Anda di halaman 1dari 30

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)


MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182,
E–mail: Infokom.gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 1696/GMIT/I/F/Okt/2023 27 Oktober 2023


Lampiran : Satu Berkas (Liturgi dan Bahan Khotbah)
Perihal : Pengantar Bahan Bulan Lingkungan GMIT
Kepada : Yang Terhormat,
1. MKH se-GMIT
2. MJH se-GMIT
Masing-masing
di -
Tempat

Salam dalam Kasih Yesus Kristus,


Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera. Salah satu
butir dalam pesan Persidangan Sinode GMIT XXXV di Sabu Raijua adalah peringatan
untuk mengantisipasi potensi resiko kekeringan dan kemarau panjang. Pembakaran
lahan dan mengantisipasi meningkatnya status dari pemanasan global ke era pendidihan
global serta dampak dari durasi kemarau yang membuat ketersediaan air jauh di bawah
kebutuhan yang semestinya adalah hal-hal yang penting untuk diwaspadai. Diimbau juga
kepada seluruh anggota jemaat agar menghemat penggunaan air dengan tidak
menggunakan air secara berlebihan.
Dalam hubungan dengan perayaan Bulan Lingkungan GMIT tahun 2023 maka penting
kita memberi perhatian terhadap pesan Persidangan dimaksud. Untuk itu kami kirimkan
bahan-bahan pelayanan yang akan dipakai di bulan November 2023 ini.
Demikian pengantar ini disampaikan. Atas pengertian serta kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.
Majelis Sinode Harian

Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th;
Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM,
Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM
Lampiran :

TATA IBADAH BULAN LINGKUNG


Minggu, 5 November 2023

“Merawat Alam Sebagai Ketaatan kepada Tuhan


(2 Raja-Raja 2:19-22)

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu lain yang sesuai dengan
teologi dan pengajaran GMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan minimal
dimulai hari Kamis, Jabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian tercetak
ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan sambil
berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
Penatua 1 : Pada mulanya semua yang diciptakan Allah itu baik dan indah. Terang dan gelap, siang dan
malam, pagi dan petang dibuat dengan tangan-Nya. Darat dan laut dipisahkan. Tanaman
ditumbuhkan, benda penerang ditaruh-Nya di cakrawala, binatang-binatang diciptakan-Nya.
Pohon-pohon menghasilkan buah. Semua itu baik. Sungguh indah semua yang diciptakan-Nya.
Penatua 2 : Tugas yang Allah berikan kepada manusia pertama adalah merawat bumi ciptaan Allah. Untuk itu
Allah memberikan manusia kuasa. Dengan kuasa yang diberikan Allah maka manusia dapat
melaksanakan tugasnya bagi kebaikan semua manusia dan segala ciptaan pada segala zaman.
Penatua 1 : Saat ini, kita memasuki perayaan bulan lingkungan. Dengan tema “Merawat Alam Sebagai
Ketaatan kepada Tuhan” kita untuk menyukuri karya Tuhan bagi segenap ciptaan. Mari semua
berdiri dan menyambut kehadiran Tuhan dalam ibadah yang kudus ini. Bersama kita muliakan
Dia dengan bernyanyi KJ No. 60 : 1-2 “Hai Makhluk Alam Semesta” do=d 1 ketuk

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menciptakan langit dan bumi.
Yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan
tangan-Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera-Nya menyertai saudara sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

NAS PEMBIMBING

1
Pelayan : Kejadian 2:15
Jemaat : menyanyi KJ 63:1-2

PENGAKUAN DOSA
(membaca dalam ketudahan dengan intonasi yang menghayat hati yang mengantar jemaat pada pengakuan dosa)
Penatua 3 : Saat teduh diiringi instrumen KJ No. 42 “Tuhan kasihani”
Wahai manusia, tidakkah kamu tahu perbuatanmu telah merusak alam? Pohon-pohon
ditebang, hutan-hutan dibakar. Akibatnya kekeringan terjadi. Banyak mata air dan sungai yang
kau kotori dengan limbah. Wahai manusia, tidakkah kamu tahu perbuatanmu telah merusak
alam?
Wahai manusia, tidakkah kamu tahu tindakanmu telah merusak laut? Sampah-sampah
yang kamu buang ke laut dapat mematikan makhluk laut. Menangkap ikan dengan bom
merusak terumbu karang. Wahai manusia, tidakkah kamu tahu perilakumu telah merusak
ciptaan Tuhan yang indah?
Wahai manusia, pernahkah terbesit dalam hatimu untuk mengembalikan hutan yang
hijau, debit air yang banyak, air dan udara yang bersih bebas dari polusi, laut yang bebas dari
plastik dan terumbu karang yang sehat? Pernahkah ada dalam pikiranmu tentang bayangan
kengerian bencana yang menimpa negeri ini?
Wahai manusia, tidak kahkamu lihat, bencana alam menimpa kita tanpa terelakkan?
Wahai manusia, tidakkah kamu lihat, pemanasan global mengancam kita? Dalam penyesalan
terhadap dosa mari berdoa bersama.
Pnt & jem : Tuhan, kami mengakui bahwa kami telah menyalahgunakan kuasa yang Tuhan beri. Kami tidak
saja menguasai tapi kami juga telah mengeksploitasi alam ciptaan pemberian Tuhan. Kami
mengaku bahwa panggilan untuk merawat alam telah kami ingkari. Kami merusaknya untuk
memenuhi nafsu badani demi kebutuhan kami, tanpa memulihkannya kembali. Di hadapanmu
terbuka semua aib dan cela kami. Dengan segala kerendahan hati, kami mohon ampunilah kami.
Amin
Jemaat : Menyanyi KJ 42

BERITA ANUGERAH

2
Pelayan : Dalam ketaatan kepada Allah yang mengampui dosa kita, maka dengarkanlah berita
pendamaian sebagaimana terbaca dalam Yesaya 58:11, demikian: “Tuhan akan menuntun
engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering dan akan membaharui
kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak
pernah mengecewakan.”
Jemaat : Menyanyi Kj 19:1

PUJI-PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Sambil berdiri dan membaca Mazmur 148:1-14
(Pelayanan membaca bagian yang tercetak ke luar dan jemaat membaca bagian yang
tercetak ke dalam)

Jemaat : KJ 286:1

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : (Berdoa dan membaca 2 Raja-Raja 2:19-22 dalam keadaan berdiri
“Demikianlah firman TUHAN.”
Pelayan : Berbahagialah setiap orang yang mendengar firman TUHAN dan yang memeliharanya dalam
hidupnya!
Jemaat : (Menyanyi KJ 472 “Haleluya”) do=g 4 ketuk
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya;
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya.
Pelayan : Berkhotbah tentang: “Merawat Alam Sebagai Ketaatan kepada Tuhan”
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat TUHAN di segala tempat dan waktu, marilah kita mengaku iman kita!
Aku Percaya kepada Allah, …….!
Jemaat : Menyanyi PkJ 54:1

3
PERSEMBAHAN
Diaken : “Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya:
“Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya
adalah jahat dari sejak kecilnya, dan aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti
yang telah Kulakukan.” (Kejadian 8:21). Kita berdoa .....!
Jemaat : KJ No. 289 :1-2 “Tuhan, Pencipta Semesta” do=f 3 ketuk

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Mari berdiri dan benyanyi PKJ 177:1

4
Pelayan : Sebagai insan yang diciptakan, kita diamanatkan untuk merawat alam sebagai ketaatan kepada
Allah. Alam adalah tempat di mana Allah menempatkan manusia untuk mengusahakannya. Alam adalah
rumah bersama semua mahluk. Alam ini harus dijaga. Sumber-sumber air harus dijaga; baik
kebersihannya maupun ketersediaannya, sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan.
Jemaat : Kami siap merawat alam sebagai bukti ketaatan kepada Allah.

BERKAT
Pelayan : Arahkanlah hatimu kepada TUHAN dan terimalah berkat-Nya:
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
Jemaat : (Menyanyi PKJ 293 “ Amin”) do=bes 4 ketuk

5
TATA IBADAH BULAN LINGKUNGAN
Minggu, 12 November 2023

“Menemukan Jejak Karya Allah Dalam Semesta”


(Mazmur 19: 1-15)
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu lain yang sesuai dengan
teologi dan pengajaran GMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan minimal
dimulai hari Kamis, Jumat, dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian tercetak
ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan sambil
berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
Penatua 1 : Saudara-saudaraku, dapatkah jejak karya Allah kita temukan dalam alam ciptaan-Nya? Dapatkah
langit bersaksi tentang kebesaran Tuhan? Di samudera yang menderu, dalam angin bertiup lembut, dalam
badai yang mengamuk, dapatkah kita melihat karya Allah?.
Penatua 2 : Ya, sumber air yang terus mengalir, udara bersih yang terus berhembus, cahaya matahari dan awan di langit,
kicauan burung, gelombang laut, tumbuhan dan segala jenis binatang, bercerita kepada kita tentang karya
Allah yang Agung.
Penatua 1 : Merawat alam yang indah dan baik hasil karya Allah ini adalah tugasku dan tugasmu, tugas kita
semua.
Penatua 2 : Dalam perenungan akan kemahakuasaan Allah melalui alam semesta ini, marilah kita
menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya. Jemaat Tuhan dijemput berdiri
Jemaat : Manyanyi : NKB 5 : 1,2 “ Seluruh Dunia Hai Nyanyikalah”

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menciptakan langit dan bumi.
Yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan
tangan-Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera-Nya menyertai saudara sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

NAS PEMBIMBING

6
Pelayan : Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di
dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas
sungai-sungai (Maz 24 :1,2). Demikianlah nas yang membimbing kita dalam ibadah hari ini.
Jemaat : Menyanyi NKB 217:1 dan 5 “ Semua Yang Tercipta”

5. Semua yang tercipta, hai alam semesta


agungkan nama Tuhan dan puji kasihNya.
Oleh Yesus disampaikan pengampunan, pendamaian,
kelak di bumi baru genap semuanya.
PENGAKUAN DOSA
Penatua 3 : Marilah kita merendahkan diri kita di hadapan TUHAN untuk mengaku dosa kita kepada-Nya.
Mari berdoa:
Ya Allah, kami percaya dan beriman bahwa Engkaulah pencipta dan pemilik alam semesta.
Melalui alam ini kami juga menemukan jejak-jejak karya-Mu. Hari ini dihadapan-Mu kami
datang dan mengaku bahwa sesungguhnya bahwa keadaan alam ciptaan-Mu saat ini berada
dalam keadaan kritis, karena mengalami kerusakan akibat kesalahan dan dosa kami.
Penebangan dan pembakaran hutan, kami membuang sampah sembarangan, eksploitasi yang
berlebihan terhadap alam. Bencanapun semakin tak terhindarkan, kekeringan yang panjang,
kurangnya air bersih, bahaya kebakaran, banjir, perubahan iklim, dan pemanasan global
mengancam kami. Karena itu Ya Bapa, saat ini kami mohon kepadaMu, ampunilah kami. Beri
kami kesadaran oleh Roh-Mu agar kami juga mau sungguh-sungguh mengambil bagian dalam
berbagai upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi saat ini. Mampukan kami
merawat alam untuk menjaga keberlangsungan alam semesta ciptaan-Mu. Dalam Kristus kami
mohon. Amin

Jemaat : menyanyi KJ: NKB 13 : 1” O Allahku, Jenguklah Diriku”

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Segala keindahan alam sejak semula Ia ciptakan sebagai gambaran kasih-Nya yang besar kepada
kita. Itu menjadi anugerah yang luar luar biasa indah yang diberikan kepada kita.” Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya, Ia adalah Tuhan atas langit dan bumi. . . .
Karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. (Kis
17 : 24,25).

7
Jemaat : Menyanyi KJ: NKB 13:3 “O Allahku, Jenguklah Diriku”
3. Ya Tuhanku, hidupku t’rimalah;
kasih yang murni, o curahkanlah.
Taklukkanlah dendam dan nafsuku,
tinggallah ‘Kau tetap di hatiku.
PUJI-PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Sambil berdiri kita membaca secara berbalasan Mazmur 150.
(Pelayan membaca kalimat yang tercetak ke luar dan jemaat membaca kalimat yang tercetak
ke dalam)
Jemaat : Menyanyi: NKB 7:2, 3 “Nyanyikanlah Nyanyian Baru”
2. Puji Dia, wahai mentari, wahai bulan,
sembahlah Dia terus.
Dan wahai bintang-bintang terang yang gemerlapan,
muliakan Penciptamu.
Reff
Bersoraksorai bagi Rajamu!
Bersoraksorai bagi Rajamu!
3. Wahai langit yang mengatasi s’gala langit,
mazmurkanlah Tuhanmu.
Hai air di atas langit, turut memuji Tuhan,
muliakanlah Penciptamu. Reff

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : (Berdoa dan membaca Mazmur : 19 : 1-15 dalam keadaan berdiri
“Demikianlah firman TUHAN.”
Pelayan : Berbahagialah setiap orang yang mendengar firman TUHAN dan yang memeliharanya dalam
hidupnya!
Jemaat : (Menyanyi KJ 472 “Haleluya”) do=g 4 ketuk
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya;
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya.
Pelayan : Berkhotbah tentang: “Menemukan Jejak Karya Allah dalam Semesta”
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat TUHAN di segala tempat dan waktu, marilah kita mengaku iman kita!
Aku Percaya kepada Allah, …….!
Jemaat : Menyanyi NKB 123 : 1 “ Dalam Badai Hidupku”

PERSEMBAHAN
8
Diaken : “Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya:
“Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya
adalah jahat dari sejak kecilnya, dan aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti
yang telah Kulakukan.” (Kejadian 8:21). Kita berdoa .....!
Jemaat : Menyanyi NKB : 208 : 1, dst “ Tabur Waktu Pagi”

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Saudara-saudaraku yang terkasih, hari ini kita belajar dari alam tentang kemahakuasaan Tuhan.
Dengan merefleksikan kembali relasi kita dengan alam semesta, maka kita dapat menyaksikan dan
merayakan pekerjaan Allah yang tidak terbatas itu.
Jemaat : Kami akan pergi untuk menyaksikan kebesaran kuasa-Nya yang kami temukan dalam alam
ciptaan-Nya. Tuhan kiranya menolong kami.
Jemaat : (Berdiri dan menyanyi NKB 212: 1,3 “Sungguh Inginkan Engkau Lakukan”

9
BERKAT
Pelayan : Arahkanlah hatimu kepada TUHAN dan terimalah berkat-Nya:
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
Jemaat : (MenyanyiPKJ 293“ Amin”) do=bes 4 ketuk

10
TATA IBADAH BULAN LINGKUNGAN
Minggu, 19 November 2023

Kisah Para Rasul 27:33- 28:10


Allah Bekerja dalam Segala Sesuatu
PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu lain yang sesuai dengan
teologi dan pengajaran GMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan minimal
dimulai hari Kamis, Jumat dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian tercetak
ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan sambil
berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.

PANGGILAN BERIBADAH
Penatua : Jemaat Tuhan yang terkasih. Tuhan berkarya melalui berbagai pengalaman hidup, entah melalui
hal menyukakan manusia maupun menakutkan dan mencemaskan. Kita dapat menemukan kasih
Allah di dalam segala sesuatu.
Penatua : Dalam kebaktian minggu ini, kita dituntun dengan tema “Allah Bekerja dalam Segala Sesuatu”. Ya
Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Karena itu mari
bersyukur kepada Tuhan. Saya mengajak ibu bapak, saudara-saudari semua berdiri untuk
memulai ibadah yang kudus ini. Bersama kita muliakan Dia dengan bernyanyi KJ 2:1-2 “Suci,
Suci, Suci”

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menciptakan langit dan bumi.
Yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan perbuatan
tangan-Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera-Nya menyertai saudara sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

NAS PEMBIMBING
Pelayan :
Jemaat : menyanyi NkB 217:1 “Semua yang tercipta”

11
PENGAKUAN DOSA
(instrumen NKB 162 mengantar jemaat pada pengakuan dosa)
Pelayan : Mari merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengaku dosa kita di dalam doa. Mari
berdoa:.....
Jemaat : Menyanyi NkB 162:1

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Dengarlah olehmu berita anugerah Tuhan: “Sebab Tuhan Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia
tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepadaNya” (2
Taw. 30:9b) demikianlah berita anugerah dari Tuhan!
Jemaat : Menyanyi NKB 93:1

12
PUJI-PUJIAN MAZMUR
Pelayan : Sambil berdiri dan membaca Mazmur 50:1-6
(Pelayanan membaca kalimat yang tercetak ke luar dan jemaat membaca kalimat yang
tercetak ke dalam)

Jemaat : menyanyi PKJ 55:1

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : (Berdoa dan membaca Kisah Para Rasul 27:33- 28:10 dalam keadaan berdiri
“Demikianlah firman TUHAN.”
Pelayan : Berbahagialah setiap orang yang mendengar firman TUHAN dan yang memeliharanya dalam
hidupnya!
Jemaat : (Menyanyi NKB 222 “Haleluya”) do=g 4 ketuk

Pelayan : Berkhotbah tentang: “Allah Bekerja dalam Segala Sesuatu”


PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat TUHAN di segala tempat dan waktu, marilah kita mengaku iman kita!
Aku Percaya kepada Allah, …….!
Jemaat : MenyanyiNKB 123:1

13
PERSEMBAHAN
Diaken : “Mari kita memberikan persembahan syukur kepada Tuhan sambil mengingat pesan Firman
Tuhan yang terbaca dalam Mazmur 50: 23 :……… Mari berdoa.
Jemaat : menyanyi PKJ 148:1-dst

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Mari berdiri dan benyanyi PKJ 177:1

Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih. Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan. Allah bekerja melalui badai di lautan. Allah bekerja melalui bencana dan goncangan
kehidupan. Allah bekerja melalui sakit orang-orang sdi Malta. Allah juga bekerja di dalam
semua peristiwa dan persoalan hidupmu.
14
BERKAT
Pelayan : Arahkanlah hatimu kepada TUHAN dan terimalah berkat-Nya:
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
Jemaat : (Menyanyi PKJ 293 “ Amin”) do=bes 4 ketuk

15
TATA IBADAH BULAN LINGKUNGAN

Minggu, 26 November 2023

Ibrani 1:1-4
KRISTUS DASAR PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu lain yang sesuai dengan
teologi dan pengajaran GMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya wajib melakukan latihan minimal
dimulai hari Kamis, Jumat dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian tercetak
ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan sambil
berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.
PANGGILAN BERIBADAH
Penatua 1 : Dalam tradisi gereja, hari ini kita rayakan sebagai Minggu Kristus Raja. Perayaan ini
menolong kita untuk memahami Kuasa Kristus atas alam semesta. Hal itu telah terjadi
sejak alam diciptakan oleh Allah. Sebagaimana kuasa Kristus memerintah alam sejak
penciptaan, demikian pula keberlangsungan alam semesta ada dalam kuasa pemerintahan
Kristus. Kita akan menutup bulan lingkungan dan memasuki masa raya Adven tahun
2023. Banyak terima kasih kepada anggota jemaat atas tanda kasih menjaga alam dengan
doa dan karya kecil seperti membersihkan sampah, menanam pohon, hemat air, hemat
kertas, hemat listrik. Bersama semua makhluk sedang bergumul dengan kekeringan akibat
El Nino, kita percaya Roh Kudus bekerja membaharui segenap ciptaan.
Penatua : Mari berdiri dan melagukan NKB 5:1

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama TUHAN yang menciptakan langit dan bumi.
Yang memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya dan tidak meninggalkan
perbuatan tangan-Nya. Kasih karunia dan damai sejahtera-Nya menyertai jemaat sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Markus 16:15, Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah
Injil kepada segala makhluk”.
Jemaat : (Menyanyi ) PKJ 6:1-2

16
PENGAKUAN DOSA
pelayan : Marilah kita merendahkan diri kita di hadapan TUHAN untuk mengaku dosa kita
kepada-Nya. Mari berdoa: Ya Kristus dihadapan-Mu kami mengaku, bumi pemberian-
Mu makin hari-makin tak ramah karena berbagai bencana. Kami berdosa karena telah
merusak alam. Kami tidak menanam pohon. Kami tidak tekun menanam air hujan tiap
tahun. Kami membakar semak-belukar dan membuang sampah di sembarang tempat.
Laut kami cemari. Ledakan penduduk tak terkendali. Pembangunan yang kami lakukan
tidak mempertimbangkan keselamatan alam. Karena itu dengan rendah hati kami
mohon:
Jemaat : Ya Tuhan, ampunilah dosa kami.
Pelayan : Ya Kristus, bumi makin hari makin panas membuat mata air kering dan hilang, gagal
tanam, akibat kemarau panajang. Baik di kota mau pun di desa harga air makin naik
dari tahun ke tahun. Krisis pangan sedang mengancam kami. Karena itu, bersama
segenap makluk kami bersama mohon:
Jemaat : Ya Tuhan, ampunilah kami.
Pelayan : Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, Amin.
Jemaat : menyanyi KJ 27:1

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Sebagai hamba Kristus Raja, saya menyampaikan berita pengampunan dosa bagi semua
orang yg telah mengaku dosanya dengan tulus hati, bahwa kasih setia Allah dibangun
untuk selama-lamanya, kesetiaanNya tegak seperti langit (Maz. 89:2).

17
Jemaat : (Menyanyi ) PKJ 132:1

PUJI-PUJIAN
Pelayan : Sambil berdiri kita membaca secara berbalasan Mazmur 24:1-10.
(Pelayanan membaca bagian yang tercetak ke luar dan jemaat membaca bagian yang tercetak
ke dalam)
Jemaat : (Menyanyi ) PKJ 27:1

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN Ibrani 1:1-4


Penatua : (Berdoa dan membaca ........................ dalam keadaan berdiri
“Demikianlah firman TUHAN.”
Pelayan : Berbahagialah setiap orang yang mendengar firman TUHAN dan yang memeliharanya
dalam hidupnya!
Jemaat : Menyanyi KJ 472 “Haleluya” do=g 4 ketuk
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya;
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya.
Pelayan : Berkhotbah tentang:
18
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat TUHAN di segala tempat dan waktu, marilah kita mengaku iman
kita!
Aku Percaya kepada Allah, …….!
Jemaat : (Menyanyi PKJ 58:1

PERSEMBAHAN
Diaken : “Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam
hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang
ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan aku takkan membinasakan
lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.” (Kejadian 8:21).
(Siapkan simbol umat turut merawat alam: anakan, benih yang akan dibawa sebagai persembahan ke
altar)
Mari berdoa: Ya Kristus Raja, Engkaulah sumber keselamatan kami. Terimalah hidup
kami serta persembahan yang kami bawa di hadapan-Mu dengan senang hati. Amin.

Jemaat : (Menyanyi ) PKJ 216:1-dst

19
DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN
Pelayan : Kita bersyukur pada Allah yang menganugerahkan alam sebagai rumah bagi kita untuk
ditempati. Beriman kepada Kristus menuntut sikap ramah terhadap alam demi merawat
keberlangsungan kehidupan di alam semesta. Keterlibatan kita dalam merawat alam
adalah wujud dari pengakuan kita akan kedaulatan kuasa Kristus yang sedang
memerintah atas alam semesta.
Jemaat : (Berdiri dan menyanyi) Kj 335:1 &2.

BERKAT
Pelayan : Arahkanlah hatimu kepada TUHAN dan terimalah berkat-Nya:
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;
TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
Jemaat : Menyanyi PKJ 293 “ Amin”) do=bes 4 ketuk

20
Bahan Khotbah Minggu Pertama Bulan Lingkungan Hidup, 5 November 2023
Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 2:19-22
Tema : Merawat Alam sebagai Ketaatan kepada Allah

Pengantar
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang utama, yang sangat menentukan keberlangsungan
makhluk hidup. Kekurangan air menimbulkan banyak masalah, seperti kekeringan, kelaparan, berbagai
macam penyakit, kerusakan organ tubuh, penurunan daya ingat, dan berbagai persoalan lainnya.
Manusia sangat membutuhkan air: untuk minum, masak, mencuci, bertani, serta berbagai keperluan
lainnya. Dengan demikian, ketersediaan air harus selalu diperhatikan dan diupayakan. Ketersediaan air
yang dimaksudkan bukan hanya soal jumlah air melainkan juga kualitas air. Manusia membutuhkan air
yang bersih dan sehat.

Tafsiran
Sekalipun Yerikho merupakan kota yang strategis, namun masyarakat Yerikho sedang berhadapan
dengan masalah yang sangat menguatrkan terkait kondisi air di kota itu (ay. 19). Masalah yang
dihadapi itu, bukan mengenai debit air tidak sebanding dengan jumlah penduduk, melainkan terkait
kualitas air. Air di kota itu tidak sehat untuk dikonsumsi. Tidak dijelaskan, apakah ada unsur kimia atau
bakteri tertentu yang telah mencemari mata air di kota itu. Yang dijelaskan, bahwa kualitas air sangat
buruk, yakni dapat menyebabkan keguguran pada ibu hamil (ay. 19). Keadaan ini sangat meresahkan
penduduk kota itu. Penduduk kota mearasa terancam masa depannya. Keluhan itu disampaikan oleh
orang-orang Yerikho kepada Nabi Elisa. Keluhan itu pun langsung ditanggapi oleh Nabi Elisa. Kisah
ini menunjukkan bahwa karya kenabian Elisa tidak hanya berkaitan dengan pergumulan peribadahan,
tetapi berkaitan juga dengan keadaan sumber daya alam. Sang nabi tidak berdiam diri terhadap
permasalahan lingkungan. Alam yang rusak harus disembuhkan atau dipulihkan agar tetap
menyediakan sumber-sumber kebutuhan hidup secara seimbang. Air yang tidak sehat adalah menjadi
ancaman serius bagi kehidupan dan harapan.
Nabi Elisa kemudian meminta garam dalam pinggan (Ay. 20). Dengan kuasa Tuhan, Nabi Elisa
menaburkan garam tersebut di mata air sehingga air menjadi sehat dan layak digunakan. Keadaan air
dipulihkan dari zat-zat atau bakteri yang mencemarinya mengancam lagi. Dengan demikian air dapat
digunakan dan masalah keguguran bayi, akibat kualitas air yang buruk buruk di kota itu, teratasi (ay.
21-22). Cerita tersebut menekankan bahwa kuasa Tuhan berkarya melalui pelayanan nabi Elisa demi
pemulihan lingkungan yang rusak. Kuasa Tuhan yang bertindak melalui aktivitas Elisa. Karya
pelayanan Elisa menunjukan perhatian Tuhan pada pemulihan alam dan keluhan umat. Pada cerita itu,
garam menjadi simbol atau media yang menunjukkan kuasa Tuhan yang memulihkan kualitas air di
kota Yerikho. Dengan demikian, bukan Elisa atau garam itu yang dimuliakan tetapi Tuhanlah yang
patut dimuliakan atas pemulihan yang terjadi.

Aplikasi
Seperti halnya penduduk Yerikho, seluruh dunia termasuk kita pun bergumul dengan persoalan
air. Air sebenarnya menjadi anugerah Tuhan melalui alam untuk menjamin kelangsungan kehidupan di
bumi. Namun, terkadang air menjadi sumber konflik dan sengketa. Di musim kemarau seperti sekarang
ini kita bergumul dengan persediaan air bersih (volume/debit air), sekaligus mutu dan pengelolaan air.
Di beberapa tempat, air bersih menjadi barang langka dan mahal, sementara di tempat lain volume air
yang tidak terkendali dan menyebabkan banjir dan longsor. Masalah mutu air juga sering kita alami.
Misalnya, sumber air yang tercemar oleh bakteri penyebab diare (bakteri e coli), limbah industri atau
pun sampah kimia, pestisida, dan lain-lain. Air yang tercemar menjadi tidak layak digunakan. Kondisi
ini sebenarnya hanyalah salah satu persoalan yang muncul akibat kerusakan alam. Bisa jadi, sumber air
atau saluran air menjadi sumber konflik dan sengketa ketika dimonopoli atau dikuasai untuk
kepentingan kepentingan orang-orang tertentu dan mengabaikan kebutuhan umum masyarakat.
Seperti halnya Elisa, kita pun ingin dipakai Tuhan untuk menemukan solusi untuk masalah
ekologi (alam) yang terjadi di sekitar kita. Kita tidak bisa hanya mengeluh tetapi harus bisa berjuang
bagi pemulihan alam. Masalah ketersediaan air tidak bisa hanya diatasi secara jangka pendek (beli air
dan selesai). Harus ada upaya jangka menengah dan jangka panjang untuk menjamin ketersediaan air
21
bersih dengan memperbaiki kerusakan alam. Penebangan pohon secara liar harus dihentikan;
pembukaan lahan dan pembakaran lahan harus dikendalikan; reboisasi (penanaman kembali hutan)
perlu digalakan lagi; gerakan tanam air terus dikampanyekan dan dilakukan dengan serius. Untuk
menjaga kualitas air maka kebersihan dan kemurnian sumber air perlu dijaga. Tidak mencemari air
dengan sampah; menghindari pengunaan bahan kimia yang berlebihan (bahan pertanian, limbah
industri, limbah rumah tangga dan limbah medis), termasuk dengan mengatur jarak antara jamban
dengan sumber air untuk menjaga kualitas air. Alam yang terpelihara, termasuk sumber air yang
terawat akan sangat bermanfaat bagi manusia. Air bersih, udara segar, alam yang indah. Semua itu
menjadi jaminan kehidupan yang sehat. Tanpa kehidupan yang sehat, kebahagiaan dan kesejahteraan
hanyalah harapan yang semu.
Merawat alam bukan hanya membawa kebaikan bagi kehidupan melainkan juga merupakan
bentuk perwujudan iman kepada Tuhan. Manusia ditempatkan di tengah alam yang diciptakan Tuhan
untuk tugas menjaga dan memeliharanya (bnd Kej 2:15-16). Manusia diperbolehkan mengolah dan
menikmati alam dengan segala kekayaannya tetapi dengan penuh tanggung jawab dan tidak merusak
apalagi menghancurkannya.
Jika Tuhan bisa memakai Elisa untuk memulihkan alam, yakni menyehatkan air di kota Yerikho,
maka kita pun bisa dipakai Tuhan untuk menyehatkan kembali alam termasuk sumber air di sekitar
kita. Kiranya kehadiran dan pelayanan kita sebagai Elisa masa kini berdampak bagi pemulihan alam
dari kerusakan dan membawa kebaikan bagi segenap ciptaan. Amin (ymw).

22
Bahan Khotbah Minggu Kedua Bulan Lingkungan Hidup, 12 November 2023

Bacaan Alkitab : Mazmur 19:1–15


Tema: Menemukan Jejak Karya Allah dalam Semesta

Pengantar
Mazmur ini digubah sebagai nyanyian yang ditulis oleh Raja Daud. Isinya terdiri dari dua bagian besar.
Bagian pertama bicara tentang semesta yakni kemuliaan Tuhan dalam ciptaan-Nya. Bagian berikutnya,
tentang keteraturan di alam semesta itu sesuai kehendak Tuhan. Kedua hal ini direfleksikan sebagai
kebaikan Allah yang dianugerahkan kepada manusia. Dalam tradisi agama Yahudi, Mazmur yang
indah ini dibacakan sebagai bagian persiapan ibadah Yahudi pada hari Sabat pagi dan pada hari-hari
raya.

Tafsiran
Mazmur 19 diawali dengan dua kata kerja yang mirip, yakni kata ‘menceritakan’ dan ‘memberitakan’.
Walau sering dianggap mirip, baik dalam hal pelafalan maupun dalam pemaknaan, namun keduanya
memiliki arti yang berbeda. Penggunaan kedua kata kerja tersebut menegaskan bahwa bahwa semesta
sebagai subjek, dalam pengertian ‘bersama-sama manusia’. Dapat dikatakan bahwa semesta menolong
manusia agar memahami dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup setiap hari.

Langit Menceritakan Kemuliaan Allah


Langit menceritakan kemuliaan Allah menggambarkan bagaimana semesta secara aktif berisikan kabar
tentang kemuliaan Allah. Kata “cerita” dalam KBBI memiliki arti yang sangat khas; yakni tuturan yang
membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya). Sementara kata
langit, merupakan terjemahan dari kata Ibrani syamayim, yang berarti langit, tempat bintang-bintang,
bahkan ‘udara’ tempat burung-burung terbang.
Pengertian ini menolong kita untuk mendalami bagian pembukaan Mazmur 19 dalam kerangka
memahami keutuhan bagian mazmur yang kita baca. Dalam bagian ayat-ayat selanjutnya, intisari
pengertian kata “cerita” tersebut dapat dijabarkan oleh pemazmur. Ayat 5 berisikan ungkapan simbolik
tentang penciptaan semesta. Di mana semesta, melalui ilustrasi penciptaan matahari, diungkapkan
sebagai proses seumpama Tuhan memasang ‘kemah di langit’ untuk memberikan sukacita dan rasa
girang bagi ciptaan, termasuk manusia (ayat 6).
Proses tersebut kemudian dilanjutkan dengan informasi tentang bagaimana penciptaan yang
bertujuan agar ciptaan menjadi bersukacita. Sukacita semesta adalah juga sukacita umat. Hal itu
dilekatkan pada keteraturan semesta ciptaan Tuhan. Ayat 7 memberi informasi bahwa matahari yang
diciptakan tersebut, sejak terbit hingga terbenamnya ditetapkan Tuhan dalam sebuah keteraturan.
Hal ini memberi pemahaman yang mendalam tentang bagaimana Tuhan yang menciptakan
semesta tersebut adalah Sang Pengatur yang penuh kasih. Desain penciptaan semesta adalah
menempatkan keteraturan sebagai cara Tuhan menyatakan anugerah yang melahirkan sukacita (rasa
girang/ayat 6). Manusia dapat menemukan jejak karya Allah dalam semesta melalui “menceritakan”
kemuliaan Allah, Pencipta, yang mengatur semesta untuk mendatangkan kebahagiaan bagi ciptaan.

Cakrawala Memberitakan Pekerjaan Tangan-Nya


Kata kerja ‘memberitakan’, dalam KBBI didefinisikan sebagai mengabarkan, mewartakan. Sementara
kata cakrawala pada bentuk aslinya berasal dari kata rāqîa yang secara harafiah berarti bentangan. Kata
ini diturunkan dari akar kata rāqa, suatu kata kerja yang dipakai untuk menggambarkan tindakan
‘memukuli bongkahan logam sampai menjadi lempengan tipis’. Pengertian yang tepat dari kata
‘cakrawala’ rāqîa’. Terjemahan LAI:TB “cakrawala” mengikuti mayoritas versi Inggris
(KJV/NKJV/ASV/RSV: firmament).
Para penafsir juga memahami kata tersebut secara berbeda. Sebagian berpendapat
bahwa rāqîa’ merujuk pada atmosfir, sedangkan yang lain memilih langit yang kita lihat sehari-hari.
Manakah yang benar di antara dua pilihan ini? Beberapa penafsir mencoba memahami arti kata ini
berdasarkan penggunaan kata kerja rāqa’. Arti dasar dari kata ini adalah “menghamparkan” atau
“menyebarkan”, secara khusus dipakai untuk menghamparkan bumi (Mzm 136:6; Yer 42:5; 44:24) atau
23
langit (Ay 37:18). Kata ini kadangkala dipakai dengan arti “melapisi” (Yes 40:19) atau “menempa”
(Kel 39:3). Dengan demikian kata benda rāqîa’ dapat dipahami sebagai suatu benda yang berbentuk
hamparan pada suatu permukaan yang luas.
Ungkapan ‘cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya’ mengandung pemahaman tentang
alam semesta yang mewartakan pekerjaan tangan Allah. Semesta dan segala isinya adalah mahakarya
penciptaan Allah yang harus diberitakan/diwartakan oleh segenap ciptaan.
Bagaimana manusia dapat memberitakan pekerjaan tangan Allah? Ayat-ayat selanjutnya dalam
perikop ini berisikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Manusia hanya dapat memberitakan pekerjaan
tangan Allah secara tepat apabila ia memiliki kualitas iman sebagai berikut: taat pada titah Allah (ayat
8-9), takut Tuhan (ayat 10), dan bersandar pada perlindungan Tuhan (ayat 13-14). Ketiga kualitas iman
tersebut jika dimiliki oleh manusia maka akan memberi pengalaman (ayat 8), membuat “matanya
bercahaya” (ayat 9), serta memperoleh harta yang jauh lebih berharga dari emas dan lebih manis
daripada madu (ayat 11).
Manusia yang berefleksi bersama cakrawala yang memberitakan pekerjaan tangan Tuhan dapat
menemukan jejak karya Allah dalam semesta; jika ia memiliki ketiga kualifikasi iman tersebut.

Penutup
Proses menemukan jejak karya Allah pada semesta ada dalam refleksi manusia terhadap langit yang
menceritakan kemuliaan Tuhan dan cakrawala yang memberitakan pekerjaan tangan-Nya. Pokok
refleksi tersebut berisikan rasa bahagia memiliki Allah, Sang Pengatur; dan komitmen untuk taat/setia
pada aturan-aturan Tuhan sebagai bentuk rasa takut terhadap-Nya. Rasa bahagia dan rasa takut kepada
Tuhan melahirkan komitmen untuk mempersembahkan hidup kepada Tuhan, sebagai sebuah bentuk
ungkapan syukur (ayat 15).
Bagian akhir perikop kita mengatakan, “Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan
mulutku dan renungan hatiku, ya Tuhan, gunung batu dan penebusku”. Ungkapan itu merupakan
pernyataan reflektif mengenai kemuliaan Tuhan yang diceritakan dan diberitakan oleh langit dan
cakrawala (semesta). Oleh pemazmur, ungkapan syukur ini dipersembahkan kepada Tuhan yang
dipahami secara simbolis seperti gunung batu dan diimani sebagai penebus. Takutlah akan Tuhan,
setialah pada titah-titah-Nya, temukanlah jejak-jejak karya Allah, Sang Gunung Batu dan Penebus pada
semesta yang telah, sementara dan akan terus mengasihi kehidupan kita, Amin. (FAD)

24
Bahan Khotbah Minggu Ketiga Bulan Lingkungan Hidup, 19 November 2023

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 27:33-28:10


Tema : Allah Bekerja dalam Segala Sesuatu

Pengantar
Perjalanan hidup Paulus sebagai seorang rasul Kristus, bukanlah perjalanan hidup yang mudah. Banyak
kisah hidup dan pelayanannya yang terlihat begitu sulit untuk dijalani. Karya pelayanan Paulus menjadi
tidak mudah karena orang-orang yang tidak menghendaki Paulus menjadi rasul Kristus. Mereka terus
menghalangi karya layan Paulus, bahkan mengancam Paulus. Kesulitan demi kesulitan tidak membuat
Paulus putus asa dan meninggalkan tugas pelayanan sebagai seorang rasul Kristus. Sebailknya, justru
kesulitan demi kesulitan membuat Paulus makin mantap melangkah sebagai rasul Kristus yang rela
mengalami semua kepahitan demi suatu tujuan mulia, yakni menyaksikan pekerjaan Allah dan
membangun harapan dalam segala kesulitan. Allah tidak hanya hadir, melainkan turut berkerja dalam
segala sesuatu yang dialami Paulus di sepanjang lintasan pelayanan kerasulannya.

Tafsiran Teks
Bacaan kita menceritakan tentang karya Allah dalam perjalanan pelayanan rasul Paulus. Cerita
pertama, tentang pelayaran Paulus sebagai seorang narapidana ke Roma. Ia mendapatkan perlakuan
baik dari perwira Romawi bernama Yulius, namun bahaya lain tak terhindarkan. Kapal yang
ditumpaginya diterpa angina badai yang sangat kencang. Kehidupan adalah pemberian Allah yang
harus dirawat. Setelah 14 hari tidak makan dan minum, Paulus pun mengajak semua penumpang untuk
makan sampai kanyang dan melakukan tindakan heroik demi menyelamatkan kehidupan bersama.
Allah berkarya melalui upaya baik dari Paulus untuk selamatkan semua penumpang dari bahaya.
Cerita kedua, tentang keadaaan persinggahan Paulus di pulau Malta. Di daerah itu tangan Paulus
dipagut ular beracun. Orang-orang yang melihatnya merasa heran, ternyata racun ular tidak berdampak
buruk bagi kesehatan Paulus. Sebaliknya, dengan doa Paulus maka ayah dari Publius, Gubernur di
pulau Malta, disembuhkan Tuhan. Banyak orang yang sakit mendatangi Paulus agar didoakan untuk
kesembuhan. Berkat pelayanan yang bermanfaat maka orang-orang di pulau Malta bersikap sangat baik
kepada Paulus dan semua orang yang terdampar bersamanya di pulau itu, baik para tentara pengawal
maupun para tahanan.
Jalan pelayanan Paulus bukanlah jalan singkat dan yang mudah. Di tengah kesulitan Allah
bekerja melalui karya layan Paulus. Semua orang yang bersama dengannya mendapatkan pertolongan
Allah. Walau kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, terdampar, karam dan hancur,
namun semua penumpang selamat. Walau sebagai seorang tahanan, kehadiran dan pelayanan Paulus
menjadi berkat bagi kesembuhan penduduk pulau Malta. Allah bekerja melalui segala sesuatu,
keyakinan itu membuat Paulus tidak menyerah terhadap tantangan pelayanan.

Aplikasi
Sebagaimana pelayanan Paulus, demikian pula pelayanan gereja sebagai murid Kristus masa kini.
Perbedaan pandangan dan kepentingan seringkali menyebabkan tugas kerasulan menjadi beban yang
tidak mudah ditanggung. Dalam hal pelayanan lingkungan hidup, misalnya, masih ada orang Kristen
berpandangan bahwa urusan iman hanya menyangkut hubungan vertikal antara manusia dengan Allah.
Hubungan horizontal antarmanusia, dan hubungan antara manusia dengan alam, tidak dipandang
sebagai yang berkaitan dengan iman. Iman hanyalah keyakinan kepada Allah yang membawa orang ke
surga, tidak tidak berkaitan dengan bumi, darat, laut dan udara.
Jangan menyerah terhadap tantangan. Terus lakukan tugas pelayanan bagi keselamatan semua
orang dan segenap ciptaan Allah. Isilah pelayanan di bulan lingkungan ini dengan gerakan berjemaat
dalam rangka merawat alam, malalui gerakan tanam air, pertanian organik, stop tebas bakar dan
berpindah-pindah lahan garapan, pembatasan penggunaan bahan plastik dalam acara-acara gerejawi.
Hal-hal sederhana itu perlu terus digaungkan dan dilakukan bersama hingga menjadi warna khas
kehidupan dan pelayanan anggota gereja di mana pun. Sesulit apa pun kendala yang diahapi,
sebagaimana Allah terus bekerja maka pelayanan gereja tidak boleh berhenti. Allah terus berkarya
25
dalam segala sesuatu bagi keselamatan manusia dan seisi dunia. Paulus ditolong Allah agar
kesaksiannya tentang karya keselamatan di dalam Kristus dapat menjangkau semua orang dan seisi
dunia.
Tiap anggota gereja sebagai rasul Kristus masa kini untuk mengerjakan karya Allah bagi
perbaikan kualitas kehidupan di bumi. Jika sekarang sumber air kita bersihkan maka pada waktu hujan
turun nanti air tetap jernih dan sehat. Saluran air yang baik menyebabkan tidak terjadi luapan air yang
merusak berbagai fasilitas yang diperlukan. Terapkan cara berkebun organik. Hindari penggunaan
pupuk kimia dan racun tanaman yang merusak struktur tanah, dan lahan kita kehilangan unsur-unsur
penyubur yang diciptakan Allah. Hentikan pola bertani “tebas bakar” karena dapat membunuh bakteri
pengurai yang Tuhan ciptakan untuk menggemburkan tanah kebun yang kita olah. Daun dan ranting
bukanlah sampah yang harus dibakar dan dimusnahkan. Itu adalah ciptaan Tuhan yang dapat terurai
untuk kesuburan bumi. Biarkan Tuhan bekerja melalui ciptaanNya. Bekerjalah bersama Tuhan bagi
kelestarian alam dan pemulihan kesuburan bumi.

Penutup
Allah sedang berkerja dalam segala sesuatu, maka jangan berhenti melayani walau masih banyak
kendala menghadang. Allah terus bekerja dalam segala sesuatu yang mendatangkan kabaikan bagi
manusia dan alam semesta. Karya pelayanan gereja haruslah bersesuaian dengan karya keselamatan
yang dikerjakan Allah dari waktu ke waktu. Jangan berhenti berkarya bagi kabaikan alam ciptaan
Tuhan. Amin. (nlk).

26
Bahan Khotbah Minggu Kristus Raja, 26 November 2023

Bacaan Alkitab: Ibrani 1:1-4


Tema: Kristus Dasar Penciptaan Alam Semesta

Pengantar
Meskipun Alkitab menyebutkan bahwa Yesus adalah Pencipta alam semesta, tidak otomatis semua
orang kristen mengakuinya. Sebagian kalangan hanya mengakui Allah sebagai satu-satunya Pencipta
dan menganggap Yesus sebagai ciptaan. Kalangan lain mengakui Yesus adalah Pencipta, yang bersama
dengan Bapa dalam kesetaraan, menciptakan alam semesta.

Tafsiran

Ayat 1: Salah satu keagungan utama umat Allah dalam PL adalah tradisi kenabiannya. Israel hidup
bukan berdasarkan pemahaman manusia, tetapi berdasarkan wahyu Allah melalui para nabi.
Ayat 2a: Semua nubuatan para nabi tentang Mesias kini digenapi, yakni dalam pribadi "Anak.” Pada
pasal-pasal selanjutnya, gelar Anak ini akan menjadi tulang punggung surat Ibrani tentang Yesus, yang
membedakannya dari semua wakil manusia. Perhatikan bahwa nama “Yesus” baru muncul dalam pasal
2:9, ketika surat berfokus pada inkarnasi Anak sebagai manusia. Sebelum itu, Ia disebutkan bukan
dengan nama manusianya, melainkan dengan gelar untuk menekankan sifat esensial Anak sebagai
Allah.
Ayat 2b–4: Terdapat tujuh pernyataan menarik yang menjelaskan status unik “Sang Anak”. Ketujuh
pernyataan itu hendak memperjelas bahwa Anak setara dengan Bapa, dan lebih dari sekadar nabi atau
malaikat. Anak digambarkan sebagai: (1) pewaris segala yang ada; (2) Pencipta alam semesta; (3)
cahaya kemuliaan Allah; (4) gambar wujud Allah; (5) penopang dunia; (6) penyuci dosa; (7) duduk di
sebelah kanan Yang Maha Besar; dan jauh lebih tinggi dari malaikat.
Poin 1, 2, dan 5 menelusuri peran Anak dalam kaitannya dengan alam semesta, yang mencakup
masa lalu, masa kini, dan masa depan. “Melalui” Anak, Allah menciptakan alam semesta di masa lalu.
Pada masa sekarang, Anak yang sama itu menopang segala sesuatu “dengan firman-Nya yang penuh
kuasa”. Sedangkan nasib masa depan alam semesta harus dipahami dalam hubungannya dengan Dia
yang adalah “pewaris segala sesuatu.” Atribut yang dalam agama Yahudi hanya boleh diperuntukkan
bagi Allah, Sang Pencipta, kini diberikan juga kepada Yesus sebagai pengakuan status keilahiannya.
Poin 3-4 yang mengawali ayat 3 menggambarkan hubungan Anak dengan Allah bukan dalam peran
kreatif-Nya, melainkan dalam hakikat esensial-Nya. Anak adalah "cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah." Dalam literatur alkitabiah, kata “kemuliaan” menunjukkan perwujudan yang cemerlang
dari kehadiran Allah. Oleh karena itu, melihat Yesus sebagai kemuliaan Allah berarti menyaksikan
kehadiran Allah sendiri. Sementara gagasan bahwa Anak adalah "gambar wujud Allah" merupakan
gambaran yang tepat dari keberadaan Allah. Artinya bahwa Anak memberikan gambaran yang jelas
tentang karakter Allah.
Kemuliaan Anak tidak hanya terletak pada sifat kekal-Nya, tetapi juga pada peranan-Nya dalam
membawa keselamatan bagi manusia. Poin 6-7 memperkenalkan dua tema yang paling menonjol dari
surat ini. Pertama, Anak telah selesai "menyucikan dosa”. Tema karya pengorbanan Kristus ini akan
menjadi fokus pasal 9–10 dalam jabatan-Nya sebagai Imam Besar Agung kita. Dalam kedua pasal ini,
penulis akan menekankan bahwa pekerjaan penyucian ini sekarang telah selesai sepenuhnya. Cara
untuk mencapai “penyucian” ini dilakukan melalui penumpahan darah (9:14, 22, dst).
Namun, penghinaan yang dialami Sang Anak dalam penyaliban segera diikuti dengan
pengagungan, yakni “duduk di sebelah kanan Yang Maha Besar.” Tema ini akan menggema dalam
surat itu (lih. 1:13; 8:1; 10:12; 12:2 ). Sang Anak, yang telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di dunia,
kini menempati posisi otoritas tertinggi di surga setelah Allah sendiri.

Aplikasi
1. Sejak awal, gereja sudah menghadapi berbagai ajaran sesat yang tidak mengakui Yesus sebagai
Allah dan Pencipta alam semesta. Yesus bukan pencipta sebab ia sendiri adalah ciptaan yang baru
muncul saat lahir di Betlehem. Statusnya sebagai Anak Allah tidak bersifat kekal, tetapi baru
27
diperoleh saat pembaptisan Yohanes. Bagi mereka, hanya Bapa sajalah Pencipta alam semesta.
Yesus adalah pencipta yang diciptakan. Sebelum menciptakan alam semesta, Bapa menciptakan
Yesus sebagai sulung ciptaan. Lalu Yesus dilibatkan dalam penciptaan alam. Paham sesat ini lahir
dari tafsiran yang keliru terhadap Kolose 1:15-23. Kalaupun diakui sebagai pencipta, Yesus hanya
menciptakan yang ada di dalam langit dan bumi, bukan menciptakan langit dan bumi. PeranYesus
sebagai pencipta juga terbatas pada penciptaan manusia baru, bukan alam semesta.
2. Teks Ibrani memberitahu kita ajaran yang benar. Melalui tujuh pengakuan kepada Yesus
sebagaimana uraian diatas, penulis menegaskan status Yesus sebagai Allah. Masing-masing hendak
menegaskan hakikat keilahian tertentu dengan penekanan yang khas. Melalui tujuh pengakuan ini,
penulis hendak menyadarkan pembaca bahwa tak boleh ada satu tarikan nafas pun tanpa pengakuan
akan Anak selaku Tuhan.
3. Hari ini adalah minggu terakhir tahun liturgi gereja, yang kita sebut "Minggu Kristus Raja." Setelah
berjalan bersama Kristus selama setahun, pertanyaan renungan bagi kita ialah: "Apakah Kritus telah
menjadi raja atas kehidupan kita selaku individu, keluarga, dan gereja (organisasi dan organisme)?
Menurut bacaan kita, jawabannya ditentukan oleh dasar pengakuan kita kepada Kristus. Bila
pengakuan kita dilakukan berdasarkan ketujuh pengakuan Ibrani ini, hal itu akan menuntun kita
kepada hidup yang menjadikan Kristus sebagai raja. (jami)

28
IBADAH KARYA BULAN LINGKUNGAN HIDUP GMIT 2023

Perayaan Bulan Lingkungan Hidup menjadi kesempatan bagi anggota GMIT untuk kembali
mengingat akan peran sebagai umat beriman yang diberi tanggungjawab untuk mengusahakan dan
memelihara alam pemberian Tuhan. Dalam perayaan Bulan Lingkungan Hidup, selain kita berefleksi
tentang tanggungjawab kita melalui ibadah ritus, kita juga dipanggil untuk meneruskan refleksi itu
dalam ibadah karya. Ibadah karya dilakukan dengan aksi-aksi nyata oleh anggota GMIT sebagai bagian
dari akta iman untuk memelihara alam. Pada kesempatan ini, kami mengajak seluruh warga GMIT,
secara serempak, setiap minggu, melakukan aksi-aksi nyata sebagai bentukbiadah karya, dengan
pengaturan sebagai berikut:
1. Minggu pertama: jemaat-jemaat GMIT bersama-sama membersihkan sumber mata air, sumber
air yang berada di sekitar wilayah pelayanan jemaat. Jemaat membersihkan dari sampah-
sampah yang menghambat aliran air.
2. Minggu kedua: jemaat-jemaat GMIT yang tinggal menetap dekat dengan wilayah pesisir pantai,
bersama-sama membersihkan pantai dari sampah-sampah. Jemaat-jemaat di daerah
penggunungan, daratan, membersihkan sampah-sampah yang ada di lingkungan masing-masing
dan tempat-tempat umum seperti pasar, dll.
3. Minggu ketiga: mengingat kembali gerakan tanam air untuk masa depan. Ibadah karya dapat
dilakukan dengan membuat lubang jebakan air di gereja dan rumah masing-masing.
4. Minggu keempat: menanam satu jenis tanaman yang menyimpan air seperti; bambu, beringin,
tanaman hijau yang bisa menjadi sumber oksigen. Penanaman diikuti dengan komitmen untuk
menyiram dan merawat tanaman tersebut.

29

Anda mungkin juga menyukai