Ketua, Sekretaris,
Saudara-saudari seluruh anggota GMIT yang dikasihi Tuhan! Daftar Bacaan Alkitab GMIT ini disusun untuk memandu semua penyelenggaraan ibadah
minggu, hari raya gerejawi dan hari raya khusus di Gereja Masehi Injili di Timor selama tahun pelayanan 2023, sejak bulan Januari sampai dengan Juni.
Sehubungan dengan terbitnya Daftar Bacaan Alkitab GMIT semester I Tahun 2023 ini, maka kami mohon perhatian saudara-saudari terhadap hal-hal berikut:
3. Daftar bacaan ini berisi penyebutan masa raya, nas bacaan, tema dan pokok-pokok khutbah, stola dan simbol liturgi. Masa raya menunjukkan pada
ibadah hari raya gerejawi, hari raya khusus di GMIT, dan ibadah minggu. Nas bacaan meliputi mazmur dan bacaan Alkitab yang menjadi dasar kotbah.
4. Dalam daftar ini juga diatur pelaksanaan pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus Triwulan I. Pencantuman tanggal tersebut mempertimbangkan juga
pelayanan di jemaat yang bermata jemaat.
5. Akhirnya, kami mengucapkan selamat menata dan melayani kehidupan iman warga jemaat se-GMIT. Roh Kudus kiranya terus meneguhkan
persekutuan kita dan memimpin GMIT untuk menjadi berkat bagi semesta.
2
Tema Bulan Januari-Februari: Berkat Allah yang Mempersatukan dan Menuntun Kehidupan
Masa Raya : Tahun Baru (Bahan renungan tanggal 01 januari 2023 sudah termuat pada bahan Advent dan Natal 2022 dan
Nas Bacaan Tahun Baru 2023)
1. Mazmur: 67:1-7
Tanggal: 22 Januari
Masa Raya Minggu Ke- III Sesudah Bertolak Lebih ke Dalam
Epifania “Bertolak lebih ke dalam” dapat kita maknai sebagai ungkapan penyemangat agar kita melakukan
Nas Bacaan: suatu aktivitas secara lebih intens, lebih serius, dan lebih maksimal. Ketika menghadapi suatu
1. Mazmur : 105:1-6 tantangan situasi tertentu kita dipaksa oleh keadaan untuk berusaha melampuai kebiasaan. Misalnya,
2. Khotbah: Lukas menghadapi ancaman resesi ekonomi global sekarang ini kita dituntut mengerahkan kemampuan
5:1-11 terbaik untuk mencapai kemandirian ekonomi lokal agar mengurangi ketergantungan kepada produk
impor.
Nas bacaan kita menceritakan pengalaman perjumpaan Simon dan Yesus di danau Genesaret. Setelah
Stola: Hijau perahu Simon digunakan Yesus untuk mengajar orang-orang yang berkumpul di sekitar danau itu, Ia
Bintang bersegi lima (putih) di dalam menyuruh Simon untuk bertolak ke bagian danau yang dalam dan menebarkan jala sekali lagi untuk
lingkaran(kuning) menangkap ikan. Itu bukan waktu yang biasa bagi Simon untuk menjala ikan, hari sudah terlalu siang.
Walau begitu, Simon tidak dapat membantah perintah sang Guru. Ternyata, hasilnya sungguh di luar
dugaan. Mereka mendapatkan ikan yang sangat banyak, bahkan melampaui daya tampung sebuah
perahu nelayan sederhana. Pengalaman ini menjadi awal persahabatan antara 4 orang nelayan danau
Genesaret dengan Yesus. Mereka tidak hanya dibuat terkesima oleh ajaran keselamatan yang
disampaikan Yesus, tetapi juga oleh pengalaman hebat ketika mereka bekerja sesuai perintah Yesus,
sang Guru Agung maka pekerjaan mereka tidak akan gagal. Pengalaman iman ini membuat pada
akhirnya Petrus dan 3 kawannya meninggalkan segala sesuatu untuk mengikutiNya.
Ketika cara kerja, cara berpikir, cara hidup yang biasa tidak membuahkan hasil, cobalah sesuatu yang
lebih mendalam, lebih menantang dengan mengerahkan segala kemampuan terbaik. Bekerjalah
dengan segenap kekuatan, akal budi dan iman. Kita terpanggil oleh iman kepada Allah bukan untuk
meninggalkan tanggung jawab kehidupan sehari-hari melainkan untuk mengolah kekayaan hikmat
Allah untuk memperoleh pengalaman baru yang lebih bermakna bagi kehidupan sehari-hari yang lebih
baik. Melalui kisah ini juga kita belajar tentang pengorbanan untuk setia melaksanakan tugas
pelayanan demi Kerajaan Allah, tidak akan sia-sia karena Tuhan akan memelihara dan memberkati.
1
Tanggal : 26 Februari Dilahirkan Kembali Menjadi Manusia Baru
Dalam terminologi Kristen, dilahirkan kembali menunjukan bahwa hidup sebagai murid Kristus
Masa Raya :Minggu Sengsara II memerlukan pihak lain yang bekerja. Seperti seorang anak yang dilahirkan, bukan oleh
keinginannya melainkan karena ibunya. Dalam PB, dilahirkan kembali sama dengan diciptakan
Nas Bacaan baru di dalam Kristus (2 Kor. 5:17).
1. Mazmur : 121 Perikop bacaan kita bercerita tentang percakapan Yesus dengan Nikodemus tentang dilahirkan
kembali. Yesus menegaskan tentang dilahirkan kembali sebagai syarat dari keselamatan. Yesus
2. Khotbah : Yohanes memberi tahu Nikodemus bahwa tidak ada seorang pun yang dapat melihat Kerajaan Allah tanpa
3:1-21 kelahiran kembali. Dilahirkan kembali untuk keselamatan dibahasakan dengan “dilahirkan dari air
dan roh supaya bisa masuk ke dalam kerajaan surga” (Yoh. 3:3,6). Itu bukan hasil usaha manusia
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) melainkan anugerah Allah. Dalam percakapan itu Tuhan Yesus menuntut Nikodemus agar
sungguh-sungguh percaya kepada Yesus agar ia dapat dilahirkan kembali.
Percaya kepada Yesus ditandai dengan kehidup baru sesuai dengan ajaran Yesus. Itu bukan
peristiwa sekali seumur hidup melainkan peristiwa iman yang terus menerus, dimana kita memberi
diri kepada Yesus dan Roh Kudus agar mengalami pembaruan terus menerus. Hidup baru harus
dirayakan terus menerus selama hidup.
Tanggal : 5 Maret Hidup sebagai Orang yang Ditebus
Banyak orang Kristen yang berlomba-lomba untuk meningkatkan taraf kehidupan tanpa
Masa Raya :Minggu Sengsara III menempatkan karya penebusan Kristus sebagai landasan dalam berkarya. Banyak orang Kristen
yang saat ini senang untuk menunjukkan eksistensi diri di media sosial namun melupakan
Nas Bacaan: panggilannya sebagai orang yang ditebus.
1. Mazmur : 107:1-9 Jemaat pembaca surat 1 Petrus adalah jemaat yang mengalami penderitaan karena pertobatan
mereka kepada iman Kristen. Pertobatan itu membuat jemaat menjauhkan diri dari pertemuan-
2. Khotbah : 1 Petrus 1:13-22 pertemuan masyarakat yang memuat ritus penyembahan kepada dewa/dewi dan penyembahan
kepada kaisar. Karena menjauhkan diri dari pertemuan dan ritus penyembahan berhala itu maka
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) orang kristen mengalami banyak penderitaan. Mereka dihina, difitnah karena iman mereka. Dalam
konteks penderitaan, jemaat diajak untuk mengembangkan akal budi mereka (ay. 13) dan
membangun sikap patuh pada moral dan etika kristen (ay.14,15). Mengembangkan akal budi
untuk memahami ajaran iman yang benar, yaitu tentang Yesus Kristus, sebagai Tuhan yang kekal
(19) dan yang telah datang untuk menebus manusia dari cara hidup yang sia-sia dengan darah-Nya
(ay. 18,19). Di dalam Yesuslah kita mengenal dan percaya kepada Allah sebagai Bapa (ay. 17,
21). Membangun sikap patuh pada moral kristen yaitu berjuang untuk hidup kudus dan berani
melawan hawa nafsu duniawi (ay.14-15). Dengan demikian orang percaya siap untuk menerima
keselamatan penuh pada waktu Tuhan Yesus datang (ay.13: “pada waktu penyataan Yesus
2
Kristus). Pengharapan akan keselamatan kekal pada waktu Tuhan Yesus datang, itulah yang
menguatkan orang percaya terus hidup sebagai umat yang ditebus dengan menjaga kekudusan
hidup dan mengamalkan kasih persaudaraan.
Hidup sebagai orang yang ditebus berarti berani untuk hidup benar sekalipun berhadapan dengan
penderitaan. Hidup sebagai orang yang ditebus berarti harus memiliki karakter tahan banting
sekalipun tantangan yang dihadapi begitu sulit. Hidup sebagai orang yang ditebus berarti hidup
sebagai pribadi yang berintegritas dengan menjaga kekudusan dan mengamalkan kasih
persaudaraan.
Tanggal : 12 Maret Belajar dari Penderitaan untuk Menghadirkan Transformasi
GMIT sudah berhadapan dengan banyak persoalan yang membuat GMIT menderita, sejak tahun
Masa Raya :Minggu Sengsara IV 1947 hingga saat ini. Namun, melalui derita dan berbagai persoalan tersebut membuat GMIT terus
bertumbuh dan bertransformasi hingga saat ini. Karya Allah dalam kehidupan GMIT dan respons
Nas Bacaan GMIT terhadap karya Allah sekalipun dalam penderitaan menjadi pembelajaran bagi kita bahwa
1. Mazmur bahwa gereja dan warga gereja, bisa memikul derita dan menghadapi persoalan dan terus
:22:1-12 bertumbuh untuk memberitakan kabar keselamatan dari Tuhan Allah kepada dunia.
2. Khotbah : Yesaya 52:13-53:12 .
Di Yesaya 52:13-53:12 kita mendengar kesaksian tentang Tuhan Allah yang mengutus seorang
hamba-Nya, yaitu Hamba Tuhan, untuk menderita demi menyelamatkan orang banyak. Hamba
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) itu mengerjakan keselamatan kita. Hamba Tuhan itu telah menjalani semua penderitaan dengan
taat kepada Tuhan Allah (53:7). Sesudah hamba itu menjalani derita dan sengsara demi kita, maka
Tuhan Allah meninggikan dia (53:12). Gereja menghubungkan Hamba Tuhan dalam teks Yesaya
ini dengan Yesus. Sebab Yesus telah menderita sengsara dan mati demi kita, untuk
menyelamatkan kita dari dosa dan maut (bnd. Fil. 2: 5-11). Yesus telah memberikan nyawa-Nya
untuk manusia yang Ia sebut sebagai sahabat-sahabat (Yoh. 15:13). Yesus inilah, sebagai Hamba
Tuhan, yang dimuliakan oleh Bapa di sorga. Dengan demikian Tuhan Yesus telah mewujudkan
karya Allah untuk menebus dan mentransformasi manusia dan dunia dari bentuk lama yaitu
sebagai manusia dan dunia yang berdosa serta bermusuhan dengan Tuhan menjadi manusia dan
dunia yang dikasihi dan dikuduskan menjadi milik Tuhan Allah. Dalam Yesus manusia
mengalami tranformasi dari hidup yang sia-sia kepada hidup yang bermakna bagi Allah untuk
kemuliaan Allah.
Gereja adalah salah satu wujud dari transformasi yang Yesus kerjakan. Dan gereja juga diutus oleh
Yesus membawa Injil yang mengubah manusia dari manusia berdosa menjadi anak-anak Allah
yang dikasihi Allah. Gereja juga terpanggil untuk mengerjakan karya-karya transformatif yang
menguatkan manusia untuk mengembangkan hidup yang bermartabat sebagai anak-anak Allah
3
dalam segala bidang kehidupan. Demikian juga setiap anggota gereja terpanggil untuk bergerak
mengembangkan potensi diri untuk menyatakan karya Kristus dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Tanggal : 19 Maret Umat Tuhan yang Tahan Uji atau Gampang Bersungut-sungut?
Inkonsistensi seringkali didapati dalam kehidupan orang percaya. Dalam pelayanan PAR misalnya,
Masa Raya :Minggu Sengsara V ada kebijakan bahwa setiap pelayan harus mempersiapkan diri sebelum melayani. Namun, kebijakan
tersebut dalam praktiknya seringkali dilanggar karena berbagai alasan. Dalam keluarga, ada
Nas Bacaan kebijakan tentang doa bersama namun dalam praktiknya ada anggota keluarga yang tidak konsisten
1. Mazmur : 95 mengikuti doa bersama karena berbagai alasan klise. Bagaimana dengan kehidupan iman kita?
Apakah kita sudah konsisten dalam melakukan kehendak-Nya? Bukankah sebagai umat Tuhan kita
3. Khotbah : Keluaran 17:1-7 dipanggil untuk konsisten sebagai bukti kita merupakan umat yang tahan uji dalam segala situasi?
Peristiwa keluarnya bangsa Israel dari negeri Mesir adalah jawaban Tuhan atas keluhan bangsa Israel
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) (Kel. 2:23). Musa, Harun dan Miryam diutus Tuhan untuk memimpin pembebasan bangsa Israel
dari perbudakan (Mi. 6:4). Perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan senantiasa berada dalam
tuntunan Tuhan. Bangsa ini sungguh bangsa yang diberkati. Namun perjalanan pembebasan tersebut
terasa begitu sukar sehingga masalah demi masalah terjadi akibat ketidakpuasan bangsa Israel.
Sekalipun berjalan bersama dengan Tuhan, bangsa ini tidak berserah dalam tuntunan Tuhan. Masa
dan Meriba menjadi tempat mereka meragukan kehadiran Tuhan. Persoalan air menjadi dasar
pertengkaran antara bangsa Israel dengan Musa. Kehausan membuat mereka lupa akan peristiwa di
Mara dan Elim. Ketakutan akan kematian dan kehilangan anak serta ternak membuat mereka lupa
tentang tuntunan Tuhan. Perjalanan melalui Masa dan Meriba adalah perjalanan untuk membentuk
karakter bangsa Israel sebagai umat Tuhan yang tahan uji.
Hidup ini adalah anugerah dan hasil dari perjuangan. Syukurilah karya Kristus dengan memiliki
mental yang tahan uji. Saat ada di Masa dan Meriba, tetaplah tahan uji. Mental yang mudah
menyerah terhadap keterbatasan bukanlah mental tahan uji. Tahan uji bukan karakter bawaan.
Tahan uji lahir dari proses memberi diri untuk dibentuk. Belajarlah dari Yesus yang tetap teguh
dalam imannya saat berhadapan dengan penderitaan bahkan kematian. Yesus tetap berjalan menuju
Golgota sekalipun Ia tahu tentang bahaya yang akan dihadapi.
Tanggal : 26 Maret Tunaikanlah Tugas Pelayanan
Tidak semua orang yang diberi tanggung jawab mampu menyelesaikan tugas pelayanannya dengan
Masa Raya :Minggu Sengsara VI baik. Ada yang gagal karena pelayanannya berfokus untuk menunjukkan kemampuan diri, mencari
4
Nas Bacaan nama, mencari keuntungan pribadi bukan membangun kehidupan pelayanan bersama demi
1. Mazmur : 101 pertumbuhan bersama. Ada yang gagal karena merasa tanggung jawabnya terlalu berat, ia tidak
mampu mengatur waktu pelayanan di gereja dengan kesibukan lainnya di luar gereja sehingga
2. Khotbah : 2 Timotius 4:1-8 memilih untuk mundur dari pelayanan. Yesus dan Paulus menjadi teladan saat mereka mampu
menyelesaikan pelayanan di tengah berbagai tantangan yang berat.
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) Paulus berusaha menyelesaikan pelayanannya dengan baik. Melalui gambaran pertandingan, ia
menyebutkan bahwa ia telah mencapai garis akhir (ay. 7). Semua pelayanannya tidak sia-sia karena
semuanya itu menuntun dirinya dan orang percaya pada kebenaran tentang Tuhan dan kepada
keselamatan kekal (ay. 8). Berdasarkan pengalaman Paulus yang setia melayani sampai akhir, maka
Paulus menasihati Timotius untuk tetap menguasai dirinya, bersabar dalam penderitaan dan tekun
memberitakan Injil, sama seperti Paulus (ayat 5). Tugas Timotius makin penting sebab ada ancaman
yang akan dihadapi oleh jemaat yang Timotius layani. Karena itu ia memberi nasihat untuk tetap setia
dalam memenuhi tugas pelayanan. Setia memelihara dan memberitakan ajaran yang sehat, menguasai
diri dan memberi nasihat dalam kesabaran, agar jemaat tidak mudah jatuh pada ajaran-ajaran dari
guru-guru palsu yang tidak bermanfaat (ay. 3,4, lihat kata: “dongeng).
Paulus memberi teladan saat ia menunaikan tugas pelayanannya sampai selesai. Sikap itu bersumber
dari keteladanan Yesus yang menyelesaikan tugasnya sampai akhir. Ada begitu banyak hambatan
yang dihadapi namun Yesus dan Paulus tetap setia menunaikan tugas pelayanan yang dipercayakan
kepada mereka. Kita pun kita berhadapan dengan rupa-rupa kabar yang bisa mengoyahkan iman
kita dan iman warga gereja. Maka nasihat Paulus kepada Timotius penting juga untuk kita. Marilah
kita bertekun dalam ajaran sehat. Marilah kita juga tekun melayani menurut tanggungjawab yang
gereja berikan kepada kita seperti Paulus. Semoga kita mampu menyelesaikan tugas pelayanan kita
dengan baik!
Tanggal : 2 April
Berjalan Bersama Sang Raja Damai
Masa Raya :Minggu Sengsara VII Saat memasuki Yerusalem, Yesus tahu bahwa kematian-Nya semakin dekat. Ia sadar benar akan
resiko yang harus Ia hadapi. Dalam kesadaran itu Yesus memasuki Yerusalem secara simbolik
Nas Bacaan: dengan menunggang seekor keledai muda. Injil Matius menunjukkan bahwa kedatangan Yesus
1. Mazmur : dengan cara Yesus demikian menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias dan kehadiran-Nya adalah
118:19-29 penggenapan terhadap Kitab Suci (Za. 9:9). Bukan hanya itu, Yesus juga hadir untuk membawa
2. Khotbah : Matius 21:1-11 kedamaian. Keledai bukan hewan yang digunakan dalam perang tetapi untuk bekerja. Hewan yang
belum pernah ditunggangi itu tetap aman dalam pengendalian Yesus. Peristiwa itu menunjuk pada
5
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) keadaan damai yang digambarkan dalam Yesaya 11:1-10. Matius juga menggambarkan Yesus
sebagai seorang Raja yang lemah-lembut. Sikap lemah-lembut bertautan dengan sikap rendah hati.
Lemah-lembut berarti ramah, baik hati dan perhatian. Rendah hati berarti kerelaan untuk merendah
atau memberi sesuatu secara sukarela, tanpa pamrih. Banyak orang berjalan memasuki Yerusalem
bersama Yesus. Yesus membawa serta pengikut-Nya untuk berhadapan dengan penderitaan seperti
yang telah Ia sampaikan dalam Matius 16:21-28; 17:22-23; 20:17-19. Namun, saat memasuki
Yerusalem ada banyak orang mempertanyakan identitas dari Yesus.
Apa artinya mengakui Yesus sebagai Raja? Mengakui sebagai Raja berarti mengikut-Nya,
melakukan kehendak-Nya dan berjalan bersama-Nya. Pernyataan ini bukanlah sesuatu yang
mudah. Setiap orang harus siap menanggung risiko. Tetapi belajarlah untuk tetap berjalan bersama
Sang Raja Damai memasuki segala kesulitan, ketakutan dan keterbatasan dengan damai dan tetap
percaya bahwa Yesus berjalan bersama dengan kita. Hidup kita ada dalam penyertaan-Nya
Nas Bacaan
1.Mazmur : 150
Stola : Hitam
Salib (putih) dan Mahkota Duri
(Kuning)
Tanggal : 7 April Yesus: Raja Damai yang Menderita dan Mati untuk Umat-Nya
Banyak orang yang mau hidup dengan mudah. Tidak sedikit orang yang terjebak dengan investasi
Masa Raya :Jumat Agung bodong dan pinjaman online. Keinginan untuk memperoleh uang dengan mudah membuat orang
mudah tergiur. Hidup sebagai orang percaya tidak mudah. Mengikut Yesus berarti bersedia untuk
Nas Bacaan berserah pada-Nya dan hidup mengikuti kehendak-Nya. Yesus telah menunjukkan keteladanan
1. Mazmur : 22:1-12 tersebut dalam karya keselamatan-Nya.
Wajah Yesus tidak menampilkan konsep Raja yang dimengerti oleh masyarakat Romawi saat itu.
2. Khotbah : Matius 27:32-61 Yesus bukanlah sosok Raja yang diharapkan oleh orang Yahudi. Yesus mau jadi Raja Damai bagi
7
Stola : Hitam seluruh manusia dan dunia melalui kematian-Nya. Karena itu Ia menanggalkan seluruh kuasa-Nya,
Salib (putih) dan Mahkota Duri yaitu kuasa yang Ia pakai untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi
(Kuning) makan banyak orang lapar dan mengajar dengan kuasa. Kalau Ia memakai kuasa-Nya untuk turun
dari salib, seperti yang disebutkan oleh orang-orang yang melewati tempat penyaliban-Nya (ay. 39-
40) dan seperti diminta oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat (41,42), maka Yesus gagal
menjadi Juruselamat dan gagal menjadi Raja Damai. Karena itu berserah diri dan menerima siksaan,
luka-luka karena paku dan kematian dengan cara yang hina. Walau pun Yesus seakan tidak mampu
membebaskan diri dari salib, namun tetap ada tanda dari Bapa di sorga bahwa kematian Yesus
berkenan kepada-Nya. Tanda-tanda itu adalah gempa bumi dan terbukanya kubur-kubur dan orang
mati menunjukkan diri kepada orang banyak (ay. 52,53) dan tirai Bait Suci terbelah dua (ay. 51).
Komandan tentara yang memimpin penyaliban Yesus pun akhirnya mengaku: “Sungguh, Ia ini
adalah Anak Allah” (ay. 54).
Tanda-tanda ini ikut menunjukkan bahwa Ia mati sebagai seorang yang berkuasa bahkan sebagai
Anak Allah. Kematian-Nya bukan kematian yang sia-sia, melainkan kematian yang amat berarti bagi
manusia dan bagi Allah. Dengan menerima hinaan Yesus memperjuangkan kehormatan manusia
sebagai gambar Allah. Dengan mengorbankan nyawa dan mati Ia memperjuangkan kehidupan bagi
manusia. Dengan merendahkan diri Ia meninggikan manusia untuk menjadi anak-anak Allah.
Dengan demikian kematian-Nya adalah tanda Ia melaksanakan tugasNya sebagai Anak Allah yang
datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia, sebab kematian-Nya adalah tanda tertinggi
dari ketaatan-Nya kepada Bapa di sorga dan dari kasih-Nya kepada manusia.
Bila umat percaya memiliki cara berpikir mengikut Yesus agar seluruh kebutuhan hidup terpenuhi,
asal ada ketenteraman dalam hidup maka cara berpikir tersebut sama seperti cara berpikir dari
masyarakat Romawi dan orang Yahudi yang menghina Yesus. Jangan mengikuti Yesus dengan
berorientasi pada diri sendiri. Ikutlah Yesus sambil mengingat bahwa dalam karya-Nya: pelayanan-
Nya, penderitaan-Nya, hingga kematian-Nya, Ia tidak pernah meninggalkan kita. Ia tetap bersama
kita. Ia Allah yang berkuasa sekaligus merengkuh segala penderitaan agar kita mampu untuk tetap
kuat dan berpengharapan sekalipun ada dalam penderitaan.
Tanggal : 9 April Bacaan dan renungan disesuikan dengan tema Paskah PGI
Nas Bacaan
1. Mazmur :
8
2. Khotbah :
Stola : Putih
Bunga Lily (Putih)
Masa Raya :Syukur Paskah Pesan Paskah bukan hanya soal perlombaan mencari telur, perlombaan VG/PS, dan berbagai
kegiatan lainnya. Pesan paskah ditemukan dalam aksi yang membebaskan dan memberdayakan.
Nas Bacaan Paskah Israel bermula dan bersamaan waktu dengan tulah ke 10, yaitu kematian anak sulung, yang
1. Mazmur : 66 Tuhan Allah timpakan kepada bangsa Mesir. Peristiwa Paskah menjadi bukti pemeliharaan Tuhan
bagi umat Israel. Mereka dibebaskan dari perbudakan bukan hanya untuk menikmati kemerdekaan
2. Khotbah : Keluaran 11:1- tetapi juga agar secara bertanggungjawab dalam takut akan Tuhan mengelola berkat kemerdekaan
12:15 dimana pun mereka berada, bukan hanya ketika mereka tiba di tanah Kanaan. Peristiwa
pembebasan itu menjadi ketetapan yang dirayakan pertama-tama oleh bangsa Israel. Ada berbagai
Stola : Putih ketentuan yang harus dilakukan dalam perayaan tersebut. Setelah peristiwa kebangkitan Yesus,
Bunga Lily (Putih) makna paskah mengalami perubahan. Paskah dirayakan oleh semua orang percaya dari berbagai
latar belakang. Paskah bukan hanya cerita tentang pembebasan bangsa Israel dari perbudakan
tetapi juga kebangkitan Yesus yang membebaskan umat dari ketertindasan, ketidakadilan sekaligus
memberi harapan agar setiap orang mampu mengaktualisasikan diri semaksimal mungkin untuk
menjadi berkat.
Jika Paskah pertama dirayakan secara terbatas, maka saat ini paskah jangan hanya menjadi perayaan
liturgis belaka tetapi hadirkanlah paskah yang membebaskan dan memberdayakan dalam
lingkungan keluarga, gereja dan masyarakat.
Tanggal : 16 April Karya Kebangkitan Yesus dalam Kehidupan Orang Percaya
Pandemi covid-19 mengingatkan tentang ketakutan, kesedihan dan kedukaan. Para murid juga
Masa Raya :Minggu Ke-II Sesudah berhadapan dengan situasi yang hampir sama ketika kehilangan Yesus.
Paskah Peristiwa kebangkitan Yesus menghadirkan damai sejahtera bagi para murid. Mereka yang terpukul,
Nas Bacaan takut dan kehilangan arah karena kematian Yesus terkejut bahkan takut saat Yesus hadir di antara
1. Mazmur : 85:9-14 mereka. Sikap Yesus yang meminta para murid untuk melihat dan menyentuh tangan dan kaki-Nya
adalah untuk membuktikan bahwa Ia sungguh bangkit, Ia hidup, Ia ada bersama mereka. Ia masih
2. Khotbah : Lukas 24:36-49 Yesus yang sama, Yesus yang telah bangkit dan hidup. Murid-murid tidak perlu meragukan
kebangkitan-Nya. Sikap Yesus yang meminta ikan goreng dan makan di depan mereka juga
menunjukkan bahwa Ia benar-benar manusia dan juga benar-benar Tuhan. Selain Yesus
9
Stola : Putih membuktikan bahwa Ia bangkit dan hidup, Ia juga mau mengajar mereka, “membuka pikiran
Bunga Lily (putih) mereka” sehingga mereka mengerti bahwa Yesus harus mati namun bangkit kembali (44,45).
Dengan demikian para murid memperoleh pengertian yang utuh tentang Yesus sebagai Mesias
yang menderita dan mati namun bangkit kembali.
Yesus yang bangkit senantiasa berkarya dalam kehidupan orang percaya. Yesus hadir di antara para
murid saat mereka mengharapkan kehadiran-Nya di tengah kepasrahan hidup. Yesus hadir saat kita
berdoa melalui kekuatan untuk menghadapi tantangan. Yesus hadir saat kita mengakui pelanggaran
melalui damai sejahtera yang kita rasakan. Yesus hadir saat kita sakit melalui semangat untuk
pulih. Ia bangkit untuk tetap menjadi Imanuel, Allah beserta kita (Mat. 1:23) yang akan selalu
hadir bersama semua orang yang berkumpul dalam nama-Nya (Mat. 18:20), sebagaimana Ia
janjikan kepada para murid: “Ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai kepada akhir zaman”
(Matius 28:20)
11
Tema Bulan Mei (Bulan Budaya):
Roh Kudus Menguatkan Budaya dan Mempersatukan Suku-suku Bangsa agar Hidup dan Memuliakan Allah
14
Tanggal : 21 Mei Doa Yesus untuk Persekutuan yang Diutus
Orang percaya diutus oleh Allah untuk mewartakan kasih Allah bagi dunia ini. Tantangan dalam
Masa Raya :Minggu Ke- VII Sesudah memberitakan kabar baik tidak semata datang dari luar diri dan persekutuan para murid. Justru
Paskah persekutuan yang rapuh merupakan tantangan yang perlu didoakan dan diperjuangan demi
Nas Bacaan pelaksanaan tugas perutusan. Para murid yang berasal dari berbagai latar belakang terpanggil untuk
1. Mazmur : Mazmur 27:1-6 merayakan perbedaan dengan meminta hikmat Allah untuk memperkuat persekutuan dan
menemukan jalan keluar terhadap berbagai permasalahan pelayanan. Tuhan Yesus, yang membentuk
2. Khotbah : Yohanes 17:1-21 persekutuan para murid, mendoakan persekutuan itu agar dipelihara oleh Allah demi pelaksanaan
karya Allah di tengah dunia yang makin kompleks masalah kehidupannya.
Stola : Putih (Salib dan Mahkota Perikop bacaan kita berbicara tentang doa syafaat Yesus untuk persekutuan para muridNya. Cerita ini
Kemuliaan ) terjadi dalam suasana perpisahan antara Tuhan Yesus dengan para muridNya. Tuhan Yesus
mendoakan para murid dan mengutus mereka (ay.18,21b). Yesus mendoakan para murid yang akan
melanjutkan karya misi Kristus di bumi. Yesus memohon kepada Bapa agar memelihara para murid
sehingga mereka dapat menunaikan tugas pemberitaan kabar baik bagi dunia. Dalam doaNya, Tuhan
Yesus meminta agar Bapa mempersatukan para murid sama seperti Yesus dan Bapa satu adanya (ay.
11), sebab hanya dalam kesatuan yang kuat di antara para murid dan persatuan dengan Yesus dan
Bapa di sorgalah yang memberi kemampuan kepada para murid untuk mengemban tugas pengutusan
di dalam dunia. Tuhan Yesus mendoakan para murid agar mereka dipersatukan dengan Allah dan
Kristus agar erat bersatu dan aktif berkarya bagi keselamatan seluruh dunia.
Orang percaya menerima tugas perutusan sebagai para murid Yesus yang bersatu agar dapat
mengambil bagian dalam tugas pengutusan sebagai murid Kristus. Tugas mewartakan Injil kerajaan
Allah melalui kata dan tindakan memanggil dan menggerakkan para murid untuk bersatu dan
melayani dalam relasi yang hidup dengan Allah. Tugas mewartakan Kerajaan Allah berarti
mengupayakan terciptanya kehidupan yang damai, rukun, penuh persaudaraan, keadilan, dan cinta
kasih. Doa Yesus mengajarkan kita untuk melerai pertentangan dan konflik serta mengurai dan
mengatasi ketegangan karena perbedaan budaya, supaya tidak terjadi perpecahan, tetapi tetap
memelihara persekutuan sebagai sesama murid Yesus, sebab semua murid adalah sesama anak-anak
Allah. Tugas pengutusan itu hanya dapat diemban ketika kita selalu terhubung erat dengan Allah
yang mengamanatkan panggilan itu kepada kita.
Tanggal : 28 Mei Roh Kudus Memampukan Orang Percaya Bersaksi Tentang Perbuatan Allah dalam Beragam Bahasa
15
Masa Raya : Pentakosta Bahasa membantu kita menyampaikan pesan dan gagasan, maksud dan harapan kepada orang lain
dengan suara, dan juga tulisan, agar dapat diketahui dan dimengerti oleh pendengar. Tiap suku
Nas Bacaan memiliki cara yang khas dalam bertutur kata. Dalam konteks GMIT, terdapat banyak sekali bahasa
1. Mazmur : Mazmur 40:5-11 daerah yang dipakai oleh masing-masing suku. Selain bahasa suku, ada bahasa bersama yang
memungkinkan orang-orang dari suku yang berbeda dapat saling berkomunikasi, yaitu bahasa
Khotbah : Kisah Para Rasul Indonesia. Bahasa mempersatukan bangsa.
2:1-21 Dalam peristiwa Pentakosta, para murid yang dipenuhi dengan Roh Kudus berkata-kata dalam
berbagai macam bahasa agar didengar dan dimengerti oleh orang-orang dari berbagai suku dan
Stola : Merah bangsa yang mendengarkan pembicaraan para murid itu. Para murid belum terbiasa berbicara dalam
Lidah Api (Kuning) dan burung bahasa yang bukan bahasa mereka sendiri. Demikian pula para pendengar tidak terbiasa mendengar
Merpati (Perak) bahasa mereka dituturkan oleh para murid yang tidak sesuku dan sebangsa. Identitas suku dan
bangsa seseorang menjadi kendala komunikasi dan persahabatan di antara para pewarta dengan
pendengar Injil. Bahasa orang lain sering dibicarakan secara basa-basi, tidak mengkomunikasikan
ide prinsip yang terlahir dari pikiran yang baik dan pemahaman yang mendalam. Pada peristiwa
Pentakosta, orang-orang mendengarkan tentang berita keselamatan yang para murid imani dengan
bahasa kalbu tiap-tiap pendengar. Roh Kudus yang turun ke atas diri para murid Kristus di hari
Pentakosta menyatukan para pemberita dan pendengar Injil sebagai persekutuan lintas suku bangsa
yang saling mengerti. Persekutuan yang terikat oleh berita keselamatan karena Roh Kudus,
menghasilkan saling pengertian dalam diri para murid sebagai pembicara dan banyak orang sebagai
pendengar. Roh Kudus menjembatani perbedaan bahasa di antara pemberita dan pendengar Injil,
sehingga mereka saling mengerti. Roh Kudus memampukan para murid untuk bersaksi dalam
keragaman bahasa tentang tentang perbuatan Allah. Gagasan yang ingin disampaikan ialah bahwa
Injil dikomunikasikan kepada semua bangsa. Roh Kudus memampukan kita untuk mengolah bahasa
sebagai sarana pemberitaan perbuatan Allah.
Sebelum peristiwa Pentakosta, para murid dihantui dengan ketakutan, kebimbangan dan rasa tidak
percaya diri. Mereka yang tidak dapat mengatasi keterbatasan dirinya, tidak mungkin bergerak
keluar untuk memberitakan Firman Tuhan kepada orang lain. Keterbatasan seperti itu menyebabkan
keyakinan iman dan berita keselamatan menjadi sekedar kekayaan di dalam diri tiap orang atau tiap
kelompok. Tetapi Roh Kudus membuka jalan sehingga para murid dan gereja bergerak ke luar dari
diri dan persekutuan untuk memberitakan perbuatan-perbuatan baik dari Allah kepada dunia.
Peristiwa pentakosta mendorong gereja untuk mempelajari bahasa suku dan bangsa mana pun agar
dapat membahasakan kabar Baik dari Allah kepada segala suku bangsa dengan bahasa kalbu agar
pendengar dapat mengenal dan percaya kasih keselamatan Allah bagi semua bangsa.
16
Tanggal : 29 Mei Persembahan yang Harum
Pada hari Pentakosta kita merayakan segala pemberian Allah yang baik untuk kehidupan kita. Bagi
Masa Raya : Syukur Pentakosta umat Kristen, pemberian Allah berguna untuk memelihara hidup kita dan juga agar kita bisa
melayani dan berbagi dengan sesama. Perayaan ini kita warisi dari perayaan Pentakosta di kalangan
orang Israel, di mana hari raya Pentakosta merupakan wahana pengucapan syukur atas hasil panen
Nas Bacaan mereka. Syukur, karena kerja keras tidak sia-sia. Syukur karena Tuhan memberkati pekerjaan
1. Mazmur : 65:10-14 mereka dengan memberi hasil. Pesta Pentakosta dirayakan tujuh minggu setelah hari paskah. Pada
2. khotbah : Kejadian 8:15-22 kesempatan itu orang Israel mempersembahkan “hasil pertama” dari tanah perjanjian sebagai
wilayah bumi yang mereka huni dan kelola dengan cucuran keringat dan pengorbanan. Itu sebabnya
persembahan di perayaan Pentakosta itu disebut “buah-buah pertama”. Orang Israel yang membawa
persembahan hasil pertama, berdiri di hadapan Tuhan dan berkata: (baca Ulangan 26:5b-10: Bapaku
dahulu, seorang Aram, seorang pengembara dst .......).
Stola : Merah Setelah Nuh dan keluarganya diselamatkan dari air bah, mereka mempersembahkan korban syukur
Lidah Api (Kuning) dan burung kepada Tuhan. Suatu teladan iman yang ditunjukkan oleh Nuh. Nuh mendirikan mezbah dan
Merpati (Perak) memberikan persembahan korban bakaran. Niat untuk memberi persembahan merupakan inisiatif
pribadi dari Nuh. Hal itu menunjukkan hubungan pribadi yang akrab di antara Nuh dengan Tuhan
(Baca Kejadian 6:9). Tuhan mencium aroma harum dari persembahan Nuh, ketika kurban berupa
binatang yang tidak haram dibakar di atas mezbah. Dalam hal ini Nuh mempraktekkan tradisi
persembahan yang bertujuan untuk memelihara, memulihkan serta merayakan hubungan antara
manusia dengan Allah, sebagai sang Sumber atau Pemberi segala sesuatu yang terbaik. Tujuan
utama kurban persembahan Nuh, yaitu untuk menyenangkan hati Allah dengan cara memberikan
yang terbaik. Persembahan yang harum menjadi tanda iman yang lahir dari perasaan tulus dan
syukur. Tuhan berjanji kepada Nuh dan kepada semua manusia bahwa tidak ada lagi kutukan atas
manusia dan bumi yang didiami (ay.21-22). Tuhan mengatur semua musim kehidupan di bumi
sehingga terus terjadi: [1] musim menabur dan menuai, [2] musim dingin dan panas, [3] kemarau
dan hujan, [4] siang dan malam. Perubahan musim ini adalah tanda kasih Tuhan yang
memungkinkan manusia bekerja, berkarya, serta menikmati hasil kerja di tengah alam semesta
dengan penuh syukur, pada masa yang ditentukan Tuhan.
Kita bersukacita ketika panen melimpah, namun ada juga masa di mana manusia menjadi putus asa
karena kegagalan dan harapan yang tidak sesuai kenyataan. Di atas kenyataan apa pun, pengucapan
syukur menjadi bukti iman kepada Allah bahwa manusia dan alam semesta diciptakan dan dirawat
oleh kasih Allah. Dalam syukur Pentakosta kita diingatkan untuk mewujudkan tanggung jawab iman
untuk selalu bersyukur dalam persekutuan, kesaksian dan pelayanan oleh kasih Allah kepada kita,
kepada segala bangsa dan kepada alam semesta yang dikasihi dan dipelihara oleh Allah. Kita
17
membawa persembahan syukur dengan tulus sebagai tanda pengakuan bahwa Allah telah
memelihara kita dengan setia dalam setiap musim kehidupan.
Tanggal : 4 Juni
18
Masa Raya :Minggu Biasa I Perintah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang hamba terhadap tuannya. Hamba
yang melaksanakannya dalam kesetiaan akan mendapatkan penghargaan dan hal-hal lain yang
Nas Bacaan mendatangkan kebahagiaan bagi sang hamba.
1. Mazmur : 34:2-6 Kisah pemanggilan Abram dan perintah Tuhan agar Abram meninggalkan Ur-Kasdim ke tempat yang
akan Tuhan tunjukkan kepadanya adalah kisah yang menyatakan kesetiaan dan ketaatan Abram
2. Khotbah : Kejadian 12:1-9 kepada Allah. Dengan tanpa bertanya, protes dan aksi menentang, Abram meninggalkan Ur-Kasdim,
orang tua dan keluarganya untuk mematuhi perintah Tuhan. Abram melakukan semua itu karena ia
Stola : Hijau percaya akan janji Tuhan tentang dirinya, keturunannya dan rencana Tuhan melaluinya untuk
Burung Merpati (Putih) dengan memberkati bangsa-bangsa. Abram percaya dan sangat yakin bahwa kalau ia melakukan kehendak
Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) Tuhan, maka Tuhan akan memelihara dan memberkati kehidupan dan masa depan. Teks kita
diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih)
mengatakan bahwa walaupun Abram belum tahu tujuannya, namun keyakinannya membuat ia
dan Pelangi (merah, kuning, hijau)
melakukan perintah Tuhan. Abram dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Diri dan
kehidupannya dipersiapkan Tuhan untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Ia tidak hidup untuk
dirinya sendiri melainkan kehidupannya menjadi berarti bagi banyak orang. Abram yang adalah
hamba Tuhan berkewajiban mutlak untuk menjadikan dirinya taat pada kehendak Tuhan.
Orang percaya terpanggil untuk menjadi berkat dalam kehidupannya. Hendaknya kita semua menjawab
panggilan Allah itu dalam ketaatan. Panggilan menjadi berkat memang membutuhkan kesediaan
meninggalkan zona nyaman dan berani mengambil resiko. Namun kepada mereka yang taat berkat
Allah menyertai.
Tanggal : 18 Juni Murid Kristus, Hidup Saling Menghargai
Sebagai maklukh sosial, relasi dengan lingkungan atau orang yang dekat dengan kita menjadi penting
Masa Raya :Minggu Biasa II untuk diperhatikan. Ketenangan hidup, damai, sukses dalam usaha dan kerja, sukacita dan bahagia
ditentukan juga oleh keberadaan orang disekeliling kita serta sikap, tutur-kata dan perbuatan kita
Nas Bacaan kepada mereka.
1. Mazmur : 16:7-11 Di Matius 7:12-14 Tuhan Yesus mengajarkan dua hal penting kepada orang banyak yang
mendengarkan pengajaran Yesus, Hal pertama, disebut prinsip etis. Dalam ayat 12 terdapat rumusan
2. Khotbah : Matius 7:12-14 yang amat luar biasa sebab di dalamnya Tuhan Yesus mengajarkan sikap dan cara kita
memperlakukan orang lain di sekitar kita. Perintah ini Yesus tempatkan dari dalam diri kita sendiri,
Stola : Hijau yaitu hati kita, harapan-harapan kita, keinginan dan kerinduan kita menjadi titik tolak untuk
Burung Merpati (Putih) dengan memperlakukan orang lain. Contohnya “Sebagaimana saya berharap untuk selalu dikasihi, sedemikian
Ranting-ranting Zaitun itulah saya selalu mengasihi orang lain; sebagaimana saya ingin diampuni dan dimaafkan kalau saya
(pinggir putih) diparuhnya, berbuat salah, sedemikian itu juga saya belajar mengampuni dan memaafkan sesama saya yang
Perahu Berlayar (Putih) dan bersalah kepada saya. Semua ini bisa saya lakukan kalau dalam hati saya ada kasih yang bersumber
Pelangi (merah, kuning, dari kasih Bapa, kasih Yesus dan kuasa Roh Kudus” Perintah Yesus ini menolong kita untuk lebih
19
hijau) dahulu memperlakukan orang lain dengan kasih, bukan menunggu orang lain berbuat baik kepada kita
baru kita membalas kebaikannya. Menunggu orang lain berbuat baik kepada kita baru kita membalas
dengan kebaikan adalah manusiawi, tetapi adalah tindakan iman kalau kita berani terlebih dahulu
berlaku baik kepada orang lain.
Kedua, mengikut Yesus dan melaksanakan perintah ini merupakan jalan sempit yang sulit dan pintu
yang sesak. Namun hanya jalan ini yang membawa kepada Allah Bapa di sorga, kepada keselamatan
dan kepada persekutuan dengan Yesus. Jalan sempit dan sulit, karena belum tentu orang lain yang
menerima perbuatan dan sikap baik dari kita akan membalas dengan kebaikan. Mungkin ada yang
membalas dengan kejahatan. Di sini jalan kebaikan menjadi jalan yang sempit dan sulit karena
menuntut penyangkalan diri, keberanian untuk memikul salib demi tetap berbuat baik, mengasihi,
mengampuni dan berkorban untuk kebaikan orang lain.
20