Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

MANUSIA MENURUT AJARAN KRISTEN

Di susun oleh
Acong David Sinaga (2217041083)
Hotlianti Pangaribuan (2217011115)
Jennyfer Saragi ( 2217041053)
Tesa yemima silalahi (2217021161)
Widia Oktavani Br Tarigan (2217011095)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan Agama Kristen, dengan
judul “Manusia menurut ajaran Kristen”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu , kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan kritik
yang membangun dari berbagai pihak . Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca .

Bandar lampung , 22 September


2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
2.1 Pentingnya ajaran tentang manusia...........................................................6
2.2 Asal Mula Manusia...................................................................................9
2.3 Implikasi kesegambaran manusia dengan Allah.....................................11
2.4 Tujuan penciptaan manusia.....................................................................12
BAB III..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak sumber ataupun pandangan yang telah kita ketahui tentang manusia,
baik secara sains maupun menurut pandangan agama masing masing. Tidak
ada yang salah dalam teori-teori tentang manusia , yang sebelumnya telah kita
ketahui seperti , teori evolusi dan teori penciptaan merupakan teori yang
paling sering dibicarakan dan dipertentangkan. Teori , pandangan maupun
hipotesis ini di kemukakan pastinya telah melalui berbagai penelitian , yang
menurut pandangan mereka benar tentang manusia khususnya asal -mula
manusia . Pada dasarnya, Sains dan Alkitab tidak bertentangan, malahan
saling melengkapi. Sains menyelidiki segala sesuatu yang ada di alam semesta
beserta hukum-hukum yang mengaturnya, sementara Alkitab merupakan
manifestasi tabiat Allah melalui firman-Nya yang ditulis oleh para nabi dan
para rasul.

Tetapi Ajaran Kristen tentang manusia membawa kita , untuk lebih mengenal
siapa diri kita sebagai manusia, apa tujuan manusia di ciptakan , bukan hanya
sekedar melalui sebuah proses evolusi sehingga melahirkan manusia seperti
yang kita lihat pada saat ini . Allah memiliki tujuan dan alasan menjadikan
manusia sebagai ciptaannya yang paling mulia, seturut gambar dan rupa-Nya

Menurut kesaksian Alkitab, manusia adalah ciptaan yang paling mulia dari
ciptaan yang lainnya. Keistimewaan dari segala aspek menjadikan manusia
memiliki derajat yang paling tinggi dari semua ciptaan lainnya. Aspek
mendasar dari kesaksian Alkitab tentang hakikat manusia menurut pandangan
Kristen yaitu manusia adalah makhluk ciptaan Allah.

Pemahaman tentang penciptaan manusia menurut gambar dan rupa Allah


adalah hal yang penting, karena berdasarkan pemahaman tersebut, manusia
akan menempatkan diri secara benar sebagai makhluk yang diciptakan dan
akan menghormati Penciptanya sebagai Oknum yang berkuasa penuh di dalam
hidupnya. Kesalahan pengertian terhadap konsep penciptaan manusia, maka
manusia akan menjadikan dirinya sebagai allah terhadap dirinya sendiri dan
segala sesuatu yang berada di sekitarnya.

Penciptaan manusia dalam kitab Kejadian pasal 1 bahwa Allah menciptakan


manusia seturut gambar dan rupa Allah menjadikan manusia berbeda dengan
ciptaan lainnya yang ada di taman Eden. Allah memiliki tujuan menciptakan
manusia dan tujuan itu sudah diketahui oleh banyak orang. Namun alangkah
baiknya apabila kebenaran itu diungkap dari Alkitab sendiri dalam hal ini
Kitab Kejadian 1:26-28 tentang gambar dan rupa Allah.

1.2 Rumusan Masalah

- Mengapa ajaran tentang manusia itu penting?

- Bagaimana asal usul manusia menurut Kristen?

- Bagaimana implikasi kesegambaran manusia dengan Allah?

- Apa saja tujuan penciptaan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan antara lain :

-Mengetahui pentingnya ajaran tentang manusia

- Memahami bagaimana asal usul manusia

- Mengetahui implikasi kesegambaran manusia dengan Allah

- Memahami tujuan penciptaan manusia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya ajaran tentang manusia

Pembicaraan tentang manusia hal yang sangat pokok dan sentral dalam
kekristenan untuk kita memahami berbagai aspek dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat atau dalam pengembangan ilmu dan teknologi
modern,termasuk berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan
manusia.

Siapakah manusia?
Manusia adalah makhluk yang berakal budi , dan mampu menguasai
makhluk lain (KBBI).
Pengertian tentang siapa sebenarnya manusia sangat penting karena sangat
mempengaruhi dan menentukan bagaimana seseorang menjalankan
hidupnya. Ada yang berpendapat bahwa manusia ada begitu saja, melalui
proses evolusi, sehingga ia akan hidup tanpa tujuan yang jelas, karena
semuanya terjadi secara acak dan kebetulan, tanpa melibatkan sang
Pencipta. Sungguh berbahaya kalau seseorang tidak mengerti siapa dirinya
sebenarnya, ia tidak akan dapat menempatkan dirinya secara benar
dihadapan Tuhan. Ia akan menggerakkan hidupnya hanya berdasarkan
pikiran, perasaan, dan kehendaknya sendiri.
Itulah sebabnya kita akan membahas seri tentang manusia ini berdasarkan
Alkitab, sebagai satu-satunya referensi akan kebenaran. Pandangan yang
paling benar mengenai siapa manusia tertulis dalam Kitab Kejadian 1:26-
27 (ditulis tahun 1400 SM oleh Musa).

Bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Jadi manusia
diciptakan, bukan terjadi karena proses acak atau evolusi. Dengan
demikian pasti ada tujuan dari sang Pencipta melakukan hal itu. Manusia
diciptakan berbeda dibandingkan dengan seluruh ciptaan yang lain.
Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Dalam teks asli
Alkitab yaitu dalam bahasa Ibrani dipakai kata ‫( ֶ֫צ ֶל ם‬TSELEM) dan ‫ְּד מּו ת‬
(DEMUTH).
Para Theolog mempunyai penjelasan yang bermacam-macam tentang dua
kata ini, tetapi sederhananya adalah manusia diciptakan segambar dengan
Allah (Latin: Imago Dei Similitudo). Segambar dengan Allah diartikan
sederhana, yaitu "mirip dengan Allah sendiri". Gambar Allah pada
manusia inilah yang memberi nilai pada manusia.

A.Menelusuri pemikiran pemikiran modern tentang manusia


Berbagai pihak apakah filsuf,teolog,biolog,maupun sosiolog telah
mencoba menjawab pertanyaan itu dan masing masing memberikan
jawaban yang berbeda.agama kristen pun melalui para teolognya
sepanjang abad telah juga memberikan jawaban terhadap pertanyaan
tentang hakikat manusia,ini tidak berarti bawa pandangan para teolog
kristen bersifat seragam atau monolitik.ada perbedaan misalnya saja
tentang arti sesungguhnya dari ungkapan alkitab bahwa manusia
diciptakan menurut gambar Allah(imago dei)
Mc Donald dalam bukunya “The Christian view of man”beberapa
pemikiran modern yang relevan sebagai berikut:
1. Manusia komunis
Filsafat social dan politis komunis bersumber dari teori
antropologis karl marx mengenai hakikat manusia bahwa manusia
adalah ciptaan dirinya sendiri hanya manusia yang dapat menjawab
kepada dirinya sendiri dan mampu dengan upaya sendiri
menemukan tujuannya dengan kebebasan yang absolut.
3 ciri antropologi Marxist:
1) Manusia sebagai suatu produk alami,karna tiada Tuhan
ditolak juga pendapat bahwa manusia adalah ciptaan
yang khusus,alternatif cerita asal kehidupan manusia
ialah hipotesis Darwin mengenai evolusi ,satu satunya
fakta adalah dunia materiil yang dipersepsi oleh
indra.karna itu, pikiran adalah hasil produksi dari hal hal
kebendaan ,dan karnanya manusia adalah “a lump of
thingking matter”yang artinya bahwa manusia sekadar
bongkahan bahan yang berfikir.secara esensial manusia
adalah satu dengan alam.
2) Manusia sevagai ciptannya sendiri yang bekerja,dalam
istilah Marx,manusia adalah homo
faber(pembuat),hakikatnya adalah untuk bekerja dan
menjadi pencipta.jadi bagi dia kerja dianggap
otonomi.manusia adalah pekerja,dan karna itu nilai
manusia juga tergantung pada produktivitasnya.

3) Manusia sebagai unit yang teralienasi,bagi marx alienasi


adalah kategori kunci,dan ia menjelaskan hal itu dalam
istilah sosio-ekonomis.yang menyebabkan manusia
teralienasi adalah sistem hubungan dan nilai nilai
kapitalis.
2. Manusia humanis
Humanisme berarti berousat pada realitas manusia yang member
manusia semua kepentingan yang inspirasinya yang memadai.
Humanis percaya bahwa manusia adalah bentuk eksistensi yang
paling tinggi dan satu satunya objek yang pantas disembah atau
dilayani.

B.Pandangan Kristen tentang hakikat manusia


1.Manusia adalah ciptaan Allah(kej 1 dan kej 2)
Fakta yang pertama dari kesaksian alkitab tentang manusia adalah
bahwa manusia mahkluk ciptaan Allah yang sebagai manusia bukan
saja tergantung kepada Allah sebagai sumber hidup tetapi Allah
berdaulat atas hidup dan tujuan hidup manusia.Alkitab
menggambarkan hubungan manusia dengan Allah
penciptanya ,sebagai tanah liat ditangan penjunan.
2.Manusia diciptakan menurut gambar Allah(Imago Dei)
Berarti manusia diciptakan sedemikian rupa untuk menjadi pihak lain
yang diajak komunikasi oleh Allah (Allah menyatakan diri dan
kehendakNya serta menuntut responnya).tradisi kristen yang
mendasarkan dirinya pada cerita alkitab dalam kej 1 telah menafsirkan
makna kesegambaran manusia dengan Allah dengan bermacam macam
arti .
3.Manusia sebagai mahkluk sosial (kej 2:18)
Manusia sebagai mahkluk sosial menunjuk kepada kenyataan bahwa
manusia adalah tidak sendirian dan selalau dalam keterhubungan
dengan orang lain dan berorientasi kepada sesama (kej 2:18)
4.Manusia sebagai mahkluk rasional dan berbudaya
 Berbudaya:berarti manusia berperilaku sesuai dengan nilai
nilai budaya,khususnya nilai nilai etnis dan moral hidup
dalam masyarakat
 Rasionalitas:bersikap dan bertindak ber dasarkan logika dan
nalar atau keunikan manusia,rasionalitas juga merupakan
keunikan manusia ternyata dalam fakta bahwa kebudayaan
manusia sebagai buah rasionalitasnya mengalami
perkembangan maju dan perkembangan itu telah membawa
pada apa yang dikenal dengan zaman ilmu dan teknologi
modern (kej 1:16,kej 2:15)

5. Manusia sebagai mahkluk etis.


Berarti manusia mempunyai kesadaran etis ,dapat dikatakan
bahwa manusia adalah mahkluk etis dalam arti sebagai berikut:
1) Mempunyai kesadaran etis untuk membedakan yang baik dan
buruk
2) Manusia mempunyai kebebasan etis yakni memilih secara bebas
3) Manusia mempunyai tanggung jawab atas pilihannya.

2.2 Asal Mula Manusia

Allah menciptakan manusia tidak seperti Allah menciptakan ciptaanNya yang


lain (unik).Kejadian 2:7 "ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu
dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." Kejadian 1:26-27
(TB) Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala
binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki
dan perempuan diciptakan-Nya dari tulang rusuk laki-laki(Adam) . “Inilah
dia , tulang dari tulangku dan daging dari dagingku . Ia akan di namai
perempuan , sebab ia di ambil dari laki laki .
Sebagai seorang Kristen harus mempercayai bahwa di dalam penciptaan
manusia ada keterlibatan Allah. Di dalam kejadian 1:26 “Berfirmanlah Allah:
"Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, kata
menjadikan dalam ayat tersebut berasal dari bahasa Ibrani ‫ ’ה ׂש ע‬asah yang
berarti “menjadikan” atau “membuat” dengan memakai bahan. Kata tersebut
berbicara mengenai tubuh manusia yang diciptakan oleh Allah dengan
menggunakan bahan yaitu debu tanah, “ketika itulah TUHAN Allah
membentuk manusia itu dari debu tanah” (Kej. 2:7a) dan kata ‫ ארב‬bara’ yang
berarti “menciptakan” dengan tidak memakai bahan, kata tersebut mengacu
kepada jiwa manusia yang diciptakan Allah tanpa memakai bahan melainkan
Allah langsung menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup (Kej. 2:7b).

Manusia di ciptakan dari debu tanah

Apa nilainya tanah atau debu?

Di mata manusia tanah ya tanah,namun berdasarkan bukti sains menunjukkan


bahwa dalam tanah terdapat elemen-elemen yang antara lain oksigen dengan
kandungan yang paling banyak banyak yaitu 49,5 %, silikon 25 %, aluminium
7,5%, Besi, 3,4 % dan lainnya 9,2 %. Bandingkan dengan unsur yang ada
pada maanusia yaitu oksigen 65%, carbon 18%, hidrogen 10% dan lainnya
7%. Menariknya adalah ada 59 unsur yang ada dalam tubuh manusia juga
terdapat dalam tanah. Kalau diamati lagi, unsur dalam tubuh manusia itu lebih
banyak airnya. Dari manakah asal airnya?

Dalam kitab Ayub 10:9" Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari
tanah liat, tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali?".Asal usul air
itu bisa ditelusuri dalam tanah liat. Tanah liat jelas memiliki banyak
kandungan air , Ini menunjukkan keunikan manusia sebagai ciptaan Tuhan.
Debu tanah itu lebih dari sekedar debu. Ada banyak unsur yang ternyata
berharga di dalamnya dan itulah yang membentuk tubuh manusia.
Memang, diciptakan dari debu saja tidak cukup. Karena itu Allah
menghembuskan nafas hidup bagi manusia. Maka debu tanah yang sudah
dibentuk itupun mulai bernafas, jantungnya mulai berdetak, memompa darah
ke seluruh tubuh, dan seketika pun manusia mulai bergerak tanpa harus
melalui proses evolusi.

Manusia diciptakan melalui sebuah musyawarah dalam diri Allah (Kejadian


1:26-27). Ini bisa berarti konsekuensi dan risiko menciptakan manusia telah
dipertimbangkan.Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Ini
menunjuk bahwa manusia adalah sebuah eksistensi sangat unik dan dahsyat.
Dalam hal ini tersimpul hakekat manusia yangmenunjukkan perbedaan yang
hakiki dan prinsipal antara ciptaan Allah yang lain. Hal ini juga menunjukan
adanya potensi hubungan intim yang terjalin antara manusia dengan Allah

2.3 Implikasi kesegambaran manusia dengan Allah

A. Gambar Allah Menyatakan Kepribadian


Segambar dengan Allah diartikan sederhana sebagai “mirip seperti Tuhan
sendiri”. Gambar Allah atas manusia inilah yang memberi nilai pada manusia
(The image of God is what makes man). Gambar Allah merupakan sesuatu
yang interen didalam diri manusia, sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari
diri manusia.
 Kekuasaan manusia mencerminkan kekuasaan Allah sendiri atas ciptaan,
yang melibatkan kreativitas dan tanggung jawab manusia. Gambar Allah
menunjuk kepada keberadaan manusia yang berkepribadian dan bertanggung
jawab di hadapan Allah, yang pantas mencerminkan Penciptanya dalam
pekerjaan yang ia lakukan, serta mengenal dan mengasihi Dia dalam segala
perbuatan mereka. Tubuh manusia dianggap sebagai sarana yang tepat untuk
kehidupan rohani. Allah menciptakan manusia dan mengenalnya (Mzr.
139:13-16), memeliharanya (Ayub 10:12), dan menuntunnya menuju akhir
hidupnya

B. Gambar Allah sebagai tanggung jawab


Gambar Allah bersifat fungsional, yang mana manusia ditempatkan di bumi
untuk menunjukkan kedaulatan Allah atas dunia ciptaan dengan cara
menaklukkan dan berkuasa atas bumi (Kej. 28). Manusia memiliki relasi yang
istimewa dengan Allah, penguasa bumi sebenarnya, berkenaan dengan
kewajibannya mewakili Yang Mahakuasa untuk menguasai alam. Menguasai
alam memiliki pemahaman hidup harmoni dengan alam sebelum Kejatuhan
dan belum ada unsur keserakahan manusia untuk menguras alam (Kej. 1-2).
Menguasai alam juga berarti mempelajari hukum-hukumnya, menyelidikinya,
mengeksporasinya. Ini bukanlah pekerjaan yang ringan, sehingga diperlukan
keseriuasan dan kekuatan manusia. Manusia menjalankan kekuasaannya tetapi
terbatas pada yang didapat dari Penciptanya dan semua usaha harus
mendatangkan kesejahteraan bagi semua orang bukan hanya segelintir orang
saja.

2.4 Tujuan penciptaan manusia

A. Memiliki hubungan dengan ciptaan lain


Allah tidak menciptakan manusia dari seekor binatang, tetapi dari debu
tanah. Penciptaan yang demikian dengan tegas menolak teori evolusi yang
mengatakan bahwa manusia berevolusi dari binatang hingga menjadi
manusia. Manusia terpisah dari binatang, tetapi menjadi bagian dari
tatanan ciptaan, sehingga relasi antara manusia dengan ciptaan yang lain
mendapat penekanan penting dalam Alkitab. Adam, manusia pertama,
diberikan kuasa untuk menamai dan mengkategorikan semua jenis
binatang, akan tetapi tidak ada satu pun yang pantas berperan sebagai
penolong yang sepadan, “Manusia itu memberi nama kepada segala
ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan,
tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan
dia” (Kej. 2:20). Memberi nama adalah menempatkan dalam suatu rencana
bagi segala sesuatu dan menujukkan keunggulan Adam dari segala ciptaan
yang lain. Memberi nama adalah kelanjutan pekerjaan Allah yang
dikerjakan oleh manusia. Dalam hal inilah manusia memiliki relasi yang
terikat dengan alam. Di samping itu di zaman sekarang pun manusia tetap
memiliki hubungan dengan ciptaan lain , yang bahkan membantu
pekerjaan manusia atau menjadi teman bagi manusia , contohnya kerbau
dan hewan peliharaan .

B. Memiliki hubungan dengan sesama


Manusia diciptakan untuk berelasi dan saling melengkapi dalam kasih.
Kedua-duanya sama derajat di hadapan Allah. Perkawinan diperkenalkan
oleh Allah kepada manusia sebagai lembaga yang utama dan monogami
(laki-laki dan perempuan), keduanya menjadi satu daging. Dalam
Perjanjian Lama, manusia tidak dilihat secara terpisah atau sendiri-sendiri,
tetapi sebagai anggota-anggota yang bertanggung jawab dari satu keluarga
atau suku bangsa. Seorang individu adalah seorang anggota keluarga atau
suku bangsa, yang termasuk dalam satu marga, dipersatukan dalam satu
suku, yang semuanya berada dalam kesatuan dari seluruh kaum Israel
(Yos. 7:16-18). Panggilan Allah juga datang kepada individu-individu
untuk demi kepentingan kelompok. Abraham dipanggil untuk
meninggalkan kesenangan hidup keluarga dan negerinya agar menjadi
berkat bagi sarana berkat bagi banyak orang (Kej. 12:1- 3). Musa
dipanggil untuk hidup dekat dengan Allah agar menjadi berkat bagi bangsa
Israel (Kel. 24:2). Imam Besar masuk ke dalam ruang maha kudus seorang
diri demi tugas untuk banyak orang (Im. 16:17-19). Para nabi dipanggil
untuk melayani bangsa Israel dan Yehuda.
C. Tujuan kemuliaan dan rencana Allah
1. Untuk Kemuliaan Allah Tujuan utama penciptaan manusia yaitu untuk
kemuliaan Allah. Itulah sebabnya manusia diciptakan menurut gambar dan
rupa Allah. Maksud dari segambar dan serupa dengan Allah untuk
menyatakan kemuliaan melalui kehidupan manusia (Rom. 11:36)
2. Untuk Menggenapi Rencana Allah Dari awal penciptaan Allah
memberkati manusia Adam dan Hawa dalam sebuah pernikahan dan
berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di
bumi.” Dalam Kejadian 1:28 mengandung beberapa rencana Allah bagi
kehidupan manusia. Dimulai dengan kata beranakcuculah disini memiliki
dua pengertian: Pertama, beranakcucu secara jasmani yaitu menghasilkan
keturunan secara fisik, untuk menggenapi rencana Allah di dalam dunia
ini. Kedua, dari bahasa aslinya ‫ הרפ‬parah yang dalam terjemahan bahasa
Inggrisnya fruitful yang berarti berhasil, pertemuan yang berhasil baik,
bermanfaat, subur dan penuh keberhasilan. Rencana Allah dalam
kehidupan manusia untuk mendapat berkat, berguna bagi sesama, menjadi
berkat, dan penuh dengan keberhasilan. Kata bertambah banyak dalam
bahasa aslinya ‫ ה ב ר‬rabah yang dalam terjemahan bahasa Inggrisnya
multiply memiliki pengertian mengalikan dan melipat gandakan. Allah
ingin manusia mengembangkan segala sesuatu yang telah Allah berikan
atau percayakan kepadanya sebagai contoh talenta yang telah Tuhan
berikan dikembangkan untuk melayani Dia, kepandaian yang
dipercayakan digunakan untuk memuliakan nama Allah, karunia
digunakan untuk membangun tubuh Kristus.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari beberapa yang telah ditelusuri dari berbagai sumber khususnya sumber
alkitab dan tradisi teologi Kristen mengenai siapakah manusia dalam pandangan
Kristen ,jadi singkatnya yaitu manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang
dikaruniai hakikat sebagai makhluk religious yang selalu sadar akan adanya
kodrat ilahi. Manusia juga sebagai makhluk sosial yang selalu berorientasi kepada
sesama.manusia juga adalah makhluk rasional yang berbudaya dan perkembangan
kebudayaan sudah mencapai tingkatnyayang sangat canggih namun rentan dipakai
secara salah.manusia juga diciptakan menurut gambar dan rupa Allah maka
manusia itu adalah sahabat Allah,yang harus berhubungan dengan Allah.manusia
dan Allah tidak bisa saling melepaskan diri dari hubungan satu sama lain
demikian juga halnya dengan sesamanya,tetapi haruslah hidup saling berhubungan
dan saling bergantungan dan sama sama mencerminkan gambar Allah itu dalam
hubungan dan kehidupan sehari hari.Sebagai makhluk yang mempunyai
pengharapan ,pengharapan kepada Allah harus menjadi kekuatan penggerak
sejarah untuk mewujudkan apa yang diharapkan kini dan disini meski diakui tidak
akan sempurna karna penyempurnaan adalah karya dan anugrah Tuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Anthony A. Hoekema, Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah (Surabaya:


Momentum, 2010) ,17-18.
Jeremia Djadi, Diktat Angelologi, Antropologi, dan Hamartologi (Makassar: STT
Jaffray Makassar, 2009), 44.
William Dyrness, Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum
Mas, 2001), 63-64
William Dyrness, Tema-Tema dalam Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum
Mas, 2001), 67-68.
Yonky Karman, Bunga Rampai Teologi Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2007), 50-52.

Anda mungkin juga menyukai