Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA

JUDUL :

( 1.FILSAFAT KETUHANAN
2.HAKEKAT DAN MARTABAT MANUSIA)

Oleh :

KELOMPOK: 2

1.LIA MARLIANI SAPUTRI (P07120422019)

2.SURATMAN (P07120422036)

3. M.ROBI RAMDANI (P07120422021)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

(POLTEKKES KEMENKES MATARAM)

MATARAM 2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I…………………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………...
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………
C. TUJUAN………………………………………………………………………………..
BAB II…………………………………………………………………………………...
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
A. PEMIKIRAN PARA TOKOH FILSAFAT TENTANG TUHAN………………………...
B. ISTILAH-ISTILAH TENTANG FILSAFAT KETUHANAN……………………………
C. SIFAT DAN HAKIKAT TUHAN DALAM ISLAM…………………………………….
D. HUBUNGAN KONSEPSI TUHAN DENGAN ILMU FILSAFAT…………………………
E. ANALISIS…………………………………………………………………………………...
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………….
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal budi, yaitu
memakai apa yang disebut sebagai pendekatan filosofis Seorang anak kecil akan bertanya kepada
ibunya mengenai keberadaan Tuhan dengan pertanyaan yang bervariasi. Mulai dari pertanyaan
“Tuhan itu apa ?”, “Tuhan itu bagaimana ?”, “Tuhan itu ada dimana ?”, hingga pertanyaan
“Apakah Tuhan itu sayang kepada umatnya atau tidak ?”.
Keberadaan Tuhan telah diakui hampir seluruh umat manusia. Bahkan tidak hanya
pertanyaan di atas, pertanyaan lain mengenai siapakah pencipta alam semesta ini, siapa yang
membuat matahari dapat selalu bercahaya, langit dengan bulan dan bintang yang tidak jatuh
sekalipun tidak terdapat tiang penyangga, siapa yang membuat planet-planet tetap berjalan
teratur sesuai dengan jalurnya tanpa ada insiden tabrakan, dan masih banyak pertanyaan lain
yang pada ujungnya bermuara pada satu jawaban, yaitu Tuhan Dzat Yang Maha Kuasa. Dzat
yang kekuatannya melebihi kekuatan manusia terhebat di dunia.
Studi mengenai ke-Tuhan-an pun membantah kepercayaan para pengikut kelompok
atheisme (golongan/kelompok yang tidak percaya dengan adanya Tuhan). Berbagai hal yang
terjadi di dunia ini sudah menjadi barang pasti merupakan campur tangan Tuhan. Sepintar dan
sehebat apapun akal manusia belum mampu dan tidak akan mampu menyaingi kehebatan Tuhan.
Namun, keberadaan Tuhan yang ghaib, tidak mampu dilihat secara kasat mata, membuat
sebagian besar manusia hanya sekedar percaya. Berpikir sebentar dan apabila tidak mendapatkan
jawaban memuaskan mengenai keberadaan Tuhan, manusia akan dengan cepat melupakannya.
Hanya bermodal percaya adanya Tuhan sudah cukup bagi manusia awam, tanpa perlu pusing-
pusing mencari jawabannya.
Dalam sejarah, tentu sudah banyak para ilmuwan yang mencoba mencari kebenaran dan
eksistensi Tuhan. Mulai dari dzat-nya, sifat-sifatnya, sampai hakikatnya. Dalam islam sendiri
ilmu mengenai ketuhanan dibahas dalam cabang ilmu tersendiri yaitu ilmu tauhid. Semua itu
tidaklah lepas dari pemikiran-pemikiran para ilmuwan mengenai Tuhan.
Pemakalah memilih tema mengenai filsafat tentang ke-Tuhan-an adalah berdasarkan
beberapa pertanyaan diatas yang membutuhkan jawaban yang jelas. Yang salah satunya melalui
pemikiran para pemikir filsafat/filsuf-filsuf dan melalui ilmu filsafat mengenai ke-Tuhan-an.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah berikut :
1.      Bagaimanakah pemikiran para tokoh filsafat mengenai Tuhan ?
2.      Apa sajakah istilah-istilah yang menyangkut dengan filsafat ketuhanan ?
3.      Bagaimanakah sifat, dan hakikat Tuhan dalam islam ?
4.      Bagaimana hubungan dan kensep Tuhan dengan ilmu, terutama ilmu filsafat ?

C. TUJUAN

1.Untuk mengetahui pemikiran para tokoh filsafat mengenai Tuhan


2. Untuk mengetahui istilah-istilah yang menyangkut dengan filsafat ketuhanan
3. Untuk mengetahui sifat, dan hakikat Tuhan dalam islam
4. Untuk mengetahui hubungan dan kensep Tuhan dengan ilmu, terutama ilmu filsafat
PEMBAHASAN
A.    PEMIKIRAN PARA TOKOH FILSAFAT TENTANG TUHAN
Berikut adalah pemikiran dan pendapat beberapa tokoh filsafat tentang Tuhan :
1. Ludwig Wittgenstein
Tuhan adalah dzat transedental yang eksistensi-Nya melampaui seluruh matra materi
duniawi, Dia adalah mystic yang tidak pernah dapat diekspresikan dengan bahasa duniawi.
Namun demikian, percaya akan adanya Tuhan itu berarti memahami berbagai persoalan makna
kehidupan. Beriman kepada Tuhan juga berarti memandang berbagai fakta duniawi ini bukanlah
akhir dari segalanya, dan beriman kepada Tuhan juga berarti memandang bahwa hidup ini
sungguh mempunyai suatu maksud dan tujuan yang bermakna.[1]
2.      Al-Kindi
Tuhan adalah wujud yang hak. Ia ada dari semula dan ada untuk selama-lamanya. Tuhan
adalah wujud yang sempurna yang tidak didahului oleh wujud lain. Wujudnya tidak berakhir dan
tidak ada wujud selain daripada-Nya. Tidak berserikat Dia. Mustahil Ia tidak ada.[2]
Sementara dalam versi lain, Tuhan adalah wujud yang hak (benar) yang bukan asalnya tidak ada
kemudian menjadi ada. Ia selalu mustahil tiada ada. Ia selalu ada dan akan selalu ada. Oleh
karenanya Tuhan adalah wujud sempurna yang yang tidak didahului oleh wujud lain, tidak
berakhir wujud-Nya dan tidak ada wujud kecuali dengan-Nya.[3]
3.      Al-Farabi
Tuhan Allah adalah wujud yang sempurna dan yang ada tanpa sebab suatu sebab, karena
kalau ada sebab bagi-Nya berarti ia tidak sempurna, sebab tergantung kepada-Nya. Ia adalah
wujud yang paling mulia dan yang paling dulu adanya. Karena itu Tuhan adalah zat yang azali
(tanpa permulaan) dan yang selalu ada. Zatnya itu sendiri sudah cukup menjadi sebab bagi
keabadian wujud-Nya. Wujud-Nya tidak terdiri dari hule (matter ; benda) dan form (shurah),
yaitu dua bagian yang terdapat pada makhluk. Kalau sekiranya ia terdiri dari dua perkara
tersebut, tentunya akan terdapat susunan (bagian-bagian) pada Zat-Nya.[4]
4.      Aristoteles
Tuhan sebagai ‘Aktualitas Abadi’ yang menyebabkan perubahan dan
merupakan ‘Aktualitas Murni’ (Actus Purus) bukan benda material, karena jika penggerak
pertama sebagai benda material berarti dia sebagai subjek yang berubah, padahal dia
adalah ‘Penyebab Awal’ yang tidak terciptakan dan bersifat abadi.[5]

B.     ISTILAH-ISTILAH TENTANG FILSAFAT KETUHANAN


Berikut ini adalah beberapa istilah yang menyangkut tentang filsafat ketuhanan :
1.      Teodise
Adalah pembenaran ajaran agama tentang kekuasaan dan aturan Tuhan yang menyangkut
masalah penderitaan dan adanya kejahatan dalam berbagai bentuk.
2.      Theisma
Theisma mempercayai bahwa Theus (penamaan Tuhan dalam bahasa Yunani) itu ialah
awal dan akhir dari segala-galanya.
3.      Henotheism
Masing-masing dewa memiliki kekuasaannya sendiri-sendiri, misalnya Dewa Matahari
kekuasaannya panas. Dewa hujan kekuasaannya air. Ketika musim kemarau orang memuja
Dewa Hujan. Untuk mengambil hatinya, dikatakanlah bahwa Dia-lah yang paling berkuasa,
bahkan satu-satunya Dewa. Ketika musim hujan yang panjang, orang memrlukan Dewa
Matahari. Dikatakan pula bahwa Dia-lah yang paling berkuasa, bahkan satu-satunya Dewa.
4.      Ketuhanan Maha Tiga (Trinitheisma)
istilah tersebut terkenal dalam agama Hindu dengan Trimurti, dalam agama nasrani
Trinitas atau Tritunggal. Trimurti lahir dari Politheisma. Dari sekian banyak dewa, suatu ketika
muncul tiga dewa yang dipandang paling berkuasa atau paling diperlukan. Dalam agama Hindu
Purana muncullah Brahman (Dewa yang mencipta), Wisynu (Dewa yang memelihara
ciptaan Brahman), dan Syiwa (Dewa yang merusak, melenyapkan apa yang dicipta Brahman dan
dipelihara oleh Wisynu).
5.      Monotheisma Murni
Tuhan itu esa dalam jumlah, sifat dan perbuatan. Tuhan memiliki sifat satu-satunya, tidak
ada duanya. Tiap sifat yang ditemukan pada alam, bukan sifat Tuhan. Tiap bentuk atau rupa yang
ditemukan dalam alam (termasuk dalam alam imajinasi pikiran manusia), bukan bentuk atau
rupa Tuhan.[6]

C.     SIFAT DAN HAKIKAT TUHAN DALAM ISLAM


Keberadaan Tuhan telah diyakini oleh sebagian besar umat manusia. Namun masih
terdapat sekelompok kecil dari mereka yang merasa Tuhan itu tidak ada. Dalam islam, bukti-
bukti mengenai eksistensi Tuhan telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Diantaranya :
Ø  Surat An-naziat 17-23 :
“Kamukah yang lebih sulit menciptakannya atau langit yang dibangunnya ?” (27)
“Ditinggikan-Nya dan diatur-Nya dengan sebaik-baiknya.”(28)
“Dan dijadikan-Nya malam gelap-gulita dan siang terang cuaca.”(29)
“Dan bumi sesudah itu dikembangkan-Nya”(30)
“Dikeluarkan-Nya dari situ airnya dan padang rumputnya”(31)
“Dan gunung-gunung diletakkan-Nya dengan teguh.”(32)
“Keperluan untukmu dan binatang ternakmu”(33)
Ø  Surat Al-Ikhlash 1-4 :
“Katakanlah : Allah itu Esa.”(1)
“Allah itu tempat untuk meminta.”(2)
“Tiada beranak dan tiada diperanakkan (beribu-bapak).”
“Dan tiada seorang pun yang serupa dengan dia.”
Ø  Al-An’am ayat 3 :
“Dan Dia Allah Penguasa di langit dan di bumi, mengetahui rahasiamu dan yang kamu
terangkan, dan mengetahui apa yang kamu usahakan.”[7]
Al-Farabi, sebelum membicarakan tentang hakikat Tuhan dan sifat-sifat-Nya, ia terlebih dahulu
membagi wujud yang ada menjadi dua bagian, yaitu :
1.      Wajibul wujud lighairihi. Yaitu wujud yang nyata karena lainnya. Contohnya adalah wujud
cahaya yang tidak akan ada kalau sekiranya tidak ada matahari.
2.      Wajibul wujud li dzatihi. Yaitu wujud yang apabila diperkirakan tidak ada, maka akan timbul
kemuslihatan sama sekali. Kalau ia tidak ada, maka yang lima pun tidak akan ada sama sekali. Ia
adalah sebab Yang Pertama bagi semua wujud. Wujud Yang Wajib tersebut dinamakan Tuhan
(Allah).
Wujud Tuhan adalah wujud yang paling sempurna., karena wujud yang sempurna itu, maka
wujud tersebut tidak mungkin terdapat sama sekali pada selain Tuhan, seperti halnya dengan
sesuatu yang sempurna indahnya ialah apabila tidak terdapat keindahan semacam itu pada
lainnya atau dengan kata lain Ia menyendiri dengan keindahan-Nya itu. Karena itu Tuhan adalah
Esa dan tidak ada sekutu-Nya.[8]
Sifat-sifat Tuhan telah banyak disebutkan dalam cabang ilmu tersendiri yaitu ilmu
tauhid/ilmu Kalam. Terdapat 3 sifat bagi Allah, yaitu : sifat wajib bagi Allah berjumlah 20, sifat
Mustahil bagi Allah berjumlah 20, dan sifat jaiz bagi Allah hanya 1. Sifat tersebut dalam filsafat
dikemukakan oleh Sanusi dengan sebutan Hukum Budi Yang Tiga.[9]

D.    HUBUNGAN KONSEPSI TUHAN DENGAN ILMU FILSAFAT


Dalam islam, konsep ilmu tidak dapat dipisahkan dari konsep Tuhan, karena semua
‘ilmuberasal dari-Nya. Ilmu-Nya adalah absolute dan menyeluruh, mencakup yang tampak
maupun yang tersembunyi. Tuhan mengetahui segalanya, tidak ada yang tidak diketahui-Nya di
dunia ini. Dia adalah awal dan akhir dari segala pengetahuan.[10]
Filsafat dan agama memiliki ‘permainan’ yang berbeda dalam hal ketuhanan. Dalam
perspektif filsafat, Tuhan merupakan ‘something to be argued about’, sedangkan dalam
perspektif agama Tuhan merupakan ‘something to be sacrificed form’ yang tergambar di dalam
segenap aktivitas masyarakat.
Fungsi filsafat dalam kaitannya dengan distingsi Ketuhanan adalah sebagai alat analisis
konseptual yang terkandung di dalam hal ihwal Ketuhanan. Melalui filsafat orang akan mengerti
bahwa kata Tuhan tidak hanya memiliki satu arti, melainkan bermacam-macam arti. Sebagai
contoh, ‘Allah-nya orang Arab sebelum Islam berbeda dengan ‘Allah-nya islam. Perbedaan itu
antara lain karena Allah-nya orang orang Arab memiliki persekutuan dan anak yang semuanya
minta dilayani dalam bentuk sajian dan ketundukan dari manusia, sedangkan ‘Allah-nya’ Islam,
sebagaimana yang terekam singkat dalam al-Qur’an Surat al-ikhlash berada dalam pengertian
paham monotheisme murni, karena Tuhan dalam Islam dipahamkan sebagai Dzat Tunggal yang
tidak sebanding dengan apapun, Dzat yang tidak memerlukan persekutuan, Dzat yang tidak
beranak dan tidak pula diperanakkan, Dia adalah awal dan akhir dari segala harapan.[11]

E.     ANALISIS
Tuhan adalah penguasa segala hal, tidak hanya alam semesta yang bersifat dhohir, tetapi
juga hal yang bersifat ghaib, seperti halnya hati. Jika terdapat pertanyaan mengenai dimanakah
tempat yang tidak dapat diketahui oleh siapapun, maka jawabannya adalah tidak ada. Karena
Tuhan (Allah) akan selalu mengawasi makhluk-Nya.
Filsafat ketuhanan seperti menjawab pertanyaan manusia mengenai Tuhannya. Filsafat
ketuhanan juga memberi semacam gambaran dan bukti-bukti, tidak sebatas bahwa Tuhan itu ada,
tetapi juga bukti bahwa eksistensi Tuhan tidak luput dari kehidupan. Beberapa tokoh filsafat pun
menjelaskan hingga pada sifat-sifat dan hakikatnya.
Namun, sebagaimana suatu hal pasti mempunyai kekurangan, ilmu yang bersangkutan
dengan Tuhan pun tidak dapat dipelajari oleh semua orang dengan sukses sebagai tujuannya.
Atau dapat memahami tanpa mengganggu keimanan seseorang. Filsafat mengajak manusia untuk
berpikir, filsafat ketuhanan berarti berpikir mengenai ketuhanan. Tidak sedikit manusia yang
justru menjadi aneh, bahkan bisa dikatakan ‘gila’ setelah akalnya tidak mampu menemukan
jawaban memuaskan atas pertanyaannya tentang Tuhan.
Sebagaimana pula dzat Allah yang agung, berbeda dengan makhluknya, dan maha
segala-galanya, maka semakin manusia berpikir tentang Tuhan, bagaimana wujudnya,
bagaimana bentuknya, dimana tempatnya, maka semakin manusia itu tidak mampu
memikirkannya. Karena akal manusia tidak akan mampu mencapai atau membayangkan
bagaimana Tuhan.
KESIMPULAN
A.    Pemikiran para tokoh filsafat tentang Tuhan disampaikan antara lain oleh Ludwig Wittgenstein,
Al-Kindi, Al-Farabi, dan Aristoteles. Masing-masing mengemukakan pendapatnya tentang
Tuhan.
B.     Dalam filsafat ketuhanan muncul pula berbagai istilah-istilah mengenai ketuhanan, diantaranya
: Teodise, Theisma, Henotheism, Ketuhanan Maha Tiga (Trinitheisma), dan Monotheisma
Murni.
C.     Sifat dan Hakikat Tuhan dalam islam telah tercantum dalam Al-Quran, selain itu salah satu
filsuf, Al-Farabi mengemukakan teori wujud yang terbagi menjadi dua, yaitu wajibul wujud
lidzatihi dan wajibul wujud lighairihi. Sifat Tuhan juga dijelaskan dalam cabang ilmu tersendiri
yaitu ilmu tauhid.
D.    Segala ilmu berasal dari Allah. Termasuk ilmu filsafat. Ilmu filsafat mempunyai hubungan
dengan Tuhan karena Tuhan termasuk salah satu objek yang dikaji dalam bab metafisika. Salah
satu fungsi filsafat dalam Ketuhanan adalah sebagai analisis konseptual.
DAFTAR PUSTAKA

Bernadien, Win Ushuluddin.2004.Ludwig Wittgenstein : Pemikiran Ketuhanan dan


Implikasinya Terhadap Kehidupan Keagamaan di Era Modern. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Gazalba, Sidi. 1977. Sistematika Filsafat, pengantar kepada: dunia filsafat, teori
pengetahuan, metafisika, teori nilai. Bulan Bintang: Jakarta.
Masruri, hadi dan Imron Rosyidi. 2007. Filsafat Sains Dalam Al-Qur’an : Melacak
Kerangka Dasar Integrasi Ilmu dan budaya. UIN Press: Malang.
Musa, M. Yusuf. 1991. Al-Qur’an dan Filsafat (Penuntun Mempelajari Filsafat Islam).
PT. Tiara Wacana Yogya: Yogyakarta.
Hanafi, Ahmad. 1996. Pengantar Filsafat Islam. Bulan Bintang: Jakarta.
[1]Win Ushuluddin Bernadien, Ludwig Wittgenstein : pemikiran ketuhanan & implikasinya
terhadap kehidupan keagamaan di era modern (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).
[2]Sidi Gazalba, Sistematika filsafat : pengantar kepada dunia filsafat, teori pengetahuan,
metafisika, teori nilai (Jakarta : Bulan Bintang, 1977), 326.
[3]Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam (Jakarta :Bulan Bintang, 1990), 77.
[4]Ibid.,90
[5] Win Ushuluddin Bernadien,Op. Cit., hal. 22.
[6] Sidi gazalba, Op. Cit., hal. 318-325.
[7]M.Yusuf Musa, Al-Qur’an dan Filsafat (Penuntun mempelajari Filsafat Islam), (Yogyakarta :
PT. Tiara Wacana Yogya, 1991), hal. 10-11.
[8]Ahmad Hanafi, Op. Cit., hal. 90.
[9][9]Sidi Gazalba, Op. Cit., hal. 334.
[10]M. Hadi Masruri; Imron Rossidy, Filsafat Sains dalam Al-Qur’an : melacak kerangka dasar
integrasi ilmu dan budaya, (Malang : UIN-Malang Press, 2007), hal. 38.
[11]Win Ushuluddin Bernadien, Op. cit., hal. 132-133.

Anda mungkin juga menyukai