Anda di halaman 1dari 7

TEORI-TEORI PENDIDIKAN

Afif Ilham Hamdani (202310660211014)


Afit Emy Solichah (202310660211006)

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan
makhluk lain yang hidup di dunia ini. Manusia adalah makhluk yang sempurna karena
memiliki sifat-sifat fisik maupun psikis yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
hidupnya di dunia ini. Kesemua sifat dasar yang dimiliki manusia akan tumbuh dan
berkembang secara alamiah bila manusia mengalami proses perkembangan fisik dan
psikisnya secara normal melalui proses yang secara sadar diarahkan kepada tercapainya
berbagai sifat baik tersebut, melalui suatu proses yang disebut pendidikan. Di dalam nuansa
kependidikan, manusia adalah sasaran pendidikan sekaligus subjek pendidikan. Pendidikan
membantu manusia dalam menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan yang ada
dalam dirinya. Potensi kemanusiaan merupakan benih untuk mengembangkan seseorang
menjadi manusia seutuhnya.

Pemahaman dari pendidik terhadap potensi-potensi dan sifat hakikat manusia sangat
penting agar pendidikan mencapai tujuan yang diharapkan yaitu memanusiakan manusia.
Pendidikan harus diarahkan kepada pencapaian tujuan itu melalui perumusan dan penerapan
konsep pendidikan. Masalah utama dalam pendidikan adalah bagaimana mengembangkan
semua kemampuan dasar yang dimiliki manusia sejak lahir itu akan dapat berkembang,
sehingga manusia dapat berperan baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial
dengan tetap berada di dalam lingkup hakikat kemanusiannya.

PEMBAHASAN

1. Konsep Pendidikan

Pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogiek” (pais=anak,


gogos=membimbing/menuntun, iek=ilmu) adalah ilmu yang membicarakan bagaimana
memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan
menjadi ‘education’ (Yunani, educare) yang berarti membawa keluar yang tersimpan dalam
jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang. Dalam bahasa Indonesia, pendidikan
berarti proses mendidik atau melakukan suatu kegiatan yang mengandung proses komunikasi
pendidikan antara yang mendidik dan yang dididik. Melalui masukan-masukan kepada
peserta didik yang secara sadar akan dicerna oleh jiwa, akal maupun raganya sehingga
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) sesuai dengan yang
dituju oleh pendidikan tersebut.

Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan
sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi
lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.
Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan
teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga
memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan
mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan
itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

Pada dasarnya pengertian pendidikan merujuk UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran
‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa
definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan


tentang pendidikan yaitu, tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya. Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda
ahli ini merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan adalah bimbingan
atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”.
Herbert Spencer, filosof Inggris yang hidup tahun 1820-1903 M mengatakan bahwa
pendidikan itu ialah menyiapkan seseorang agar dapat menikmati kehidupan yang bahagia.
Sedang menurut Rousseau filosof Prancis, 1712-1778 M mengatakan bahwa pendidikan ialah
pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-kanak,
akan tetapi kita membutuhkannya di waktu dewasa. John Dewey filosof Chicago, 1859 M -
1952 M juga mengatakan bahwa pendidikan adalah membentuk manusia baru melalui
perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan mencontoh peninggalan - peninggalan budaya
lama masyarakat manusia. Sedangkan menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang
terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah
berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

2. Teori-teori pendidikan antara lain :


a. Behaviorisme
Kerangkah kerja teori pendidikan behaviorisme adalah empirisme. Asumsi filosofis dari
behaviorisme adalah nature of human being (manusia tumbuh secara alami). Latar belakang
empirisme adalah How we know what we know (bagaimanah kita tahu apa yang kita tahu).
Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman (empiris). Aliran
behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu
aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimanah lingkungan
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar
akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa prilaku yang diberikan
pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Jadi,
berdasarkan teori behaviorisme pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan. Tokoh aliran
behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.
b. Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya
rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn (Pengetahuan
seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran) inilah yang disebut dengan filosofi rationalisme.
Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan
peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori kognitivisme berusaha
menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri.karena
menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi, menurut
teori kognitivisme pendidikan
dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan
Ausebel.
c. Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan
adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori
konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk
melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data.
Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah
mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang
bermakna. Jadi, dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa
memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar. Menurut teori ini
juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Mereka
menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan
terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada
akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting
dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia
bisa menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia
butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico )
d. Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu
proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya
dan dirinya sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha
agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan utama
para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu
masing- masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Menurut aliran
Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan
pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapah psikolog
humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk
menjadi lebih baik dan belajar.
Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan
menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal
ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang
ditujukan untuk
memperkaya diri,menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau
kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan
karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori humanistik belajar
dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Akhirnya , dapat disimpulkan pendidkan merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin
tampil dengan sifat-sifat hakikat manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi
antar sesama manusia inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak
sekali ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh sudut pandang masing-masing. Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu
manusia, mengandunga banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang
kompleks itu, maka tidak ada satu batasan pun secara gamblang dapat menjelaskan arti
pendidikan. Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan
kandungannya dapat berbeda yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu bisa karena
orientasinya, konsep dasar yang digunakannya, aspek yang menjadi tekanan, atau karena
falsafah yang melandasinya. Yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus
dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya perubahan
ke arah yang lebih baik

3. Pendidikan dan Pembelajaran


Dalam dunia pendidikan kita selalu berjumpa dengan istilah pendidikan dan pembelajaran.
Istilah pendidikan telah dibahas pada uraian di atas. Lalu apakah yang dimaksud dengan
istilah pembelajaran? Dalam UU No. 2 Tahun 1989 pada pasal 1 dinyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pembelajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating. Di sini jelas bahwa
pembelajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Itulah sebabnya dikatakan bahwa
istilah pembelajaran dapat dibedakan dari pendidikan tetapi sulit untuk dipisahkan secara
tegas.Menurut Kemp (1985), pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan. Pendidikan
adalah proses membimbing manusia dari kegelapan dan kebodohan ke kecerahan
pengetahuan. Sesungguhnya perbedaan pendidikan dan pembelajaran terletak pada
penekanan yang ingin dicapai dengan pendidikan atau pembelajaran tersebut. Jika yang
dipersoalkan atau dijadikan tekanan adalah aspek kognitif dan psikomotor maka disebut
pembelajaran, sedangkan bila penekanannya kepada tercapainya tujuan untuk membentuk
sikap disebut pendidikan.
PENUTUP

Simpulan

Pendidkan merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat
hakikat manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia inilah
manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali ragamnya dengan
definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Yang terpenting dari semua itu adalah
bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan
menjamin terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik. Sedangkan pembelajaran merupakan
aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Sistem pendidikan yang dikembangkan di suatu negara hendaknya dapat menjadi wadah yang
mantap dan stabil yang member kesempatan dan peluang yang sebesar-besarnya bagi
penyelenggaraan pembelajaran yang dapat mengembangkan isi (ilmu pengetahuan dan
teknologi) yang seluas-luasnya kepada warga negaranya yang punya hak untuk memperoleh
pendidikan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari keterkaitan antara pendidikan dan pembelajaran adalah
sebagai berikut.

a. Pendidikan dan pembelajaran dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Masing-masing saling terkait dan saling isi-mengisi.

b. Pembedaan secara tegas dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing
dapat dipahami secara lebih baik.

c. System pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan aspek pendidikannya, sebab


pendidikan membentuk wadah, sedangkan pembelajaran mengusahakan isinya. Wadah
harus kukuh dan menetap, sedangkan isi bisa bervariasi dan berubah mengikuti
perkembangan dan kemajuan kebudayaan manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Dewey, John, Democracy and Education, An Introduction To The Philosophy Of Education,


New York: The Macmillan Company, 1964.
Kemp, J.E & D.K. Dayton. Planning and Producing Instructional Media. Fifth Edition. New
York: Harper and Row Publisher, Inc., 1985.
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Mediatama: Yogyakarta.
Setyamidjaja, Djoehana. 2002. Landasan Ilmu Pendidikan. Universitas Pakuan Bogor: Bogor.
Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.
Undang-undang Republik Indonesia, No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dan Penjelasannya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Repub1ik Indonesia, 1989.
Wilson, B., Teslow, J.L., Taylor, L. (1993). Instructional Design Perspectives on
Mathematics Education With Reference to Vygotsky’s Theory of Social Cognition.
Focus on Learning Problems in Mathematics. Spring & Summer Editions. Volume 15,
Numbers 2 & 3. (halaman 65 – 85). Center for Teaching/Learning of Mathematics.

Anda mungkin juga menyukai