Anda di halaman 1dari 35

GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR

(GBM GPI dan Anggota PGI)


MAJELIS SINODE
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423 , Fax. 8311 82 ,
E –mail: Infokom. gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 1088/GMIT/I/F/Jul/2023 24 Juli 2023


Lampiran : Satu Berkas (Liturgi dan Bahan Khotbah)
Perihal : Pengantar Bahan Bulan Kebangsaan GMIT

Kepada : Yang Terhormat,


1. MKH se-GMIT 2.
MJH se-GMIT
Masing-masing
di -
Tempat

Salam dalam Kasih Yesus Kristus,


Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera. Peringatan
hari kemerdekaan merupakan waktu yang tepat bagi kita belajar untuk merayakan,
mengenang dan mensyukuri makna kemerdekaan. Melalui perayaan Bulan Kebangsaan
kita perkuat semangat persatuan dan kesatuan sebagai bangsa dengan berfokus pada
berbagai tantangan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia dan khususnya di NTT
dan wilayah pelayanan GMIT.
Dalam semangat menyukuri penyertaan Tuhan tersebut, kami kirimkan bahan pelayanan
Bulan Kebangsaan GMIT tahun 2023, yang terdiri atas liturgi dan kerangka khotbah.
Kami berharap Bapak/Ibu dapat melanjutkannya kepada segenap jemaat GMIT untuk
digunakan dalam pelayanan di bulan Agustus 2023.
Demikian pengantar ini disampaikan. Atas pengertian serta kerjasamanya, kami ucapkan
terima kasih.
Majelis Sinode Harian

Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th; Wakil Sekretaris:
Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos, MM, Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis, MM
Lampiran :

TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN


Minggu, 6 Agustus 2023

“Berdoa dan Berkarya untuk Keselamatan Bangsa”


(Kejadian 18 :16-33)
Persiapan :

Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai
dengan teologi dan pengajaranGMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi, pemandu nyanyian jemaat, pengiring wajib melakukan latihan
dan gladi agar gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.

PANGGILAN IBADAH
Penatua : Shalom, kita memasuki perayaan bulan kebangsaan tahun 2023. Di bulan ini kita mendapat
kesempatan untuk berefleksi tentang tugas beriman kita dalam membangun bangsa. Menjelang
78 tahun kemerdekaan bangsa ini, banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa ini. Kita patut
mensyukuri rahmat kemerdekaan dan kejayaan bangsa yang kita nikmati. Biarlah dengan
penuh semangat, kita dapat berseru: merdeka…merdeka…. merdeka (dapat minta jemaat untut
berbalasan berseru)
Namun kita sadar, masih banyak tantangan dan persoalan yang membutuhkan perhatian dan kerja keras kita
semua. Karena itu, hari ini, kita beribadah dalam tema “Berdoa dan Berkarya Untuk
keselamatan Bangsa”. Tema ini merupakan suatu panggilan iman untuk mewujudkan rasa cinta
kita pada bangsa dan tanah air Indonesia.
Jemaat dipersilahkan berdiri, kita menyanyikan lagu KJ No. 337:1 dan 3 “Betapa Kita
Tidak Bersyukur”
Nyanyian : KJ No. 337:1 dan 3 “Betapa Kita Tidak Bersyukur”

Bumi yang hujau langitnya terang, berpadu dalam warna cemerlang


Indah jelita damai dan teduh, persada kita jaya dan teguh… Refr

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai saudara
sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

1
NAS PEMBIMBING
Pelayan : Sabda Tuhan sebagai pembimbing dalam ibadah ini berdasarkan Yeremia 29:7b yang berbunyi
“Berdoalah untuk kota itu kepada Tuhan, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”
Nyanyian : “Doa Kami”
Ayat 1
Prikantor 1 : Syukur untuk setiap rencanaMu dan rancanganMu yang mulia
Dalam satu tubuh kami bersatu menjadi duta kerajaan-Mu
Prokantor 2 : Ku ucapkan berkat atas Indonesia, biar kemuliaan Tuhan akan nyata
Jemaat : Bagi bangsa ini kamu berdiri dan membawa doa kami kepada-Mu
Sesuatu yang besar pasti terjadi dan mengubahkan negeri kami
Hanya namaMu Tuhan ditinggikan atas seluruh bumi
Ayat 2
Prokantor 1 : Kami rindu Indonesia pulih dari semua problema
Hidup dalam jalan kebenaranMu, pancarkan terang kemuliaanMu
Prokantor 2 : Ku ucapkan berkat atas Indonesia, biar kemuliaan Tuhan akan nyata
Jemaat : Bagi bangsa ini kamu berdiri dan membawa doa kami kepadaMu
Sesuatu yang besar pasti terjadi dan mengubahkan negeri kami
Hanya namaMu Tuhan ditinggikan atas seluruh bumi

PENGAKUAN DOSA
Penatua : Marilah dalam kesadaran diri di hadapan Tuhan, kita mengaku dosa dan kelemahan kita
kepada Tuhan. Kita berdoa: “Ya, Bapa, dalam kehidupan berbangsa, kami menghadapi berbagai
persoalan, kemiskinan, bencana alam, ancaman wabah penyakit, stunting, persoalan
pendidikan, minim literasi, konflik antar anak-anak bangsa serta persoalan lainnya yang terus
mendera bangsa ini. Kami harus mengaku, banyak kali kami acuh tak acuh terhadap
masalahmasalah bangsa itu. Kami menutup mata dan enggan terlibat menyelesaikan persoalan
bangsa karena merasa bukan tanggung jawab kami. Bahkan seringkali kamilah penyebab
persoalanpersoalan itu.
Jemaat : Kami lebih menuntut apa yang harus negara berikan pada kami tanpa menyadari apa yang
harus kami beri bagi bangsa dan negara. Kami sering lalai menjalankan kewajiban i sebagai
warga negara untuk memberi sumbangsih bagi kebaikan negara.
Penatua : Ampuni kami ya Bapa, buatlah kami sadar bahwa identitas kami sebagai warga kerajaan Allah
merupakan motivasi untuk menjadi warga negara yang baik, supaya di bumi ini, tempat kami
berada, kami senantiasa menyatakan shalom Allah. Ampunilah dan berkatilah kami dan bangsa
kami ya Tuhan, Amin.
Nyanyian : PKJ No 37 “Bila Ku Renung Dosaku”

2
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Dalam rahmat Allah yang besar, senantiasa tersedia pengampunan dan pemulihan bagi
bangsabangsa. Firman Tuhan berkata, “Dan umatKu yang atasnya namaKu disebut,
merendahkan diri, berdoa dan mencari wajahKu, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat,
maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka dan memulihkan negeri
mereka” (2 Tawarikh 7:14).
Jemaat : Syukur atas kasih dan rahmat Allah
Nyanyian : PKJ. 200 “KU DIUBAHNYA”

PUJI-PUJIAN berbalasan membaca Mazmur 102: 13-23 (Berdiri)


Nyanyian : PKJ. 17:1 “MARI KITA PUJI”

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : Mari berdoa untuk merenungkan sabda Tuhan! Dasar kotbah dalam kebaktian ini terbaca dari
Galatia 6:1-10, Jemaat Berdiri, demikian bunyinya
Pelayan : Diberkatilah setiap telinga yang mendengar dan hati yang terbuka bagi Firman Allah.
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya”
Khotbah : Tema : “Berdoa dan Berkarya Bagi Keselamatan Bangsa”

3
PENGAKUAN IMAN (Berdiri)
Pelayan : Bersama semua orang percaya pada segala tempat dan waktu, marilah kita ikrarkan iman percaya kita
menurut “Pengakuan Iman Rasuli”. Bersama-sama kita katakan, aku percaya….
dstnya
Nyanyian : KJ. 343:1 “DUNIA DALAM RAWA PAYA”

PERSEMBAHAN
Diaken : Berilah persembahanmu dengan penuh ungkapan syukur. “TUHAN akan memerintahkan berkat ke
atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di
negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.” (Ulangan 28:8).
Mari kita berdoa: Ya Tuhan, kami bersyukur atas kemurahan-Mu dalam kehidupan ini. Berkat dan
penyertaan-Mu memampukan kami memberikan persembahan ini. Berkenanlah
Engkau memberkatinya agar berguna bagi pelayanan kasih dan keadilan melalui Gereja-Mu.
Jadikanlah kami pelayan-Mu yang setia untuk melayani dan bersaksi demi kemuliaan-Mu.
Terpujilah Engkau selama-lamanya, Amin.
Jemaat : KJ 336:1dstnya “Indonesia, Negaraku“

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (Berdiri)
Pelayan : Saudara/i, kehidupan kita haruslah menjadi berkat bagi sekeliling kita, termasuk bagi bangsa
dan negara ini. Senantiasalah berdoa dan berkarya bagi bangsa ini. Dengarlah pengutusan yang
Tuhan sampaikan bagi nabi Yesaya dalam Yesaya 49:6b yang juga disampaikan bagi kita, “Aku
akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari
padaKu sampai ke ujung bumi”.
Jemaat : Kami siap menerima pengutusan itu, Ya Tuhan, pimpinlah kami.
Nyanyian : KJ No. 260 : 1 dan 2 Dalam Dunia Penuh Kerusuhan

4
BERKAT
Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, pergilah dengan damai sejahtera Tuhan ke dalam kehidupanmu
sehari-hari dan berilah dirimu untuk senantiasa dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus, serta
terimalah berkatNya: “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala
sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu
berlimpah-limpah dalam pengharapan. Allah, sumber damai sejahtera, menyertai kamu
sekalian!”
Jemaat : Menyanyikan PKJ 293 “Amin” do=bes 4 ketuk

5
TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN
Minggu, 13 Agustus 2023

“Rawat Persatuan Di Tengah Perbedaan” (Efesus 4:1-16)

Persiapan :
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi, pemandu nyanyian jemaat, pengiring wajib melakukan latihan
dan gladi agar gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.

PANGGILAN IBADAH
Penatua : Syalom…. Merdeka! Merdeka! Merdeka! (jemaat menyambut dengan pekikan:
Merdeka!)
Selamat bertemu dalam keragaman yang dipersatukan dalam Kristus, Sumber hikmat.
Keragaman dan perbedaan menjadi bagian dalam keseharian hidup. Ketika kita
menemukan persamaan, di saat yang sama kita disadarkan tentang perbedaan di
antara kita. Perbedaan bukan untuk dihilangkan sebab perbedaan memperkaya
kehidupan. Perbedaan mestinya dikelola untuk kebaikan bersama. Perbedaan
untuk menyatukan, bukan untuk memisahkan.
Dalam perbedaan dan keragaman, marilah menyatukan diri dalam ibadah bulan
kebangsaan minggu kedua. Kita beribadah dalam tema: Rawat Persatuan Di
Tengah Perbedaan. Mari berdiri dan menyanyikan ….
Nyanyian : KJ 322:1, 2, 5 “Terang Matahari” do=g 3 ketuk

2. Gembira sekali ‘ku lihat kembali terang merekah,


dan Bapa di sorga, yang Bapaku juga, hendak ‘ku sembah.
5. Sehari-harian besar pemberian kemurahan-Mu.
Ya Tuhan, kiranya ‘ku ingat s’lamanya kewajibanku.

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus
menyertai saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga. (duduk)

NAS PEMBIMBING
Pelayan : “Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.” (Kolose 3:14)
6
Nyanyian : PKJ no 176:1, 2 “Tuhan Memberikan Kita Tanah Air”

PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Mari kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengaku segala dosa
kepadaNya.
-------------------saat teduh-------------------------------
Terpujilah Allah Tuhan kami yang menjadikan kami beragam dan berbeda. Perbedaan itu
untuk kemuliaan nama-Mu. Tetapi dalam kenyataan, kami menjadikan perbedaan
sebagai alasan untuk saling menjauhi dan bermusuhan. Kami hidup dalam
kepura-puraan. Kami mau bersatu, tetapi kami tidak tulus menerima perbedaan.
Ampunilah kami ya Tuhan. Dalam kasih-Mu, kasihanilah kami. Dalam niat hati
yang tulus, kami mau saling menerima dalam perbedaan. Dalam nama Yesus,
amin.

7
Nyanyian : PKJ no. 42 “’Ku Mohon Pengampunan”

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Karena demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang
menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Matius
5:45) Demikianlah berita anugerah Tuhan.
Jemaat : Terpujilah Tuhan dari kekal hinggal kekal.
Nyanyian : PKJ no. 200 “’Ku Diubah-Nya” do=e, 3 ketuk

PUJI-PUJIAN (Berdiri)
Membaca berbalasan Mazmur 95.
(Pelayan membaca yang tercetak ke kiri, jemaat membaca yang tercetak ke kanan) Nyanyian
: PKJ no 116 ”Nyanyikan Bagi-Nya Nyanyian Baru”

8
(duduk)

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : Mari berdoa untuk merenungkan sabda Tuhan!
Dasar Khotbah dalam kebaktian ini terbaca dari Efesus 4:1-16, Jemaat berdiri, demikian
bunyinya
Pelayan : Diberkatilah setiap telinga yang mendengar dan hati yang terbuka bagi Firman
Allah.
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya” (duduk)
Khotbah : “Rawat Persatuan Di Tengah Perbedaan”

PENGAKUAN IMAN (Berdiri)


Pelayan : Marilah menyatakan iman kepada Tuhan dengan mengucapkan Pengakuan Iman
Rasuli dalam keadaan berdiri. Dalam perbedaan kita menyatukan iman dengan
bersama mengucapkan …
Semua : Aku percaya kepada . . . .
Nyanyian : KJ. 256:1&3, “Kita Satu di Dalam Tuhan”

3. Tuhan s’lalu memelihara s’luruh alam semesta, kita pun disuruh-Nya juga, menyatakan
kasih-Nya. Kita pun disuruh-Nya juga, menyatakan kasih-Nya. (duduk)

9
PERSEMBAHAN
Diaken : Mari memberikan persembahan syukur dengan mengingat firman Tuhan: “Sebab
tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena Allah yang
satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru
kepada-Nya.” (Roma 10:12) Mari kita berdoa ……..
Nyanyian :
♪ : PKJ no 169 “Surya Kencana Riang Dan Ramah”

DOA SYAFAAT PENGUTUSAN (Berdiri)


Nyanyian : PKJ 180 “Kasih Tuhan Mengiringimu”

.
Pelayan : Kasih Tuhan melingkupimu untuk merawat persatuan di tengah perbedaan. Jemaat :
Kami yang berbeda menyatu dalam kesatuan hidup dan berbagai karunia untuk saling
memuliakan.
BERKAT
Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, pergilah dengan damai sejahtera Tuhan ke dalam
kehidupanmu sehari-hari dan berilah dirimu untuk senantiasa dipimpin dan
dituntun oleh Roh Kudus, Serta terimalah berkatNya: “Allah, sumber
pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam
iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam
pengharapan”.
Jemaat : Menyanyikan PKJ 293 “Amin” do=bes 4 ketuk

10
SAAT TEDUH (duduk)
Tata Ibadah HUT RI ke 78
Bacaan: Galatia 5: 1-15
“Kebebasan Yang Bertanggungjawab”
17-18 Agustus 2023

Persiapan:

Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan
pengajaranGMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi, pemandu nyanyian jemaat, pengiring wajib melakukan latihan dan gladi agar gerak liturgi
dapat dilakonkan dengan baik
Pemutaran Video Proklamasi

PANGGILAN BERIBADAH
Pnt : Kita sudah menjalani kebebasan sebagai bangsa yang merdeka berpuluh-puluh tahun. Bangsa Indonesia
telah menjadi bangsa yang makin kuat dan maju. Banyak hal telah kita lalui bersama sebagai anak-anak bangsa
dalam kesatuan Negara Republik Indoesia. Masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, maupun budaya kita
hadapi bersama dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Mari bersyukur bersama dalam perayaan HUT Republik
Indonesia yang ke 78 ini dengan sukacita. Jemaat dijemput berdiri. Jemaat: (berdiri dan menyanyi) KJ 336: 1, 2
& 4 “Indonesia, Negaraku”

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.” Jemaat :
(menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai
saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga. (duduk)

INTROITUS
Pelayan : Nas Alkitab yang membimbing kita dalam HUT kemerdekaan RI ke 78 ini terambil dari Galatia 5: 13,
demikian: “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu
mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah
seorang akan yang lain oleh kasih” Jemaat : (Menyanyi) NKB 218: 1& 2“Indonesia Tanah Airku”

11
1.

2. Jasamu, pahlawan bangsa, kukenang terus, kar'na kau telah memb'rikan jiwa-ragamu, agar
bangsa dan neg'riku aman dan tent'ram.

PENGAKUAN DOSA
Pnt : Di hadapan Allah Mahatahu, mari kita tunduk dalam penyesalan untuk mengaku kesalahan dan dosa
kita kepadaNya. Mari berdoa: Ya Tuhan Ampunilah kami.........
Jem : Karena banyaknya anak-anak bangsa yang jatuh dalam korupsi
Pnt : Ampunilah kami ya Tuhan............
Jem : Karena tidak sungguh-sungguh menjalankan hak dan kewajiban kami sebagai warga bangsa ini
Pnt : Ampunilah kami ya Tuhan..........
Jem : Karena kami tidak menjaga bumi pertiwi ini dengan baik
Pnt : Engkau Tuhan, yang setia mengasihi kami dan mengampuni dosa-dosa kami, kami berdoa, Amin
Jem : (Menyanyi) KJ 23 : 2 “Ya, Allah Bapa”
2.Aku berlutut dan dosa kupanjatkan, ‘ku bertelut memohon rahmatMu;
ampunilah segala dosaku dan limpahkanlah berkat anugerah.

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Roma 6: 22 berkata: “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu
menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan
sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal”. Demikian berita anugerah.
Jemaat : (Menyanyi) KJ 453:1 “Yesus Kawan yang Sejati”
1. Yesus Kawan yang sejati bagi kita yang lemah. Tiap
hal boleh dibawa dalam doa padaNya.
O, betapa kita susah dan percuma berlelah,
Bila kurang pasrah diri dalam doa padaNya.

PUJI-PUJIAN
Pelayan : Marilah secara berbalas-balasan, kita menaikkan pujian kepada Tuhan berdasarkan Mazmur
77:12-21
Jemaat : (Menyanyi) PKJ 27:1

12
PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt :(berdoa dan membaca Alkitab sambil berdiri dari Galatia 5: 1-15; di akhiri dengan berkata:
”Demikianlah Firman Tuhan”)
Pelayan : Hendaklah Firman Tuhan diam dengan segala kekayaanNya dan ucaplah syukur kepada Allah.
Haleluya
Jemaat (Menyanyi) Haleluya…haleluya…haleluya (jemaat duduk)
Pelayan : (Kotbah) “Kebebasan Yang Bertanggungjawab”

PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat Tuhan di segala tempat, marilah berdiri dan memperbaharui iman
percaya kita dengan mengucapkan pengakuan iman rasuli demikian:
Semua : “Aku Percaya kepada Allah……………”
Jemaat : (Menyanyi) KJ 251: 1 “Maju, Berjuanglah T’rus”

(duduk)

PERSEMBAHAN
Diaken : Mari rayakan kemerdekaan dengan rasa syukur dalam semangat memberi. Kita berdoa: Sudah
78 tahun Bangsa kami merdeka. Pakailah kami sebagai orang merdeka yang menghargai
sesama, mengasihi saudara-saudara dan hidup dengan takut akan Allah.
Jemaat : Berkenanlah atas pemberian tulus ini, agar bermanfaat bagi kesaksian dan pelayanan gereja
Tuhan yang berdampak baik kepada bangsa dan dunia. Amin
Jemaat : PKJ 146:1-4 “Bawa Persembahanmu”

13
DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN
Pelayan : Kita dipanggil untuk merayakan kemerdekaan dengan cara berkontribusi positif bagi kemajuan
bangsa. Kebebasan yang kita miliki mesti kita gunakan untuk melakukan hal-hal konstruktif,
kreatif dan bermanfaat bagi kehidupan banyak orang.
Jemaat : (Berdiri dan menyanyi) GB 345 “Allah Sumber Rahmat

BERKAT

Pelayan : Terimalah berkat Tuhan:


“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau. Tuhan menyinari engkau dengan
wajah- Nya, dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajah- Nya kepadamu,
dan memberi engkau damai sejahtera”.
Jemaat : Menyanyikan PKJ 293 “Amin” do=bes 4 ketuk

SAAT TEDUH (duduk)


14
TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN
Minggu, 20 Agustus 2023

“Hidup Sebagai Hamba Allah “ (1 Petrus 2:11-17)

Persiapan :
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi, pemandu nyanyian jemaat, pengiring wajib melakukan latihan
dan gladi agar gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.

PANGGILAN IBADAH
Penatua : Syalom…. “Hidup Sebagai Hamba Allah” adalah tema yang menuntun kita
dalam ibadah saat ini. Dalam perenungan di bulan kebangsaan, kita ingat bahwa Negara
Indonesia merupakan alat kesejahhteraan bagi seluruh warga negara. Pemerintah sebagai
alat negara memiliki kekuasaan untuk mengelola kehidupan bangsa demi kesejahteraan
seluruh rakyat. Ketaatan kepada Allah tidak boleh dipertentangkan dengan kewajiban hidup
sebagai warga negara yang baik karena karya Allah harus disaksikan dalam semua bidang
kehidupan. Dalam perenungan itu, sebagai hamba Allah, kita dituntut untuk menyaksikan
karya Allah dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Marilah beribadah sebagai
hamba yang taat kepada Allah. Mari berdiri dan menyanyikan ….
Nyanyian : GB 1 :1-3 “Pujilah Sang Pencipta”

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus
menyertai saudara sekalian!”
15
Jemaat : Dan menyertaimu juga. (duduk)

NAS PEMBIMBING
Pelayan : membaca I Petrus 2:16
Jemaat : Menyanyikan NKB 218:1-2

PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Mari kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengaku segala dosa
kepadaNya.
-------------------saat teduh-------------------------------
Jemaat : Nyanyian : NKB 28

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi
dikenakan kuk perhambaan. Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka.
Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk
kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
Jemaat : GB 246:1

16
PUJI-PUJIAN (Berdiri)
Membaca berbalasan Mazmur 102:13-29
(Pelayan membaca yang tercetak ke kiri, jemaat membaca yang tercetak ke kanan)
Nyanyian : PJK 175:1

(duduk)

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua : Mari berdoa untuk merenungkan sabda Tuhan!
Dasar Khotbah dalam kebaktian ini terbaca dari 1 Petrus 2:11-17.
Jemaat berdiri, demikian bunyinya
Pelayan : Diberkatilah setiap telinga yang mendengar dan hati yang terbuka bagi Firman
Allah.
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya” (duduk)
Khotbah : “Hidup Sebagai Hamba Allah ”

17
PENGAKUAN IMAN (Berdiri)
Pelayan : Marilah menyatakan iman kepada Tuhan dengan mengucapkan Pengakuan Iman
Rasuli dalam keadaan berdiri. Dalam perbedaan kita menyatukan iman dengan
bersama mengucapkan …
Semua : Aku percaya kepada . . . .
Nyanyian : PKJ 180;1

(duduk)

PERSEMBAHAN
Diaken : Mari memberikan persembahan syukur dengan mengingat firman Tuhan: “Sebab
tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena Allah yang
satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru
kepada-Nya.” (Roma 10:12) Mari kita berdoa ……..
Nyanyian : PKJ 216:1-5

♪ :

DOA SYAFAAT
18
PENGUTUSAN (Berdiri)
Pelayan : Hendaklah kita hidup sebagai hamba Allah yang hidup merdeka, bijak, berbuat
baik dan kebajikan, dan tidak menyalahgunakan kemerdekaan untuk berbuat
kejahatan. Kemudian, hendaklah kita semua menghormati semua orang,
mengasihi saudara-saudara kita dan hendaklah kita hidup dengan penuh rasa
takut akan Tuhan.
Nyanyian : KJ 413:1,2

BERKAT
Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, pergilah dengan damai sejahtera Tuhan ke dalam
kehidupanmu sehari-hari dan berilah dirimu untuk senantiasa dipimpin dan
dituntun oleh Roh Kudus, serta terimalah berkatNya: “Allah, sumber
pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam
iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam
pengharapan”.
Jemaat : Menyanyikan PKJ 293 “Amin” do=bes 4 ketuk

SAAT TEDUH (duduk)

19
TATA IBADAH BULAN KEBANGSAAN
Minggu, 27 Agustus 2023

“Umat Yang Menyebarkan Sukacita” (Filipi 4:2-9)

Persiapan :
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan
lagu2 lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua petugas atau pelaku liturgi, pemandu nyanyian jemaat, pengiring wajib melakukan latihan
dan gladi agar gerak liturgi dapat dilakonkan dengan baik.

PANGGILAN IBADAH
Penatua : Saudara-saudari yang bersekutu dalam kasih Allah. Allah memanggil kita untuk beribadah
kepada-Nya dengan sukacita. Sebab sukacita adalah salah satu buah pekerjaan Roh Kudus
dalam kehidupan umat Tuhan. Kita patut bersukacita atas kasih Allah yang sempurna dan
sukacita itu tidak hanya untuk kehidupan pribadi tetapi juga untuk kehidupan bersama sebagai
bangsa Indonesia.
Mari berdiri, biarlah setiap kita beribadah dengan sukacita!
Nyanyian : NKB 5: 1-2 “Seluruh Dunia, Hai, Nyanyikanlah”

VOTUM & SALAM


Pelayan : Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit dan bumi.”
Jemaat : (menyanyi) 1 . 7 . 1
A - min
Pelayan : “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai
saudara sekalian!”
Jemaat : Dan menyertaimu juga.

NAS PEMBIMBING
Pelayan : Membaca Filipi 4:4 “Bersukacilah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan bersukacitalah!

20
Nyanyian : PKJ 216 :1-2 “Berlimpah Sukacita Dihatiku”

PENGAKUAN DOSA
Pelayan : Mari dengan rasa sesal dan malu, kita merendahkan diri
dihadapan Allah mengaku dosa kita kepada-Nya. Mari kita berdoa… .
Nyanyian : NKB 13 : 1-2 “O Allahku, Jenguklah Diriku”

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Tuhan berkenan mengampuni kita karena rahmat-Nya yang besar. Efesus 2:4-5 berkata
demikian: Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang
dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus,
sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita. Oleh kasih karunia kamu diselamatkan.
Demikian berita anugerah Allah.
Jemaat : Syukur kepada Allah yang mengasihi kita
Nyanyian : NKB 21 :1-2 “Ku Diberikan Kidung Baru”

21
PUJI-PUJIAN (Mazmur 16 : 1-1) (Berdiri)
Nyanyian : PKJ 285 “Bila Badai Hidup Menerpamu”

PEMBERITAAN FIRMAN TUHAN


Penatua :Mari berdoa untuk merenungkan sabda Tuhan!
Dasar Khotbah dalam kebaktian ini terbaca dari Filipi 4:2-9,
Jemaat Berdiri, demikian bunyinya… .
Pelayan : Diberkatilah setiap telinga yang mendengar dan hati yang terbuka bagi Firman Allah.
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya”
Khotbah : Umat Yang Menyebarkan Sukacita

PENGAKUAN IMAN (Berdiri)


Pelayan : Mari bersama dengan semua orang Kristen pada segala tempat dan waktu, kita mengikrarkan
pengakuan Iman Rasuli, baiklah masing-masing kita berkata: Aku percaya… .
Jemaat : NKB 31 : 1 “ Kami Naikkan Puji dan Syukur”

PERSEMBAHAN
Diaken : Mari dengan sukacita kita memberikan persembahan syukur kepada Allah. Sambil mengingat pesan
firman Tuhan dari Mazmur 50:23 demikian: Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai
korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan
Kuperlihatkan kepadanya.”
Mari kita berdoa… .

22
Jemaat : NKB 197 “Besarlah Untungku”

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN (Berdiri)
Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, engkau telah mendengar suara Tuhan Allahmu, jadilah umat-Nya yang
menyebarkan sukacita di mana pun engkau berada. Sebab sukacita iman harus disebarkan agar semua
orang merasakan dan menyukuri kasih Allah kepada semua orang dan segenap ciptaan. Pergilah
dengan selamat dan bersukacilah senantiasa didalam Tuhan!
Jemaat : NKB 106:1-2 “Hidup Dalam Sukacita”

BERKAT

23
Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, pergilah dengan damai sejahtera Tuhan ke dalam kehidupanmu
sehari-hari dan berilah dirimu untuk senantiasa dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus, serta
terimalah berkatNya: “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala
sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu
berlimpah-limpah dalam pengharapan”.
Jemaat : Menyanyikan PKJ 293 “Amin” do=bes 4 ketuk

Saat Teduh

Bahan Kotbah Kebaktian Minggu, Bulan Kebangsaan, 6 Agustus 2023 Bacaan Alkitab :
Kejadian 18:16-33
24
Tema : BERDOA DAN BERKARYA BAGI KESELAMATAN BANGSA
Pengantar
Aristoteles, seorang pemikir kuno mendefinisikan manusia sebagai zoon politikon, yakni
makhluk sosial. Maksudnya adalah bahwa seseorang baru disebut makhluk sosial apabila ia mampu
berpartisipasi dalam kehidupan sosial, yang dimulai dari lingkungan keluarga, kampung (masyarakat),
dan puncaknya adalah dalam lingkup negara. Partisipasi yang dimaksud adalah mewujudkan
potensipotensi diri secara maksimal bagi masyarakat dan bangsa. Misalnya seseorang memiliki
kemampuan mengajar yang baik, maka ia mesti mengabdikan hidupnya bagi negara dengan mengajar
sungguhsungguh sebagai pendidik (guru/dosen). Atau seseorang sangat terampil dalam bertani, maka ia
mesti serius bekerja sebagai petani agar tersedia bahan makanan yang cukup bagi bangsa dan negara.
Jadi pola berpikir zoon politikon adalah bukan hanya menyangkut kebutuhan pribadi/ keluarganya,
melainkan sumbangsih potensi dirinya bagi bangsa dan negara. Artinya setiap orang mesti terlibat
dalam urusan-urusan kehidupan bangsa dengan melakukan sesuatu. Tidak boleh berdiam diri.
Apa yang bisa kita lakukan sebagai warga GMIT dalam kehidupan berbangsa? Mari kita belajar
dari sikap Abraham dalam bacaan di atas.
Penjelasan Teks
Dalam ayat 1-15, dikisahkan bahwa Tuhan menampakan diri kepada Abraham di Mamre
melalui penampakkan tiga orang (ay.1-2). Dalam penampakkan itu, Allah mengulangi janji-Nya bahwa
Abraham akan dikaruniai anak laki-laki. Setelah janji itu disampaikan, ketiga orang itu melanjutkan
perjalanan ke arah Sodom. Abraham pun ikut serta. Lalu kata Tuhan: “apakah Aku akan
menyembunyikan dari Abraham apa yang hendak Kulakukan ini?” Allah sedang berpikir untuk
menghukum Sodom karena banyak dosa dan kejahatan di sana. Banyak orang telah mengeluh dengan
Sodom dan Gomora yang penuh dengan dosa. Oleh karena itu, Allah berencana melenyapkan kota itu
bersama seluruh warganya.
Tetapi Allah juga ingat akan janji-Nya bahwa Ia akan menjadikan Abraham bangsa yang besar
dan akan menjadikan dia saluran berkat bagi bangsa-bangsa lain. Janji kepada Abraham inilah yang
membuat Allah masih menimbang-nimbang: apakah hukuman harus segera dilaksanakan atau tidak.
Sementara Allah masih menimbang-nimbang, Abraham datang kepada-Nya dan melakukan penawaran.
Abraham bertanya kepada Allah, apakah Allah akan melenyapkan orang benar bersama orang berdosa?
(ay.23). Abraham bertanya kepada Allah: apabila ada lima puluh orang benar di Sodom, apakah Allah
akan menghukum kota itu? Allah menjawab bahwa Dia tidak akan melenyapkan Sodom apabila
didapati lima puluh orang benar di sana. Tuhan berjanji akan mengampuni mereka. Lalu Abraham
bertanya lagi, apabila ada empat puluh lima orang benar, apakah Allah akan melenyapkan kota itu?
Allah berjanji tidak akan memusnahkan kota itu. Abraham terus melakukan penawaran, apabila ada 40,
30, 20, hingga 10 orang benar saja, apakah Tuhan akan memusnahkan Sodom? Tuhan menjawab bahwa
Ia tidak akan melenyapkan kota itu apabila ada 40, atau 30, atau 20, atau bahkan hanya 10 orang benar
saja di sana.
Dalam dialog itu, sesungguhnya Abraham sedang memohon belas kasihan Allah supaya Sodom
diampuni dan dibebaskan dari hukuman yang dirancangkan-Nya. Sebab Abraham prihatin pada Sodom,
dan ia mengasihi mereka yang hidup benar di sana. Itulah sebabnya, Abraham berharap Sodom tidak
dimusnahkan oleh Allah. Walaupun Sodom bukanlah tanah perjanjian, tetapi Abraham mengasihinya.
Itulah sebabnya Abraham memberanikan diri memohon kepada Allah agar ada pengampunan untuk
kota itu.

Aplikasi
Pertama, berdoalah sungguh-sungguh untuk bangsa kita. Berdoa memohon Allah melindungi
bangsa kita dari berbagai bencana, ancaman, kejahatan, radikalisme, dan terorisme. Berdoa bagi
pemerintah dan semua pihak yang bekerja membangun bangsa, agar mereka bekerja secara jujur dan
adil, dan dijauhkan dari tindakan koruptif yang merugikan bangsa. Berdoa untuk perhelatan politik
2024 agar terpilih pemimpin yang jujur dan benar.

25
Kedua, bertanyalah, apa pergumulan bangsa kita, dan apa yang dapat kita lakukan untuk
mengatasi persoalan yang ada. Sebab sebagai bagian dari bangsa Indonesia, orang Kristen pun dituntut
partisipasinya. Ditetapkannya bulan Agustus sebagai bulan kebangsaan dalam sidang sinode 2019,
dimaksudkan untuk mengajak setiap warga GMIT untuk merenungkan partisipasi dan keterlibatannya
dalam pembangunan bangsa Indonesia. Jadi warga GMIT tidak boleh pasif, berdiam diri, atau menutup
diri, melainkan harus berperan aktif dalam membangun bangsa Indonesia. Artinya kita diminta untuk
ikut membangun bangsa. Bagaimana caranya? Caranya adalah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kita
secara baik, jujur, maksimal. Apabila kita adalah seorang petani, jadilah petani yang bekerja keras
sehingga menghasilkan banyak produk pertanian. Apabila kita adalah ASN, jadilah pegawai yang
berdedikasi tinggi, sehingga pekerjaan kita berdampak bagi kehidupan umum. Apabila kita adalah
aparat desa, jadilah pelayan masyarakat yang peduli, yang jujur dan bertanggungjawab.
Ketiga, kita adalah zoon politikon, maka kita mesti berpikir bagi kepentingan bangsa secara luas.
Jangan bertanya, apa yang diberikan oleh negara kepada kita, tetapi bertanya pada diri, apa yang dapat
saya lakukan bagi bangsa ini? Maka masing-masing individu harus mengenali potensinya, lalu
diwujudkan bagi bangsa kita. Setiap orang dituntut menyumbangkan pikiran, tenaga, dan potensi
dirinya bagi masyarakat dan bangsa
Keempat, keberadaan orang benar menjadi bahan pertimbangan hukuman Allah. Bila di Sodom
ada orang benar, maka Allah tidak memusnahkan kota itu. Itu berarti sebagai gereja kita mesti hidup
benar agar Allah memberkati bangsa kita. Orang Kristen dituntut untuk untuk hidup sesuai kebenaran
firman Tuhan, hidup dalam kebenaran, agar Tuhan memberkati bangsa kita. Di mana pun kita ada dan
berkarya, kita mesti hidup benar, berperilaku benar dan jujur, sehingga keberadaan kita mendatangkan
kebaikan bagi bangsa kita. Jauhilah perbuatan tidak jujur, korupsi, dan segala kejahatan yang dapat
merugikan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa. (gm).

26
Bahan Kotbah Kebaktian Minggu, Bulan Kebangsaan, 13 Agustus 2023 Bacaan
Alkitab : Efesus 4:1-16

Tema : MERAWAT PERSATUAN DI TENGAH PERBEDAAN


Pengantar
Dalam konteks gereja dan bangsa, kita tidak dapat menyangkali adanya kemajemukan. Di gereja
kita punya berbagai ragam karunia atau kemampuan dan dalam kehidupan berbangsa, kita beragam
secara, agama, etnis, bahasa, dialek, keahlian, dll. Perbedaan-perbedaan ini mesti dikelolah untuk
merawat persatuan, demi keutuhan gereja dan bangsa. Sebab Allah menciptakan segala sesuatu sejak
semula dalam perbedaan namun dengan tujuan saling memperlengkapi. Namun demikian fakta sejarah
menunjukkan bahwa sejak dulu, selalu ada gangguan yang membahayakan persatuan. Oleh karena itu
Persatuan Indonesia mesti dirawat demi keberlangsungan hidup bangsa Indonesia.

Penjelasan Teks
Nas ini merupakan nasehat rasul Paulus kepada jemaat di Efesus agar menjaga kesatuan. Karunia
memang berbeda-beda. Namun Tuhan yang mengaruniakannya hanya satu. Karena itu semua orang
mesti saling menghargai satu sama lain. Bahkan semuanya mesti memanfaatkan berbagai karunia itu
untuk melayani Tuhan dan sesama.
Melalui nas ini, ada empat hal yang mesti diperhatikan. Pertama, orang beriman mesti memiliki
karakter yang baik (ayat 1-2). Apa itu karakter yang baik? Karakter yang baik adalah adalah sifat-sifat
mulia yang mesti dimiliki seseorang. Pada bagian ini Paulus menyebutkan daftarnya. Ada rendah hati,
lemah lembut, sabar, suka menolong sesama dan menjaga keharmonisan dalam hidup bersama. Apabila
semua ini dimiliki maka kehidupan bersama sudah berada di jalan yang benar menuju kebaikan
bersama.
Kedua, orang beriman mesti hidup dalam kesatuan oleh ikatan damai sejahtera (ayat 3-7).
Sekelompok orang bisa bersatu karena berbagai alasan. Ada yang karena salah satu pihak dipaksa oleh
pihak yang lain. Ada yang karena salah satu pihak bergantung kepada pihak yang lain. Ada yang hanya
sekedar sedang menghadapi tantangan atau musuh bersama, dan sebagai. persatuan orang percaya tidak
didasarkan pada itu semua. Sebaliknya, persatuan mesti terjalin akibat adanya ikatan damai sejahtera.
Artinya dalam ikatan persatuan itu semua pihak merasa aman, nyaman dan harmonis satu terhadap yang
lain. Ada perasaan senasib sepenanggungan. Satu tubuh. Satu Roh. Satu pengaharapan. Satu Allah, dan
seterusnya. Dalam hal ini persatuan bukan berarti satu untuk semua. Bukan pula semua untuk satu.
Persatuan adalah semua untuk semua. Jadi semua yang terlibat dalam ikatan persatuan itu punya
tanggung jawab yang sama untuk memelihara damai sejahtera.
Ketiga, Tuhanlah yang menciptakan keberagaman agar semua bisa saling menopang dan
membangun (ayat 8-14). Perbedaan itu ciptaan Tuhan. Perbedaan juga adalah anugerah Tuhan. Karena
itu semua bentuk perbedaan mesti dipakai untuk kemuliaan Tuhan. Salah satunya caranya adalah
dengan menghargai setiap orang sebagaimana adanya. Sebab seterbatas apa pun keadaan seseorang, dia
merupakan ciptaan Tuhan. Karena itu menghina orang seperti itu adalah sama dengan menghina Tuhan
yang menciptakan. Padahal siapakah manusia yang pantas menghina Tuhan? Tidak ada! Itu sebabnya
perbedaan tidak boleh menjadi sumber perpecahan. Sebaliknya, perbedaan mesti menjadi kesempatan
untuk saling mendukung dan menopang. Kelebihan yang satu menutupi kekurangan yang lain.
Sebaliknya, kekurangan yang satu ditutupi oleh kelebihan yang lain.
Keempat, Tuhanlah yang memberikan keteraturan (ayat 15-16). Itu berarti bahwa Tuhan mau
supaya semuanya rapi. Tiap bagian tersusun pada tempatnya. Dalam hal ini tiap-tiap bagian tahu apa
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Karya dan pelayanan memang berbeda. Namun semuanya
diarahkan untuk tujuan sama.
Dalam bacaan ini setiap orang percaya dipanggil memiliki karakter dipanggil Tuhan menjadi
milikNya, yakni : rendah hati, lemah lembut, dan sabar (ayat 2a). Karakter tersebut hendaknya
diwujudnyatakan dalam kehidupan berelasi dengan sesama, yakni dalam hal saling membantu sesuai
27
dengan karunia yang telah dianugerahkan kepadanya. Setiap karunia yang kita miliki bukan ditujukan
untuk membuat kita berbangga dan menyombongkan diri sendiri. Melainkan untuk saling melengkapi
satu dengan lainnya Aplikasi
Pada umumnya nas ini dipahami sebatas persekutuan orang-orang Kristen. Namun sebenarnya
bisa juga dipahami dalam persekutuan yang lebih luas. Misalnya, persekutuan sebagai bangsa. Apalagi
kekristenan meyakini adanya gereja yang kelihatan dan gereja yang tidak kelihatan.
Jika gereja yang kelihatan adalah orang-orang Kristen yang ada di sekitar kita, lalu siapa itu
gereja yang tidak kelihatan? Kristus! Sebab Dialah kepala gereja di mana jemaat merupakan tubuhNya.
Jika Kristus adalah gereja yang tidak kelihatan maka siapa pun yang Dia kehendaki juga adalah gereja
yang tidak kelihatan.
Itu berarti bangsa Indonesia pun bisa menjadi gereja yang tidak kelihatan! Karena itu nas ini
tidak hanya dapat diterapkan dalam persekutuan orang Kristen saja. Nas ini pun dapat diterapkan dalam
kehidupan sebagai bangsa Indonesia. Jadi orang Kristen Indonesia mesti ikut merawat persatuan
Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara yang Tuhan pilih agar kita lahir, hidup dan nanti akan
mati di dalamnya. Kita pun diberi tanggung jawab untuk merawat persatuan Indonesia. Dalam hal ini
keempat hal di atas mesti dimiliki, diyakini dan dilaksanakan dalam kehidupan bersama.
Pada 17 Agustus 2023 bangsa Indonesia menemui hari jadinya yang ke-78. Ini mesti disyukuri
dengan sungguh-sungguh. Sebab sejak berdirinya bangsa yang sangat beragam dalam berbagai aspek
ini tetap berdiri dengan kokoh. Semua orang Indonesia bersatu dalam naungan Pancasila sebagai rumah
bersama. Semua saling menerima perbedaan. Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu
Jua.
Salah satu ilustrasi yang menggambarkan hal ini, kita Kelima jari yang kita miliki, memiliki
nama, bentuk, dan kegunaan yang berbeda. Ada yang lebih tinggi dari jari lainnya, sebaliknya ada pula
yang diciptakan lebih pendek. Jempol/ ibu jari seringkali digunakan untuk menyanjung dan memberi
pujian, telunjuk digunakan untuk menunjuk dan memberi perintah, jari tengah sebagai yang paling
tinggi seringkali menjadi sombong, jari manis terpilih untuk menjadi tempat bagi cincin yang indah,
sedangkan jari kelingking sebagai yang paling kecil dan paling lemah, seringkali digunakan untuk
menjadi simbol sebuah janji dan ungkapan maaf. Kelima jari tersebut diciptakan unik dan berbeda satu
dengan lainnya, tetapi perbedaan tersebut tidak kemudian membuat mereka bergerak sendiri semau
mereka. Dengan setiap kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki, mereka bersatu untuk mencapai
tujuan tertentu, mulai dari memegang barang, menulis, dan membantu anggota tubuh lainnya.
Sebagai anggota tubuh Kristus, kita pun tidak terluput dari perbedaan. Mulai dari perbedaan
warna kulit, suku, karakter, keahlian, dan status sosial. Tetapi di tengah perbedaan tersebut, setiap kita
dipanggil untuk saling melengkapi satu dengan lainnya dan merawat kesatuan di tengah perbedaan
peran masing-masing.
Keberlangsungan bangsa ini juga tergantung dari bagaimana semua orang Indonesia siap dan
mampu merawat perbedaan. Dalam hal ini orang Kristen pun mempunya tanggung jawab yang besar.
Karena itu mari kita semua merawat persatuan di tengah-tengah perbedaan yang ada. (ms)

Bahan Kotbah Syukur Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2023 Bacaan


Alkitab : Galatia 5:1-15

28
Tema : KEBEBASAN YANG BERTANGGGUNGJAWAB

Pendahuluan
Ada satu peristiwa yang terjadi baru-baru ini di Jakarta yaitu kejadian kebakaran rumah yang
diakibatkan oleh seorang anak kecil yang bermain api saat ditinggalkan keluarganya sendiri di rumah.
Memang anak akan merasa bebas melakukan apa saja yang menarik perhatian saat orang tuanya tidak
ada di rumah. Mereka tidak dapat memikirkan kebebasan itu berdampak baik atau buruk bagi dirinya.
Anak ini pastilah tidak sadar bahwa api dapat berguna dan juga dapat membawa kehancuran tergantung
bagaimana orang menggunakannya. Jika digunakan dengan benar akan membawa dampak yang baik
seperti memasak makanan yang lezat, memberi kehangatan di tengah udara yang dingin, dsb. Tetapi
jika disalahgunkan ia dapat membakar rumah seperti pengalaman anak tadi.
Sama halnya dengan kebebasan orang Kristen. Jika digunakan dengan benar, akan memberikan
keuntungan dan kebaikan tetapi jika digunakan dengan tidak benar kebebasan itu berpotensi
menghancurkan. Merdeka atau bebas adalah suasana yang sangat diharapkan oleh setiap orang,
misalnya: merdeka dari kemiskinan, merdeka dari buta huruf, merdeka dari penjajahan, merdeka dalam
menyampaikan pendapat, dan sebagainya. Sebagai warga kerajaan Allah dan warga negara Indonesia
kita telah dimerdekakan.

Penjelasan Teks
Dalam bacaan ini, guru-guru palsu menyesatkan jemaat bahwa sunat harus dikenakan bagi
mereka yang berasal dari bangsa-bangsa lain. Dan tentu hal ini menjadi perdebatan dan keberatan.
Dalam konteks itu Paulus menjelaskan bahwa Kristus telah membebaskan manusia dari segala
adatistiadat yang mengekang. Dalam Kristus ada kemerdekaan sejati. Namun kemerdekaan kristen
tidak berarti bebas melakukan dosa dan kejahatan. Kemerdekaan bukanlah kesempatan untuk saling
membinasakan. Sebaliknya, kebebasan itu mesti dimanfaatkan untuk saling melayani, menolong, peduli
terhadap sesama.
Yesus Kristus telah memerdekakan orang percaya dari perhambaan dosa. Orang percaya
menjadi manusia merdeka, bebas dari belenggu dosa dan dilayakan Allah untuk menikmati
keselamatan. Namun jaminan keselamatan bagi yang percaya mesti dilihat sebagai anugerah yang besar
yang patut disyukuri dengan hidup menurut kehendak Tuhan. Paulus mengatakan “tetapi janganlah
kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan
layanilah seorang akan yang lain” Anugerah kemerdekaan mesti menjadi kesempatan bagi setiap orang
percaya untuk melayani satu dengan yang lain. Melakukan kebaikan sebagai rasa syukur atas
kemerdekaan dari dosa, bukan sebaliknya, menjadi hamba dosa, masih suka dan sering berbuat dosa.
Tanggungjawab besar untuk melayani satu dengan yang lain merupakan cara memaknai
kemerdekaan. Kemerdekaan/kebebasan yang dimiliki oleh seseorang mesti dikuti oleh rasa
tanggungjawab. Karena itu belajarlah melakukan hal-hal yang benar, yang menyenangkan hati Tuhan
sebagai tanda menghargai kemerdekaan yang Yesus berikan bagi kita.

Aplikasi
Allah menciptakan manusia dengan kebebasan memilih. Dan kebebasan itu merupakan hak semua
orang. Dalam konteks hidup bernegara, semua warga negara memiliki hak yang sama untuk
bertanggungjawab merawat kehidupan bersama untuk mencapai masa depan. Dalam hal ini maka
kebebasan mesti dipakai secara bertanggunjawab agar tidak menimbulkan kekacauan hidup berbangsa
dan bernegara.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Tuhan telah menganugerahkan kemerdekaan.


Kemerdekaan negara diperoleh melalui tuntunan Tuhan dalam perjuangan dan pengorbanan para
pendahulu kita. Mereka berjuang dan berkorban dengan tujuan agar generasi penerus mereka tidak lagi
dijajah seperti mereka, melainkan hidup dalam kemerdekaan dan bisa menjalani kehidupan dengan
29
lebih baik lagi, misalnya: semua anak bisa sekolah, hasil bumi Indonesia dikelola oleh pemerintah
Indonesia sendiri, tidak menjadi budak di negeri sendiri dan sebagainya. Inilah panggilan kita untuk
merayakan kemerdekaan dengan cara berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Kebebasan yang kita
miliki mesti kita gunakan untuk melakukan hal-hal konstruktif, kreatif, dan bermanfaat bagi hajat hidup
orang banyak.
Untuk mengisi kemerdekaan negara, kita perlu melakukan hal-hal baik bagi bangsa dan negara
kita. Misalnya, menyekolahkan anak-anak agar berpendidikan dan dapat melakukan lebih banyak lagi
hal bermanfaat bagi negara ini, jaga persatuan dan kesatuan (jangan jadikan perbedaan suku dan agama
menjadi sumber permusuhan), jadi warga negara yang menyampaikan pendapat dan kritikan dengan
kalimat dan cara yang santun, dll. Maknailah kemerdekaan sebagai kesempatan untuk tidak hidup
dalam dosa lagi. Pergunakanlah kemerdekaan sebagai kesempatan untuk menjadi bermanfaat bagi
bangsa dan negara.

30
Bahan Kotbah Kebaktian Minggu, Bulan Kebangsaan, 20 Agustus 2023 Bacaan
Alkitab : 1 Petrus 2:11–17

Tema : HIDUP SEBAGAI HAMBA ALLAH


Pengantar
Negara merupakan alat kesejahhteraan bagi seluruh warga negara. Pemerintah sebagai alat
negara memiliki kekuasaan untuk mengelola negara demi kesejahteraan seluruh rakyat. Ketaatan
kepada Allah tidak boleh dipertentangkan dengan kewajiban hidup sebagai warga Negara yang baik
karena karya Allah harus disaksikan dalam semua bidang kehidupan sebagai hamba Allah. Hamba
Allah dituntut untuk menyaksikan karya Allah dalam kehidupan bernegara. Siapa itu hamba Allah?
Dari fakta yang ada dapat disimpulkan bahwa orang yang bisa disebut hamba Allah itu bukan hanya
orang-orang tertentu yang memiliki jabatan sebagai pendeta penatua, diaken, pengajar, nabi/rasul dan
yang lainnya, melainkan semua umat manusia yang diciptakan oleh Allah, termasuk kita semua.

Penjelasan Teks
Penulis surat Petrus memberi pengajaran kepada jemaat Kristen yang tersebar di Asia kecil
(Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia). Dalam pengajarannya ia menguatkan umat bahwa
mereka akan menanggung penderitaan, tetapi dalam penderitaan itu mereka jangan kehilangan iman
dan pengharapan. Wujudnya adalah mereka tetap menunjukan ketaatan dalam hidup sebagai hamba
Allah. Jika demikian bagaimana hidup sebagai hamba Allah? Dari teks ini kita akan belajar bersama.
Ay. 11 : Petrus mengatakan bahwa mereka mesti menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging
yang berjuang melawan “jiwa”. Dalam Perjanjian Baru keinginan daging adalah hawa nafsu manusia
yang muncul dari hati nurani yang dikuasai sepenuhnya oleh dosa (bnd. Galatia 5:19-21). Dalam diri
manusia ada keinginan untuk berbuat baik. Perjanjian Baru dalam bahasa Kupang menyebut “..
kepingin bikin bae …”. Dalam bahasa Timor “… lomif he nmoe’ leko …” (kehendak untuk berbuat
baik). Teks Yunani memakai kata yang berarti jiwa, tetapi PB bahasa Timor, mengikuti bahasa Kupang,
menerjemahkan dengan “lomif he nmoe’ leko artinya: kehendak untuk berbuat baik.” Jadi yang
dimaksud keinginan daging yang berjuang melawan jiwa” adalah keinginan-keinginan jahat berperang
melawan kehendak untuk berbuat baik.
Artinya orang percaya jangan menurut tetapi menjauhkan diri dari keinginan jahat, dan hidup mengikuti
kehendak Roh Kudus yang bekerja dalam hati manusia. Dengan demikian orang percaya memiliki cara
hidup yang baik dengan perbuatan-perbuatan yang baik pula (ayat 12).

Ay. 12: hidup sebagai hamba Allah nampak dalam cara hidup yang baik di tengah-tengah
bangsa-bangsa bukan Yahudi. Tujuannya jelas, supaya orang-orang yang sering memfitnah mereka
melihat perbuatan mereka dan sadar akan kepicikannya. Apa maksud cara hidup baik dalam teks ini?
Tentu saja cara hidup yang penuh kasih yang nampak dalam tindakan tetap menghormati, mengampuni,
dan kesungguhan mengasihi tanpa pamrih. Mengapa cara hidup penuh kasih perlu terus ditunjukkan?
Petrus memberi alasan bahwa mereka telah ditebus dengan darah Yesus yang mahal (1 Petrus 1:18).
Hidup mereka berharga karena kasih dan pengorbanan Yesus, karena itu teladan hidup Yesus, mesti
menjadi pedoman hidup mereka. William Barclay menyebutkan sejumlah fitnahan yang diberikan
kepada orang-orang Kristen pada zaman itu antara lain:
1. Kanibal, karena makan daging/tubuh Yesus dalam Perjamuan Kudus.
2. Ketidakbermoralan,
3 .Merusak perdagangan, seperti dalam Kis. 19:21-40.
4. Merusak rumah tangga, karena sering rumah tangga pecah karena sebagian menjadi Kristen dan
sebagian tidak.(Mat10:34-36).
5. Tidak setia/berkhianat kepada kaisar, karena mereka tidak mau menyembah kaisar/ mengakui
kaisar sebagai Tuhan. (Kis 17:7b).
Tentu saja, orang percaya bisa membantah dan melawan fitnah ini, dengan berbagai cara. Tetapi Petrus
menjelaskan bahwa dengan hidup penuh kasih maka pada akhirnya akan menjadi sebuah sanggahan

31
atas fitnahan (2:15) dari orang-orang dan yang kelak akan mendatangkan kemuliaan Allah. (1 Pet 2:12).
Pilihan cara orang percaya menghadapi fitnah yaitu dengan tetap memiliki cara hidup baik.
Ay. 13. Peringatan hidup sebagai hamba Allah nyata juga dalam tindakan menjadi warga negara
yang baik. Caranya adalah tunduk karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja
sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk
menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Alasan
ketundukan orang Kristen pada lembaga manusia atau pemerintah adalah karena Tuhan memerintahkan
pada mereka untuk tunduk kepada pemerintah yang ditetapkan oleh-Nya. John Calvin berkata,
“Ketaatan harus diberikan kepada semua yang memerintah, karena mereka telah diangkat pada
kehormatan itu bukan karena kebetulan, tetapi oleh providensia Allah.
Seorang Kristen adalah warga yang taat hukum, cermat dan penuh disiplin diri. Pengajaran ini
dapat dibandingkan dengan ajaran Paulus di Roma 13:1-7 dan Titus 3:1-2. Tentu saja perintah ini tidak
berarti seorang Kristen harus menyetujui kejahatan. Kata-kata Petrus sendiri kepada Sanhedrin
menunjukkan kenyataan tersebut: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang lebih baik: taat
kepada kamu atau taat kepada Allah" (Kis. 4:19). Itu berarti makna tunduk bukan berarti meniadakan
kekritisan tetapi mengutamakan kehendak Allah dengan tetap menunjukkan sikap menghormati.

Ay.16:Hamba Allah adalah hamba yang telah dimerdekakan. Mereka dimerdekaan dari dosa
untuk hidup taat kepada Allah. Kemerdekaan bukan berarti bebas tanpa batasan, tanpa aturan, tetapi
kebebasan yang bertanggungjawab.

Ayat 17: Petrus mengakhiri ajakan dengan tiga kata penting, Hormatilah ... kasihilah ... takutlah.
Kata yang diterjemahkan untuk hormatilah terkait dengan kata "mahal" dan menunjukkan penghargaan
tinggi orang Kristen terhadap kepribadian seseorang. Kata untuk kasihilah menunjuk kepada kasih
ilahi, agape, dari I Korintus 13. Dengan kasih inilah Kristus menantang Petrus dua kali dalam Yohanes
21:15-16, yang oleh Petrus secara jujur dijawab dengan: "Aku mengasihi (Yunani, philo, "kasih secara
manusiawi") Engkau." Sedangkan kata takutlah berhubungan dengan kata tunduk dalam kasih dan
penuh hormat.

Aplikasi:
Nasehat surat Petrus kepada jemaat mendorong kita agar hidup sebagai hamba Allah di tengah
pergumulan hidup di dunia. Perjuangan untuk tetap menunjukkan kebaikan akan selalu mendapat
tantangan berhadapan dengan keinginan-keinginan daging yang merugikan, namun seorang hamba
Allah akan terus berjuang dalam tuntunan Roh Kudus.
Dalam hidup ini juga, hamba Allah diberkati dengan berbagai kemampuan untuk berbuat
kebaikan bagi sesama dan bagi lingkungan sekitar dengan berbagai hal yang mendatangkan kebaikan.
Ketekunan bekerja, kedisplinan hidup, dan kesetiaan kepada pemerintah dan kepada semua pihak yang
memiliki kuasa untuk mengelola kehidupan bernegara demi kesejahteraan bersama.

Bahan kotbah Minggu Bulan Kebangsaan, 27 Agustus 2023


32
Bacaan Alkitab: Filipi 4:2-9
Tema : UMAT YANG MENYEBARKAN SUKACITA

Pengantar
Sukacita adalah salah satu buah Roh Kudus dalam kehidupan umat Allah. Umat patut
bersukacita atas kasih Allah yang sempurna. Sukacita itu tidak untuk kehidupan pribadi namun juga
untuk kehidupan bersama. Sukacita iman harus disebarkan agar semua orang merasakan dan menyukuri
kasih Allah kepada semua orang dan segenap ciptaan.

Penjelasan Teks
Jemaat Filipi adalah jemaat yang sangat dekat dengan pelayanan rasul Paulus. Pertumbuhan jemaat ini
sangat membuat rasul Paulus dalam penjara bersukacita. Meskipun di dalam penjara, jemaat ini masih
menyokong pelayanan rasul Paulus. Itulah sebabnya surat ini ditulis dengan sebuah catatan-catatan
khusus.

Ayat 2-3 rasul Paulus menasihati beberapa orang dalam jemaat yang menjadi pemberita injil dan
pemimpin supaya selalu sehati dan sepikir dalam Tuhan. Nasihat ini merupakan nasihat khusus karena
kesehatian para pemimpin dalam gereja adalah awal dari kebangkitan Kerajaan Allah. Rasul Paulus
mengingatkan bahwa Pekabaran Injil hanya dapat dilakukan jika pelayan-pelayannya saling menopang
dan tolong-menolong di dalam Tuhan. Para pelayan diminta untuk saling mendukung dalam pekerjaan
baik dan saling melengkapi. Rasul Paulus sangat mengerti betapa perlunya para pelayan Tuhan
memiliki hati dan pikiran yang sama-sama di dalam Tuhan. Karena itu Klemens dan sahabat-sahabat
sepelayanan yang lain tidak boleh berdiam diri memperhatikan perbedaan pendapat di antara
pelayanpelayan perempuan dalam gereja seperti Eudioa dan Sintikhe. Kedua pelayan perempuan itu
adalah teladan dalam gereja dan karena itu dengan penuh hormat rasul Paulus memberi catatan khusus
bagi keduanya.

Ayat 4. Ini adalah ajakan kepada semua orang. Ajakan ini sebenarnya telah diungkapkan dalam pasal
3:1. Tiga kali ajakan yang sama ini diserukan untuk menegaskan bahwa sukacita adalah sebuah hal
yang harus ada dalam gereja. Bahasa Yunani yang dipakai adalah ajakan untuk bertindak atau
menghadirkan sukacita. Harus ada tindakan untuk menghadirkan sukacita secara sengaja. Uniknya,
ajakan ini bukanlah ajakan kepada individu melainkan ajakan kepada semua orang (plural). Itu berarti
sukacita bukanlah hal yang harus disembunyikan atau dilakukan untuk menyenangkan diri semua. Kita
terpanggil untuk membagikan sukacita kepada semua orang, sukacita orang lain adalah sukacita kita
juga, dan sebaliknya.

Ayat 5. Kebaikan hati adalah kebutuhan semua orang yang membangun relasi. Hal ini berkaitan erat
dengan ajakan bersukacita pada ayat sebelumnya. Meskipun demikian pengakuan akan kebaikan
seseorang bukanlah pengakuan komunal melainkan pengakuan pribadi. Bagi rasul Paulus semua orang
mengetahui/mengalami secara pribadi kebaikan-kebaikan dari orang Kristen di Filipi. Kebaikan di
dalam nama Tuhan adalah pintu menuju hati semua orang. Tanpa kebaikan hati, Injil tidak dapat
diterima dan diakui. Rasul Paulus seakan-akan mengingatkan bahwa kebaikan hati adalah karakter
orang Kristen yang harus dirasakan siapa saja.

Selanjutnya, alasan kebaikan hati orang Kristen adalah kedatangan Kristus yang sudah mendekat.
Karena kedatangan-Nya yang segera itu, maka setiap kesempatan haruslah dipakai untuk menyatakan
kebaikan dan memberi sukacita kepada semua orang. Seakan-akan ada tanda peringatan bahwa waktu
yang terbatas dan singkat ini harus diisi dengan hal-hal positif dan bermanfaat, bukan dengan
kepentingan diri sendiri apalagi berdiam diri.

33
Ayat 6-7. Menebarkan sukacita dan kebaikan tentu membutuhkan pengorbanan dan kerelaan. Ada
keterbatasan manusia untuk dapat membagikan sukacita dan kebaikan. Titik jenuh itu sangat berbahaya
bagi orang Kristen. Maka rasul Paulus memberi nasihat selanjutnya untuk tidak mengkhawatirkan
segala perkara. Gereja diingatkan bahwa sumber sukacita dan kebaikan adalah Allah sendiri. Karena itu
harus ada sebuah relasi antara orang Kristen dengan sumber sukacita dan kebaikan sejati melalui doa
dan pengucapan syukur. Ada jaminan bahwa pemeliharaan Kristus akan tersedia bagi mereka yang
membangun relasi dengan Allah. Damai sejahtera dari Allah adalah warisan yang dijanjikan kepada
orang-orang yang menebarkan sukacita dan kebaikan.

Ayat 8. Semua bermula dari cara berpikir yang benar, mulia, adil, suci, manis, kebajikan dan terpuji.
Jika hal-hal ini yang dipikirkan dan dilihat pada orang lain, maka orang Kristen dapat hidup penuh
damai sejahtera di antara orang-orang lain. Bukankah iri, dendam, kepahitan selalu hadir jika kita tidak
memikirkan kebenaran, kemuliaan, keadilan, kesucian, keindahan, kebajikan dan kehormatan yang ada
pada orang lain?

Ayat 9. Rasul Paulus telah meninggalkan sebuah teladan bagaimana melayani dan bersaksi di
tengahtengah dunia dengan cara yang benar dan santun. Karena itu jemaat diajarkan untuk
mengamalkan semua nilai kebenaran itu dengan baik.

Aplikasi
Kita hidup di sebuah bangsa yang sedang mengalami banyak sekali tantangan, kesulitan, persoalan dan
keterpurukan. Namun itu bukanlah alasan untuk tidak menjadi orang kristen yang benar. Justru
Kantong-kantong kekristenan haruslah menjadi contoh bagaimana menjalani hidup berkualitas.

Menjalani hidup dengan sukacita bukanlah sebuah penyangkalan atas keterbatasan dan kelemahan diri,
melainkan sebuah ajakan untuk berbuat lebih banyak bagi orang lain dalam nama Tuhan. Banyak orang
kehilangan sukacita sebab mereka membiarkan diri memikirkan diri sendiri.

Kita wajib membedakan euforia dan hingar bingar perayan HUT kemerdekaan dengan sukacita sejati.
Di sela-sela perayaan HUT Kemerdekaan, kita perlu menarik lagi sebuah semangat untuk berjuang
menghadirkan sukacita sejati yang bersumber dari Allah dan berujung pada kebaikan semua makhluk.
Nasihat-nasihat rasul Paulus ini adalah sebuah catatan yang lahir dari keadaan terpenjara yang
terbatas. Meskipun demikian, bagi dia, sukacita yang sempurna hanya ada saat semua orang
bersamasama bersatu dalam kasih dan kebaikan, sehati sejiwa dalam melayani, memikirkan keindahan
dan kebaikan bagi orang lain, membangun relasi dengan Allah dalam doa yang sungguh-sungguh dan
selalu bersyukur.

34

Anda mungkin juga menyukai