1. Manfaat Teoretis
Penelitian secara teoretis diharapkan dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Pendidikan
IPA. Temuan dalam penelitian ini juga menambah wawasan tentang
penerapan Three-Teir Test untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa.
Manfaat Hasil Penelitian
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut.
Bagi Siswa
Penerapan Three-Teir Test untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa serta membantu siswa agar bisa
mengetahui kemampuannya masing-masing pemahaman terhadap suatu materi. Dari hal itu siswa akan
mengubah pola belajar untuk menjadi siswa yang cerdas dan kreatif.
Bagi Guru
Bentuk tes ini dapat diadaptasi oleh guru dalam mengevaluasi siswa khususnya untuk mengidentifikasi
miskonsepsi yang dimiliki siswa agar data yang diperoleh dapat digunakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sehingga guru dapat melakukan penanganan yang sesuai untuk mengurangi miskonsepsi
yang dimiliki siswa.
Hasil dari three-tier test ini dapat digunakan oleh guru mata pelajaran IPA sebagai tambahan informasi
dalam mengukur miskonsepsi siswa yang terdapat pada materi tekanan.
Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian mengenai miskonsepsi dengan three-tier test.
Kajian Teori
Three-tier diagnostic test ini merupakan tes diagnostik yang tersusun dari tiga tingkatan soal.
Tingkat pertama (one-tier) berupa pilihan ganda biasa, tingkat kedua (two-tier) berupa pilihan
alasan, dan tingkat ketiga (three-tier) berupa pertanyaan penegasan tentang keyakinan dari
jawaban yang telah dipilih pada tingkat satu dan dua (Kirbulut, 2014).
Kajian Teori
Tingkatan 1 tingkatan 2 tingkatan 3 Keputusan
5. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri, Ahmad, dan Muhamad (2017) hasil penelitiannya yaitu:
berdasarkan analisis data dan hasil identifikasi kategori konsepsi siswa pada materi fluida
dinamis sub-matei azas kontinuitas, diperoleh 6% siswa termasuk ke dalam kategori paham
konsep, 35% siswa termasuk ke dalam kategori paham sebagian, 28% siswa termasuk ke
dalam kategori miskonsepsi, 30% siswa termasuk ke dalam kategori tidak paham konsep dan
0% siswa termasuk ke dalam kategori tidak dapat dikodekan. Adapun kesimpulan dari
penelitian ini adalah pada materi fluida dinamis, khususnya sub-materi azas kontinuitas
teridentifikasi adanya miskonsepsi dengan menggunakan instrumen four-tier diagnostic test
sebesar 28% dikarenakan pemahaman siswa yang beranggapan bahwa pada pipa yang kecil,
fluida memiliki kelajuan yang besar karena tekanan fluida yang besar.
Penelitian Relevan
6. Penelitian yang dilakukan oleh Septi, Yudi, dan Riski
(2016), hasil penelitiannya yaitu: Berdasarkan dari hasil
analisis data yang dilakukan miskonsepsi pada konsep gaya
pegas terdapat 2 bentuk miskonsepsi, dengan persentase yang
sama yaitu sebesar 40%.
Penelitian yang dilakukan Fera Astuti, Tri, dan Nanik (2016),
hasil penelitiannya yaitu: Terjadi miskonsepsi pada materi
pokok stoikiometri pada siswa kelas, dan Tingkat miskonsepsi
siswa pada konsep persamaan reaksi sebesar 40,46%, pada
konsep Ar/ Mr sebesar 38,36%, dan pada konsep mol sebesar
53,77%.
Penelitian Relevan
7. Penelitian yang dilakukan oleh Abdul, dkk (2018), hasil
penelitiannya yaitu: identifikasi miskonsepsi berdasarkan Felder
Silverman Learning Style Model (FSLSM) pada subjek solusi buffer
untuk siswa di XI SAINS SMA Negeri I Samarinda bahwa siswa yang
memiliki kesalahpahaman tinggi adalah 6,67% dan didominasi oleh siswa
dengan gaya belajar yang kuat, keseimbangan penginderaan intuitif,
keseimbangan visual-verbal, dan keseimbangan sekuensial-global. Siswa
yang mengalami miskonsepsi sedang adalah 70,00% dan didominasi oleh
siswa dengan gaya belajar sedang, penginderaan sedang, keseimbangan
visual-verbal, dan keseimbangan sekuensial-global. Siswa yang
mengalami miskonsepsi rendah adalah 23,33% dan didominasi oleh siswa
dengan gaya belajar active-reflective balance, medium sensing, medium
visual, dan balance sequential-global
Penelitian Relevan
8. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum, Yulianti, dan
Budiarto (2018), hasil penelitiannya yaitu: Ada banyak
jenis kesalahpahaman siswa dalam konsep persegi panjang
seperti mengidentifikasi properti persegi panjang,
mengidentifikasi kesamaan properti persegi panjang dan
jajaran genjang. Kesalahpahaman siswa ini disebabkan oleh
gambar yang diberikan. Alternatif yang dapat diberikan kepada
siswa ini adalah dengan menggunakan pendekatan konflik
kognitif dalam belajar matematika. Dengan mengetahui
kesalahpahaman, siswa dapat memahami bagaimana pengetahuan
baru ditafsirkan dan berdampak pada kemampuan siswa untuk
belajar dengan benar. informasi di masa depan.
Penelitian Relevan
8. Penelitian yang dilakukan oleh Ningrum, Yulianti, dan
Budiarto (2018), hasil penelitiannya yaitu: Ada banyak
jenis kesalahpahaman siswa dalam konsep persegi panjang
seperti mengidentifikasi properti persegi panjang,
mengidentifikasi kesamaan properti persegi panjang dan
jajaran genjang. Kesalahpahaman siswa ini disebabkan oleh
gambar yang diberikan. Alternatif yang dapat diberikan kepada
siswa ini adalah dengan menggunakan pendekatan konflik
kognitif dalam belajar matematika. Dengan mengetahui
kesalahpahaman, siswa dapat memahami bagaimana pengetahuan
baru ditafsirkan dan berdampak pada kemampuan siswa untuk
belajar dengan benar. informasi di masa depan.
Jenis penelitian