1. Spektrofotometer
a. Sumber cahaya
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis meenjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang berbeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator
yaitu prisma dan erating (kisi difraksi). Cahaya monokromatis ini dapat
dilihat dengan panjang gelombang tertentu yang sesuai untuk kemudian
dilewatkan melalui celah sempit yang disebut slit. Ketelitian dari
monokromator dipengaruhi juga oleh lebar celah (slidt width) yang
dipakai.
c. Cuvet
d. Detektor
e. Amplifer
1. Spektrofluorometer
Detector
2. Elektrokimia
a. Sel galvani, yaitu sel yang didasarkan pada reksi kimia yang dapat
menghasilkan arus listrik, seperti baterai, aki dan sel bakar (fuel cell).
b. Sel elektrolitis, yaitu sel yang didasarkan pada reaksi kimia yang
memerlukan arus listrik.
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-
ionnya. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut
atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain
dalam larutan disebut pelarut solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut
dalam larutan dinyatakan konsetrasi larutan, sedangkan proses pencampuran
zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
4. Densitometer
Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengunakan sensor cahaya yang
melalkukan pengukuran tingkat kehitaman film dengan cara mengukur tingkat
lumen dari suatu cahaya yang berhasil lolos dari film tersebut. Semakin hitam
suatu film maka akan semakin sedikit cahaya yang dapat lolos.
Cahaya yang lolos akan ditangkap oleh sensor cahaya dan diubah kedalam
bentuk tegangan. Nilai tegangan akan bervariasi sesuai dengan tingkat cahaya
yang ditangkap. Selanjutnya informasi dalam bentuk tegangan akan diproses
menggunakan rangkaian tertentu dan mikrokontroller sehingga didapan
densitas atau tingak kehitaman dari fil tersebut (Husaini, 2018).
5. Kromatografi Gas
Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap.
Pemisahan tercapai dengan pertisi sampel antara fase gas bergerak.
Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah
menguap)
yang terikat pada zat padat penunjangnya.
1. Gas pengangkut
Gas pengangkut/pemasok gas (carrier gas) ditempatkan dalam silinder
bertekanan tinggi. Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm.
Tetapi tekanan ini sangat besar untuk digunakan secara langsung. Gas
pengangkut harus memenuhi persyaratan :
Harus inert, tidak bereaksi dengan cuplikan, cuplikan-pelarut,
dan material dalam kolom.
Murni dan mudah diperoleh serta murah.
Sesuai/cocok unutk detektor.
Harus mengurangi difusi gas.
5. Oven kolom
Kolom terletak didalam sebuah oven dalam instrumen. Suhu oven
harus diatur dan sedikit dibawah titik didih sampel. Jika suhu diset
terlalu tinggi, cairan fase diam bisa teruapkan, juga sedikit sampel
akan larut pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu cepat dalam
kolom sehingga menjadi terpisah.
6. Recorder
Rekorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang
diperkuat melalui elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari
kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu
retensi sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung
luas area maupun tinggi dari kromatogram. Sinyal analitik yang
dihasilkan detektor disambungkan oleh rangkaian elektronik agar bisa
diolah oleh rekorder atau sistem data.
Sebuah rekorder bekerja dengan menggerakkan kertas dengan
kecepatan tertentu. di atas kertas tersebut dipasangkan pena yang
digerakkan oleh sinyal keluaran detektor sehingga posisinya akan
berubah-ubah sesuai dengan dinamika keluaran penguat sinyal
detektor. Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram berbentuk pik-pik
dengan pola yang sesuai dengan kondisi sampel dan jenis detektor
yang digunakan.
Ada beberapa detektor yang dapat digunakan dalam kromatografi
gas. Detektor yang berbeda akan memberikan berbagai jenis
selektivitas. Detektor non selektif merespon senyawa kecuali gas
pembawa, Detektor selektif meresponi berbagai senyawa dengan sifat
fisik atau kimia umum dan detektor khusus menanggapi suatu senyawa
kimia tunggal. Detektor juga dapat dikelompokkan ke dalam
concentration dependant detectors and mass flow dependant detectors.
Sinyal dari concentration dependant detectors terkait dengan
konsentrasi zat terlarut dalam detektor, dan biasanya Pengenceran
sampel akan menurunkan respon detektor. Mass flow dependant
detectors biasanya menghancurkan sampel, dan sinyal tersebut
tergantung dengan laju di mana molekul-molekul zat terlarut menuju
ke detektor (Achmad, 1986).
7. Kromatografi Cair Tingkat Tinggi (KCKT)
Ciri teknik ini adalah penggunaan tekanan tinggi unutk mengirim fase
gerak ke dalam kolom. Dengan memberikan tekanan tinggi, laj dan
efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan dengan besar. Kromatografi
penukar ion telah berhasil digunakan unutk analisis kation, anion, dan ion
organik.