Putri Utami, Pengantar Pendidikan, (Universitas Muhammadiyah Malang: UMM
Press, 2018), 13-14.
2
Sukardjo, M. dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009), 1.
Pada awalnya peradabannya manusia tidak dapat lari secepat kuda, tidak dapat terbang seperti
burung, tidak dapat menyelam lama seperti ikan, tidak punya tenaga sekuat gajah, serta
kemampuan-kemampuan lain. Anugerah akal-pikirnya menjadikan manusia pada tingkat-tingkat
perkembangan peradabannya setapak demi setapak. Bukti tersebut mengharuskan masyarakat
manusia menyiapkan generasi berikutnya untuk mengembangkan peradaban manusia. Tugas
menyiapkan diri tersebut menjadi tugas pendidikan. Ma'arif menegaskan bahwa pendidikan
merupakan bagian terpenting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan
binatang. Binatang juga "belajar", tetapi lebih ditentukan oleh insting. Sementara itu, manusia
belajar berarti rangkaian kegiatan menuju "pendewasaan" guna menuju kehidupan yang berarti.
Tugas menyiapkan generasi penerus peradaban oleh pendidikan tersebut mendudukannya menjadi
pusat kepentingan masyarakat untuk mempertahankannya. Melalui pendidikan, transformasi
peradaban manusia berjalan lebih cepat dan tertata dengan rapi melalui pengembangan disiplin
keilmuan. Pendidikan mewariskan peradaban material dan nonmaterial yang merupakan kekayaan
manusia dan melaluinya terus-menerus disempurnakan. Penyempurnaan tersebut terus berupaya
untuk menjadikan hidup manusia lebih makmur dan sejahtera.3

3
A. Syafi’i Ma’arif, Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1991), 27.

Anda mungkin juga menyukai