Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH TEOLOGI SITEMATIS

ANTROPOLOGI: PENGAJARAN TENTANG MANUSIA

Disusun Oleh :

1. Gresia Simanjuntak 220101046


2. Rut Febrianty Nababan 220101037
3. Sihol Ady P.Sitanggang 220101038
4. Siltuanus Simanungkalit 220101039
5. Sri Lastry Lumbanraja 220101040
6. wentry Hutapea 220101041
7. Wildyanti Marbun 220101042
8. Yesika Milda G Sibatuara 220101044
9. Yogi Friendly Bonara putra 220101043
10. ZevanNya Richard K.Purba 220101045

Dosen Pengampu:

Dr.Baginda Sitompul M.Pd.K

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (S.PD)


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG
TAHUN AKADEMIK 2022
Kata pengantar

Puji syukur atas segala berkat dan pertolongan Tuhan,yang telah diberikan kepada
saya baik kesempatan maupun kesehatan, sehingga saya dapat menyelesai makalah
Pengajaran tentang Manusia dengan Makalah yang telah kami buat berjudul
Antropologi: pengajaran tentang manusia. Kami mengucapkan banyak
trimakasih kepada pihak - pihak yang telah membantu kami dalam menyusun tugas
latihan makalah ini.baik itu teman - teman,dosen pengampu dan semua yang telah
membantu,yang kami tidak bisa sebut satu per satu. Namun, Kami menyadari bahwa
makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian kami .
Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena
itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini kedepannya.
Akhirnya, besar harapan kami agar kehadiran makalah ini dapat memberikan
manfaat yang berarti untuk para pembaca. Terima kasih

Taruutung ,Oktober 2022

PENYUSUN
Daftar isi :
Kata penggantar ……………………………………………………………………. i

Daftar isi :…………………………………………………………………………… ii

Pendahuluan ………………………………………………………………………... iii

Bab I : Deefenisi Antropologi ……………………………………………………… I

A. Pengertian Antropologi …………………………………………………….I.I


B. Beberapa ahli mendefenisikan Antropologi ………………………………. I.II
C. Tripologi Manusia ……………………………………………………...… I.III

Bab II : Manusia dan penciptaan ……………………………………………………. II

A. Pengertian Manusia dan penciptaan ………………………………………. II.I


B. Penciptaan Manusia ……………………………………………………… II.II

Bab III : Pengertian mukjizat dan penempatan sejarah …………………………… III

A. Pengertian mukjizat dan penempatan sejarah …………………………… III. I


B. Kasih Tuhan dalam Mukjizat …………………………………………… III.II
C. Tujuan utama Mukjizat …………………………………………………. III.III

Bab IV : Pandangan mengenai penciptaan ……………………………………....... IV

A. Pandangan Asketik ……………………………………………………… IV.I


B. Pandangan Atastik ……………………………………………………… IV.II
C. Pandangan Alkitab …………………………………………………….... IV.III

Bab V : Mengapa Allah menciptakan Manusia …………………………………… V

A. Pengertian …………………………………………………………………. V.I


B. Tujuan Allah Menciptakan Manusia ……………………………………... V.II

Bab VI : PentingNya doktrin Manusia ……………………………………………. VI

A. Pengertian ……………………………………………………………….. VI.I


B. PentingNya doktrin Manusia ……………………………………………. VI.II
Pendahuluan

Menurut gambar dan rupa Allah adalah hakikat penciptaan yang sesungguhnya. Dari
awal penciptaan dirancang oleh Allah. Dan saat menciptakan manusia adalah satu
proses yang sangat unik dan berbeda dari ciptaan lainnya. Dimana manusia
diciptakan tidak hanya dengan firman akan tetapi Allah sendiri yang berkarya,
membentuk ciptaan itu sesuai dengan apa yang Allah inginkan (Kej 1:26 ). Walaupun
dalam perjalanan kehidupan manusia ada penyimpanganpenyimpangan yang
dilakukan manusia sehingga manusia menjadi berdosa. Manusia melanggar apa yang
Allah perintahkan sebagai suatu bukti nyata bahwa manusia memiliki kehendak
bebas. Manusia kehilangan kemuliaan Allah dengan satu pelanggaran yang
menjadikan hubungan Allah dengan manusia menjadi renggang, manusia malu
bertemu dengan Allah sehingga manusia bersembunyi saat Allah datang mencari
mereka.
BAB I

Defenisi Antropologi
A. Pengertian Antropologi
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos yang
berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi antropologi adalah ilmu tentang manusia.
Antropologi lebih memusatkan perhatiannya kepada ilmu atau pengetahuan
tentang asal-usul manusia, perkembangan fisik dan budayanya, cara hidup,
bahasa, adat istiadat, kepercayaan dan pandangan hidupnya. Oleh karena itu
mempelajari antropologi adalah mempelajari manusia (sebagai mahluk
biologis dan mahluk sosial) dan budayanya sehingga cakupannya sangat luas.
Dengan demikian antropologi Kristen dapat dikatakan berfokus kepada upaya
dalam memahami manusia dari sudut pandang rencana Allah di dalam esensi,
eksistensi, dan tujuan keberadaan manusia di dalam dunia. Manusia tidak
pernah ada dari dirinya sendiri, tidak pernah memahami dirinya sendiri, dan
tidak pernah mengetahui tujuan keberadaannya dari dirinya sendiri. Karena itu
dalam mempelajari antropologi Kristen tidak dapat dipisahkan dari Allah
sebagai Sumber dari keberadaan manusia. Mengapa perlu mempelajari
antropologi? Ini mempengaruhi kita bagaimana kita mengenal diri kita dan
mengenal Allah, dan bagaimana kita melayani Allah, juga karenakrisis yang
melanda manusia saat ini.

B. Beberapa para Ahli mendefinisikan Antropologi :

1. William A. Haviland : Antropologi adalah studi tentang umat


manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.

2. David Hunter : Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan


yang tidak terbatas tentang umat manusia.

3. Koentjaraningrat : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat


manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk
fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
C. Tripologi manusia

1. Vitalitas jasmani seseorang tergantung pada konstruksi tubuhnya yang


terpengaruh oleh faktor hereditas sehingga keadaannya dapat
dikatakan tetap atau konstan.

2. Vitalitas rohani merupakan daya hidup psikis yang belum terarah


secara intensional, sebagian tergantung kepada lingkungan yang
mempengaruhinya

3. Temperamen sebenarnya berarti campuran cairan-cairan (humorus)


dalam tubuh berupa darah merah, lender putih, empedu kuning dan
empedu hitam. Cairan dominan akan memberikan ciri pada
temperamen sehingga sifat temperamen bersifat konstan.

4. Karakter (sifat) seseorang sebagian ditentukan oleh kelahiran atau


keturunan sehingga sifat itu cenderung konstan. Kondisi keseluruhan
merupakan kepribadian seseorang

BAB II
Manusia dan Penciptaan

A. Pengertian Manusia dan penciptaan


Pertanyaan tentang ―Siapakah Manusia?‖ telah didengungkan berabad-
abad lamanya. Ada banyak upaya yang dilakukan untuk menjawab
pertanyaan yang krusial ini. Namun, jika jawaban yang dimiliki tidak kembali
kepada Sumber jawaban yang pasti, maka dapat dipastikan semua itu
merupakan upaya yang sia-sia karena tidak menyentuh esensi asli manusia.
Paling tidak secara umum jawabannya dapat diperkirakan, yaitu melihat
manusia lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang seharusnya. Manusia
dapat saja melihat dirilebih tinggi sehingga menekankan kemandirian dan
tidak memerlukan aspek kebergantungan pada Allah.
Menurut gambar dan rupa Allah adalah hakikat penciptaan yang
sesungguhnya. Dari awal penciptaan dirancang oleh Allah. Dan saat
menciptakan manusia adalah satu proses yang sangat unik dan berbeda dari
ciptaan lainnya. Dimana manusia diciptakan tidak hanya dengan firman akan
tetapi Allah sendiri yang berkarya, membentuk ciptaan itu sesuai dengan apa
yang Allah inginkan (Kej 1:26 ).

B. Penciptaan Manusia

Penciptaan manusia didasarkan atas rencana Allah, penciptaan manusia itu


langsung, khusus dan segera (kej 1:27; 2:7). Penciptaan manusia tidak
melibatkan proses evolusi apapun yang menghubungkan manusia dengan
makhluk pra manusia yang berbentuk lebih sederhana. Kalau proses evolusi
dilibatkan, maka hal itu berarti secara jasmani manusia berasal dari bentuk
bukan manusia yang kepadanya Allah menghembuskan nafas hidup. Kej 2:7
sama sekali tidak mendukung pendapat itu. Sebaliknya ia menguatkan fakta
penciptaan khusus dari materi non-organik dan tak memerlukan dukungan
pendapat yang menyatakan bahwa penciptaan itu berasal dari kehidupan
sebelumnya. Alkitab memberikan kepada kita dua catatan tentang penciptaan
manusia, yang pertama dalam kej 1:26,27, dan yang kedua dalam kej 2:7,21-
23. Allah memakai materi yang sudah ada sebelumnya dalam membentuk
manusia. Ketika Allah menciptakan manusia Ia berkata “Marilah Kita
menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita”. Dalam kejadian 2:7 ada
suatu perbedaan yang jelas antara asal mula tubuh dan asal mula jiwa. Tubuh
dibentuk dari debuh tanah; dalam penciptaan tubuh ini Allah memakai materi
yang sudah ada telebih dahulu. Akan tetapi dalam penciptaan jiwa Allah tidak
memakai materi yang sudah ada sebelumnya, tetapi Allah menciptakan
substansi baru. Allah menghembuskan nafas hidup kedalam manusia dan
manusia menjadi mahkluk yang hidup. Kedua elemen ini adalah tubuh dan
nafas atau Roh kehidupan yang dihembuskan Allah. kepada manusia dan oleh
pengabungan keduanya manusia menjadi “mahkluk yang hidup

BAB III
Mujizat dan penampilan sejarah

A. Pengertian Mujizat dan penampilan sejarah

Konsep „Creatio ex Nihilo‟ adalah mujizat atau keajaiban Sejarah karena Allah
melakukannya dari yang tidak ada menjadi ada. Tetapi sama dengan mujizat yang
lain dalam PL maupun PB, setiap mujizat selalu diikuti dengan „bukti sejarah‟. Setiap
hari Allah melakukan pekerjaan penciptaan maka bukti sejarahnya ada. Misalnya,
hari pertama, langit dan bumi, terang (siang) dan gelap (malam). Hari kedua, darat,
laut dan langit, dan seterusnya. Dalam PB peristiwa mujizat pada perkawinan di
Kana, air menjadi anggur, dll.Hal ini membuktikan bahwa kalaupun Alah melakukan
karyaNya tidak berdasarkan ilmu pengetahuan, tetapi sifatnya mujizat, tetapi Allah
selalu memberikan bukti akan kebenaran tindakanNya tersebut dalam bentuk
benda yang dapat dideteksi dengan indera manusia. Dan semua mujizat itu
dilakukan Tuhan untuk kemuliaan namaNya (Yoh. 2: 11).

B. Kuasa Tuhan dalam mukjizat

Kuasa Tuhan terlihat dalam mukjizat dari dua hal :1) langsung melalui
perbuatanNya yang terjadi seketika itu juga; 2) tidak langsung/ dengan
perantaraan melalui ciptaan-Nya sebagai sarana ataupun alat; yaitu para
malaikat (seperti pada Dan 3, Kis 12), manusia seperti melalui
perantaraan Musa dan Harun (Kel 7), para Rasul (Kis 2:43), St. Petrus (Kis
3:9), St. Paulus (Kis 19), jemaat perdana (Gal 3:5); ataupun kuasa Tuhan
melalui relikwi suci, seperti mantel Nabi Elia (2 Raj 2), tulang- tulang Nabi
Elisa (2 Raja 13), jumbai jubah Yesus (Mat 9), sapu tangan Rasul Paulus
(Kis 19:12), ular tembaga di jaman Nabi Musa (Bil 21), tabut perjanjian,
bejana suci di Bait Allah (Dan 5), dst.

C. Tujuan utama Mukjizat

Tujuan utama mukjizat adalah untuk menunjukkan kemuliaan


Tuhan. Di Perjanjian Lama mukjizat- mukjizat yang terjadi
menyatakan penyelenggaraan Tuhan yang Maha Besar (lih. Kel
10:2, Ul 5:25, Kel 7-10, 1 Raj 18:21-38, 2 Raj 5). Di Perjanjian Baru,
kebesaran dan kemuliaan Tuhan dinyatakan pada kisah mukjizat di
Kana, mukjizat-Nya yang pertama dicatat dalam Kitab Injil Yohanes
(lih. Yoh 2), pada saat Yesus menyembuhkan banyak orang sakit
(Mat 9:8, Luk 18:43, Mat 15:31, Luk 19:37, Kis 4:21, dst), dan pada
saat membangkitkan Lazarus (lih. Yoh 11). Yesus melakukan
mukjizat- mukjizat tersebut bukan agar dikagumi orang, melainkan
karena dorongan belas kasih-Nya terhadap manusia yang berdosa
dan menderita. Dalam hal misi penyelamatan-Nya, dengan
melakukan mukjizat- mukjizat, Kristus membuktikan bahwa Ia
adalah Tuhan dan Penguasa alam semesta. Mukjizat-Nya yang
terbesar adalah kebangkitan-Nya dari kematian, agar kita yang
percaya kepada-Nya memperoleh hidup yang kekal (lih 1 Pet 1:3).
Tujuan-tujuan berikutnya merupakan tujuan sekunder, seperti
untuk mengkonfirmasi kebenaran dari pesan Ilahi yang
disampaikan, atau sebuah kebenaran akan ajaran iman dan moral,
seperti dalam kisah Musa (Kel 4), Elia (1 Raja 17:24); dan bagaimana
orang Yahudi mengenali Yesus sebagai utusan Tuhan (lih Yoh 6:14,
Luk 7:16; Yoh 2:11, Yoh 3:2, Yoh 9:38, Yoh 11:45); dan bagaimana
Yesus mengacu kepada perbuatan-Nya (termasuk mukjizat-
mukjizat-Nya) untuk menunjukkan bahwa Ia adalah Putera Allah
(lih. Mat 11:4; Yoh 10:37, Yoh 5:36, Mrk 16:17). Para Rasul juga
mengajarkan bahwa mukjizat merupakan konfirmasi atas ke-
Tuhanan Yesus (lih. Yoh 20:31, Kis 10:38, 2Kor 12:12).

BAB IV
Pandangan Pandangan Mengenai penciptaan
A. pandangan Ashetik
Kaum atheis yang tidak percaya akan adanya Tuhan melihat bahwa
dunia, termasuk manusia, terjadi karena „kebetulan ‟, dan bukan
karena diciptakan oleh Tuhan. Secara sederhana dapat dijelaskan
bahwa kehidupan di bumi dimulai dari kehidupandi air yang dalam
kurun waktu yang sangat lama terjadi rentetan reaksi dan
kombinasi yang sangat kompleks sehingga menghasilkan
protoplasma yang menjadi awal dari suatu „kehidupan ‟. Dan
dengan berjalannya waktu yang sangat lama„kehidupan ‟ itu terus
menerus mengalami modifikasi dan akhirnya menjadi, bermacam-
macam mahluk hidup yang ada. Pandangan ini lebih dikenal
dengan pandangan evolusi. Teori Evolusi, sebagai teori asal usul
manusia menjadi popular setelah terbitnya karya tulis yang
menggemparkan The Origin of Species oleh Charles Darwin. Istilah
‟ evolusi‟dahulu biasa digunakan dalam ilmu biologi untuk
menjelaskan tentang perkembangan dari suatu embrio. Konteks
penggunaan istilah ini bukan ditujukan untuk perkembangan
sesuatu yang baru dari sesuatu yang lama, tapi proses kelanjutan
dari yang sudah ada. Namun dalam dunia modern, ‟evolusi ‟telah
diartikan secara lebih luas, yaitu mencakup kemungkinan akan
munculnya sesuatu yang baru sama sekali karena suatu kondisi
tertentu, bahkan dalam proses tertentu dapat terjadi pergerakan
dari yang inorganik menjadi organik. Oleh karena itu Evolusi
didefinisikan sebagai „asal usul spesies dari spesies yang sudah
ada sebelumnya melalui proses penurunan dengan modifikasi".
Ada beberapa cara membagi macam-macam teori Evolusi:
a) Teori Atheis vs Theis
Berpendapat bahwa manusia berasal dari binatang yang
lebih rendah. Namun karena proses alamiah yang
sempurna dan kompleks dan terus menerus, makaakhirnya
menjadi manusia seperti yang ada sekarang ini. Teori ini
percaya akan prinsip kesinambungan (kontinuitas) langsung
antara dunia hewan dan duniamanusia.

b) Teori Evolusi Theistik


Teori ini lebih banyak diterima (khususnya oleh kaum
Roma Katolik) karena keterlibatan Allah masih dapat dilihat,
yaitu bahwa Allah menciptakan mahluk yang lebih rendah
namun kemudian Allah memakai tubuh mahluk ini untuk
diberikan jiwa yang rasional, sehingga menjadi ciptaan baru,
yaitu manusia.
c) Teori Evolusionisme vs Kreationisme
Teori Evolusionisme adalah pandangan yang
mengganggap bahwa segala sesuatu terjadi secara
kebetulan dan tidak ada campur tangan Allah Pencipta.
Evolusi Teistik memandang bahwa Allah memang Pencipta
dunia dan segala mahluk hidup, namun demikian
pembentukan manusia merupakan tingkatan penciptaan
lebih tinggi dari yang dilakukan Allah dari mahluk yang sudah
ada. Kreationisme langsung Percaya bahwa Allahlah yang
menciptakan segala sesuatu sebagaimana pernyataan dalam
Kej 2:7-8. Hal ini dijelaskan sebagai Kreationisme progresif,
dimana karya penciptaan Allah diterima sebagaimana dalam
Kej 1:27, namun demikian manusia yang diciptakan pertama
mengalami proses evolusi sehingga manusia yang diciptakan
pertama tsb. tidak lagi sama dengan manusia sekarang.
B. Pandangan Ataistik
Evolusi ateistik mengatakan bahwa tidak ada Allah. Hidup dapat terjadi
sendiri secara alamiah dari bahan-bahan pembangun yang tidak hidup
yang sudah ada dan dipengaruhi oleh hukum-hukum alam (seperti
gravitasi, dll), meskipun asal usul hukum-hukum alam itu tidak
dijelaskan. Penciptaan khusus menyatakan bahwa Allah menciptakan
hidup secara langsung, baik dari yang tidak ada, maupun dari materi-
materi yang sudah ada. Evolusi teistik menyakini dua alternatif
pemikiran. Yang pertama: Allah itu ada, namun Dia tidak terlibat secara
langsung terhadap asal mula kehidupan. Dia mungkin menciptakan
bahan-bahan baku utamanya. Dia mungkin menciptakan hukum alam,
bahkan Dia mungkin menciptakan semua ini sehingga menghasilkan
kehidupan, namun pada satu titik, Dia berhenti dan membiarkan
ciptaan-Nya mengambil alih. Dia membiarkan hukum alam berjalan
sendiri, apapun yang terjadi, sehingga akhirnya kehidupan muncul dari
materi yang tidak hidup. Pandangan ini serupa dengan evolusi ateistik
terkait anggapan mengenai asal mula kehidupan secara alamiah.
C. Pandangan Alkitab
Alkitab menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia (Kej. 1:27 ;
5:1; Ula. 4:32; Maz 100:3; 13:14; 1 Tim. 2:13). Manusia diciptakan
dari debu tanah; dan dihembusi nafas Allah (Kej. 2:7; Ayub 33:4;
Pengk. 12:7) dua aspek materi dan non materi penciptaan manusia
di tulis dalam satu kalimat. Hawa diciptakan langsung oleh Allah
dari tulang rusuk Adam (Kej. 2:21-22; 1 Kor. 11:8). Sebagian
penafsir mengharuskan mengakui penciptaan Hawa oleh Allah,
sebab Hawa secara langsung dibentuk oleh Allah dari tulang rusuk
Adam. H.C. Leupold menjelaska membentuk berarti menata
struktur penting yang membutuhkan upaya konstruktif ‖ (Ryrie:
1991. Hal. 256). Alkitab mencatat peristiwa penciptaan manusia
dalam Kej 1:16-27 dan Kej 2:7,21-23. Dari kedua bagian Alkitab ini
dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak seperti ciptaan yang lain, Allah menciptakan manusia
dengan rencana, pertimbangan dan ketetapan, karena
dikatakan „Baiklah Kita menjadikan manusia menurut
gambar dan rupa Kita.‟. (Kej 1:26).
2. Manusia diciptakan langsung oleh Allah. Kalimat, „maka
Allah menciptakan manusia‟, (Kej 1:26) dipakai kata kerja
„bara‟ artinya mencipta, membuat sesuatu dari yang tidak
ada sebelumnya (creatio ex nihilo).
3. Manusia diciptakan berbeda dengan mahluk lain. Alkitab LAI
tidak menyebutkan tapi dalambahasa asli dan bahasa
Inggrisnya dikatakan bahwa Allah menciptakan semua
binatang „according to their kinds‟, „according to its kind ‟
menurut jenisnya‟. (Kej 1:21) Sedangkan ketika menciptakan
manusia Allah berkata, „Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut gambar dan rupa Kita.‟. (Kej 1:26)
4. Manusia diciptakan dari dua elemen yang dibedakan, yaitu
tubuh dan jiwa. Tubuh dibentuk dari debu dan tanah liat,
yaitu materi yang sudah ada. Tapi dikatakan bahwa tubuh itu
belum hidup sampai Allah „menghembuskan nafas hidup ‟,
(Kej 2:7) di sini jelas bahwa jiwa manusia diciptakan oleh
Allah sendiri terpisah dari tubuh.
5. Pada waktu diciptakan manusia adalah sempurna, tidak
berdosa. (Kej 1:31) Namun demikian manusia diciptakan
dengan kemampuan untuk dapat berbuat dosa.

Topik V

Mengapa Allah Menciptakan Manusia


A. Pengertian
Pertanyaan mengapa Allah menciptakan manusia merupakan salah satu
pertanyaan yang sering ditanyakan oleh manusia. Maksud dari pertanyaan ini
berhubungan dengan dua hal yakni adakah sesuatu yang menyebabkan atau
memaksa Allah untuk melakukan tindakan penciptaan manusia? Ataukah
adakah suatu kebutuhan dalam diri Allah yang tak akan terpenuhi sebelum Ia
menciptakan manusia? Perlu disadari bahwa sebenarnya tidak ada keharusan
bagi Allah untuk menciptakan manusia ataupun alam semesta. Allah
menciptakan manusia bukan karena Ia merasa kesepian karena Allah memiliki
persekutuan yang sempurna dengan Allah Tritunggal. Lalu untuk apa Allah
menciptakan manusia?
Hanya ada satu tujuan mengapa Allah menciptakan manusia, yaitu untuk
memuliakan-Nya ( Yes 43:7 dst., Efe 1:11-12, 1Kor 10:31. „Keinginan besar
Tuhan Allah dalam menciptakan alam ini adalah semata-mata untuk diri-Nya
sendiri, dan untuk kemuliaanNya sendiri, dan untuk menyatakan dalam
makhluk-Nya kesempurnaan diri-Nya sendiri‟. (John Wesley Brill. Dasar
Yang Teguh; 1998: 67-68). Jika demikian maka jelas bahwa tujuan manusia
hidup di dunia adalah untuk memuliakan-Nya. Kenyataan ini membuktikan
bahwa hidup manusia itu penting, karena manusia ada adalah untuk Allah
sendiri. Oleh karena itu hanya di dalam persekutuan dengan Allahlah maka
manusia akan menemukan sukacita dan kebahagiaan yang sejati.
1. ‟Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada
sukacita berlimpah-limpah, di tangan kakan-Mu ada nikmat senantiasa.‟ (Maz
16:11)
2. ‟Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak
ada yang kuingini di bumi.‟ (Maz 73:25)
Hal ini juga ditandaskan oleh Calvin yang berkata bahwa, „Manusia tidak
akan pernah mencapai pengetahuan jelas akan dirinya kecuali jika ia
sebelumnya melihat wajah Tuhan,kemudian beranjak dari memandang Dia
dan mulai meneliti dirinya sendiri.‟ Dengan kata lain, manusia tidak akan
menemukan jati dirinya jika ia terpisah dari Penciptanya. Hanya dalam
persekutuan dengan Penciptanya lah manusia menemukan arti dan tujuan
hidupnya. Tetapi kita perlu sadar bahwa jika Allah maha mulia maka ketika
manusia tidak memuliakan Allah, itu tidak akan mengurangi sedikit pun
kemuliaan-Nya dan walaupun manusia memuliakan Allah, itu tidak
menambah apa-apa pada kemuliaan-Nya. Jadi Allah tidak bertambah mulia
jika manusia memuliakan-Nya atau kurang mulia karena manusia tidak
memuliakan-Nya. Allah tidak bertambah tinggi karena manusia meninggikan-
Nya atau menjadi kurang tinggi karena manusia tidak meninggikan-Nya.
Semuanya ini berhubungan dengan konsep kesempurnaan Allah di mana Ia
tidak mungkin menjadi lebih dan menjadi kurang. Ia tidak dapat menjadi lebih
besar atau menjadi kurang besar. Ia tidak dapat menjadi lebih baik atau
menjadi kurang baik. Ia tidak dapat menjadi lebih setia atau
B. Tujuan Allah menciptakan Manusia
dalam konteks Kejadian 1:26-28 adalah bahwa manusia diciptakan untuk
memiliki hubungan dengan makhluk lain dan sesama manusia. Di sana Tuhan
ingin manusia memiliki anak dan berkembang biak untuk memenuhi bumi.
Allah menciptakan manusia untuk melaksanakan rencana-Nya. Gambar Allah
di dalam manusia mencerminkan karakter Allah sebelum manusia jatuh ke
dalam dosa. Dan manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah,
bertanggung jawab untuk menaklukkan semua ciptaan Allah sebagai wakil
Allah di bumi dan untuk kedaulatan-Nya.  Memahami ciptaan manusia
menurut gambar dan rupa Allah ini penting.
Topik VI
PentingNya doktrin Manusia
A. Pengertian
sangatlah penting karena manusia adalah objek utama dari rencana
keselamatan oleh Allah. Oleh karena itu manusia menempati kedudukan yang
penting dalam Alkitab, selain Allah sendiri. Dengan demikian tidak heran jika
di dalam Teologia Sistematika, Antropologi akan menjadi bahasan langsung
setelah Doktrin Allah. Mulai dari zaman dulu sampai saat ini, hal yang paling
sering menjadi pertanyaan bagi manusia adalah: ―Siapakah manusia?‖
manusia senantiasa berusaha mengerti siapakah dirinya, apa tujuan
kehidupannya, dari mana sumber kehidupannya, dan bagaimana harus
memandang dirinya atau konsep dirinya. Di dalam salah satu dialognya,
Platomenggambarkan gurunya, Socrates, sebagai seorang yang dalam
pencariannya akan hikmat begitu terobsesi pada satu tujuan sentral, yaitu
untuk mengenali dirinya sendiri.
B. PentingNya doktrin Manusia
Doktrin tentang manusia itu penting karena hubungannya dengan
doktridoktrin kristen lain yang utama. Manusia merupakan mahkluk ciptaan
Allah yang termulia diatas muka bumi. Jadi, mempelajari manusia membawa
kita kepada penyempurnaan pemahaman kita tentang karya Allah. Dan kita
belajar lebih banyak tentang Allah dengan mempelajari manusia daripada
mempelajari mahkluk ciptaan Allah yang lain.
1. Doktin tentang manusia juga membuat kita lebih memahami pribadi
Kristus, karena Alkitab mengajarkan bahwa Oknum kedua dari
Tritunggal Allah telah menjelma menjadi manusia.
2. Merupakan pintu untuk memahami doktrin-doktrin lainnya yang
berhubungan tidak begitu jelas. Bila Allah tidak menciptakan
manusia, maka mungkin tidak pernah ada penjelmaan dan
pendamaian. Tidak ada yang perlu dilahirkan kembali dan
dibenarkan. Dan pastilah tidak ada orang-orang percaya yang
membentuk gereja.
3. Doktrin tentang manusia itu penting karena doktrin ini merupakan
titik bertemu diantara pernyataan Alkitabiah dengan urusan
kemanusiaan
4. Doktrin tentang manusia penting karena dewasa ini terdapat krisis
pengenalan diri. Bukan saja mendapat perhatian yang besar pada
jawaban “Apakah manusia itu?” juga terdapat kerancuan jawaban
yang diberikan, karena berbagai peristiwa perkembangan mutakhir
telah membuat orang meragukan jawaban yang telah dikemukakan.
Kesimpulan
Sejak semulah Allah menciptakan manusia itu sanggat baik (kej 1:31) bahkan
segambar dan serupa dengan Dia dan manusia itu hidup tanpa dosa. Pengaruh rayuan
iblis di taman eden terhadap manusia itu mengakibatkan dosa hadir dalam alam
semesta. Sebagai akibatnya dari dosa yang mereka lakukan maka manusia itu diusir
dari taman eden dan harus mengusahakan bumi dengan berjerih lelah dalam mencari
rezeki. Akibat dari dosa tersebut mengakibatkan Hubungan manusia dengan Allah
menjadi rusak, hubungan manusia dengan manusia juga rusak, hubungan manusia
dengan alam pun rusak juga, dan yang paling fatal adalah manusia itu harus
mengalami kematian, baik kematian daging (sementara) maupun kematian kekal
(penghukuman kekal).

Anda mungkin juga menyukai