Anda di halaman 1dari 26

SEJARAH IPA

PERKEMBANGAN ILMU BOTANI DAN ZOOLOGI

OLEH
SEMESTER VI/A
KELOMPOK 5

I WAYAN REGEG ASTIKA / 1613071014


DEWA AYU RIKA PERTIWI / 1613071023
A.A. NGURAH KRISNA BUANA / 1613071024
KOMANG SRIPONI / 1613071025

JURUSAN PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan berkat, rahmat, karunia dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Penulis
menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sejarah IPA di semester VI.

Selama proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui


permasalahan dan hambatan, tetapi berkat adanya bantuan dari berbagai pihak
yang terkait, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan dan kontribusi dari berbagai pihak yang terkait.

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dijadikan referensi dalam
penulisan makalah yang serupa, serta dengan hati yang tulus penulis tak lupa
memohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada hal-hal yang tidak berkenan.

Singaraja, 18 Mei 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan

1.1............................................................................................. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3. Tujuan........................................................................................................2

1.4. Manfaat......................................................................................................2

BAB II Pembahasan

2.1. Perkembangan Ilmu Botani.......................................................................3

2.2. Perkembangan Ilmu Zoologi.....................................................................6

2.3. Perkembangan Ilmu Mikroskop dan Anatomi Fisiologi.........................12

2.4. Perkembangan Klasifikasi Linnaeus.......................................................18

BAB III Penutup

3.1 Simpulan...................................................................................................21

3.2 Saran.........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri
khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingintahu tentang benda-benda
disekitarnya, seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang
dirinyasendiri.Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu
penjelasan yang bisa dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu
pengetahuan manusia dari zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.Ilmu
pengetahuan abad ke-20 telah mengubah segalanya, kemajuan- kemajuan
serupa itu sebenarnya telah terjadi dimasa-masa sebelumnya.
Salah satunya terjadi kira-kira tahun 2500 SM, ketika “Stonehenge”
didirikan di Inggris dan ‘’Piramida’’ dibangun di Mesir. Kedua monument ini
menyatukan gagasan astronomis dan religius yang kecanggihannya tidak
sepenuhnya di ketahui hingga abad ini. Penyelidikan mendalam tentang
Stonehenge dan piramida-piramida tersebut mengungkap pengetahuan
matematika yang mengejutkan. Orang yang membangunkedua monumen ini
telah memahami istilah-istilah praktis yang paling sederhana tentang
hubungan antara dua sisitegak dengan sisi miring dari segitiga siki-siku yang
tertentu. Dengan kata lain mereka telah memahami dasar dariapa yang
kita kenal sebagai dalil Pythagoras sekitar 2000 tahun sebelum Pythagoras
lahir.Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan lainnya juga mengungkapkan
tentang peranan dunia islam di dalamnya.Sekitar abad ke 7 M. pada zaman
Bani Umayyah, orang islam menemukan cara pengamatan astronomi.
Kemudian pada tahun 825 M. M. AL-khawarizmi telah menyusun buku
aljabar yang menjadi buku standar beberapa abadlamanya di Eropa.Dari
beberapa uraian tersebut, ternyata perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidaklah muncul dengansendirinya. Oleh karena itu, kita sebagai
manusia yang selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara detail
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.
Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan ilmu pengetahuan, kita
sebaiknya mengetahui bagaimana sejarah perkembangan. Dalam makalah ini

1
akan dibahas mengenai sejarah perkembangan ilmu pengetahuan yang
menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini. Perkembangan
ilmu pengetahuan yang akan dibahas adalah perkembangan ilmu botani,
zoologi, mikroskop dan anatomi-fisiologi dan klasifikasi Linnaeus.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut.
1.2.1 Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu botani?
1.2.2 Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu zoologi?
1.2.3 Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu mikroskop dan analogi-
fisiologi?
1.2.4 Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu klasifikasi Linnaeus?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka adapun beberapa tujuan yang
ingin kami capai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut.
1.3.1 untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu botani
1.3.2 untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu zoologi
1.3.3 untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu mikroskop dan analogi-
fisiologi
1.3.4 untuk mengetahui sejarah perkembangan klasifikasi Linnaeus
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi
penulis seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Selain itu,
penulis juga mendapat ilmu untuk memahami dan menganalisis materi
yang ditulis dalam makalah ini serta pengalaman mengenai teknik
penulisan makalah yang benar.
1.4.2 Bagi Pembaca
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada pembaca mengenai sejarah perkembangan teori atom, sehingga
dapat memberikan pengetahuan lebih dan bermanfaat bagi pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ilmu Botani


Sistem klasifikasi ini dikembangkan oleh orang-orang Yunani hingga
bertahan sampai 10 abad. Tumbuhan diklasifikasikan hanya berdasarkan

2
perawakannya yakni pohon, semak, herba dan tumbuhan pemanjat. Sampai
dengan pertengahan abad ke XVIII satu-satunya sistem klasifikasi yang dianut
adalah sistem klasifikasi buatan yang dibuat oleh Theophrastus (370-285) dan
dianggap sebagai bapak botani, ia adalah murid dari ahli filsafat terkenal
Aristoteles. Selain membedakan tumbuhan dari perawakannya, telah dikenal
pula daur hidupnya: semusim (annual), dua musim (biannual) atau tahunan
(perennial). Ia juga telah membedakan bunga majemuk tidak terbatas
(indeterminate) dan terbatas (determinate), serta perbedaan posisi ovarium.
Pada jamannya, Theophrastus bersahabat dengan Alexander de Great
yang banyak menaklukkan negara-negara jauh di belahan bumi sebelah timur
dan kemudian membawa tumbuhan yang sebelumnya tidak dikenal.
Tumbuhan ini kemudian ditulis oleh Theophrastus untuk pertama kalinya
seperti: kapas, lada, kayu manis, pisang dan lain sebagainya. Bukunya Historia
Plantarum secara garis besar berisi tentang pengklasifikasian dan pembuatan
pertelaan 480 jenis tumbuhan, buku ini dianggap sebagai tanda dimulainya
botani ilmiah dan sekaligus merupakan karya tertulis paling tua. Sumbangan
pemikiran Theophrastus sangat berarti, dia juga menelaah perkecambahan biji
dan pertumbuhan semai, serta menunjukkan bagaimana biji-biji yang
bermacam-macam itu berkecambah. Ia menyatakan bahwa akar merupakan
struktur pertama yang muncul dari semua proses perkecambahan biji. Dia juga
mengklasifikasikan daun-daun dan memperhatikan penataan daun pada
batang. Meskipun ia bekerja berabad-abad sebelum penemuan alat-alat optik
dan mikroskop, bagian dalam tumbuhan dipelajarinya dengan cermat. Ia
menunjukkan bahwa tidak semua bagian tumbuhan di bawah tanah adalah
akar, bagian itu dapat berupa umbi, kormus atau modifikasi lain dari batang.
Theophrastus juga mengamati penyebaran tumbuhan dan kaitannya
dengan lingkungan, dengan demikian ia merupakan orang pertama yang
mempelajari dan mengembangkan geografi serta ekologi tumbuhan. Ia
memperhatikan bahwa angin, cahaya, naungan dan berdesakannya tumbuhan
mempengaruhi pertumbuhannya. Dapat dikatakan bahwa Theophrastuslah
yang meletakkan dasar secara kokoh untuk ilmu-ilmu lainnya.

3
Sejak masa kehidupan Theophrastus sampai abad ke-enam belas
sebenarnya tidak terdapat kemajuan yang berarti dalam klasifikasi tumbuhan.
Namun pada masa itu para herbalis, yakni tabib ahli tentang tumbuhan
berkhasiat yang mampu menyembuhkan penyakit terutama orang-orang
Jerman, Inggris, dan Italia, menunjukkan adanya kegiatan yang meningkat dan
meluas. Mereka melakukan penelitian terhadap penggunaan tumbuhan secara
praktis, terutama dipelajari tentang khasiatnya sebagai obat. Karya tulis
mereka sangat banyak berisi pertelaan tentang tumbuhan asli yang mereka
kenal maupun jenis-jenis tumbuhan pendatang lainnya. Beberapa ahli
berpendapat bahwa botani modern dimulai dari usaha para herbalis untuk
menemukan dan mempelajari tumbuhan berkhasiat obat.
Di belahan dunia lainnya selain Eropa-pun berkembang juga
pengetahuan tentang botani khususnya yang berkaitan dengan tumbuhan
berkhasiat obat. Dapat dicatat pengetahuan tentang tanaman obat di China dan
India telah cukup maju dan terdata secara tertulis. Demikian pula di Timur
Tengah para ilmuwan seperti Ibnu Sina telah menulis karya besar Canon
Medicine.
Pada abad pertengahan dan abad-abad berikutnya kemudian muncul
nama-nama ahli sistematika tumbuhan di Eropa terutama di Jerman, Belanda,
Inggris dan Belgia. Albertus Magnus (1192-11280), telah mengenal perbedaan
struktur batang, selain itu juga telah membedakan tumbuhan dikotil dan
monokotil, tumbuhan berpembuluh dan tidak. Pada jamannya telah digunakan
lensa sederhana untuk mengamati tumbuhan dan secara garis besar konsep
Theophrastus dapat diterimanya. Otto Brunsfels (1464-1534) merupakan
ilmuwan yang pertama kali menggolongkan perfecti dan imperfecti,
penggolongan tumbuhan berdasarkan ada tidaknya bunga dan yang pertama
kali mengemukakan konsep marga (genus). Dia pula yang pertama kali
menghasilkan gambar ilustrasi dari tumbuhan herba yang sebagian besar
dibuat berdasarkan material dari pekerjaan Theophrastus, Dioscorides dan
Plinius.
Para herbalis periode 1500-1580 kebanyakan mempelajari tumbuhan
untuk keperluan praktis misalnya penggunaan untuk keperluan obat atau

4
pertanian. Sangat sedikit yang memikirkan tentang klasifikasi tumbuhan.
Andrea Caecalpino (1516-1603), dalam bukunya De Plantis (1583)
dikemukakan dasar-dasar klasifikasi 1500 tumbuhan. Pemikirannya lebih
maju dibandingkan dengan konsep asli yang lebih berdasarkan manfaat
tumbuhan. Pendekatan ilmiah telah digunakan untuk klasifikasinya.
Tumbuhan tersebut diklasifikasikan berdasarkan perawakan pohon atau herba
kemudian lebih lanjut berdasarkan tipe bunga dan biji. Dia juga membedakan
ovarium superior dan inferior, ada tidaknya umbi, getah atau latex dan jumlah
ruangan di dalam ovarium. Caesalpino menuliskan pendapatnya dalam bentuk
naratif, tidak menyusun dalam bentuk suatu garis besar ataupun sinopsis,
namun pemikiran-pemikirannya mempengaruhi ahli-ahli sesudahnya seperti
de Turnefort, John Ray dan Linnaeus.
Jean (Johan) Bauhin (1541-1631) sangat terkenal dengan hasil
ilustrasinya yang bergambar Historia Plantarum Universalis (1650) dalam 3
jilid yang sangat komprehensif, memuat sinonim 5000 tumbuhan. Buku ini
diterbitkan oleh menantunya J.H. Cherler, dan untuk pertama kalinya memuat
pertelaan diagnosis yang bagus dari jenis (spesies). Sebelumnya Gaspard
Bauhin (1560-1624) yang merupakan kakak Cherler menerbitkan buku Pinax
Theatri Botanici (1623) berisi tentang nama dan sinonim 600 jenis mampu
bertahan cukup lama. Gaspard Bauhin juga mengklasifikasikan tumbuhan
berdasarkan tekstur dan bentuknya, ia merupakan orang pertama yang
memakai tatanama binomial untuk jenis dan kemudian dipopulerkan oleh
Linnaeus.
Joseph Pitton de Tournefort (1656-1708), mengelompokkan tumbuhan
berbunga menjadi 2 kelompok, pohon dan herba. Masing-masing dibagi lagi
berdasarkan ciri bunganya, mempunyai petal atau tidak, bunga tunggal atau
majemuk. Sistem pengelompokan ini banyak digunakan di Eropa, seperti di
Prancis dipertahankan sampai digantikan oleh sistem de Jussieu (1780).
Sedangkan di negara Eropa lainnya juga tetap bertahan sampai digantikan oleh
sistem Linnaeus. De Tournefort menyempurnakan konsep mengenai apa yang
disebut genus yang telah dirintis oleh Brunfels.

5
John Ray (1628-1705) dari Inggris mengklasifikasikan tumbuhan jauh
sebelum Linnaeus dan banyak mengambil pemikiran dari para pendahulunya
misalnya Albertus Magnus dan Caesalpino. Dalam bukunya Methodus
Plantarum ia mengusulkan klasifikasi kurang lebih 18.000 jenis. Ray
menyusun sistem klasifikasi dengan dasar tumbuhan yang terlihat serupa
dikelompokkan bersama, sehingga dianggap sebagai pioner sistem alam.
Sistem klasifikasi Ray dibagi dalam kelompok utama yaitu tumbuhan berkayu
dan herba. Dia telah mengenal tumbuhan dikot dan monokot, serta kelas-kelas
berdasarkan tipe buahnya. Kecuali itu Ray juga membagi tumbuhan
berdasarkan tipe daun dan bunganya. Sistemnya didasarkan atas bentuk dan
morfologi dari struktur tumbuhan, dan di banyak sisi lebih bagus dari sistem
buatan Linnaeus yang datang kemudian.

B. Perkembangan Ilmu Zoologi

Perhatian kita pada hewan mungkin lebih dahulu daripada bangsa


manusia, karena kera manusia dan manusia kera yang mendahului kita dalam
evolusi pada waktu itu jelas telah mempelajari hewan mana yang berbahaya,
mana yang dapat diburu untuk keperluan sandang, pangan atau berteduh, di
mana hewan tersebut dapat ditemukan dan sebagainya, Beberapa kesan nenek
moyang kita mengenai hewan-hewan yang hidup pada waktu itu dapat dilihat
dalam lukisan-lukisan di dalam gua-gua di Perancis dan Spanyol (Gambar
1.1). Beberapa hewan dianggap sebagai roh yang jahat atau roh yang baik,
Kemudian manusia menggambar hewan pada barang pecah-belah, alat-alat,
pakaian dan benda lain.
Bangsa Mesir kuno mempunyai pengetahuan yang luas mengenai
hewan-hewan, dan memelihara sapi, domba, babi, kucing, angsa dan bebek
yang telah dijinakkan. Ahli filsafat Yunani dalam abad ke-5 dan ke-6 Sebclum
Maseh, Anaximander Xenophanes, Empedocles dan lain-lainnya mem
perkirakan asal usul kehidupan hewan di dunia. Salah satu klasifikasi hewan
yang pertama terdapat di dalam kitab kedokteran Yunani yang pada waktu itu,
menggolongkan hewan terutama apakah hewan dapat dimakan atau tidak.
Aristoteles (384-322 SM) adalah salah satu ahli filsafat Yunani terbesar yang

6
telah menulis mengenai banyak hal Bukunya Historia animalium memuat
banyak iformasi mengenai hewan-hewan di Yunani dan Asia Kecil. Uraian
Aristoteles sangat baik dan da- pat dikenal sebagai deskripsi hewan tertentu
yang sekarang masih ada. Luas dan dalamnya perhatian terhadap zoologi
sangat mengesankan, la mempelajari dengan cermat perkembangan ayam dan
pemeliharaan ikan hiu dan tawon. la mempunyai pendapat mengenai fungsi
alat alat tubuh manusia yang beberapa di antaranya, ernyata salah. la ber
pendapat bahwa alam berusaha untuk mengubah dari yang sederhana dan yang
tidak sempurna ke arah yang kompleks dan sempurna dan ia menyusun semua
organisme dalam suatu "tangga alam" mulai dari yang sederhana ke arah yang
kompleks. Sumbangannya kepada logika, seperti perkembangan sistem
penalaran induktif dari pengamatan tertentu ke arah generalisasi yang
menjelaskan semuanya, merupakan sumbangan yang tak ternilai bagi semua
cabang ilmu pengetahuan.
Dokter Galen (131-201 SM), seorang Yunani, adalah salah satu yang
pertama kali melakukan percobaan dan pembedahan pada hewan untuk
menentukan struktur dan fungsi. Sebagai seorang ahli fisiologi eksperimental
dia membuat penemuan mengenai fungsi dari otak dan saraf, dan
memperagakan bahwa arteri berisi darah dan bukan hawa, deskripsi mengenai
tubuh manusia merupakan pedoman yang tidak dapat di ragukan selama 1300
tahun, meskipun deskripsi itu mempunyai kesalahan yang menonjol, karena
didasarkan atas pembedahan pada babi dan kera dan bukan pada manusia.
Pliny (23-79 SM) dan lain-lainnya dalam abad-abad berikutnya menyusun
ensiklopedia (Natural History karangan Pliny terdiri atas 37 jilid) mengenai
jenis hewan dan tempat hidupnya, yang merupakan suatu campuran antara
kenyataan dan fantasi yang mengagumkan. Beberapa buku yang ditulis dalam
Abad Pertengahan disebut "bestiaries." Buku zoologi yang ditulis dalam abad
pertengahan hampir tidak ada perkecualian, semuanya merupakan tiruan dari
Aristoteles, Galen dan Pliny, tidak dilakukan pengamatan-pengamatan baru
untuk membenarkan atau menyanggah ahli tersebut.
Pembaruan dalam ilmu pengetahuan dimulai secara sedikit demi sedikit
oleh ilmuwan seperti Roger Bacon (1214-1294) dan Albertus Magnus (1206-

7
1280) yang berminat pada semua cabang dalam ilmu pengetahuan alam dan
filsafat. Leonardo da Vinci (1452-1519) yang genius adalah scorang ahli
anatomi dan fisiologi dan juga seorang pelukis, insinyur dan penemu. Dia
membuat pengamatan-pengamatan yang original di bidang zoologi, yang
beberapa di antaranya baru terungkap sangat lama sesudahnya, ketika catatan-
catatannya ditemukan. Salah seorang yang pertamakali meragukan kebenaran
uraian Galen mengenai anatomi manusia adalah seorang bangsa Belgia
bernama Andreas Vesalius (1514-1564) yang menjabat sebagai guru besar di
Perguruan Tinggi Padua di Italia. Dengan membedah tubuh manusia dan
menggambar dengan jelas dan terinci apa yang dilihat, Vesalius membuktikan
kesalahan dalam uraian Galen. Dia menerbitkan pengamatan dan gambarnya
dalam De humani corporis fabrica (Mengenai Struktur Tubuh Manusia) dalam
tahun 1543. Karena Vesalius berani menyangkal pendapat Galen, maka ia
mendapat kecaman-kecaman yang hebat dan akhirnya terpaksa melepaskan
jabatannya sebagai guru besar.
Sebagaimana halnya dengan Vesaius yang menekankan pentingnya
kepercayan pada pengamatan sendiri dan tidak pada patokan anatomi yang
telah ada, maka demikian pula halnya dengan William Harvey (1578-1657)
dalam bidang fisiologi. Harvey, seorang dokter bangsa İnggcris, mendapat
pendidikan di Universitas Padua, tempat Vesalius pernah mengajar. Dia
kembali ke Inggeris dan meneliti peredaran darah. Dalam tahun 1628 ia
menerbikan Exercitatio anatomica de motu cordis et sanguinis in animalibus
(Studi Anatomi mengenai Gerakan Jantung dan Darah pada Hewan). Pada
waktu tu disangka bahwa darah dibuat dalam hati dari makanan kemudian
mengalir sekali ke dalam alat-alat tubuh dan habis terpakai. Jantung dikira
tidak berotot dan mengembang secara pasif karena darah yang masuk. Harvey
dengan pengamatan langsung menggambarkan bagaimana pertamakali atrium
kemudian ventrikel terisi dan kosong karena kontraksi otot. Ia memperlihatkan
bahwa jika sebuah arteri dipotong, maka darah akan tersembur dari arteri
tersebut seirama dengan denyut jantung, dan bahwa jika sebuah vena diikat, ia
akan penuh darah dibagian yang menjauhi jantung dan kosong di bagian yang
mendekati jantung. Dia memperlihatkan bahwa katup dalam vena

8
memungkinkan darah mengalir ke jantung tetapi tidak sebaliknya (Gambar
1.5). Dari percobaan-percobaan ini ia menyimpulkan bahwa darah mengalir
dari jantung melalui arteri dan kembali ke jantung melalui vena. Disamping
itu dengan mengukur jumlah darah yang keluar dari jantung tiap denyut dan
menghitung jumlah denyut dalam satu menit, dia dapat menghitung jumlah
darah yang mengalir melalui jantung tiap menit atau jam. Dia men dapatkan
bahwa aliran itu begitu besar sehingga tidak mungkin dapat dibuat baru oleh
hati tetapi harus diedarkan kembali, dipakai berulangkali. Ini merupakan
argumentasi kuantitatif yang pertama. Dia menyimpulkan bahwa harus ada
pembuluh-pembuluh yang menghubungkan vena dan arteri untuk
menyempurnakan jalur peredaran darah. Tetapi karena tidak mempunyai
mikroskop dia tidak dapat melihatnya. Pada tahun-tahun berikutnya dia
melakukan penelitian mengenai perkembangan ayam, yang dalam 1651
diterbitkan sebagai Exercitationes degeneratione animalium. Dalam karya ini
ia menegaskan bahwa mamalia seperti halnya dengan ayam, juga berkembang
dari telur. Dengan perkembangan mikroskop oleh Janssens dalam tahun 1590
dan oleh Galileo dalam tahun 1610, maka tersedialah sarana untuk
memecahkan masalah yang terdapat pada zoologi dan Botani; Robert Hooke
(1635-1703), Marcello Malpighi (1628-1694), Antony van Leeuwenhoek
(1632-1723), dan Jan Swammerdam (1637-1680) adalah beberapa di antara
ahli-ahli mikroskop pertama. Mereka mempelajari struktur halus dari jaringan
hewan dan tumbuhan. Hooke adalah orang pertama yang menemukan adanya
"sel" dalam jaringan tumbuhan. Leeuwenhoek adalah yang pertama
menggambarkan bakteri, protozoa dan sperma, dan Malpighi adalah yang
pertama kali memperlihatkan kapiler-kapiler yang menghubungkan arteri
dengan vena. Dalam abad yang lalu mikroskop cahaya telah banyak
mengalami perbaikan dan kemampuan kita untuk melihat struktur yang halus
dari sel sangat ditingkatkan dengan penemuan-penemuan fase mikroskop, dan
electron mikroskop transmisi dan sken. Mikroskop ini dengan kemampuan
pembesaran 100.000 sampai 500.000 kali telah membuka suatu tingkatan
kompleksitas yang sama sekali baru dari struktur semua jenis sel. John Ray
(1627-1705) dan Linnaeus (Karlvon Linne) (1707-1778) menerbitkan

9
klasifikasi hewan dan tumbuhan dan membuat sistem binomial (dua nama:
genus dan spesies) dalam pemberian nama ilmiah pada hewan dan tumbuhan,
Linaeus untuk pertama kali mempergunakan sistem binomial ini secara
konsisten di dalam edisi ke-10 bukunya Systema naturae (1758).
Sumbangan pada pengertian kita tentang perkembangan embrio hewan
diberikan oleh Fabricius, seorang guru besar anatomi pada Universitas Padua,
yang pernah mengajar William Harvey, dan oleh Harvey, Malpighi dan Kaspar
Wolff (1759), Wolff mengemukakan teori epigenesis, suatu konsep yang
mengatakan adanya suatu diferensiasi struktur yang bertahap selama
perkembangan dari telur yang relatif tidak mempunyai struktur. Karl Ernst von
Baer (1792-1876) membuat teori lapisan kuman/baksil dan menekankan
pentingnya studi perbandingan mengenai perkembangan pada berbagai jenis
hewan.
Setelah William Harvey, fisiologi dimajukan oleh Rene Descartes (1596
-1650), yang lebih dikenal sebagai ahli filsafat daripada ahli percobaan. Dia
percaya bahwa "jiwa hewan" timbul dalam jantung, disimpan dalam otak dan
melalui saraf, mengalir ke toto sehingga sesuai dengan jumlahnya
menyebabkan kontraksi dan relaksi. Charles Bell (1774- 1842) dan Francois
Magendie (1783 1855) memberi sumbangan-sumbangan penting kepada
pengertian kita mengenai fungsi dari otak dan saraf tulang belakang. Johannes
Muller (1801-1858) mempelajari sifat dari saraf dan kapiler-kapiler. Buku
pelajarannya tentang fisiologi merangsang banyak perhatian dan penelitian
dalam bidang ini. Claude Bernard (1813-1878) adalah salah satu penganjur
yang gigih dari fisiologi eksperimental dan sumbangannya besar sekali pada
pengertian kita mengenai peranan hati, jantung, otak dan plasenta. Henry
Bowditch (1840-1911) menemukan prinsip "semua atau tidak sama sekali"
dari kontraksi otot jantung dan mendirikan laboratorium untuk mengajar
fisiologi di Amerika Serikat. Ernest Starling (1866-1927) memberi banyak
sumbangan dalam fisiologi peredaran dan sifat dari limfa dan bersama
William Bayliss (1866-1924) menjelaskan kontrol hormonal dari sekresi
cairan pankreas.

10
Ahli anatomi bangsa Skotlandia, John Hunter (1728-1793) dan ahli
anatomi Perancis Georges Cuvier (1769-1832) merupakan perintis dalam
bidang anatomi perbandingan dengan mempelajari struktur yang sama pada
berbagai jenis hewan. Richard Owen (1804-1892) mengembangkan konsep
homologi dan analogi. Cuvier adalah orang pertama yang mempelajari baik
struktur fosil mapun hewan yang masih hidup dan dianggap sebagai bapak
paleontologi. Cuvier sangat percaya akan stabilitas sifat dari spesies dan
berdebat sengit dengan Lamarck yang dalam tahun 1809 mengemukakan teori
evolusi berdasarkan gagasan bahwa sifat yang diperoleh akan menurun.
Salah satu konsep yang paling penting dalam bidang biologi adalah teori
sel yang berkembang secara berangsur setelah Robert Hooke, dengan
mikroskop yang baru ditemukan, melihat untuk pertama kalinya sel-sel mati
pada dinding sepotong gabus. Ahli biologi Perancis Rene Dutrochet dalam
tahun 1824 mengatakan tegas bahwa “ semua jaringan organ sebenarnya
adalah sel bundar yang sangat kecil yang tampaknya disatukan hanya oleh
daya adhesif yang sederhana; jadi semua jaringan, semua organ hewan
sebenarnya adalah suatu jaringan sel yang berubah secara berlain-lainan,
Dutrochet menyadari bahwa pertumbuhan adalah hasil peningkatan volume
dari masing masing sel dan penambahan sel-sel baru. Dua orang Jerman, ahli
botani M.J. Schleiden dan ahli zoologi Theodor Schwann mempelajari
sejumlah besar jaringan dari aneka tanaman dan hewan dan mereka ini
dianggap sebagai orang yang mengemukakan teori sel (1838), karena mereka
menunjukkan bahwa sel adalah satuan dari struktur pada tanaman dan hewan,
dan bahwa suatu organisme merupakan kumpulan dari sel-sel yang diatur
menurut hukum yang tetap. Adanya nukleus di dalam sel, suatu hal yang pada
waktu ini dianggap menjadi sifat yang hampir universal darisel, pertamakali
dikemukakan oleh Robert Brown pada tahun 1831.
Dalam abad 20, zoologi, bersama dengan ilmu biologi lainnya telah
berkembang dengan sanga cepat dengan terwujudnya cabang ilmu
pengetahuan sitologi, embriologi, genetika, evolusi, biokimia, biofisika,
endrokrinologi dan ekologi. Penemuan-penemuan dan teknologi baru di
bidang kimia dan fisika memungkinkan pendekatan-pendekatan baru terhadap

11
ilmu biologi yang menarik perhatian para ahli biologi. Begitu banyak jumlah
orang yang telah menyumbang pada pertumbuhan zoologi, sehingga dalam
tiap bidang hanya dapat disebut beberapa saja. Mendel, deVries, Morgan,
Bridges dan Muller di bidang genetika; Darwin, Dobzhansky, Wright dan
Goldschmidt di bidang evolusi; Harrison dan Spemann di bidang embriologi;
dan Crick, Watson, Komberg, dan Nirenberg di bidang biologi molekular.
Masih banyak lagi yang akan disebut dalam pembahasan bidang-bidang ini
secara terinci.
Pendirian dan pertumbuhan laboratorium biologi laut seperti di Napoli
(Italia), Woods Hole (MA), Pasific Grove (CA), Friday Harbor (WA), dan
lain-lain memegang peranan penting dalam memajukan penelitian dalam ilmu
pengetahuan zoologi. Terdapat juga tempat-tempat sejenis untuk biologi air
tawar yaitu seperti yang ada di Douglas Lake, Michigan.

C. Perkembangan Mikroskop dan Anatomi Fisiologi

1) Perkembangan Mikroskop
Mikroskop adalah salah satu jenis alat optik yang fungsinya untuk
melihat sekumpulan benda yang memiliki ukuran yang sangat kecil.
Mikroskop ditemukan pertaman kali oleh Zacharies Jansen pada tahun
1590. Di zamannya, teknologi yang canggih ini sangat bermanfaat sebab
dapat melihat benda dengan ukuran yang sangat kecil. Mikroskop yang
telah kita gunakan di saat sekarang ini sudah mengalami perubahan yang
sangat singnifikan. Seiring perkembangan teknologi, pada tahun 1665,
ilmuwan bekebangsaan inggris bernama Robert Hooke berhasil merancang
mikroskop yang memiliki sumber cahaya sendiri. Mikroskop buatannya ini
mampu melihat benda dengan perbesaran hingga 30 kali. Mikroskop
buatan Robert Hooke membuat beliau dapat menyelediki dan menemukan
sel pada kayu gabus.
Temuan dari Robert Hooke tersebut kemudia diteruskan kembali pada
tahun 1668, oleh seorang ilmuwan dari Belanda bernama Antonie Van
Leeuwenhoek. Antonie Van Leeuwenhoek berhasil mengembangkan
mikroskop dengan lensa tunggal yang memiliki perbesan 270 kali lebih

12
besar dari ukuran asalnya. Akibat dari penemuan beliau, dunia kedokteran
sangat dibantu sekali, yaitu dengan ditemukannya mikroskop tersebut,
dunia kedokteran dapat mengamati sel darah merah (eritrosit), ekstrak ragi,
bakteri dan makhluk hidup kecil seperti protozoa. Karena penemuannya
ini, beliau dinobatkan sebagai orang yang pertama menemukan bakteri.
Seiring dengan penemuan mikroskop yang semakin berkembang dan hal
tersebut juga membuat perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat.
Hal tersebut dapat terjadi karena semakin banyaknya berbagai penemuan
tentang jenis benda-benda yang sangat kecil ukurannya. Salah satu
penemuan yang ditemukan dengan mikroskop adalah basil
(Microbacterium tuberculosis). Basil merupakan virus yang menyebabkan
penyakit TBC. Yang mana jenis virus ini ditemukan oleh ilmuwan
berkebangsaan jerman bernama Robert Koch.
Mikroskop modern yang paling banyak digunakan sampai sekarang
ini adalah mikroskop cahaya. Perlu diketahui mikroskop cahaya mampu
melakukan perbesaran suatu objek hingga 1000 kali lipat. Semakin
berkembangnya teknologi dalam bidang optik, mikroskop pun mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Pada tahun 1933, seorang yang bernama
Ernst Ruska berhasil membuat mikroskop elektron. Mikroskop ini prinsip
kerjanya yaitu menggunakan elektron untuk melihat struktur dari benda-
benda yang kecil. Istilah untuk mikroskop yang ditemukan oleh Ernst
Ruska adalah TEM (Tranmision electron Microscope). Perbesaran yang
dapat dilakukan mikroskop tersebut mencapai 500.000 kali. Perkembangan
mikroskop terus berlanjut bingga pada tahun 1965 terciplah jenis
mikrokop elektron yang dikenal dengan SEM (Scanning Electron
Microscope). Mikroskop SEM bekerja menggunakan prinsip pancaran
elektron yang telah dilapisi oleh logam mulia. Logam mulia ini fungsinya
sebagai pencegah agar tidak masuknya elektron ke bagian dalam sel.
Kemudian pada tahun 1981 diciptakan lagi teknologi baru pada mikroskop
yang dikenal dengan STM (Scanning Tunneling Microscope). Dalam
biang ilmu biologi, kegunaan STM sangat berpengaruh. Hal tersebut
dikarenakan STM dapat melihat satu per satu molekul yang terdapat pada
lapisan sel.

13
2) Perkembangan Anatomi Fisiologi
Perkembangan anatomi fisiologi terjadi dalam beberapa zaman.
Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai perkembangan anatomi
fisiologi.
a) Zaman Anatomi Kuno
Sejarah anatomi dimulai dari zaman anatomi kuno. Zaman ini
dimulai setidaknya pada permulaan tahun 1600 SM, saat
dikeluarkannya Papirus Mesir kuno oleh ilmuwan peradaban Mesir
kuno. Pada saat itu telah dapat dikenali beberapa organ dan
pengetahuan dasar akan pembuluh darah. Hipokrates adalah ilmuwan
kedokteran yunani kuno yang karyanya masih diakui hingga sekarang.
Hipokrates merupakan seorang dokter pada akhir abad ke-6 SM atau
awal abad ke-5 SM. Hipokrates telah dapat memahami ilmu dasar
mengenai sistem rangka dan otot, dan awal pemahaman lebih dalam
akan kerja organ seperti ginjal. Namun, banyak karya lainnya yang
didasarkan pada spekulasi bukan pada penelitian keilmuan.
Penggunaan tubuh mati manusia (cadaver) atau mayat untuk
penelitian ilmu anatomi dimulai pada abad ke-4 SM, saat Heropilos
dan Erasitarus mempertunjukkan pembedahan mayat di Iskandariyah
di bawah bantuan Dinasti Prortomais. Herophilos adalah orang yang
pertama kali mengembangkan ilmu anatomi berdasarkan struktur asli
tubuh manusia. Ilmuwan yang cukup penting dalam masa anatomi
kuno adalah Galen (abad ke-2 M). Banyak ilmu-ilmu yang telah
dikumpulkannya dari ilmuwan terdahulu dan banyak memahami
fungsi organ dengan melakukan pembedahan hidup-hidup pada
hewan. Banyak koleksi gambar anatominya berdasarkan anatomi
anjing, dan dianggap sebagai “Grays Anatomi” pada dunia kuno
selama 1500 tahun. Karya-karya aslinya banyak yang hilang, dan
kebanyakan hanya diketahui oleh dokter pada masa Reinasans. Oleh
karena larangan agama untuk pembedahan manusia hidup-hidup,
Galen menganggap struktur anatomi manusia serupa dengan anatomi
anjing.
b) Zaman Pertengahan

14
Pada abad ke-16 Vesalius menerbitkan gambar-gambar
anatominya dari hasil perjalanan Leuven hingga Padua dengan cara
membedah korban eksekusi gantung. Setelah Vesalius berhasil
menunjukkan perbedaan besar mengenai gambaran anatomis tubuh
manusia dengan anjing (gambaran Galen). Melalui penelitiannya pada
anatomi mayat manusia, Vesalius menemukan berbagai kesalahan
dalam karya Galen yang saat itu menjadi pegangan utama dunia
kedokteran. Vesalius mengungkapkan bahwa penelitian Galen
didasarkan pada anatomi binatang, khususnya anjing. Meski demikian,
sebagian orang masih memercayai ajaran Galen. Banyak orang
percaya bahwa Galen tidak melakukan kesalahan, hanya saja tubuh
manusia mungkin telah berubah sejak Galen melakukan penelitian.
Orang-orang mengecam Vesalius, menyebutnya sebagai orang gila,
mencoba menghalangi penunjukan Vesalius menjadi dokter
kekaisaran, dan menyebar fitnah. Vesalius juga mengungkap
kesalahan Aristoteles mengenai struktur dan fungsi jantung. Karya
monumental Vesalius di tahun 1547, On the Fabric of the Human
Body, bertentangan dengan pikiran Aristoteles yang percaya bahwa
jantung adalah pusat syaraf. Vesalius percaya bahwa otak dan sistem
syaraf adalah pusat pikiran dan emosi, berbeda dengan para pengikut
Aristoteles yang percaya bahwa jantung adalah pusat dari tubuh,
Vesalius sempat berselisih dengan para teolog mengenai jantung
sebagai pusat jiwa. Pembedahan mayat manusia yang dilakukan
Vesalius juga mendapat kecaman dari gereja.
c) Zaman Sains Arab
Ketika Islam mencapai kejayaannya, studi anatomi dikembangkan
para saintis Muslim. Para ilmuwan Muslim tak hanya mempelajari
buku-buku yang diterjemahkan dari bahasa Yunani, namun juga
mengembangkan, mengkritisi serta menemukan sesuatu yang baru
dalam studi anatomi. Ilmuwan masyhur bernama Abu Bakar
Muhammad ibnu Zakariya Razi atau al-Razi (865 M- 925 M) berhasil
mematahkan teori humorism yang dikemukakan oleh Galen. Al-Razi
merupakan dokter pertama yang menolak teori humorism Galen. Al-

15
Razi adalah seorang dokter yang telah meragukan teori Galen itu pada
abad ke-10 M. Rhazes mengkritik teori Galen yang menyatakan
bahwa tubuh memiliki empat jenis “humor” (zat cair), yang menjadi
kunci keseimbangan bagi kesehatan dan mengatur suhu tubuh. Sang
dokter Muslim mematahkan teori itu lewat sebuah percobaan. Dokter
tersebut memasukkan suatu cairan dengan temperatur berbeda ke
dalam tubuh dengan peningkatan atau penurunan panas tubuh, yang
mirip dengan suhu cairan tertentu. Al-Razi mencatat bahwa minuman
hangat akan meningkatkan panas tubuh ke derajat lebih tinggi dari
suhu alami. Sehingga minuman akan memicu respon dari tubuh,
bukan hanya mentransfer sendiri hangat atau dingin itu. Dokter
Muslim legendaris lainnya melakukan percobaan dalam bidang
anatomi adalah Ibnu Sina (980 M – 1037 M). ”Kontribusi ibnu Sina
dalam studi fisiologi adalah mengenalkan eksperimen secara
sistematis yang dituangkan dalam The Canon of Medicine,” papar
Katharine Park dalam karyanya berjudul Avicenna in Renaissance
Italy: The Canon and Medical Teaching in Italian Universities after
1500 by Nancy G Siraisi. Studi anatomi kemudian dikembangkan oleh
dokter Muslim agung bernama Ibnu Nafis (1210 M -1288 M). Ia
merupakan orang pertama yang secara akurat mendeskripsikan
peredaran darah dalam tubuh manusia. Aliran Nafsian yang
dikembangkannya itu bertujuan untuk menggantikan doktrindoktrin
kedokteran yang dicetuskan pendahulunya yakni Ibnu Sina alias
Avicena dan Galen – seorang dokter Yunani. Al-Nafis menilai banyak
teori yang dikemukakan kedua dokter termasyhur itu keliru. Antara
lain tentang denyut, tulang, otot, panca indera, perut, terusan empedu,
dan anatomi tubuh lainnya. Guna meluruskan teori dan doktrin
kedokteran yang dianggapnya keliru itu, al-Nafsi lalu menggambar
diagram yang melukiskan bagian-bagian tubuh yang berbeda dalam
sistem fisiologi (kefaalan) yang dikembangkannya. Dalam Kitab
Sharh al-Adwiya al-Murakkaba, al-Nafis mengomentari Canon of
Medicine karya Ibnu Sina.
d) Zaman abad ke-15

16
Anatomi telah dipelajari oleh seorang pelukis Leonardo da Vinci
(1452- 1519). Ilustrasi anatomi diawali dengan dicetaknya dalam
dekade terakhir di abad ke-15 6. Abad ke-16 Berdasarkan komentar
Mondino di tahun 1521, Berengario da Carpi (1470-1550) membuat
ilustrasi pertama kali dalam textbook Anatomi. Dasar-dasar
Nomenklatur anatomi diletakkan oleh Jacobus Sylvius. Anatomi
komparativa telah dipelajari oleh Belon, Fabricius Aquapendente dan
Coter. Fabricius Aquapendente dan Coter juga menulis tentang
Embryologi. Anatomi kemudian mengalami reformasi di zaman
Andreas Vesalius (1514-1564) di Brussel yang ditulis dalam bukunya:
De Humani Corporis Fabrica pada tahun 1543. Vesalius, merupakan
dokter muda, kemudian diangkat sebagai profesor di Universitas
Padua, dipandang sebagai master of dissecting anatomy. Beliau
banyak mengkritik anatomi yang telah dipaparkan oleh Galen.
Bartolomeo Eustachi (1524-1574) telah membuat atlas anatomi,
sayang tidak dipublikasikan sampai dengan akhir tahun 1714.
e) Zaman abad ke-17
Seorang bernama William Harvey (1578-1657) telah memberi
orientasi fisiologi dalam konteks anatomi yang ditulis dalam bukunya:
Exercitatio anatomica de motu cordis et sanguinis in animalibus yang
ditulis pada tahun 1628. Vasa lymphatica juga telah diketemukan
dalam abad ini. Untuk pertama kali, Human dissection telah diterima
di Massachusetts (Amerika Serikat) di tahun 1638. Mikroskopik
anatomi dipublikasikan oleh Marcello Malpighi (1628-1694) Ahli
anatomi terkenal di masa itu adalah Fabricius, Casserio, Thomas
Bartholin, dan Riolan terlihat paling muda.
f) Zaman abad ke-19
Klasifikasi jaringan secara garis besar telah dicanangkan di tahun
1801 oleh Xavier Bichat (1771-1802), diseksi anatomi diwajibkan
pada mahasiswa untuk pertama kali dilakukan di Edinburgh tahun
1826 dan Myriland tahun 1833. Kebangkitan anatomi terjadi di Great
Britain and Ireland di tahun 1750- 1832. Pernah dilaporkan oleh
William Burke dan William Hare pada tahun 1828 di Edinburgh

17
terjadi pembunuhan, mayatnya dijual untuk kepentingan anatomi,
karena sulitnya memperoleh mayat. Tiga tahun kemudian di tahun
1832 di London juga terjadi pembunuhan yang mayatnya
dipergunakan untuk diseksi anatomi dalam hal ini di pergunakan
untuk media praktek pada sekolah kedokeran jaman itu atau di sebut
juga dengan: An act for regulating schools of Anatomi. Diseksi
anatomi pertama kali dilaksanakan di Massachusetts (Amerika
Serikat) tahun 1831. Sinar-X ditemukan di tahun 1895 oleh Wilhelm
Conrad Rontgen (1845-19230), penemuan ini sangat besar perannya
di dunia kedokteran sebagai pemeriksaan penunjang untuk membantu
menegakkan diagnosis penyakit. Sementara neurohistology
dikembangkan oleh Ramon Cajal (1852-1934), di abad ini telah
muncul asosiasi anatomi, di antaranya: Anatomische Gesellschaft
(1886), Anatomical Society of Great Britain and Ireland (1887) dan
American Association of Anatomists (1888).

D. Perkembangan Klasifikasi Linnaeus

Sistem klasifikasi berdasarkan perawakan yang telah ada sebelumnya


digantikan oleh sistem klasifikasi buatan yang didasarkan atas pemikiran Carl
Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang
dikenal pada masa sekarang dengan Carolus Linnaeus. Sistem Linnaeus
dikenal sebagai sistem “seksual” karena Linnaeus memusatkan perhatian
terhadap jumlah benang sari dan hubungan antara benang sari yang satu
dengan lainnya serta terhadap bagian-bagian bunga lainnya. Menurut
pendapatnya organ reproduksi lebih penting dibandingkan dengan
ciri lainnya. Sistem Linnaeus ini mengenal adanya 24 kelas untuk
menampung dunia tumbuhan yang diklasifikasikan berdasarkan jumlah,
posisi, pengaturan dan panjang benang sari. Kemudian kelas-kelas tadi dibagi
menjadi beberapa bangsa berdasarkan sifat-sifat putik bunganya. Karena
mengabaikan ciri morfologi, maka pengelompokan yang berdasarkan alat
reproduksi seksual tumbuhan ini menghasilkan suatu sistem yang kaku dan
tidak alamiah. Akan tetapi kegunaannya terasa sangat besar untuk

18
memudahkan identifikasi atau determinasi tumbuhan. Sistem Linnaeus yang
didasarkan atas alat reproduksi ini disebut sistem "seksual”, karena cara
pengklasifikasiannya didasarkan pada jumlah alat kelamin maka dikenal pula
sebagai sistem numerik. Buku Linnaeus yang sangat terkenal Spesies
Plantarum terbit Tahun 1753, sekaligus tahun tersebut ditetapkan sebagai
tahun titik tolak berlakunya tatanama tumbuhan terutama tumbuhan
berpembuluh. Linnaeus memberikan referensi yang sangat berharga dalam
sistem pembuatan identifikasi tumbuhan berdasarkan ciri seksualnya. Dalam
buku Spesies Plantarum Linnaeus memberikan nama spesies tumbuhan
secara konsekuen memakai tatanama binomial yang sebelumnya telah
dirintis. Oleh Caspar Bauhin. Linnaeus dan tokoh seangkatannya sangat
dihargai karena banyak menciptakan suatu mekanisme klasifikasi. Mereka
berasumsi bahwa jenis (spesies) adalah dasar landasan taksonomi. Mereka
dapat memahami dengan jelas bahwa beberapa tumbuhan mempunyai
hubungan sangat dekat satu dengan lainnya, akan tetapi klasifikasinya tidak
menggambarkan hubungan kekerabatan dan tidak sesuai dengan kehendak
alam sehingga sistemnya disebut sistem buatan.
Linnaeus tidak hanya dikenal dengan pemikiran dari hasil karya yang
diterbitkannya, akan tetapi juga dikenal karena kemampuannya mendidik dan
mengembangkan semangat kepada murid-muridnya sehingga menjadi
orangorang ternama dalam bidang botani antara lain: Peter Kalm (1716-
1779), salah seorang murid Linnaeus yang memiliki kemampuan sebagai
kolektor handal di Finlandia, Rusia dan Amerika. Frederick Hasselquist
(1722-1752), salah satu murid Linnaeus yang mempunyai kegemaran
mengumpulkan tumbuh-tumbuhan dari wilayah Timur Tengah terutama Irak,
Palestina, Arab, Mesir dan Syria. Hasselquist meninggal karena sakit di
Bagdad, koleksikoleksinya sangat berharga karena tumbuhan yang
dikumpulkan tersebut belum dikenal. Dari hasil koleksi ini Linnaeus dapat
mempelajari langsung dari tangan pertama. Murid Linnaeus lainnya yang
mempunyai banyak kontribusi mengumpulkan tumbuhan adalah Carl Peter
Thunberg (17431828). Pada waktu Jepang tertutup dan terisolasi dari dunia
luar, Thunberg sebagai seorang ahli bedah diperkenankan memasuki wilayah
Jepang dan berhasil membuat koleksi tumbuhan dari Jepang yang

19
sebelumnya tidak pernah dikenal. Dari Jepang perjalanan dilanjutkan ke
Afrika Selatan dan selama 3 tahun Thunberg melakukan koleksi di Tanjung
Harapan, hasilnya ditemukan 300 spesies baru untuk dunia ilmu pengetahuan.
Sampai dengan Tahun 1760 sistem Linnaeus digunakan secara luas di
Belanda, Jerman, dan Inggris, akan tetapi tidak pernah digunakan di Prancis.
Pada waktu itu sistem yang dipakai di Prancis adalah sistem de Tourneford
sampai kemudian digantikan oleh sistem dari de Jussieu.
Sistem Linnaeus cukup lama dipergunakan, buku Spesies Plantarum
disempurnakan dan disunting ulang oleh Carl Ludwig Willdenow (17651812)
dari Universitas Berlin, Jerman sehingga merupakan buku yang sangat
komprehensif terdiri dari 9 jilid. Di Amerika sistem Linnaeus dibawa oleh
para ahli botani yang berimigrasi ke Amerika, sampai kemudian muncul
sistem-sistem klasifikasi tumbuhan di Amerika.
Sepeninggal Linnaeus, penanganan koleksinya dilanjutkan oleh anaknya,
Carl, yang juga seorang ahli botani menggantikan kedudukan dan jabatan
ayahnya di Universitas. Namun setelah meninggalnya Carl (1783), istri dan
anaknya tidak berminat untuk mengelola koleksinya yang sangat berharga itu.
Koleksi tersebut dijual kepada ahli botani Inggris James Edward Smith.
Sebanyak 226 peti besar dikirim dengan kapal ke Inggris, berangkat dari
Stockholm pada bulan September 1784. Raja Swedia kemudian menyadari
bahwa koleksi penting dan sangat berharga telah terjual ke negara lain, beliau
segera memerintahkan untuk mengejar kapal tersebut dan mengembalikannya
ke Swedia, namun telah terlambat. Koleksi Linnaeus tersebut kemudian
dijual ke the Linnean Society of London dan sampai sekarang masih
terpelihara dengan baik, sehingga kini kita masih dapat merunut spesimen
tipe dari Linnaeus.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami berikan dalam makalah ini adalah
Perkembangan ilmu botani lebih difokuskan kepada sistem klasifikasi pada
tumbuhan. Sistem klasifikasi pada tumbuhan dikembangkan oleh orang-orang
Yunani hingga bertahan sampai 10 abad. Tumbuhan diklasifikasikan hanya
berdasarkan perawakannya yakni pohon, semak, herba dan tumbuhan
pemanjat. Sampai dengan pertengahan abad ke XVIII satu-satunya sistem
klasifikasi yang dianut adalah sistem klasifikasi buatan yang dibuat oleh
Theophrastus (370-285) dan dianggap sebagai bapak botani. Perkembangan
dari ilmu botani yang terakhir dilahkukan oleh John Ray yang menyatakan
sistem klasifikasi pada tumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan
pendahulu-pendahulunya. Perkembangan ilmu zoologi dimulai dari Bangsa
Mesir Kuno. Bangsa Mesir kuno mempunyai pengetahuan yang luas
mengenai hewan-hewan, dan memelihara sapi, domba, babi, kucing, angsa
dan bebek yang telah dijinakkan. Perkembangan ilmu zoologi yang terakhir
dilahkukan dengan cara mendirikan dan pertumbuhan laboratorium biologi
laut seperti di Napoli (Italia), Woods Hole (MA), Pasific Grove (CA), Friday
Harbor (WA), dan lain-lain. Perkembangan mikroskop dimulai sejak
ditemukannya mikroskop pertaman kali oleh Zacharies Jansen pada tahun
1590 sampai dengan penemuan mikroskop terbaru pada tahun 1981 yang
dikenal dengan STM (Scanning Tunneling Microscope). Perkembangan
anatomi fisiologi terjadi dalam beberapa zaman, yaitu Zaman Anatomi Kuno,
Zaman Pertengahan, Zaman Sains Arab, Zaman abad ke-15, Zaman abad ke-
17, dan Zaman abad ke-19. Perkembangan klasifikasi Linnaeus dilahkukan
oleh seorang ilmuan berkebangsaan Swedia bernama Carl Von Linne (1707-
1778) atau dikenal saat ini bernama Carolus Linnaeus. Sistem Linnaeus
dikenal sebagai sistem “seksual” karena Linnaeus memusatkan perhatian
terhadap jumlah benang sari dan hubungan antara benang sari yang satu
dengan lainnya serta terhadap bagian-bagian bunga lainnya.

21
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, kami dapat memberikan saran bahwa
makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan makalah atau
sebagai penambah wawasan pembaca. Akan tetapi karena setiap makalah
pasti ada kekurangan, untuk itu pembaca harus mencari referensi lain untuk
saling melengkapi makalah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Khair. Sejarah, Pengertian, Fungsi dan Bagian-bagian Mikroskop. Artikel.


Terdapat dalam https://berkahkhair.com/pengertian-dan-bagian-bagian-
mikroskop/. Diakses pada tanggal 18 Mei 2019.

Saef, Achmad. 2016. Sejarah Perkembangan Anatomi dan Fisiologi. Makalah.


Terdapat dalam https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/648/jbptunikompp-gdl-
achmadsaef-32367-10-unikom_a-i.pdf. Diases pada tanggal 18 Mei 2019

Tjitrosoedirdjo, S. S., dan Chikmawati, T. ____. Sejarah Klasifikasi dan


Perkembangan Taksonomi Tumbuhan. Modul. Terdapat dalam
http://repository.ut.ac.id/4359/1/BIOL4311-M1.pdf. Diakses pada tanggal 16
Mei 2019.

Ville, A., Walker, F., dan Barnes, E. 1984. Zoologi Umum. Bandung: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai