Dosen Pengampu :
Ratna Nulinnaja,M.pd.I
Kelompok 3:
1.FARAH AULIA (230103110039)
2.CHOIRUNNISA MAULIDIA M. (230103110052)
3.NAJIYYA NAJAT AZZEEHAVELLA (230103110065)
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Eksistensi
Manusia dan Kebutuhannya terhadap pendidikan”. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terimah kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
ibu Ratna Nulinnaja,M.pd.I. sebagai dosen pengampu mata kuliah dasar-dasar
pendidikan yang membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini. Yang mana tentunya kita tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusun maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1Latar Belakang................................................................................................3
1.2Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3Tujuan Penulisan.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
Dalam ringkasan ini, eksistensi manusia yang unik dan kompleks telah
mendorong kebutuhan terhadap pendidikan. Pendidikan tidak hanya
membantu manusia bertahan hidup dan berkembang, tetapi juga memainkan
peran penting dalam perkembangan individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Semakin tingginya ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat
manusia banyak menciptakan sarana yang memudahkan mencukupi
kebutuhan untuk hidup sesuai dengan kodratnya. Bersamaan dengan
perkembangan zaman tersebut, membuat ilmu pengetahuan dan teknologi
banyak disalahgunakan manusia sehingga melupakan faktor eksistensi
manusia.
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan Penulisan
6
pertanyaan filosofis tentang makna hidup, dan bagaimana pendidikan
berperan dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
tema-tema tersebut diantaranya adalah keberadaan (pilihan bebas), kecemasan,
kematian, dan lain sebqagainya. Manusia diyakini sebagai makhluk yang bebas
dan kebebasan itu adalah modal dasar untuk hidup sebagai modal individu yang
bertanggung jawab. Eksistensi di kenal juga dengan keberadaan.
Dimana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh atas ada atau
tidak adanya seseorang. Eksistensi ini perlu diberikan orang lain, karena dengan
adanya respon dari orang disekeliling membuktikan bahwa keberadaan seseorang
itu diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika seseorang ada namun
tidak satupun yang menganggap ada. Oleh karena itu pembuktian akan
keberadaan dapat dinilai dari beberapa orang yang menanyakan atau setidaknya
merasa sangat membutuhkan jika seseorang itu tidak ada. Dalam rangka
pemenuhan kebutuhan tersebut mengharuskan manusia berusaha untuk mencapai
tujuannya.
Manusia adalah salah satu jenis makhluk Allah yang diberikan kelebihan dari
makhluk allah yang lain. Kelebihan itu dalam antara lain dalam bentuk fisik,
diberikannya akal fikiran, sehingga dengan demikian manusia mampu
membedakan antara yang hak dan yang batil, yang benar dan yang salah, baik
buruk, manusia pun oleh allah diciptakan dalam bentuk yang sempurna
sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Bahwa manusia adalah makhluk
yang lebih mulia daripada malaikat, memiliki tanggung jawab moral terhadap
kesucian dirinya dan terhadap allah. Manusia diberi kebebasan dan tanggung
jawab untuk menentukan jalan hidupnya.(pengantar-pendidikan-teori-konsep-
dan-aplikasi.pdf, t.t., hlm. 2)
1. Pengertian Eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme adalah salah satu aliran filsafat yang
mengguncangkan dunia walaupun filsafat ini tidak luar biasa dan akar-
akarnya ternyata tidak dapat bertahan dari berbagai kritik. Filsafat selalu
lahir dari suatu krisis. Krisis berarti penentuan. Bila terjadi krisis, orang
biasanya meninjau Kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba
apakah ia dapat tahan uji. Dengan demikian filsafat adalah perjalanan dari
9
satu krisis ke krisis yang lain. Begitu juga filsafat eksistensialisme lahir
dari berbagai krisis atau merupakan reaksi atas aliran filsafat yang telah
ada sebelumnya atau situasi dan kondisi dunia. Eksistensialisme adalah
suatu aliran filsafat yang memandang gejala-gejala dengan pangkalnya
pada eksistensi pandangannya relative modern dalam filsafat.(Wibisono,
2019, hlm. 71)
2. Eksistensi Manusia Menurut Eksistensialisme
Menurut Kierkegaard dianggap sebagai bapak eksistensialisme
terdapat 3 tingkatan manusia untuk bereksistensi atau tiga sikap terhadap
hidup:
A. Sikap estesis, dalam sikap ini manusia haruslah memilih terus
menerus dengan menikmati atau meloncat ketingkat yang lebih
tinggi melalui suatu pilihan yang bebas.
B. Sikap etis, sikap etis yang dikemukkan Kierkegaard berbeda
dengan sikap etis Socrates, etis disini menerima kepentingan suara
hati. Ciri khas sikap ini manusia-manusia sudah mengakuhi
kelemahannya belum bisa mengatasinnya.
C. Sikap religious, dimana keberadaan manusia kepercayaan kepada
allah yang abadi dan memperlihatkan diri sendiri pada satu waktu
kepada tuhan.
3. Tokoh-tokoh eksistensialisme
A. Kierkegaard
Kierkegaard dianggapnya sebagai bapak eksistensialisme,
Denmark soren Kierkegaard (1813-1855). Dia menekankan
pentingnya pemilihan individu, menguraikan kecemasan dan
keyakinan. Konsep-konsepnya memberikan landasan bagi
perkembangan eksistensialisme modern.
B. M. Heidegger
10
Sebenarnya Heidegger lebih senang disebut ontolog daripada
filosof eksistensi. Dia mengembangkan konsep Dasein, yang
merujuk pada eksistensi manusia sebagai "ada di sini." Heidegger
menekankan pentingnya makna eksistensi individu dan pengaruh
lingkungan serta waktu terhadap manusia. Dia juga menyoroti
peran kecemasan dan ketidakpastian dalam hidup manusia.
Meskipun Heidegger memengaruhi pemikiran eksistensialisme, dia
juga memiliki konsep-konsep uniknya yang membedakannya dari
eksistensialis lainnya.
C. Karl Jaspers (1883-1969)
Ia menekankan pentingnya pengalaman pribadi dalam
pencarian makna hidup dan mengejar pemahaman diri serta
eksistensi manusia. Jaspers memperkenalkan konsep "situasi
batas" yang mengacu pada saat-saat kritis dalam kehidupan yang
memaksa individu untuk menghadapi pertanyaan eksistensial.
Kontribusi Jaspers memperkaya pemahaman tentang
eksistensialisme dengan penekanan pada pemahaman individu dan
pengalaman pribadi.
D. Marcel
Nama lengkapnya ialah Gabriel marcel (lahir 1889). Ia
menyelidiki tentang manusia. Jadi keberadaan manusia karena
manusia yang lain, karena manusia masih butuh dengan manusia
yang lain, maka yang akan timbul kesetiaan
11
1. Charles Robert Darwin (1809-1882) menetapkan manusia sejajar
dengan binatang, karena terjadinya manusia dari sebab-sebab mekanis,
yaitu lewat teori descendensi (ilmu turunan) dan teori natural
selection (teori pilihan alam)
2. Ernest Haeckel (1834-1919) menyatakan manusia dalam segala hal
menyerupai binatang beruas tulang belakang, yakni binatang menyusui
3. Aristoteles (384-322) memeberikan devinisi manusia sebagai binatang
yang berakal sehat yang mampu mengeluarkan pendapatnya, dan
berbicara berdasarkan pikirannya (the animal than reasons).
Disamping itu manusia juga binatang yang berpolitik (zoon politicon)
dan binatang yang bersosial (social animal)
12
perintah Tuhan walaupun tidak menyamai Dzat-Nya. Menurut
al-Ghazali, jiwa ini dapat berfikir, mengingat, mengetahui, dan
sebagainya, sedangkan unsur jiwa merupakan unsur rohani
sebagai penggerak jasad untuk melakukan kerjanya yang
termasuk alam ghaib. Bagi Ibnu Rusyd jiwa adalah sebagai
kesempurnaan awal bagi jasad alami yang organik
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manusia pada dasarnya dapat
ditempatkan dalam tiga kategori, yaitu(Ichsan, AM, M. Pd & Ima Wahyu Putri
Utari, M.Pd, 2018, hlm. 2)Manusia sebagai makhluk biologis (al-Basyar) pada
hakekatnya tidak berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya walaupun struktur
organnya berbeda, karena struktur organ manusia lebih sempurna dibandingkan
dengan makhluk-makhluk lain.
13
mewujudkan ksejahteraann, dan kebahagiaan dalam kehidupan di dunia
dan akhirat.
B. Potensi-potensi dasar manusia
14
Sebagai Makhluk “Homo Sapiens”, artinya makhluk yang
mempunyai kemampuan untuk berilmu dan berpengetahuan.
(MKDK4001-M1.pdf, t.t.) Manusia adalah selalu cenderung ingin
mengetahui segala sesuatu yang belum diketahuinya. Berawal dari
rasa ingin tahu maka timbul ilmu pengetahuan Manusia bukan hanya
mempunyai kemampuan-kemampuan, tetapi juga mempunya
keterbatasan, dan manusia juga mempunyai sifat baik buruk.
15
t.t.). Dimana manusia hidup berdampingan dan saling membutuhkan dengan
manusia lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu
bekerjasama dengan orang lain hingga tercipta sebuah kehidupan yang damai.
Manusia selalu hidup saling berinteraksi, saling tolong-menolong dan
bekerjasama untuk mencukupi kebutuhannya.
16
dengan potensi dan bakat yang berbeda beda. Melalui pendidikan manusia dapat
menjadikannya sebagai wadah untuk mereka mengembangkan dan melatih
potensi serta bakat yang dimilikinya. Pendidikan bagi manusia memiliki banyak
manfaat. Misalnya, menerangi pikiran dan ide seseorang serta membantu
seseorang untuk memecahkan dan akar dari sebuah masalah.
17
modal utama manusia dalam meciptakan kesejahteraan pendidikan dan
untuk menghadapi berbagai dinamika yang berkembang dengan pesat dari
berbagai aspek seperti : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Moral, Sikap,
Keterampilan Budaya (Alif, t.t.).
Kebutuhan manusia terhadap pendidikan merupakan kebutuhan asasi
dalam rangka mempersiapkan setiap insan sampai pada suatu tingkat di
mana mereka mampu menunjukkan kemandirian yang bertanggung jawab,
baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya. Sehimgga dapat
melatih manusia untuk memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik dalam
berinteraksi dengan lingkungan, baik dalam lingkungan manusia ataupun
dengan lingkungan alamnya. Pada dasarnya, manusia membutuhkan
pendidikan untuk menjadikan manusia lebih baik, lebih maju dan lebih
sempurna.
B. Tujuan Pendidikan Bagi Manusia
Melalui pendidikan manusia berharap nilai-nilai kemanusiaan
diwariskan, akan tetapi bukan hanya sekedar diwariskan melainkan
menginternalisasi dalam watak dan kepribadian. Upaya pendidikan
melalui internalisasi nila-nilai kemanusiaan menuntun manusia untuk
memanusiakan manusia. Oleh karena itu pendidikan merupakan
kebutuhan manusia. Kebutuhan akan pendidikan menjadi satu hal yang
tidak terelakkan pada setiap fase sejarah peradaban manusia. Melalui
pemikiran pemikiran dan perubahan peradaban, manusia sepakat bahwa
pendidikan itu sangat penting, walaupun dengan latar belakang dan cara
pandang yang berbeda-beda dalam melihat keutamaannya(Triwiyanto,
2021).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
19
manusia di dunia pendidikan. Dan sebagai manusia yang memiliki kesempurnaan
akal kita harus bisa tetap berhidup ekis dengan cara menghasilkan karya dari diri kita
yang bermanfaat dalam bentuk apapun.
20
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, T. S. (2015). MANUSIA DAN PENDIDIKAN MENURUT PEMIKIRAN IBN KHALDUN DAN
Alif, Y. (t.t.). Menerangkan Latar Belakang Manfaat Pendidikan Bagi Dirinya, Lingkungan, dan Cita-
Cita Bangsa.
Alpian, Y., Anggraeni, S. W., Wiharti, U., & Soleha, N. M. (2019). PENTINGNYA PENDIDIKAN
https://doi.org/10.36805/jurnalbuanapengabdian.v1i1.581
manusia-dan-implikasinya-dalam-pendidikan.html
Ichsan, AM, M. Pd, Dr. A., & Ima Wahyu Putri Utari, M.Pd. (2018). PENGANTAR PENDIDIKAN.
Kebutuhan Dasar Manusia dalam Perspektif Pendidikan Islam | sada | Al-Tadzkiyyah: Jurnal
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/view/2126/1610
MKDK4001-M1.pdf. (t.t.).
Pengantar-pendidikan-teori-konsep-dan-aplikasi.pdf. (t.t.).
21
22