Anda di halaman 1dari 24

MELUHURKAN MARTABAT MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH

Oleh :

RIKARDUS PICE MUKIN

221030690110

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS

STIKes WIDYA DAHRMA HUSADA

TANGERANG 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus,


atas berkat dananugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan makalah Pendidikan agamakhatolik dengan judul,
”MELUHURKAN MARTABAT MANUSIA SEBAGAI CITRAALLAH”1

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


salah satu tugas matakuliah Pendidikan Agam Kristen Khatolik dan
mengajak orang kristen yang belum mengenalkasih Allah dan taat
kepada firmanNya, mengetahui martabatnya serta dapat memiliki
imanyang teguh dan kokoh dalam melewati hari-harinya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis makalah ini masih


terbatas dan jauh darisempurna, hal ini disebabkan keterbatsan
pengetahuan, pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Namun demikian
penulis telah berusaha agar makalah ini bermanfaat bagi penulis, dan
bagi pembaca sekalian untuk menjadi manusia yang memiliki iman
yang teguh dan kokoh

Pamulang ,24 Oktober 2022

Penulis

1
Gregorius, D. D. (2014). MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH (Refleksi Teologis
Biblis atas Kitab Kejadian). JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik, 11(6), 3-18.

!
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….!

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..…!!

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1 Latar belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 3
2.1 Teori tentang manusia……………………………………………………..…3

2.2 Teori tentang martabat manusia………………………………………….5

2.3 Upaya menjaga keluhuranku sebagai manusia…………………….11

2.4 faktor-faktor tindakan dan perbuatan yang melecehkan atau

merendahkan martabat manusia sebagai citra Allah……………..16

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………21

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..21

3.2 Saran……………………………………………………………………………..21

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………22

!!
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Manusia adalah mahluk hidup yang bertubuh dan berjiwa,


ber-roh dan berakal-budi.Kenyataan ini menunjukkan bahwa
manusia mampu untuk bertransedensi (menguasai) diri
danlingkungannya. Keunikan kodrat manusia dibandingkan
dengan mahluk lain adalah akal-budi yang dimilikinya.
Dengan kemampuan akal-budinya maka manusia memiliki
kemampuan untuk “mengambil keputusan” dan “menentukan
diri sendiri”.
Disinilah nampak bahwa manusia adalah mahluk yang
berdimensi rasional dan individual. Dimensi rasionalitas
manusia dicetuskan dalamkemampuannya untuk mengambil
keputusan-keputusan dalam hidupnya. Dimensi rohani
manusiasebagai pribadi nampak dalam rasionalitas tersebut,
sehingga manusia menjadi subyek dari segala perbuatannya.
Tuhan menciptakan manusia secara unik bahkan “limited
edition”. Tidak ada yang sama atau serupa antara orang yang
satu dengan yang lain. Keunikan manusia bukan hanya terletak
padafisik semata melainkan juga pada talentanya masing-
masing. Ada pemikir, ada pekerja, adaseniman, ada
olahragawan, ada pebisnis/pedagang,2

2
Suyanto, I. J., Taruno, B. S., Harum, H., Prasetianto, A. Y., & Vinsensius
Felisianus Kama, O. (2021). KATOLISITAS Pendidikan Agama Katolik. Penerbit
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

1
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan utama yang diangkat dalam tugas ini adalah :


1.Bagaimana teori tentang manusia .
2.Bagaimana teori tentang martabat manusia.
3.Bagaimana teori tentang meluhurkan martabat manusia
sebagai citra Allah .
4.Bagaimana fakta-fakta tindakan dan perbuatan yang
melecehkan atau merendahkan martabatmanusia sebagai
citra Allah.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :


1.Untuk mengetahui bagaimana teori tentang manusia.
2.Untuk mengetahui bagaimana teori tentang martabat
manusia.
3.Untuk mengetahui teori tentang meluhurkan martabat
manusia sebagai citra Allah.
4.Untukn mengetahui bagaimana fakta-fakta tindakan dan
perbuatan yang melecehkan ataumerendahkan martabat
manusia sebagai citra Allah.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori tentang manusia

Manusia adalah makhluk social, artinya manusia hanya


akan menjadi apa dan siapa bergantung ia bergaul dengan
siapa. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sebab jika hanya
sendirian ia tidak “menjadi” manusia. 3
Dalam pergaulan hidup, manusia menduduki fungsi yang
bermacam-macam. Di satu sisi ia menjadi anak buah, tetapi di
sisi lain ia adalah pemimpin. Di satu sisi ia adalah ayah atau
ibu, tetapi di sisi lain ia adalah anak. Di satu sisi ia adalah
kakak, tetapi di sisilain ia adalah adik. Demikian juga dalam
posisi guru dan murid, kawan dan lawan, buruh danmajikan,
besar dan kecil,mantu dan mertua dan seterusnya. Mengapa
terjadi demikian ? Ada tiga teori yang dapat membantu
menerangkan model dan kualitas hubungan antar manusia itu.

1.Teori transaksional (model pertukaran sosial)

Menurut teori ini, hubungan antar manusia (interpersonal) itu


berlangsung mengikutikaidah transaksional, yaitu apakah
masing-masing merasa memperoleh keuntungan
dalamtransaksinya atau malah merugi. Jika merasa
memperoleh keuntungan maka hubungan itu pastimulus, tetapi
jika merasa rugi maka hubungan itu akan terganggu , putus,
atau bahkan berubahmenjadi permusuhan. Demikian juga
rakyat dan pemimpin, suami- isteri, mantu – mertua direktur-
anak buah, guru-murid, mereka berfikir; kontribusi mereka

3
Mustari, M., & Rahman, M. T. (2011). Nilai karakter: Refleksi untuk pendidikan
karakter.
3
sebanding dengan keuntungan yangdiperoleh atau malah rugi.
Demikian juga hubungan antara daerah dengan pusat, antara
satu entitasdengan entitas lain.4

2. Teori Peran
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah
ada skenari yang disusunoleh masyarakat, yang mengatur apa
dan bagaimana peran setiap orang dalam pergaulannya.
Dalam skenario itu sudah `tertulis” seorang Presiden harus
bagaimana, seorang gubernur harus
bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid
harusbagaimana. Demikian juga sudah tertulis peran apa yang
harus dilakukan oleh suami, isteri, ayah, ibu, anak, mantu,
mertua dan seterusnya.Menurut teori ini, jika seseorang
mematuhi skenario,maka hidupnya akan harmoni tetapi
jikamenyalahi skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton
dan ditegur sutradara.

3. Teori Permainan
Menurut teori ini, klassifikasi manusia itu hanya terbagi tiga,
yaitu anak-anak, orangdewasa dan orang tua. Anak-anak itu
manja, tidak ngerti tanggungjawab, dan jika permintaanyatidak
segera dipenuhi ia akan nangis terguling-guling atau ngambek.
Sedangkan orang dewasa, ialugas dan sadar akan
tanggungjawab, sadar akibat dan sadar resiko. Adapun orang
tua, ia selalumemaklumi kesalahan orang lain dan menyayangi
mereka. Tidak ada orang yang merasa anehmelihat anak kecil
menangis terguling-guling ketika minta eskrim tidak dipenuhi,
tetapi orangakan heran jika ada orang tua yang masih
kekanak-kanakan. Suasana rumah tangga juga ditentukanoleh
bagaimana kesesuaian orang dewasa dan orang tua dengan
sikap dan perilaku yangsemestinya ditunjukkan.

4
Sapari, Y. (2018). Komunikasi Dalam Perspektif Teori Pertukaran. Jurnal
Signal, 6(1), 98-115.
4
Jika tidak maka suasana pasti runyam. Demikian juga
hubungan antara pusat dan daerah, antaraatasan dan
bawahan. Aparat Pemerintah mestilah bersikap
dewasa,Presiden dan Ketua MPR mestilah jadi orang tua.

2.2 Teori tentang martabat manusia

Martabat dalam Refleksi Filsafat Martabat merupakan


terjemahan dari kata ‘dignity’ (Ing.) atau ‘dignitas’ (Lat.) Akar katanya
adalah ‘dignus’ (Lat.) atau ‘noble’ (Ing.),yang berarti ‘luhur’atau
‘mulia’. Dengan kata itu mau ditunjuk nilai intrinsik yang dimiliki setiap
manusia karena ia adalah manusia. Nilai manusia tidak ditentukan
oleh keadaan fisiknya, seperti halnya benda-benda.Misalnya, mobil
yang baru dihargai 10 juta rupiah. Namun kalau kondisinya sudah
buruk duatahun kemudian, harganya bisa turun jadi 5 juta. Filsuf
Immanuel Kant (1724-1804) berperan besardalam sejarah pemikiran
mengenai pemahaman diri manusia ini. Menurut Kant, kita
harusmenghormati martabat manusia karena manusia adalah satu-
satunya makhluk yang merupakantujuan pada dirinya. Benda jasmani
kita gunakan untuk tujuan kita. Tapi manusia adalah tujuansendiri
karena manusia adalah makhluk bebas dan otonom yang sanggup
mengambil keputusannyasendiri. Manusia harus dihormati sebagai
manusia bukan karena kedudukannya dalam masyarakat, pangkat,
jabatan, kepandaiannya, atau penampilan fisiknya. Martabat manusia
inilah nilai intrinsikyang ada pada manusia. Oleh karena nilai intrinsik
itu, manusia tidak dapat digunakan untuk tujuanyang lain karena ia
memiliki finalitasnya sendiri. Ia tidak dapat dimanipulasi, apalagi
dikorbankandemi kepentingan lain.5

5
Muthmainnah, L. (2018). Tinjauan Kritis terhadap Epistemologi Immanuel Kant
(1724-1804). Jurnal Filsafat, 28(1), 74-91.

5
Martabat dalam Ajaran Gereja Martabat manusia juga telah lama
menjadi horizon pemahaman terhadap manusia dalam ajaran Gereja.
Dalam “Katekismus Gereja Katolik”(KGK) tahun 1993 ditulis demikian:
“Sebab Allah tidak hanya memberi keberadaan kepada makhluk-Nya,
tetapi juga martabat, untuk bertindak sendiri, menjadi sebab dan asal
usul satu dari yang lain dan dengan demikian bekerja sama dalam
pelaksanaan keputusan- Nya.” (no. 306).6

Kalimat ini ada dalam paragraf mengenai penyelenggaraan ilahi yang


memuat gagasan bahwaAllah sebagai sang mahapencipta berdaulat
atas keputusan-Nya namun mempergunakankerjasama dengan
makhluknya (manusia) dengan Allah. Ia “citra Allah”, menduduki
tempat khusus dal). Kemartabatan manusia di sini dalam
kerangkakerjasama (komunikasi am penciptaan. Mengutip Gaudium et
Spes (GS) 12, KGK no. 356 menggarisbawahi martabatmanusia terkait
dengan tujuan ia diciptakan, yaitu untuk ambil bagian dalam
kehidupan Allah.Dengan mengutip GS 16, KGK no. 1706
menggarisbawahi bahwa dalam tindakan moral tampaklah martabat
manusia. “Oleh akal budinya, manusia mendengarkan suara Allah…
Dalamtindakan moral, tampaklah martabat manusia.” Jadi, ajaran-
ajaran ini selalu memandangkemartabatan manusia dalam relasi
antara manusia dengan Allah. Atau dengan kata lain, dalamkonteks
tata keselamatan Allah (yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus).
Ajaran Gerejamutakhir mengenai martabat manusia setelah Konsili
Vatikan II ialah ensiklik alm. Paus YohanesPaulus II Evangelium Vitae
(EV) yang dikeluarkan pada tahun 1995. Dokumen ini meringkaskan
inti ajaran Katolik mengenai martabat manusia: “Manusia diberi
martabat yang sangat luhur,berdasarkan ikatan mesra yang
mempersatukannya dengan Sang Pencipta: dalam diri manusia
terpancar gambar Allah sendiri.” (no. 34). “Martabat hidup manusia
ini dikaitkan bukan hanya dengan asal-usulnya saja yang berasal dari
Allah, tetapi juga dengan tujuan akhir hidupnya, yakni persatuan

6
Sutadi, L. (2013). Resepsi Gaudium et Spes oleh Gereja Indonesia. Jurnal Teologi
(Journal of Theology), 2(1), 1-16.
6
dengan Allah dalam pengetahuan dan kasih dengan- Nya.” (no. 38)
“Hidup manusiaadalah manifestasi Allah di dunia, tanda
kehadiranNya, dan jejak keluhuranNya.” (no. 34). 7

Secara khusus, dokumen ini ditulis sebagai sikap Gereja Katolik ketika
melihat perkembangan teknologi dan modernitas yang tidak hanya
meningkatkan kesejahteraan manusia namun juga mempunyai
kecenderungan meminggirkan sifat transendensi manusia bahwa ia
terbuka pada realitas yanglebih besar dari dirinya. Akibatnya, manusia
seakan-akan ditentukan oleh kebebasan dirinya yang mutlak. Yohanes
Paulus II melihat fenomen yang ia sebut ‘budaya kematian’: aborsi,
eutanasia, bunuh diri, yang mengancam martabat manusia. Karena
itu, paus menegaskan nilai kesucian hidupmanusia karena berasal dari
Allah sendiri. Dalam kerangka martabat manusia, dibicarakan
dandiperdebatkan apa artinya otonomi atau kebebasan manusia. Dari
pengamatan terhadap dokumen-dokumen tersebut, disimpulkan
bahwa inti ajaran Gereja mengenai martabat manusia menegaskan
kembali bahwa ‘kemanusiaan’ diberikan kepada manusia oleh Allah.
Iman Kristen sejalan dengangagasan universal mengenai martabat
manusia, nilai intrinsik pada manusia itu. 8

Namun, apa arti keyakinan iman “Kristus adalah Allah yang


menjelma jadi manusia (inkarnasi dan penebusanKristus)” di hadapan
martabat manusia? Atau, bagi orang Kristen, siapakah manusiaitu?
Dihadapan Allah, siapakah manusia? Lalu kita menjawab, ‘ciptaan
Allah’. Itu betul, namun sejak dulu telah direfleksikan bahwa manusia
itu diciptakan seturut gambar dan rupa Allah (imago Dei),yang
kendati jatuh ke dalam kedosaan tetap dipanggil Allah untuk bersatu
dengan-Nya. Tradisi biblis Pandangan Kristen mengenai martabat
manusia memang berakar dari pewahyuan mengenai penciptaan

7
Kasimirus, K., & Dewantara, A. W. (2020). PEMAHAMAN UMAT KATOLIK
MADIUN TERHADAP KONSTITUSI GAUDIUM ET SPES DALAM KEHIDUPAN
POLITIK PRAKTIS. JPAK: Jurnal Pendidikan Agama Katolik, 20(2), 28-47.
8
Pujiyono, D. (2022). MENGHADIRKAN SOSOK INSPIRATIF Dalam Praksis
Pendidikan di Sekolah. Penerbit P4I.

7
dalam kitab Kejadian (Kej 1-2). Di sini, yang menjadi pokok keyakinan
adalah bahwa tindakan mencipta diidentikkan dengan Allah Mencipta
diartikan sebagai tindakan mengubah yang amat radikal, menjadikan
sesuatu dari ketiadaan (creatio ex nihillo). Maka satu-satunya yang
memiliki kuasa mencipta adalah Allah. 9

Secara implisit ini mengandung pengakuan bahwamanusia, dengan


segala kemampuan dan kepandaiannya, mencipta dalam
keterbatasan; mengubahsesuatu dari hal yang sebelumnya sudah
ada.Teori tentang meluhurkan martabat manusia sebagai citra Allah
Pribadi kita sebagai manusia yang berharga, kita diciptakan Allah
sebagai citra-Nya.Sepantasnyalah kita setiap manusia saling
menghormati dan menghargai, walaupun ada perbedaanantara laki-
laki dan perempuan.

Dalam perbedaan itu manusia diajak untuk menyadari


bahwasetiap pribadi mempunyai keutuhan, tidak hanya secara fisik,
tetapi juga rohani. Setiap manusiamempunyai pikiran, perasaan,
kehendak, dan tindakan, segalanya tak hanya bersifat fisik
danmekanis, tetapi didasari olah jiwa yang membuat manusia
berperasaan dan berkehendak,keluhuran martabat inilah yang
seharusnya menyadarkan kita untuk selalu mengembangkan
danmempersembahkan segala yang telah dikaruniakan Allah kepada
kita dengan sebaik mungkin.Pribadi manusia merupajan pribadi yang
secitra dengan Allah. Allah menganugerahkan berkat pada setiap
pribadi tanpa terkecuali, walaupun dengan keterbatasan masing-
masing. Semuamanusia adalah satu saudara dan luhur adanya.

9
Halawa, R. V. (2022). GOD AS CREATOR: KONSEP PENCIPTAAN ALAM
SEMESTA BERDASARKAN KITAB KEJADIAN PASAL 1-2. Phronesis: Jurnal
Teologi dan Misi, 5(1), 15-27.

8
1.Semua Manusia Sesama dan Saudara dalam Allah.

Kita semua adalah pribadi manusia yang diciptakan Allah. Setiap dari
kita adalah pribadi yang paling luhur, menjadi berkat bagi sesame.
Dalam Kitab Nabi Yeremia dikatakan, “Sebelum Aku membentuk
engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan
sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan
engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadinabi bagi bangsa-
bangsa” (Yer 1:5). Dengan demikian dapat dikatakan lewat kutipan
teks tersebut mau mengatakan betapa Allah telah memberikan
karunia keluhuran bagi setiap pribadi. Anugerahyang diberikan
sebelum kita di lahirkan di dunia. Anugerah, bahwa kita semua berarti
dan dipiliholeh Allah dalam situasi apapun, dengan segala kekurangan
dan kelebihan yang kita miliki.Dan karena kita semua adalah citra
Allah, maka kita harus menghargai sesama manusia dengan segala
kelebihan dan kekurangan baik secara fisik-lahiriahnya dan sifat-
sifatnya, kita berkewajiban menjada dan mengembangkan martabat.
Mengembangkan kebaikan-kebaikan dan segala sesuatu yang kita
lakukan supaya bermanfaat bagi sesame kita, apapun bentuknya.
Karena semua manusia sesame dan saudara dalam Allah.10

2. Sikap dan Tindakan Manghargai Sesama

Manusia adalah citra Allah, dalam konteks hidup sekarang, kita


banyak melihat berbagai peristiwa hidup yang terkadang berjalan
tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Lewat mediamassa kita
banyak melihat peristiwa-peristiwa kekerasan yang sangat
memprihatinkan, manusiatidak dihargai martabatnya.Konflik
kepentingan yang terkadang tidak lepas dari isu SARAmuncul begitu
banyak di wilayah Indonesia, mulai dari Ambon sampai Papua. Tidak
ketinggalahtindakan terorisme, yang merenggut nyawa tidak sedikit.

10
Samson, R. A. (2020). Menyelisik Posisi Anak Dan Relasinya Dengan Allah Di
Dalam Alkitab. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 6(1), 89-95.

9
Martabat manusia seakan menjadi sebuah barang mainan yang dapat
dipermainkan seenaknya.

Banyak cara telah dilakukan demi perdamaian. Dialog menjadi tema


utama dalam setiap penyelesaian konflik. Yang diharapkan bahwa
dialog bukan semata-mata pertemuan duakelompok atau lebih,
melainkan tindakan nyata dan konkret demi terciptanya perdamaian.
Jikacara berfikir kita hanya sebatas, bahwa orang lain adalah “obyek”,
maka orang lain dipand angselalu sebagai “yang lain”.

Jika demikian, maka yang terjadi adalah bahwa kita selalu menolak
keberadaan pribadi orang lain sebagai seseorang yang berharga dan
sederajat dengan kita.

Sehingga kita melihat orang lain lebih rendah, tidak bermarabat, tidak
bermoral dan sebagainya.Dampak dari sikap ini adalah kekerasan,
pembunuhan, bahkan penghancuran kelompok tertentu.Dalam Kitab
Suci digambarkan dengan jelas bagaimana manusia yang diciptakan
secitra dansegambar dengan Allah itu diharapkan mampu
memancarkan kasih Allah kepada sesama.11

a. Kesetaraan martabat, setiap manusia memiliki


kesataraan martabat dan hak asasi dihadapan
Allah. Manusia diciptakan sebagai “Citra Allah”
(Kej 1:27), atau “Gambaran Allah yang tak kelihatan
(Kol 1:15), yang dipanggil untuk menjadi “Anak Allah”
(Yoh 3:1-2)
b. Pluralisme atau kemajemukan adalah suatu kenyataan.
Perbedaan yang ada sebagai salah satu jalan untuk
menyempurnakan satu sama lain. Seperti halnya tubuh,
banyak anggota tetapi satutubuh. Beberapa talenta,
kurnia dan panggilan, tetapi satu rekan sekerja Allah
(1Kor 1:10 ;Rom 12)

11Suyanto, I. J., Taruno, B. S., Harum, H., Prasetianto, A. Y., & Vinsensius Felisianus Kama,
O. (2021). KATOLISITAS Pendidikan Agama Katolik. Penerbit Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya.
10
c. Ada perbedaan, dapat membantu orang untuk mawar
diri, sehingga tidak mudah untukmenghakimi atau
mengadili orang lain. Serahkan penghakiman itu pada
Allah. Hendaknyakita suka mengampuni orang lain,
sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni
kita(Mat 7:1-5; Luk 6:37-42; Ef 4:32)
d. Hukum cinta kasih, adalah dasar utama mengapa kita
harus toleran kepada sesama. Cinta berarti menerima
orang lain apa adanya sesuai dengan identitasnya yang
berbeda atau justru karena identitasnya yang berbeda.
Yesus mengajarka kita untuk saling mencintai
tanpasyarat. (Luk 10:25-37).12

Dengan demikian menjadi jelas, orang diharapkan mampu


memancarkan kasih Allah kepadasesama, dengan sikap dan tindakan
itu manusia menunjukkan tugasnya yang utama sebagai citra Allah.

2.3 Upaya Menjaga Keluhuranku Sebagai Manusia.

Hidup kita sebagai manusia merupakan anugerah yang luar biasa


yang patut untukdiperjuangkan. Kehidupan demikian besar artinya
“Hidup ditandai ciri yang tak terhapuskan, yaitu kebenarannya sendiri,
dengan menerima karunia Allah, manusia wajib mempertahankan
hidupdalam kebenaran itu yang memang hakiki baginya (EV. Art 48).
Perjuangan kita untukmempertahankan hidup betapa hakikinya
kehidupan ini, menjadi tonggak yang tak pernah adahabisnya.Kalau
kita melihat perjalanan sejarah, muncul begitu banyak persoalan yang
menghancurkanharkat dan martabat serta keluhuran manusia, di satu
sisi. Banyak orang yang berjuang untukmengatasi ancaman tersebut.
Ketidakadilan dan penindasar harkat manusia terjadi, disitulahmuncul
perlawanan. Kita lihat peristiwa di Amerika Latin, terjadi penindasan
terhadap kaummiskin, oleh para tuan tanah dan penguasa. Di mana
peristiwa tersebut melahirkan pengorbanan
12Suyanto, I. J., Taruno, B. S., Harum, H., Prasetianto, A. Y., & Vinsensius Felisianus Kama,
O. (2021). KATOLISITAS Pendidikan Agama Katolik. Penerbit Universitas Katolik Indonesia
Atma Jaya.
11
Uskup Oscar Romero dan beberapa Jesuit dan perempuan. Peristiwa
ini melahirkanrefleksi yang mendalam betapa perjuangan
mempertahankan keadilan menuai tantangan yang begitu besar,
butuh pengorbanan.Mahatma Gandhi,mengusahakan sebuah gerakan
“ahimsa”,

betapa melalui kekerasan yang begitu besar, kelembutan dan cinta


damai menjadi bagian perjuangan yang harus diangkat.

Bunda Teresa dari Kalkuta, memberikan tangannya


dalammengabdikan diri kepada kehidupan, kepada mereka yang
miskin dan tersingkir, untuk mengangkatmereka supaya bermartabat
seperti manusia yang lainnya.Kehidupan adalah milik Allah sebagai
sumber segala kehidupan. Allah senantiasa berbelas kasihkepada
manusia untuk mengangkat manusia ke dalam kemuliaan. Dan setiap
orang menurutkodratnya memiliki hak hidup, hak untuk mendapatkan
kehidupan yang layak, aman, dan damai,tempat tinggal yang
nyaman. Hak untuk tumbuh dan berkembang secara penuh,
memperolahkeadilan dan cinta, perlindungan dan segala sesuatu yang
membuat sesorang merasa terlindungi.Setiap orang memiliki
kesetaraan martabat dan hak asasi di hadapan Allah. Manusia
diciptakan sebagai “citra Allah” (Kej 1:27).13

Setiap manusia mempunyai kemampuan, dan bakat dalam


ukurun dan lingkungan tertentu,dengan sifat, karekter, pemikiran,
dan perasaannya masing-masing. Kemampuan dan bakat seseorang
haruslah dikembangkan dan digunakan karena merupakan Tuhan
yang luar biasa yangselalu harus dikembangkan.Perlu disadari bahwa
kita mempunyai kekuatan (pengetahuan dan bakat), sifat, dan
karakter pribadi yang unik, yang telah ada dan berkembang di dalam
diri kita. Segala kemampuan dan bakattersebut, hendaknya

13
Suyanto, I. J., Taruno, B. S., Harum, H., Prasetianto, A. Y., & Vinsensius
Felisianus Kama, O. (2021). KATOLISITAS Pendidikan Agama Katolik. Penerbit
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

12
dikembangkan dan digunakan karena merupakan anugerah dari Allah
yang pantas kita syukuri.

Allah menghendaki agar bakat, kemampuan, kekuatan atau


“talenta” yang kita punyai, terus dikembangkan dan digunakan.
Dalam Injil; Matius (Mat 25:14-30). Perumpamaanini menceritakan
tentang seorang tuan yang mempercayakan uangnya kepada ketiga
hambanya.Hamba yang pertama dipercayakan lima talenta, yang
kedua dipercayakan dua, yang ketigadipercayakan satu. (dalam kitab
Lukas disebutkan sang tuan membagikan sepuluh mina
kepadasepuluh hambanya, masing-masing menerima satu mina,
namun pada akhirnya hanya tiga pulayang diceritakan).

Setelah itu sang tuan pergi. Diceritakan hamba yang pertama yang
dipercayakanlima talenta berhasil memperoleh laba lima talenta,
sementara hamba yang kedua yangdipercayakan dua talenta berhasil
memperoleh laba dua talenta, namun hamba yang ketiga
yangdipercayakan satu talenta menyembunyikan uangnya sehingga
tidak mendapat laba apa-apa.(dalam kitab Lukas disebutkan hamba I
memperoleh laba 10 mina, hamba II memperoleh laba 5 mina,
sedangkan hamba III juga menyimpan uangnya.) Setelah sang tuan
kembali dan bertemudengan hamba pertamanya, maka sang tuan
memberinya tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas
disebutkan ia diberikan sepuluh kota), lalu hambakeduanya juga
diberikan tanggung jawab yang lebih besar (dalam kitab Lukas
disebutkan iadiberikan lima kota), tetapi hamba yang ketiga dihukum,
dan uang yang dipercayakan kepadanyadiberikan kepada hamba yang
pertama.14

Perumpamaan itu menyadarkan kita agar selalu mengembangkan


segala hal yang sudah kita punyai dan kita dapatkan demi
perkembangan diri kita sendiri dan orang lain di sekitar kita.
Kitahendaknya percaya, bahwa kita telah diberkati dengan karunia

14
Gulo, M. (2021). HAMBA YANG BAIK DAN SETIA Refleksi Kesetiaan dalam
mengerjakan tanggung jawab pelayanan (Matius 25: 14-30).
13
yang berbeda-beda sesuaikemampuan kita masing-masing. Karunia-
karunia itu harus kita gunakan untuk melayani Allahdan sesame kita.
Sebab dengan menggunakan dan mengembangkan talenta
sebagaimana mestinyaadalah panggilan dan tuntutan kristiani.
Menolak kehendak Allah atas diri kita dapat menjadi penghalang bagi
kemajuan diri kita sendiri dan menjadi rintangan jalan kita menuju
Allah. Kitahendaknya menerima kehendak Allah yang nyata dalam diri
kita. Kita percaya bahwa “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil
sesuaidengan rencana-Nya ( Lih Rom 8:28). 15

Menerima kehendak Tuhan berarti menerima bimbingannya, karena


Dia akan mengantar kitasetapak demi setapak melalui keadaan
konkrit diri kita dan lingkungan kita menuju ke keselamatan. itu
semua akan terjadi sejauh kita menerima dan melaksanakan
kehendak-Nya. Itusemua akan terjadi sejauh kita mampu
mengembangkannya. Selain bakan dan ketrampilan, kita juga
memiliki pengetahuan dan kerohanian, yang senantiasa harus
dikembangkan pula. Sepertiyang telah dikatakan St. Paulus bahwa
kita harus terus mengusahakan pembaharuan akal budi kita,agar akal
budi kita lelalu diresapi oleh nilai-nilai kebaikan. “Janganlah kami
menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakanmanakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna” (Rm 12:2). 16

Menjadi yang terbaik merupakan keinginan dan harapan banyak


orang, tetapi tidak semuaorang akhirnya mampu meraihnya. Kadang
kita berfikir, menjadi terbaik itu bukan milik semuaorang. Tetapi, kita

15
BAB, I., UNIK, A. P. Y., & KOMPETENSI, A. B. RINGKASAN MATERI 1. Ciri-ciri
Fisik.
16
Hartono, D. (2013). MEMBERIKAN YANG TERBAIK UNTUK TUHAN: SEBUAH
RENUNGAN. SOLA GRATIA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika, 1(2).

14
harusnya menyadari bahwa kita semua diberkati dan diberi karunia
yang luar biasa dari Allah.

Dalam Suratnya kepada jemaat di Roma Santo Paulus mengajarkan,


yang penting bukan menjadi yang terbaik, tetapi mempersembahkan
yang terbaik dari diri kita (Rom 12:1-8).Allah mengaruniakan talenta,
yang berbeda-beda kepada setiap orang, dan kita perlumengenalinya,
mempergunakan dan memperkembangkannya untuk melakukan yang
terbaikdalam melayani Allah dan sesame, agar mampu menjadi
berkat. Malakukan yang terbaik sesuai dengan talenta atau
kemampuan kita merupakan wujud dari rasa syukur atas karunia yang
sudahkita terima dari Allah, secara terus menerus.Kita bersyukur dan
mempersembahkan karunia yang kita punyai sesuai dengan panggilan
hidup kita. Paus Benediktus XVI, menyadarkan kita, bahwa panggilan
hidup adalah inisiatif Allah, prakarsa Allah, anugerah Allah. 17

Manusia menjawab panggilan Allah, bekerka sama dengan


rahmatdalam sikap I,am, percaya, pasrah diri, dan dengan penuh
harapan mengusahakan pembaruansecara terus-menerus.

Semua dari kita dipanggil untuk menjadi Anak Allah. Menjadi Anak
Allahsesungguhnya merupakan kasih karunia Allah, bukan hanya
karena diciptakan oleh Allah,melaikan karena dicintai dan diberi hidup
oleh Allah.18

17
Kristanto, K., & Merannu, L. J. (2017). Makna Ibadah Sejati: Studi Eksegetis Mengenai
Makna Ibadah yang Sejati Menurut Roma 12: 1-2 dan Implikasinya bagi Kekristenan Masa
Kini. KINAA: Jurnal Teologi, 2(2).
18 Sine, H., & Nainggolan, A. M. (2021). Menelaah Kehendak Allah Bagi Orang Percaya

Berdasarkan Roma 12: 2. Tumou Tou, 8(2), 104-117.

15
2.4 Fakta-fakta tindakan dan perbuatan yang melecehkan
atau merendahkan martabat manusia sebagai citra
Allah.

1.Merendahkan Orang Lain

Merendahkan orang lain merupakan salah satu tindakanmerendhkan


marabat orang lain Apalagiketika merendahkan itu, kita merupakan
salah satu orang yang berpengaruh di masyarakat, lalumerendahkan
orang yang miskin, kecil dan rendah. Ada beberapa sifat buruk yang
melekat padaorang yang suka merendahkan orang lain, diantaranya
sebagai berikut :19

a. Sombong / Angkuh
Jadi saat kamu merendahkan seseorang, akan terbesit dan
timbul rasa sombong bahwa kamu ituseolah lebih baik dari
orang tersebut. Untuk itu, janganlah kita merendahkan orang
lain. Sebab,mungkin saja orang yang kita rendahkan itu,
memiliki derajat yang lebih baik dari kita di sisiAllah.
b. Mempunyai Hati Yang Keras dan Menolak Kebaikan
Sudah pasti bahwa orang yang suka merendahkan orang lain,
mempunyai hati yang keras.Mengapa demikian? Misalkan
ketika ia melakukan yang salah, ada orang yang
menasihatinya. Namun karena orang tersebut memiliki hati
yang keras, ia malah menolak nasihat tersebut, bahkansampai
merendahkan orang tersebut.
c. Selalu Berprasangka Buruk
kebanyakan orang yang suka merendahkan itu adalah orang
yang selalu berburuk sangka kepadaorang lain, bisa kita
ketahui bahwa orang yang selalu merendahkan orang lain,
menganggapdirinya paling baik. Jadi mereka hanya berfikir
positif untuk dirinya sendiri tetapi melihat orangselalu berburuk
sangka dan tidak lebih baik darinya.
19Tiaranita, Y., Saraswati, S. D., & Nashori, F. (2018). Religiositas, kecerdasaan emosi, dan
tawadhu pada mahasiswa pascasarjana. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 2(2),
182-193.
16
2. Mempekerjakan anak dibawah umur

Hak anak merupakan hak asasi manusia dan untuk


kepentingannya hak anak itu diakui dandilindungi oleh hukum bahkan
sejak dalam kandungan. Contoh hak anak adalah hak untuk bermain,
hak untuk disayangi, hak untuk dilindungi, hak untuk mendapat
pendidikan dan hak atas perlindungan hukum. Akan tetapi dalam
kehidupan sehari-hari anak-anak sering dimanfaatkanuntuk mencari
uang atau bekerja oleh orang tua nya dengan cara paksa atau cara
tertentu yangakhirnya menyebabkan anak tersebut bekerja sebelum
waktunya. Sehinggak hak anak tersebutuntuk bermain ataupun
belajar tidak didapatkannya.

Hal ini jelas melanggar Hak anak. Sebangai contoh nyata,


anak-anak yang disuruh orang tuanya untuk mengamen demi
mendapatkan uang untuk membantu perekonomian keluarga.
Perbuatan sewenang-wenang atas anak serta pemanfaatan anak demi
keuntungan pribadi ini lah yang disebut eksploitasi anak. Eksploitasi
anakdengan cara yang halus serta tidak membuat si anak merasa
dirugikan tetap melanggar hak anak,akan tetapi tidak perlu
penanganan hukum atas pelanggaran ham tersebut. Kecuali
eksploitasi anakdengan paksaan atau menggunakan kekerasan tentu
pelaku pelanggaran ham tersebut harusditangani sesuai hukum yang
berlaku.20

3. Pemberin Gaji Yang Tidak Layak Kepad Buruh

Tindakan itu sesungguhnya merupakan bentuk eksploitasi terhadap


buruh, yang tidakhanya berhenti sampai disitu, dimana pengusaha
juga kerap kali tidak membayar atau memenuhiupah buruh,
sementara buruh sudah melaksanakan kewajibannya, yang secara
yuridis pengusahaseharusnya menunaikan kewajibannya.

20
Rumimpunu, F. (2013). LARANGAN MEMPEKERJAKAN ANAK DIBAWAH
UMUR DITINJAU DARI PERSPEKTIF PERLINDUNGAN HAK ASASI
MANUSIA. SERVANDA_Jurnal Ilmiah Hukum, 7(2), 228-236.

17
Sangat penting untuk dipikirkan keselamatan para buruh saat
menjalankan pekerjaannya. Demikian pula perlu diusahakan
ketenangan dan kesehatan pekerja agar apa yang dihadapinya dalam
pekerjaan dapat diperhatikan semaksimal mungkin,sehingga
kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan itu tetap terjamin. 21

4. Kekerasan Terhadap Tenaga Kerja Wanita

Sudah banyak kasus penyiksaan yang menimpa para TenagaKerja


Indonesia (TKI). Tidakterdapat perubahan atas berbagai
kasussebelumnya yang terjadi, dan kasus penyiksaan TKIsemakin
meningkat. Pemerintah seolah tidak belajar atas kesalahan-kesalahan
dimanaterjadinyakasus yang sama sebelumnya. Seakan-akan sudah
merupakanhal yang biasa apabila terjadinya penyiksaan TKI setiap
tahun. Disebutkan sudah terdapat regulasi yang
mengaturmengenaiperlindungan atas penempatan TKI. Tetapi
faktanya kasus-kasus yang sama tetap sajaterjadi dan grafiknya tidak
menurun justru meningkat.ini menunjukankesejahteraan di negara
kitatercinta ini masih rendah yangmenyebabkan warga negaranya
harus pergi jauh-jauh ke negaraoranglain untuk mencari nafkah.
Selain itu karena pendidikan para TKI masihsangat rendahsehingga
kemampuan intlektualnya sangat kurang, inidapat mengakibatkan TKI
kita hanyadijadikan pesuruh yang dapat digaji semaunya dan tidak
pernah dianggap sebagai pekerja yang profesional.

Seperti kita ketahui kemiskinan itu terjadi karena kurangnya


lapangankerja diIndonesia ini, oleh karena itu banyak warga negara
Indonesiayang tidak memiliki pekerjaan danmenjadi pengangguran.
sehinggabanyak warga negara Indonessia yang menjadi TKI di
negara-negaramaju. Akan tetapi bukan pekerjaan yang mereka dapat
melainkanpenganiayaan bahkan pemerkosaan khususnya untuk kaum
wanita.

21
Budijanto, O. W. (2017). Upah layak bagi pekerja/buruh dalam perspektif Hukum
dan HAM. Jurnal Penelitian Hukum De Jure, 17(3), 395-412.

19
5.Pelecehan Seksual Terhadap Kaum Wanita

Dalam pemahaman masyarakat di negeri ini, perempuan sering kali


ditempatkan di posisikedua. Bahwa perempuan adalah sosok yang
selalu harus tunduk dan patuh dalam segala hal.Bahkan dalam
berbagai masyarakat atau kalangan tertentu, beberapa nilai atau adat
kebiasaan yang seakan tidak bisa lagi ditawar, ‘ini yang tepat bagi
perempuan dan itu yang tepat bagi laki-laki’.

Akibat dari budaya patriarki yang mayoritas dianut dalam


masyarakat, adanya pembatasan ‘gerak’yang wajar dan tak wajar
dilakukan oleh perempuan. Pola pikir tersebut sangat memengaruhi
pandangan masyarakat akan kedudukan yang layak bagi perempuan,
dan tak jarang perempuanmenjadi kaum yang teraniaya dalam
masyarakat.Menurut Catatan Tahunan 2017 yang dipublikasikan
Komnas Perempuan, terdapat 259.150 kasuskekerasan terhadap
perempuan yang terjadi di seluruh Indonesia. Di ranah kekerasan
dalam rumahtangga/relasi personal, pemerkosaan menempati posisi
tertinggi sebanyak 1.389 kasus, diikuti pencabulan sebanyak 1.266
kasus. Di ranah komunitas, kekerasan seksual masih menempati
peringkat pertama sebanyak 2.290 kasus.Yang perlu digarisbawahi
dari jumlah tersebut adalah bahwa data tersebut diperoleh karena
korbanmelakukan laporan atau gugatan secara hukum. Data tersebut
tidak termasuk kasus-kasus yangtidak dilaporkan oleh korban maupun
keluarga korban, yang entah berapa jumlahnya.22

22
Sumera, M. (2013). Perbuatan Kekerasan/Pelecehan Seksual Terhadap
Perempuan. Lex et Societatis, 1(2).

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks.


Sedemikian sempurna manusiadiciptakan oleh Sang pencipta dan
manusia tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupanmanusia
selalu ambil bagian. 1ita sebagai manusia harus menjadi individu yang
berguna untuk dirisendiri dan orang lain.Manusia itu tidak sepenuhnya
sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada masalah
yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan
bantuandari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama
seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal
agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus
salingmenghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk
yang diciptakan tidak ada bedanya ,selain itu dalam hidup manusia
juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai
umatmanusia dan manusia telah dianugrahi potensi yang sempurna
untuk hidup di dunia, yaitu akal,napsu, dan kalbu. Sehingga manusia
dapat menguasai ilmu dan teknologi sebagai pelaksanaantugas
sesuadengan keahliannya, dan manusia mempunyai hakikat,
martabat, serta tanggung jawabnya masing-masing.Oleh karena itu,
seluruh potensi yang dimiliki manusia semestinya digunakan secara
terpadu.keterpaduan dalam penggunaan potensi dan tugas tersebut
akan mewujudkan sossk manusia yangutuh dan sempurna.

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini saya susun, pemakalah menyadari tentunya


makalah ini masih banyak keasalahan dan kekurangan. Untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun.Selanjutnya diharapkan
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

21
DAFTAR PUSTAKA

Mokhamin,Min.http://masyarakatdlmislam.blogspot.com/2015/06/haki
kat-martabat-dan-tanggung-jawab.html (diakses pada tanggal 24
oktber 2022 pukul 20.12 WIB)

Martha,Ananda,http://www.academia.edu/27462641/MARTABAT_MA
NUSIA_DAN_TANGGUNG_JAW AB_MANUSIA diakses 24 oktober 2022
pukul 17.14 WIB

Fransiska,Puteri.https://www.slideshare.net/fransiskaputeri/semester-
2-agam-modul-manusia(diakses pada tanggal 25 oktober 2022 pukul
20.30 WIB )

Siringoringo ,Martua
https://pendalamanimankatolik.com/tag/martabat-manusia/diakses
pada tanggal 25 Okotober 2022 pukul 19.20 WIB

22

Anda mungkin juga menyukai