Anda di halaman 1dari 23

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)


MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182,
E–mail: Infokom.gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 1430/GMIT/I/F/Okt/2022 Kupang, 27 Oktober 2022


Lampiran : Satu Berkas (Suara Gembala, Liturgi dan Bahan Khotbah)
Perihal : Pengantar Bahan Bulan Lingkungan GMIT
Kepada : Yang Terhormat,
1. MKH se-GMIT
2. MJH se-GMIT
Masing-masing
di -
Tempat

Salam dalam Kasih Yesus Kristus,


Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera. Dalam
rangka perayaan Bulan Lingkungan GMIT tahun 2022 kami kirimkan suara gembala dan
bahan-bahan pelayanan yang akan dipakai di bulan November 2022 ini. Perlu kami
sampaikan bahwa pelaksanaan ibadah di dalam gedung gereja dilanjutkan dengan ibadah
karya dengan memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Sepanjang bulan lingkungan, setiap anggota keluarga diminta menanam paling
sedikit satu pohon di halaman rumah atau di kebun sebagai tanda merawat alam
sekaligus berkomitmen tidak menebang pohon secara sembarangan.
2. Pada minggu pertama, anggota jemaat digerakkan bekerja bakti membersihkan mata-
mata air dari sampah plastik.
3. Pada minggu kedua, anggota jemaat digerakkan bekerja bakti membersihkan sungai
dari sampah plastik.
4. Pada minggu ketiga, anggota jemaat digerakkan bekerja bakti membersihkan pantai
dari sampah plastic dan menanam bakau. Bagi jemaat yang berada di pegunungan
menanam pohon di mata-mata air.
Demikian pengantar ini disampaikan. Atas pengertian serta kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.
Majelis Sinode Harian

Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th;
Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM,
Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM
Lampiran :
Suara Gembala Majelis Sinode GMIT dalam rangka
Perayaan Bulan Lingkungan ahun 2022
Tema: “Berkarya Bagi Pemulihan Alam Semesta”

Anggota GMIT di mana pun, marilah kita menyatakan syukur kepada Allah. Atas kasihNya kita
semua dapat menjalani hari-hari kehidupan, melakukan kebaikan dan mengemban tugas pelayanan di
tengah semesta, hingga memasuki masa raya bulan lingkungan GMIT tahun 2022. Kasih Tuhan sangat
sempurna, penyertaanNya tidak pernah berakhir atas manusia dan dunia.
Perayaan kita kali ini berlangsung di bawah tema “Berkarya bagi Pemulihan Alam Semesta”.
Tema ini menegaskan panggilan iman untuk melayani semesta, ciptaan Allah. Langit, bumi dan segala
makhluk alam diciptakan oleh Allah. Kritus menyelamatkan seisi dunia. Demikian pula karya
pembaruan oleh Roh Kudus menjangkau segenap ciptaan, tanpa kecuali. Karya penciptaan, penebusan
dan pembaruan oleh Allah Tritunggal menjangkau manusia dan semesta. Kita digerakkan oleh
keyakinan itu untuk berkarya aktif merawat alam, agar lestari. Berhadapan dengan kerusakan
lingkungan hidup (tanah, air, hutan, laut dan udara) yang makin parah sekarang ini, seluruh anggota
GMIT terpanggil oleh iman kepada Allah untuk melakukan tindakan iman yang berdampak bagi
pemulihan alam. Kita telah terbiasa menyelenggarakan perayaan bulan lingkungan sepanjang bulan
November. Perayaan ini dilakukan dengan maksud untuk memastikan upaya iman segenap anggota
GMIT, ikut menata, merawat dan membela alam. Perayaan ini kita lakukan dengan tekun dan penuh
sukacita sebagai tanda ketaatan dan syukur kepada Allah Tritunggal: Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Setiap tahun kita mengalami bencana hidrometeorologi, yaitu bencana yang berkaitan dengan
aktivitas cuaca, berupa kemarau panjang, curah hujan, temperature angin dan kelembapan udara. Siklus
musim berubah-ubah menyebabkan gagal tanam dan gagal panen, krisis pangan, kurang gizi dan
stunting. Kekeringan memicu kasus kebakaran di musim kemarau, banjir dan longsor di musim hujan.
Ketersediaan air bersih yang sangat terbatas, serta aneka penyakit pada tanaman, hewan dan manusia.
Dari waktu ke waktu, tingkat pencemaran tanah, air dan udara semakin tinggi oleh karena tingginya
penggunaan bahan plastik, zat-zat kimia beracun, dan asap mesin kendaraan dan industri. Hal-hal itu
merupakan ancaman serius bagi kehidupan sekarang ini. Lebih mudah merusak alam, daripada
memperbaiki kerusakan alam. Kebakaran padang yang luas dapat dilakukan dengan hanya setitik api
pada arang tembakau pada batangan rokok. Sedangkan untuk merawat tanaman hingga dapat berbuah
membutuhkan kesadaran dan ketekunan, dengan tenaga dan waktu yang banyak. Kerusakan
diakibatkan oleh dosa, tetapi iman kepada Allah ditandai dengan perbaikan dan penyelamatan. Dengan
kesadaran itu kami mengajak semua jemaat GMIT di mana pun agar sungguh-sungguh
menyelenggarakan perayaan bulan lingkungan dengan mengaktifkan ibadah karya yang berdampak
menata, merawat, dan memperbaiki lingkungan sekitarnya.
Seperti biasa, Majelis Sionde GMIT mempersiapkan tata ibadah dan bahan pemberitaan untuk
perayaan bulan lingkungan di jemaat-jemaat GMIT. Tentu saja bahan-bahan tersebut perlu diolah
sesuai keadaan dan kebutuhan jemaat setempat. Kita perlu melakukan ibadah karya di sepanjang bulan
lingkungan, untuk menggugah batin segenap anggota GMIT agar peka dan ramah terhadap alam,
memiliki tanggung jawab iman untuk merawat lingkungan, dan aktif memperbaiki kerusakan alam.
Kami mendorong masing-masing jemaat GMIT, melakukan pendidikan lingkungan bagi kelompok-
kelompok kategorial dengan berdiskusi terkait masalah-masalah lingkungan dan melakukan aksi nyata
bersama, dengan melibatkan para pemerhati lingkungan. Sesuai pesan pada bahan-bahan tersebut, kami
mengajak jemaat-jemaat GMIT melakukan beberapa agenda ibadah karya, sebagai berikut. Pada
minggu pertama, anggota jemaat digerakkan untuk membersihkan mata-mata air dari sampah plastik.
Pada minggu kedua, anggota jemaat digerakkan untuk bekerja bakti membersihkan daerah aliran sungai
dari sampah plastik. Dan pada minggu ketiga, anggota jemaat digerakkan untuk membersihkan daerah
pantai dan menanam bakau, ataupun membersihkan area publik setempat dan menanam tanaman
tertentu untuk dijadikan kenangan dari perayaan bulan lingkugan tahun 2022 ini. Bisa juga, setiap
anggota keluarga menanam di halaman rumahnya satu pohon sebagai tanda merawat alam dan
berkomitmen tidak menebang pohon sembarangan.
Akhirnya, selamat merayakan bulan lingkungan demi alam yang lestari. Biarlah segala makkhluk
memuji Tuhan.
1
TATA IBADAH BULAN LINGKUNGAN
Minggu, 6 November 2022
Amsal 3:19-26
“Mengelola Alam dengan Hikmat”

PERSIAPAN (Saat Teduh)


Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu lain yang sesuai dengan teologi dan
pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, memakai masker selama
kebaktian berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian wajib memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan minimal dimulai
hari Kamis, Sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu2 yang baru dalam tata ibadah kepada anggota jemaat.
(Cara membaca Mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian tercetak ke dalam)
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan sambil berdiri
sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.
Pada setiap minggu bulan lingkungan jemaat-jemaat didorong untuk melakukan ibadah karya merawat lingkungan.
Pada minggu pertama, anggota jemaat digerakkan bekerja bakti membersihkan mata-mata air dari sampah
plastik.
Setiap anggota keluarga diminta menanam paling sedikit satu pohon di halaman rumah atau di kebun sebagai
tanda merawat alam. Sekaligus berkomitmen tidak menebang pohon sembarangan.

PANGGILAN BERIBADAH
(instrument KJ. 64 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)
Penatua : Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, hari ini adalah Minggu Pertama
dalam bulan November. Sesuai dengan kalender pelayanan GMIT, kita memasuki bulan Lingkungan
Hidup. Kita diajak berperan dalam mewujudkan hidup dalam mengelola alam dengan hikmat Tuhan.
Kita semua diberi tanggungjawab oleh Allah Pencipta langit dan bumi untuk mewujudkan keutuhan
seluruh ciptaan-Nya. Bersama seluruh ciptaan mari kita memuji Allah yang dengan hikmat dan
pengertian-Nya telah meletakkan dasar bumi dan menetapkan batas langit.
 : (berdiri) PKJ 55:1-3 “Hai Puji NamaNya”

2
VOTUM DAN SALAM
Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang
memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan
perbuatan tangan-Nya
Jemaat : Amin
Pelayan : Tuhan menyertai saudara-saudariku sekalian
Jemaat : Dan menyertaimu juga (duduk)

INTROITUS
Pelayan : “Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu,
peliharalah itu.” (Amsal 3:21) Demikianlah nas pembimbing.
 : NKB, 217:1, “Semua Yang Tercipta”

PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Saudaraku, ketika kita menyaksikan karya ciptaan Tuhan yang luar biasa, kita akan
menyadari betapa kita tidak ada artinya jika hikmat Tuhan tidak menuntun kita untuk mengelola
alam secara baik. Kini kita harus mengaku, seringkali kita gagal melakukan kehendak Allah dalam
hidup bersama dengan seluruh ciptaan. Karena itu marilah kita bersama merendahkan diri dan
mengaku dosa kita kepada Tuhan.
P+J : Ya Tuhan, Sang pencipta yang dengan hikmat-Mu telah meletakan dasar bumi, dan
dengan pengertian-Mu, Engkau menetapkan langit. Engkaulah Allah empunya alam semesta. Kami
sadar bahwa kami hidup di tengah-tengah alam ciptaan-Mu. Kami makan dan minum dari tanah dan
air buah karya tangan-Mu. Tetapi kami lupa mengucap syukur kepada-Mu atas semua yang telah
tersedia. Kami gagal memakai hikmat Tuhan untuk mengelola alam ciptaan-Mu. Kami tidak
bertanggungjawab menjaga karya tangan-Mu. Karena itu, kami mohon ampunilah kami dan
baharuilah hati bahkan hidup kami untuk mengelola alam ciptaan dengan hikmat pemberian-Mu,
Amin.
 : KJ. 63:1 “Tuhan KaryaMu Sungguh Besar”

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Dengarlah olehmu berita anugerah Tuhan: “Sebab Tuhan Allahmu, pengasih dan
penyayang: Ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-
Nya” (2 Taw. 30:9b) demikianlah berita anugerah dari Tuhan!
Jemaat : Syukur kepada Allah (saling berjabat tangan sambil mengucapkan “salam damai”)
 : PKJ. 225:1 “Ada Hal Yang Tak KuTahu”

3
PUJI-PUJIAN
Pelayan : (membacakan Mazmur 19:1-7 secara berbalasan dalam keadaan berdiri)
 : PKJ. 101:1, “Y Allah Yang Maha Tinggi”

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : (berdoa dan membaca Amsal 3:19-26, jemaat dalam keadaan berdiri)
Demikian sabda Tuhan!
Pelayan : Berbahagialah setiap orang yang mau mendengar, merenungkan dan mengerjakan
panggilannya dalam terang Firman Tuhan. Haleluya.
 : Haleluya… Haleluya… Haleluya…
Pelayan : (berkhotbah) “Mengelola Alam dengan Hikmat”

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Marilah bersama semua orang percaya pada setiap tempat dan waktu, mengakui
iman percaya kita dengan berkata: “Aku percaya.....” (berdiri)
 : PKJ 130:1

4
(duduk)

PERSEMBAHAN
Diaken : Mari kita memberikan persembahan syukur kepada Tuhan sambil mengingat pesan
Firman Tuhan yang terbaca dalam Mazmur 50: 23 :………
Mari berdoa. …….
Jemaat : KJ. 60:1-3, “Hai Makhluk Alam Semeseta”

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (berdiri)
Pelayan : Jemaat yang dikasihi Tuhan, engkau telah mendengarkan firman Tuhan Allahmu.
Jadikanlah hikmat Tuhan sebagai penuntun dalam mengelola alam ciptaan Tuhan.
Jemaat : Biarlah hikmat Tuhan menuntun kami untuk merawat alam ciptaan-Nya.
 : KJ. 405:1, “Kaulah, Ya Tuhan, Surya Hidupku”

5
BERKAT
Pelayan : Jika engkau baik-baik mendengar suara Tuhan, Allahmu dan melakukan dengan setia
segala perintahNya, maka pulanglah dengan membawa berkat Tuhan:
“Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah hasil bumimu dan
hasil ternakmu. Tuhan Allahmu, membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah yakni
langit untuk memberi hujan bagi tanahmu”
 : NKB. 225, “Haleluya, Amin”

Saat Teduh
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar, mematikan lilin,
kemudian menyerahkan Alkitab kepada penanggung jawab ibadah).
 : KJ. 405:1, “Kaulah, Ya Tuhan, Surya Hidupku”

6
TATA IBADAH BULAN LINGKUNGAN
Minggu, 13 November 2022
1 Raja-raja 21:1-16
“Membela Hak Atas Tanah
Demi Masa Depan Segenap Ciptaan”

PERSIAPAN (Saat Teduh)


Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu lain yang sesuai dengan teologi dan
pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, memakai masker selama kebaktian
berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian wajib memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan minimal dimulai
hari Kamis, Sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada anggota jemaat.
(Cara membaca Mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian tercetak ke dalam)
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan sambil berdiri sebagai
tanda menghormati Firman Tuhan.
Pada setiap minggu bulan lingkungan jemaat-jemaat didorong untuk melakukan ibadah karya merawat lingkungan. Pada
minggu kedua, anggota jemaat digerakkan bekerja bakti membersihkan sungai dari sampah plastik.

PANGGILAN BERIBADAH
(instrument KJ. 335 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)

Perenungan Awal (dalam bentuk teatrikal, narasi dibacakan oleh 2 orang dgn penghayatan yang baik, dan ada
teatrikal yang dilakonkan oleh beberapa pemuda menggambarkan narasi)
…………………………………….…………… iringan instrumen (suara alam)…….…………….……………………………
Suara 1 : Kami tinggal di daerah rawan longsor. Sewaktu-waktu kami bisa kehilangan rumah,
hewan peliharaan dan kebun kami bisa saja tertimbun tanah longsor. Bahkan masih ada dalam
ingatan kami, tangisan saudara-saudara kami yang menjadi korban bencana badai Seroja, April
2021 yang lalu.
Suara 2 : Kami bersusah hati...sungguh bersusah hati. Kami kehilangan hak mengelola atas
tanah kami karena konflik terkait lahan. Kami kehilangan tempat tinggal dan kebun-kebun kami.
Kami tidak lagi bisa mengolah tanah untuk kelangsungan kehidupan kami.
Suara 1 : Kami saling menyakiti karena memperebutkan tanah. Orang tua enggan mengenal
anak, anak menyangkal orang tua, bahkan saudara-bersaudara saling membunuh. Karena tanah,
kami lupa pada talian darah yang mempersatukan.
Suara 2 : Tanah terancam kesuburannya, sudah tidak lagi selalu memberi hasil yang baik.
Pohon-pohon tidak menghasilkan buah-buah yang terbaik. Ketersediaan pangan demi kelangsungan
hidup terancam. Kami bertanya mengapa kami mengalaminya? Mengapa? Ya…. Karena tanah sudah
dicemari dengan racun kimia yang berbahaya dan itu ulah tangan kami.
………………………………………………Saat Teduh…………………………………………………

Penatua : Dalam keprihatinan terhadap sesama alam ciptaan, mari kita beribadah dengan
kesadaran bahwa tanah adalah pemberian Allah yang sangat berarti bagi manusia. Tanah diciptakan
untuk memberi hasil yang baik dan manusia diberi tugas untuk mengusahakan dan memelihara
tanah pemberian Allah.
 : (berdiri) KJ. 335:1-2, “Manusia Yang Meluku”

7
VOTUM DAN SALAM
Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang
memelihara kesetiaanNnya sampai selama-lamanya, dan tidak meninggalkan perbuatan tanganNya.
Pelayan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus menyertai
saudara sekalian
Jemaat : Dan menyertaimu juga (duduk)
INTROITUS
Pelayan : “Tuhan Allah mengambil manusia itu menempatkannya dalam taman Eden untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu”. (Kejadian 2:15).
Demikianlah Nas Pembimbing
 : KJ. 73:1, “Hai Langit, Pasanglah Telingamu”

PENGAUKUAN DOSA
Diaken : Ya Tuhan, Engkau yang memberikan tanah bagi kami, supaya kami mengusahakan
dan memeliharanya agar alam menjadi lestari. Namun, acap kali kami hanya memikirkan
kepentingan kami sendiri sehingga mengabaikan tanggung jawab untuk mengasihi dan merawat
tanah ciptaanMu.
Jemaat : Ampunilah kami ya Tuhan.
Diaken : Ya Tuhan, Engkau menganugerahkan tanah demi kelangsungan hidup kami. Tetapi
terkadang kami hanya memikirkan kepentingan kami hari ini. Kami merusak kesuburan tanah
karena keegoisan kami. Sampah plastik yang dibuang sembarangan, penggunaan pupuk dan
pengusir hama kimia yang tak terkendali merusak kesuburan tanah pemberian-Mu.
Jemaat : Kasihanilah Kami ya Tuhan
Diaken : Di hadapanMu ya Tuhan, kami mohon ajarlah kami untuk berbenah diri, mengubah
perilaku hidup kami dalam mengolah semua pemberianMu.
Semua : Demi Kristus Yesus, Tuhan kami, Amin
 : KJ. 44:1, “Tuhan, Kasihanilah”

8
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Ada harapan bagi mereka yang dengan tulus mengaku dosanya di hadapan Tuhan:
“Aku akan menjadikan mereka dan semua yang di sekitar gunung-Ku menjadi berkat; Aku akan
menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat. Pohon-pohon di ladang
akan memberikan buahnya dan tanah itu akan memberi hasilnya” (Yehezkiel 34: 26-27a).
Demikianlah berita anugerah Allah.
 : KJ. 68:1&2, “Tahukah Kamu Jumlah Bintang”

PUJI-PUJIAN
P& J : (berdiri & membaca secara berbalasan Mazmur 105:1-11)
 : PKJ. 6:1, “Bersoraklah, Hai Alam Semesta” (duduk)

PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua : (berdoa dan membaca 1 Raja-raja 21:1-16, jemaat dalam keadaan berdiri)
Demikian sabda Tuhan!
Pelayan : Berbahagialah setiap orang yang mau mendengar, merenungkan dan mengerjakan
panggilannya dalam terang Firman Tuhan. Haleluya.
 : Haleluya… Haleluya… Haleluya…
Pelayan : (berkhotbah) “Membela Hak Atas Tanah Demi Masa Depan Segenap Ciptaan”

9
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat Tuhan di segala tempat, marilah berdiri dan memperbaharui
iman percaya kita dengan mengucapkan pengakuan iman rasuli demikian:
Semua : “Aku Percaya kepada Allah……………”
 : NKB. 121:1, “Yesus Tuhanku Dialah Segalanya” (duduk)

PERSEMBAHAN
Diaken : Saudara-saudara, marilah kita memberi persembahan sambil mengingat kata Alkitab,
“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam,
apakah Aku tidak membukakakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat
kepadamu sampai berkelimpahan” (Maleakhi 3: 10). Mari kita berdoa:…………………..
 : PKJ. 147-dst, “Di Sini Aku Bawa Tuhan”

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN DAN BERKAT


Pelayan : Allah memanggil dan mengutus kita untuk merawat tanah. Tugas kita bukan untuk melayani
kepentingan manusia saja, tetapi juga membawa damai sejahtera bagi segenap makhluk.
Jemaat : Kami siap diutus.
Pelayan : Berikanlah tanganmu untuk mengusahakan dan merawat bumi. Cintailah bumi ini
sebagaimana cintamu pada Sang Pencipta.
Jemaat : Ya! Dengan segenap hati, jiwa dan akal budi kami berkomitmen untuk mengusahakan
dan merawat bumi.
 : (berdiri) KJ. 67:1&2, “Hai Anak-anak, Muda dan Belia”

10
Pelayan : Jika engkau baik-baik mendengar suara Tuhan, Allahmu dan melakukan dengan setia
segala perintahNya, maka pulanglah dengan membawa berkat Tuhan:
“Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah hasil bumimu dan
hasil ternakmu. Tuhan Allahmu, membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah yakni
langit untuk memberi hujan bagi tanahmu.”
 : NKB. 225, “Haleluya, Amin”

Saat Teduh
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar, mematikan lilin,
kemudian menyerahkan Alkitab kepada penanggung jawab ibadah).
 : PKJ 216

11
TATA IBADAH BULAN LINGKUNGAN
Minggu, 20 November 2022
(Matius 8:23-27)
“Yesus Berkuasa Atas Alam Semesta

Persiapan
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran
GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, memakai masker selama kebaktian
berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian wajib memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan minimal dimulai
hari Kamis, Sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada anggota jemaat.
(Cara membaca Mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian tercetak ke dalam)
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan sambil berdiri sebagai
tanda menghormati Firman Tuhan.
Pada minggu ketiga, anggota jemaat digerakkan bekerja bakti membersihkan pantai dari sampah plastic dan
menanam bakau. Bagi jemaat yang berada di pegunungan menanam pohon di mata-mata air.

Panggilan Beribadah
(instrument KJ. 4 mengiringi penyalaan lilin oleh Penatua)

Lit.1 : Jemaat yang Kristus kasihi, Syalom! Minggu ini, kita merayakan minggu Kristus Raja, sebuah pengakuan
gereja akan Yesus sebagai Raja atas hidup kita dan juga atas alam semesta. Pengakuan ini membuat kita
tunduk selalu pada kehendakNya dan membiarkan Tuhan berkuasa atas seluruh hidup kita. Mari
menyembah dan memuliakan Tuhan, Allah Pencipta semesta, dalam madah gempita. (Jemaat disilahkan
berdiri)
Ny. : KJ No.4:1-2 “Hai Mari Sembah”

2. Hai masyhurkanlah keagunganNya


Cahaya terang itu jubahNya
Gemuruh suaraNya di awan kelam
Berjalanlah Dia di badai kencang

Votum dan Salam


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Allah Bapa, Pencipta dan Pemelihara, di dalam nama Yesus
Kristus, Sang Juruselamat, dan di dalam nama Roh Kudus, Sang Penghibur dan Penuntun.
Kasih Karunia dari Allah Tritunggal menyertai dan memberkati saudara-saudari sekalian.
Jemaat : dan menyertaimu juga. (jemaat disilahkan duduk)

Introitus
Pelayan : Membaca Matius 8:26
Nyanyian : PKJ 119 “Ya Tuhan Allah” (dinyanyikan 2x)
12
Pengakuan Dosa
P : Umat Tuhan yang terkasih, marilah dengan penuh penyesalan kita merendahkan diri di hadapan
Tuhan, di dalam pengakuan dosa dan permohonan ampun dari-Nya. Marilah berdoa …
“Ya Bapa, di hadapanMu kami mengakui segala dosa dan kesalahan kami …
Lit.2 : Bapa, kami memuji-Mu sebagai Pencipta semesta, tapi kami berlaku seolah kami penguasanya.
Kemajuan teknologi menolong kami dalam banyak hal, tetapi tak sanggup mengendalikan serakah
dan tamaknya kami. Kami selalu saja ingin meminta lebih dari apa yang kami perlukan. Itulah
sebabnya, kami ditampar dengan banyak persoalan yang tak terduga: wabah dan rupa-rupa penyakit
baru, bencana alam dan musibah beruntun, udara, tanah dan air yang tercemar, ketidaksiapan
menghadapi perubahan iklim hingga krisis pangan – semuanya membuat kami sadar, bahwa kami
hanyalah sebagian kecil dari semesta ini.
Lit.3 : Karena itu, Bapa, setelah semua yang kami lakukan ini, pantaskah kami diindahkan? Betapa
berdosanya kami terhadapMu, Tuhan, Pencipta semesta. Namun, kepada siapa lagi kami memohon
pemulihan? Hanya Engkaulah, Tuhan, Penyembuh yang sejati. Arahkan kami kepada hidup yang
ramah lingkungan, agar kami terlibat bersama alam ciptaanMu, merayakan kehidupan yang teratur
dan seimbang. Tak mengapa bila harus berbenah dalam kesakitan dan kepahitan. Asalkan genggam
kami dalam penyertaanMu, Bapa, hingga kami beroleh kebenaran yang sejati, bahwa Engkaulah yang
merajai kehidupan kami
Pelayan : Dengarkanlah pengakuan dan permohonan kami, ya Bapa. Tak akan bisa kami bertahan, bila Bapa
menjauh karena pengkhianatan kami. Sebab hanya oleh kasih Bapa, kami menemukan kepastian akan
janji anugerah keselamatan. Demi Kristus, Raja dan Penebus kami, AMIN.
Ny. : Gita Bakti 266 “Saat Ku Diliputi Gelap Kelam”

13
Ayat 2 : Walau hidup senang dalam dunia, tanpa Tuhan hidupku semu
Walau susah tetapi Tuhan serta, hidupku bahagia. Refr.
Berita Anugerah
Pelayan : Bagi kita yang telah mengaku dosanya di hadapan Tuhan, dengarkanlah berita pendamaian
sebagaimana terbaca dalam Yesaya 58:11, demikian: “Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan
akan memuaskan hatimu di tanah yang kering dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan
seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.”
Jemaat : Terpujilah Tuhan, Allah kita, kini dan selama-lamanya.
Ny. : Gita Bakti 236 “Luapkan Hatimu”

Ayat 2
Tuhan t’lah bertindak dengan tangan-Nya yang kuat
Untuk menaklukkan s’gala kuasa dunia
Ia melakukan keadilan bagi kita
Karna kasih setia-Nya bagi umat milik-Nya.

Puji-Pujian
Pelayan : Marilah kita bermazmur bagi TUHAN menurut Mazmur 148:1-14 (Jemaat disilahkan berdiri)
Ny. : PKJ 55:1 “Hai Puji NamaNya”

(duduk kembali)

PS/VG/Solo …

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Pnt : (Berdoa dan membaca Matius 8:23-27 jemaat dalam keadaan berdiri) diakhiri
dengan berkata: “demikianlah firman Tuhan”
P : “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka
akan dipuaskan. Haleluya!”
Ny. : Haleluya, Haleluya, Haleluya
P : Berkhotbah: “Yesus Berkuasa Atas Alam Semesta”

PS/VG/Solo …
14
Pengakuan Iman Rasuli
P : Dalam keadaan berdiri, marilah kita bersama-sama menyatakan pengakuan iman kita, demikian: Aku
percaya ….
Nyanyian : KJ 248A “Yesuslah Raja yang menang”

duduk kembali)

Persembahan
Dkn : berdoa
Nyanyi : NKB 19:1, dst. “Dalam Lautan Yang Kelam”

Ayat 2 Ayat 3
KasihNya kudus, besar, patut ku balaslah Kau yang hampir tenggelam pandanglah padaNya
Karna it uku gemar agungkan namaNya Tuhan Yesus tlah menang, Kau tlah diangkatNya
Kuserahkan hidupku bulat kepadaNya Laut yang mengamuk pun dibuatNya reda
Melayani Tuhanku selamanya. Refr. Yesus mau menolongmu; percayalah! Refr.

Doa Syafaat

Pengutusan (berdiri)
Pelayan : Saudaraku, … kita hanyalah sebagian kecil dari dahsyatnya kuasa Sang Pencipta. Krisis yang kita alami
mengantar kita kepada pengakuan atas kedaulatan kuasa dan kasih Tuhan atas semesta. Kita tunduk
selalu pada kehendakNya dan membiarkan Tuhan berkuasa atas seluruh hidup kita. Maukah kita
bersaksi akan hal ini?
Jemaat : Kami mau bersaksi tentang kuasa dan kasih setia Tuhan. Kami siap memelihara janji
penyertaanNya dalam perayaan hidup bersama semesta.
Nyanyi : PKJ 177:1-2 “Aku Tuhan Semesta”

15
Berkat
Pelayan : Arahkanlah hatimu kepada TUHAN dan terimalah berkat-Nya:
TUHAN memberkati dan melindungi kamu;
TUHAN menyinari kamu dengan wajahnya dan mengasihani kamu;
TUHAN mengangkat wajah-Nya kepadamu dan mengaruniakan damai sejahteranya, kini dan
selamanya.
Nyanyi : “Amin, Amin, Amin”

Saat Teduh
(pelayan dan jemaat berdoa secara pribadi. Setelah itu pelayan turun dari mimbar, mematikan lilin,
kemudian menyerahkan Alkitab kepada Penanggung Jawab Ibadah).

Nyanyian : PKJ 177:3 “Aku Tuhan Semesta”


Selesai

16
Bahan Khotbah Bulan Lingkungan Hidup
Minggu, 6 November 2022
Bacaan Alkitab : Amsal 3:19-26
Tema : Mengolah Alam dengan Hikmat
Pengantar
Manusia diciptakan Tuhan dengan kemampuan lebih. Kemampuan manusia itu sangat penting
bagi segala makhluk ciptaan Tuhan, termasuk manusia sendiri. Kita belajar dari sejarah kehidupan di
bumi bahwa ketika manusia tidak dituntun oleh Allah maka manusia menjadi ancaman yang paling
mematikan. Jika hewan buas hanya punya kemampuan membunuh mangsa untuk sekedar kenyang,
maka manusia dengan daya akal dapat menciptakan senjata pembunuh massal yang membinasakan
segala makhluk dalam sekejab. Dosa atau kejahatan manusia mengancam segala ciptaan, bahkan
mengancam manusia sendiri. Kemampuan yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia bisa digunakan
untuk membunuh diri sendiri, apa lagi sesama dan makhluk lain.
Peran manusia sangat besar dalam menentukan kelestarian atau kerusakan alam. Dengan
kemampuannya, manusia dapat merawat alam. Hal itu yang dikehendaki Allah. Tetapi dengan
kemampuannya manusia dapat merusak alam. Dalam hal itu, kemampuan yang dikendalikan oleh
hikmat dari Tuhan berdampak bagi kebaikan segenap ciptaan. Demi merawat alam sekitar, seperti
hutan dan hewan, kesuburan tanah, ketersediaan air bersih dan udara segar, kita perlu melatih
kemampuan untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan alam.

Pemahaman Teks
Kitab Amsal mengajarkan kita tentang manfaat hikmat. Manusia dikaruniakan hikmat untuk
mengelola kehidupan. Hanya dengan hikmat yang diberikan Tuhan maka manusia dapat merawat
alam. Perikop bacaan kita menegaskan hal itu. Bumi dan langit diciptakan Allah. Air yang mengalir,
embun yang menitik, udara yang berhembus, cahaya matahari yang menerangi. Semua itu tidak terjadi
dengan sendirinya. Peristiwa-peristiwa alam sangat kompleks untuk dirinci dan sangat luas untuk
dipahami. Semua itu berlangsung sesuai rancangan dan karya agung Allah sendiri. Alam dengan
segala isinya dijadikan oleh Tuhan. Tuhan, dengan hikmat-Nya, mengatur segala sesuatu sehingga
menjadi begitu baik.
Pelajaran tentang semesta, yang diciptakan dan dirawat oleh Allah dengan begitu baik, menjadi
inspirasi bagi penutur Amsal dalam menasehati para pendengarnya. Penutur Amsal menyapa para
pendengar dengan menyebut “anakku”. Sapaan itu menunjukkan bahwa ada relasi yang akrab disertai
rasa tanggung jawab untuk membimbing para pendengar agar memiliki cara hidup yang benar dan
baik. Ada juga tanggung jawab untuk mewariskan pandangan dan perilaku hidup yang bermakna
kepada para pendengarnya. Dengan sapaan yang sedemikian akrab maka kata-kata amsal yang
disampaikan terdengar begitu indah dan lembut. Maksud dari nasehat amsal ini adalah agar hidup
menjadi baik dan berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan semesta, maka pertimbangan dan
kebijaksanaan mesti dilakukan untuk segala aktivitas.
Tidak semua peristiwa dapat ditebak. Hidup ini bukan tanpa kejutan. Ancaman musibah
(bencana) dapat terjadi sewaktu-waktu bagi orang fasik, yaitu mereka yang tidak terbiasa melakukan
pertimbangan dan kebijaksanaan dalam beraktivitas. Pertimbangan dan kebijaksanaan yang
dimaksudkan amsal ini adalah mengandalkan Tuhan sebagai sumber hikmat. Tuhan adalah sandaran
hidup dan kekuatan bagi orang beriman untuk menghindar dari (mengantisipasi) situasi sulit. Percaya
kepada Allah ditandai dengan upaya terus menerus dan bersungguh-sungguh untuk ikut merawat
semesta yang kompleks dan rumit, mencegah dan memperbaiki segala bentuk kerusakan.
Manusia boleh mengelola alam untuk kehidupan diri, keluarga, dan masyarakatnya. Namun
manusia tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Alam ciptaan Allah harus dihormati dan dikasihi
sebagai tanda rasa hormat kasih kepada Sang Pencipta. Dalam mengelola alam, manusia tak boleh
bertindak sesuka hatinya. Manusia harus berpedoman pada hikmat dan kebijaksanaan Allah sendiri
yang menciptakan bumi dalam kebaikan. Manusia tak boleh merusak kebaikan alam. Sebaliknya harus
memelihara dan merawatnya. Hidup selaras alam adalah bentuk menghargai alam ciptaan Tuhan dan
menjunjung Tuhan Sang Pencipta kehidupan.
17
Penerapan
Alam semesta, tempat kita hidup sekarang ini, tidak sedang dalam keadaan serba baik. Salah
satu ancaman yang sedang melanda dunia sekarang ini adalah bahaya perubahan iklim, di mana alur
musim sulit diperkirakan dan dimanfaatkan sesuai cara yang biasa dilakukan (budaya) masyarakat.
Kekeringan di musim kemarau, banjir dan longsor di musim hujan. Sesewaktu alam menjadi tidak
ramah oleh karena badai dan gelombang laut. Hama dan penyakit makin banyak ragam rupa dan
ancamannya, tidak sedikit yang belum dapat diatasi dengan kemampuan pengetahuan dan teknologi
mutakhir sekarang ini. Misalnya, virus Afrika yang menyerang ternak babi, HIV yang menyebabkan
AIDS, penyakit jantung dan tumor. Untuk ancaman-ancaman serius seperti itu, lebih baik mencegah
daripada mengobati. Usaha-usaha primer di bidang pertanian dan peternakan, walau telah ditekuni
bertahun-tahun tetap saja memiliki kemungkinan sukses dan gagal. Bahkan, sering kali terjadi
kesalahan dalam berusaha, mengakibatkan orang lain menderita dan alam rusak. Misalnya, pola
bertani yang berpindah-pindah lahan, tebas bakar, beternak lepas (hewan tidak dikandangkan),
penggunaan zat kimiawi secara berlebihan sehingga menjadi racun pada tanah dan pada hasil bumi.
Dalam situasi yang penuh ancaman seperti sekarang ini diperlukan kewaspadaan yang sungguh-
sungguh dalam beraktivitas, bekerja dan berusaha.
Tuhan memberikan banyak kemampuan dalam diri manusia. Di samping kemampuan fisik dan
psikis pada diri tiap orang, Tuhan juga memberi hikmatNya terus mengalir dalam diri manusia guna
membuat pertimbangan dan kebijaksanaan. Amsal yang kita renungkan kali ini mendorong kita
melakukan segala aktivitas, kerja dan usaha dengan pertimbangan dan kebijaksanaan agar bermakna
sebagai tindakan iman kepada Allah, sesama manusia dan alam sekitar. Alam harus dirawat dengan
hikmat agar lestari.
Sebagaimana Allah dengan hikmat mengatur alam semesta untuk kebaikan, demikian juga kita
sebagai orang percaya dapat mengelolah alam ini dengan hikmat, mengatur lingkungan tempat tinggal
kita serta sumber daya alam yang ada untuk kebaikan bersama.

18
Bahan Khotbah Bulan Lingkungan Hidup
Minggu, 13 November 2022
Bacaan Alkitab : I Raja-raja 21:1-16
Tema : Membela Hak Atas Tanah, Demi Masa Depan Segenap Ciptaan

Pengantar
Tanah sangat penting bagi manusia. Segala bahan baku untuk kebutuhan manusia merupakan
hasil tanah. Makanan, minuman, pakaian dan lain-lai, diperoleh manusia dari tanah. Sedemikian
bergantungnya manusia pada tanah maka dapat dikatakan bahwa manusia tak dapat hidup tanpa tanah.
Karena begitu pentingnya tanah bagi manusia maka tahan harus dijaga dan dirawat dengan baik. Hak
atas tanah perlu dijamin pengelolaannya agar tidak ada orang yang ditersingkir dari tanah sebagai
tempat hidupnya.
Alkitab mengisahkan bahwa manusia tidak bisa Dipisahkan dari tanah. manusia diciptakan Allah
dari tanah (adamah). Tiap orang memerlukan tanah untuk membangun hidup yang damai dan sejahtera
karena dari lahir hingga ajalnya manusia hidup di atas tanah dan bergantung pada tanah. Kita sering
mendengar ungkapan “manusia yang suka bertengkar mungkin diciptakan dari tanah sengketa”.
Ungkapan bernada gurauan itu menegaskan harapan hidup damai dalam persaudaraan dan dalam
merawat dan mengelola tanah demi keberlangsungan hidup segenap ciptaan.

Penjelasan teks
Teks ini berkisah tentang Nabot, seorang dari bangsa Yisreel yang memiliki sebidang tanah di Yisreel.
Lahan tanah itu dijadikan ladang anggur. Kebun anggur ini adalah harta yang berharga karena luasnya
dan hasil yang diterima dari ladang itu, bahkan lebih luas dari itu, ladang ini memiliki hubungan
dengan para leluhur kota Yizreel yang mewariskannya. Kebun itu terletak persis di samping istana raja
Ahab. Hal itulah yang memikat hati Ahab untuk membelinya. Namun negosiasi harga itu ditolak
mentah-mentah. Nabot menolak menjual milik pusaka keluarganya. Nabot mempertahankan tanah itu
sebagai identitasnya sebagai orang Yisreel. Jika tanah itu dijual, tentu ia tidak akan dipanggil lagi
Nabot Orang Yisreel.
Cerita yang kita bacakan ini mengisahkan tetang Nabot mempertahankan hak warisan tanah
keluarganya. Bagi Nabot, tanah warisan keluarga menghubungkan diriya dengan keluarganya, juga
menghubungkan dia dengan Allah. Hak atas tanah, dalam pandangan dalam pandangan iman Israel,
bukan dimaksudkan untuk klaim kepemilikan yang menunjukkan penguasaan atas tanah, melainkan
lebih menunjuk pada relasi tanggung jawab antara manusia dan Allah. Tuhan yang menciptakan tanah
adalah pemilik tanah. Tuhan memberikan bukan untuk manusia kuasai dan memperlakukan tanah
secara sesukanya, melainkan untuk manusia merawatnya sebagai pemberian Allah demi kelangsungan
hidup bersama manusia dan segala ciptaan. Tanah dimanfaatkan dan dikelola agar memberi manfaat
secara ekonomi, sosial, politik, sekaligus juga untuk memuliakan Allah. Jadi, hak pemilikkan atas
tanah, pada satu pihak, menekankan tanggung jawab untuk keberlanjutan hidup bersama antarmanusia
dan dengan sesama ciptaan, juga menjadi tanda adanya hubungan di antara manusia dengan Allah.
Memiliki sebidang tanah, sama artinya memiliki hubungan yang khusus dengan Allah. Iman terhadap
Allah ikut tercerminkan dalam sikap dan perilaku mengolah tanah untuk mencukupkan kebutuhan
hidup sehari-hari. Hak mengelola tanah diberikan oleh Tuhan. Konsep tanah warisan menekankan
bahwa tiap orang, keluarga dan tiap suku bangsa memiliki tanah dengan batas-batas yang ditentukan
oleh Tuhan secara turun temurun. Hak untuk mengusahakan tanah dan hidup dari hasil tanah, sebagai
pemberian Tuhan, tak boleh diambil dan dirampas. Batas-batas tanah tidak boleh dirubah atau digeser
sesuka hati, terutama oleh pemimpin kepada rakyat kecil. Tanah, sebagai pemberian Tuhan,
menghubungkan manusia kepada Allah. Demikian juga perilaku terhadap tanah mencerminkan
hubungan batin yang terjalin dengan Allah.
Penolakan Nabot menyebabkan sakit hati raja. Permaisuri raja merasa terganggu akibat penyakit
baru sang raja yang gusar dan kesal atas kegagalan raja bernegosiasi untuk mengambil hak Nabot atas
tanah warisan keluarga. Permaisuri Izebel lalu merencanakan tindakan jahat untuk memfitnah Nabot.
19
Bahkan dengan mengatas-namakan agama dan kekudusan. Izebel memainkan peran kekuasaan sang
raja. Akibatnya Nabot yang tidak menyadari kelicikan Ahab dan Isebel terjebak dalam fitnah yang
tidak berdasar. Setelah Nabot mati dilempar batu akibat fitnah menghujat Allah, Ahab lalu merampas
milik pusaka Nabot itu.
Inilah contoh dari dosa yang melahirkan dosa. Sakit hati yang bertumpuk-tumpuk dapat
menyebabkan kita melakukan kejahatan dan jatuh sangat dalam pada jeratan-jeratan dosa. Apalagi jika
sakit hati itu mendapat dukungan dari orang sekitar yang setuju dengan sikap itu. Tuhan melarang kita
memiliki keinginan untuk memiliki harta orang lain (perintah ke-10), apalagi keinginan untuk
menguasai milik pusaka sebuah keluarga. Dari dosa mengingini itulah lahir dosa-dosa lain yang
berakibat buruk.
Tanah pusaka adalah sebuah anugerah. Ketika Yosua membagi-bagi tanah Israel, negeri itu dilarang
untuk dijual-belikan. Tanah, sebagai anugerah Tuhan, harus dijaga dan dipelihara. Berdasarkan
keyakinan itu maka Nabot mati-matian tidak mau menjualnya. Ahab tidak menghormati hak dan
kewajiban atas tanah pusaka lalu memfitnah, membunuh lalu merampas milik orang lain. Raja Ahab
dipenuhi keserakahan dan bertindak jahat. Sifat Ahab dan Isebel telah membuat mereka mendatangkan
kutukan yang disampaikan Elia orang Tisbe. Ahab dan Izebel pasti mati karena melecehkan hak
kepemilikan pusaka orang Yisreel itu. kita belajar dari cerita ini, bahwa anugerah dari Tuhan janganlah
disia-siakan. Nabot telah mengupayakan tanah di Yisreel itu supaya menghasilkan sesuatu. Anugerah
itu seharusnya dikelola dengan baik. Kita perlu memperlakukan semua anugerah Tuhan dengan penuh
hormat. Tanpa sikap hormat terhadap semua anugerah, kita pasti terjebak kepada keinginan jahat untuk
serakah dan berlaku lalim.
Harus diakui bahwa manusia sering memperlakukan alam semesta secara tidak adil. Bahkan
atas nama budayanya, manusia sering melakukan kekerasan terhadap benda-benda alam, mansuia
menjadi pemilik alam dan melakukan apa pun, menguras dan membinasakan makhluk-makhluk alam.
Berkebun secara tebas bakar. Beternak secara lepas. Berusaha dengan menggunakan bahan-bahan
kimia beracun, dan seterusnya. Semua itu menyebabkan bumi semakin rusak, siklus musim menjadi
tidak stabil dan iklim berubah-ubah.
Dalam cerita Nabot, Tuhan membenci tindakan ketidak-adilan yang dilakukan Ahab dan Izebel.
Tuhan berlaku adil kepada segala ciptaan. Allah membela korban-korban keserakahan yang tidak
berdaya dari tindakan keserakahan manusia yang berkuasa. Jeritan dan ratapan alam ini didengar oleh
Tuhan. Karena itulah Allah membalas para penindas dengan hukuman. Allah yang adil tidak akan
berdiam diri di hadapan makhluknya yang diperlakukan dengan lalim.

Aplikasi.
Tuhan menganugerahkan alam ini bagi kita. Lingkungan di sekitar kita perlu diusahakan dengan
adil dan penuh hormat kepada Tuhan. Keserakahan akan membuat manusia bertindak lalim, tidak adil
dan mencelakakan orang lain dan makhluk lain yang lebih lemah. Renungan ini mengajak kita untuk
berlaku adil dalam mengelola alam semesta. Adil bagi manusia dan alam.
Seringkali hak-hak alam juga dirampas untuk memuaskan keegoisan manusia. Sama seperti
Nabot yang tidak dapat berbuat apa-apa, alam ini juga kadang terdiam seribu bahasa ketika
diperlakukan tidak adil. Namun Tuhan membela seluruh ciptaanNya. Anugerah Tuhan berupa alam
yang indah dan subur, jika tidak diperlakukan dengan adil dapat berubah menjadi ancaman. Dari kisah
Nabot, Orang Yisreel yang malang itu kita juga belajar memperlakukan alam dengan adil. Hormatilah
Tuhan dengan cara mengusahakan alam dengan seimbang.

20
Bahan Khotbah Bulan Lingkungan Hidup
Minggu, 20 November 2022
Bacaan Alkitab : Matius 8:23-27
Tema : Yesus Berkuasa atas Alam Semesta

Pengantar
Dalam tradisi tahun gerejawi, minggu ini merupakan minggu terakhir dalam tahun gerejawi yang
di sebut minggu Kristus Raja. Gereja merayakan minggu Kritus raja untuk mengingatkan serta
menyadarkan kita tentang kedudukan Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam. Dialah Raja atas
segala ciptaan yaitu, manusia, dunia dan semesta alam seluruhnya. Raja itu identik dengan kuasa untuk
memerintah, menghakimi, melayani dan menentukan nasib hidup rakyat bangsanya. Tanggung jawab
seorang raja yang baik adalah membawa kesejahteraan, kedamaian dan keselamatan rakyatnya.
Sebaliknya raja yang jahat dan menyalahgunakan kuasa akan membawa malapetaka atau kesengsaraan
bagi rakyatnya. Raja Semesta Alam digambarkan sebagai Dia yang akan menghakimi dunia dan
berkuasa atas kehidupan semua orang saat hidup di dunia ini maupun saat kematian kelak.
Tuhan Yesus Kristus adalah Raja semesta. Ia selalu memperjuangkan keselamatan dan
kesejahteraan umat manusia; menyembuhkan yang sakit, mengampuni yang berdosa, menguatkan yang
lemah dan meluruskan jalan orang-orang yang tersesat. Dia menghakimi dengan adil dan memberikan
pertolongan bagi mereka yang berteriak minta tolong.

Penjelasan Teks
Teks ini di awali dengan penjelasan “… murid-murid-Nya mengikuti-Nya ….”. Berbeda dengan
Markus (4:35) dan Lukas (8:22) yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus mengajak murid-murid-Nya
untuk menyeberang, Matius mengatakan bahwa murid-murid yang mengikuti Yesus. Markus dan
Lukas menggemakan panggilan Yesus “Mari, ikutlah Aku,” sementara Matius menekankan keputusan
para murid untuk mengikuti Yesus.
“Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut …”. Kondisi geografis danau Galilea dan
sekitarnya memang memungkinkan munculnya badai mendadak, tanpa tanda-tanda awal. Air danau
yang tenang itu dalam tempo singkat berubah menjadi air yang bergelora dan menggoncangkan apa
saja yang ada di dalam danau itu. Keadaan itu yang dialami murid-murid bersama Yesus. Matius
menekankan bahwa mengikuti Tuhan Yesus tidak berarti bebas dari badai kehidupan yang
menggoncang dan menggentarkan hati. Bersama Yesus pun badai tetap mengancam. Namun, adalah
baik mengalami badai kehidupan karena mengikuti Yesus. Sebab alangkah malangnya mereka yang
mengalami badai kehidupan karena tidak mengikuti Yesus.
“… tetapi Yesus tidur…”. Mengapa Yesus tidur? Ada penjelasan bahwa Tuhan Yesus lelah,
karena sepanjang hari Ia mengajar orang banyak dan menyembuhkan orang-orang sakit. Apakah Yesus
tidak peduli dengan ancaman badai itu? Atau mungkin Ia begitu nyenyak tertidur sampai tidak
merasakan goncangan itu? Bisa jadi, Yesus yakin sepenuhnya bahwa Bapa di sorga tetap menyertai-
Nya bersama para pengikut-Nya dan melindungi mereka.
“…. datanglah murid-murid Yesus membangunkan-Nya, dengan berkata: “Tuhan, tolonglah, kita
binasa”. Kata Yunani yang dipakai di sini tentang murid-murid yang mendekati Yesus dan
membangunkan-Nya berarti “mendekati dengan sopan dan hormat.” Rasa hormat itu tergambar dalam
sapaan mereka kepada Yesus: “Tuhan”. Sekali pun para murid amat ketakutan, namun rasa hormat
mereka kepada Yesus yang mereka ikuti membuat mereka tidak membangunkan Yesus dengan kasar.
Dalam takut pun rasa hormat mereka kepada Yesus tidak hilang. Mereka menghormati Yesus dan
memohon pertolongan Yesus dengan berkata: “Tolonglah.” Anehnya, mereka merasa bahwa Yesus pun
turut terancam oleh badai yang keras itu, sebab mereka berkata: “… kita binasa.” Di satu pihak mereka
yakin Yesus bisa menolong, namun di sisi lain mereka mengira nyawa Yesus pun turut terancam. Bisa
jadi ini mencerminkan pengenalan mereka akan Yesus belum lengkap.
“Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Yesus bangun. Ia lebih dahulu mengurus
iman para murid. Bagi Yesus, rasa takut yang luar biasa pada murid-murid adalah tanda bahwa mereka
kurang percaya kepada Yesus. Seandainya percaya mereka kuat, mereka bisa tetap tenang menghadapi
badai itu, sama seperti Yesus yang tetap tertidur sebab Ia amat percaya akan Bapa di sorga yang pasti

21
memelihara mereka. Inilah peringatan Yesus kepada para murid untuk tidak mudah hilang iman dan
menjadi takut karena badai kehidupan yang menerpa secara tiba-tiba.
“Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh …” Murid-murid terlepas
dari badai dan dari rasa takut, sebab Yesus bersama mereka dan bertindak untuk menyelamatkan
mereka. Walau Yesus menegur murid-murid sebagai orang yang kurang percaya, namun Yesus mau
menolong murid-murid dengan memerintahkan angin berhenti dan danau menjadi teduh. Yesus
berkuasa meneduhkan angin ribut yang mengancam hidup umat-Nya.

Aplikasi

Pertama, angin badai dan gelombang adalah peristiwa alam. Hal ini menunjukkan bahwa alam dan
isinya, seperti angin dan air, memiliki mekanisme dan dinamika gerak yang bisa menguntungkan
namun bisa juga mengancam keselamatan manusia. Di lain pihak, manusia adalah bagian dari alam dan
bergantung pada alam, termasuk pada angin dan air demi hidup manusia. Maka sehubungan dengan
Bulan Lingkungan Hidup GMIT, baiklah sebagai gereja dan warga gereja tak terpisahkan dari alam dan
lingkungan hidup, baiklah gereja dan warga gereja belajar mengenal hukum-hukum dan dinamika
alam, agar tidak mengalami kecelakaan karena ceroboh terhadap alam. Di tiap lingkungan hidup, di
gunung, di pantai ada tradisi-tradisi masyarakat berdasarkan pengalaman setempat yang berisi
pengetahuan tentang kebiasaan-kebiasaan terhadap alam tumbuhan dan binatang yang harus dijaga,
agar tidak mendatangkan bencana bagi manusia. Tata krama yang baik perlu dijaga, tidak hanya
mengenai cara hidup bersama antarmanusia, tetapi juga kehidupan bersama dengan makhluk lain di
alam semesta.
Kedua, Matius 8:23-27 menunjukkan bahwa orang-orang yang percaya dan mengikuti Yesus pun tidak
lepas dari ancaman badai kehidupan, baik badai dari alam mau pun badai berupa tantangan-tantangan
lainnya. Namun, Yesus, yang gereja ikuti dan percayai mempunyai kuasa untuk menenteramkan badai
alam dan mendiamkan badai serta ancaman kehidupan lainnya, demi menyelamatkan umat-Nya. Di
dalam Yesus kita belajar untuk melakukan tindakan-tindakan yang menghormati alam dengan penuh
kasih, mengatur alam dengan penuh tanggung jawab, dan memberi jaminan hidup tenangg di tengah
alam yang sewaktu-waktu dapat bergejolak kencang dan mengancam kehidupan.
Ketiga, gereja dan setiap orang percaya dapat datang kepada Yesus dengan sopan dan hormat untuk
meminta pertolongan. Yesus tahu bahwa badai dan tantangan yang gereja dan orang percaya alami.
Yesus, dalam kasih-Nya, ikut mengalami dan menanggung badai kehidupan yang menimpa gereja dan
umat-Nya. Keyakinan ini menolong gereja dan orang percaya untuk tidak mudah takut dan kekurangan
iman dalam menghadapi badai kehidupan, melainkan tetap tenang sebab Yesus selalu dekat dan mau
menolong umat-Nya. Jangan hilang percaya ketika menghadapi badai hidup.

22

Anda mungkin juga menyukai