Tahun : 2014
Nim : A1F118072
Prodi : PG PAUD
Dalam kenyataannya masih banyak pendidik yang belum mengetahui gambaran tentang siapa
manusia itu sebenarnya dan sifat hakikat apa saja yang dimiliki manusia yang membedakannya
dengan hewan sehingga dalam melaksanakan pendidikan belum mendapatkan hasil yang
memuaskan. Melihat kenyataan inilah penulis memandang perlunya dibahas tentang manusia dan
pendidikan : hakikat manusia dan pengembangannya.
Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia
dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi
biologisnya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak
dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan, menyusui anaknya dan pemakan segala. Bahkan
Carles Darwin (dengan teori evolusinya) telah berjuang menemukan bahwa manusia berasal dari
prima atau kera tapi ternyata gagal karena tidak ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
manusia muncul sebagai bentuk ubah dari prima atau kera. Disebut sifat hakikat manusia karena
secara Haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena
manusia mempunyai hati yang halus dan dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang
meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah
hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus
seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang
membedakan antara manusia dengan binatang.
Wujud dari sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan oleh
paham eksistensialisme dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan
,menyatakan :
1. Kemampuan Menyadari Diri
Berkat adanya kemampuan menyadari diri yang dimiliki manusia maka manusia menyadari
bahwa dirinya memiliki ciri kas atau karakteristik diri. Hal ini menyebabkan manusia dapat
membedakan dirinya dan membuat jarak dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Yang lebih
istimewa lagi manusia dikaruniai kemampuan membuat jarak diri dengan dirinya sendiri, sehingga
manusia dapat melihat kelebihan yang dimiliki serta kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
dirinya. Kemampuan memahami potensi-potensi dirinya seperti ini peserta didik harus mendapat
pendidikan dan perhatian yang serius dari semua pendidik supaya dapat menumbuh kembangkan
kemampuan mengeluarkan potensi-potensi yang ada pada dirinya.
2. Kemampuan Bereksistensi
Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan. Peserta didik diajar agar belajar dari
pengalamannya, mengantisipasi keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan dari
sesuatu serta mengembangkan imajinasi kreatifnya sejak masa kanak-kanak.
3. Kata hati
Kata hati juga sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan
sebagainya. Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik atau benar dan
yang buruk atau salah bagi manusia sebagai manusia. Untuk melihat alternatif mana yang terbaik
perlu didukung oleh kecerdasan akal budi. Orang yang memiliki kecerdasan akal budi disebut tajam
kata hatinya. Kata hati yang tumpul agar menjadi kata h
HAKIKAT PENDIDIKAN
Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya denga nbaik jika memperoleh
jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang
pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsepdasar yang
melandasinya, dan wujud pendidikan sebagi sistem. Bab II ini akan mengkaji pengertian
pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan sistem pendidikan.
PENGERTIAN PENDIDIKAN
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda
yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang
digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari
satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya tersebut mengalami proses transformasi dari
generasi tua ke generasi muda. Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok
diteruskan misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu kegiatan yang sistematis
dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi
melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang
sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.
Pendidikan sebagai penyimpana tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik
sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan
karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai
berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan
pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat
memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
a. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan
indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap
kegiatan pendidikan dazn merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
b. Proses pendidikan
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik
terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi,
yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi
ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses pendidikan yaitu
terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal.
PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan persekolahan, PSH
merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung sepanjang hidup. Ide tentang PSH
yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14 abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh
comenius 3 abad yang lalu (di abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide
formal untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian dan
penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang palingPENGERTIAN DAN
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
a. Rasional
b. Alasan keadilan
c. Alasan ekonomi
d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga, remaja, dan
emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek
Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong
oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep
kemandirian dalam belajar bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada
perolehan hasil belajar.
b. ¬Alasan yang
Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin lagi para
pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik.
Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.
Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah memahami konsep-
konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkret dan wajar sesuai
dengan situasi dan kondidi yang dihadapi dengan mengalami atau mempratekannya sendiri.
Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan penanaman nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.
UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN
Penjelasan:
Peserta Didik
Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian
oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.
Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan
dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung
jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran, latihan, dan
masyarakat.
Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik dengan
pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal
ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat
pendidikan.
Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)
Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja
untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat
efisiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang kuratif.
Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
1. Pengertian Sistem
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang
kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan
sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang amirin, 1992:11)
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan sistem Lain dan Perubahan Kedudukan dari Sistem
Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem, bidang ekonomi,
pendidikan,dan politik masing-masing sebagai sistem. Pendidikan formal, nonformal, dan informal
merupakan subsistem dari bidang pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.
Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sistem atau pun sebaliknya suatu
sistem menjadi komponen dari sistem yang lebih besar, tidak lain daripada perubahan cara
memandang ruang lingkup suatu sistem atau dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.
b. Masalah berjenjang
Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab akibat, alternatif
maslah, dan latar belakang masalah.
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang baik. Tetapi komponen
yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan sistem secara optimal, manakala komponen
tersebut tidak berhubungan secara fungsional dengan komponen lain.
Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan dengan sistem yang
lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari
kehidupan. Sedangkan segenap segi kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan
pembinaanda pengembangan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:
a. pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Masing-masing saling mengisi.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing dapat dipahami lebih
baik.
6. Pendidikan prajabatan (presenvica education) dan pendidikan dalam jabatan (inversal Education)
sebagai sebuah sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon pekerja dalam
bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud
memberikan bekal tambahan kepada orang-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-
kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar,
sedangkan bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang
pendidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal lebih difokuskan
pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu
fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.
¬Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya dapat
dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti terwujudnya
keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada sejauh mana
ketiga sub-sistem tersebut Berperanan.
Menurut ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami
oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara,
merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal
ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.
Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,
Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah.
Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu
setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian,
berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian
(pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Berdasarkan UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, kelembagaan pendidikan
dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program pendidikan.
a. Jalur Pendidikan
Penyelenggaraan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah(pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi , dan pendidikan luar sekolah atau PLS.
b. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan kedalaman bahan pengajaran(UU RI No.2
Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).
Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan kekhususan
tujuannya (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5 No. 2)
Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat atau rencana yang disusun untuk mencapai
tujuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum mencakup dua aspek yaitu aspek kesatuan nasional, dan
aspek local
Landasan yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan pendidikan dan mengenai
hal-hal yang penting seperti komponen struktur pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan
dan ketenagaan.
Sejak kemerdekaan pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem pendidikan nasional
melalui peraturan pemerintah dan undang undangan . Dan revisi itu akan terus dilakukan sejalan
tingkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan.
b. Pembaruan Kurikulum
Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/program, dan metodenya.
Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004 (KBK), dan yang terakhir adalah
kurikulum 2006.
Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan jenjang dan jenis
pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan.
Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-ketentuan yuridis yang
menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan sistem pendidikan nasional, seperti
pancasila, UUD 1945, GBHN, UU Organik Pendidikan, dan lain-lain.
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di negara kita, terutama dengan pesatnya
peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat dan
tepat. Implikasinya di dalam masyarakat sangat terasa. Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Seni merupakan kebutuhan hidup manusia. Pengembangan kualitas seni secara terprogram
menuntut tersedianya sarana pendidikan tersendiri disamping program-program lain dalam sistem
pendidikan.
Masalah kependudukan dan pendidikan bersumber pada 2 hal yaitu: pertambahan penduduk dan
penyebaran penduduk.
3. Aspirasi Masyarakat
Belakangan ini aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan pendidikan, kelayakan
pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah mereka menjalani proses pendidikan.
Keterbelakangan budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan sulit
dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena dikhawatirkan akan mengikis
kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
Permasalahan aktual pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin berkembang sejalan
dengan perkembangan zaman dan kemapanan sumber daya manusia. Masalah masalah tersebut
antara lain:
b. Masalah Kurikulum
Upaya Penanggulangan
Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut, diantaranya. :
c. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program
studi.
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan
kualitas SDM. Oleh karena itu, pendidikan juga merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh
sektor pembangunan. Bab ini akan membahas mengenai esensi pendidikan dan pembangunan, titik
temu antar keduanya, peranan pendidikan dalam pembangunan, khususnya pembangunan sistem
pendidikan nasional.
Status pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antara
keduanya
1. Pendidikan merupakan usaha ke dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha
keluar dalam diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan saran, dan seterusnya)
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya, segi
sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan pembidangan kerja..
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral tinggi. Jadi tujuan citra manusia yang dapat menjadi
sumber daya pembangunan yang manusiawi.
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem. Lingkungan
keluarga(pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan masyarakat
(pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar , pendidikan lanjutan, menengah, dan pendidikan
tinggi.
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial politik,
keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan Lainnya.
Bagian ini akan mengemukakan dua hal yaitu mengapa sistem pendidikan harus dibangun dan wujud
..
Selain itu, pengalaman manusia juga berkembang. Itulah sebabnya mengapa sistem pendidikan
sebagai sarana yang menghantar manusia untuk menemukan jawaban atas teka teki mengenai
dirinya, juga selalu disempurnakan.
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama lain saling terkait, yaitu
aspek filosofis dan keilmuan, yuridis, struktur, dan kurikulum
Aspek filosofis keilmuan dan yuridis menjadi landasan bagi aspek-aspek yang lain, karena
memberikan arah pada aspek-aspek lainnya. Meskipun aspek filosofis menjadi landasan, tetapi tidak
harus diartikan bahwa setiap terjadi perubahan filosofis dan yuridis harus diikuti dengan perubahan
aspek-aspek yang lain secara total.
Aspek filosofis berupa penggarapan tujuan nasional pendidikan. Rumusan tujuan pendidikan
nasional yang tentunya memberikan peluang bagi pengembangan hakikat manusia yang kodrati
yang berarti pula bersifat wajar. Bagi kita pengembangan sifat kodrati manusia itu pararel dengan
jiwa Pancasila.
c. ¬¬Aspek Yuridis
UUD 1945 sebagai landasan hukum pendidikan sifatnya relatif tetap. Beberapa pasal yang melandasi
pendidikan sifatnya eksplisit (pasal 31 ayat (1) dan (2); pasal (32)) maupun yang implisit (pasal 27
ayat (1) dan (2); pasal (34)).
Pasal Pasal tersebut sifatnya masih sangat global dan perlu dijabarkan lebih rinci ke dalam UU
Pendidikan seperti UU Pendidikan No. 4 Tahun 1950, UU Pendidikan No. 12 Tahun 1954 dan
disempurnakan lagi oleh UU RI No. 2 Tahun 1989.
d. Aspek Struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya pembenahan struktur
pembangunan pendidikan yang mencakup jenjang dan jenis pendidikan, lama waktu belajar dari
jenjang yang satu ke jenjang yang lai, sebagai akibat dari perkembangan sosial budaya dan politik.
e. Aspek Kurikulum
Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Tujuan kurikuler berubah, maka kurikulum
berubah pula. Perubahan tersebut dapat berupa materinya, orientasinya, pendekatannya maupun
metodenya