ABSTRAK
Shampo merupakan sediaan kosmetik yang fungsi utamanya untuk membersihkan
rambut dan kulit kepala dari segala macan kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel-sel
yang sudah mati dan sebagainya. Tanaman laja gowah adalah tanaman herba yang sering kita
jumpai di sekitar kita. Tanaman lengkuas hutan ini, yang merupakan nama lain dari tanaman
laja gowah memiliki berbagai manfaat dan khasiat untuk kehidupan manusia. Namun, bagi
sebagian orang tidak tau mengenai tanaman ini dan menganggapnya sebagai tanaman liar.
Salah satu bagian tanaman laja gowah yang memiliki manfaat yang banyak yaitu pada
rimpangnya. Di dalam rimpang laja gowah kandungan utama metil sinamat yang mempunyai
aktivitas antifungi, antimikroba, dan sebagai bahan pewangi pada shampo. Sehingga, kami
memformulasikan bahan utama yang digunakan yaitu rimpang laja gowah. Sediaan shampo
diformulasikan dengan formula pendahuluan sebanyak empat formula dan tiga formula
dengan menambah ekstrak etanol rimpang laja gowah dengan variasi konsentrasi sebesar 1%,
2%, dan 3%. Ekstraksi rimpang laja gowah dilakukan dengan metode maserasi menggunakan
pelarut etanol 70%. Hasil penelitian formula sediaan shampo optimum yaitu terdapat pada
formula 18.
ABSTRACK
Shampoo is a cosmetic preparation whose main function is to clean the hair and
scalp of any leopard, whether in the form of oil, dust, dead cells and so on. Gowah laja
plants are herbaceous plants that we often encounter around us. This galangal plant, which
is another name for the gowah laja plant, has many benefits and properties for human life.
However, for some people do not know about this plant and consider it as a wild plant. One
part of gaja laja plant that has many benefits that is in the rimpangnya. In the gimp rhizome
the main content of methyl cinnamate which has antifungi activity, antimicrobial, and as a
fragrance ingredient in shampoo. Thus, we formulate the main ingredient used is the gimpah
limp rhizome. The shampoo preparations are formulated with the introduction formula of
four formulas and three formulas by adding ethanol extract of gheeon rhizome with variation
of concentration of 1%, 2%, and 3%. The extraction of gowah lava rhizome was done by
maceration method using 70% ethanol solvent. The result of the optimum shampoo
formulation formula is found in formula 18.
PENDAHULUAN
Tanah air kita memiliki potensi alam yang berlimpah dan sangat bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Potensi alam tersebut dapat dilihat dari beragam
macam tanaman yang mempunyai khasiat tertentu. Salah satunya yaitu tanaman laja
gowah yang dapat dimanfaatkan hampir semua bagiannya, yang kami pakai pada
pembuatan shampo kali ini adalah rimpang dan kulit buah. Khasiat dari rimpang
gambelu atau laja gowah yaitu digunakan sebagai obat bisul dan luka. Di Ambon,
rimpang digunakan untuk memelihara tenggorokan, agar suara tetap bagus. Selain itu,
rimpang juga sering digunakan untuk mengobati sakit perut, buahnya dapat dimakan dan
digunakan sebagai teh, dan juga sering dimanfaatkan sebagai sabun dan anti emetikum
(mencegah muntah), kulit buahnya dapat digunakan untuk mewangikan rambut (Riyanto,
2012), serta minyak rimpang gambelu digunakan untuk penyubur rambut (Heyne, 1987).
Salah satu tanaman potensial seperti tanaman laja gowah ini terdapat di
daerah Sumatera Barat yang dikenal dengan nama gambelu. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa kandungan utama dari gambelu adalah metil sinamat (Muchtaridi,et
al., 2003). Secara empiris, gambelu baik rimpang, batang ataupun daunnya telah
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat anti muntah. Gambelu digunakan masyarakat
Begitu banyaknya manfaat dari tanaman laja gowah ini, tetapi masyarakat
Indonesia banyak yang belum mengetahui khasiat dari tanaman ini sehingga belum
disebelumnya, tanaman laja gowah dapat digunakan untuk penyubur rambut sekaligus
untuk mewangikan rambut. Bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama
sekunder dan minyak atsiri. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk membuat
sediaan formulasi shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah yang dibuat dengan
1.2.Rumusan Masalah
a. Bagaimana komposisi bahan penyusun dari pembuatan shampo dari ekstrak etanol
c. Bagaimana kualitas produk shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah.
d. Apakah produk shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah telah sesuai dengan
1.3.Batasan Masalah
a. Melakukan pengujian terhadap tujuh formula dari dua puluh formula yang dilakukan
b. Membuat empat formula pendahuluan tanpa ekstrak etanol rimpang laja gowah dan
tiga formula yang divariasikan ekstrak etanol rimpang laja gowah yaitu 1%, 2%, 3%.
1.4.Tujuan Penelitian
a. Menentukan komposisi bahan penyusun dari pembuatan shampo dari ekstrak etanol
e. Dapat mengetahui kualitas produk shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah.
c. Untuk mengetahui apakah produk shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah
a. Produk shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah ini dapat memanfaatkan
b. Produk shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah yang dihasilkan dapat
shampo alami yang bermanfaat bagi rambut manusia dan sangat ramah lingkungan.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman lengkuas hutan adalah tanaman herba yang sering kita jumpai berada
di sekitar kita. Tanaman lengkuas hutan dapat kita temukan di hutan tropis. Nama
latin tanaman lengkuas hutan adalah Alpinia Malaccensis (Burm. F.) Roxb.
Sedangkan dalam bahasa inggris tanaman lengkuas hutan mempunyai nama Ring
Malacca. Menurut sejarah tanaman ini berasal dari India. Penyearan tanaman
lengkuas hutan ini berada di Indonesia, malaysia, Asia seperti India. Ciri-ciri tanaman
lengkuas hutan ini adalah bunga yang berwarna putih dan daun yang memanjang
seperti pita dan memiliki akar rimpang. Fungsi dan kegunaan tanaman lengkuas hutan
ini mungkin bagi sebagian orang yang tidak tahu akan menggangap tanaman ini
tanaman liar. Namun, ternyata tanaman ini memiliki berbagai manfaat dan khasiat
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Subkelas : Sympatalae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Alpinia
No Waktu
Komponen %Area
Retensi
Kandungan utama rimpang laja gowah yaitu metil sinamat. Metil sinamat
merupakan senyawa yang berbau strawberry dan balsamik. Dalam bidang kesehatan
digunakan sebagai anthelmintik (Claus, 1961). Metil sinamat merupakan turunan dari
asam sinamat yang banyak digunakan sebagai kosmetik pemutih kulit. Sedangkan
dalam industri, metil sinamat dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada
sekunder) atau bahan alami melalui reaksi sekunder dari bahan organik primer
umumnya merupakan hasil akhir dari suatu proses metabolisme. Bahan ini berperan
juga pada proses fisiologi. Bahan organik sekunder itu dapat dibagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu : fenolik, alkaloid dan terpenoid, tetapi pigmen dan porfirin juga
sekunder yaitu tanaman temulawak dimana senyawa yang terkandung yanitu alkaloid,
struktur yang bervariasi, setiap senyawa memiliki fungsi atau peranan yang berbeda-
sekunder yang umum terdapat pada tanaman adalah : alkaloid, flavanoid, steroid,
metabolit sekunder juga dapat dimanfaatkan sebagai antiagen pengendali hama yang
ramah lingkungan.
Shampo
Shampo adalah salah satu kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala dari segala
macam kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel – sel yang sudah mati dan sebagainya.
Pengertian ilmiah shampo adalah sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang
cocok dan berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada rambut dan
kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala, dan kesehatan si pemakai.
Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengadukan pada suhu ruangan. Prosedurnya dilakukan dengan merendam simplisia dalam
pelarut yang sesuai dalam wadah tertutup. Pengadukan dilakukan dapat meningkatkan
kecepatan ekstraksi. Kelemahan dari maserasi adalah prosesnya membutuhkan waktu yang
cukup lama. Ekstraksi secara menyeluruh juga dapat menghabiskan sejumlah besar volume
pelarut yang dapat berpotensi hilangnya metabolit. Beberapa senyawa juga tidak terekstraksi
secara efisien jika kurang terlarut pada suhu kamar (27oC). Ekstraksi secara maserasi
dilakukan pada suhu kamar (27oC), sehingga tidak menyebabkan degradasi metabolit yang
tidak tahan panas
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Kegiatan ini dilaksanakan selama lebih kurang dua bulan dimulai dari bulan 30
Januari 2018 hingga 15 Maret 2018. Selama lebih kurang satu bulan untuk menemukan
formula shampo ekstrak etanol rimpang laja gowah. Kemudian tiga minggu untuk
melakukan uji sediaan shampo ekstrak etanol rimpang laja gowah. Tempat pelaksanaan
Bahan baku yang digunakan yaitu rimpang laja gowah yang dari Kawasan
Tanaman Obat (KTO) Universitas Andalas, Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh,
Padang, Sumatera Barat. Kawasan Tanaman Obat (KTO) Universitas Andalas. Untuk
bahan tambahan lainnya diperoleh dari pembelian di toko bahan kimia yang ada di Kota
Padang.
a) Bejana bertutup
b) Rotary ovaporator
c) Blender
d) Mixer
e) Oven
f) Neraca Teknis
g) Desikator
h) Ayakan 40 mesh
i) Hot Plate
j) Saringan
k) Pisau
l) Batang Pengaduk
b) Etanol 70%
c) Aquades
e) Cethyl Alkohol
f) Propilen glikol
g) Asam sitrat
h) Natrium Klorida
i) Methyl Paraben
j) Propil paraben
a) Corong
b) Neraca Analitik
g) Pipet takar 10 ml
h) Tabung reaksi
i) Kertas saring
j) Pipet tetes
m) Oven
n) Neraca Digital
o) Cawan Penguap
p) Kaca objek
s) pH meter
a) Kalium Iodida
b) Bi(NO3)3
c) HgCl2
d) HNO3
e) FeCl3
f) Logam Mg
g) Aquades
h) HCl pekat
i) Ethanol 96%
b. Dicuci rimpang laja gowah dengan air mengalir (dilakukan dua hingga tiga
c. Dikeringkan rimpang di dalam oven pada suhu 40-50oC selama 1×24 jam,
d. Lalu rimpang digiling halus dan diayak menggunakan ayakan (40 mesh),
jam
1) Uji Alkaloid
2) Uji Flavonoid
3) Uji Tanin
c) Sebanyak lima ml filtrat ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3. Hasil positif (+)
4) Uji Saponin
ditunjukkan apabila pada penambahan 1 tetes asam klorida pekat buih tidak
hilang.
Formulasi ekstrak etanol menjadi bentuk sediaan sampo terdiri dari zat aktif
berupa ekstrak etanol tanaman laja gowah pada berbagai tingkat konsentrasi dan zat
Natrium Lauril
Surfaktan
Sulfat 5 5 10 2.5 2.5 2.5 2.5
Methyl Paraben 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 Pengawet
Natrium benzoat 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 Antimicrobial
Asam sitrat 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 Acidifying Agent
Keterangan: Pada praktik kali ini saya membuat shampo dengan Mella Mardiati dan
Misbahul Rusdi dimana total formula kami ada 20 yang kami bagi tiga. Masing-
masing ada yang mendapatkan 7 formula dan 6 formula. Saya melakukan
pengujian pada 7 formula, 3 formula merupakan formula pendahuluan tanpa
ekstrak etanol rimpang laja gowah dan empat formula merupakan formula
dengan variasi ekstrak. Hasil yang terbaik dan sesuai standar, itulah yang akan
diproduksi nantinya.
Prosesur Pembuatan Shampo :
plate,
c) Dimasukkan natrium benzoat dan asam sitrat ke dalam gelas piala yang berisi
aquades, aduk,
d) Kemudian dimasukkan metil paraben, setil alkohol, dan propil paraben, aduk,
a. Pengamatan Organoleptis
teksturdari shampoo
hidung.
b. Homogenitas
atau bawah.
Uji kemampuan dan stabilitas busa dari shampo dilakukan dengan metode
c) Total volume sari isi busa diukur dan diamati penurunannya dan stabilitas
busanya. Persyaratan tinggi busa pada umumnaya yaitu berkisar antara 1,3-
22 cm .
c) Dimasukkan pipa kapiler dalam gelas piala yang berisi zat cair.
d) Diukur tinggi kenaikan zat melalui pipa kapiler dengan mistar.
Ƴ=½×ρ×r×g×h
Keterangan :
langkah pertama.
sampel dengan berat aquades dalam volume yang sama pada suhu yang
sama.
Perhitungan berat jenis :
1. Kalibrasi pH meter
dengan tisu.
a) Diukur jarak sampel yang ada di dalam gelas ukur dengan menggunakan
mistar.
dan dicatat waktu yang diperlukan untuk mencapai pada titik 100 ml.
2.r 2 .g
( bola cairan )
9v
Keterangan :
1. Dipanaskan cawan penguap pada suhu 105⁰C selama ± 2 jam dan dinginkan didalam
desikator selama ± 15 menit, timbang hingga bobot konstan. Setelah cawan konstan,
ditimbang 2 gram sampel kedalam cawan dan ditimbang.
2. Dipanaskan cawan yang telah berisi sampel ke dalam oven dengan suhu 105⁰C selama ± 2
jam. Setelah dipanaskan, dipindahkan cawan kedalam desikator dan didinginkan selama ± 15
menit kemudian ditimbang.
3. Lakukan kembali pemanasan selama ± 2 jam dan ulangi kembali sampai perubahan berat
antara pemanasan memiliki selisih maksimal 0.0002 gram.
BAB IV
Shampo dari rimpang tanaman laja gowah didapatkan setelah pencampuran bahan-bahan
dari formula yang telah ditentukan yaitu seperti natrium lauryl sulfat, asam sitrat, natrium
benzoat, natrium klorida, metil paraben, propil paraben, setil alkohol, dan propilen glikol
yang kemudian ditambahkan ekstrak etanol rimpang laja gowah yang terdiri dari beberapa
variasi konsentrasi, yaitu 1%, 2%, dan 3%. Shampo yang didapatkan yaitu empat formula
sediaan shampo pendahuluan yang belum dicampurkan dengan ektrak rimpang laja gowah
dan tiga formula sediaan shampo pendahuluan yang dicampurkan dengan ektrak rimpang laja
Proses ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol
70%. Alasan pemilihan pelarut etano 70% dikarenakan sifat etanol yang universal, sehingga
senyawa metabolit sekunder seperti, flavanoid (polar) dan saponin (non polar) dapat tersari
secara sempurna. Selain itu etanol 70% akan lebih mudah masuk berpenetrasi ke dalam sel
simplisia daripada pelarut etanol dengan konsentrasi yang lebih rendah. Ekstrak etanol
rimpang laja gowah memperoleh nilai rendemen sebesar 19,6%. Persentase rendemen ekstrak
rimpang lengkuas hutan menggambarkan dari kualitas ekstrak. Semakin tinggi nilai
rendemen yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang dihasilkan semakin banyak.
Ekstrak dibuat dengan menggunakan cara maserasi karena maserasi merupakan cara
yang sederhana dan merupakan proses ekstraksi yang tidak menggunakan panas yang tinggi
sehingga tidak akan merusak senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak
rimpang laja gowah. Ekstrak yang diperoleh memiliki bentuk ekstrak yang kental dan
berwarna merah kecoklatan. Ekstrak diperoleh melalui beberapa tahapan, yang dimulai dari
preparasi rimpang laja gowah hingga pemekatan ekstrak yang dilakukan menggunakan alat
rotary evaporator.
Ekstrak (+/-)
kecoklatan
Flavanoid Kecoklatan
Kecoklatan
Kecoklatan
Pengujian metabolit sekunder dilakukan secara kualitatif dengan melihat
adanya perubahan warna ataupun adanya endapan yang terbentuk dari hasil reaksi
rimpang laja gowah. Dari tabel 3. Hasil pengujian metabolit sekunder pada ekstrak
rimpang laja gowah memunjukkan hasil positif, yang berarti ekstrak rimpang laja
pH
FORMULA KEBERTERIMAAN
SAMPEL SNI
dalam kulit. Pemeriksaan pH bertujuan untuk melihat derajat keasaman dari sediaan
shampo. Dari hasil pengujian, menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak
rimpang laja gowah yang digunakan, maka akan semakin kecil nilai pH sediaan
shampo. Hal ini dapat dilihat pada formula 9, 10,11, dan 12. Hal ini disebabkan
karena ekstrak rimpang laja gowah yang bersifat asam. Dari hasil pengujian, formula
1, 2, dan 3 pH yang diperoleh memenuhi SNI yaitu rentang 5-9, sedangkan formula
Sediaan shampo yang baik yaitu sediaan shampo yang homogen, dalam arti
pengamatan terlihat, bahwa dari tujuh sediaan shampo ekstrak rimpang laja gowah
menyukai sediaan shampo yang busanya berlebih (Limbani, 2009). Kelemahan dari
metode ini yaitu bergantungnya dari kuatmya pengocokan dan alat yang digunakan
berupa gelas ukur sehingga dalam membaca tinggi busa menjadi kurang akurat. Dari
hasil evaluasi sediaan shampo dapat dilihat pada tabel di atas, formula 2 yang
memiliki busa yang lebih stabil dan memiliki busa yang cukup banyak dibandingkan
formula lain. Namun, pada formula 12 ketinggian busa diperoleh tidak mendekati
1 1.3063
2 1.3082
3 1.3384
9 1.2481
10 1.3192
11 1.3365
12 1.3271
P1 1.3034
P2 1.2527
Dari hasil pengujian, data viskositas yang diperoleh dari tujuh formula
terdapat satu formula yang tidak berada di rentang viskositas pembanding, sedangkan
enam formula yang lain, yaitu formula 1, 2, 3, 10, 11, dan 12 berada di rentang
pembanding dan masih mendekati nilai dari rentang pembanding. Salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi viskositas shampo yaitu ekstrak rimpang laja gowah yang
ekstrak rimpang laja gowah. Namun, dari hasil pengujian yang didapatkan sebaliknya.
Hal ini, kemungkinan disebabkan oleh pengerjaan yang dilakukan pada saat
praktikum, yaitu pada proses pelepasan jatuhnya bola dan ketika menghitung dengan
stopwatch.
Tegangan Permukaan
Formula
r ρ g Ƴ
h (cm)
(cm) (g/ml) (m/s2) (dyne/cm)
permukaan shampo sehingga shampo memiliki daya bersih yang baik. Dari hasil
pengujian yang didapatkan formula 9, 10,11, dan 12 nilai tegangan permukaan yang
didapatkan tidak signifikan sehingga ekstrak rimpang laja gowah tidak memengaruhi
(B. Pikno +
Berat B. Pikno
Sampel) - Berat Jenis
Sampel Piknometer + Sampel
B. Pikno (g/ml)
(gram) (gram)
(gram)
Bobot jenis merupakan salah satu analisis fisik yang dilakukan untuk
bobot jenis maka dapat diketahui pula nilai kemurnian dari suatu sediaan, khususnya
sediaan dalam bentuk larutan. Bobot jenis menggambarkan mudah atau tidaknya
suatu sediaan mengalir atau mudah dituang. Bobot jenis sediaan shampo berdasarkan
berat jenis pembanding yaitu 0.8938 dan 1.0105 gram/ml. Setelah dilakukan
pengujian terhadap tujuh formula, bobot jenis yang didapatkan mendekati dari nilai
G. Uji Organoleptik
Keempat formula sediaan shampo ekstrak etanol rimpang laja gowah memiliki
wujud cair kental dengan aroma khas tersendiri yang berasal dari ekstrak rimpang laja
gowah. Warna dan konsistensi dari sediaan shampo bergantung pada konsentrasi
ekstrak rimpang laja gowah yang digunakan. Pada warna, semakin besar konsentrasi
ekstrak rimpang laja gowah pada sediaan shampo semakin pekat warna yang
dihasilkan. Pada konsistensi, semakin kecil konsentrasi ekstrak rimpang laja gowah
orang dengan cara meminta pendapat panelis secara langsung dengan memerlihatkan
produk shampo yang telah dibuat. Persentase hasil organoleptik dari 30 panelis yaitu
100% menyatakan sangat suka pada uji hedonik, 100 % menyatakan sediaan shampo
berwarna orange muda, 100% menyatakan wangi, dan 93% menyatakan kental.
Berarti dapat disimpulkan bahwa pembuatan shampo dari ekstrak etanol rimpang laja
gowah berwarna orange muda, wangi, dan kental, serta 100% panelis tidak terlatih
menyukainya.
KADAR AIR
SAMPEL SNI
FORMULA
1 90.89% 95.50%
2 91.72% 95.50%
3 91.86% 95.50%
9 91.67% 95.50%
10 91.66% 95.50%
11 92.40% 95.50%
12 92.49% 95.50%
Dari hasil pengujian, kadar air yang diperoleh dari keempat sediaan shampo
Dari hasil pengujian terhadap tujuh formula yang dilakukan untuk mengetahui
kualitas dari sediaan shampo tersebut, pada parameter pengujian kadar air tujuh
formula sediaan shampo memenuhi standar SNI, tetapi pada paramater lainnya belum
sesuai. Untuk itu, pengujian formula terhadap uji kualitas sediaan shampo dilanjutkan
oleh teman satu tim. Untuk formula gabungan (pekerjaan satu tim) telah dilakukan
sebanyak 20 formula. Dari dua puluh formula tersebut akhirnya didapatkan formula
optimum yaitu pada formula nomor 18. Data hasil pengujian satu tim, dapat dilihat di
lampiran.
4.4.2. Penjualan
Kami membuat sediaan shampo dengan target sebanyak 1000 ml yang formulanya
berasal formula optimum. Dari total sediaan shampo tersebut kami mengemasnya
dalam suatu botol, dimana satu botol dapat diisi dengan 30 ml sediaan shampo.
Sehingga didapatkan 33 botol sediaan shampo ekstrak etanol rimpang laja gowah.
4.4.3. Keuntungan
= Rp.165.000-Rp.109.700
= Rp. 55.300
Keuntungan
% Keuntungan = ×100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
55.300
= 109.700×100%
= 50.41%
BAB V
5.1. Kesimpulan
bahan penyusun dari pembuatan shampo dari ekstrak rimpang laja gowah yang
optimum, yaitu pada formula 18. Di dalam tanaman laja gowah didapatkan cara
optimum yang didapatkan kualitas shampo dari ekstrak etanol rimpang laja gowah
memenuhi syarat mutu, yaitu SNI 06-2692-1992 dan mendekati nilai dari
pembanding, yaitu kadar air sebesar 87.34%, berat jenis 1.1011 g/ml, viskositas
sebesar 1.2123, ketinggian busa yaitu 2.00 cm, dan memiliki kestabilan yang cukup,
tegangan permukaan sebesar 59.4099 dyne/cm, memiliki tekstur yang homogen, dan
memiliki pH 5.10.
5.2. Saran
Pada pengujian kali ini kami berfokus untuk menentukan sediaan shampo
optimum dan uji kualitas dari shampo yang dihasilkan. Untuk mengetahui daya bersih
dari shampo ini diperlukan uji mikrobiologi. Namun, kami belum mengerjakan
parameter ini dikarenakan kami berfokus pada batasan masalah. Maka dari itu, perlu
dilakukan penelitian secara in vivo untuk mengetahui adanya pembersih rambut pada
sediaan shampo ekstrak rimpang laja gowah terdapat bakteri dan konsentrasi ekstrak
rimpang laja gowah yang paling efektif untuk membersihkan dan mewangikan
rambut. Kemudian untuk pemanfaatan dari rimpang laja gowah ini sangat baik
dilakukan karena mengingat khasiat yang terdapat di dalam rimpang laja gowah.
suatu produk yang berguna bagi manusia, seperti shampo alami yang telah dibuat oleh
DAFTAR PUSTAKA
Elizarni dan Fitriyeni. 2011. Bahan Ajar Berbasis Kompetensi Metoda Uji Organoleptik.
Padang : Perpustakaan SMK SMAK Padang
Khopkar. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerjemah: A. Saptohardjo. Jakarta :UI Press
Kumar, Ashok., Mali, Rakesh Roshan. 2010, Evaluation Of Prepared Shampo Formulation
And To Compare Formulated Shampo With Marketed Shampo, International
Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, Volume 3, Issue 1,
Article 025.
Muchtaridi, Ikhsan R., Ida M. 2008. Kadar Metil Sinamat Dari Batang, Daun, dan Rimpang
Tumbuhan Laja Gowah (Alpinia Malaccensis (Burm.f)) Dengan GC-MS.
Yogyakarta: Universitas Padjajaran
Riyanto, A., Yunilawati, R., Nuraeni, C. 2012. Isolasi Metil Sinamat Dari Minyak AtsiriLaja
Gowah (Alpinia Malaccensis (Burm.f)). Jakarta: Balai Besar Kimia dan Kemasan
Rowe,R.C.,Sheskey P.J., dan Quin, M.E. 2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipient, sixth
editon, Pharmaceutical Press and American Pharmacist Associations,London and
Washington DC.
Utami, Cindy Ningrum.2017. Pembuatan dan Analisis Shampo dari Getah Bonggol Pisang
(Musa paradisiaca) dan ekstrak kulit jengkol (Archidendron paucifloroum). Padang:
SMK SMAK Padang
Wikipedia. 2011. Syarat-Syarat Shampo [diakses pada 27 Maret 2018 pukul 20.10]