Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH TEOLOGI SITEMATIS


Bibliologi: PentingNya Mempelajari Alkitab, Mengapa kita harus mempelajari
alkitab,Pengertian Pengajaran Tentang Alkitab

Disusun Oleh :

1. Adrian Situmorang 220101048


2. Aisyah Nainggolan 220101049
3. Ester rosana Penggabean 220101047
4. Gresia Simanjuntak 220101046
5. Rut Febrianty Nababan 220101037
6. Sihol Ady P.Sitanggang 220101038
7. Siltuanus Simanungkalit 220101039
8. Sri Lastry Lumbanraja 220101040
9. wentry Hutapea 220101041
10. Wildyanti Marbun 220101042
11. Yesika Milda G Sibatuara 220101044
12. Yogi Friendly Bonara putra 220101043
13. ZevanNya Richard K.Purba 220101045

Dosen Pengampu:

Dr.Baginda Sitompul M.Pd.K

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (S.PD)


INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI TARUTUNG
TAHUN AKADEMIK 2022
kata pengantar
daftar isi
pendahuluan
A. TEOLOGI PROPER
Teologi proper adalah studi tentang Allah dan sifat-sifat-Nya. Teologi proper berfokus
pada Allah Bapa. Paterologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yang berarti
'bapa' dan 'perkataan' yang digabung sehingga berarti 'studi tentang Sang Bapa'. Teologi
proper menjawab beberapa pertanyaan penting tentang Allah:

Apakah Allah benar-benar ada? Allah ada dan pada akhirnya semua orang tahu
bahwa Dia ada. Fakta bahwa beberapa orang berusaha sedemikian agresif untuk
membantah keberadaan-Nya sebenarnya adalah argumen tentang keberadaan-Nya.Apa
saja sifat-sifat Allah? Dalam perkataan seorang penulis himne, "abadi, tidak terlihat,
Allah itu bijak ... paling diberkati, paling mulia, Yang Ada sejak Dahulu Kala, Perkasa,
Berkemenangan, nama-Mu yang agung kami sembah." Mengetahui sifat-sifat Allah
menuntun ke arah memuliakan dan memuji Dia.Apa yang Alkitab ajarkan tentang
Trinitas? Meski kita dapat memahami beberapa fakta tentang relasi antara Oknum-
Oknum Trinitas kepada satu sama lain, pada akhirnya, hal tersebut tidak dapat dipahami
oleh akal pikiran manusia. Namun, ini tidak berarti bahwa Trinitas itu tidak benar atau
tidak berdasarkan pada ajaran Alkitab.

Apakah Allah itu berdaulat, atau apakah kita memiliki kehendak bebas? Saat kita
berbicara tentang kehendak bebas, kita biasanya terpojok dengan perkara keselamatan.
Hanya ada beberapa orang yang tertarik mengetahui perihal apakah kita memiliki
kehendak bebas untuk memilih salad atau bistik untuk makan malam hari ini atau tidak.
Lebih tepatnya, kita gelisah perihal siapa yang sebenarnya memegang kendali atas takdir
kekal kita.

Teologi proper mendiskusikan tentang kemahahadiran, kemahatahuan,


kemahakuasaan, dan kekekalan Allah. Ia mengajar kita tentang siapa Allah dan apa yang
Dia lakukan. Paterologi berfokus pada bagaimana Allah Bapa berbeda dari Allah Anak
dan Allah Roh Kudus. Hanya dengan mengenal siapa Allah dan apa yang Dia lakukan
itulah kita dapat terhubung dengan Dia secara tepat. Banyak orang memiliki persepsi
yang tidak alkitabiah tentang Allah yang memengaruhi bagaimana mereka memahami
Dia. Beberapa orang melihat Allah sebagai sesosok tiran yang brutal, tanpa kasih ataupun
karunia. Beberapa yang lain melihat Allah sebagai teman yang penuh kasih, tanpa
memiliki keadilan ataupun amarah. Kedua persepsi ini sama-sama tidak benar. Allah itu
penuh belas kasihan, kasih, dan karunia -- dan pada saat yang bersamaan juga benar,
kudus, dan adil. Allah memberikan belas kasihan dan mengirimkan hukuman. Allah
menghukum dosa dan mengampuni dosa. Allah akan memberikan jalan masuk kepada
orang percaya menuju surga dan kepada orang yang tidak percaya menuju neraka.
Teologi proper memberi kita pemahaman yang lebih lengkap tentang siapa Allah dan apa
yang Dia lakukan.Roma 11:33 barangkali merupakan ayat ringkasan yang baik untuk
menjelaskan teologi proper dan paterologi: "Oh, alangkah dalamnya kekayaan,hikmat dan
pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak
terselami jalan-jalan-Nya!"

B. Problem Pengetahuaan manusia akan Allah


1.Allah tidak dapat diketahui dan dipahami sepenuhnya, karena pikiran manusia tidak
dapat menjangkau kedalam pengertian sepenuhnya tentang Allah (Ayub 11:7-11;
Yes 48:18; Yes 55:8-9).
2. Allah dapat dikenal oleh manusia (Yoh. 14:7; 17:3; 1 Yoh 5:20)
Ada beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuaan akan Allah :
1. kehendak bebas manusia
Manusia dicipakan didunia ini dengan memiliki kehendak bebas. Kehendak yang dimiliki
oleh manusia sepenuhnya dipegang oleh manusia dan manusia bebas menggunakan
kehendaknya seturut kemauannya. Kehendak bebas secara etimologi berarti Kehendak:
kemauan, keinginan dan harapan yang keras.Bebas: lepas sama sekali, tidak terikat atau
terbatas dan merdeka.8Dari pandangan etimologi diatas dapat didefinisikan tentang
kehendak bebas adalah Manusia sebagai ciptaan Tuhan Allah diberikan kemauan dan
keinginan yang tidak terikat atau tidak terbatas. Seperti yang tersirat dalam Surat
Efesus, Ef. 2:1-3 “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-
dosamu. Kamu hidup didalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena
kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja
diantara orangorang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung diantara
mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti pikiran kami
yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti
mereka yang lain”. Dari penjelasan ayat-ayat ini menunjukkan bahwa, Allah tidak turut
ikut ambil bagian dalam rana kehendak bebas yang manusia miliki. Tetapi Allah adalah
Maha Tahu, Dia yang Alfa dan Omega, Dia yang Awal dan Akhir, maksudnya Dia
mengetahui segala hal yang terjadi dalam kehidupan manusia dengan kehendak
bebasnya. Bila Allah ikut ambil bagian dalam menentukan kehendak manusia maka
kehendak manusia tidak bebas lagi karena ada intervensi Allah.

2. Hati manusia

Kehendak yang diberikan Allah kepada manusia merupakan sesuatu kebebasan


dalam menentukan segala sesuatu dalam kehidupannya. Kehendak manusia
sangat bergantung kepada hati yang dimiliki oleh manusia. Hati secara etimologis
memiliki arti sifat (tabiat) batin manusia.Hati adalah pengenalan akan diri sendiri
dalam kaitannya dengan hukum benar dan salah yang telah diketahui. Jadi dari
pemaparan ini dapat dipahami bahwa hati yang manusia miliki merupakan faktor
utama dalam manusia berkehendak, memilih dan menentukan segala sesuatu
dalam kehidupannya dengan bebas. Dengan kata lain bahwa hati nurani manusia
memegang komando utama dalam menentukan apa pun yang akan dilakukan oleh
manusia. namun jika hati manusia jahat dan penuh motivasi buruk maka hasilnya
adalah perbuatan yang jaha. Hal ini terpapar sangat jelas dalam Kej. 3:6
“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan
suaminya pun memakannya”.
Ketika hatinya tidak baik maka kehendaknya pun akan mengarah ke hal-hal yang
tidak baik. Tetapi ketika hatinya itu baik maka kehendaknya pun akan seirama
dengan hatinya. Hanya Tuhan Allah yang dapat melihat hati manusia. Namun
manusia bebas untuk mencondongkan hatinya, baik kepada hal-hal yang baik dan
sesuai dengan ketetapan-ketetapan Allah atau malahan kepada hal-hal jahat yang
TUHAN Allah tidak perkenankan.

3. Pikiran manusia

Selain hati manusia, yang dapat memperngaruhi kehendak adalah


pikirannya. Manusia adalah makluk berpikir, dengan pikirannya dapat
menemukan segala hal baru yang dapat mengubah dunia. Perubahan dunia, dari
dunia purba hingga sampai pada era postmodern ini merupakan suatu hasil dari
pikiran-pikiran orang terdahulu. Secara etimologi pikiran diartikan hasil berpikir,
akal, ingatan, angan-angan, gagasan, niat, maksud.Dalam hal ini pikiran
merupakan sesuatu yang tidak kelihatan secara kasat mata yang muncul ketika
manusia menggunakan otaknya untuk melakukan suatu kegiatan berfikir. Namun
pikiran yang dimiliki oleh manusia dapat diketahui oleh orang lain ketikan pikiran
itu tertuang pada sebuah hasil berfikir berupa gagasan, ide, solusi penyelesaian
masalah, opini dan pendapat. Pikiran manusia adalah pemerkasa dari setiap
perbuatan dan tingkah laku manusia. Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan
bahwa apa yang dilakukan oleh manusia berasal dari pikirannya.
Melalui pandangan Williamson tentang pikiran yang di miliki manusia
sebelum berbuat dosa dengan pikiran yang di miliki manusia ketika manusia
terjatuh kedalam dosa ini dapat dibandingkan. Pikiran manusia sebelum jatuh
kedalam dosa, yang ada hanyalah melayani Allah dan bersuka cita didalam Dia.
Sebelum manusia terjatuh dalam dosa, manusia belum mengenal tentang dosa.
Manusia hanya mengenal dan memiliki hubungan yang erat dengan Allah saja
sebagai penciptanya. Fokus pemikiran manuia pada saat itu adalah manusia bisa
melayani, menyenagkan dan memuliakan Allah serta melaksanakan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan Allah kepadanya.

C. Ciri ciri pengenalan Allah

Berikut ini ciri ciri mengenal Allah :

1. Orang yang mengenal tuhan akan menuruti printah printahNya


“Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti
perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak
menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada
kebenaran.” (1 Yohanes 2:3-4)
2. Orang yang mengenal tuhan tidak akna berbuat dosa
“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi;
setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” (1
Yohanes 3:6)
3. Orang yang mengenal tuhan akan Hidup memancarkan kasih
“Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu
berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan
mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab
Allah adalah kasih.” (1 Yohanes 4:7-8)

Pengetahuan akan Allah dapat digolongkan dalam hubungan dengan sumbernya, isinya,

dan maksudnya.

1. Sumbernya: Allah adalah sumber pengenalan kita tentang Dia. Semua kebenaran

adalah kebenaran Allah. Jika Allah memperkenalkan dan menyatakan diriNya maka

manusia dapat mengenalNya secara benar. Kebenaran Allah itu telah dinyatakan

melalui Kristus dan para rasul-rasulNya (Yoh.1:18; 14:7). Juga janji Kristus tentang

datangnya Roh Kudus untuk mengungkapkan kebenaran. Agar orang percaya dapat

memahami dan mengenal Allah dengan benar. (Yoh 16:13-15; Kis. 1:8).

2. Isinya: pengenalan akan Allah didasarkan pada fakta-fakta dan hubungan pribadi

dengan-Nya. Mengetahui fakta-fakta tentang sesorang tanpa mengenalnya secara

pribadi adalah terbatas; sebaliknya mengenal seseorang tanpa mengetahu fakta-faktanya


adalah dangkal. Karena itu pengetahuan teologia harus memperdalam

hubungan kita dengan Dia yang pada giliranya menambah kerinduan kita untuk

lebih mengenal Dia.

3. Maksudnya: menuntun orang untuk memiliki hidup yang kekal (Yoh 17:3; 1 Tim2:4).
membantu perkembangan pertumbuhan Kristen (2 Ptr. 3:18) dengan

pengetahuan yang bersifat pengajaran (Yoh 7:17; Rm 6:9,16; Ef. 1:18). Dan dengan

pola hidup yang berbeda (Filp. 1:9-10; 2 Ptr 1:5). (iii) memperingatkan tentang
hukuman yang akan datang (Hos 4:6; Ibr. 10:26-27). (iv) menimbulkan penyembahan
yang benar akan Allah (Rm 11:33-36).

D.Ciri ciri pengenalan Allah

CIRI-CIRI YANG KHAS MENGENAI PENGETAHUAN TENTANG ALLAH


Pengetahuan akan Allah dapat digolongkan dalam hubungan dengan sumbernya, isinya,
pertumbuhaNya, dan maksudnya sebagai berikut :

1. SumberNya

Allah sendiri merupakan sumber dari segala pengetahuan kita akan Dia. Tentu
saja, semua kebenaran adalah kebenaran Allah. Tetapi, kata-kata klise ini harus
lebih hati-hati untuk dinyatakan dan dipakai dari biasanya. Hanya kebenaran
sejati yang berasal dari Allah, karena sejak dosa masuk ke dalam arus sejarah,
manusia menciptakan apa yang disebutnya kebenaran, tetapi sebenarnya bukan.
Lagipula, manusia telah menodai, menumpulkan, menipiskan, dan merusakkan
kebenaran asli yang datangnya dari Allah.

2. IsiNya

Suatu pengetahuan yang lengkap tentang Allah ialah pengetahuan yang


berdasarkan fakta-fakta dan juga bersifat pribadi. Mengetahui fakta- fakta tentang
seseorang tanpa mengenalnya secara pribadi adalah terbatas; sebaliknya mengenal
seseorang tanpa mengetahui fakta- faktanya adalah dangkal. Allah telah
menyatakan banyak fakta mengenai Diri-Nya, yang kesemuanya penting agar
hubungan pribadi kita dengan Dia dekat, cerdas, dan berguna.

Seandainya Ia hanya menyatakan fakta-fakta, tanpa kita mungkin mengenal Dia


secara pribadi, maka pengetahuan berdasarkan fakta semacam itu hanya akan
mempunyai manfaat yang kecil dan tentunya tidak kekal. Sama seperti hubungan
antarmanusia, suatu hubungan antara Allah dan manusia tidak dapat dimulai tanpa
pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran paling minim mengenai Pribadi itu;
kemudian, hubungan yang bersifat pribadi itu membangkitkan kerinduan untuk
mengetahui lebih banyak fakta-fakta yang kemudian akan memperdalam
hubungan itu, dan seterusnya. Siklus ini harus menjadi pengalaman dari setiap
orang yang mempelajari teologi; yaitu pengetahuan akan Allah seyogyanya
memperdalam hubungan kita dengan Dia yang kemudian menambah kerinduan
kita untuk lebih mengenal Dia.
3. PertumbuhaNya

Pengetahuan akan Allah dan karya-Nya dinyatakan secara bertahap sepanjang


sejarah. Bukti paling jelas ialah membandingkan teologi Yahudi yang belum
lengkap itu dengan pernyataan yang lebih lengkap dari teologi Kristen dalam
banyak hal, misalnya, pada ajaran-ajaran seperti Trinitas, Kristologi, Roh Kudus,
Kebangkitan, dan ajaran mengenai nubuatan. Tugas teologi Alkitabiah ialah
melacak pertumbuhan itu.

4. MaksudNya
1.Menuntun orang untuk memiliki hidup kekal (Yohanes 17:3; 1 Timotius 2:4).

2.Membantu perkembangan pertumbuhan iman Kristen (2Petrus 3:18)


dengan pengetahuan yang bersifat pengajaran (Yohanes 7:17; Roma
6:9,16; Efesus 1:18), dan dengan gaya hidup yang mampu memilih
(Filipi 1:9-10; 2Petrus 1:5).

3.Mengingatkan akan penghukuman yang akan datang (Hosea 4:6; Markus


10:26-27).

4.Menimbulkan penyembahan yang benar akan Allah (Roma 11:33-36).


Kesimpulan
Daftar Pustaka:

https://pepak.sabda.org/04/aug/2004/anak_pengetahuan_tentang_allah

https://gkikarangsaru.org/ciri-ciri-orang-yang-mengenal-tuhan.

Bahan ajar teologi Sistematika Dr.Baginda Sitompul, M. Pd.K

jurnal. Gs. tentang pengenlan Allah

Anda mungkin juga menyukai