ANIMAL EDUCANDUM
PANDANGAN PENDIDIKAN
TENTANG MANUSIA SEBAGAI ANIMAL
EDUCANDUM
Pendahuluan
Berbicara mengenai pendidikan, berarti membahas perkembangan peradaban manusia.
Pendidikan membentuk manusia menjadi manusia tranformatif yang selalu menuju perubahan
hidup ke arah yang lebih baik.
Definisi pendidikan itu sendiri dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit
pendidikan adalah sekolah, yaitu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal. Definisi pendidikan secara luas diartikan sebagai pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.
Meskipun pendidikan dapat diartikan secara sempit maupun luas, tetapi pendidikan hanya
memiliki satu sasaran yaitu manusia. Manusia berbeda dengan mahluk-mahluk lainnya, manusia
memiliki empat dimensi yang tidak dimiliki mahluk lainnya yaitu:
1. Dimensi keindividualan.
2. Dimensi kesosialan.
3. Dimensi kesusilaan.
4. Dimensi Keberagaman
Manusia adalah subjek utama dari pendidikan, yaitu individu yang berperan sebagai pelaku
langsung untuk melakukan pengalaman belajar dalam lingkungannya. Pada dasarnya manusia
kerapkali disamakan dengan hewan. Bahkan para ahli pendidikan memandang manusia
sebagai animal educandum, yaitu mahluk yang memerlukan pendidikan.
Manusia tidak dapat disamakan dengan hewan. Manusia dilahirkan sebagai mahluk yang tidak
berdaya, yang tidak memiliki insting untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Namun, manusia dapat dididik dalam suatu proses belajar yang membutuhkan waktu lama untuk
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, atau yang dikenal dengan pendidikan.
Hal inilah yang membedakan antara manusia dengan hewan, pada umumnya hewan tidak dapat
dididik melainkan hanya dilatih melalui pemberian tekanan-tekanan, artinya latihan untuk
mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis/tidak berubah.
Pada dasarnya terdapat dua alasan dasar mengapa manusia itu harus
dididik/mendidik. Alasan pertama adalah dasar biologis dan alasan kedua adalah dasar sosio-
antropologis. Dasar biologis mengemukakan bahwa manusia lahir dengan kondisi yang tidak
dilengkapi dengan instink sempurna untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, manusia
perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan bersaing dalam lingkungan, serta pendidikan
itu dimulai ketika manusia sudah mencapai penyesuaian jasmani.
Dasar biologis ini memberikan implikasi manusia memerlukan bantuan manusia dewasa
untuk memberikan perlindungan dan perawatan sebagai masa persiapan pendidikan, serta manusia
dewasa yang tidak berhasil dididik perlu melakukan reedukasi. Dasar sosio-antropologis
mengemukakan bahwa peradaban tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan dimiliki oleh setiap
anggota masyarakat.
Dasar ini memberikan implikasi terhadapa keharusan dalam pendidikan, yaitu diperlukan
transformasi dari organisme biologis ke organisme berbudaya, diperlukan juga transmisi dan
internalisasi budaya.
Selanjutnya, juga terdapat dua alasan dasar mengapa manusia itu dapat dididik/mendidik.
Menurut dasar biologis anak dilahirkan tidak berdaya tetapi mempunyai potensi untuk berubah,
dasar inilah yang memberikan implikasi dalam pendidikan untuk dapat mendidik anak.
1. Dasar biologis
2. Implikasi
a. Anak manusia yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan tidak
menjadi manusia yang berbudaya atau bahkan mati
b. Anak memerlukan perlindungan dan perawatan, sebagai masa persiapan pendidikan.
c. Kemampuan pendidikan terbatas
d. Orang dewasa yang tidak behasil dididik perlu pendidikan kebali
3. Dasar sosio-antropologis
Peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.
a. Setiap anggota masyarakat perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan
sosial/budaya.
4. Implikasi
a. Diperlukan transformasi dari organisme biologis ke organisme yang berbudaya
b. Diperlukan transmisi budaya
c. Diperlukan internalisasi budaya, dll.
1. Dasar biologis
Anak dilahirkan tak berdaya tapi mempunyai potensi untuk berubah.
a. Anak bersifat lentur
b. Anak mempunyai otak
c. Mempunyai pusat syaraf.
2. Implikasi
a. Anak dapat menerima bantuan yang tertuju pada dapat belajar
b. Pendidikan = penyesuaian yang sempurna dari organisme biologis terhadap lingkungannya.
3. Dasar psiko-sosio-antropologis
Keragaman dan kelebihan individu
a. Individu adalah unik, berbeda-beda, ada kelebihan dan kekurangannya
b. Ada perbedaan penguasaan budaya
c. Animal sociale, sehingga ada usaha saling tolong menolong.
4. Implikasi
a. Terjadi saling pengaruh mempengaruhi, yang mempunyai kelebihan dapat memberi bantuan
kepada orang lain yang memerlukan.
b. Orang dapat menjadi pendidik karena panggilan jiwa (pendidik alami), perjanjian (pendidik
profesional).
Naturalisme
Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu
semata-mata ditentukan oleh faktor- faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinya lahir), jadi
perkembangan individu itu semata-mata tergantung kepada dasar . tokoh utama aliran ini adalah
achopenhauer, dalam artinya yang terbatas dapat kita masukkan dalam golongan ini
plato,Descartes, Lombroso, dan pengikut-pengikut lainnya. Para ahli yang mengikuti pendirian ini
biasanya mempertahankan kebenaran konsepsi ini dengan manunjukkan berbagai kesamaan atau
kemiripan antara orang tua dengan anaknya. Misalnya kalau ayahnya ahli musik maka
kemungkinan besar adalah bahwa anaknya juga akan menjadi ahli musik.
Pendidikan yang tidak sesuai bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak itu sendiri. Singkatnya, aaliran nativisme menekankan kemampuan dalam diri
anak, sehingga factor lingkungan, termasuk factor pendidikan kurang berpengaruh dalam
pendidikan anak. Karena yang berpengaruh menurut aliran ini adalah pembawaan
Apa yang telah dikemukakan diatas itu jika dipandang dari segi ilmu pendidikan tidak dapat
dibenarkan. Sebab jika benar segala sesuatu itu tergantung pada dasar, jika pengaruh lingkungan
dan pendidikan dianggap tidak ada, maka konsekuensinya kita tutup aja semua sekolah, sebab
sekolah tidak mampu mengubah anak yang membutuhkan pertolongan. Akan tetapi hal demikian
itu justru berrentangan dengan kenyataan yang kita hadap, karena sudah ternyata sejak zaman
dahulu hingga sekarang orang mendidik generasi muda, karena pendidikan itu adalah hal yang
dapat, perlu, bahkan harus dilakukan.
Jadi jelaslah bahwa menurut teori ini anak tumbuh dan berkembang tidak dipengaruhi oleh
lingkungan pendidikan sekitar, baik lingkungan sekitar yang ada sehari-hari maupun lingkungan
yang direkayasa oleh orang dewasa yang disebut pendidikan karena setiap anak akan bearkembang
sesuai pembawaannya.
2. Implikasi
a. Pendidikan berpusat pada anak (terdidik)
b. Pendidikan = pemekaran potensi
c. Pendidikan = belajar
. Konvergensi
Konvergensi artinya titik pertemuan. Pelopor aliran konvergensi adalah William stern
(1871-1939), seorang ahli jiwa berkembangsaan jerman, ia mengatakan bahwa seseorang terlahir
dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk, ia mengakui bahwa proses
perkembangan anak baik factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting.
Aliran ini menyampaikan bahwa bakat yang di bawa waktu lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya
lingkungan yang baikpun sulit mengembangan potensi anak secara optimal apabila tidak terdapat
bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang diharapkan anak tersebut, dengan demikian
paham ini mengabungkan antara pembawaan sejak lahir dan lingkungan yang menyebabkan anak
mendapatkan pengalaman. William stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya
pembawaan dan lingkungannya itu dengan perumpamaan dua garis yang menuju kesatu titik
temuan. Oleh karena itu, Teorinya dikenal dengan sebutan konvergensi (konvergen berarti
memusat kesatu titik).[7][12]
5. Developmentalisme, teori konvergensi, realism kritis
a. Pendidikan berpengaruh tapi terbatas
b. Anak lahir dengan membawa bakat yang perlu dirangsang agar berkembang lebih canggih
6. Implikasi
a. Pendidikan berpusat pada relasi antara pendidik dengan si terdidik atau situasi pendidikan
b. Pendidikan = kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung dalam situasi khusus.
D. KEKELIRUAN-KEKELIRUAN PENDIDIKAN
1. Batasan
a. Mendidik yang baik adalah yang berhasil membantu individu dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu hidup.
b. Kekeliruan-kekeliruan mendidik adalah bentuk-bentuk kegiatan pendidikan yang tujuannya tidak
benar dan/atau cara pencapaiannya tidak tepat. Kekeliruan mendidik dapat dibedakan dalam dua
bentuk yaitu kekeliruan idiil mendidik dan kekeliruan teknik mendidik.
2. Kekeliruan idiil mendidik
a. Bentuk
Bentuknya berupa kegiatan pendidikan patologis atau demagogis, yaitu kegiatan ” pendidikan”
yang salah tujuannya .
b. Akibat dan penanggulangannya
Pendidikan patologis atau demagogis apabila berhasil, akan melahirkan orang-orang yang cacat
moral atau amoral, yang mempunyai watak ingin merusak kehidupan manusia atau berbuat
kemungkaran. Menghadapi orang yang demikian harus dilakukan reedukasi atau mendidik
kembali.
3. Kekeliruan teknis mendidik
a. Bentuk
Bentuknya berupa kegiatan pendidikan yang salah teknis pelaksanaannya, yaitu kesalahan dalam
cara memilih dan menggunakan alat pendidikan (kegiatan mendidik dan penciptaan
situasi/lingkungan pendidikan).kekeliruan teknis mendidik mencakup:
(1) kekeliruan cara mendidik misalnya mendidik dengan cara memanjakan atau murah ganjaran.
(2) kekeliruan ekologis atau menciptakan lingkungan hidup yang kurang mendukung pencapaian
kedewasaan misalnya penyiaran TV dengan penuh kekerasan atau pornografi.
b. Akibat dan penanggulangannya
Pendidikan salah teknis berakibat pendidikan tidak menjadi efektif, efisien, dan relevan.
Kekeliruan teknis dapat berakibat penguasaan pengetahuan/keterampilan yang keliru dan
gangguan emosional seperti rendah diri, sombong, keras kepala. Penanggulangan terhadap akibat-
akibat kekeliruan-kekeliruan teknis dapat dilakukan dengan jalan memperbaiki cara-cara mendidik
dan lingkungan hidup, serta memberikan bimbingan dan penyuluhan yang tepat.
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU
SISTEM
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Adapun tujuan
pendidikan secara umum adalah membawa anak kearah tingkat kedewasaan. Suatu pendidikan menyangkut
tiga unsur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha. Pendidikan
merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan menduduki posisi
penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) yang sangat menentukan nasib bangsa. Dunia pendidikan tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan
memahaminya, akan tetapi dalam dunia
pendidikan sangat berhubungan dengan dunia luar yang nyata. Pendidikan terdiri dari berbagai
elemen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut
bahwa pendidikan sebagai suatu sistem Pendidikan sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran
sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga membutuhkan pelajaran dari alam
atau lingkungan sekitar.
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta didik
itu ( antara lain : bakat, minat, kemampuan dan keadaan jasmani). Dalam proses pendidikan terkait
berbagai hal, seperti : pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar lain-lain. Sedangkan
hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar ( yang pengetahuan, sikap dan keterampilan ) setelah
selesainya suatu proses mengajar tertentu.
Pengertian sistem
Sistem berasal bari bahasa Yunani systema, yang berarti sehimpunan bagan atau komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan . Istilahsistem adalah suatu konsep
yang abstrak. Defnisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur
yang saling berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.
Sistem adalah suatu kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi fingsional yang memperoleh
masukan menjadi keluaran. Kesamaan lain dapat dilihat melalui ciri-cirinya sebagaimana disebutkan dalam
buku akta mengajar V Depdikbud, 1984) yang meliputi :
a. adanya tujuan
b. adanya fungsi untuk mencapai tujuan
c. ada bagian komponen yang melaksanakan rungsi-fungsi tersebut
d. adanya interaksi antara komponen satu saling hubungan
e. adanya penggabungan yang menimbulkan jalinan keterpaduan
f. adanya proses transformasi
g. adanya proses umpan balik untuk perbaikan
h. adanya daerah batasan dan lingkungan.
Pendidikan merupakan sebuah sistem yaitu komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan kapada yang
membutuhkan. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan. Suatu usaha
pendidikan menyangkut tiga unusur pokok, yaitu unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur
hasil usaha. Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Proses Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada pada diri peserta
didik itu (antara lain bakat, minat, kemampuan, keadaan jasmani,). Dalam proses pendidikan terkait
berbagai hal, seperti pendidik, kurikulum, gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain,
sedangkan hasil pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang lebih besar,
hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga pendidikan (sekolah) tertentu.
Pendidikan sebagai sutu sistem dapat di lihat dari 2 hal :
1. Sistem pendidikan secara mikro
Secara mikro, pendiddikan dapat di lihat pada beberapa komponen pokok yaitu :
Tujuan
Bahan
Pendidik
Peserta didik
Proses
Hasil
Balikan
b) Proses yaitu segala sesuatu yang berkaitan denganproses belajar mengajar atau prose pembelajaran di
sekolah atupun di luar sekolah, dalam komponen proses ini termasuk di dalamnya telaah kegiatan belajar
dengan segala dinamika dan unsur yang mempengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang di
lakukan pendidik dalam kerangka memberi kemudahan kepada peserta diddik untuk terjadinya proses
pembelajaran.
c) Keluaran (output ), hasil yang di peroleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi lulusan/ peserta
didik yang memiliki pengethuan, sikap dan keterampilan sesuai dengan yang di harapkan dalam tujuan
yang ingin di capai.
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu
sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan,
struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
PH Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan sebagai berikut:
1) Tujuan dan Prioritas adalah fungsi mengarahkan kegiatan. Hal ini merupakan informasi apa yang hendak
dicapai oleh sisitem pendidikan dan urutan pelaksanaanya
2) Peserta didik adalah fungsinya belajar diharapkan peserta didik mengalami proses perubahan tingkah laku
sesuai dengan tujuan sistem pendidikan
3) Manajemen atau pengelolan adalah fungsinya mengkoordinasi, mengarahkan dan menilai sistem
pendidikan
4) Struktur dan jadwal waktu adalah mengatur pembagian waktu dan kegiatan
5) Isi dan bahan pengajaran adalah mengambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai
peserta didik.
6) Guru dan pelaksanaan adalah menyediakan bahan pelajaran dan menyelengarakan proses belajar untuk
peserta didik
7) Alat bantu belajar adalah fungsi membuat proses pendidikan yang lebih menarik dan bervariasi
8) Fasilitas adalah fungsinya untuk tempat terjadinya proses pembelajaran
9) Teknologi adalah fungsi memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan
10) Pengawasan mutu adalah fungsi membina peraturan dan standar pendidikan
11) Penelitian adalah fungsi memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan
12) Biaya adalah fungsinya memperlancar proses pendidkan
Menurut UU republik Indonesia no.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan , pengajaran, atau latihan bagi
peranannya dimasa yang akan datang.
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk model dasar input-output
berikut ini : “Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperan dalam proses pendidikan disebut
masukan pendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber masukan pendidikan.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara, agama, sosial, kebudayaan,
ekonomi, politik, dan demografi. Ketujuh faktor ini merupakan supra sistem pendidikan.
Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan tertenun di dalam supra sistemnya yang
terdiri dari tujuh sistem tersebut. Berarti membangun suatu lembaga pendidikan baru atau memperbaiki
lembaga pendidikan lama, tidak dapat memisahkan diri dari supra sistem tersebut”
Kelembagaan Pendidikan
Ditinjau dari segi kelembagaan maka penyelenggaraan pendidikan di indonesia melalui dua jalur yaitu:
Pendidikan Umum
Pendidikan Kejuruan
Pendidikan Luar Biasa
Pendidikan kedinasan
Pendidikan Keagamaan
Pendidikan akademik
Pendidikan Propesional
Jenjang Pendidikan
Pendidiksn Prasekolah
Pendidikan Dasar
Pendidikan Menegah
Pendidikan Tinggi
Kurikulum
Untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional disusunlah kurikulum yang memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan kesesuaian dengan lingkugan, perkembangan ilmu pengetahuan, sesuai
dengan jenjang masing-masing satuan pendidikan
Menurut Simanjuntak (1989) mengemukakan bahwa dalam menyusun kurikulum perlu memperhatikan :
1. Dasar dan tujuan sisitem pendidikan nasional
2. Dasar dan tujuan lembaga pendidikan
3. Tujuan kurikuler komponen pendidikan
4. Tujuan dan Struktur instruksional/ pengajaran
5. Keperluan pembaruan aspek-aspek yang diperlukan
6. tahap-tahap perkembangan anak didik
Pegelolaan Sistem pendidikan Nasional
1) pengelolaan sistem pendidikan nasional pada umumnya diserahkan oleh presiden kepada depertemen /
mentri
2) dalam hal tertentu pengelolaan npendidikan nasional yang mengandung kekhususan diserahkan
kepada depertemen, badan pemerintah lain
3) dalam mengelola pendidikan nasional presioden dibantu oleh dewan pendidikan nasional.
SUMBER :
1. http://anginkemenangan.blogspot.com/2011/07/pendidikan-sebagai-sebuah-sistem.html
2. http://sebebas-angin.blogspot.com/2010/11/pendidikan-sebagai-suatu-sistem.html
3. http://blog.unsri.ac.id/riski02/pengantar-pendidikan-/pendidikan-sebagai-suatu-sistem-/mrdetail/14735/