A. Konsep Negara
Menjalani hidup sebagai manusia yang memiliki jiwa kemanusiaan akan sulit tercapai
oleh sebab manusia itu sendiri. Manusia merupakan makhluk yang bermasyarakat (Homo
Socius), makhluk yang mengandalkan sistem ekonomi (Homo Economicus), makhluk yang
mengembangkan serta menggunakan tekonologi (Homo Faber), dan makhluk yang memiliki
hasrat untuk berpolitik (Zoon Politicon). Dapat dikatakan bahwa manusia memiliki interaksi
antar satu sama lain yang didasari oleh ketertarikan dan kebutuhan mereka masing-masing.
Oleh karena itu, manusia yang memiliki ketertarikan dan juga kebutuhan masing-
masing ini saling memiliki hubungan interaksi sosial yang searah, berbeda, atau bahkan
bertentangan antar satu sama lain. Dikarenakan hubungan yang dapat bertentangan antar satu
sama lain ini, manusia dapat membentuk komunitas sendiri yang searah dengan mereka untuk
melawan komunitas yang bertentangan dengan ketertarikan dan kebutuhan mereka. Di dalam
karya Thomas Hobbes berjudul De Cive (1651) tercantum sebuah istilah Homo Homini Lupus
yang bermakna “Seorang manusia dapat menjadi serigala bagi manusia yang lainnya”. Hal ini
dapat juga diinterpretasikan bahwa seorang manusia adalah serigalanya dari manusia itu
sendiri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia yang saling bertentangan itu akan
menciptakan dampak negatif berupa manusia dengan moral rendah dan perilaku barbar yang
dimana tidak sesuai dengan salah satu pandangan dan aktivitas manusia pada zaman ini, yaitu
pendidikan sebagai alat dasar untuk memanusiakan manusia.
Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah kondisi yang ideal, harmonis, tertib, dan
dapat menjamin kebutuhan serta kesejahteraannya; manusia membutuhkan sesuatu yang
disebut dengan negara. Berdasarkan Diplono (1975: 23-25) bahwa negara adalah organisasi
kekuasaan yang berdaulat yang dengan tata pemerintahan melaksanakan tata tertib atas suatu
umat di suatu daerah tertentu.
e. Prof. Miriam Budiardjo : Negara yakni organisasi yang berada dalam suatu
wilayah dengan kekuasaan tertinggi yang sah dan juga ditaati oleh rakyatnya.
h. Woodrow Wilson : Negara memiliki arti sebagai wilayah yang diisi oleh
rakyat yang terorganisasi untuk hukum
Diponolo menetapkan tiga unsur menjadi syarat yang mutlak untuk dibentuknya suatu
negara, yaitu:
Ketiganya merupakan unsur konstitutif syarat dibentuknya sebuah negara, namun juga
diperlukan syarat deklaratif yaitu pengakuan dari negara lain.
Terdapat dua sudut pandang negara dari tata negara, antara lain:
Negara harus merumuskan sistem pemerintahan, bentuk negara, serta tujuan yang ingin
diwujudkan dari negara itu sendiri. Semua hal ini ditentukan dan dapat terlaksana dikarenakan
dasar negara yang dianut oleh negara tersebut.
Contohnya adalah Indonesia yang dimana memiliki dasar negara yaitu Pancasila.
Dampak Pancasila sebagai dasar negara berupa: negara Indonesia merupakan negara kesatuan
yang sesuai sila ketiga dari Pancasila, negara Indonesia adalah negara hukum dan republik yang
sesuai dengan sila kedua dan keempat dari Pancasila yaitu sebagai negara demokratis yang
konstutitusional.
Dapat disimpulkan bahwa suatu negara memiliki suatu prinsip penting yang mereka
anut, Indonesia telah memiliki konsep negara modern dan ideal.
B. Tujuan Negara
Menurut dipnolo (1975: 112-156), secara teoretik tujuan negara dibagi menjadi lima,
antara lain:
Umumnya, tujuan dari suatu negara didasari oleh Undang-Undang dasar dari negara
tersebut. Indonesia sendiri memiliki tujuan yang disederhanakan menjadi dua untuk
mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya. Tujuannya antara lain:
a. Pendekatan keamanan
b. Pendekatan kesejahteraan
Gumelar, Abih. 2020. Pancasila sebagai Dasar Negara. Diunggah oleh ISOLAedu
Production.
https://www.youtube.com/watch?v=snEfaJ3qfrE