Anda di halaman 1dari 27

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)


MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182,
E–mail: Infokom.gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 1977/GMIT/I/F/Des/2022 Kupang, 20 Desember 2022


Lampiran : Satu Berkas
Perihal : Pengantar Daftar Bacaan GMIT Semester I Januari - Juni 2023

Kepada : Yang Terhormat,


1. MKH se-GMIT
2. MJH se-GMIT
Masing-masing
di -
Tempat

Salam dalam Kasih Yesus Kristus,


Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera.
Untuk menjawab kebutuhan pelayanan jemaat di tahun 2023 maka kami mengirimkan
Daftar Bacaan GMIT Semester I Januari – Juni 2023. Daftar bacaan ini merupakan
pedoman yang dapat dipakai dalam pelayanan jemaat mulai dari bulan Januari hingga Juni
2023.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama kami syukuri dengan
doa dan ucapan limpah terima kasih

Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor

Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th;
Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM,
Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM
Daftar Bacaan Alkitab GMIT
Semester I (Januari –Juni 2023)

Saudara-saudari seluruh anggota GMIT yang dikasihi Tuhan! Daftar Bacaan Alkitab GMIT ini disusun untuk memandu semua penyelenggaraan ibadah
minggu, hari raya gerejawi dan hari raya khusus di Gereja Masehi Injili di Timor selama tahun pelayanan 2023, sejak bulan Januari sampai dengan Juni.

Sehubungan dengan terbitnya Daftar Bacaan Alkitab GMIT semester I Tahun 2023 ini, maka kami mohon perhatian saudara-saudari terhadap hal-hal berikut:

1. Daftar Bacaan Alkitab berpedoman pada Leksionari tahun A.


2. Dalam Daftar Bacaan ini, tema periode pelayanan tahun 2020-2023 dan Sub Tema tahun 2023, dijabarkan dalam tema bulanan serta tema mingguan.
Dengan demikian, semua bentuk pelayanan, termasuk ibadah, di jemaat-jemaat GMIT dapat berjalan bersama-sama mencapai tujuan sub tema, yang
merupakan turunan dari tema periodik kita “Roh Kudus Menjadikan dan Membaharui Segenap Ciptaan”. Adapun sub tema tahun 2023 adala:h “Roh
Kudus Meneguhkan Persekutuan dan Memimpin Gereja Menjadi Berkat Bagi Semesta” (bdk Efesus 3:16-17).

3. Daftar bacaan ini berisi penyebutan masa raya, nas bacaan, tema dan pokok-pokok khutbah, stola dan simbol liturgi. Masa raya menunjukkan pada
ibadah hari raya gerejawi, hari raya khusus di GMIT, dan ibadah minggu. Nas bacaan meliputi mazmur dan bacaan Alkitab yang menjadi dasar kotbah.
4. Dalam daftar ini juga diatur pelaksanaan pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus Triwulan I. Pencantuman tanggal tersebut mempertimbangkan juga
pelayanan di jemaat yang bermata jemaat.
5. Akhirnya, kami mengucapkan selamat menata dan melayani kehidupan iman warga jemaat se-GMIT. Roh Kudus kiranya terus meneguhkan
persekutuan kita dan memimpin GMIT untuk menjadi berkat bagi semesta.
2
Tema Bulan Januari-Februari: Berkat Allah yang Mempersatukan dan Menuntun Kehidupan

Ibadah Tema Dan Pokok-Pokok Khotbah

Tanggal: 1 Januari Berkat Tuhan Yang Memayungi Perjalanan di Tahun Baru

Masa Raya : Tahun Baru (Bahan renungan tanggal 01 januari 2023 sudah termuat pada bahan Advent dan Natal 2022 dan
Nas Bacaan Tahun Baru 2023)
1. Mazmur: 67:1-7

2. Khotbah: Bilangan 6:22-27


Stola Putih,
palungan (kuning) dan pelangi (merah,
kuning, hijau)

Tanggal: 8 Januari Kasih Tuhan bagi Segala Bangsa


 Peristiwa pembaptisan Yesus di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis kita rayakan untuk
Masa Raya: Minggu Pertama Setelah menegaskan inkarnasi Allah di dalam dunia. Anak Tunggal Allah menghadirkan diriNya, mendiami
Epifania /Minggu Baptisan Yesus bumi yang kita diami dan menggumuli berbagai kenyataan kehidupan yang kita hadapi. Semua orang
dan segala ciptaan mengalami kehadiran Allah, merasakan rangkulan kasih Allah, dan diselamatkan
Nas Bacaan: oleh Tuhan Yesus Kristus.
 Bacaan kita adalah bagian dari pertanggungjawaban Petrus mengenai baptisan Kornelius. Dalam
1. Mazmur: 145:1-13 konteks jemaat mula-mula, ada pembedaan antara agama Yahudi dan agama bukan (non) Yahudi
2. Khotbah: Kisah Para Rasul 10:34- karena Kekristenan dipahami sebagai bagian dari agama Yahudi. Pemahaman yang demikian
48 menyebabkan dua pandangan dan sikap yang bertolak belakang, eksklusif (tertutup) dan inklusif
(terbuka). Petrus bersaksi bahwa ia telah belajar dari berbagai pengalaman pelayanan untuk
memahami apa yang Tuhan kehendaki dalam kehidupan berjemaat. Roh Kudus mengubah pandangan
 Stola Hijau
iman Petrus dari padangan eksklusif (tertutup terhadap kehadiran orang-orang dari kalangan non
Bintang bersegi lima (putih) di dalam Yahudi) menjadi pandangan yang inklusif (terbuka untuk menerima orang bukan Yahudi dalam
lingkaran (kuning) persekutuan jemaat (Kisah. 10:19-20). Peristiwa baptisan Kornelius menjadi titik balik dalam
pelayanan Petrus. Mulanya ia menolak Kornelius karena alasan primordial, bahwa Kornelius bukan
orang Yahudi. Tuhan telah merubah pikirannya untuk menerima dan membaptis Kornelius karena
Tuhan sendiri telah memberi Roh Kudus kepada Kornelius dan seisi rumahnya. Sesudah itu Petrus
3
diminta tinggal bersama untuk mengajar tentang iman dan tuntutan etis berkaitan dengan iman.
 Karya Allah berlangsung di tengah dunia menjangkau semua orang dan segala makhluk. Tuhan tidak
berkenan ciptaanNya dibedakan apalagi dipertentangkan sehingga melahirkan sikap penolakan dan
permusuhan. Peristiwa baptisan Kornelius menjadi pembelajaran iman bagi gereja mula-mula dan
gereja sepanjang zaman untuk mengerjakan pendamaian di tengah realitas kepelbagaian. Penilaian
negatif (stigma) dan perbedaan perlakuan (diskriminasi) terhadap seseorang atau sekelompok orang
tidak berkenan kepada Allah karena di dalam Kristus dan oleh kuasa Roh Kudus semua orang dari
bangsa mana pun adalah anak-anak Allah. Gereja tidak boleh membangun persekutuan hanya untuk
suku tertentu dan marga tertentu dan tidak menerima orang tertentu dari marga atau suku lain. Selain
itu kita belajar bahwa persekutuan yang tidak melakukan stigma dan diskriminasi haruslah juga aktif
dengan kegiatan pengajaran supaya menjadi persekutuan yang mengenal Kristus dan hidup sesuai
dengan ajaranNya.

Tanggal: 15 Januari Yesus Hadir di Tengah Krisis


Masa Raya Minggu Ke- II sesudah  Minggu-minggu epifania dihayati sebagai minggu Yesus menampakan diri-Nya kepada publik pada
Epifania zamanNya. Yesus pun dikenal berdasaran ajaran dan tindakan yang dilakukanNya di tengah
Nas Bacaan: masyarakat. Berbagai sebutan dikenakan kepada Yesus menurut apa yang diketahui orang banyak
1. Mazmur : 40:1-6 tentang Dia. Seorang anak dalam keluarga tukang kayu di kota Nazaret, Seorang anak laki-laki
2. Khotbah: Yohanes 2:1-11 pasangan Maria dan Yusuf, Seorang Guru atau Rabbi Yahudi yang berkeliling dari desa dan kota
sambil mengajar dan berbuat baik, penggerak transformasi sosial, pelaku karya keselamatan yang rela
Stola Hijau berkorban demi perwujudan nilai kerajaan Allah, akhirnya Diapun dikenal sebagai Juru Selamat dan
Bintang bersegi lima (putih) di dalam Anak Allah yang Hidup.
lingkaran(kuning)  Perikop bacaan kita menceritakan kontak langsung Yesus dan masyarakat di kota Kana, di Galilea.
Yesus hadir pada sebuah acara pesta perkawinan. Ketika terjadi kekurangan anggur di pesta itu, Maria
ibu Yesus meminta bantuan kepada Yesus. Ibu Yesus juga meminta kepada para pelayan pesta agar
melakukan apa pun yang Yesus perintahkan kepada mereka dalam rangka mengatasi permasalahan
mereka. Maria menyadari tentang akibat dari kekurangan anggur dalam sebuah acara pesta. Ia
berinisiatif melibatkan Yesus dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan menyiapkan para
pelayan agar patuh kepada perkataan Yesus. Hal ini dilakukan karena Maria mengenal Yesus sebagai
Anak Allah, melalui pengalaman sehari-hari sebagai ibu Yesus (bdk Lukas 1:35, dan 2:49). Setelah
mencicipi anggur yang Yesus berikan, pemimpin pesta mengakui bahwa anggur itu jauh lebih
bermutu dari anggur sebelumnya. Hal itu menunjukan bahwa keterlibatan Yesus begitu penting.
Tuhan Yesus tidak sekedar mengadakan anggur melainkan anggur yang terbaik.
 Tuhan Yesus hadir dan bekerja di tengah situasi kehidupan sehari-hari. Nas ini menolong kita untuk
menyatakan kehadiran Yesus dalam hidup sehari-hari dengan upaya sungguh-sungguh menghadirkan
kuasa Yesus dalam berbagai permasalahan kehidupan. Kiranya telinga dan mata kita terbuka terhadap
4
permasalahan kehidupan yang sedang dialami. Aktif mendoakan dan membicarakan hal-hal baik yang
dapat dilakukan. Janganlah kesulitan tertentu membuat minder, malu dan merenggangkan
kebersamaan, melainkan membuat kita dekat kepada Tuhan, memohon belas kasihNya dan berusaha
sungguh-sungguh untuk menghadirkan solusi terbaik. Kiranya Tuhan bekerja melalui upaya terbaik
yang dapat dilakukan semua pihak yang memberi diri untuk menghadirkan solusi atas berbagai
masalah kehidupan.

Tanggal: 22 Januari
Masa Raya Minggu Ke- III Sesudah Bertolak Lebih ke Dalam
Epifania  “Bertolak lebih ke dalam” dapat kita maknai sebagai ungkapan penyemangat agar kita melakukan
Nas Bacaan: suatu aktivitas secara lebih intens, lebih serius, dan lebih maksimal. Ketika menghadapi suatu
1. Mazmur : 105:1-6 tantangan situasi tertentu kita dipaksa oleh keadaan untuk berusaha melampuai kebiasaan. Misalnya,
2. Khotbah: Lukas menghadapi ancaman resesi ekonomi global sekarang ini kita dituntut mengerahkan kemampuan
5:1-11 terbaik untuk mencapai kemandirian ekonomi lokal agar mengurangi ketergantungan kepada produk
impor.
 Nas bacaan kita menceritakan pengalaman perjumpaan Simon dan Yesus di danau Genesaret. Setelah
Stola: Hijau perahu Simon digunakan Yesus untuk mengajar orang-orang yang berkumpul di sekitar danau itu, Ia
Bintang bersegi lima (putih) di dalam menyuruh Simon untuk bertolak ke bagian danau yang dalam dan menebarkan jala sekali lagi untuk
lingkaran(kuning) menangkap ikan. Itu bukan waktu yang biasa bagi Simon untuk menjala ikan, hari sudah terlalu siang.
Walau begitu, Simon tidak dapat membantah perintah sang Guru. Ternyata, hasilnya sungguh di luar
dugaan. Mereka mendapatkan ikan yang sangat banyak, bahkan melampaui daya tampung sebuah
perahu nelayan sederhana. Pengalaman ini menjadi awal persahabatan antara 4 orang nelayan danau
Genesaret dengan Yesus. Mereka tidak hanya dibuat terkesima oleh ajaran keselamatan yang
disampaikan Yesus, tetapi juga oleh pengalaman hebat ketika mereka bekerja sesuai perintah Yesus,
sang Guru Agung maka pekerjaan mereka tidak akan gagal. Pengalaman iman ini membuat pada
akhirnya Petrus dan 3 kawannya meninggalkan segala sesuatu untuk mengikutiNya.
 Ketika cara kerja, cara berpikir, cara hidup yang biasa tidak membuahkan hasil, cobalah sesuatu yang
lebih mendalam, lebih menantang dengan mengerahkan segala kemampuan terbaik. Bekerjalah
dengan segenap kekuatan, akal budi dan iman. Kita terpanggil oleh iman kepada Allah bukan untuk
meninggalkan tanggung jawab kehidupan sehari-hari melainkan untuk mengolah kekayaan hikmat
Allah untuk memperoleh pengalaman baru yang lebih bermakna bagi kehidupan sehari-hari yang lebih
baik. Melalui kisah ini juga kita belajar tentang pengorbanan untuk setia melaksanakan tugas
pelayanan demi Kerajaan Allah, tidak akan sia-sia karena Tuhan akan memelihara dan memberkati.

Tanggal: 29 Januari Harta yang Berguna untuk Kehidupan Sejati


Masa Raya Minggu Ke- IV Sesudah
5
Epifania  Pada masa kini, harta kekayaan ikut menentukan status seseorang dalam masyarakat. Di dunia modern
Nas Bacaan yang materialsitik dan konsumtif, hanya orang-orang kaya yang dijuluki sebagai kaum berada.
1. Mazmur : 108 Prinsipnya, kualitas seseorang diukur dengan kemampuannya mengumpulkan harta kekayaan.
2. Khotbah : Matius 6:19-24 Mengejar dan mengumpulkan harta adalah pekerjaan serius yang menggiurkan, terlebih lagi jika pola
bekerja yang menghasilkan sesuatu secara cepat dan tepat telah ditemukan. Ketika manusia dan
pekerjaannya dinilai hanya berdasarkan harta kekayaan yang dihasilkan maka upaya mengumpulkan
Stola Hijau harta lebih dipentingkan daripada ibadah dan aktivitas rohani lainnya.
Bintang bersegi lima (putih) di dalam  Perikop bacaan kita adalah bagian dari materi khotbah Yesus di bukit. Bagian ini secara khusus
lingkaran(kuning) membahas tentang harta sebagai barang yang tidak akan bertahan selamanya. Kapan saja harta bisa
rusak oleh ngengat dan karat, hilang oleh karena diambil atau dirampas oleh pencuri. Itulah sebabnya
kepribadian dan kehidupan yang mengandalkan harta sangatlah rentan, tidak akan bertahan selamanya.
Yang paling penting untuk dapat diandalkan bukanlah kekuatan bekerja, melainkan pengenalan akan
kehendak Allah sehingga segala sesuatu dapat dikerjakan dengan baik dan memberi hasil yang sesuai
kemampuan terbaik. Allah adalah sumber kekuatan dan hikmat. Materi dan kekayaan bukanlah Allah.
Tanpa tuntunan Tuhan semua pekerjaan dapat bermuara kepada kesia-siaan. Hubungan dengan Allah
ditentukan oleh ketaatan kepada firman dan kehendak Allah. Pesan dari nasehat ini adalah agar dalam
hidup ini kita mengabdi kepada Allah saja.
 Kita membutuhkan firman Tuhan sebagai cahaya yang menerangi jalan hidup. Firman Tuhan yang
dapat menuntun kita bekerja dengan baik guna memperoleh kehidupan sejati. Harta benda dan harta
rohani sama-sama kita perlukan, dan Tuhanlah sumber dari segala sesuatu. Firman Tuhan yang patut
diandalkan dan kehendak Tuhan yang patut dijadikan pegangan demi kehidupan sejati dan
kebahagiaan abadi. Tidak mengabdi kepada dua tuan dalam artian kepada Yesus dan kepada harta.
Dengan pengajaran ini Yesus menghendaki agar kita hanya mengabdi kepada Yesus dan memakai
harta di dunia ini untuk melayaniNya melalui orang yang membutuhkan sebagai cara mengumpukan
harta di sorga.
Tanggal : 5 Februari Menebar Pengharapan Karena Iman
 Banyak orang pesimis tentang kemampuan untuk mendapatkan apa yang telah Tuhan siapkan. Tetapi
Masa Raya :Minggu Ke- V Sesudah orang beriman pada Tuhan selalu percaya bahwa dalam keadaan apapun, Tuhan pasti menyatakan
Epifania kuasaNya.
 12 pengintai disuruh Musa untuk mengintai Kanaan. Para pengintai pulang dengan kabar baik tentang
Nas Bacaan: kekayaan dan kesuburan (ay. 27). Namun, mereka juga menyampaikan kekuatan penghuni negeri
1. Mazmur : 118:1-9 Kanaan dan kehebatannya yang tidak mungkin dikalahkan, sebagai tantangan besar dalam merebut
tanah itu. Mereka menggambarkan Kanaan sebagai kota berkubu dengan tentara-tentara yang hebat
2. Khotbah : Bilangan 13:25-14:10 dan juga para raksasa (ay. 28-29), juga memiliki kebiasaan kanibal yakni memakan manusia (ay. 31-
33). Sepuluh pengintai menggambarkan keadaan yang menciptakan ketakutan dan rasa pesimis.
6
 Stola : Hijau Seolah-olah semua kondisi ini terlalu menakutkan dan tidak mungkin bagi Israel untuk merebut tanah
Bintang bersegi lima (putih) di dalam Kanaan. Mereka seolah lupa bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari Mesir atau menolong mereka
lingkaran(kuning) mengalahkan orang Amalek serta menebar ketakutan bagi bangsa yang mereka lalui.
Saat 10 pengintai itu menebar ketakutan dan rasa pesimis bagi bangsa itu, Kaleb justru melihat sisi
berbeda dan menebar harapan dan rasa optimis. Kaleb tidak menyangkali kehebatan dan kekuatan
Kanaan, tapi ia juga tidak mengecilkan pertolongan Tuhan. Ia sangat yakin bahwa Israel sanggup
mengalahkan dan merebut Kanaan dengan pertolongan Tuhan (ay. 30). Keyakinan ini tentu bukan
lahir dari iman yang membabi buta melainkan keyakinan yang lahir dari pengalaman iman yang
mendalam dan keyakinan akan janji Tuhan. Ia juga meyakini kemampuan Israel yang tidak bisa
dipandang remeh. Tuhan bukan hanya menolong mereka tetapi juga memberi kemampuan untuk
melawan dan mengalahkan orang Kanaan.
 Cerita ini menolong kita untuk memiliki cara pandang sebagai orang beriman terhadap masalah
kehidupan. Orang kristen yang percaya pada Tuhan adalah orang yang menjadi penebar dan
pembangkit semangat dan optimisme untuk menghadapi tantangan kehidupan. Jadilah orang yang
menguatkan berdasarkan pertolongan Tuhan dan bukan orang yang melemahkan karena melupakan
Tuhan. Dalam menguatkan maka kita membagikan energi positif yang mendorong keberhasilan
bersama. Sebaliknya dengan menebar ketakutan, kecemasan dan pesimisme maka kita menebar
kegagalan dan merusak kehidupan. Jadilah penebar harapan dan bukan menghancurkan harapan.
Tanggal : 12 Februari Bersandar Pada Hikmat Allah
 Seringkali dalam kehidupan, manusia mengutamakan atau mengandalkan kepandaian, pengalaman
Masa Raya :Minggu Ke- VI Sesudah dan mengabaikan hikmat yang kita timba dari Firman Tuhan. Bahkan tidak jarang kita memakai
Epifania hikmat kita sendiri untuk memahami Firman Tuhan. Akibatnya terjadi berbagai konflik dalam
Nas Bacaan persekutuan.
1. Mazmur :111  Jemaat Korintus yang berada di kota pelabuhan dihimpit oleh teologi Yahudi dan agama Yunani. Bagi
orang Yahudi dengan pemahaman Mesias politik sebagai tokoh yang hebat dan memerdekakan
2. Khotbah : I Korintus 1:18-31 membuat mereka tidak mau menerima Yesus sebagai Mesias yang mengorbankan diriNya untuk
keselamatan manusia. Bagi mereka Mesias yang mati merupakan batu sandungan. Orang Yunani yang
mencari hikmat tertinggi berpandangan bahwa kalau ada Tuhan yang menjadi manusia dan mau mati
 Stola : Hijau untuk menyelamatkan manusia, itu adalah sebuah kebodohan.
Bintang bersegi lima (putih) di dalam Tetapi bagi orang percaya khabar tentang kematian Yesus di salib adalah tanda kekuatan dan kuasa
lingkaran(kuning) Allah yang bekerja untuk menyelamatkan manusia. Itulah hikmat Allah yang jauh berbeda dengan
hikmat Yunani dan hikmat Yahudi. Hikmat Allah inilah yang menuntun manusia untuk memahami
dan hidup menurut kehendak Allah karena percaya bahwa dalam Yesus yang mati tersalib, manusia
dibenarkan serta mendapat penebusan dari dosa.
 Belajar dari perikop bacaan ini, maka kita dipanggil untuk berserah kepada hikmat Allah yang
menyelamatkan, dan bukan bersandar pada hikmat manusia.
7
Tema Bulan Februari-April (Masa Raya Minggu Sengsara, Jumat Agung dan Paskah): Teladan Pengorbanan Yesus, Memulihkan Relasi dan
Membarui Gereja untuk Menjadi Berkat

Tanggal : 19 Februari Pengampunan Memulihkan Relasi


 Ada seorang sopir bus yang tetap tersenyum meski dicaci maki oleh beberapa penumpang yang
Masa Raya :Minggu Sengsara I merasa bahwa ia mengemudikan bus terlalu lambat. Seorang penumpang bertanya kepadanya “
mengapa engkau terus tersenyum dan tidak membalas makian mereka dengan makian? Sopir itu
Nas Bacaan menjawab” mereka memaki karena hati mereka penuh dengan kata-kata sampah berupa caci
1. Mazmur : 103:6-13 maki, tetapi saya tetap tersenyum karena hati saya penuh sukacita dari Tuhan yang saya percaya.
Saya tidak mau membuang sukacita pemberian Tuhan dan menggantikan dengan sampah caci
2. Khotbah : Matius 18:21-35 maki dari mereka, karena itu saya tidak membalas caci maki mereka dengan caci maki”
 Matius 18:21-35 menekankan konsep pengampunan yang berdampak pada hubungan yang sehat,
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) kerukunan dan kesejahteraan dalam kehidupan persekutuan. Kemungkinan besar pertanyaan
Petrus disebabkan oleh masalah ketidakharmonisan mengingat pertanyaan tersebut diajukan
setelah ayat 15-20. Ajaran para rabi mengemukakan bahwa seorang saudara dapat diampuni atas
dosa yang diulanginya sebanyak tiga kali. Pada kali yang keempat, tidak ada lagi pengampunan
(bdk. Am. 1:3; Ayb. 33:29,30). Petrus, yang menganggap dirinya berjiwa besar, mengajukan
tujuh kali untuk menjawab pertanyaannya sendiri (bdk. Im 26:21; Ul 28:25; Mzm. 79:12).
Pertanyaan dan jawaban Petrus menegaskan ketergantungan komunitas Matius pada hukum
Yahudi. Jawaban Yesus tentang tujuh puluh kali tujuh kali menjelaskan Yesus tidak meniadakan
hukum itu, tetapi menyempurnakannya (Mat. 5:17). Yesus adalah pemenuhan kebenaran yang
dituntut oleh hukum. Tujuh puluh kali tujuh kali bukanlah batas atas. Pemberian maaf kepada
saudara tidak mungkin dapat dibatasi frekuensi atau jumlahnya, karena, seperti yang ditunjukkan
oleh perumpamaan berikutnya (ay.23-35), mereka semua telah diampuni jauh lebih banyak
daripada yang pernah mereka ampuni.
 Pada Minggu sengsara pertama, melalui ajaran tentang pengampunan,Yesus menegaskan bahwa
Dialah wujud dari kasih Allah yang sedang bekerja untuk mengampuni manusia melalui
kematianNya di salib. Pengajaran Yesus ini mengingatkan kita bahwa sebagai murid Tuhan yang
sejati, kita mesti meneladani kasih Allah. Sekalipun orang percaya berhadapan dengan situasi
yang memusuhi dan mendendam, tetapi orang percaya terpanggil untuk hidup meneladani kasih
Allah yang mengampuni tanpa dendam, tanpa kebencian, permusuhan, dan balas dendam.
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan dan caci maki dengan caci maki, tetapi
berdoalah bagi mereka yang mencaci maki kamu.

1
Tanggal : 26 Februari Dilahirkan Kembali Menjadi Manusia Baru
 Dalam terminologi Kristen, dilahirkan kembali menunjukan bahwa hidup sebagai murid Kristus
Masa Raya :Minggu Sengsara II memerlukan pihak lain yang bekerja. Seperti seorang anak yang dilahirkan, bukan oleh
keinginannya melainkan karena ibunya. Dalam PB, dilahirkan kembali sama dengan diciptakan
Nas Bacaan baru di dalam Kristus (2 Kor. 5:17).
1. Mazmur : 121  Perikop bacaan kita bercerita tentang percakapan Yesus dengan Nikodemus tentang dilahirkan
kembali. Yesus menegaskan tentang dilahirkan kembali sebagai syarat dari keselamatan. Yesus
2. Khotbah : Yohanes memberi tahu Nikodemus bahwa tidak ada seorang pun yang dapat melihat Kerajaan Allah tanpa
3:1-21 kelahiran kembali. Dilahirkan kembali untuk keselamatan dibahasakan dengan “dilahirkan dari air
dan roh supaya bisa masuk ke dalam kerajaan surga” (Yoh. 3:3,6). Itu bukan hasil usaha manusia
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) melainkan anugerah Allah. Dalam percakapan itu Tuhan Yesus menuntut Nikodemus agar
sungguh-sungguh percaya kepada Yesus agar ia dapat dilahirkan kembali.
 Percaya kepada Yesus ditandai dengan kehidup baru sesuai dengan ajaran Yesus. Itu bukan
peristiwa sekali seumur hidup melainkan peristiwa iman yang terus menerus, dimana kita memberi
diri kepada Yesus dan Roh Kudus agar mengalami pembaruan terus menerus. Hidup baru harus
dirayakan terus menerus selama hidup.
Tanggal : 5 Maret Hidup sebagai Orang yang Ditebus
 Banyak orang Kristen yang berlomba-lomba untuk meningkatkan taraf kehidupan tanpa
Masa Raya :Minggu Sengsara III menempatkan karya penebusan Kristus sebagai landasan dalam berkarya. Banyak orang Kristen
yang saat ini senang untuk menunjukkan eksistensi diri di media sosial namun melupakan
Nas Bacaan: panggilannya sebagai orang yang ditebus.
1. Mazmur : 107:1-9  Jemaat pembaca surat 1 Petrus adalah jemaat yang mengalami penderitaan karena pertobatan
mereka kepada iman Kristen. Pertobatan itu membuat jemaat menjauhkan diri dari pertemuan-
2. Khotbah : 1 Petrus 1:13-22 pertemuan masyarakat yang memuat ritus penyembahan kepada dewa/dewi dan penyembahan
kepada kaisar. Karena menjauhkan diri dari pertemuan dan ritus penyembahan berhala itu maka
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) orang kristen mengalami banyak penderitaan. Mereka dihina, difitnah karena iman mereka. Dalam
konteks penderitaan, jemaat diajak untuk mengembangkan akal budi mereka (ay. 13) dan
membangun sikap patuh pada moral dan etika kristen (ay.14,15). Mengembangkan akal budi
untuk memahami ajaran iman yang benar, yaitu tentang Yesus Kristus, sebagai Tuhan yang kekal
(19) dan yang telah datang untuk menebus manusia dari cara hidup yang sia-sia dengan darah-Nya
(ay. 18,19). Di dalam Yesuslah kita mengenal dan percaya kepada Allah sebagai Bapa (ay. 17,
21). Membangun sikap patuh pada moral kristen yaitu berjuang untuk hidup kudus dan berani
melawan hawa nafsu duniawi (ay.14-15). Dengan demikian orang percaya siap untuk menerima
keselamatan penuh pada waktu Tuhan Yesus datang (ay.13: “pada waktu penyataan Yesus
2
Kristus). Pengharapan akan keselamatan kekal pada waktu Tuhan Yesus datang, itulah yang
menguatkan orang percaya terus hidup sebagai umat yang ditebus dengan menjaga kekudusan
hidup dan mengamalkan kasih persaudaraan.
 Hidup sebagai orang yang ditebus berarti berani untuk hidup benar sekalipun berhadapan dengan
penderitaan. Hidup sebagai orang yang ditebus berarti harus memiliki karakter tahan banting
sekalipun tantangan yang dihadapi begitu sulit. Hidup sebagai orang yang ditebus berarti hidup
sebagai pribadi yang berintegritas dengan menjaga kekudusan dan mengamalkan kasih
persaudaraan.
Tanggal : 12 Maret Belajar dari Penderitaan untuk Menghadirkan Transformasi
 GMIT sudah berhadapan dengan banyak persoalan yang membuat GMIT menderita, sejak tahun
Masa Raya :Minggu Sengsara IV 1947 hingga saat ini. Namun, melalui derita dan berbagai persoalan tersebut membuat GMIT terus
bertumbuh dan bertransformasi hingga saat ini. Karya Allah dalam kehidupan GMIT dan respons
Nas Bacaan GMIT terhadap karya Allah sekalipun dalam penderitaan menjadi pembelajaran bagi kita bahwa
1. Mazmur bahwa gereja dan warga gereja, bisa memikul derita dan menghadapi persoalan dan terus
:22:1-12 bertumbuh untuk memberitakan kabar keselamatan dari Tuhan Allah kepada dunia.
2. Khotbah : Yesaya 52:13-53:12 .
 Di Yesaya 52:13-53:12 kita mendengar kesaksian tentang Tuhan Allah yang mengutus seorang
hamba-Nya, yaitu Hamba Tuhan, untuk menderita demi menyelamatkan orang banyak. Hamba
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) itu mengerjakan keselamatan kita. Hamba Tuhan itu telah menjalani semua penderitaan dengan
taat kepada Tuhan Allah (53:7). Sesudah hamba itu menjalani derita dan sengsara demi kita, maka
Tuhan Allah meninggikan dia (53:12). Gereja menghubungkan Hamba Tuhan dalam teks Yesaya
ini dengan Yesus. Sebab Yesus telah menderita sengsara dan mati demi kita, untuk
menyelamatkan kita dari dosa dan maut (bnd. Fil. 2: 5-11). Yesus telah memberikan nyawa-Nya
untuk manusia yang Ia sebut sebagai sahabat-sahabat (Yoh. 15:13). Yesus inilah, sebagai Hamba
Tuhan, yang dimuliakan oleh Bapa di sorga. Dengan demikian Tuhan Yesus telah mewujudkan
karya Allah untuk menebus dan mentransformasi manusia dan dunia dari bentuk lama yaitu
sebagai manusia dan dunia yang berdosa serta bermusuhan dengan Tuhan menjadi manusia dan
dunia yang dikasihi dan dikuduskan menjadi milik Tuhan Allah. Dalam Yesus manusia
mengalami tranformasi dari hidup yang sia-sia kepada hidup yang bermakna bagi Allah untuk
kemuliaan Allah.
 Gereja adalah salah satu wujud dari transformasi yang Yesus kerjakan. Dan gereja juga diutus oleh
Yesus membawa Injil yang mengubah manusia dari manusia berdosa menjadi anak-anak Allah
yang dikasihi Allah. Gereja juga terpanggil untuk mengerjakan karya-karya transformatif yang
menguatkan manusia untuk mengembangkan hidup yang bermartabat sebagai anak-anak Allah
3
dalam segala bidang kehidupan. Demikian juga setiap anggota gereja terpanggil untuk bergerak
mengembangkan potensi diri untuk menyatakan karya Kristus dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Tanggal : 19 Maret Umat Tuhan yang Tahan Uji atau Gampang Bersungut-sungut?
 Inkonsistensi seringkali didapati dalam kehidupan orang percaya. Dalam pelayanan PAR misalnya,
Masa Raya :Minggu Sengsara V ada kebijakan bahwa setiap pelayan harus mempersiapkan diri sebelum melayani. Namun, kebijakan
tersebut dalam praktiknya seringkali dilanggar karena berbagai alasan. Dalam keluarga, ada
Nas Bacaan kebijakan tentang doa bersama namun dalam praktiknya ada anggota keluarga yang tidak konsisten
1. Mazmur : 95 mengikuti doa bersama karena berbagai alasan klise. Bagaimana dengan kehidupan iman kita?
Apakah kita sudah konsisten dalam melakukan kehendak-Nya? Bukankah sebagai umat Tuhan kita
3. Khotbah : Keluaran 17:1-7 dipanggil untuk konsisten sebagai bukti kita merupakan umat yang tahan uji dalam segala situasi?
 Peristiwa keluarnya bangsa Israel dari negeri Mesir adalah jawaban Tuhan atas keluhan bangsa Israel
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) (Kel. 2:23). Musa, Harun dan Miryam diutus Tuhan untuk memimpin pembebasan bangsa Israel
dari perbudakan (Mi. 6:4). Perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan senantiasa berada dalam
tuntunan Tuhan. Bangsa ini sungguh bangsa yang diberkati. Namun perjalanan pembebasan tersebut
terasa begitu sukar sehingga masalah demi masalah terjadi akibat ketidakpuasan bangsa Israel.
Sekalipun berjalan bersama dengan Tuhan, bangsa ini tidak berserah dalam tuntunan Tuhan. Masa
dan Meriba menjadi tempat mereka meragukan kehadiran Tuhan. Persoalan air menjadi dasar
pertengkaran antara bangsa Israel dengan Musa. Kehausan membuat mereka lupa akan peristiwa di
Mara dan Elim. Ketakutan akan kematian dan kehilangan anak serta ternak membuat mereka lupa
tentang tuntunan Tuhan. Perjalanan melalui Masa dan Meriba adalah perjalanan untuk membentuk
karakter bangsa Israel sebagai umat Tuhan yang tahan uji.
 Hidup ini adalah anugerah dan hasil dari perjuangan. Syukurilah karya Kristus dengan memiliki
mental yang tahan uji. Saat ada di Masa dan Meriba, tetaplah tahan uji. Mental yang mudah
menyerah terhadap keterbatasan bukanlah mental tahan uji. Tahan uji bukan karakter bawaan.
Tahan uji lahir dari proses memberi diri untuk dibentuk. Belajarlah dari Yesus yang tetap teguh
dalam imannya saat berhadapan dengan penderitaan bahkan kematian. Yesus tetap berjalan menuju
Golgota sekalipun Ia tahu tentang bahaya yang akan dihadapi.
Tanggal : 26 Maret Tunaikanlah Tugas Pelayanan
 Tidak semua orang yang diberi tanggung jawab mampu menyelesaikan tugas pelayanannya dengan
Masa Raya :Minggu Sengsara VI baik. Ada yang gagal karena pelayanannya berfokus untuk menunjukkan kemampuan diri, mencari

4
Nas Bacaan nama, mencari keuntungan pribadi bukan membangun kehidupan pelayanan bersama demi
1. Mazmur : 101 pertumbuhan bersama. Ada yang gagal karena merasa tanggung jawabnya terlalu berat, ia tidak
mampu mengatur waktu pelayanan di gereja dengan kesibukan lainnya di luar gereja sehingga
2. Khotbah : 2 Timotius 4:1-8 memilih untuk mundur dari pelayanan. Yesus dan Paulus menjadi teladan saat mereka mampu
menyelesaikan pelayanan di tengah berbagai tantangan yang berat.
Stola : Ungu, Ikan (Kuning)  Paulus berusaha menyelesaikan pelayanannya dengan baik. Melalui gambaran pertandingan, ia
menyebutkan bahwa ia telah mencapai garis akhir (ay. 7). Semua pelayanannya tidak sia-sia karena
semuanya itu menuntun dirinya dan orang percaya pada kebenaran tentang Tuhan dan kepada
keselamatan kekal (ay. 8). Berdasarkan pengalaman Paulus yang setia melayani sampai akhir, maka
Paulus menasihati Timotius untuk tetap menguasai dirinya, bersabar dalam penderitaan dan tekun
memberitakan Injil, sama seperti Paulus (ayat 5). Tugas Timotius makin penting sebab ada ancaman
yang akan dihadapi oleh jemaat yang Timotius layani. Karena itu ia memberi nasihat untuk tetap setia
dalam memenuhi tugas pelayanan. Setia memelihara dan memberitakan ajaran yang sehat, menguasai
diri dan memberi nasihat dalam kesabaran, agar jemaat tidak mudah jatuh pada ajaran-ajaran dari
guru-guru palsu yang tidak bermanfaat (ay. 3,4, lihat kata: “dongeng).
 Paulus memberi teladan saat ia menunaikan tugas pelayanannya sampai selesai. Sikap itu bersumber
dari keteladanan Yesus yang menyelesaikan tugasnya sampai akhir. Ada begitu banyak hambatan
yang dihadapi namun Yesus dan Paulus tetap setia menunaikan tugas pelayanan yang dipercayakan
kepada mereka. Kita pun kita berhadapan dengan rupa-rupa kabar yang bisa mengoyahkan iman
kita dan iman warga gereja. Maka nasihat Paulus kepada Timotius penting juga untuk kita. Marilah
kita bertekun dalam ajaran sehat. Marilah kita juga tekun melayani menurut tanggungjawab yang
gereja berikan kepada kita seperti Paulus. Semoga kita mampu menyelesaikan tugas pelayanan kita
dengan baik!
Tanggal : 2 April
Berjalan Bersama Sang Raja Damai
Masa Raya :Minggu Sengsara VII  Saat memasuki Yerusalem, Yesus tahu bahwa kematian-Nya semakin dekat. Ia sadar benar akan
resiko yang harus Ia hadapi. Dalam kesadaran itu Yesus memasuki Yerusalem secara simbolik
Nas Bacaan: dengan menunggang seekor keledai muda. Injil Matius menunjukkan bahwa kedatangan Yesus
1. Mazmur : dengan cara Yesus demikian menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias dan kehadiran-Nya adalah
118:19-29 penggenapan terhadap Kitab Suci (Za. 9:9). Bukan hanya itu, Yesus juga hadir untuk membawa
2. Khotbah : Matius 21:1-11 kedamaian. Keledai bukan hewan yang digunakan dalam perang tetapi untuk bekerja. Hewan yang
belum pernah ditunggangi itu tetap aman dalam pengendalian Yesus. Peristiwa itu menunjuk pada

5
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) keadaan damai yang digambarkan dalam Yesaya 11:1-10. Matius juga menggambarkan Yesus
sebagai seorang Raja yang lemah-lembut. Sikap lemah-lembut bertautan dengan sikap rendah hati.
Lemah-lembut berarti ramah, baik hati dan perhatian. Rendah hati berarti kerelaan untuk merendah
atau memberi sesuatu secara sukarela, tanpa pamrih. Banyak orang berjalan memasuki Yerusalem
bersama Yesus. Yesus membawa serta pengikut-Nya untuk berhadapan dengan penderitaan seperti
yang telah Ia sampaikan dalam Matius 16:21-28; 17:22-23; 20:17-19. Namun, saat memasuki
Yerusalem ada banyak orang mempertanyakan identitas dari Yesus.
 Apa artinya mengakui Yesus sebagai Raja? Mengakui sebagai Raja berarti mengikut-Nya,
melakukan kehendak-Nya dan berjalan bersama-Nya. Pernyataan ini bukanlah sesuatu yang
mudah. Setiap orang harus siap menanggung risiko. Tetapi belajarlah untuk tetap berjalan bersama
Sang Raja Damai memasuki segala kesulitan, ketakutan dan keterbatasan dengan damai dan tetap
percaya bahwa Yesus berjalan bersama dengan kita. Hidup kita ada dalam penyertaan-Nya

Tanggal : 3-8 April Memaknai Arti Perjamuan Kudus


 Paulus mengingatkan jemaat di Korintus terkait dengan pertemuan jemaat. Mengapa? Sebab
Masa Raya :Persiapan Perjamuan pertemuan jemaat tidak mendatangkan kebaikan, justru keburukan (ay. 17). Saat itu, di Korintus,
Kudus Triwulan I perjamuan Kudus selalu diawali dengan perjamuan makan atau perjamuan kasih. Biasanya jemaat
1. Nas Bacaan: akan membawa makanan untuk dimakan bersama-sama. Namun yang salah ialah jemaat memakan
2. Mazmur : sendiri makanannya, sehingga jemaat yang miskin yang tidak membawa makanan, kelaparan.
Karena itu, Paulus marah dan berkata, “Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk
Khotbah: I Korintus 11:17-34 makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang
yang tidak mempunyai apa-apa?” (ay. 22).
Stola : Ungu, Ikan (Kuning) Alih-alih menggunakan waktu perjamuan kudus sebagai kesempatan untuk berefleksi atas
pengorbanan Yesus, jemaat justru menjadikannya menjadi sebuah pesta makan. Perjamuan di
Korintus justru menunjukkan beberapa orang mementingkan diri sendiri, tidak mempedulikan
orang lain, lapar atau tidak. Tidak ada kasih dalam perjamuan kasih jemaat Korintus, sebab
perjamuan mereka menjadi sumber perpecahan. Paulus menyebut perbuatan yang tidak layak ini
sebagai dosa, karena mengabaikan esensi perjamuan kudus, yang didasarkan atas kematian Kristus.
Sehingga Paulus menjelaskan kembali esensi perjamuan kudus, yaitu mengingat akan tubuh dan
darah Kristus yang sudah diserahkan bagi yang percaya kepada-Nya. Perjamuan diadakan supaya
kita memperbarui komitmen kita di hadapan Tuhan dan supaya kita memiliki pengharapan akan
kedatangan-Nya kembali.
 Ketika mengikuti perjamuan kudus, arahkanlah fokus kepada Tuhan dan memaknai kasihNya yang
6
memungkinkan kita juga mengasihi saudara seiman kita. Sebab itu, kita diminta untuk menguji
diri, membuktikan bahwa kita melakukan perjamuan dengan dasar dan motivasi yang benar.

Tanggal : 3-8 April

Masa Raya :Perjamuan Kudus


Triwulan I

Nas Bacaan
1.Mazmur : 150

2.Amanat Hidup Baru: Yohanes 15:1-8

 Stola : Hitam
Salib (putih) dan Mahkota Duri
(Kuning)

Tanggal : 7 April Yesus: Raja Damai yang Menderita dan Mati untuk Umat-Nya
 Banyak orang yang mau hidup dengan mudah. Tidak sedikit orang yang terjebak dengan investasi
Masa Raya :Jumat Agung bodong dan pinjaman online. Keinginan untuk memperoleh uang dengan mudah membuat orang
mudah tergiur. Hidup sebagai orang percaya tidak mudah. Mengikut Yesus berarti bersedia untuk
Nas Bacaan berserah pada-Nya dan hidup mengikuti kehendak-Nya. Yesus telah menunjukkan keteladanan
1. Mazmur : 22:1-12 tersebut dalam karya keselamatan-Nya.
 Wajah Yesus tidak menampilkan konsep Raja yang dimengerti oleh masyarakat Romawi saat itu.
2. Khotbah : Matius 27:32-61 Yesus bukanlah sosok Raja yang diharapkan oleh orang Yahudi. Yesus mau jadi Raja Damai bagi

7
 Stola : Hitam seluruh manusia dan dunia melalui kematian-Nya. Karena itu Ia menanggalkan seluruh kuasa-Nya,
Salib (putih) dan Mahkota Duri yaitu kuasa yang Ia pakai untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi
(Kuning) makan banyak orang lapar dan mengajar dengan kuasa. Kalau Ia memakai kuasa-Nya untuk turun
dari salib, seperti yang disebutkan oleh orang-orang yang melewati tempat penyaliban-Nya (ay. 39-
40) dan seperti diminta oleh para imam kepala dan ahli-ahli Taurat (41,42), maka Yesus gagal
menjadi Juruselamat dan gagal menjadi Raja Damai. Karena itu berserah diri dan menerima siksaan,
luka-luka karena paku dan kematian dengan cara yang hina. Walau pun Yesus seakan tidak mampu
membebaskan diri dari salib, namun tetap ada tanda dari Bapa di sorga bahwa kematian Yesus
berkenan kepada-Nya. Tanda-tanda itu adalah gempa bumi dan terbukanya kubur-kubur dan orang
mati menunjukkan diri kepada orang banyak (ay. 52,53) dan tirai Bait Suci terbelah dua (ay. 51).
Komandan tentara yang memimpin penyaliban Yesus pun akhirnya mengaku: “Sungguh, Ia ini
adalah Anak Allah” (ay. 54).
Tanda-tanda ini ikut menunjukkan bahwa Ia mati sebagai seorang yang berkuasa bahkan sebagai
Anak Allah. Kematian-Nya bukan kematian yang sia-sia, melainkan kematian yang amat berarti bagi
manusia dan bagi Allah. Dengan menerima hinaan Yesus memperjuangkan kehormatan manusia
sebagai gambar Allah. Dengan mengorbankan nyawa dan mati Ia memperjuangkan kehidupan bagi
manusia. Dengan merendahkan diri Ia meninggikan manusia untuk menjadi anak-anak Allah.
Dengan demikian kematian-Nya adalah tanda Ia melaksanakan tugasNya sebagai Anak Allah yang
datang ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia, sebab kematian-Nya adalah tanda tertinggi
dari ketaatan-Nya kepada Bapa di sorga dan dari kasih-Nya kepada manusia.
 Bila umat percaya memiliki cara berpikir mengikut Yesus agar seluruh kebutuhan hidup terpenuhi,
asal ada ketenteraman dalam hidup maka cara berpikir tersebut sama seperti cara berpikir dari
masyarakat Romawi dan orang Yahudi yang menghina Yesus. Jangan mengikuti Yesus dengan
berorientasi pada diri sendiri. Ikutlah Yesus sambil mengingat bahwa dalam karya-Nya: pelayanan-
Nya, penderitaan-Nya, hingga kematian-Nya, Ia tidak pernah meninggalkan kita. Ia tetap bersama
kita. Ia Allah yang berkuasa sekaligus merengkuh segala penderitaan agar kita mampu untuk tetap
kuat dan berpengharapan sekalipun ada dalam penderitaan.
Tanggal : 9 April Bacaan dan renungan disesuikan dengan tema Paskah PGI

Masa Raya :Paskah

Nas Bacaan
1. Mazmur :

8
2. Khotbah :

Stola : Putih
Bunga Lily (Putih)

Tanggal : 10 April Paskah: Dibebaskan untuk Membebaskan dan Memberdayakan

Masa Raya :Syukur Paskah  Pesan Paskah bukan hanya soal perlombaan mencari telur, perlombaan VG/PS, dan berbagai
kegiatan lainnya. Pesan paskah ditemukan dalam aksi yang membebaskan dan memberdayakan.
Nas Bacaan  Paskah Israel bermula dan bersamaan waktu dengan tulah ke 10, yaitu kematian anak sulung, yang
1. Mazmur : 66 Tuhan Allah timpakan kepada bangsa Mesir. Peristiwa Paskah menjadi bukti pemeliharaan Tuhan
bagi umat Israel. Mereka dibebaskan dari perbudakan bukan hanya untuk menikmati kemerdekaan
2. Khotbah : Keluaran 11:1- tetapi juga agar secara bertanggungjawab dalam takut akan Tuhan mengelola berkat kemerdekaan
12:15 dimana pun mereka berada, bukan hanya ketika mereka tiba di tanah Kanaan. Peristiwa
pembebasan itu menjadi ketetapan yang dirayakan pertama-tama oleh bangsa Israel. Ada berbagai
Stola : Putih ketentuan yang harus dilakukan dalam perayaan tersebut. Setelah peristiwa kebangkitan Yesus,
Bunga Lily (Putih) makna paskah mengalami perubahan. Paskah dirayakan oleh semua orang percaya dari berbagai
latar belakang. Paskah bukan hanya cerita tentang pembebasan bangsa Israel dari perbudakan
tetapi juga kebangkitan Yesus yang membebaskan umat dari ketertindasan, ketidakadilan sekaligus
memberi harapan agar setiap orang mampu mengaktualisasikan diri semaksimal mungkin untuk
menjadi berkat.
 Jika Paskah pertama dirayakan secara terbatas, maka saat ini paskah jangan hanya menjadi perayaan
liturgis belaka tetapi hadirkanlah paskah yang membebaskan dan memberdayakan dalam
lingkungan keluarga, gereja dan masyarakat.
Tanggal : 16 April Karya Kebangkitan Yesus dalam Kehidupan Orang Percaya
 Pandemi covid-19 mengingatkan tentang ketakutan, kesedihan dan kedukaan. Para murid juga
Masa Raya :Minggu Ke-II Sesudah berhadapan dengan situasi yang hampir sama ketika kehilangan Yesus.
Paskah  Peristiwa kebangkitan Yesus menghadirkan damai sejahtera bagi para murid. Mereka yang terpukul,
Nas Bacaan takut dan kehilangan arah karena kematian Yesus terkejut bahkan takut saat Yesus hadir di antara
1. Mazmur : 85:9-14 mereka. Sikap Yesus yang meminta para murid untuk melihat dan menyentuh tangan dan kaki-Nya
adalah untuk membuktikan bahwa Ia sungguh bangkit, Ia hidup, Ia ada bersama mereka. Ia masih
2. Khotbah : Lukas 24:36-49 Yesus yang sama, Yesus yang telah bangkit dan hidup. Murid-murid tidak perlu meragukan
kebangkitan-Nya. Sikap Yesus yang meminta ikan goreng dan makan di depan mereka juga
menunjukkan bahwa Ia benar-benar manusia dan juga benar-benar Tuhan. Selain Yesus
9
Stola : Putih membuktikan bahwa Ia bangkit dan hidup, Ia juga mau mengajar mereka, “membuka pikiran
Bunga Lily (putih) mereka” sehingga mereka mengerti bahwa Yesus harus mati namun bangkit kembali (44,45).
Dengan demikian para murid memperoleh pengertian yang utuh tentang Yesus sebagai Mesias
yang menderita dan mati namun bangkit kembali.
 Yesus yang bangkit senantiasa berkarya dalam kehidupan orang percaya. Yesus hadir di antara para
murid saat mereka mengharapkan kehadiran-Nya di tengah kepasrahan hidup. Yesus hadir saat kita
berdoa melalui kekuatan untuk menghadapi tantangan. Yesus hadir saat kita mengakui pelanggaran
melalui damai sejahtera yang kita rasakan. Yesus hadir saat kita sakit melalui semangat untuk
pulih. Ia bangkit untuk tetap menjadi Imanuel, Allah beserta kita (Mat. 1:23) yang akan selalu
hadir bersama semua orang yang berkumpul dalam nama-Nya (Mat. 18:20), sebagaimana Ia
janjikan kepada para murid: “Ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai kepada akhir zaman”
(Matius 28:20)

Tanggal : 23 April Apakah Engkau Mengasihi Aku?


 Saat ini orang cenderung mengasihi dengan pamrih, mengasihi dengan melihat status atau latar
belakang seseorang. Dalam dunia Yunani-Romawi pun begitu, tidak ada kasih secara gratis, yang
Masa Raya :Minggu Ke-III Sesudah berlaku adalah sistem balas jasa.
Paskah  Allah menjumpai ciptaan karena kasih-Nya dan karena kasih-Nya pun Ia memberi diri-Nya untuk
memulihkan relasi antara Allah dan manusia, manusia dan segenap ciptaan dan antar manusia.
Nas Bacaan Karena itu kasih menjadi landasan dari pelayanan Yesus. Landasan itulah yang membuat Yesus
1. Mazmur : 103:1-14 mengajukan pertanyaan kepada Simon Petrus agar ia juga memiliki landasan yang sama dalam
pelayanannya, yaitu kasih kepada Tuhan. Pertanyaan pertama Yesus kepada Petrus sungguh
2. Khotbah : Yohanes 21:15- menantang Petrus: “Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini ? ( 21:15).
19 Beranikah Petrus mengaku bahwa Ia mengasihi dengan kasih yang lebih hebat, lebih unggul, lebih
baik dari kasih keenam temannya kepada Yesus? Pertanyaan ini menantang Petrus untuk
Stola : Putih memeriksa diri dan berhenti menganggap diri lebih hebat, lebih jago dari orang lain dalam hal
Bunga Lily (putih) mengasihi Yesus. Ternyata Petrus dengan malu-malu, karena sadar akan kesalahannya menyangkal
Yesus, berkata: “Tuhan Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau.” Jawaban ini menegaskan
bahwa sekali pun kasih Petrus terbatas, namun ia telah mengikut Yesus dan mengasihi Yesus
selama tiga tahun, sejak Yesus memanggil dia menjadi murid-Nya. Sesudah tiga kali Yesus
bertanya dan Petrus menjawab dengan kasih, maka Yesus menyerahkan domba-domba-Nya kepada
Petrus untuk Petrus gembalakan. Hanya orang yang mengasihi Yesus yang menerima kepercayaan
dari Yesus untuk menggembalakan domba-domba milik Yesus, karena orang itu akan
menggembalakan domba-domba Yesus dengan kasih, sebagaimana ia mengasihi Yesus. Orang
10
yang tidak mengasihi Yesus, tidak akan mengasihi domba-domba Yesus, sekali pun domba-domba
itu dipercayakan kepadanya (Bnd. Yoh. 10:12-13).
 Pertanyaan Yesus kepada Simon Petrus biarlah membuat kita berefleksi apakah kita sungguh-
sungguh mengasihi-Nya secara tulus dengan tekad yang kuat menerima-Nya sebagai Tuhan dan
mengikuti-Nya tanpa mengharapkan imbalan? Masihkah kita mengasihi-Nya ketika kita merasa
tidak berdaya dan beban hidup terasa begitu berat? Masihkah kita mengasihi-Nya ketika godaan
menawarkan sejumlah uang dan pertolongan saat kita menghadapi krisis secara finansial?
Masihkah kita mengasihi Yesus dan menggembalakan domba-domba-Nya dengan kasih ?

Tanggal : 30 April Hiduplah dalam Pengharapan, Iman dan Kasih


 Kehidupan orang percaya ditentukan oleh iman, pengharapan dan kasih. Pengetahuan, kekayaan,
Masa Raya :Minggu Ke-IV Sesudah kekuatan tidak menentukan dan tidak menghadirkan keselamatan.
Paskah  1 Petr 1:3-12 dimulai dengan rasa syukur, terima kasih dan memuji Allah Bapa karena Allah
berkenan melahirkan jemaat Tuhan kembali melalui kebangkitan Yesus dan memberikan hidup
Nas Bacaan baru, yaitu hidup dalam pengharapan (ay.3). Syukur karena Allah yang melahirkan kembali dalam
1. Mazmur : 37:27-40 hidup baru, juga telah menyediakan bagi mereka keselamatan kekal di sorga (ay. 4,5,9).
Keselamatan kekal itu dinantikan dengan iman dan sukacita, sebab penderitaan dunia yang dialami
2. Khotbah : 1 Petrus 1:3-12 tidak sebanding dengan keselamatan kekal yang Allah sediakan bagi mereka. Keselamatan yang
jauh lebih tinggi nilainya dari derita dan emas. Iman membuat umat percaya bahwa keselamatan
yang seharusnya terjadi pada zaman akhir telah dirasakan melalui kehadiran Yesus dan berita Injil
Stola : Putih Kerajaan Allah yang disampaikan-Nya sesuai kesaksian Alkitab. Karena itu, bagaimana pun
Bunga Lily (putih) keadaan jemaat, hendaknya tetap berharap dan percaya akan Allah yang telah menyelamatkan
mereka di dalam Yesus. Iman dan harap itu memberi keberanian untuk tetap bersyukur dengan
mengasihi Tuhan dan mengamalkan kasih persaudaraan sekalipun jemaat pembaca surat 1 Petrus
sedang berduka dalam penderitaan karena iman kepada Allah.
 Tidak mudah untuk hidup dalam iman, pengharapan dan kasih saat keadaan tidak sesuai dengan
yang kita harapkan. Namun teladanilah jemaat pembaca surat 1 Petrus. Mulailah dari hal-hal yang
kecil, seperti bersyukur dalam segala hal dan terus berkarya melakukan yang terbaik.

11
Tema Bulan Mei (Bulan Budaya):
Roh Kudus Menguatkan Budaya dan Mempersatukan Suku-suku Bangsa agar Hidup dan Memuliakan Allah

Tanggal : 7 Mei Yesus Batu Penjuru bagi Bangunan Persekutuan Percaya


 Dalam hal pembuatan rumah, batu merupakan material yang sangat penting. Tradisi membangun
Masa Raya : Minggu Ke- V rumah, pada suku-suku di NTT, menonjolkan manfaat batu untuk dasar bangunan, memberi bentuk
Sesudah Paskah dan menopang fungsi bangunan. Tidak jarang ditemukan bahwa batu disusun rapi di sekeliling
rumah dan perkampungan untuk menjadi pagar yang memperindah pemandangan dan melindungi
Nas Bacaan dari ancaman. Begitu dekatnya suku-suku di NTT dengan batu ditunjukkan dengan nama-nama
1. Mazmur : 118:1-23 kampung menggunakan kata batu, seperti Fatu Kopa, Fatuleu, Batu Pelat, Fatufeto, dan sebagainya.
Salah satu pembelajaran penting dari bencana Siklon Seroja pada tahun 2021, yaitu kita perlu
2. Khotbah : 1 Petrus 2:1-10 mengevaluasi sistem ketahanan bangunan rumah terhadap ancaman peristiwa alam yang ekstrim
seperti gempa bumi, angin kencang, dll.
 Perikop kita menegaskan gambaran tentang keberadaan Yesus. Yesus sebagai “Batu Penjuru” bagi
Stola : Putih Bunga bangunan hidup orang percaya. Batu Penjuru adalah batu besar yang ditempatkan pada sudut fondasi
Lily (Putih) suatu bangunan. Batu ini menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok sebelahnya,
sehingga keduanya menyatu. Ungkapan “Yesus sebagai Batu Penjuru” berarti Yesus
mempersekutukan anggota-anggota gereja dan menopang kesatuan bangunan gereja sebagai
bangunan persekutuan yang hidup. Yesus Batu Penjuru karena di atas Dialah gereja dibangun.
Perjanjian Baru menyebut bahwa para rasul dan para nabi adalah dasar bagi gereja sebagai bangunan
dan keluarga Allah (Ef. 2:19-21). Selanjutnya semua orang percaya adalah batu-batu hidup untuk
membangun bangunan rohani, suatu imamat kudus (1 Petr 2:5). Dengan gambaran ini maka setiap
orang percaya terikat dan mengikatkan dirinya dengan orang percaya lainnya dalam persekutuan
yang disebut imamat yang kudus. Bangunan rohani atau imamat kudus itu adalah milik Allah dan
Allah menugaskan imamat yang kudus itu untuk terus memberitakan karya keselamatanNya bagi
segala bangsa. Perikop ini juga menggambarkan orang-orang percaya sebagai “batu-batu yang
hidup”. Istilah “batu yang hidup” menekankan fungsi batu untuk mendesain sebuah bangunan seperti
yang diharapkan. Batu-batu hidup dipakai Tuhan untuk membangun rumah rohani. Rumah rohani
adalah persekutuan orang percaya yang memuliakan Tuhan. Untuk membangun rumah rohani yang
kuat, batu-batu hidup ditempatkan pada bagiannya masing-masing.
 Kualitas hidup orang-orang percaya sangat menentukan bangunan persekutuan murid Kristus yang
bersaksi, melayani, beribadah dan menata-layani demi penyelamatan dunia milik Allah. Tiap orang
dan komunitas percaya, sebagai batu hidup, memiliki aneka jenis kemampuan, seperti kearifan
budaya, ikatan sosial, daya pikir, keterampilan bekerja dan sebagainya. Semua kapasitas itu perlu
12
diposisikan secara tepat dalam bangunan persekutuan yang tertata, agar bisa melaksanakan misi
Allah di tengah dunia. Semua orang percaya harus terhubung dengan Tuhan Yesus sebagai “Batu
Penjuru” bangunan persekutuan percaya. DIA-lah yang memberi kemampuan bersekutu dan
berkarya sesuai misi yang diembankan Allah kepada gerejaNya.

Tanggal : 14 Mei Beriman di tengah Gempuran Budaya Populer


 Budaya populer adalah budaya yang dianut oleh masyarakat dunia secara global, budaya yang dikenal
Masa Raya :Minggu Ke- VI Sesudah dan digemari masyarakat pada umumnya, serta banyak berperan membentuk cara hidup sehari-hari
Paskah sebagian besar penduduk bumi. Seiring kemajuan dan kecanggihan sarana komunikasi dan informasi
Nas Bacaan sekarang ini budaya populer yang disebar melalui berbagai media makin cepat meluas dan
1. Mazmur : 1 menggeser cara hidup tradisional, termasuk cara beragama yang selama ini dianut. Perkembangan
budaya populer sebenarnya cukup mengancam budaya lokal. Banyak tanda budaya lokal yang
2. Khotbah : Daniel 1:1-21 terkikis, misalnya kemampuan berbicara dalam bahasa daerah (bahasa lokal) dan minat terhadap
busana-busana daerah. Kita menemukan cara berbahasa dan berbusana disesuaikan dengan
pandangan umum masyarakat global.
Stola : Putih Bunga Lily (Putih)  Perikop kita menceritakan tentang Daniel dan ketiga sahabatnya di istana Babel. Mereka menghadapi
tuntutan masyarakat istana yang tidak berkompromi terhadap cara hidup menurut budaya bangsa
lain. Di istana raja Nebukadnezar, mereka hanya dijamu dengan makanan raja. Sementara bagi
Daniel dan kawan-kawan, yang merupakan penganut agama Yahudi yang taat, ada masa di mana
mereka tidak boleh mencicipi makanan yang sedap, daging dan anggur. Daniel dan ketiga orang
kawannya berusaha mempertahankan cara hidup dan beriman di tengah masyarakat yang tidak
ramah terhadap kekhasan mereka sebagai penganut agama/budaya Yahudi. Daniel dan kawan-
kawannya tidak menutup diri, melainkan aktif berdialog dengan pemimpin pegawai istana agar
diberikan makanan yang tidak menajiskan diri mereka. Dalam konteks pembuangan, Daniel dan
ketiga sahabatnya menampilkan pergumulan kaum minoritas dalam suatu masyarakat asing bagi
mereka. Mereka berempat berupaya sekuat tenaga, hikmat dan relasi untuk merawat iman di tengah
gempuran cara hidup dan cara beriman yang asing bagi mereka.
 Sekarang ini kita sedang hidup dan melayani di tengah suasana dominasi budaya populer. Tidak
semua hal dalam budaya populer harus ditolak, misalnya jangkauan persaudaraaan yang melintasi
batas-batas primordial. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana hidup dalam
budaya populer merupakan sumbangsi budaya populer yang sangat baik dan perlu terus
dikembangkan. Sebaliknya, roh materialisme, konsumerisme, hedonisme, individualisme sebagai
bagian dari budaya populer harus selalu dikritisi. Seperti Daniel dan kawan-kawan di tengah
pergumulan hidup sebagai kaum minoritas di Babel, kita dituntut untuk sungguh-sungguh
13
memahami kekhasan identitas, baik sebagai penganut budaya warisan keluarga (etnik) dan penganut
nilai-nilai Kristiani agar tidak larut begitu saja dalam arus budaya populer yang tidak terbendung.
Berbagai macam hikmat dikaruniakan Allah bagi orang-orang pada segala konteks kehidupan.
Semua kebaikan itu perlu disyukuri dan dirayakan dengan dialog guna mengembangkan terus
menerus kebaikan itu demi hidup yang bermakna di tengah perubahan dunia sekarang ini.
Tanggal : 18 Mei Kemuliaan Kristus Mempersatukan Jemaat
 Kenaikan Yesus Kristus ke surga merupakan bagian dari rangkaian karya keselamatan oleh Yesus
Masa Raya :Kenaikan Tuhan Kritus, Tuhan dan Juru Selamat kita. Dengan demikian, peristiwa kenaikan Yesus ke surga tidak
Yesus ke Sorga terpisahkan dari peristiwa-peristiwa lainnya, seperti Natal, sengsara, Jumat Agung, Paskah. Kita
merayakan peristiwa kenaikan Yesus sebagai penggenapan karya keselamatan Allah bagi dunia.
Nas Bacaan Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga menunjukkan kemuliaanNya sebagai Raja yang
1. Mazmur : Mazmur 47 memerintah dan memelihara seluruh ciptaan. Peristiwa itu menegaskan juga kemuliaan dan kuasa
Kristus yang mengatasi segala sesuatu.
2. Khotbah : Efesus 1:15-23  Situasi persekutuan jemaat di Efesus dipengaruhi oleh ketegangan relasi antara kelompok jemaat dari
latar belakang Yahudi dan kelompok jemaat dari latar belakang Yunani. Pemaknaan iman mereka
Stola : Putih banyak dipengaruhi oleh pemahaman ajaran pra-Kristen yang mereka anut sebelum mengenal
(Salib dan Mahkota Kemuliaan ) Kristus dan berkomitmen untuk hidup dalam persekutuan pengikut Kristus. Perbedaan latar belakang
budaya menghalangi jemaat Efesus untuk mempraktekkan nilai hidup Kristiani dalam hidup sehari-
hari dan pelayanan. Dalam surat ini Paulus pertama-tama bersyukur atas dua hal yang terjadi dalam
jemaat di Efesus, yaitu iman mereka kepada Kristus dan kasih mereka kepada orang-orang kudus.
Walau begitu, Paulus melihat bahwa iman dan kasih Kristus itu belum secara utuh diwujudkan
dalam persekutuan dan pelayanan jemaat itu. Karena itulah Paulus mendoakan agar jemaat dipenuhi
dengan Roh hikmat dan diberi wahyu serta mata-hati yang terang, agar mereka makin mengerti dan
memperoleh pemahaman yang baik tentang Kristus dan kemuliaanNya yang berdampak dalam hidup
persekutuan jemaat. Paulus meyakini bahwa kemuliaan Kristus mampu mempersatukan jemaat
sebagai tubuh Kristus. Keberagaman jemaat disatukan oleh Kristus sebagai Kepala dari seluruh
jemaat sebagai tubuh Kristus. Ada rencana ilahi dalam karya keselamatan Kristus, yakni kesatuan
umat manusia di dalam Yesus Kristus.
 Dalam masa raya kenaikan ini, kita dipanggil untuk mengenal, mengerti dan menghargai karya Allah
di dalam Kristus, serta hidup berpadanan dengan panggilan itu. Kristus yang dimuliakan
mempersatukan jemaat yang beragam sebagai tubuh Kristus yang saling terhubung sebagai saudara
seiman, saling peduli dan menopang dalam kehidupan persekutuan dan pelayanan sehari-hari.

14
Tanggal : 21 Mei Doa Yesus untuk Persekutuan yang Diutus
 Orang percaya diutus oleh Allah untuk mewartakan kasih Allah bagi dunia ini. Tantangan dalam
Masa Raya :Minggu Ke- VII Sesudah memberitakan kabar baik tidak semata datang dari luar diri dan persekutuan para murid. Justru
Paskah persekutuan yang rapuh merupakan tantangan yang perlu didoakan dan diperjuangan demi
Nas Bacaan pelaksanaan tugas perutusan. Para murid yang berasal dari berbagai latar belakang terpanggil untuk
1. Mazmur : Mazmur 27:1-6 merayakan perbedaan dengan meminta hikmat Allah untuk memperkuat persekutuan dan
menemukan jalan keluar terhadap berbagai permasalahan pelayanan. Tuhan Yesus, yang membentuk
2. Khotbah : Yohanes 17:1-21 persekutuan para murid, mendoakan persekutuan itu agar dipelihara oleh Allah demi pelaksanaan
karya Allah di tengah dunia yang makin kompleks masalah kehidupannya.

Stola : Putih (Salib dan Mahkota  Perikop bacaan kita berbicara tentang doa syafaat Yesus untuk persekutuan para muridNya. Cerita ini
Kemuliaan ) terjadi dalam suasana perpisahan antara Tuhan Yesus dengan para muridNya. Tuhan Yesus
mendoakan para murid dan mengutus mereka (ay.18,21b). Yesus mendoakan para murid yang akan
melanjutkan karya misi Kristus di bumi. Yesus memohon kepada Bapa agar memelihara para murid
sehingga mereka dapat menunaikan tugas pemberitaan kabar baik bagi dunia. Dalam doaNya, Tuhan
Yesus meminta agar Bapa mempersatukan para murid sama seperti Yesus dan Bapa satu adanya (ay.
11), sebab hanya dalam kesatuan yang kuat di antara para murid dan persatuan dengan Yesus dan
Bapa di sorgalah yang memberi kemampuan kepada para murid untuk mengemban tugas pengutusan
di dalam dunia. Tuhan Yesus mendoakan para murid agar mereka dipersatukan dengan Allah dan
Kristus agar erat bersatu dan aktif berkarya bagi keselamatan seluruh dunia.

 Orang percaya menerima tugas perutusan sebagai para murid Yesus yang bersatu agar dapat
mengambil bagian dalam tugas pengutusan sebagai murid Kristus. Tugas mewartakan Injil kerajaan
Allah melalui kata dan tindakan memanggil dan menggerakkan para murid untuk bersatu dan
melayani dalam relasi yang hidup dengan Allah. Tugas mewartakan Kerajaan Allah berarti
mengupayakan terciptanya kehidupan yang damai, rukun, penuh persaudaraan, keadilan, dan cinta
kasih. Doa Yesus mengajarkan kita untuk melerai pertentangan dan konflik serta mengurai dan
mengatasi ketegangan karena perbedaan budaya, supaya tidak terjadi perpecahan, tetapi tetap
memelihara persekutuan sebagai sesama murid Yesus, sebab semua murid adalah sesama anak-anak
Allah. Tugas pengutusan itu hanya dapat diemban ketika kita selalu terhubung erat dengan Allah
yang mengamanatkan panggilan itu kepada kita.

Tanggal : 28 Mei Roh Kudus Memampukan Orang Percaya Bersaksi Tentang Perbuatan Allah dalam Beragam Bahasa

15
Masa Raya : Pentakosta  Bahasa membantu kita menyampaikan pesan dan gagasan, maksud dan harapan kepada orang lain
dengan suara, dan juga tulisan, agar dapat diketahui dan dimengerti oleh pendengar. Tiap suku
Nas Bacaan memiliki cara yang khas dalam bertutur kata. Dalam konteks GMIT, terdapat banyak sekali bahasa
1. Mazmur : Mazmur 40:5-11 daerah yang dipakai oleh masing-masing suku. Selain bahasa suku, ada bahasa bersama yang
memungkinkan orang-orang dari suku yang berbeda dapat saling berkomunikasi, yaitu bahasa
Khotbah : Kisah Para Rasul Indonesia. Bahasa mempersatukan bangsa.
2:1-21  Dalam peristiwa Pentakosta, para murid yang dipenuhi dengan Roh Kudus berkata-kata dalam
berbagai macam bahasa agar didengar dan dimengerti oleh orang-orang dari berbagai suku dan
Stola : Merah bangsa yang mendengarkan pembicaraan para murid itu. Para murid belum terbiasa berbicara dalam
Lidah Api (Kuning) dan burung bahasa yang bukan bahasa mereka sendiri. Demikian pula para pendengar tidak terbiasa mendengar
Merpati (Perak) bahasa mereka dituturkan oleh para murid yang tidak sesuku dan sebangsa. Identitas suku dan
bangsa seseorang menjadi kendala komunikasi dan persahabatan di antara para pewarta dengan
pendengar Injil. Bahasa orang lain sering dibicarakan secara basa-basi, tidak mengkomunikasikan
ide prinsip yang terlahir dari pikiran yang baik dan pemahaman yang mendalam. Pada peristiwa
Pentakosta, orang-orang mendengarkan tentang berita keselamatan yang para murid imani dengan
bahasa kalbu tiap-tiap pendengar. Roh Kudus yang turun ke atas diri para murid Kristus di hari
Pentakosta menyatukan para pemberita dan pendengar Injil sebagai persekutuan lintas suku bangsa
yang saling mengerti. Persekutuan yang terikat oleh berita keselamatan karena Roh Kudus,
menghasilkan saling pengertian dalam diri para murid sebagai pembicara dan banyak orang sebagai
pendengar. Roh Kudus menjembatani perbedaan bahasa di antara pemberita dan pendengar Injil,
sehingga mereka saling mengerti. Roh Kudus memampukan para murid untuk bersaksi dalam
keragaman bahasa tentang tentang perbuatan Allah. Gagasan yang ingin disampaikan ialah bahwa
Injil dikomunikasikan kepada semua bangsa. Roh Kudus memampukan kita untuk mengolah bahasa
sebagai sarana pemberitaan perbuatan Allah.
 Sebelum peristiwa Pentakosta, para murid dihantui dengan ketakutan, kebimbangan dan rasa tidak
percaya diri. Mereka yang tidak dapat mengatasi keterbatasan dirinya, tidak mungkin bergerak
keluar untuk memberitakan Firman Tuhan kepada orang lain. Keterbatasan seperti itu menyebabkan
keyakinan iman dan berita keselamatan menjadi sekedar kekayaan di dalam diri tiap orang atau tiap
kelompok. Tetapi Roh Kudus membuka jalan sehingga para murid dan gereja bergerak ke luar dari
diri dan persekutuan untuk memberitakan perbuatan-perbuatan baik dari Allah kepada dunia.
Peristiwa pentakosta mendorong gereja untuk mempelajari bahasa suku dan bangsa mana pun agar
dapat membahasakan kabar Baik dari Allah kepada segala suku bangsa dengan bahasa kalbu agar
pendengar dapat mengenal dan percaya kasih keselamatan Allah bagi semua bangsa.

16
Tanggal : 29 Mei Persembahan yang Harum
 Pada hari Pentakosta kita merayakan segala pemberian Allah yang baik untuk kehidupan kita. Bagi
Masa Raya : Syukur Pentakosta umat Kristen, pemberian Allah berguna untuk memelihara hidup kita dan juga agar kita bisa
melayani dan berbagi dengan sesama. Perayaan ini kita warisi dari perayaan Pentakosta di kalangan
orang Israel, di mana hari raya Pentakosta merupakan wahana pengucapan syukur atas hasil panen
Nas Bacaan mereka. Syukur, karena kerja keras tidak sia-sia. Syukur karena Tuhan memberkati pekerjaan
1. Mazmur : 65:10-14 mereka dengan memberi hasil. Pesta Pentakosta dirayakan tujuh minggu setelah hari paskah. Pada
2. khotbah : Kejadian 8:15-22 kesempatan itu orang Israel mempersembahkan “hasil pertama” dari tanah perjanjian sebagai
wilayah bumi yang mereka huni dan kelola dengan cucuran keringat dan pengorbanan. Itu sebabnya
persembahan di perayaan Pentakosta itu disebut “buah-buah pertama”. Orang Israel yang membawa
persembahan hasil pertama, berdiri di hadapan Tuhan dan berkata: (baca Ulangan 26:5b-10: Bapaku
dahulu, seorang Aram, seorang pengembara dst .......).
Stola : Merah  Setelah Nuh dan keluarganya diselamatkan dari air bah, mereka mempersembahkan korban syukur
Lidah Api (Kuning) dan burung kepada Tuhan. Suatu teladan iman yang ditunjukkan oleh Nuh. Nuh mendirikan mezbah dan
Merpati (Perak) memberikan persembahan korban bakaran. Niat untuk memberi persembahan merupakan inisiatif
pribadi dari Nuh. Hal itu menunjukkan hubungan pribadi yang akrab di antara Nuh dengan Tuhan
(Baca Kejadian 6:9). Tuhan mencium aroma harum dari persembahan Nuh, ketika kurban berupa
binatang yang tidak haram dibakar di atas mezbah. Dalam hal ini Nuh mempraktekkan tradisi
persembahan yang bertujuan untuk memelihara, memulihkan serta merayakan hubungan antara
manusia dengan Allah, sebagai sang Sumber atau Pemberi segala sesuatu yang terbaik. Tujuan
utama kurban persembahan Nuh, yaitu untuk menyenangkan hati Allah dengan cara memberikan
yang terbaik. Persembahan yang harum menjadi tanda iman yang lahir dari perasaan tulus dan
syukur. Tuhan berjanji kepada Nuh dan kepada semua manusia bahwa tidak ada lagi kutukan atas
manusia dan bumi yang didiami (ay.21-22). Tuhan mengatur semua musim kehidupan di bumi
sehingga terus terjadi: [1] musim menabur dan menuai, [2] musim dingin dan panas, [3] kemarau
dan hujan, [4] siang dan malam. Perubahan musim ini adalah tanda kasih Tuhan yang
memungkinkan manusia bekerja, berkarya, serta menikmati hasil kerja di tengah alam semesta
dengan penuh syukur, pada masa yang ditentukan Tuhan.
 Kita bersukacita ketika panen melimpah, namun ada juga masa di mana manusia menjadi putus asa
karena kegagalan dan harapan yang tidak sesuai kenyataan. Di atas kenyataan apa pun, pengucapan
syukur menjadi bukti iman kepada Allah bahwa manusia dan alam semesta diciptakan dan dirawat
oleh kasih Allah. Dalam syukur Pentakosta kita diingatkan untuk mewujudkan tanggung jawab iman
untuk selalu bersyukur dalam persekutuan, kesaksian dan pelayanan oleh kasih Allah kepada kita,
kepada segala bangsa dan kepada alam semesta yang dikasihi dan dipelihara oleh Allah. Kita
17
membawa persembahan syukur dengan tulus sebagai tanda pengakuan bahwa Allah telah
memelihara kita dengan setia dalam setiap musim kehidupan.

Tema Bulan Juni: Persekutuan yang Diteguhkan, Bergerak


Menjadi Berkat

Tanggal : 4 Juni

Masa Raya :Minggu Trinitas


Memberitakan Injil Sebagai Perintah Allah
 Dalam kalender gerejawi, minggu Trinitas mengingatkan anggota gereja bahwa keselamatan yang
dikerjakan Allah itu berlangsung secara utuh dalam peran Allah sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus,
yang dimeteraikan dalam Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus sebagai tanda dan materai dari kasih
Nas Bacaan karunia Allah bagi kita yang percaya kepadaNya. Dengan perintah untuk membaptiskan orang yang
1. Mazmur : 96 percaya kepada Yesus maka murid-murid dan gereja, tidak lagi mempraktekkan sunat sebagaimana
dilakukan dalam tradisi iman Yahudi.
2. Khotbah : Matius 28:16-20  Perintah Yesus untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa mendorong murid-murid untuk keluar
dari ikatan iman Yahudi yang tertutup, menjadi terbuka kepada berbagai bangsa dan bahasa. Perintah
 Stola : Putih ini juga mendorong para murid yang semula berdiam di Yerusalem, pergi untuk memberitakan Injil
Lingkaran Segitiga/Triqutra atau Tiga sampai ke seluruh bumi. Injil sebagai anugerah Allah harus sampai ke segala penjuru bumi.
Ekor Ikan (Merah) Pemberitaan Injil itu dimaksudkan agar semua orang tanpa terkecuali mesti mengenal Tuhan,
menerima anugerah Tuhan dan dipersekutukan dengan Allah melalui tanda dan meterai baptisan
dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Di dalam baptisan yang dilayankan dalam nama Allah
Trinitas (Bapa, Anak dan Roh Kudus), manusia menerima anugerah Bapa sebagai yang mencipta dan
memelihara kehidupan, Anak sebagai yang menebus dari dosa dan menyelamatkan dan Roh Kudus
yang membimbing kepada keselamatan itu. Baptisan menjadi tanda dan meterai dari kasih karunia
Allah Tritunggal bagi yang menerimanya.
 Peran pemberitaan Injil menjadi tugas kita sebagai murid Kristus pada saat ini. Dalam menjalankan
amanat itu, kekuatan orang percaya terletak pada janji penyertaan Tuhan yang terjadi sepanjang masa.

Tanggal : 11 Juni Memenuhi Panggilan untuk Menjadi Berkat

18
Masa Raya :Minggu Biasa I  Perintah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang hamba terhadap tuannya. Hamba
yang melaksanakannya dalam kesetiaan akan mendapatkan penghargaan dan hal-hal lain yang
Nas Bacaan mendatangkan kebahagiaan bagi sang hamba.
1. Mazmur : 34:2-6  Kisah pemanggilan Abram dan perintah Tuhan agar Abram meninggalkan Ur-Kasdim ke tempat yang
akan Tuhan tunjukkan kepadanya adalah kisah yang menyatakan kesetiaan dan ketaatan Abram
2. Khotbah : Kejadian 12:1-9 kepada Allah. Dengan tanpa bertanya, protes dan aksi menentang, Abram meninggalkan Ur-Kasdim,
orang tua dan keluarganya untuk mematuhi perintah Tuhan. Abram melakukan semua itu karena ia
Stola : Hijau percaya akan janji Tuhan tentang dirinya, keturunannya dan rencana Tuhan melaluinya untuk
Burung Merpati (Putih) dengan memberkati bangsa-bangsa. Abram percaya dan sangat yakin bahwa kalau ia melakukan kehendak
Ranting-ranting Zaitun (pinggir putih) Tuhan, maka Tuhan akan memelihara dan memberkati kehidupan dan masa depan. Teks kita
diparuhnya, Perahu Berlayar (Putih)
mengatakan bahwa walaupun Abram belum tahu tujuannya, namun keyakinannya membuat ia
dan Pelangi (merah, kuning, hijau)
melakukan perintah Tuhan. Abram dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Diri dan
kehidupannya dipersiapkan Tuhan untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Ia tidak hidup untuk
dirinya sendiri melainkan kehidupannya menjadi berarti bagi banyak orang. Abram yang adalah
hamba Tuhan berkewajiban mutlak untuk menjadikan dirinya taat pada kehendak Tuhan.
 Orang percaya terpanggil untuk menjadi berkat dalam kehidupannya. Hendaknya kita semua menjawab
panggilan Allah itu dalam ketaatan. Panggilan menjadi berkat memang membutuhkan kesediaan
meninggalkan zona nyaman dan berani mengambil resiko. Namun kepada mereka yang taat berkat
Allah menyertai.
Tanggal : 18 Juni Murid Kristus, Hidup Saling Menghargai
 Sebagai maklukh sosial, relasi dengan lingkungan atau orang yang dekat dengan kita menjadi penting
Masa Raya :Minggu Biasa II untuk diperhatikan. Ketenangan hidup, damai, sukses dalam usaha dan kerja, sukacita dan bahagia
ditentukan juga oleh keberadaan orang disekeliling kita serta sikap, tutur-kata dan perbuatan kita
Nas Bacaan kepada mereka.
1. Mazmur : 16:7-11  Di Matius 7:12-14 Tuhan Yesus mengajarkan dua hal penting kepada orang banyak yang
mendengarkan pengajaran Yesus, Hal pertama, disebut prinsip etis. Dalam ayat 12 terdapat rumusan
2. Khotbah : Matius 7:12-14 yang amat luar biasa sebab di dalamnya Tuhan Yesus mengajarkan sikap dan cara kita
memperlakukan orang lain di sekitar kita. Perintah ini Yesus tempatkan dari dalam diri kita sendiri,
Stola : Hijau yaitu hati kita, harapan-harapan kita, keinginan dan kerinduan kita menjadi titik tolak untuk
Burung Merpati (Putih) dengan memperlakukan orang lain. Contohnya “Sebagaimana saya berharap untuk selalu dikasihi, sedemikian
Ranting-ranting Zaitun itulah saya selalu mengasihi orang lain; sebagaimana saya ingin diampuni dan dimaafkan kalau saya
(pinggir putih) diparuhnya, berbuat salah, sedemikian itu juga saya belajar mengampuni dan memaafkan sesama saya yang
Perahu Berlayar (Putih) dan bersalah kepada saya. Semua ini bisa saya lakukan kalau dalam hati saya ada kasih yang bersumber
Pelangi (merah, kuning, dari kasih Bapa, kasih Yesus dan kuasa Roh Kudus” Perintah Yesus ini menolong kita untuk lebih
19
hijau) dahulu memperlakukan orang lain dengan kasih, bukan menunggu orang lain berbuat baik kepada kita
baru kita membalas kebaikannya. Menunggu orang lain berbuat baik kepada kita baru kita membalas
dengan kebaikan adalah manusiawi, tetapi adalah tindakan iman kalau kita berani terlebih dahulu
berlaku baik kepada orang lain.
 Kedua, mengikut Yesus dan melaksanakan perintah ini merupakan jalan sempit yang sulit dan pintu
yang sesak. Namun hanya jalan ini yang membawa kepada Allah Bapa di sorga, kepada keselamatan
dan kepada persekutuan dengan Yesus. Jalan sempit dan sulit, karena belum tentu orang lain yang
menerima perbuatan dan sikap baik dari kita akan membalas dengan kebaikan. Mungkin ada yang
membalas dengan kejahatan. Di sini jalan kebaikan menjadi jalan yang sempit dan sulit karena
menuntut penyangkalan diri, keberanian untuk memikul salib demi tetap berbuat baik, mengasihi,
mengampuni dan berkorban untuk kebaikan orang lain.

Tanggal : 25 Juni Gereja Sebagai Komunitas Penyembuh


 Gereja mesti menjadi tempat dimana setiap orang merasa di terima, menikmati kasih dan sukacita,
Masa Raya :Minggu Biasa III tanpa perilaku diskriminasi karena status yang dimilikinya. Namun seringkali banyak hal terjadi yang
membuat harapan ini tidak terwujud.
Nas Bacaan  Onesimus adalah hamba Filemon, namun rupanya ada sesuatu terjadi antara mereka, sehingga
1. Mazmur : 41 Onesimus lari dari Filemon. Tidak disebutkan dengan jelas apa penyebab Onesimus terpisah dari
Filemon tuannya hingga ia dipenjarakan dan bertemu Paulus. Dalam permintaan Paulus (ayat 9-10)
2. Khotbah : Filemon 1:8-22 terkesan ada luka dalam hubungan itu dan luka itu begitu membekas dalam diri dan ingatan Filemon.
Sebagai orang tua rohani, Paulus menyampaikan alasannya mengapa Onesimus perlu diterima
Stola : Hijau kembali sebagai saudara dan bukan sebagai hamba. Alasan itu antara lain karena Onesimus sudah
Burung Merpati (Putih) dengan berbeda saat bertemu Paulus di penjara dari saat masih di rumah Filemon. Ia menjadi pribadi yang
Ranting-ranting Zaitun (pinggir berguna bagi Paulus dan Filemon karena imannya pada Kristus. Ia adalah sesama saudara seiman
putih) diparuhnya, Perahu Berlayar seperti Paulus dan Filemon adalah sesama saudara karena Kristus. Hubungan baru dalam Kristus ini
(Putih) dan Pelangi (merah, kuning, harus menjadi hubungan yang saling memberkati dan meneguhkan untuk kemajuan pelayanan gereja
hijau)
Kristus karena di dalam Kristus hubungan hamba dan tuan tidak lagi berlaku. Tiap orang menjadi
rekan sekerja Allah dalam pelayanan. Hubungan baru ini akan sangat berguna bagi kemajuan injil
Kristus dan kesaksian kepada dunia.
 Gereja adalah komunitas yang saling menerima dan mengampuni, semua berdasar pada kasih Kristus
yang menerima setiap orang.

20

Anda mungkin juga menyukai