Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

DOSEN PENGAMPU : Muhisom,M.Pd.I

Disusun oleh :
Ahmad Nanda Ilhami (2015012022)
Indah Dwi Anggraini (2015012019)
Mohammad Vigo Ananda P (2015012034)
Raihana Silvania Anjenita (2015012012)
Meda Jagatary (2015012058)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan Makalah Pendidikan Agama
Islam tentang Manusia dan Alam Semesta. Tak lupa shalawat serta salam tercurah pada Rasullulah
Saw yang syafaatnya kita nantikan kelak. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami
tentang Manusia dan Alam Semesta yang kami sajikan berdasarkan pengamatan kami dari
berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kami dengan berbagai kesulitan, baik yang datang dari
dalam maupun dari luar. Namun dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan terutama pertolongan
dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Makalah ini memuat tentang
bagaimana penciptaan manusia, penciptaan alam semesta dan bagaimana kehidupan akhir manusia
yang dikerjakaan secara langsung secara berkelompok. Selain itu kami berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Kami menerima segala bentuk
kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Demikian, sehingga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandar Lampung, 26 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….…..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….2
1.3 Manfaat Penulisan…………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………3

2.1 Proses Penciptaan Alam Semesta…………………………………………………….3


2.2 Pengertian Manusia……………………………………………………………………6
2.3 Proses Penciptaan Manusia …………………………………………………………..6
2.4 Dalil-dalil Tentang Manusia………………………………………………………....20
2.5 Tujuan Manusia Diciptakan……………………………………………………...….22
2.6 Akhir Kehidupan Manusia……………………………………………………..……23

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..…….27

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………..……..27
3.2 Saran…………………………………………………………………………..……….27

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..………..28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pembicaraan tentang manusia merupakan persoalan yang menarik untuk selalu di
perbincangkan. Keindahan dan keanakaragaman manusia membuat manusia itu sendiri terus
menerus menggali dan mencari hakikat tentang manusia.Manusia adalah makhluk yang paling
mulia dan sekaligus paling unik, jika dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya. Karena
keunikannya inilah, manusia selalu menarik untuk diteliti dan dibicarakan. Pembicaraan mengenai
manusia dan hakekatnya seolah-olah tidak pernah mengenal kata "tuntas", walaupun telah
menggunakan perspektif yang bermacam-macam. Keunikan dan kedalaman hakekat kemanusiaan
inilah yang menyebabkan lahirnya berbagai cabang ilmu yang membahas manusia dari berbagai
macam perspektif yang berbeda-beda. Manusia adalah satu-satunya makhluk di alam semesta yang
memiliki kapasitas untuk menyandang khalifah Tuhan di bumi yang menjadikan manusia menjadi
makhluk dengan kedudukan yang agung. Hubungan manusia dan alam semesta merupakan sebuah
tema penting filsafat dimana itu adalah sebuah masalah yang sangat esensial bagi manusia.
Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi
dunia, yaitu: benda,tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah unsur
kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat
maksudnya adalah ketepatan penggunaan alat yang dipakai untuk memahami keempat tingkat
eksistensi tersebut.
Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna dan memiliki berbagai
kelebihan dibandingkan makhluk-makhluk yang lain yang ada di dalam alam raya ini. Hal itu telah
diungkapkan oleh Allah dalam surat Al-Tin ayat 4, “Sesungguhnya kami telah menjadikan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Sebagai makhluk dan ciptaan yang paling sempurna,
manusia tentunya memiliki konsep dan karakteristik yang berbeda dari makhluk-makhluk yang
lain. Perbedaan itulah yang menjadi ikon tersendiri sehingga dia disebut sebagai manusia. Al-
Quran telah memberikan keterangan-keterangan kepada kita mengenai susunan, struktur, karakter
yang kesemuanya itu membentuk suatu konsep utuh tentang manusia dengan jeli dan cermat jika
kita mau meneliti dan mendalami pesan-pesan Kitab suci itu.

1
Muthahari (2002) memiliki pandangan tersendiri tentang keunikan dan kekhasan manusia. Selain
karena kesadarannya yang melintasi ruang dan waktu, manusia menjadi berbeda dari makhluk lain
karena memiliki ilmu dan iman yang menjadi pembeda dari segala makhluk yang ada di bumi ini.
Pandangan dari intelektual asal Iran ini, cukup beralasan. Oleh karena itu, Kartanegara (2007)
menyebutnya sebagai pandangan menarik yang benar-benar membedakan manusia dari hewan dan
makhluk yang lain.
Allah swt. tidak menciptakan manusia begitu saja kemudian membiarkannya tidak bertempat
tinggal, Dia memberikan kepada manusia suatu tempat yang dapat dihuni untuk melestarikan diri
dan berkembang biak. Maka dari itu, Allah menjadikan bumi sebagai hunian dan tempat tinggal
bagi makhluk hidup yang satu ini. Lebih luas lagi, Allah menciptakan alam semesta ini semua
tidak lain dan tidak bukan adalah untuk kepentingan manusia semata. Al-Quran telah memberikan
sinyalemen-sinyalemen melalui ayat-ayatnya tentang konsep alam semesta ini. Begitu penting dan
berpengaruhnya alam semesta, sampai doktrin, agama, sistem sosial, mazhab pemikiran dan
filsafat sosial senantiasa didasarkan pada konsepsi tertentu tentang alam semesta. Karena itu,
sasaran dan metode yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut tidak lain merupakan akibat
wajar dari konsepsi mazhab tentang alam semesta (Muthahhari, 2002).

1.2. RumusanMasalah
 Bagaimana proses penciptaan alam semesta?
 Jelaskan tentang pengertian manusia?
 Bagaimana proses penciptaan manusia?
 Apakah dalil-dalil yang terkait tentang kehidupan manusia?
 Apakah tujuan dan fungsi manusia ?
 Bagaimanakah akhir kehidupan manusia?
1.3. Manfaat Penulisan
 Mengetahui proses penciptaan alam semesta.
 Mengetahui tentang definisi manusia.
 Mengetahui proses penciptaan manusia.

 Mengetahui dan menelaah dalil-dalil yang terkait tentang kehidupan manusia.


 Mengetahui tujuan dan fungsi manusia.
 Mengetahui gambaran akhir kehidupan manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Penciptaan Alam Semesta


Sejak zaman dahulu, manusia selalu mempertanyakan proses bagaimana alam semesta bisa
tercipta. Dari pertanyaan- pertanyaan liar itu, terciptalah beragam teori tentang penciptaan alam
semesta. Di antara teori tersebut, yang paling dikenal oleh berbagai orang ialah Teori Materialisme
dan Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory).Menurut penganut Teori Materialisme, alam semesta
tidak memiliki awal maupun akhir. Teori tersebut meyakini pula bahwa alam semesta tidaklah
diciptakan, tetapi tercipta dengan sendirinya. Segala peristiwa yang terjadi dalam alam semesta
hanyalah kebetulan dan bukan merupakan hasil dari sebuah rancangan atau sebuah rencana.

Gambar 1. Teori Ledakan Big-Bang


(Sumber gambar https;//Pinterest.com)

Teori ini sangatlah dipercaya dan diyakini para materialis pada abad ke-19, termasuk
Ludwig Freuerbach (1804-1872). Menurut pendapat beliau, hanya alam semestalah yang ada, para
manusia yang ada juga termasuk alam semesta. Beliau menganggap bahwa jiwa ialah ada setelah
materi, jadi psikis manusia merupakan salah satu gejala dari materi yang ada. Para materialis juga
tidak meyakini adanya the ultimate nature of reality (realitas tertinggi atau Yang Mutlak). Mereka
menganggap bahwa doktrin alam semesta yang diajarkan dan digiatkan saat itu oleh sains
merupakan materialisme yang sederhana.
Teori materialisme yang sempat diyakini dan dipercayai para filsuf dan ilmuwan Barat
tersbut lama kelamaan akhirnya dipatahkan oleh Teori Ledakan Besar (Bing Bang Theory). Teori
ini berkembang seiring ditemukannya fakta tentang terjadinya Ledakan Besar oleh salah seorang
Ahli Astronomi Amerika bernama Edwin Hubble pada 1929. Indikasi kebenaran mengenai Teori
Ledakan Besar pun lama kelamaan semakin kokoh. Teori Ledakan Besar menyatakan bahwa alam
semesta termasuk bumi dan seisinya terbentuk dari sebuah ledakan

3
besar. Teori ini mengungkapkan adanya awal mula pada alam semesta yang disebabkan
oleh Big Bang. Kalau alam semesta memiliki permulaan, maka tentu ada yang menciptakannya
yakni Tuhan, Sang Pencipta semalam semesta beserta seisinya.
Beberapa puluh tahun kemudian, tepat pada tahun 1948, seorang peneliti bernama George
Gamov menyatakan pendapatnya bahwa seharusnya ada sisa radiasi dari hasil big bang. Kemudian
tidak lama setelah itu, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menyatakan
temuan mereka bahwa sisa radiasi dari big bang yaitu berupa radiasi latar belakang kosmik.
Radiasi tersebut tidak mirip seperti segala yang berasal dari seluruh alam semesta, karena
sangatlah seragam. Radiasi ini tidak terbatas dan radiasi ini tersebar merata di seluruh jagad raya.
Ternyata radiasi ini merupakan hasil dari gema dentuman besar. Berkat penemuan tersebut, Arno
Penzias dan Robert Wilson akhirnyamendapat hadiah Nobel untuk penemuan besar mereka.
Sejumlah bukti yang dapat menunjukkan bahwa alam semesta berasal dari sebuah ledakan
besar adalah terdapatnya kandungan helium dan hidrogen yang tersebar di seluruh alam
semesta. Jika alam semesta ini tidak mempunyai awal dan tidak ada permulaan, seharusnya
Hidrogen telah menghilang dari alam semesta disebabkan oleh perubahan atom Hidrogen menjadi
atom Helium. Bukti-bukti ini ditemukan dari penelitian yang sangat panjang. Akhirnya ilmuan-
ilmuwan di dunia mengakui suatu kebenaran bahwa alam semesta lahir dari sebuah ledakan besar
yang tentu saja diciptakan keberadaannya. Sebab jika hal tersebut tidak diciptakan, mustahil bisa
terjadi peristiwa ledakan-ledakan yang begitu besar di alam semesta.
Belasan abad dan ribuan tahun sebelum ilmuwan-ilmuwan yang berkkompeten
dibidangnya tersebut menemukan sejumlah teori penciptaan alam semesta, Al-quran, sebagai
firman Allah SWT, yang diajarkan Nabi Muhammad SAW telah mengungkap dan membocorkan
rahasia penciptaan alam semesta. Al-quran telah menjelaskan bagaimana alam semesta termasuk
bumi, langit, beserta isinya diciptakan untuk umat manusia.Dalam Quran Surat Shaad ayat 27,
Allah SWT berfirman,
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang
itu karena mereka akan masuk neraka.”
Al-quran menyatakan penciptaan alam semesta berlangsung dalam enam masa. “Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan
cepat, dan diciptakan-Nya pula matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk
kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahsuci
Allah Tuhan semesta alam.”
Ternyata dalam pengungkapan segala teori mengenai pembentukan alam semesta tersebut,
terdapat sangat banyak kesamaan antara teori sains dan Al-quran, hal ini secara tidak langsung
menyatakan bahwa Al-quran akan selalu relevan dengan zaman serta dapat selalu menjawab
misteri-misteri yang terjadi di kehidupan. Diantara kesamaan-kesamaan tersebut yakni:

4
1. Penciptaan langit dan bumi
 Menurut Sains
Planet-planet dan benda langit lainnya dulu ialah satu. lalu dipisahkan oleh ledakan besar (Teori
Big bang).
 Menurut Al Quran
"Langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian kami pisahkan
antara keduanya" (q.s Al-Anbiya:30)

2. Penciptaan Tata Surya


 Menurut Sains
Tata Surya berasal dari kabut asap atau bisa disebut dengan nebula (Teori Kabut Kant-laplace)
 Menurut Al Quran
"Kemudian Dia Menuju kepada pencipta langit. Dan langit saat itu masih merupakan
gumpalan asap" (q.s Fushilat:11)

3. Penciptaan Bumi
 Menurut Sains
Pada zaman dahulu bumi ialah planet yang masih tandus, lalu air hujan memulai awal kehidupan.
 Menurut Al Quran
"Dan Allah menurunkan dari langit air, dan dengan air tersebut dihidupkan-Nya bumi
sesudah matinya" (q.s An Nahl:65)

4. Perluasan Tata Surya


 Menurut Sains
Tata Surya mengalami perluasan (expanded Theory)
 Menurut Al Quran
"Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan dan sesungguhnya kami benar-benar
memuaskannya" (q.s Adz-Djariyat:47)

5. Penciptaan Hewan
 Menurut Sains
Semua hewan berasal dari air, lalu akhirnya berevolusi menjadi seperti sekarang (Teori Evolusi
Biologi)
 Menurut Al Quran
"Dan Allah menciptakan semua jenis hewan dari air" (q.s An-Nur:45)

2.2 Pengertian Manusia


Menurut Islam manusia ialah makhluk yang paling sempurna di alam semesta. Manusia
diciptakan untuk menjadi kholifah atau pemimpin di bumi.Saat manusia dilahirkan,
manusiamemiliki kemampuan-kemampuan yang disebut sebagai fitrah. Fitrah inilah yang

5
disebut dengan potensi besar. Oleh sebab itu, dalam kaitan dengan pendidikan, dalam Islam
dikenal dengan adanya fitrah. Dalam Al-Quran, manusiaialah makhluk yang dilahirkan dalam
keadaan suci. pendidikanlah yang bisa mengubah dan menentukan manusia menjadi individu yang
konkrit.
Dari-Nya kita bisa mengetahui dan mengenal tentang berbagai konsep yang erat
hubungannya dengan kehidupan baik yang fisik,maupun yang non fisik. Salah satu dari sekian
permasalahan yang dibahas dalam Al-Qur'an sering menjadi bahan kajian yangdinilai secara
spekulatif dan didasarkan pada pandangan yang sangat subyektif dan tidak disandarkan pada
pegangan yang benar - benar bisa dipercaya yakni konsep tentang manusia.
Konsep mengenai manusia ialah konsep pusat dan sentral bagi setiap disiplin ilmu
kemanusiaan yang menjadikan manusia sebagai objek formal dan material. Agar konsep manusia
yang terbangun bukan semata-mata merupakan konsep yang spekulatif, maka kita seharusnya
mesti bertanya pada Dzat pencipta yang mengerti seluk beluk manusia, yaitu Allah SWT dan
melalui Al-Qur'an. Lewat Al-Qur'an Allah menyampaikan firman-Nya mengenai rahasia-rahasia
tentang manusia. Oleh karena itu, jika kita ingin mengetahui manusia lebih nyata, benar dan
sungguh-sungguh, maka Al-Qur'an memberikan gambaran tentang manusia sebagai berikut :

a. Menggunakan kata yang terdiri dari huruf hijaiyah alif nun dan sin seperti insan, ins, atau annas.
b. Menggunakan kata basyar.
c. Menggunakan kata bani Adam, dan zuriyat Adam.
Kata basyar berasal dari asal kata yang berarti “menampakkan sesuatu dengan baik dan
indah.“Dari asal kata yang sama tersebut lahirlah kata basyar yang berarti kulit. Manusia
dinamakan basyar sebab memiliki kulit yang jelas, berbeda dengan kulit hewan dan makhluk yang
lain. Proses kejadian manusia sebagai basyar tersebut melalui tahap-tahap mencapai tahap
kedewasaan.
Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram,
mukhaiyar, dan mujizat. Manusia adalah makhluk yang mempunyai nilai-nilai fitri dan sifat-sifat
insaniah seperti dhaif atau lemah, jahula atau bodoh, kafuuro atau sangat mengingkari nikmat, dan
lain sebagainya. Selain itu, tugas Manusia diciptakan yaitu untuk mengimplementasikan tugas-
tugas ilahiaah yang terkandung didalamnya banyak kemaslahatan dalam kehidupan. Manusia
diberi amanah oleh Allah yang harus diimplementasikan pada kehidupan.

2.3 Proses Penciptaan Manusia


Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci asal-usul bagaimana manusia tercipta. Al-Quran
hanya menjelaskanmengenai prinsipnya saja.Al-Quran menjelaskan bahwa manusia diciptakan
dari tanah dengan berbagai macam istilah, seperti : Turaab, Thieen, Shal-shal, dan Sulalah. Dapat

6
dimengerti bahwa sesungguhnya Allah menciptakan jasad manusia dari berbagai unsur
kimiawi yang ada pada tanah.
Adapun tahapan dalam proses-proses berikutnya tidak terdapat dalam Al-Quran secara
merinci. Ayat-ayat Quran yang menyebutkan manusia diciptakan dari tanah, pada umumnya hanya
dipahami secara tersirat saja. Hal tersebut menimbulkan pendapat sesungguhnya manusia
diciptakan oleh Allah SWT berasal dari tanah karena Allah maha kuasa, segala sesuatu pasti dapat
terjadi atau yang bisa disebut dengan kun fayakun.

Gambar 2. Proses Penciptaan Manusia


(Sumber Gambar https://Pinterest.com)

Seluruh zat kimia yang ada pada tanah juga mengalami berbagai reaksi kimia. Hal itu
didasari dari pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan memiliki bahan makanan yang berasal dari
tanah, sebab semua unsur kimia yang ada pada tanah tidak semua ikut diserap oleh tumbuh-
tumbuhan, tetapi hanya sebagian saja.
Secara tegas dan gamblang Allah SWT melalui al-Qur'an al Karim menyampaikan bahwa
penciptaan manusia pertama (Adam a.s) diciptakan Allah dari materi (tanah) dan non-materi (ruh
Ilahi) melalui berbagai proses.Melalui penjelasan mengenai penciptaan Adam a. s. yang
dikemukakan dalam ayat yang berbeda dan pengertian yang berbeda akhirnya ditemukan bahwa
asal kejadian manusia terjadi sebagai berikut:

1. Bahwa Allah menciptakan Adam dari tanah.


2. Pada ayat lain dijelaskan Adam diciptakan dari tanah (thin) yang merupakan campuran tanah
dengan air.
3.Ayat lain menjelaskan bahwa Adam tercipta dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan berubah
melalui proses di udara.
4. Adam Diciptakan dari tanah yang melekat (tanah liat).
5. Adam Diciptakan dari tanah liat kering dan berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Kemudian Allah SWT meniupkan ruh-Nya kepada materi yang telah dibentuk tersebut sehingga
terciptalah Adam a.s. Seperti Firman-Nya dalam Quran Surat Shaad 71-72, Artinya:

7
“Ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada Malaikat, Bahwa sesungguhnya aku akan
menciptakan manusia dari tanah.Maka apabila telah aku sempurnakan kejadian nya dan aku
tiupkan pada roh (ciptaan) ku maka hendaklah kamu bersujud kepada nya.”

Setelah Allah SWT menciptakan Adam a.s sebagai manusia pertama, tidak lama dari itu
Adam a.s merasa kesepian, akhirnya diciptakanlah pasangan untuk adam a.s. yang berjenis
kelamin berbeda untuk menemani Adam a.s. dan melanjutkan keturunan yang bernama Siti Hawa.
Ia diciptakan oleh Allah SWT dari tulang rusuk Adam a.s. dan dengan tanah, kemudian ditiupkan
ruh kepadanya. Kemudian karena kekhilafan Adam a.s. dan Siti Hawa akhirnya mereka berdua
diturunkan oleh Allah SWT ke bumi dan akhirnya mereka berdua memperoleh keturunan yang
sampai zaman sekarang ini sangat banyak.
Kemudian Allah SWT dalam Quran Surat al-Mu'minun 12-14 menjelaskan mengenai
perkembangan kejadian manusia, artinya:
“Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah), lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging dari segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk
Iain. Maka Maha Sucilah Allah pencipta Yang Paling Baik.”
tanah(12). Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim)(13). Kemudian air mani itu kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang
melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian, kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, pencipta yang paling baik
(14). Kemudian setelah itu, sungguh kamu pasti mati (15). Kemudian, sungguh kamu akan
dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari kiamat(16)”. (Q.s Al-Mu’minun [23]: 12-16)
Didalam ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa bahwa tahapan – tahapan penciptaan manusia
berawal dari :
 Fase Nuthfah
Kami telah menjadikan manusia dari saripati tanah. Segolongan ahli tafisr menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan manusia disini adalah anak adam. Mereka berkata:“Nuthfah-
nuthfah itu adalah darah yang berasal dari makanan, baik daging maupun tumbuhan. Tumbuhan
itu berasal dari zat-zat yang terdapat dalam tanah dan air. Karena itu, manusia itu sebenarnya
berasal dari saripati tanah, yang kemudian berproses melalui air mani (sperma).

Ada yang berkata bahwa yang dimaksud manusia disini adalah adam dan anak-anak
keturunannya, bukan adam saja dan bukan anak keturunannya saja. Adam diciptakan oleh Allah
dari tanah liat. Anak keturunan adam dijadikan dari air mani, air mani dari darah, dan darah berasal
dari makanan, baik makanan dari bahan baku tumbuhan ataupun daging, dan keduanya

8
berasal dari tanah (bumi). Jika demikian halnya, maka manusia mutlak dijadikan dari tanah
sebagaimana yang telah dinashkan dalam surat di atas.
Kemudian nuthfah yang ditempatkan dalam shulbi (tulang sumsum) ayah, yang kemudian
dimasukan ke dalam rahim si ibu. Setelah bertemu dengan sel telur ibu, maka terpeliharalah dalam
rahim menjadi bayi sampai hari kelahirannya. Sebagaimna dijelaskan juga didalam surat Ath-
Thariq (86) : 5-7

7( ‫ب‬ ِ ‫ص ْل‬
ِ ِ‫ب َوالت ََّرائ‬ ُ ‫) يَ ْخ ُر‬6( ‫ق‬
ُّ ‫ج مِ نْ بَي ِْن ال‬ َ ِ‫) ُخل‬5( ‫ق‬
ٍ ِ‫ق ِمنْ َماءٍ دَاف‬ َ ‫اْل ْن‬
َ ‫سا ُن ِم َّم ُخ ِل‬ ُ ‫) َف ْليَ ْن‬
ِ ْ ‫ظ ِر‬
Artinya:“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apadiciptakan(5). Manusia diciptakan
dari air yang terpancar(6) yang keluar dari antara tulang shulbi dan tara’ib“.

Yang dimaksud dengan (air yang terpancar) adalah sperma yang dicurahkan ke rahim
seorang perempuan yang berasal dari tulang punggung lelaki (Shulb).
Sementara Tara’ib merupakan organ khusus perempuan, yaitu bagian tubuh tempat mengeuarkan
cairan yang membawa sel telur ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan
lelaki. Sperma yang memancar itu akan bertemu dengan sel telur sehingga mengakibatkan
terjadinya kehamilan. Berpuluh-puluh abad setelah turunnya ayat ini, secara ilmiah ditemukan
bahwa kehamilan hanya dapat terjadi dari pertemuan dua cairan, sperma lelaki yang keluar
dari shulbi dan perempuan yang keluar dari tara’ib.
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu.
Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur.
Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran
setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan
manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam
Al-Qur’an :

39( ‫الز ْو َج ْي ِن الذَّك ََر َو ْاْل ُ ْنثَى‬


َّ ُ ‫) فَ َجعَ َل مِ ْنه‬38( ‫س َّوى‬ َ َ‫) ث ُ َّم كَانَ عَلَقَةً فَ َخل‬37( ‫)أَلَ ْم يَ ُك نُ ْطفَةً ِمنْ َمنِي ٍ يُ ْمنَى‬
َ َ‫ق ف‬
Artinya : “Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim)(37).
Kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan
menyempurnakannya (38). Lalu dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan
(39). (al-Qiyamah [75] : 37 – 39)

Seperti yang telah kita amati, Al-Qur’an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat
dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam
pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu
merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.

Pada ayat diatas, kita saksikan air mani yang dipancarkan ke rahim. Dari keseluruhan
sperma berjumlah sekitar 250 juta yang dipancarkan dari tubuh pria, hanya sedikit sekali yang
berhasil mencapai sel telur. Sperma yang akan membuahi sel telur hanyalah satu dari seribu sperma
yang mampu bertahan hidup. Fakta bahwa manusia tidak diciptakan dengan menggunakan

9
keseluruhan air mani, tapi hanya sebagian kecil darinya, dinyatakan dalam Al Qur’an dengan
ungkapan, “setetes mani yang ditumpahkan”.

Sperma terbentuk di dalam testis (biji pelir) yang menurut penegasan disiplin embriologi
terdiri dari sel-sel yang bertempar di bawah dua ginjal di pinggang, kemudian turun ke bawah
perut pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Sperma laki-laki mengandung unsur–unsur pokok
sebagai berikut :
 Spermatozoa, yang musti memancar kuat dan bergerak aktif jika ingin menghasilkan
pembuahan.
 Bahan postagladin yang bisa menyebabkan pengerutan pada rahim, sehingga membantu
perpindahan spermatozoa ke tempat pembuahan.

Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran
berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung
gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk
rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.Yang cukup menarik,
ketika mani disinggung di Al-Qur’an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern,
juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:

( ‫يرا‬ َ ‫سانَ مِ نْ نُ ْطفَ ٍة أ َ ْمشَاجٍ نَبْتَلِي ِه فَ َج َعلْنَا ُه‬


ً ‫س ِميعًا َب ِص‬ َ ‫اْل ْن‬
ِ ْ ‫ِإ َّنا َخ َل ْق َنا‬
Artinya : “sungguh, kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang
kamihendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan dia
mendengar dan melihat”(Q.s. Al-Insan [76] : 2)

Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan
dari “bahan campuran” ini:

‫ين‬ ْ ‫) ) ث ُ َّم َجعَ َل َن‬7( ‫ين‬


ٍ ‫س َله ُ مِ نْ سُ ََللَ ٍة مِ نْ َماءٍ َم ِه‬ ٍ ِ‫ان مِ نْ ط‬
ِ ‫س‬َ ‫اْل ْن‬
ِْ ‫ق‬َ ‫سنَ كُ َّل ش َْيءٍ َخ َلقَهُ َوبَ َدأ َ َخ ْل‬
َ ‫الَّذِي أ َ ْح‬
“Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia
dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina.” (Al Qur’an, 32:7-
8)

Kata Arab ” ‫“سُ ََللَ ٍة‬, yang diterjemahkan sebagai “sari”, berarti bagian yang mendasar atau terbaik
dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti “bagian dari suatu kesatuan”. Ini menunjukkan bahwa
Al Qur’an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia
hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.

Desain pada sperma


Sperma adalah sel yang bertugas membawa informasi genetis laki-laki ke sel telur dalam
tubuh wanita. Bila diamati lebih dekat, sperma terlihat persis seperti sebuah mesin yang khusus
didesain untuk mengangkut muatan ini. Bagian depan sperma tertutup oleh perisai. Terdapat
sebuah lapisan perisai lain di bawah lapisan pertama tersebut, dan di bawah lapisan kedua ini

10
terdapat kargo muatan yang dibawa oleh sperma tersebut. Dalam muatan ini terdapat 23 kromosom
yang dimiliki oleh lelaki tersebut. Segala informasi mengenai tubuh manusia, bahkan sampai yang
paling detail, tersimpan dalam kromosom ini. Agar seorang anak manusia terbentuk, 23 kromosom
dalam sperma harus bersatu dengan 23 kromosom dalam sel telur Ibu.
Dengan cara demikian, bahan dasar pertama manusia berupa 46 kromosom akan terbentuk.
Sistem perisai pada kepala sperma tersebut akan melindungi muatan berharga ini dari segala mara
bahaya selama perjalanannya. Tapi, desain pada sperma tidak terbatas sampai di sini. Terdapat
mesin bertenaga sangat kuat di bagian tengah sperma. Bagian belakang mesin tersebut
terhubungkan dengan ekor sperma. Daya yang dihasilkan mesin ini memutar ekor bagaikan kipas
angin dan memungkinkan sperma meluncur dengan cepat. Karena terdapat mesin di bagian tengah,
ia membutuhkan bahan bakar yang memungkinkannya bekerja. Kebutuhan ini telah
diperhitungkan, dan bahan bakar paling produktif untuk mesin tersebut, yaitu fruktosa, telah
tersedia dalam bentuk cairan yang melingkupi sperma. Dengan cara demikian, bahan bakar untuk
mesin tersebut telah tersedia di sepanjang perjalanan yang akan ia tempuh.
Dengan desain yang sempurna ini, sang sperma bergerak cepat dan langsung mengarah ke
sel telur. Ketika ukuran panjang sperma dan jarak perjalan yang ia tempuh tersebut kita cermati,
akan terlihat bahwa sperma layaknya sebuah mesin berkecepatan tinggi.
Pembuatan mesin-mesin ajaib ini dilakukan dengan cara yang sangat ahli. Di dalam tiap
testis, yang merupakan pusat produksi sperma, terdapat tabung mikroskopis dengan panjang total
mencapai 500 meter. Proses produksi di dalam tabung-tabung mungil ini persis layaknya sistem
perakitan menggunakan ban berjalan pada pabrik modern. Bagian perisai, mesin, dan ekor sperma
dipasang satu per satu secara bergantian. Yang muncul sebagai hasilnya adalah sebuah keajaiban
teknik yang luar biasa.
Kita hendaknya berpikir sejenak menghadapi kenyataan ini. Bagaimana sel-sel yang tidak
memiliki kemampuan berpikir ini mengetahui bagaimana mempersiapkan sperma dalam bentuk
yang tepat, padahal mereka sama sekali tidak mengetahui seluk-beluk tubuh wanita? Bagaimana
mereka belajar membuat perisai, mesin dan ekor yang akan dibutuhkan oleh sperma ketika berada
dalam tubuh sang ibu? Dengan kecerdasan apa mereka dapat merakit komponen-komponen ini
dalam urutan yang benar ? Bagaimana mereka tahu bahwa sperma akan membutuhkan fruktosa ?
Bagaimana mereka belajar membuat sebuah mesin yang bergerak dengan bahan bakar fruktosa?
Hanya ada satu jawaban atas semua pertanyaan ini. Sperma dan air mani yang mereka tempati
diciptakan secara khusus oleh Allah demi kelestarian umat manusia.
Profesor Cevat Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan Kebidanan,
Universitas Istambul, menjelaskan desain khusus pada sperma ini sebagai berikut:
“Sel-sel sperma dibuat dalam tubuh sang ayah. Tapi fungsi sperma ini dilakukan dalam tubuh sang
Ibu. Dan semenjak dunia ini dimulai, dengan kata lain dalam sejarah umat manusia, tidak ada
sperma yang berkesempatan kembali pulang ke tubuh sang Ayah setelah melaksanakan tugasnya
dalam tubuh sang Ibu, dan kemudian berkata pada sel-sel yang telah membuatnya tentang apa yang
telah mereka lakukan, kesulitan apa yang mereka hadapi, atau apa tugas

11
mereka. Jadi kalau begitu, bagaimana sel sperma memiliki struktur yang sangat berbeda dengan
semua ribuan macam sel yang ada dalam tubuh ? Bagaimana sel sperma mengetahui bahwa ia akan
mengangkut muatan genetis yang ia ambil dari tubuh sang Ayah ke tubuh lain yang kemudian akan
menjadikannya hidup, sehingga bagian kepala, yakni bagian depannya, harus memiliki perisai?
Bagaimana sel sperma mengetahui bahwa ia akan menembus membran sel sehingga ia juga
membawa sejumlah senjata kimia yang dipasang di balik perisainya ? Jadi, Anda tahu bahwa
adalah mustahil semua struktur pada sel ini, tugas yang ia lakukan, berbagai peristiwa yang ia
alami adalah sebuah kebetulan, ia mengerjakannya dengan kebetulan, atau bahkan ia secara sadar
mengerjakan semua ini berulang-ulang. Ini adalah bukti paling jelas bagaimana Allah, Sang
Pencipta, telah memberinya tugas ini, dan bagaimana ia melakukannya dengan cara yang paling
sempurna.”

 Fase ’Alaqoh (segumpal darah)


Ibnu Abbas menganggap bahwa ’Alaqoh adalah sejenis lintah hitam. Dinamakan ’alaqoh karena
jika diletakkan di bagian tubuh manapun dari manusia, ia akan menghisap darah yang rusak.
Ketika ilmu pengetahuan kian maju, mikroskop makin canggih, dan para ilmuwan berhasil
mengetahui bentuk dan proses pembentukan spermatozoa, menjadi jelaslah bahwa spermatozoa
sangat mirip dengan seekor lintah yang disebutkan Ibnu Abbas. Spermatozoa memiliki kepala dan
ekor sama dengan lintah.
’alaqoh menurut ahli bahasa memiliki pengertian yang bermacam-macam diantaranya :
 Lintah yang hidup dalam kolam yang menghisap darah makhluk lain.
 Sesuatau yang bergantung dengan makhluk lain.
 Arah yang membeku / mengeras.

Namun keseluruhan makna ’alaqoh ini memang sesuai dan cocok dengan realitas janin manusia
setelah tertanam di dinding rahim yang tampakseperti lintah (leech) selain itu juga menempel pada
dinding rahim melalui tali pusar dan didalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang
membentuk jaringan pulau-pulau tertutup sehingga memberi kesan bahwa darah tersebut beku.
Awalnya Hanya Bersel Satu Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung jumlahnya
mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang biak dengan membelah diri, dan
membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi. Embrio
yang berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan sel
ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain membuat salinan dirinya
sendiri.

Bahkan sebelum manusia mulai mengetahui keberadaan dirinya sendiri, Allah telah
memberi bentuk pada tubuh mereka, dan menciptakan manusia normal dari sebuah sel tunggal.
Adalah kewajiban bagi setiap orang di dunia untuk merenungkan kenyataan ini. Dan kewajiban
Anda adalah untuk memikirkan bagaimana anda lahir ke dunia ini, dan kemudian bersyukur
kepada Allah. Jangan lupa bahwa Tuhan kita, yang telah menciptakan tubuh kita sekali, akan
mencipta kita lagi setelah kematian kita, dan akan mempertanyakan segala nikmat yang telah
12
diberikan-Nya kepada kita. Hal ini amatlah mudah bagi-Nya. Mereka yang melupakan penciptaan
diri mereka sendiri dan mengingkari kehidupan akhirat, benar-benar telah tertipu. Allah berfirman
tentang orang-orang ini dalam Alquran:

Perjalan sperma menuju rahim


Pertama-tama sel telur yang sudah matang dalam arti yang sudah siap dibuahi memulai
perjalananya dari organ yang disebut tuba fallopi menuju rahim dengan bantuan rambut halus yang
disebut syilia yang membantu sel telur menuju tempat yang benar. Jika sel telur bertemu dengan
sel sperma maka berlangsunglah proses fertilisasi didalam saluran telur sehingga
terbentuklah zigot yang terdiri atas satu sel (banyak sel tapi hanya satu sel). Zigot yang terbentuk
terus bergerak menuju ke rahim untuk untuk kemudian menempel pada dinding rahim itu
disebut Implantasi.
Pada tahap awal perkembangannya, bayi dalam rahim ibu berbentuk zigot, yang menempel
pada rahim agar dapat menghisap sari-sari makanan dari darah ibu. Informasi ini, yang ditemukan
oleh embriologi modern, secara ajaib telah dinyatakan dalam Al Qur’an 14 abad yang lalu dengan
menggunakan kata “‘alaq”, yang bermakna “sesuatu yang menempel pada suatu tempat” dan
digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Ketika
sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, intisari bayi yang akan lahir terbentuk.
Sel tunggal yang dikenal sebagai “zigot” dalam ilmu biologi ini akan segera berkembang biak
dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi “segumpal daging”. Tentu saja hal ini hanya dapat
dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.
Namun, zigot tersebut tidak melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat
pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan carangnya. Melalui
hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi
pertumbuhannya. (Moore, Keith L., E. Marshall Johnson, T. V. N. Persaud, Gerald C. Goeringer,
Abdul-Majeed A. Zindani, and Mustafa A. Ahmed, 1992, Human Development as Described in
the Qur’an and Sunnah, Makkah, Commission on Scientific Signs of the Qur’an and Sunnah)

 Fase Mudghah (segumpah daging)


Menurut pengertian etimologis (bahasa), mudhghah berarti benda yang dikunyah dan dimamah
oleh igi. Istilah mudhghah menunjukkan gambaran detail tentang realistis fase perkembangan
janin in, dimana janin sudah berbentuk seperti benda kunyahan yang selalu berubah bentuknya.
Munculnya kepingan-kepingan somites di dalam janin dan keragamannya mirip dengan bentuk
karakter gigi ketika mengunyah. Aktifitas janin yang berputar-putar dan membolak-balik di dalam
rahim juga mirip dengan pembolak-balikan potongan benda yang dikunyah di dalam mulut. Dan
salah satu sifat dan karakter benda mamahan adalah ia bisa memanjang dan berubah bentuk ketika
dikunyah. Dan inilah yang terjadi paa janin dalam fase ini.
Urutan kemunculan fase mudhghah stelaha fase ’alaqoh sama persis dengan apa yang dimaktub
dalam al-Qur’an :

13
َ ‫ضغَةَ ِع‬
‫ظا ًما‬ ْ ‫فَ َخلَ ْقنَا الْ ُم‬
“dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang”(Q.s. Al-Mi’minun [23]: 14 ).

Adanya dua tahapan pembentukan dalam fase mudhghah ini, yaitu tahap pra-pembentukan dan
tahap pembentukan (fashioning)juga persis seperi penjelasan Al-Qur’an :

ْ ‫ع َل َق ٍة ث ُ َّم ِمنْ ُم‬


َ‫ضغَ ٍة ُم َخلَّقَ ٍة َوغَي ِْر ُم َخلَّقَ ٍة ِلنُبَ ِين‬ ٍ ‫ث فَ ِإنَّا َخلَ ْقنَاكُ ْم ِمنْ ت َُرا‬
َ ْ‫ب ث ُ َّم ِمنْ نُ ْطفَ ٍة ث ُ َّم ِمن‬ ِ ‫ب ِم َن ا ْلبَ ْع‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها ال َّن‬
ٍ ‫اس إِنْ كُ ْنت ُ ْم فِي َر ْي‬
‫س ًّمى‬ َ َ
َ ‫…لَكُ ْم َونُق ُِّر فِي ْاْل ْر َح ِام َما نَشَا ُء إِلَى أ َج ٍل ُم‬
“Hai manusia, kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah)sesungguhya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya
dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepadamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa
yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Q.s AlHajj [22] : 5).

Bisa dilihat di sini bahwa mudhghah memiliki dua tahap : sempurna dan belum sempurna.
Lebih lanjut, fase mudhghah dengan kedua tahapan perkembangannya berakhir pada
minggu ke-6 atau setelah 40 hari paska pembuahan. Jangka waktu ini pun sesuai dengan apa yang
dinyatakan Rasulullah saw dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim dari Abdullah. Ia berkata : Rasulullah saw berbicara pada kami, dan beliau adalah orang
yang jujur dan dapat dipercaya :

“ ‫سلًًُ إِلَيْ ِه ا ْل َملَ ُك‬ َ ‫ ث ُ َّم ي ُ ْر‬، َ‫ضغَةً ِمثْ َل ذَ ِلك‬ ْ ‫ ث ُ َّم يَك ُْو ُن ُم‬، َ‫علَقَةً مِ ث ْ َل ذ َ ِلك‬ َ ‫ ث ُ َّم يَك ُْو ُن‬،‫إِنَّ أ َ َح َدكُ ْم لِيُ ْج َم ُع َخ ْلقُه ُ ف ِْي بَ ْط ِن أ ُ ِم ِه أ َ ْربَ ِع ْينَ يَ ْو ًما‬
‫ إِنَّ أ َ َح َدكُ ْم لَيَ ْع َم ُل‬،ُ‫غ ْي ُره‬ َ َ‫ِي الَ إِله‬ ْ ‫ فَ َوالَّذ‬،ٌ‫س ِع ْيد‬َ ‫شق ٌِّي أ َ ْو‬ َ ‫ َو َه ْل ه َُو‬،ِ‫ع َم ِله‬ َ ‫ َو‬،ِ‫ َوأ َ َجلِه‬،ِ‫ ِر ْزقِه‬:ٍ‫ َويُ ْؤ َم ُر بِأ َ ْربَ ِع َك ِل َمات‬،َ‫الر ْوح‬ ُّ ‫فَيَ ْنفَ ُخ فِ ْي ِه‬
‫ َوإِنَّ ا َ َح َدكُ ْم لَيَ ْع َم ُل بِعَ َم ِل‬،‫ فَيَ ْع َم ُل بِعَ َم ِل أ َ ْه ِل النَّ ِار فَيَ ْد ُخل ُ َها‬،‫َاب‬
ُ ‫علَ ْي ِه الْ ِكت‬
َ ‫ق‬ ْ َ‫ فَي‬،ٌ‫بِعَ َم ِل أ َ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة َحت َّى َما يَك ُْو ُن بَ ْينَه ُ َوبَيْنَ َها إِالَّ ذَ ِراع‬
ُ ِ‫سب‬
‫ فَيَ ْع َملُ بِعَ َم ِل أ َ ْه ِل ا ْل َجنَّ ِة فَيَ ْد ُخلُ َها‬،‫َاب‬
ُ ‫علَ ْي ِه ا ْل ِكت‬ َ ‫ق‬ ُ ِ‫سب‬ ْ َ‫ فَي‬،ٌ‫ َحت َّى َما يَك ُْو ُن بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ َها إِالَّ ذ َِراع‬،‫”أ َ ْه ِل النَّ ِار‬
“Sesungguhnya setiap kalian dihimpun penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari,
kemudian dalam jangka waktu sama ia menjadi segumpal darah, kemudian dalam jangka
waktu yang sama ia menjadi segumpal daging, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan
nyawa di dalamnya sembari memberikan empat titah berupa ketetapan rezekinya, ajalnya,
amalnya, dan nasibnya apakah celaka atau bahagia. Demi dzat yang tiada tuhan selain Dia,
sesungguhnya setiap kalian bisa mengerjakan amalan penghuni surga sampai jarak antara ia
dan surga hanya tinggal sehasta, namun karena relah ditakdirkan celaka, maka ia pun lantas
mengerjakan amalan penghuni neraka, sehingga akhirnya masuk neraka.(sebaliknya) setiap
kalian bisa jadi mengerjakan amalan penghuni neraka sampai jarak antara ia dan neraka
hanya tinggal sehasta, namu karena telah ditakdirkan bahagia, maka ia pun lantas
mengerjakan amalan penghuni surga, sehingga ia akhirnya masuk surga“.

 Fase Idzam (tulang)

14
Istilah idzam (tulang) yang digunakan al-Qur’an untuk menyebut fase ini merupakan istilah
yang mampu mengekspresikan tahapan perkembangan janin ini dengan gambaran akurat,
mencakup perfoma eksternal yang merupakan perubahan yang terpenting dalam konstrulsi
internal, beserta hal-hal yang terkait berupa pola hubungan baru antara bagian-bagian tubuh dan
kesempurnaan postur janin. Fase ini memiliki perbedaan yang mencolok dengan fase sebelumnya.
Sebagaimana telah di terangkan Oleh Allah swt :

َ ْ‫َّللاُ أَح‬
14( َ‫سنُ ا ْل َخا ِلقِين‬ َ َ‫ظا َم َل ْح ًما ث ُ َّم أ َ ْنشَأ ْ َناهُ َخ ْل ًقا آ َ َخ َر َفتَب‬
َّ َ‫ارك‬ َ ‫س ْو َنا ا ْل ِع‬ َ ‫ض َغةَ ِع‬
َ ‫ظا ًما َف َك‬ ْ ‫) َف َخ َل ْق َنا ا ْل ُم‬
“dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, pencipta yang paling baik (14).”

Pembentukan tulang dalam fase ini adalah aspek penciptaan yang paling menonjol, sebab
di sini terjadi perubahan signifikan dari bentuk Mudhghah yang tidak menampakkan cirri-ciri
bentuk manusia menjadi kerangka sempurna dalam masa waktu yang relative singkat, yaitu pada
detik-detik terakhir minggu ke-6. Oleh karena itu digunakan kata sambung (huruf athaf) “‫ ”ف‬yang
memiliki arti peralihan secara cepat tanpa jeda waktu yang lama. Kerangka inilah yang
memberikan postur manusia dalam janin setelah dibungkus dengan daging (otot – otot) dan
menunjukkan bagian-bagian mata, bibir, dan hidung. Bentuk kepala dalam fase ini juga sudah
berbeda dengan batang tubuh dan bagian-bagian ujung tubuh (tangan dan kaki).
Fakta ini membuktikan kebenaran sabda Rasulullah saw :

“Jika sperma telah melewati masa 42 malam( hari) , maka diutuslah malaikat kepadanya yang
langsung membentuknya (dengan postur manusia), membuat telinga, mata, kulit, daging dan
tulang-tulangnya. Kemudian malaikat akan bertanya (pada tuhannya) Ya Tuhan, laki-laki atau
perempuan”(Shahih Muslim).

Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio


Awalnya Hanya Bersel Satu Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung jumlahnya
mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang biak dengan membelah diri, dan
membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi. Embrio
yang berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan sel
ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain membuat salinan dirinya
sendiri.
Dalam kondisi ini, tanpa adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan membentuk bayi
yang belum lahir ini akan memiliki bentuk yang sama. Dan apabila ini terjadi, maka yang akhirnya
muncul bukanlah wujud manusia, melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah
terjadi karena sel-sel tersebut membelah dan memperbanyak diri bukan tanpa pengawasan. Sel
yang Sama Membentuk Organ yang Berbeda Sperma dan sel telur bertemu, dan kemudian bersatu
membentuk sel tunggal yang disebut zigot. Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia.

15
Sel tunggal ini kemudian membelah dan memperbanyak diri. Beberapa minggu setelah
penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain
dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban
besar: sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan otak. Sel-sel
otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio. Sel-sel otak akan
berkembang biak dengan cepat di sini. Sebagai hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar
sel otak. Ketika pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru ditambahkan
pada kumpulan sel ini setiap menitnya.
Masing-masing sel baru yang terbentuk berperilaku seolah-olah tahu di mana ia harus
menempatkan diri, dan dengan sel mana saja ia harus membuat sambungan. Setiap sel menemukan
tempatnya masing-masing. Dari jumlah kemungkinan sambungan yang tak terbatas, ia mampu
menyambungkan diri dengan sel yang tepat. Terdapat seratus trilyun sambungan dalam otak
manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini dengan tepat, mereka harus
menunjukkan kecerdasan yang jauh melebihi tingkat kecerdasan manusia.
Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama sekali. Bahkan tidak hanya sel otak, setiap sel yang
membelah dan memperbanyak diri pada embrio pergi dari tempat pertama kali ia terbentuk, dan
langsung menuju ke titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat yang telah
ditetapkan untuknya, dan dengan sel manapun mereka harus membentuk sambungan, mereka akan
mengerjakannya.
Lalu, siapakah yang menjadikan sel-sel yang tak memiliki akal pikiran tersebut mengikuti
rencana cerdas ini? Profesor Cevat Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan
Kebidanan, Universitas Istanbul, Turki, berkomentar: Bagaimana semua sel yang sama persis ini
bergerak menuju tempat yang sama sekali berbeda, seolah-olah mereka secara mendadak
menerima perintah dari suatu tempat, dan berusaha agar benar-benar terbentuk organ-organ yang
sungguh berbeda?
Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak mengetahui apa yang
akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA yang sama, tiba-tiba menerima perintah
dari suatu tempat, sebagian dari mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian
yang lain membentuk organ yang lain lagi.
Proses pembentukan dalam rahim ibu berlangsung terus tanpa henti. Sejumlah sel yang
mengalami perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu
sel ini berdatangan dan kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan terus-
menerus berdenyut seumur hidup. Hal yang serupa terjadi pada pembentukan pembuluh darah.
Sel-sel pembuluh darah bergabung satu sama lain dan membentuk sambungan di antara mereka.
Bagaimana sel-sel ini mengetahui bahwa mereka harus membentuk pembuluh darah, dan
bagaimana mereka melakukannya? Ini adalah satu di antara beragam pertanyaan yang belum
terpecahkan oleh ilmu pengetahuan. Sel-sel pembuluh ini akhirnya berhasil membuat sistem
tabung yang sempurna, tanpa retakan atau lubang padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh
darah ini mulus bagaikan dibuat oleh tangan yang ahli.

16
Sistem pembuluh darah yang sempurna tersebut akan mengalirkan darah ke seluruh bagian
tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang lebih dari empat puluh ribu kilometer. Ini
hampir menyamai panjang keliling bumi. Perkembangan dalam perut ibu berlangsung tanpa henti.
Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini sebentar lagi akan menjadi
lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk tangan. Tetapi sebentar lagi, sebagian dari sel-
sel pembentuk tangan embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan.
Ribuan sel ini melakukan bunuh diri massal. Mengapa sel-sel ini membunuh diri mereka
sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting. Bangkai-bangkai sel yang mati di
sepanjang garis tertentu ini diperlukan untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain
memakan sel-sel mati tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini. Celah-celah
kosong tersebut adalah celah di antara jari-jari kita.
Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya seperti ini? Bagaimana dapat
terjadi, sebuah sel membunuh dirinya sendiri agar bayi dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti?
Bagaimana sel tersebut tahu bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali
lagi menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia ini diberi petunjuk oleh Allah. Pada tahap
ini, sejumlah sel mulai membentuk kaki. Sel-sel tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan
harus berjalan di dunia luar. Tapi mereka tetap saja membuat kaki dan telapaknya untuk embrio.
Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada bagian wajahnya, masing-
masing terletak pada tiap sisi kepala embrio.
Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam. Sel-sel tersebut bekerja
dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama beberapa bulan, dan satu demi satu
membentuk bagian-bagian berbeda yang menyusun mata. Sebagian sel membentuk kornea,
sebagian pupil, dan sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika
mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya, mata, yang mengandung
empat puluh komponen yang berbeda, terbentuk dengan sempurna tanpa cacat. Dengan cara
demikian, mata yang diakui sebagai kamera paling sempurna di dunia, muncul menjadi ada dari
sebuah ketiadaan di dalam perut ibu. Perlu dipahami bahwa manusia yang bakal lahir ini akan
membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata yang sesuai untuk tugas ini telah
dibuat. Suara di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah
diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim.

 Fase Otot ( Pembungkusan dengan Daging )

َ ‫س ْونَا ا ْل ِع‬
‫ظا َم لَحْ ًما‬ َ ‫ضغَةَ ِع‬
َ ‫ظا ًما فَ َك‬ ْ ‫فَ َخلَ ْقنَا الْ ُم‬
“dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging.” (Q.s. Al-Mu’minun [23] : 14).

Fase ini mencirikan penyebaran otot-otot di seputar tulang secara merata, seperti laiknya
pakaian yang membalut tubuh. Dan dengan selesainya pembungkusan tulang dengan otot, bentuk
manusia mulai tampak secara utuh. Bagian-bagian tubuh juga terkait satu sama lain dengan pola

17
hubungan yang lebih harmonis, dan setelah selesainya pembentukan tulang, janin pun mulai bisa
gerak.’
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio dalam rahim ibu.
Hingga akhir-akhir ini, para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio
terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa ayat
ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian canggih dengan mikroskop yang
dilakukan dengan menggunakan perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa
pernyataan Al Qur’an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu
terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat tersebut. Pertama, jaringan tulang
rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar tulang-
tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.
Peristiwa ini digambarkan dalam sebuah terbitan ilmiah dengan kalimat berikut:
Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang-tulang mencapai
bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot
menempati posisinya di sekeliling bentukan tulang. (Moore, Developing Human, 6. edition,1998.)

 Fase Tumbuhnya Makhluk Baru

َ ْ‫َّللا ُ أَح‬
َ‫س ُن ا ْل َخا ِلقِين‬ َ َ‫ث ُ َّم أ َ ْنشَأْنَاهُ َخ ْلقًا آ َ َخ َر فَتَب‬
َّ َ‫ارك‬
” Kemudian, kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, pencipta
yang paling baik” (Q.s. Al-Mu’minu [23] : 14)

Setelah melewati masa 9 bulan pertumbuhan janin dalam rahim sempurna dan telah tibalah masa
kelahirannya. Allah Swt Berfirman :

“dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang
ditentukan.”(Q.s Al-Hajj [22] : 5).
“Kemudian kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim), sampai waktu yang
ditentukan, lalu kami tentukan (bentuknya), maka kami-lah sebaik-baik yang
menentukkan”.(Q.s. Al-Mursalat [77]: 23)

Sebelum menceritakan fase kelahiran, perlu kita jelaskan terlebih dahulu penjelasan Al-Qur’an
seputar faedah kurma bagi wanita yang melahirkan, yakni ketika Al-Qur’an menuturkan kisah
persalinan Maryam sebagai berikut :

“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma,
ia berkata : “aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang
tidak berarti lagi dilupakan”. Maka jibril menyerunya dari tempat yang rendah:”Janganlah
kamu bersedih hati, sesungguhnya tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu. Dan
goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan

18
buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika
kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernadzar
berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang
manusiapun pada hari ini”. (Q.s Maryam [19] : 23-26).

Riset membuktikan, kurma memiliki beragam khasiat bagi kesehatan, dan manfaat yang terpenting
bagi wanita melahirkan antara lain :
1) Kurma memiliki serat-serat yang bisa membantu mengatasi sembelit, sehingga secara
alami ia bisa membantu melancarkan proses persalinan.
2) Kurma mengandung kadar gula sedang tidak lebih dari 70%, sehingga mempermudah
penyerepan dan melipatgandakan kemampuan ketika melahirkan.
3) Kurma diperkaya dengan zat-zat asam terutama magnesium yang dibutuhkan oleh fisiologi
sel, dan protosium yang dibutuhkan oleh urat-urat serta zat besi yang dibutuhkan untuk
menanggulangi kekurangan darah sewaktu melahirkan.
4) Kurma mengandung zat tertentu yang membantu pemberian sinyal penyusutan otot rahim
pada saat melahirkan, dan zat ini mirip dengan hormone oxyfocin yang dikeluarkan
kelenjar lender. Ditambah lagi dengan beragam manfaat kurma lainnya yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu disini dan akan kami jelaskan secara elaboratif pada
pembahasan tentang kemukjizatan medis insya Allah.

Fase persalinan yang berakhir dengan kelahiran ini memuat empat atau tahapan :
1) Tahap pelebaran mulut rahim dan pengerutan otot-otot rahim. Hal ini terjadi akibat beragam
pengaruh, di antaranya: pengaruh mekanik dan hormonal. Pada tahap ini tubuh mengeluarkan
sejumlah hormon yang membantu awal persalinan, antara lain: hormon prostaglandin,
corticopropin, releasing hormon, adreno cartico tropin, cortical, oxytoxin dan estrogen.
Tahap ini menghabiskan waktu sekitar 7-12 Jam, di mana leher rahim mulai melebar dan
memanjang untuk jalur keluar janin
2) Tahap keluarnya janin. Tahap ini menghabiskan waktu 30-50 menit, dimulai setelah pelebaran
leher rahim secara sempurna.Akibat kontraksi dan kontriksi rahim secara berkesinambungan,
maka yang pertama kali keluar adalah kepala janin. Anehnya, saat keluar diameter kepala janin
telah mencapai 12 cm, dan ini melampui 3 kali lipat diameter lubang vagina dalam kondisi normal!
Jika kita perhatikan hal ini, sembari melihat beragam peran faktor-faktor otonom hormon dalam
membantu keluarnya janin, ditambah lagi dengan meragangnya simpul-simpul dan otot panggul
guna mempermudah dan memperlancar keluarnya janin, maka kita akan mengetahui hikmah
firman Alla swt :

“Kemudian Dia mudahkan jalannya”(Q.s. ‘Abasa [80] : 20)

3) Tahap keluarnya plasenta/ari-ari, berbentuk gumpalan darah. Tahap ini berlangsung sekitar 15
menit.

19
4) Tahap penyusutan rahim, guna mengurangi pendarahan setelah selesai proses kelahiran. Tahap
ini berlangsung sekitar 2 jam.
Setelah kelahiran dan pemotongan tali plasenta yang menjadi sandaran bayi untuk memperoleh
makanan dari ibunya selama masa kehamilan, maka jabang bayi memulai fase lain dalam
kehidupan.

2.4 Dalil-dalil Tentang Manusia


Sejak dini, Islam menolak ide pembagian umat manusia dalam kasta dan ras. Puluhan ayat
dan hadis Nabi SAW., yang berbicara tentang hal tersebut. Semuanya mengarah ke makna
kemanusiaan universal. Salah satu ayat yang dapat dikatakan paling gamblang berbicara tentang
hal ini adalah firman-Nya dalam QS. al-Baqarah ayat 213 yang menyatakan:

“Manusia adalah umat yang satu, lalu Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar
gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar,
memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan."

Berbeda-beda penafsiran ulama tentang makna "manusia adalah umat yang satu".
Sementara ulama menjadikan kesatuan itu adalah kesatuan akidah, dan hal tersebut telah terjadi
dahulu, sebagaimana mereka pahami dari kata kana yang menunjuk pada keadaan pada masa lalu.
Tetapi karena mereka berselisih, maka Allah mengutus para nabi dengan membawa kitab suci
untuk menyelesaikan perselisihan itu. Pendapat ini tidak sepenuhnya baik, apalagi karena untuk
lurusnya makna di atas, terpaksa sang penafsir menyisipkan kata "mereka berselisih" yang tidak
terdapat dalam teks setelah kata "umat yang satu" dan sebelum kata lalu.
Pemahaman yang lebih tepatnya adalah memahami kata kana dalam arti ats-Tsubut, yakni
"kemantapan dan kesinambungan keadaan sejak dahulu hingga kini". Bukan dalam arti
kemantapan dan kesinambungannya dalam hal ketiadaan keberagamaan dan pengetahuan mereka
tentang hakikat kebenaran seandainya Allah tidak mengutus buat mereka para rasul, sebagaimana
dilansir oleh al-Qurthubi dalam tafsirnya. Tetapi, kemantapan dan kesinambungan yang masih
berlanjut hingga kini adalah dalam arti manusia sejak dahulu hingga kini merupakan satu kesatuan
kemanusiaan yang tidak dapat dipisahkan, karena manusia orang per orang tidak dapat berdiri
sendiri. Kebutuhan seorang manusia tidak dapat dipenuhi, kecuali dengan kerja sama semua pihak.
Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bekerja sama dan topang-menopang demi mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraannya.
Penafsiran ini mengantar paling tidak kepada dua hakikat yang tidak dapat dipisahkan.
Pertama, bahwa semua manusia sama dari sisi kemanusiaannya, karena mereka adalah umat yang
satu sebagaimana ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW:
“Semua kamu bersumber dari Adam dan Adam tercipta dari tanah.”

20
Kedua, karena manusia memiliki banyak sekali kebutuhan, maka harus ada keragaman dalam jenis
lelaki dan perempuan, profesi, kecenderungan, tingkat pendidikan, dan kesejahteraan agar mereka
dapat saling membantu. Ini, antara lain ditegaskan oleh firman-Nya:

“Hai seluruh manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”(QS. al-Hujurat ayat 13).

Awal ayat ini berbicara tentang kesatuan umat manusia secara universal dan menegaskan
bahwa perbedaan kelompok-kelompok memang sengaja dirancang oleh Allah dengan tujuan agar
manusia saling mengenal, yakni mengenal potensi dan keistimewaan masing-masing agar mereka
bekerja sama guna meraih kesejahteraan lahir dan batin. Jika demikian, kesatuan kemanusian
universal itu tidak boleh mengakibatkan pandangan hidup, maupun budaya, bahkan peringkat
kesejahteraan. Prinsip-prinsip dasar di atas melahirkan rincian yang tidak terhitung dalam praktik
kehidupan bermasyarakat, sejak masa Nabi SAW hingga masa kini.
Rincian yang dapat berbeda-beda sesuai dengan perkembangan setiap masyarakat. Dari
prinsip inilah sehingga Rasul SAW., misalnya, berdiri menghormati kemanusiaan jenazah seorang
Yahudi yang melintas di depan tempat beliau duduk. Ketika para sahabat di sekeliling beliau
terheran-heran, beliau berkomentar: “Bukankah dia juga memiliki jiwa (manusia)?” Ini juga yang
menjadikan Rasul SAW., memerintahkan untuk menguburkan jenazah kaum musyrik yang tewas
memerangi beliau dalam Perang Badar. Dan dari sini pula, dalam konteks masa kini, pemuka-
pemuka Islam ikut menghadiri upacara pemakaman mendiang Paus II. Mereka memahami ayat
yang melarang Nabi SAW: salat dan berdiri di kuburan orang munafik yang kafir (QS. at-Taubah
ayat 84) bukan sebagai larangan untuk menghormati kemanusiaannya, tetapi yang dilarang adalah
mendoakan pengampunan bagi siapa yang meninggal dalam keadaan musyrik (QS. al-
Mumtahanah ayat 4), karena Allah telah menyatakan tidak mengampuni siapa pun (orang
meninggal) dalam keadaan musyrik (QS. an-Nisa ayat 48). Namun, dalam hemat penulis, tidak
terlarang mengulangi ucapan Nabi Isa AS., yang diabadikan al-Qur’an:

“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan
jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi
Maha bijaksana” (QS. al-Ma’idah ayat 118).

Globalisasi yang menyerukan secara lebih gamblang kemanusiaan universal ini harus
disambut dengan penuh suka cita. Tetapi dalam saat yang sama, apa yang diserukan itu dewasa ini
masih jauh dari kenyataan, karena sering kali jiwa bangsa yang kuat dinilai lebih mahal dan mulia
daripada jiwa bangsa yang lemah. Darah mereka pun dinilai darah, sedangkan darah yang lain
dinilai seperti air yang menjijikkan.

21
2.5 Tujuan Manusia Diciptakan

Apakah Anda telah mengetahui bahwa Allah telah menciptakan manusia padahal manusia
tidak pernah meminta untuk diciptakan? Mengapa manusia harus tercipta sehingga akan
menanggung berbagai penderitaan dalam hidup? Maka dari itu, apakah akan lebih baik jika
manusia tak tercipta sehingga tak harus merasakan kesengsaraan? Biasanya, pertanyaan seperti itu
akan muncul di benak seseorang yang sedang mengalami berbagai kesulitan dalam hidup. Namun,
semua pertanyaan juga terdapat jawaban yang akan memberikan kecerahan terhadap kebingungan
tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa di dalam Alquran sebenarnya kita telah diajarkan untuk tidak
menanyakan tentang perbuatan Allah, tetapi kita sebagai manusia seharusnya kita lebih sibuk
untuk mempertanyakan tindakan kita sendiri, apakah sudah benar atau belum. Allah telah
berfirman bahwa :

“Allah tak bisa ditanya tentang apa yang diperbuatnya, merekalah yang dimintai
pertanggungjawaban.” (QS, Al-Anbiya’: 23)

Tindakan Allah sebagai Tuhan yang telah memiliki semesta alam merupakan hal mutlak
dan tidak perlu persetujuan dari siapapun. Sebagai perbandingan, kita sebagai manusia terbiasa
memelihara hewan ternak, mengembangbiakkannya lalu menyembelihnya sebagai makanan tanpa
merasa bersalah sedikit pun sebab merasa berhak melakukannya. Padahal, kuasa kita pada hewan
ternak itu amatlah sedikit sebab bukan kita yang memberi dan menjamin kehidupan hewan itu
tetapi semuanya dilakukan hanya oleh Allah.
Namun, anehnya manusia kerap merasa lebih begitu spesial sehingga seolah Tuhan
sekalipun harus meminta persetujuan padahal dirinya sendiri juga seutuhnya mutlak milik Tuhan
sehingga Tuhan lebih berkehendak melakukan apapun untuk dirinya.Maka dari itu, sangat penting
bagi kita sebenarnya apa tujuan manusia diciptakan menurut agama Islam. Dengan mempelajari
hal tersebut maka kita seharusnya akan lebih tahu bagaimana Tuhan telah menciptakan kita untuk
apa dan mengapa diciptakan.
Berikut tujuan manusia diciptakan menurut agama islam :
1. Tujuan manusia diciptakan salah satunya adalah dibentuk sebagai pengurus (khalifah) di planet
bumi ini. hal tersebut telah dinyatakan dalam firman Allah :

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (QS, Al-Baqarah: 30)

2. Tujuan manusia diciptakan juga memiliki tujuan agar manusia dapat menyembah Allah sebagai
pencipta mereka. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman Allah sebagai berikut :

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS, Al-Dzariyat: 56)

22
Untuk lebih memberikan penjelasan tentang ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir menjelaskan tentang
tafsir dari ayat tersebut:
“Sesungguhnya Aku menciptakan mereka hanyalah supaya Aku memerintah mereka
menyembahku, bukan karena Aku butuh terhadap mereka. ... Makna ayat itu adalah bahwa Allah
menciptakan manusia supaya menyembah Dia saja, tak menyekutukan dengan yang lain. Siapa
yang taat pada Allah, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang sempurna. Siapa yang
bermaksiat pada-Nya, Allah akan menyiksanya dengan parah.” (Ibnu Katsir, Tafsîr Ibnu Katsîr,
VII, 425).
3. Tujuan manusia diciptakan antara lain juga agar mengetahui bahwa seluruh bumi, tata surya,
dan isinya telah terbentuk berkat maha kuasa Allah SWT. Hal tersebut telah dijelaskan dalam
firman Allah berikut ini:

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha-Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS, At-Thalaq: 12)

2.6 Akhir Kehidupan Manusia


Setiap manusia akan menghadapi lima tahapan kehidupan yaitu mulai dari [1] sesuatu yang
tidak ada, kemudian [2] berada dalam kandungan, kemudian [3] berada di alam dunia, kemudian
[4] memasuki alam barzakh (alam kubur) dan terakhir [5] memasuki kehidupan akhirat. Dan hari
akhir inilah tahapan akhir kehidupan manusia. ( Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah, Ibnu Utsaimin,
352). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Al Aqidah Wasithiyah mengatakan bahwa bentuk
keimanan kepada hari akhir adalah beriman mengenai perkara-perkara setelah
kematian sebagaimana yang telah diberitakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keimanan ini mencakup keimanan kepada cobaan (pertanyaan) di alam kubur, adzab dan
nikmat kubur, hari berbangkit dan dikumpulkannya manusia di padang mahsyar, penimbangan
amalan, pembukaan catatan amal, hisab (perhitungan), Al Haudh (telaga Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam), Shiroth (jembatan), syafa’at, surga dan neraka. (Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah, Yazid bin Abdil Qodir Jawas, 176)

Keimanan terhadap Hari Berbangkit


Setelah sangkakala ditiup dengan tiupan pertama, maka semua yang berada di langit dan
di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah. Lalu disusul dengan tiupan yang kedua, maka
manusia akan segera bangkit untuk menunggu keputusannya masing-masing. Itulah hari
berbangkit. Kebangkitan adalah kebenaran yang pasti, kebenaran yang ditunjukkan oleh Al-Kitab,
As-Sunnah dan berdasarkan kesepakatan umat Islam. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

23
“Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Kiamat”.
(QS. Al-Mu’minun [23] : 15-16).

Orang yang bertakwa yang mentauhidkan, mentaati Allah dan Rasul-Nya akan
dikumpulkan sebagai tamu terhormat, sedangkan orang yang durhaga karena berbuat syirik dan
maksiat akan digiring dalam keadaan kehausan seperti hewan ternak. Allah Ta’ala berfirman
(yang artinya),

”(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang
Maha Pemurah sebagai utusan terhormat dan Kami akan menggiring orang-orang yang
durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.” (QS. Maryam [19] : 85-86).

Sufyan Ats Tsauri mengatakan mereka (orang beriman) akan datang dengan mengendarai
unta betina –semoga Allah memudahkan kondisi kita kelak seperti ini-. (Lihat Ma’arijul Qobul,
II/186 dan Aysarut Tafasir, 741). Perhatikanlah kondisi manusia tatkala hari dikumpulkannya
mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dihimpun menghadap Allah Ta’ala dalam keadaan
tidak beralas kaki, telanjang (tidak berpakaian) dan tidak disunat (dikhitan)”. (HR. Bukhari &
Muslim).
Urusan pada hari itu sangat menyibukkan dan tidak mungkin satu sama lain saling
memandang aurat yang lainnya. Aisyah radhiyallahu ‘anha tatkala mendengar sabda Nabi ini, dia
mengatakan,”Ya Rasulullah, apakah kami satu sama lain saling memandangi aurat?” Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan firman Allah Ta’ala (yang artinya),

”Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.”
(QS. ‘Abasa [80] : 37) (HR. Tirmidzi, hasan shohih. Lihat Ma’arijul Qobul II/185)

Keimanan terhadap Adanya Hisab (Perhitungan)


Hisab adalah diperlihatkannya amalan manusia oleh Allah Ta’ala. Hal ini adalah suatu
yang pasti dan tidak boleh diingkari. Allah berfirman (yang artinya),

“Sesungguhnya kepada Kamilah mereka kembali, kemudian sesungguhnya kewajiban


Kamilah menghisab mereka” (QS. Al Ghasyiyah [88]: 25-26).

Bagaimana seorang mukmin dihisab? Allah akan bersendirian dengan seorang mukmin
tanpa seorang pun yang melihatnya. Allah akan membuatnya mengakui dosa-dosanya dengan
mengatakan kepadanya : “Engkau telah melakukan demikian dan demikian … ” sehingga dia
mengakui dan mengenal dosa-dosanya itu. Kemudian Allah katakan,”Aku tutup dosamu di dunia
dan Aku mengampunimu hari ini.” Lalu bagaimana dengan orang-orang kafir? Orang-orang kafir,
mereka tidak akan dihisab (diperhitungkan) sebagaimana orang yang ditimbang kebaikan dan
kejelakannya karena kebaikan orang kafir tidak teranggap. (Syarh Al Aqidah Al

24
Wasithiyah, 383). Setiap perbuatan dan tingkah laku kita hingga yang remeh sekalipun
akan dicatat pada kitab amalan. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),

”Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula)
yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang pun juga.” (QS. Al Kahfi
[18] :49).

Kitab tersebut akan memuat amalan kebaikan dan kejelekan yang telah kita lakukan di
dunia. Kitab tersebut akan diambil di sisi kanan dan kiri. Maka sungguh beruntung orang mukmin
yang mendapat kitab tersebut dengan tangan kanannya dan dia akan sangat berbahagia. Dan sangat
merugilah orang kafir yang mendapatkan catatan amalnya dengan tangan kirinya dan dia akan
celaka. Setiap orang bersama dengan amalan dan kitab amalannya akan ditimbang di
suatu mizan (timbangan) yang memiliki dua daun timbangan.

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam
kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.” (QS. Al Qari’ah [101] : 6-9)

Keimanan terhadap Surga dan Neraka


Sebelum memasuki surga atau neraka, manusia akan melewati Shiroth yaitu jembatan yang
direntangkan di atas neraka jahannam yang akan dilewati ummat manusia. Orang beriman akan
berjalan melalui shiroth sesuai dengan amalan mereka sedangkan orang kafir langsung masuk
dalam neraka tanpa melewati shiroth. Di antara mereka ada yang berjalan sekejap mata, ada yang
secepat kilat, ada yang secepat hembusan angin, ada pula yang berjalan secepat kuda, ada pula
yang berjalan seperti penunggang unta, ada yang dengan berlari, ada yang dengan berjalan santai,
ada yang dengan merangkak, dan ada pula yang jatuh dalam neraka, na’udzu billah.
Berjalan di shiroth tersebut bukanlah ikhtiyar (usaha) manusia. Seandainya hal itu
merupakan usaha mereka, tentu mereka akan berjalan melewati shiroth dengan cepat. Akan tetapi
mereka hanya bisa melewatinya tergantung dari amalannya di dunia. Barangsiapa yang bersegera
melakukan amalan sesuai dengan petunjuk Rasul, maka dia akan semakin cepat dalam
melewati shiroth. Sebaliknya barangsiapa yang semakin lambat dalam melakukan amalan, maka
dia akan semakin lambat pula dalam melewati shiroth. Ingatlah ‘al jaza’ min jinsil ‘amal’ (Balasan
itu tergantung dari amal perbuatan)! ( Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah, 386-387)
Barangsiapa yang selamat melewati shiroth ini maka dia akan masuk surga. Dan yang
pertama kali meminta dibukakan pintu surga adalah Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan tidak ada yang masuk ke surga sebelum beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam (HR.
Muslim). Dan umat yang pertama kali akan memasuki surga adalah umat Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

25
Lalu apakah surga dan neraka saat ini sudah ada? Menurut aqidah yang benar, surga dan
neraka saat ini sudah ada sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya),

”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali
Imran [3] : 133)

”Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang telah disediakan untuk orang-orang yang
kafir.” (QS. Ali Imran [3] : 131)

Lihatlah bagaimana indahnya surga yang tidak bisa dibayangkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

”Surga itu disediakan bagi orang-orang sholih, kenikmatan di dalamnya tidak pernah dilihat
oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pula pernah terlintas dalam hati. Maka
bacalah jika kalian menghendaki firman Allah Ta’ala (yang artinya),”Tak seorangpun
mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi
mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As Sajdah [32] : 17) (HR. Bukhari & Muslim)

Dan lihatlah dahsyatnya neraka sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan,”Panas
api kalian di dunia hanya 1/70 bagian dari panas api jahannam.” (HR. Bukhari). Subhanallah!!
Berarti sangat dahsyat sekali siksaan di dalamnya.
Saudaraku, ingatlah akan hari di mana kita akan dikembalikan kepada Dzat yang telah
menciptakan kita, hari di mana semua perbuatan kita akan dihisab. Maka renungkanlah perkataan
sahabat Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu, ”Sesungguhnya hari ini adalah hari beramal dan
bukanlah hari hisab (perhitungan), sedangkan besok (di akhirat, pen) adalah hari hisab
(perhitungan) dan bukanlah hari beramal lagi.” (HR. Bukhari secara mu’allaq, Ma’arijul
Qobul II/106)
Ya Allah, kami meminta kepada Engkau surga dan amalan yang akan mengantarkan kami
kepadanya. Dan kami berlindung kepada Engkau (Ya Allah) dari neraka dan amalan yang akan
mengantarkan kami kepadanya. Dan kami memohon kepada-Mu agar menjadikan setiap apa yang
Engkau takdirkan bagi kami adalah baik.
Amin Ya Mujibbad Da’awat. Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa
shollallahu ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan makalah diatas, dapat saya simpulkan bahwa makalah yang berjudul “Manusia dan
Alam Semesta” dapat mengingatkan kita bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk
suci yang sempurna dari segumpal darah. Dan setiap makhluk yang hidup juga akan merasakan
kematian bahkan bumi dan langit kecuali atas kehendak-Nya. Proses penciptaan alam semesta
dan isinya pun semua tercantum dalam Al-Quran, maka dari itu Al-Quran juga dikenal sebagai
Al-Huda (Petunjuk). Maka dari itu, kita sebagai manusia yang beriman harus mengetahui semua
hal tersebut. Semoga makalah yang saya dan teman-teman saya buat ini dapat menambah
wawasan dan menambah keimanan kepada para pembaca.

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

27
DAFTAR PUSTAKA

Muthahhari, M. (2002). Manusia dan AlamSemesta: Konsepsi Islam tentang Jagat Raya. Jakarta:
LenteraBasritama.
Kartanegara, M. (2007). Nalar Religius: MenyelamiHakikat Tuhan, Alam dan Manusia. Jakarta:
Erlangga.
Republika.2018.Penciptaan Alam Semesta dan Isinya di
https://republika.co.id/berita/65555/peciptaan-alam-semesta-antara-sains-dan-alquran,
Diakses pada tanggal 24 maret 2021 pukul 19:03
Muslim. 2017 . Penciptaan Alam Semesta di https://priangantimurnews.pikiran-
rakyat.com/muslim/pr-1221131023/proses-penciptaan-alam-semesta-dan-seisinya-
menurut-sains-dan-al-quran-cek-fakta, Diakses pada tanggal 24 maret 2021 pukul 19:16
Publication. 2016. Alam Semesta di https://media.neliti.com/media/publications/56722-ID-
none.pdf , Diakses pada tanggal 24 maret 2021 pukul 20:13
Yulianti. 2018. Manusia dalam Pandangan Islam di
https://www.kompasiana.com/yulianaaintan/5d121d4c0d82300897688e62/manusia-
dalam-pandangan-islam?page=3 , Diakses pada tanggal 24 maret 2021 pukul 20:22
Rumayso. 2018. Tahapan Akhir Kehidupan Manusia di ,https://rumaysho.com/392-hari-akhir-
tahapan-akhir-kehidupan-manusia.html. Diakses pada 26 Maret 2021
Tirto. 2016. Dalil tentang Manusia di https://tirto.id/penafsiran-dalil-manusia-adalah-umat-yang-
satu-crqi . Diakses pada 26 Maret 2021 pukul 6:52

Kusuma. 2019. Manusia di https://umma.id/article/share/id/7/8016. Diakses pada 26 Maret Pukul


07.00

28

Anda mungkin juga menyukai