TUJUAN
Di tahun yang baru, umat diajak untuk melangkah dengan penuh
harapan bahwa Tuhan akan memelihara.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Pengkotbah 3:1-13
Tanggapan : Mazmur 8
Bacaan II : Wahyu 21:1-6a
Bacaan III : Matius 25:31-46
KETERANGAN
Bahan khotbah lengkap ada di dalam buku Masa Adven dan Natal
(MAN) 2019 yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Sinode
Wilayah Jawa Tengah.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Yeremia 31:7-14
Tanggapan : Mazmur 147:12-20
Bacaan II : Efesus 1:3-14
Bacaan III : Yohanes 1:1-8
KETERANGAN
Bahan khotbah lengkap ada di dalam buku Masa Adven dan Natal
(MAN) 2019 yang diterbitkan oleh LPP Sinode GKJ dan GKI Sinode
Wilayah Jawa Tengah.
TUJUAN
1. Umat meyakini bahwa Roh Allah dinyatakan kepada umatNya.
2. Umat memiliki semangat untuk menghampiri penyertaan Roh Allah
3. Umat mampu mewujudkan kehidupan yang adil dan damai sejahtera
dalam bimbingan Roh Allah.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Yesaya 42:1-9
Tanggapan : Mazmur 29
Bacaan II : Kisah Para Rasul 10:34-43
Bacaan III : Matius 3:13-17
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 19:1,2
Kidung Panelangsa : KPJ 48:1,2
Kidung Kesanggeman : KPJ 78:1,2
Kidung Pisungsung : KPJ 157:1-
Kidung Pangutusan : KPJ 429:1,2
KETERANGAN BACAAN
Yesaya 42:1-9
Arti kata Yesaya yaitu “Allah adalah keselamatan.” Dia berkarya
sebelum Yehuda dibuang ke Babel. Yehuda di mata Yesaya telah
berdosa terhadap Allah, sehingga Allah mengutus Yesaya untuk
menyampaikan peringatan-peringatan kepada umat-Nya itu.
Ibadah-ibadah mereka adalah ibadah yang buruk sehingga Allah
jijik dan menolak semua ibadah peringatan hari raya dan
persembahan umat-Nya. Yesaya 42:1-9 berisi tentang janji Allah
akan Hamba Tuhan yang datang ke dalam dunia, dengan rela menjadi
manusia dan menderita demi pembebasan umut manusia.
Mazmur 29
Mazmur Daud pada bagian ini hendak menunjukkan pergeseran
dari refleksi iman ke sebuah mazmur deklarasi publik. Refleksi
Daud yang banyak bersumber dari kejadian masa lampau mampu
menggetarkan imannya dan menghidupkan pengharapan akan
penyertaan Tuhan di masa yang akan datang, dan inilah yang
hendak dikisahkan agar menjadi berkat bagi sesama. Dalam
bagian ini terpampang jelas tentang kebesaran Cinta Tuhan yang
senantiasa menyertai umatnya dalam keadaan terhimpit,
terlebih bagi mereka yang setia. Oleh sebab itu umat diajak
untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan yang begitu
mengasihi manusia.
Matius 3:13-17
Matius memberikan beberapa petunjuk dalam teks yang
membuktikan ketaatan Yesus. Pertama, Yesus datang dari jauh
hanya untuk dibaptis (ayat 13). Di antara semua penulis kitab
injil, hanya Matius yang menyatakan secara eksplisit bahwa
Yesus datang dari propinsi Galilea (lebih tepatnya kota Nazaret,
Mar 1:9) ke Sungai Yordan untuk dibaptis. Karena Sungai Yordan
adalah sungai terpanjang di Palestina, maka kita kesulitan
menentukan posisi persis dari baptisan Yesus. Bagaimanapun,
kita memiliki petunjuk yang cukup untuk meyakini bahwa
baptisan Yesus terjadi di propinsi Yudea. Dari mana kita tahu?
Dari catatan Alkitab bahwa Yohanes Pembaptis melayani di
padang gurun Yudea (Mat 3:1). Di samping itu, kepergian Yesus
ke propinsi Galilea setelah Yohanes ditangkap (Mat 4:12)
menyiratkan bahwa peangkapan itu terjadi di propinsi Yudea.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa Yesus harus menempuh
perjalanan antar propinsi untuk dibaptis. Dia tidak melakukan
pelayanan apapun selama di Yudea: setelah dibaptis Dia dibawa
TUJUAN
Umat mampu menghayati kasih karunia Tuhan dan merespons dengan
cara menjadikan hidupnya sebagai kabar baik bagi sesama.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Yesaya 49:1-7
Tanggapan : Mazmur 40:1-11
Bacaan II : I Korintus 1:1-9
Bacaan III : Yohanes 1:29-42
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 357:1, 2, 3
Kidung Panelangsa : KPJ 52:1, 2
Kidung Kesanggeman : KPJ 197
Kidung Pisungsung : KPJ 154:1, 2
Kidung Pangutusan : KPJ 479:6
KETERANGAN BACAAN
Yesaya 49:1-7
Yesaya dipanggil dan diutus sebagai hamba Tuhan di tengah-
tengah pergumulan bangsanya. Secara spritual, Israel adalah
umat yang tidak lagi setia pada Tuhan. Menjelang pembuangan ke
Babel, mereka terbukti lebih mengandalkan bangsa lain dibanding
Tuhan. Itu sebabnya, Tuhan mengizinkan Israel ditawan dan
dibuang di Babel. Hal ini juga menjadi pergumulan sosial-politik
bagi Israel. Ada tiga tugas hamba yang diberikan kepada Yesaya
(Yes 49:1-7). Pertama, menyatakan keagungan Allah (ayat 3).
Tugas ini menuntut Yesaya untuk menceritakan kebesaran,
keagungan dan kuasa Allah yang sepatutnya diandalkan bangsa
Mazmur 40:1-11
Situasi hidup pemazmur sedemikian gawatnya sebab ia terjeblos
ke alam maut (Ibr: sheol), tetapi Tuhan menolong dan mengangkat
dia dari sana (ay.3). Lubang kebinasaan dan lumpur rawa adalah
metafor alam maut atau dunia orang mati. Lalu Tuhan menempatkan
dia di atas landasan bukit batu. Tuhan pun mengatur serta
mengiringi langkah hidupnya. Tidak hanya itu, Tuhan memberikan
kata-kata pujian ke dalam mulutnya sehingga ia terdorong memuji
Allah (ay.4). Bagian akhir ay. 4 melukiskan buah tindakan Allah
atas pemazmur. Tindakan itu bisa dilihat orang banyak, dan
mereka menjadi takut lalu percaya. Pengalaman iman yang
demikian, membuat kelegaan dan senantiasa dirindukan.
1 Korintus 1:1-9
Isi ucapan syukur Paulus di surat 1 Korintus adalah “kasih
karunia Allah yang dianugerahkan kepada kamu dalam Kristus
Yesus” (ay. 4). Apa yang dimaksud dengan “kasih karunia”
(charis) di sini? Dalam teologi Paulus, kata charis bisa memiliki
beragam arti: keselamatan (Rm. 3:24; Ef. 2:8-9), panggilan (Rm.
1:5) maupun pemberian tertentu (2 Kor. 8:1, 4). Dalam
1Korintus 1:4, kata caris tampaknya merujuk pada pemberian/
karunia rohani. Arti ini didukung oleh konteks, khususnya ayat 5
Yohanes 1:29-42
Istilah anak domba Allah melekat pada maksud dan tujuan
penebusan atau penghapusan dosa (bdk. Kel 29:38-42, Bil 28:4).
Penghapusan (NIV=takes away) diartikan sebagai yang
membawa, memikul, dan mengangkut. Bisa dipahami dengan
cara memikul hukuman dosa di kayu salib. Penghapusan dosa
Saudara-saudara,
Awal tahun merupakan waktu yang tepat untuk mulai
mengerjakan apa yang sudah direncanakan. Barangkali di akhir
tahun lalu ada pula yang telah melakukan evaluasi, sehingga di
tahun yang baru ada pelajaran yang dapat diambil. Oleh sebab
itu orang sering mengatakan bahwa awal tahun adalah awal dari
kompetisi kehidupan. Maka tak jarang kita mendengar doa-doa
yang terpanjatkan berisi permohonan berkat agar dimampukan
mengahadapi tahun ini, merealisasikan mimpi-mimpi, menjalankan
rencana-rencana yang sudah disusun.
Saudara-saudara,
Dalam bacaan kita hari ini, istilah “anak domba Allah”
melekat pada maksud dan tujuan penebusan atau penghapusan
dosa (bdk.kel 29:38-42, Bil 28:4). Istilah tersebut diambil dari
tradisi agama Yahudi kala itu. Yesus dihayati sebagai anak
domba Allah yang dikurbankan di kayu salib. Menariknya,
penghapusan dosa tersebut ditujukan untuk dunia (Yunani:
Kosmos). Istilah “kosmos” ini dalam teks-teks Perjanjian Baru
memiliki bermacam-macam makna antara lain: seluruh alam
semesta (Kis 17:24), bumi (Yoh 13:1), hal-hal duniawi (Yak 4:4, 1
Yoh 2:15), eluruh umat manusia (Ro 3:19), semua orang yang
tidak percaya (Yoh 15:18), semua orang non Yahudi (Ro 11:12),
dan semua orang percaya (2 Kor 5:19). Yang menarik adalah
Yohanes menggunakan kata ‘dunia’ untuk menentang pandangan
TUJUAN
Umat menghayati identitasnya sebagai milik dan pekerja Kristus.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Yesaya 9:1-4
Tanggapan : Mazmur 27:1,4-9
Bacaan II : I Korintus 1:10-18
Bacaan III : Matius 4:12-23
Bahasa Jawa
Kidung Pamuji : KPJ 30:1-2
Kidung Panelangsa : KPJ 45:1-2
Kidung Kasanggeman : KPJ 67:1-2
Kidung Pisungsung : KPJ 183:1-2
Kidung Pangutusan : KPJ 439:1-2
Mazmur 27:1,4-9
Ungkapan-ungkapan dalam mazmur ini memperlihatkan
penghayatan Pemazmur akan arti kehadiran Tuhan dalam
hidupnya. Pengalaman demi pengalaman meneguhkan keyakinannya
bahwa: “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku” (ayat 1).
Pemazmur bersaksi bahwa Tuhan senantiasa menjaga dan
melindunginya pada saat bahaya mengancam (ayat 5). Jaminan
kasih dan perlindungan Tuhan menjadikan pemazmur beroleh
keberanian untuk mengatasi musuh-musuhnya (ayat 6). Karena
itulah, pemazmur menyatakan kerinduannya untuk “diam di
dalam rumah TUHAN seumur hidupku” untuk “menyaksikan
kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya” (ayat 4). Rumah
Tuhan adalah simbol kehadiran Tuhan, maka kerinduan
Pemazmur untuk diam di dalam rumah Tuhan seumur hidup
dapat bermakna keinginan Pemazmur untuk terus merasakan
kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Dengan begitu, ia dapat terus
I Korintus 1:10-18
Nasihat mengenai jangan adanya perpecahan dalam jemaat
merupakan salah satu bagian surat Paulus yang sangat populer.
Rupanya bibit-bibit perpecahan mulai tampak dalam jemaat
Korintus. Hal itu ditandai dengan adanya sikap menonjolkan
golongannya masing-masing. Sikap tersebut jelas bisa membawa
dampak buruk bagi kesatuan jemaat Kristus. Sebab itu, Paulus
mengingatkan jemaat bahwa orang-orang percaya telah
dipersatukan dalam kematian dan kebangkitan Kristus, seperti
disimbolkan dengan baptisan. Dengan demikian, tidak
sepatutnya jemaat bersikap eksklusif dan membanggakan
kelompoknya. Sebaliknya, Paulus membuka pengertian jemaat
akan tugas perutusan dari Kristus. Memperhatikan dan
menjalankan tugas pemberitaan Injil harus menjadi fokus
pelayanan jemaat, bukan malah meributkan identitas eksklusif
masing-masing. Syarat untuk melaksanakan tugas perutusan ini
adalah inklusivitas, kesediaan membuka diri untuk hidup
bersama dengan yang lain.
Matius 4:12-23
Perikop ini menceritakan kisah awal pelayanan Yesus.
Setelah Yohanes Pembaptis ditangkap oleh Herodes, Yesus
meninggalkan Nazaret dan tinggal di Kapernaum. Semula,
keterangan dalam Matius 4:12 “... menyingkirlah Ia ke Galilea”
memberi kesan bahwa Yesus berusaha melarikan diri. Namun,
kemudian, di ayat 14, Matius meluruskan kesan tersebut. Matius
menegaskan bahwa kepergian Yesus ke Galilea adalah untuk
menggenapi nubuat nabi Yesaya:”supaya genaplah firman yang
disampaikan oleh nabi Yesaya”. Jadi kepergian Yesus ke Galilea