Anda di halaman 1dari 11

REVIEW

FORMULASI CREAM SHAMPOO


EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium
graveolens L.) DAN DAUN MANGKOKAN
(Polycias scutellaria (Burm.f.) Fosberg)
Iftitah Silmi Kaffah (3920187181421)
Abstract
Apium graveolens L atau seledri merupakan jenis sayuran yang mudah dijumpai. Di balik kemampuannya membuat
citarasa makanan menjadi lebih sedap, seledri ternyata berkhasiat penumbuh rambut, menghitamkan rambut, dan
mencegah kerontokan rambut. Cream Shampoo merupakan shampoo yang bahan utamanya berupa surfaktan
(detergen atau foaming agent) biasanya fatty alcohol sulfate, tetapi cream shampoo mengandung suatu bahan
pembentuk massa cream shampoo (Opacifiying agent) seperti asam stearat atau zinc/magnesium stearat. Pada
formulasi cream shampoo, zat-zat yang sering digunakan dalam sediaan shampoo adalah zat aktif. Zat aktif
ditambahkan ke dalam shampoo dengan maksud untuk mengatasi penyakit atau masalah pada rambut dan kulit
kepala.

Keywords: Apium graveolens L, Cream Shampoo, Formulasi Cream Shampoo

Introduction pembentukan protein yang merupakan zat utama


Seledri merupakan jenis sayuran yang mudah dijumpai. Di pembangun rambut dengan jumlah sekitar 98 %, kemudian
balik kemampuannya membuat citarasa makanan menjadi mineral dan sebagai penyusun rambut (Jubaidah, 2018).
lebih sedap, seledri ternyata berkhasiat penumbuh rambut, Selain itu bagian batang, daun (herba), serta biji seledri
menghitamkan rambut, dan mencegah kerontokan rambut. juga dapat mengobati asma, hipertensi, rematik, penyakit
Natrium, vitamin A dan B, kalsium, dan zat besi adalah hati dan limpa, kolestrol tinggi, vertigo, sakit mata, dan
beberapa kandungan yang terdapat pada seledri. asam urat (Santoso, 2008).
Kandungan nutrisi pada seledri inilah membuat seledri
dikenal mampu merangsang pertumbuhan rambut dan
menjaga rambut tetap sehat serta berkilau. Secara empiris
air perasan daun seledri (Apium graveolens L.) telah
digunakan sebagai penyubur rambut karena kandungan
apigenin yang dapat memperbaiki sirkulasi darah pada
rambut sehingga tidak mudah rontok (Kuncari, 2014). Air
perasan mangkokan (Polyscias scutellaria(Burm.f.)
Foberg) secara empiris juga telah digunakan sebagai
penyubur rambut karena kandungan alkaloid dan
flovonoidnya dapat mencegah kerontokan rambut
(Purwantini, 2008). Bagian tanaman seledri lain yang
berkhasiat yaitu biji, akar, dan daun (herba) (Bardan,
2007). Khasiat seledri yaitu dapat menyuburkan rambut,
daun seledri yang diketahui mempunyai aktivitas sebagai
vasolidator yang dapat memacu pertumbuhan rambut. Daun mangkokan sejak dulu diketahui memiliki banyak
Kandungan apiin pada daun seledri merupakan glikosida manfaat, zat-zat yang dikandung daun mangkokan
flavonoid yang mengalami hidrolisis sehingga menjadi dipercaya berkhasiat untuk mengatasi radang payudara,
aglikon apigenin. Pelebaran pembuluh darah di rambut pembengkakan, melancarkan ASI, mencegah korontokan
memungkinkan tercukupinya suplai darah yang lancar rambut, diuretika, mengatasi bau badan, serta menjadi obat
untuk proses pertumbuhan rambut. Kandungan asam luka (Dalimartha, 1999). Kandungan metabolit sekunder
amino pada daun seledri dapat membantu dalam daun mangkokan berpran dalam merangsang pertumbuhan
rambut. Alkaloid yang merupakan metabolit sekunder Komposisi bahan Kimia Daun Seledri (Apium
yang dapat meningkatkan pertumbuhan rambut dan graveolens L.)
memperbesar tangkai rambut karena suplai zat makanan Seledri mengandung zat besi, kalsium, fosfor,
ke dalam rambut bertambah. vitamin A, vitamin B1, vitamin C, minyak atsiri,
glukosida, apiin, apigenin, apiol, saponin, polifenol,
kalori, lemak, hidrat arang, dan flavonoid (Bardan,
2007). Seledri juga mengandung phenols dan
furocoumarins. Furocoumarins terdiri atas celerin,
bergapten, apiumoside, apiumetin, apigravrin, osthenol,
isopimpinellin, isoimperatorin, celereoside, and 5 and 8-
hydroxy methoxypsoralen. Phenols (155.41-
177.23mg/100g) terdiri atas graveobioside A and B,
flavonoid (apiin, apigenin), isoquercitrin, tannins (3.89-
4.39 mg /100 g) dan phytic acid (19.85- 22.05mg/g. Biji
seledri, batang dan daun mengandung minyak atsiri (2,5-
3,5%), alkohol seskuiterpen (1-3%) dan asam lemak,
senyawa yang diisolasi terdiri atas selenine (10-15%),
limonene (60%), β- pinene, camphene, simen, limonen,
αthuyene, α-pinene, β-phellendrene, p-cymene, γ-
Rambut merupakan tambahan pada kulit kepala yang terpinene, sabinene terpinolene, myristicic, miristat,
memberikan kehangatan perlindungan, dan keindahan. linoleat, petroselinic, palmitoleat, palmitat, oleat,
Rambut juga terdapat di seluruh tubuh kecuali telapak miristoleat, asam stearat, santalol, β-eudesmol, α-
tangan, telapak kaki, dan bibir. Semua jenis rambut eudesmol, sedanenolide, 3-nbutil phthalide dan phthalide.
tumbuh dari akar rambut yang ada di dalam lapisan dermis Akar seledri juga mengandung Methoxsalen (8-
dari kulit. Oleh karena itu, kulit kepala atau kulit bagian methoxypsoralen), 5-methoxypsoralen dan profilin
badan lainnya memilliki rambut. Rambut yang tumbuh allergen (Al-Snafi, 2014).
keluar dari akar ramut ada 2 bagian menurut letaknya,
yaitu bagian yang ada di dalam kulit dan bagian yang ada
di luar kulit. Rambut terbentuk dari sel-sel yang terletak
ditepi kandung akar. Cupak rambut atau kandung akar
ialah bagian yang terbenam menyerupai pipa serta
mengelilingi akar rambut. Jadi, bila rambut itu dicabut dia
akan tumbuh kembali, karena papil dan kandung akar
akan tetap tertinggal di sana (Rostamailis, 2008) .

Komposisi bahan Kimia Daun mangkokan (Polyscias


scutellaria(Burm.f.) Foberg).
Batang dan daun mangkokan mengandung kalsium
oksalat, peroksidase, amygdalin, fosfor, besi, lemak,
protein, serta vitamin A, B1, dan C (Dalimartha, 1999).
Daun mangkokan juga mengandung metabolit sekunder
seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin (Jubaidah, 2018).
Formulasi Cream Shampoo
Cream Shampoo merupakan shampoo yang bahan Pada formulasi cream shampoo, zat-zat yang sering
utamanya berupa surfaktan (detergen atau foaming agent) digunakan dalam sediaan shampoo adalah zat aktif. Zat
biasanya fatty alcohol sulfate, tetapi cream shampoo aktif ditambahkan ke dalam shampoo dengan maksud
mengandung suatu bahan pembentuk massa cream untuk mengatasi penyakit atau masalah pada rambut dan
shampoo (Opacifiying agent) seperti asam stearat atau kulit kepala, misalnya Minoxidil 2-5 % untuk mengatasi
zinc/magnesium stearat (Keithler, New York). kerontokan rambut dan Selenium sulfat 1-2,5 % atau Zinc
pyrithione 2 % sebagai anti-ketombe. Kemudian, zat aktif kemudian dicuci bersih kemudian dikeringkan pada udara
lain yang digunakan yaitu surfaktan yang berfungsi untuk yang terbuka kemudian dilakukan perajangan dan
membersihkan kotoran di kulit kepala. Mekanisme dikeringkan di udara terbuka dan terlindung dari sinar
kerjanya dengan menurunkan tegangan muka antara lemak matahari langsung selama 4 hari. Setelah dikeringkan daun
dan air yang ada di kulit kepala. Yang ketiga ada bahan seledri dan daun mangkokan diserbukkan dan diperoleh
pendispersi garam kalium yang bertujuan untuk mencegah 685 gram serbuk simplisia daun seledri dan 660 gram
pengendapan garam kalsium yang akan menyebabkan daun mangkokan. Kemudian serbuk simplisia tersebut
rambut kusam dan lengket. Contoh alylolamine, fatty acid, dimaserasi menggunakan pelarut etano 70 %. Hasil
polyoxyethylene alkyl phenols dan ethylene oxide maserasi kemudian dipekatkan dengan alat destilsai
nonionic. Bahan pengikat atau Ion yaitu bahan yang vakum rotary evaporator sehingga menghasilkan ekstrak
mencegah terjadinya pengendapan garam-garam kalium kental daun seledri sebesar 161,8 gram dan ekstrak daun
dan magnesium dengan jalan mengikat ion Ca dan Mg. mangkokan 195,24 gram.
Terdapat Sequestrans organic, misalnya garam-garam Rendemen ekstrak daun seledri dan daun mangkokan yang
ethylene diamine tetra acetic dan sequestrans anorganik diperoleh dalam penelitian adalah sebesar 23,62 % dan
misalnya polyphosphates. Dan bahan tambahan lainnya 29,58 %.
seperti Conditioning agent, Opacifiying agent, pengawet, Hasil pengamatan pH sediaan cream shampoo ekstrak
pengikat viskositas, pengatur pH, dan pembawa. daun seledri dan daun mangkokan selama 28 hari
Ekstrak daun seledri dan daun mangkokan diperoleh dari penyimpanan, pH sediaan yang didapat antara 5,31-6,27,
hasil maserasi. Daun seledri memiliki pH 5,51 dan daun dimana formula kontrol memiliki pH 6,27-6,14.
mangkokan memiliki pH 5,00. Daun seledri dapat Kesimpulan
digunakan sebagai penyubur rambut, obat asma,
Ekstrak daun seledri (Apium graveolens Linn) dan daun
hipertensi, rematik, penyakit hati dan limpa (Syamsuni,
mangkokan (Polyscias scutellaria (Burm.f.) Fosberg)
2006). Daun mangkokan memiliki metabolit sekunder
dapat diformlasikan menjadi sediaan ceram shampoo yang
berupa alkaloid yang dapat memperbesar batang rambut
stabil dan memenuhi persyaratan. Didapatkan sediaan
dan flavonoidnya berfungsi sebagai antioksidan yang
cream shampoo ekstrak daun seledri (Apium graveolens
mampu menangkal radikal bebad yang menjadi salah satu
Linn) dan daun mangkokan (Polyscias scutellaria
penyebab kerontokan rambut. Sediaan gel penyubur
(Burm.f.) Fosberg) yang paling optimal dengan
rambut ekstrak daun mangkokan memiliki pH yang stabil
konsentrasi sodium lauryl sulfat sebesar 34 %.
selama penyimpanan yaitu antara 4,79-5,06 (Jubaidah,
2018).
Formulasi cream shampoo diaplikasikan untuk pembuatan Daftar Pustaka
cream shampoo ekstrak daun seledri (Apium graveolens Al-Snafi, A. (2014). The Pharmacology of Apium
L.) dan daun mangkokan (Polycias scutellaria (Burm.f.) graveolens. Journal of Pharmaceutical .
Fosberg) yang berkhasiat sebagai penyubur rambut. Pada
Bardan, S. (2007). Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta
pembuatan formulasi cream shampoo, akan
Selatan: PT. Sunda Kelapa Pustaka.
memvariasikan konsentrasi Sodium Lauryl Sulfat sebagai
foaming agent. Konsentrasi sodium lauryl sulfat yang Dalimartha, S. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia.
digunakan adalah 38 %, 36 %, dan 34%. Ekstrak daun Jakarta: Trubus Agriwidya.
seledri (Apium graveolens L.) dan daun mangkokan
(Polycias scutellaria (Burm.f.) Fosberg) digunakan Jubaidah, S. (2018). Formulasi dan Uji Pertumbuhan
sebagai zat aktif. Konsentrasi dari masing-masing zat aktif Rambut Kelinci dari Sediaan Hair Tonic
adalah 7,5 % dan 2,5 % (Jubaidah, 2018). Kombinasi Ekstrak daun Seledri (Apium
Hasil dan Pembahasan graveolens L.) dan Daun Mangkokan (polyscias
scutelaria (Burm.f.) Fosberg). Jurnal Ilmiah
Cream shampoo ekstrak daun seledri dan daun
Manutung Samarinda.
mangkokan dibuat dalam tiga formula dengan
memvarisikan konsentrasi sodium lauryl sulfat sebagai Keithler, W. (New York). The Formulation of Cosmetics
foaming agent kemudian dilakukan uji kestabilan sifat and Cosmetics Specialities. Journal of Drug and
fisik setiap minggunya selama 28 hari meliputi pH, Industry.
viskositas, tinggi busa, pemisahan fase, homogenitas
warna, bau dan pengujian terhadap iritasi kulit. Kuncari, E. (2014). Evaluasi, Uji Stabilitas Fisik dan
Ekstraksi dilakukan untuk mendapatkan ekstrak kental Sinerisis Sediaan Gel yang Mengandung
daun seledri (Apium graveolens L.) dan daun mangkokan Minodiksil, Apigenin, dan Perasan Herba Seledri
(Polycias scutellaria (Burm.f.) Fosberg). Proses awal (Apium Graveolens L.). Jurnal Penelitian
ekstraksi adalah pengumpulan daun segar dan daun seledri Kesehatan Jakarta.
dan daun mangkokan. Daun segar yang diperoleh
Purwantini, I. (2008). Kombinasi Daun Teh dan Santoso, B. (2008). Ragam Khasiat Tanaman Obat. Jakarta
Mangkokan Sebagai Penumbuh Rambut. Selatan: Agromedia Pustaka.
Yogyakarta: UGM Press.
Syamsuni, H. (2006). Ilmu Resep EGC. Jakarta: EGC.
Rostamailis. (2008). Tata Kecantikan Rambu. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejurusan.
Aktivitas Farmakologi Penelitian lain menunjukkan adanya perubahan signifikan
Antikanker pada berat badan, serum insulin, profil lipid, fungsi hepar
Temuan ilmiah melalui model in vivo dan in vitro dan ginjal tikus dengan diabetes yang diberikan ekstrak air
menunjukkan bahwa saffron dapat mempengaruhi saffron. Penelitian ini menggunakan beberapa dosis, yaitu
karsinogenesis. Crocin dan crocetin yang terdapat dalam 200, 400, dan 600 mg/kgBB secara oral. Hal lain yang
saffron memiliki aktivitas antikanker yang signifikan pada ditunjukkan pada penelitian tersebut adalah adanya
sel-sel payudara, paru, pankreas dan leukemia. Pengujian gambaran hisptopatologis pankreas yang normal pada
potensi saffron dalam menginduksi efek sitotoksik dan tikus yang diberikan dosis ekstrak 600 mg/kg (Elgazar,
apoptosis pada sel kanker paru-paru A549 dilakukan. Sel 2013)
A549 diinkubasi dengan berbagai konsentrasi ekstrak Hasil penelitian terbaru menunjukkan data yang
saffron, kemudian perubahan morfologi sel, viabilitas sel mendukung bahwa saffron dan derivatnya dapat memiliki
dan apoptosis ditentukan menggunakan invertmikroskop efek terhadap hiperglikemia dengan model in-
normal, nilai MTT, Annexin V dan iodide propidium. vivomaupunin-vitro, karena adanya aktivitas antidiabetes
Berdasarkan hasil pengujian, ekstrak saffron mampu signifikan dari crocin, crocetin dan safranal (Kianbakht,
menurunkan proliferase sel A549 , menginduksi 2011). Penelitian in- vitro dan in-vivo juga telah dirancang
perubahan morfologi serta meningkatkan persentase sel untuk mengevaluasi mekanisme yang tepat dan turunan
apoptosis (Samarghandian S, 2013). efektif yang spesifik pada saffron terhadap diabetes dan
Eksperimen in vitro efek antikanker dari saffron telah komplikasinya.Salah satu hipotesis utama tentang kerja
difokuskan pada crocin sebagai senyawa antikanker yang saffron dan bahan- bahannya (crocin, cocetin dan safranal)
penting dalam beberapa penghambatan pertumbuhan adalah efek penghambatan pada reaksi berantai radikal
leukemia myelogenous kronis K562 dan sel leukemia bebas. Efek berguna dari saffron dan bahan-bahannya
promyelocytyc HL-60 oleh dimethylcrocetin, crocetin dan sebagai antioksidan dalam sistem biologis telah dikaitkan
crocin. Sitotoksitas dimethylcrocetin dan crocin pada sel dengan kemampuannya untuk menstabilkan membran,
leukemia L1210 dan leukemia P388 telah dilaporkan untuk menggali ROS, dan untuk mengurangi peroksidasi
dengan konsentrasi 7-30 ppm untuk dimetilcrocin dan 11- lipid membran tak jenuh (Papandreou, 2019). Komponen
39 ppm untuk crocin menghasilkan 50% sitotoksisitas. saffron juga telah terbukti memiliki aktivitas penangkapan
Dimetilcrocetin dapat mengganggu interaksi DNA-protein radikal hidroksil. Penangkapan radikal dilakukan pada
yang penting untuk sintesis DNA seluler. Pemberian pemberian ekstrak metanol safron dan konstituennya,
ekstrak saffron oral secara signifikan menghambat crocin dan safranal, hal ini mungkin terjadi karena adanya
genotoksisitas yang diinduksi oleh cisplatin, mitomycin-C sumbangan atom hidrogen untuk stabilisasi radikal DPPH
dan uretan dalam uji mikronukleus sumsum tulang tikus (Farkhondeh, 2014).
(Morjani H, 1990). Bahan safron terbukti memodulasi ekspresi gen
Eksrak saffron secara in vitro juga telah diujikan dengan antioksidan dan meningkatkan gen antioksidan
konsentrasi 200-2000 microgram/ml dapat menurunkan mitokondria, yang mengarah ke generasi radikal oksigen
viabilitas sel MCF-7 dengan tergantung pada dosiswaktu mitokondria yang lebih rendah, yang mungkin
IC50 400 +/- 18,5 mikrog / ml setelah 48 jam. Saffron bertanggung jawab setidaknya sebagian untuk peningkatan
memberikan efek proapoptosis pada lini sel yang hiperglikemia, hiperlipidemia dan stres oksidatif dalam
diturunkan dari kanker payudara dan dapat dianggap model diabetes eksperimental. Temuan ini dikonfirmasi
sebagai agen kemoterapi potensial pada kanker payudara oleh berbagai penelitian di mana safron, crocin, crocetin
(Mousavi SH, 2009) dan safranal memiliki efek perlindungan terhadap oksidasi
yang disebabkan cedera jaringan karena sifat
Antidiabetes antioksidannya. Temuan eksperimental menunjukkan
Ekstrak dari saffron telah ditemukan memiliki efektivitas bahwa saffron dan bahan-bahannya memasukkan anti-
dalam menurunkan kadar glukosa darah puasa (GDP) di genotoksik, tumoricidal dan anti-penuaan melalui
tikus dengan tingkat diabetes sedang dan tinggi. Penelitian modulasi stres oksidatif (Farkhondeh, 2014)
ini menggunakan beberapa dosis ekstrak etanol saffron,
yaitu 20, 40, dan 80 mg/kg secara oral dan intraperitoneal Antidepresi
selama 14 hari.Hasil yang didapatkan adalah adanya Saffron telah dikenal sebagai pengobatan depresi di
efektivitas yang lebih pada tikus yang diberikan dosis pengobatan tradisional Persia. Sebuah penelitian dilakukan
40mg/kg secara intraperitoneal. Setelah diberikan selama untuk membandingkan efektivitas saffron dengan
14 hari, didapatkan terjadi penurunan GDP sebesar 41,4% imipramine menggunakan metode double blind
pada tikus dengan diabetes sedang dan 30,7% pada tikus randomized trial dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Roozbeh
dengan diabetes tinggi. Selain itu didapatkan peningkatan antara Januari 2002 hingga Februari 2004. Pengujian
serum insulin yang signifikan dan perbaikan dilakukan terhadap 30 pasien yang memenuhi kriteria
histopatologis (Mohajeri, 2009). Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders edisi
4 untuk depresi mayor berdasarkan wawancara klinis movement pada tikus (Soeda, 2016). Efek keamanan
secara terstruktur. Pasien memiliki skor Hamilton Rating saffron yang telah diteliti oleh Bahmani et al mendapatkan
Scale for Depression setidaknya 18. Berdasarkan hasil hasil Nilai LD50 dari saffron dihitung menjadi 4120 ± 556
pengujian, ekstrak ethanol saffron dengan dosis 30 mg / kg pada tikus. Untuk mengevaluasi toksisitas pada
mg/hari memiliki efektivitas yang mirip dengan tikus yang menyusui, saffron diberikan secara oral kepada
imipramine 100 mg/hari dalam pengobatan depresi ringan tikus sekali sehari selama 21 hari, setelah melahirkan,
hingga sedang. Efek samping mulut kering dan sedasi selama masa menyusui. Safron meningkatkan nitrogen
lebih banyak ditemukan pada penggunaan imipramine urea serum (p<005). Studi histologis menunjukkan bahwa
(Akhondzadeh S, 2004). saffron tidak memiliki efek toksik pada hati, namun
Aktivitas antidepresan dari ekstrak air dan ethanol saffron perubahan hispatologi terlihat pada ginjal neonatus.
juga dilakukan terhadap hewan percobaan tikus dengan Kesimpulan dari penelitian ini dapat diketahui bahwa
membandingkan dengan fluoxetin (10 mg/kg) dan saffron adalah empah yang hampir aman, namun ibu
imipramin (15 mg/kg). Berdasarkan pengujian yang menyusui harus menghindari dosis tinggi rempah-rempah
dilakukan menggunakan metode FST, ekstrak ethanol ini (Bahmani, 2014).
saffron (200-800 mg/kg) dan ekstrak air (160-320 mg/kg) Penelitian yang dilkaukan Milajerdi, Bitarafan dan
menunjukkan aktivitas antidepresan karena mengurangi Mahmoudi menunjukan hasil bahwa safron dan
waktu imobilitas seperti imipramin dan fluoxetin. Ekstrak konstituennya dapat bermanfaat untuk pencegahan dan
air saffron pada metode OFT juga memperlihatkan pengobatan penyakit yang berkaitan dengan memori dan
mengurangi total lokomotor. Efek antidepresan ekstrak mata. Namun, studi tentang efek analgesik, antiinflamasi
Crocus sativus karena kandungan safranal dan crocin di dan anti-kejang dari safron sedikit, namun hasilnya
dalamnya. Crocin beraksi melalui inhibisi uptake dopamin menjanjikan. Efek safron dan unsurunsurnya pada
dan norepinefrin dan safranal melalui serotonin kecemasan dan insomnia hanya dipelajari dalam model
(Hosseinzadeh H, 2004). hewan dan hasilnya menjanjikan. Efek antidepresan
Sebuah meta analisis terkait efek suplemen saffron mereka juga sangat jelas. Di sisi lain, efek safron dan
terhadap gejala depresi dilakukan. Berdasarkan kriteria unsur aktifnya dalam pencegahan dan pengobatan
yang telah ditentukan, lima uji acak terkendali (dua penyakit kardiovaskular juga telah diamati dalam
plasebo uji terkendali dan tiga antidepresan uji terkontrol) penelitian sebelumnya. Meskipun studi tentang efek safron
masuk ke dalam meta analisis. Hasil yang didapatkan pada penyakit gastrointestinal sangat sedikit dan hanya
yaitu saffron secara signifikan mengurangi gejala depresi pada model hewan, mereka telah menunjukkan manfaat
dibandingkan dengan kontrol plasebo. Sebuah effect size potensial dalam pencegahan dan pengobatan (Nasiri Z,
antara suplemen saffron dengan kelompok antidepresan 2015). Penelitian yang dilakukan Hosseinzadeh dan
memperlihatkan bahwa keduanya memiliki efektivitas Noraei terhadap Ekstrak safron dan konstituennya,
yang hampir sama dalam mengurangi gejala depresi. Skor safranal dan crocin (crocin dan crocetin produk
Jadad yaitu lima menunjukkan pengujian berkualitas hidrolisisnya), ditunjukkan untuk mempengaruhi berbagai
tinggi (Hausenblas HA, 2013) jalur neuron yang relevan dengan promosi tidur. Dalam
studi tikus, ekstrak air safron dan safranal menunjukkan
Antihipertensi efek relaksasi otot, ansiolitik, dan hipnotis yang mirip
Pengujian efek antihipertensi yang dimiliki oleh C.sativus dengan diazepam, menunjukkan mekanisme aksi yang
dilakukan terhadap 28 tikus Wistar jantan. Pengujian dimediasi oleh kompleks reseptor GABA-benzodiazepine
dilakukan dengan memberikan saffron 200 mg/kg/hari per (Hosseinzadeh H, 2004). Penelitian yang dilakukan liu et
oral selama lima minggu pada tikus hipertensi. Hipertensi al menunjukkan Efek hipnosis safranal yang terkait
diinduksi oleh NG-nitro-L-arginine methyl ester (L- dengan aktivasi neuron pemicu tidur dalam nukleus
NAME; 40 mg/kg/hari) dan tekanan darah diukur setiap preoptik ventrolateral dan penghambatan simultan neuron
minggu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penghambat tidur di tuberomammillary (Liu, 2012).
penggunaan saffron secara rutin dapat mencegah Penelitian yang dilakukan oleh Kell et al pada tahun 2017
terjadinya kenaikan tekanan darah pada tikus hipertensi menunjukkan penurunan signifikan dalam suasana hati
dimulai dari minggu ketiga pengobatan (Nasiri Z, 2015) negative, gangguan tidur dan gejala yang berkaitan dengan
stres dan kecemasan pada dosis 28 mg / hari pada
Anticemas dan Insomnia pengunan suplemen ekstrak saffron yaitu affron (Kell,
Dalam studi tikus, ekstrak air safron dan safranal 2017)
menunjukkan efek relaksasi otot, ansiolitik, dan hipnotis
yang mirip dengan diazepam, menunjukkan mekanisme Sebagai pengobatan Pre Menstrual Syndrome (PMS)
aksi yang dimediasi oleh kompleks reseptor GABA- Sindrom pramenstruasi merupakan salah satu masalah
benzodiazepine. Crocins menunjukkan efek ansiolitik kesehatan paling umum yang dilaporkan oleh wanita, yang
dalam studi tikus dan peningkatan non-rapid eye mempengaruhi 20-40% wanita usia reproduktif. Hal ini
ditandai dengan beberapa perubahan suasana hati dan kembali dari 8(20), pp. 541–549.doi:
perilaku (Halbreich U, 2003). Penelitian efek saffron 10.5897/AJPPX2013.0006.
dalam pengobatan PMS dilakukan terhadap 50 wanita usia
20-45 tahun dengan siklus menstruasi regular dan Halbreich U, B. J. (2003). The Prevalence,
memiliki tanda PMS kurang dari 6 bulan sebelum Impairment,Impact, And Burden Of Premenstrual
pengujian. Sebanyak 25 subyek menerima kapsul saffron Disphoryc Disorder (PMS/PMDD).
30 mg/hari yaitu pada 15 mg pada pagi dan malam hari Psychoneuroendocrinology, 1-23.
dan sebanyak 25 kapsul plasebo diberikan dua kali sehari
selama 2 siklus menstruasi. Berdasarkan pengujian yang Hausenblas HA, S. D. (2013). Saffron (Crocus Sativus L.)
dilakukan, saffron ditemukan efektif dalam meringankan andMajor Depressive Disorder: A Meta-Analysis
gejala PMS. Perbedaan yang signifikan diamati dalam Of Randomized Clinical Trials. J IntegrMed,
efikasi saffron pada siklus tiga dan empat menggunakan 11(6): 377-383.
alat ukur Hamilton Depression Rating Scale dan Total
Premenstrual Daily Symptoms (Agha-Hosseini M, 2008). Hosseinzadeh H, K. G. (2004). Antidepressant Effect of
Crocus Sativus L. Stigma Extracts And Their
Constituents, Crocin And Safranal, In Mice, :435–
Kesimpulan 445.
Saffron memiliki kandungan kompleks yang
menjadikannya sebagai salah satu tanaman herbal yang Kell, G. R.-G. (2017). affron® anovel saffron extract
penting dalam bidang medis, kosmetik, bumbu masak (Crocus sativus L.) improves mood in healthy
untuk hidangan, dan industri higienis lainnya. Penelitian adults over 4 weeks ina double-blind, parallel,
lebih lanjut perlu dilakukan untuk menyelidiki seberapa randomized, placebo-controlled clinical trial.
dosis yang di perlukan untuk memastikan keamanan dan Diambil kembali dari Complementary Therapies in
efek terapeutik yang dibutuhkan. Medicine:
https://doi.org/10.1016/j.ctim.2017.06.001

Kianbakht, S. a. (2011). Anti-hyperglycemicEffects of


Daftar Pustaka Saffron and its Active Constituents , Crocin and
Abdullaev, F. I. (1993). Biological effects of saffron. Safranal , in Alloxan-Induced Diabetic Rats.
Biofactors 4, 83-86. Journal of Medicinal Plants, 82-89.
Agha-Hosseini M, K. L. (2008). Crocus sativus L. (Saffron) Liu, Z. X. (2012). Safranal enhancesnon-rapid eye
In The Treatment Of Premenstrual Syndrome: movement sleep in pentobarbital-treated mice.
ADouble-Blind, Randomised And Placebo- Diambil kembali dari CNS Neuroscience and:
Controlled Trial. An InternationalJournal of https://doi.org/10.1111/j.1755-5949.2012.00334.x
Obstetrics and Gynaecology., 115(4): 515−519.
Maryam Nur Afifah, A. N. (2020, Februari). Saffron
Akhondzadeh S, F.-P. H.-C. (2004). Comparison of Crocus (Crocus sativus L): Kandungan dan Aktivitas
Sativus L. And Imipramine In The Treatment of Farmakologinya. Diambil kembali dari Majalah
Mild ToModerate Depression: A Pilot Double- Farmasetika:
Blind Randomized Trial. BMC Complementary https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i3.26291
And Alternative Medicine, 4(1).
Melnyk, J. P. (2010). Chemical and biological properties of
Bahmani, M. R.-K. (2014). Nephrotoxicity and the world’s most expensive spice: Saffron. Diambil
hepatotoxicity evaluation of Crocus sativus kembali dari Food Research International.:
stigmas in neonates of nursing mice. Journal of https://doi.org/10.1016/j.foodres.2010.07.033
Nephropathology,
https://doi.org/10.12860/jnp.2014.16. Milajerdi, A. B. (2015). A review on the effects of saffron
extract and. Journal of Medicinal Plants.
Elgazar, A. F. (2013). Antihyperglycemic Effect of Saffron
Extract in Alloxan-Induced Diabetic Rats. Mohajeri, D. e. (2009). Anti-diabeticActivity of Crocus
European Journal of Biological Sciences, 14-22. sativus L . (Saffron ) Stigma EthanolicExtract in
Alloxan-inducedDiabetic Rats. Research Journalof
Farkhondeh, T. a. (2014). The effect of saffron (Crocus Biological Sciences 3, 1102–1108.
sativus L .) and itsingredients on the management
ofdiabetes mellitus an ddisiplidemia. Diambil Morjani H, T. P. (1990). Growth Inhibition And Induction
Of Crythroid Differentiation Activity By Crocin,
Dimethylcrocetine And Carotene OnK562 Tumor
Cells. Anticancer Res, 1398–406.

Mousavi SH, T.-A. J.-A. (2009). Role of Caspases and Bax


Protein in Saffron-Induced Apoptosis In MCF-7
Cells. Food Chem Toxicol, 4(1):51-4.

Nasiri Z, S. H. (2015). Dietary Saffron ReducedThe Blood


Pressure And Prevented Remodeling of The Aorta
In L-NAME-InducedHypertensive Rats. Iran J
Basic Med Sci, 18(11):1143-1146.

Nassiri-Asl, M. &. (2015). Neuropharmacology Effects of


Saffron (Crocus sativus). Diambil kembali dari
Bioactive Nutraceuticals and Dietary Supplements
in: https://doi.org/10.1016/B978-0-12-411462-
3.00003-5

Papandreou, M. e. (2019). Memory enhancing effects of


saffron in aged mice are correlated with
antioxidant protection. Behav.Brain Res, 197-204.

Raden Ayu Jihan Fakhirah Ismail, N. R. (Februari 2020).


POTENSI SAFFRON SEBAGAI
ANTIDIABETES. Jurnal Penelitian Perawat
Profesional, 99-104.

Samarghandian S, B. A. (2013). Crocus Sativus L.(Saffron)


Stigma Aqueous Extract Induces Apoptosis In
Alveolar Human Lung Cancer Cells Through
Caspase-Dependent Pathways Activation. Biomed
Res Int, 1-12.

Soeda, S. A. (2016). Neuroprotective activities ofsaffron


and crocin. Diambil kembali dari Advances in
Neurobiology: https://doi.org/10.1007/978-3-319-
28383-8_14

Tudhur, N. S. (2019). Crocus sativus dan Insomnia. Jurnal


Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 193-196.

Anda mungkin juga menyukai