Anda di halaman 1dari 3

Iftitah Silmi Kaffah/Farmasi 4A/3920187181421

1. Bagaimana cara penggunaan antibiotik yang tepat


Kerasionalan pemakaian antibiotik meliputi tepat indikasi, tepat penderita,
tepat obat, tepat dosis, dan waspada efek samping obat. Pemakaian antibiotik yang
tidak rasional akan menyebabkan munculnya banyak efek samping dan mendorong
munculnya bakteri resisten.
Salah satu efek samping yang ditakutkan dari antibiotika adalah munculnya
bakteri yang resisten terhadap antibiotika tersebut. Munculnya resistensi ini akan
merugikan pasien dan beban negara menjadi lebih besar. Sebagai gambaran,
pemerinah USA mengeluarkan tambahan 20 milyar USD untuk menanggung biaya
kesehatan, 35 miliyar USD untuk biaya sosial karena resistensi ini, dan terjadi
kematian 2x lebih besar karena resistensi antibiotika ini. Data di Inggris meyebutkan
bahwa seseorang yang menderita resistensi terhadap satu macam antibiotika,
menanggung biaya sebesar 3,62 pound dibanding jika tidak terjadi resistensi. Data di
Indonesia belum ada penelitian yang mengeksplorisasi beban yang harus ditanggung
pasien maupun negara akibat resistensi ini.
Mekanisme kerja antibiotik bermacam-macam :
a. Bakteri menghansilkan enzim betalaktamase yang memecah cincin
betalaktan dari antibiotika, contohnya adalah penisilin.
b. Menghambat pengikatan antibiotika pada ribosom bakteri sehingga terjadi
kegagalan proses tranlasi streptomisin.
c. Mutasi pada bakteri sehingga antibiotika gagal membentuk dinding
peptidoglikan (vankomisin).
d. Mutasi dari bakteri yang menyebabkan perubahan penisilin binding protein
(PBP) sehingga penisilin gagal mengikat PBP.
e. Produksi target berlebihan. Bakteri yang resisten terhadap antibiotika
sulfonamamid dikarenakan bakteri tersebut mampu membentuk para
aminobenzoic acid berlebihan. Bakteri yang resisten terhadap trimetropim
disebabkan karena bakteri tersebut memproduksi enzim dihidrofolat
reduktase berlebihan.
f. Bakteri memproduksi porin yang sempit sehingga antibiotika tidak bisa
masuk kedalam sel misalnya starin tertentu dari E.coli.
g. Mutasi bakteri yang menyebabkan perubahan pada gena pengkode enzim
yang memetabolisme bakteri, contohnya mutasi bakteri pada gena
pengkode katG sehingga isoniazid gagal membenuh bakteri.
h. Balter membentuk protein yang melindungi target obat, contohnya
resistensi sifroloksasin karena bakteri membentuk protein yang mengikat
DNA polymerase

Salah satu penyebab meningkatnya kejadian resistensi adalah penggunaan


antibiotika yang tidak rasional. Kesalahan bisa pada dokter pemberi resep,
apoteker, dan pada regulasi peredaran obat.

2. Salah satu golongan antibiotik (manfaat, dosis, cara penggunaan)


Cefadroxil : antibiotik cefadroxil dikemas dalam berbagai bentuk sediaan dan
kekuatan dosis. Salah saltu yang populer adalah kemasan Cefadroxil 500 mg dalam
bentuk kapsul atau tablet yang memiliki kekuatan dosis 500 mg. Antibiotik ini
memiliki spektrum luas yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi yang
disebabkan oeh bakteri seperti infeksi pada kulit, sakit tenggorokan, dan saluran
kemih.
Panduan umum dosis cefadroxil 500 mg sesuai dengan penyakitnya :
 Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) : dosis dewasa yang
dianjurkan adalah Cefadroxil 500 mg tablet atau kapsul sebanyak dua
kali sehari. Alternatifnya bisa menggunakan tablet 1 gr (2x500 mg)
yang diminum sebanyak satu kali sehari. Lama penggunaan selama 7-
10 hari.
 Radang Tenggorokan dan Amandel : dosis dewasa dianjurkan
adalah Cefadroxil 500 mg kapsul atau tablet sebanyak dua kali sehari.
Alternatifnya bisa menggunakan tablet 1 gr (2x500 mg) yang diminum
sebanyak satu kali. Lama penggunaan 10 hari.
 Infeksi pada kulit dan jaringan lunak : Dosis dewasa yang
dianjurkan adalah Cefadroxil 500 mg kapsul atau tablet sebanyak dua
kali sehari. Alternatifnya menggunakan tablet 1 gram atau (2x500 mg)
yang diminum sebanyak satu kali sehari. Lamanya penggunaan sesuai
anjuran dokter.
 Antibiotik infeksi saluran kemih dan kelamin : Penggunaannya
cukup satu hari, dengan dosis dewasa yaitu cefadroxil 1 gram atau
2x500 mg sebanyak dua kali sehari atau 4x500mg yang sebanyak satu
kali sehari.
 Mencegah Endokarditis bakteri : 2 g secara oral sebagai dosis
tunggal satu jam sebelum prosedur.

Dosis umum untuk anak-anak yaitu Cefadroxil sirup 30 mg/kg berat


badan/hari yang pemberiannya dibagi dalam dua dosis. Bagi anak yang
lebih besar dengan berat badan sekitar 25-30 kg, maka bisa menggunakan
cefadroxil 500 mg tablet atau kapsul satu kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai