Anda di halaman 1dari 9

RESUME

MEKANISME PERBAIKAN DNA, MUTASI DAN ADAPTASI, MUTASI DAN


KANKER,APLIKASI PRAKTIS MUTASI, SERTA SAKIT GENETIK MANUSIA YANG
DITIMBULKAN OLEH KESALAHAN REPLIKASI DNA DAN KESALAHAN
PERBAIKAN DNA

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Genetika 1

Yang Dibina Oleh Prof. Dr. A. D. Corebima, M.Pd & Prof. Dr. Siti Zubaidah, M. Pd

Kelompok 7

Offering: A

1. Mahdiyani Nur Fadhilah (170341615008)


2. Muhammad Rifqi T (170341516076)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
MEKANISME PERBAIKAN DNA

Sel-sel prokariotik dan eukariotik memiliki sejumlah sistem yang dapat melakukan
perbaikan DNA secara enzimatis. Beberapa sistem memperbaiki kerusakan DNA akibat mutasi
secara langsung dan sebagian lagi dengan memotong bagian yang rusak, sehingga sementara
terbentuk celah satu unting DNA yang kemudian pulih karena polimerasi DNA yang dikatalisasi
oleh enzim polymerase DNA, maupun karena aktivitas penyambungan oleh enzim ligase DNA.

Perbaikan Kerusakan DNA Akibat Mutasi Secara Langsung

Enzim polimerase DNA pada bakteri selain dapat mempolimerisasi DNA dalam arah
5’3’ juga dapat beraktivitas eksonuklease dalam arah 3’5’. Aktivitas eksonuklease akan
memperbaiki kerusakan DNA akibat mutasi. Pengenalan kesalahan insersi nukleotida dapat
terjadi selama polimerisasi oleh enzim polimerase DNA mungkin sebagai akibat adanya bonggol
pada untai ganda molekul DNA, kesalahan ini dapat terjadi karena pada basa yang salah tidak
dibentuk ikatan hidrogen. Polimerisasi DNA akan berhenti dan tidak berlaku hingga nukleotida
yang salah tersebut dipotong diikuti dengan penggantian nukleotida yang benar dan terbentuk
ikatan hidrogen yang diperlukan. Pemotongan nukleotida dilakukan oleh aktivitas eksonuklease
berlangsung dalam arah 3’5’. Jika pemotongan itu sudah dilakukan aktivitas polimerase dalam
arah sebaliknya dari enzim polimerase DNA akan pulih kembali. Namun aktivitas eksonuklease
tidak ditemui pada polimerase makhluk hidup eukariotik, Aktivitas perbaikan pada makhluk
hidup eukariotik diduga dimiliki oleh protein lain.

Bukti peran penting aktivitas eksonuklease dari enzim polimerase DNA yang menekan
laju mutasi pada bakteri, dapat terlihat jika terjadi mutasi gen mutator pada E.coli. Jika gen
mutator strain-strain E.coli mutasi, maka frekuensi mutasi (seluruh gen) pada strain-strain itu
menjadi lebih tinggi. Dalam hal tersebut dibuktikan nahwa mutasi-mutasi mengubah protein-
protein terhadap replikasi DNA.

Fotoreaktivasi Dimer Pirimidin yang Diinduksi oleh UV


Pada sistem perbaikan ini membutuhkan cahaya pada prosesnya sehingga dinamakan
fotoreaktivasi. Melalui proses perbaikan dengan bantuan cahaya pada rentang gelombang 320-
370 nm, dimertimin (atau dimer pirimidin lain) langsung berbalik pulih menjadi bentukan
semula. Fotoreaktivasi tersebut dikatalis oleh enzim fotoliase. Enzim tersebut menyingkirkan
dimer jika diaktivasi oleh suatu foton. Adanya aktivitas enzim tersebut dapat membersihkan
rangkaian dimer yang tidak diperlukan.

Perbaikan Kerusakan Akibat Alkilasi

Kerusakan DNA akibat alkilasi dapat dipulihkan oleh enzim metiltransferase O6


metilguanin atau O6 methylguanine methyiltransferase. Enzim tersebut dikode oleh gen yang
disebut ada . Secara operasional enzim itu akan menemukan O6 metilguanin pada molekul DNA
dan selanjutnya menyingkirkan gugus metal sehingga molekul DNA akan kembali pulih seperti
semula.

Perbaikan Kerusakan DNA Dengan Cara Membuang Pasangan Basa

Perbaikan dengan cara membuang pasangan basa antara lain perbaikan melalui
pemotongan (excision repair), perbaikan dengan bantuan glikosolase, serta perbaikan melalui
koreksi pasangan yang salah.

Perbaikan Melalui Pemotongan (Exicision Repair)

Perbaikan melalui pemotongan disebut juga sebagai perbaikan gelap atau dark repair,
karena tidak dibutuhkan cahaya. Proses ini memperbaiki dimer pirimidin yang terbentuk akibat
induksi cahaya UV. Mekanisme perbaikan ini ditemukan pada tahun 1964 oleh R.P Boyce dan P
Ho-ward-Flanders serta oleh R.Setlow dan W.Carrier yang mengisolasi beberapa mutan E.coli
yang sensitif terhadap UV. Sesudah radiasi UV, mutan-mutan memperlihatkan laju mutasi dalam
gelap yang lebih tinggi daripada normal. Contohnya mutan uvr A dapat memperbaiki dimer
dengan bantuan cahaya, sedangkan mutan uvr A+ memperbaiki dimer dalam gela dan juga
berbagai distorsi lain dari helix DNA (enzim endonuklease yang memotong untai DNA rusak
dimana pada penggalan tersebut terdapat kerusakan).

Perbaikan Dengan Bantuan Glikosilase

Basa yang rusak dapat disingkirkan dari molekul DNA dengan bantuan enzim glikosilase
yang dapat mendeteksi basa tidak lazim dan akan mengkatalis pemutusannya dari gula
deoksiribosa. Aktivasi tersebut dapat menimbulkan suatu lubang pada DNA, posisi tersebut
disebut tapak atau AP site. Tapak AP merupakan tapak pirimidinik (tidak ada pirimidin berupa
sitosin atau timin). Lubang tersebut juga dapat terbentuk akibat lepasnya basa secara spontan
alami. lubang tersebut ditemukan oleh enzim khusus endonuklease AP, yang selanjutnya dapat
memotong ikatan fosfodiester disamping basa yang telah lepas. Pemotongan tersebut dapat
memicu bekerjanya enzim polimerase I DNA (pada E.coli). selanjutnya akan menyingkirkan
beberapa nukleotida di depan basa yang lepas menggunakan aktivitas eksonuklease dalam arah
5’3’. Enzim ligase DNA menyambung penggalan nukleotida baru kerah ujung 3’ dengan
penggalan nukleotida yang lama.

Perbaikan Melalui Koreksi Pasangan Basa Yang Salah

Pada E.coli menunjukkan bahwa kesalahan yang belum diperbaiki oleh Polimerase DNA
adalah sebanyak satu per 108 pasangan basa per generasi. Dilain pihak laju mutasi yang terukur
adalah sebesar satu kesalahan per 1010-1011 pasangan basa per generasi. Dalam hubungan ini
selisih angka tersebut terjadi karena banyak kesalahan yang tersisa tadi dibetulkan oleh sistem
perbaikan lain yang disebut perbaikan pasangan yang salah atau mismatched correction.

Sistem perbaikan didukung koreksi pasangan yang salah yang dikode oleh tiga gen (mut
H, mut I, dan mut S). Enzim tersebut mencari dan menemukan pasangan basa yang salah dan
selanjutnya mengkatalisis penyingkiran sutau segmen DNA yang mengandung kesalahan
tersebut. Enzim koreksi pasangan basa bekerja dengan cara mengenali unting DNA baru yang
belum mengalami metilasi. Setelah dikenali, basa yang salah disingkirkan dan kemudian
berlangsung polimerisasi. Selain melakukan koreksi, enzim pengkoreksi dapat memperbaiki
delesi maupun adisi sejumlah kecil pasangan basa. Pada molekul DNA, disekitar tempat
pasangan basa yang salah terdapat urut-urutan basa nukleotida berupa GATS yang bersifat
palindromik. Basa A pada palindron mengalami metilasi yang dikatalisasi oleh enzim metilasi
yang dikatalis oleh enzim metilase-dam.
MUTASI DAN ADAPTASI

Mutasi yang terjadi tidak berkaitan dengan kepentingan apakah mutasi tersebut
bermanfaat atau bahkan merugikan. Individu-individu yang hidup dalam tiap populasi adalah
yang sudah berhasil lolos dari proses seleksi alam. Dalam hal ini varian-varian alela dalam suatu
populasi bersifat adaptif, dan setiap mutan baru memang lebih berpeluang merugikan sekalipun
dapat juga menguntungkan. Peluang tiap mutan memperbesar daya penyesuaian sesuatu individu
lebih besar manakala populasi ( yang mengandung individu mutan ) menempati habitat baru atau
terjadi perubahan lingkungan, pada keadaan tersebut membuka kesempatan bagi mutan-mutan
untuk bersifat adaptif.

MUTASI DAN KANKER


Radiasi pengion dan radiasi UV maupun berbagai zat kimia bersifat karsinogenik
(penginduksi kanker). Uji karsonogenik dilakukan dengan memanfaatkan rodentia, dan terutama
tikus yang baru lahir. Uji mutagenitas sering dilakukan dengan cara yang sama. Namun karean
mutasi adalah peristiwa yang sangat jarang dan hewan coba yang dibutuhkan banyak, maka
pengujian semacam itu tidak selayaknya dan daya mutagen yang rendah jarang dideteksi.
Adanya korelasi antara daya mutagen dan daya karsinogenik sejalan dengan teori yang
mengemukakan bahwa kanker disebabkan mutasi somatik. Diperkuat oleh penemuan onkogen
seluler (onkogen penyebab kanker), dan diperkuat oleh demonstrasi yang menunjukkan bahwa
onkogen bertanggung jawab terhadap karsinoma kandung kemih akibat perubahan satu pasang
basa. Sifat umum dari sel kanker adalah terus menerus membelah. Hal tersebut terlihat bahwa
semua sel kanker kehilangan kontrol terhadap pembelahan sel secara normal dan akibatnya
terbentuk tumor.
APLIKASI PRAKTIS MUTASI

Mutasi dapat menggunakan alela-alela dalam analisis genetik.

Mutasi yang Bermanfaat dalam Perakitan Bibit

Beberapa mutasi dilakukan untuk mengembangkan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya


meningkatkan hasil panen, kandungan zat protein yang semakin sesuai harapan, dan tahan
terhadap serangan hama maupun penyakit. Perakit bibit tanaman sudah menghasilkan bibit
rakitan gandum (barley maupun wheat), kedelai, tomat, padi, serta pohon buah-buahan. Tanaman
yang tumbuh dari rakitan itu terbukti dapat menghasilkan panen yang meningkat, kandungan zat
(misalnya protein dan sebagainya). Contoh bibit rakitan yang memanfaatkan mutasi terinduksi
adalah bibit penicillium yang menghasilkan penisilin yang lebih banyak. Bibit tersebut diperoleh
dari hasil radiasi spora..dalam hal ini ribuan spora diradiasi dan beberapa diantaranya kemudian
tumbuh menghasilkan lebih banyak penisilin.

Telaah Proses Biologis melalui Analisis Mutasi


Mutasi digunaknan secara ekstensif untuk mengungkap jalur terjadinya proses biologis.
Metabolisme terjadi melalui urutan reaksi yang dikatalisis enzim. Urutan tahap pada suatu jalur
rekasi dapat ditentukan dengan cara mengisolasi dan mempelajari mutasi-mutasi pada gen
pengkode enzim-enzim terlibat. Proses biologis yang terjadi misalnya seperti pada paparan bagan
berikut.

Prekusor X

Enzim A Gen A

Intermediet Y

Enzim B Gen B

Produk Z

Intermediet Y dihasilkan dari prekusor X yang dikatalisasi oleh enzim A (produk gen A),
kemudian segera dikonversi menjadi pupuk Z dengan bantuan enzim B (produk gen B). Dalam
keadaan ini Intermediet Y dapat saja sangat sedikit jumlahnya sehingga sulit diidentifikasi.
Namun jika gen B bermutasi yang berakibat tidak ada lagi enzim B, maka intermediet Y akan
sering terakumulasi mencapai kadar tinggi, sehingga mudah identifikasi.
SAKIT GENETIK MANUSIA YANG DITIMBULKAN OLEH KESALAHAN
REPLIKASI DNA DAN KESALAHAN PERBAIKAN DNA
Beberapa penyakit pada manusia yang ditimbulkan oleh kesalahan replikasi DNA dan
kesalahan perbaikan DNA adalah sebagai berikut.
Sakit Fungsi yang Diserang Gejala
Xerodermapigmentosum Perbaikan kerusakan DNA oleh Gatal, kulit bercak-bercak
(XP) radiasi UV atau oleh senyawa seperti tahi lalat, kanker
kimia. kulit
Ataxiatelangiactase Replikasi perbaikan DNA. Cacat koordinasi otot,
(AT) cenderung mengalami
infeksi pernafasan, peka
terhadap radiasi, cenderung
terkena kanker, kromososm
terputus-putus

AnemiFanconi (FA) Replikasi perbaikan DNA dimer Perubahan pigmen pada


UV serta tambahan senyawa kimia kulit, leukimia
tidak disingkirkan dari DNA.
Sindrom Bloom (BS) Pemanjangan rantai DNA pada Kerdil, sakit kulit karena
replikasi. peka terhadap cahaya
matahari, kromosom
terputus-putus.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Bagaimanakah cara kerja enzim glikosilase dalam proses Perbaikan Dengan


Bantuan Glikosilase ?
Jawab :
Enzim glikosilase akan mendeteksi basa yang tak lazim dan selanjutnya mengkatalisasi
penyingkiranya (pemutusanya) dari gula Deoksiribosa. Aktivitas katalitik enzim tersebut
menimbulkan suatu lubang pada DNA yang disebut sebagai tapak AP. Lubang itu
kemudian ditemukan oleh enzim endonuklease AP.
2. Jelaskan bukti peran penting aktivitas eksonuklease dari enzim polimerase DNA
yang menekan laju mutasi pada bakteri ?
Jawab :
Bukti peran penting aktivitas eksonuklease dari enzim polimerase DNA yang menekan
laju mutasi pada bakteri, dapat terlihat jika terjadi mutasi gen mutator pada E.coli. Jika
gen mutator strain-strain E.coli mutasi, maka frekuensi mutasi (seluruh gen) pada strain-
strain itu menjadi lebih tinggi. Dalam hal tersebut dibuktikan nahwa mutasi-mutasi
mengubah protein-protein terhadap replikasi DNA.
3. Apakah manfaat adanya mutasi terinduksi dalam kehidupan?
Jawab :
Berguna dalam perakitan bibit penicillium yang menghasilkan penisilin yang lebih
banyak. Bibit tersebut diperoleh dari hasil radiasi spora. Dalam hal ini ribuan spora
diradiasi dan beberapa diantaranya kemudian tumbuh menghasilkan lebih banyak
penisilin.

Anda mungkin juga menyukai