Anda di halaman 1dari 42

Gereja masehi injili di timor (GBM

GPI dan Anggota PGI) majelis


sinode
Jln. S. K. Lerik Kota Baru Telp. (0380) 8438423, Fax. 831182,
E–mail: Infokom.gmit@yahoo.com , info@sinodegmit.org Website: www.sinodegmit.or.id

Nomor : 1663/GMIT/I/F/Des/2022 Kupang, 2 Desember 2022


Lampiran : 1 berkas (bahan Pelayanan Natal dan Tahun Baru)
Perihal : Pengantar

Kepada : Yang Terhormat,

1. Majelis Klasis Harian se-GMIT


2. Majelis Jemaat Harian se-GMIT
Masing – masing
di -
Tempat

Salam kasih dalam Yesus Kristus,


Semoga kami dapat menjumpai Bapak/Ibu dalam keadaan damai sejahtera. Dalam
bingkai tema bersama perayaan Natal 2022 “…maka pulanglah mereka ke
negerinya melalui jalan lain” (Matius 2:12) kami kirimkan bahan pelayanan
Natal dan Tahun Baru berupa tata ibadah dan bahan khotbah. Kami berharap
bahan-bahan ini dapat diolah sesuai dengan kebutuhan pelayanan di jemaat
masing-masing.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian serta kerjasamanya, kami
ucapkan terima kasih. Tuhan Sang Kepala Gereja dan Pemilik Pelayanan
memberkati kita.

Majelis Sinode Harian

Ketua, Sekretaris,

Pdt. Dr. Mery L.Y. Kolimon Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th

Susunan Majelis Sinode GMIT Periode 2020-2023 :


Ketua: Pdt. Dr. Mery L. Y. Kolimon; Wakil Ketua : Pdt. Gayus D. Polin, S.Th; Sekretaris: Pdt. Yusuf Nakmofa,
M.Th;
Wakil Sekretaris: Pdt. Elisa Maplani, M.Si; Bendahara : Pnt. Mariana Rusmono-Rohi Bire, S.Sos,
MM, Anggota-Anggota:
Pnt. Deddy Manafe, SH, M.Hum; Pnt. Lecky F. Koli, S.TP, M.Si; Pnt. Dr. Godlif Neonufa, MT; Pnt. Ir. Fary Djemi Francis,
MM
Lampiran :

TATA IBADAH MALAM NATAL

24 Desember 2022
Tema:
Natal: Allah Hadir di Tengah Kerapuhan Manusia
(Lukas 2:1-20)

PERSIAPAN (Saat Teduh)


Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu baru lain
yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan
suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak,
petugas kebaktian memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan
latihan minimal dimulai hari Kamis, Sabtu dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada
jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan
sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.
PS/VG ditempatkan di bagian sebelum khotbah, sesudah khotbah, dan atau sebelum doa syafaat sehingga
tidak memotong unsur-unsur liturgi.
Sesuai petunjuk dalam Naskah Teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembakaran lilin dilakukan
oleh penatua dan setelah berkat pelayan turun dari mimbar mematikan lilin dan menyerahkan Alkitab
ke penanggung jawab ibadah.

PANGGILAN BERIBADAH Berdiri


Lit 1 : Wahai umat Tuhan, setelah empat minggu Adven, kini kita akan segera merayakan Natal.
Sepanjang Adven kita juga mengingat bawa kita perlu menyiapkan diri menyambut
kedatangan Kristus di akhir zaman. Dia adalah Allah yang menjumpai kita dalam kerapuhan
hidup kita sebagai manusia. Saat ini, menyambut Natal, mari kita bersukacita dan bersama
memuji Tuhan. Terpujilah Dia yang telah datang dari sorga maha tinggi untuk keselamatan
kita.
Nyanyi : NKB 1:1-2 “Hai Kristen, Nyanyilah” do=a 4/4

VOTUM

Pelayan : Ibadah Malam Natal ini kita awali dengan pengakuan: Pertolongan kita adalah di dalam
nama Tuhan yang menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan yang setia menepati janji -
Nya menyelamatkan dunia.

Nyanyi : KJ 476a “Amin” do=f 2/4


SALAM

Pelayan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus
Kristus menyertai saudara sekalian.

Jemaat : dan menyertai saudara juga. duduk

NAS PEMBIMBING

Pelayan : membaca Lukas 2:14

Nyanyi : KJ 119:1,2,4 “Hai Dunia Gembiralah

PENGAKUAN DOSA

Pelayan : Kristus yang menjadi manusia telah menyatakan diri-Nya. Apakah kita siap menyambut
kedatanganNya? Apakah kita telah mengampuni sesama kita? Ataukah masih ada
kebencian, irihati dan dengki? Apakah telah kita pedulikan dan dukung saudara-saudara
kita yang membutuhkan pertolongan kita? Sudahkah kita berbagi kasih kepada sesama?
Dalam saat hening, mari kita bawa kehidupan kepada Tuhan, terbuka dan memohon ampun
dan belas kasihan-Nya.

(Saat kehing dan Jemaat menaikkan doa pengakuan dosa secara pribadi, diiringi
lembut musik instrumental 1 bait KJ 96 “Di Malam Sunyi Bergema” do=bes
6/8)

Pelayan : (Menaikkan doa menutup doa pengakuan dosa dan mengakhirinya:) …Kami serahkan doa
permohonan kami ini dalam nama Tuhan Yesus.

Jemaat : Amin.

Nyanyi : KJ 96:1,3 “Di Malam Sunyi Bergema” do=bes 6/8


3. Tetapi dosa pun tetap melanda dunia,

menyangkal kidung Kabar Baik sekian lamanya

Hai insan, buka hatimu, mengapa rusuh t'rus?

Diamkan gaduh dan dengar nyanyian yang kudus.

BERITA ANUGERAH

Pelayan : Jemaat yang terkasih, mari kita ingat selalu anugerah besar yang menyelamatkan kita,
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk
menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya
kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah
hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” (Yoh. 3:16-18)

Demikianlah berita anugerah dari Tuhan.

Jemaat : Syukur kepada Allah.

(Jemaat saling memberi salam damai)

Nyanyi : PKJ 212:1 “Ya Allah KasihMu Besar” do=a 4/4

PUJIAN MAZMUR

Lit 3 : Sambil berdiri marilah kita melantunkan pujian kepada Tuhan menurut Mazmur 96.
(Dimulai dengan menyanyikan Refrain oleh Prokantor, lalu Refrainnya diulangi oleh
Jemaat, dan seterusnya bait dinyanyikan oleh Prokantor, sedangkan Jemaat
menyanyikan Refrain) do=c MM 114
Jemaat :

Prokantor : 1. Sebarkan kabar keselamatan-Nya; setiap hari b’ritakan!


Nyatakanlah kemuliaan-Nya ke s’luruh bangsa di dunia. (Refr)
2. Sebab Engkau Tuhan Mahabesar; yang melebihi allah lain.
Segala allah bangsa lain hampa, tetapi Tuhan Pencipta! (Refr)
3. Dan keagungan ada di depan-Nya, semarak di hadirat-Nya.
Dan kekuatan, pun kehormatan ada di takhta kudus-Nya! (Refr)
4. Kemuliaan hanya pada Tuhan, dan persembahan bawalah.
Dengan kekudusan bersujudlah, dan bumipun bergetarlah! (Refr)
5. Kepada bangsa-bangsa katakanlah: “TUHANlah Raja semesta!“
Yang mengadilinya dengan benar, maka tegaklah dunia. (Refr)
6. Hai, langit dan bumi bersukacita, padang dan pohon soraklah.
Sebab Dia datang mengadili dunia, dengan setia dan benar! (Refr)

PENYALAAN LILIN NATAL

----------- Instrumen KJ 92 ‘Malam Kudus’ ----------


Nyanyi : KJ 92 Malam Kudus do=bes 6/4 Berdiri

(Lilin-lilin natal yang disiapkan secara khusus dinyalakan oleh pelayan dan
perwakilan jemaat)
Solo : Malam kudus, sunyi senyap; dunia terlelap.

Hanya dua berjaga terus – ayah bunda mesra dan

kudus; Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.

----------- Instrumen KJ 92 ‘Malam Kudus’ sambil para Liturgos menyalakan Lilin


Natal
Jemaat ----------

Kantoria : Malam kudus, sunyi senyap. Kabar baik menggegap;

bala sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya:

“Lahir Raja Syalom, lahir raja syalom!”

----------- Jemaat berdiri, mengangkat lilin ke atas kepala sambil menyanyi bait 3 ----------

Jemaat : Malam kudus, sunyi senyap. Kurnia dan berkat

tercermin bagi kami terus di wajah-Mu, ya Anak kudus,

cinta kasih kekal, cinta kasih kekal. Duduk

PS/VG

PELAYANAN FIRMAN (Umat Duduk)

Pelayan : Berdoa dan membaca Alkitab Lukas 2:1-20.


Demikian Injil Yesus Kristus, yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman
Tuhan dan yang memeliharanya.
Nyanyi : Haleluya, haleluya, halelu---ya
Pelayan : Khotbah “Natal: Allah Hadir di Tengah Kerapuhan Manusia”
PS/VG

PENGAKUAN IMAN RASULI

Pelayan : Dalam keadaan berdiri, marilah kita bersama-sama menyatakan pengakuan iman
kita, demikian:

P+J : Aku percaya …

Nyanyi : KJ 108:1 Takhta Mulia di Tempat Baka do=d 4/4

Duduk
PERSEMBAHAN

Lit 4 : Saatnya kita memberi persembahan dengan mengingat perkataan firmanTuhan menurut
Roma 12:1, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus
dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.“ Mari kita berdoa: ….

Nyanyi : PKJ 65 Hai Gembala Efrata do=es 6/8

DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN

Pelayan : Peristiwa kelahiran Yesus adalah bukti kehadiran Allah di tengah-tengah kerapuhan hidup
manusia. Allah menjumpai kita yang rapuh, memberi daya dan semangat untuk terus
bergerak maju, menggumuli kerapuhan, menghadapi dan menerobos situasi hidup untuk
menyongsong penggenapan janji Allah.

Nyanyi : KJ 101:1, 2, 4 “Alam Raya Berkumandang” do=g 4/4

1. Alam raya berkumandang oleh pujian mulia;


Dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema

Glo......ria in exelsis Deo! Glo......ria in exelsis Deo!

2. Hai gembala, kar’na apa, sambutan ini menggegar?


Bagi Maharaja siapa sorak sorgawi terdengar?

Glo......ria in exelsis Deo! Glo......ria in exelsis Deo!

1. Ikutilah, hai gembala, nyanyian sorga yang merdu;


mainkan suling dan rebana dan bersyukur di hatimu!

Glo......ria in exelsis Deo! Glo......ria in exelsis Deo!

BERKAT

Pelayan : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan terimalah berkat Tuhan:

TUHAN memberkati saudara dan melindungi saudara; TUHAN menyinari saudara dengan
wajah-Nya dan memberi saudara kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya
kepada saudara dan memberi saudara damai sejahtera, Amin.

Nyanyi : KJ 478b Amin do=g 2/4

------ Saat teduh/doa pribadi ------


Nyanyi : KJ 100 Muliakanlah do=d 4/4 Berdiri
Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah
Mahatinggi! Damai sejaht’ra turun ke bumi bagi orang
pengasihan-Nya. Muliakanlah Tuhan Allah! Muliakanlah Tuhan
Allah!
Damai sejaht’ra turun ke bumi; damai sejaht’ra turun ke bumi
bagi orang, bagi orang pengasihan-Nya,
bagi orang pengasihan-Nya, pengasihan-Nya.
Muliakanlah, muliakanlah Tuhan Allah, Tuhan Allah Mahatinggi!
Damai sejaht’ra turun ke bumi bagi orang pengasihan-Nya,

Amin, amin, amin.

Anggota jemaat memberi salam satu dengan yang lain


TATA IBADAH NATAL

25 Desember 2022

“… pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” ( Mat. 2:12)

Penjelasan
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu baru
lain yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian,
pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian
berlangsung, duduk berjarak, petugas kebaktian memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya)
wajib melakukan latihan minimal dimulai hari Kamis, Jumat, dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam
tata ibadah kepada jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan
jemaat bagian tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan
Alkitab dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.
PS/VG ditempatkan di bagian sebelum khotbah, sesudah khotbah, dan atau sebelum doa
syafaat sehingga tidak memotong unsur-unsur liturgi.
Sesuai petunjuk dalam Naskah Teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembakaran lilin
dilakukan oleh penatua dan setelah berkat pelayan turun dari mimbar mematikan lilin dan
menyerahkan Alkitab ke penanggung jawab ibadah.

PERSIAPAN (Saat Teduh)

PANGGILAN BERIBADAH

Lilin Natal dinyalakan diiringi instrumen Piano KJ 91 “Hai Kota Mungil


Betlehem”)
Penatua : Di hari natal ini, kesuraman hidup masih terasa, Dunia belum sepenuhnya
bebas dari wabah dan bahaya. Sekalipun kesuraman masih dirasakan, namun
pengharapan itu tetap ada. Kristus yang datang adalah Sang Imanuel. Dia
yang selalu menyertai kita, berjalan bersama kita. Bersama-Nya, kesuraman
bukan lagi kata akhir. Oleh kelahiran Kristus, dunia dipulihkan dan fajar
baru tersingkap! Karena itu, marilah dengan gembira kita datang berhimpun
menyembah dan memuji Dia, Yesus Kristus Sang Juruselamat.

Dramatikal

(sebuah drmatikal dilakonkan, membaca narasi dengan intonasi dan penghayatan


yang baik diiringi instrumen Piano KJ 91:1-2 “Hai Kota mungil
Betlehem”)

Narator: Jemaat Tuhan yang terkasih, perayaan natal selalu membawa sukacita dan
damai sejahtera bagi hidup kita, karena Yesus datang untuk membebaskan
kita dari belenggu dosa. Oleh Dia yang lahir di kandang hewan, wafat di kayu
salib, dan kemudian bangkit dari antara orang mati, kita dilahirkan kembali
sebagai ciptaan baru dan memperoleh hidup kekal.

Adegan 1 : sebuah adegan dramtikal Yusuf, Maria dan bayi Yesus berada
dikandang domba

Narator: Para gembala menuju kandang itu dengan suka cita menyambut kelahiran
Sang Juruselamat.
(Ketika gembala berjalan menuju bayi Yesus diiringi solo lagu KJ 109 :
1 “Hai Mari Berhimpun dengan tempo lambat mengiringi perjalanan para
gembala ke kandang)

Hai mari, berhimpun dan bersuka ria!

Hai mari semua ke Betlehem!

Lihat Yang lahir, Raja bala sorga!

Sembah dan puji Dia, sembah dan puji Dia,

sembah dan puji Dia, Tuhanmu!

Adegan 2: Sebuah adegan dramatikal para gembala berjalan menuju ke kandang


dengan sukacita dan sujud menyembah Yesus Sang Juruselamat yang baru
lahir

Narator: Orang-orang bijak dari Timur dengan bantuan bintang datang berjumpa
dengan bayi Yesus, sujud menyembah dan mempersembahkan persembahan
yakni emas, kemenyan, dan mur.

(Para majus berjalan menuju kandang domba dan mempersembahkan


persembahan mereka. Ketika perjalanan para majus diiringi solo
KJ
91:1-2 “Hai Kota mungil Betlehem” dengan suara yang
indah)

1. Hai kota mungil Betlehem, betapa kau senyap;


bintang di langit cemerlang melihat kau lelap.
Namun di lorong g'lapmu bersinar t'rang baka:
Harapanmu dan doamu kini terkabullah.
2. Sebab bagimu lahir Mesias, Tuhanmu;
malaikatlah penjaga-Nya di malam yang teduh.
Hai bintang-bintang fajar, b'ritakan Kabar Baik:
Sejahtera di dunia! Segala puji naik!
Narator: Setelah mengalami sukacita dalam perjumpaan yang istimewa tersebut,
orang-orang bijak itu kembali ke negerinya melalui jalan lain seperti yang
ditunjukkan Tuhan (bdk. Mat. 2:12). Mereka mampu melewati tantangan,
hambatan, dan kesulitan dalam perjalanan mereka mencari Yesus dan
setelah berjumpa dengan-Nya mereka juga berani menempuh jalan baru
yang belum tentu lebih mudah dari sebelumnya.

Narator : Jemaat Tuhan yang terkasih mari berdiri dan menyambut


kelahiran sang Raja Damai dengan menyanyikan KJ 99: 1-2
Gita
Sorga Bergema” do=g 4
ketuk

2. Yang di sorga disembah Kristus, Raja yang baka,


lahir dalam dunia dan Maria bundaNya.
Dalam daging dikenal Firman Allah yang kekal;
dalam Anak yang kecil nyatalah Imanuel!
Gita sorga bergema, "Lahir Raja mulia!"
VOTUM & SALAM

Pelayan : Pertolongan bagi kita adalah dalam nama Tuhan yang menjadikan langit
dan bumi, yang tetap setia untuk selama-lamanya
Jemaat : Amin.

Pelayan : Anugerah dan selamat dari Allah Tritunggal menyertai saudara sekalian
Jemaat : Dan menyertai hambaNya (duduk)

NAS PEMBIMBING

Pelayan : Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu

suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda

mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia

akan menamakan Dia Imanuel. (Yesaya 7:14)

Nyanyian : menyanyi dari PKJ 144:1-2 “Dia Kristus” do=bes 4 ketuk

PENGAKUAN DOSA

Diawali dengan sebuah instrumen piano KJ 42, Tuhan kasihani

Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, di hari natal ini, kita berhimpun kembali untuk
menghayati Kristus yang telah lahir di dunia, menjadi manusia, dan hidup di
antara kita. Dia yang memahami kegelisahan dan kegundahan hati kita. Di
tahun ini banyak pergumulan kita hadapi: gempa bumi di Jawa Barat dan
Amarasi Selatan, ancaman krisis global akibat konflik antar negara Rusia dan
Ukraina, trauma anak-anak karena kekerasan seksual, dan kecelakaan Kapal
Cantika 77 yang menelan banyak korban jiwa. Mari dalam saat teduh kita
bawa hidup kita di hadapan Tuhan memohon belas kasihan-Nya.

:.............mengajak jemaat megaku dosa secara pribadi.....................................


Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, sebagai pribadi, keluarga, gereja dan
masyarakat, kita ingat bahwa ada begitu banyak tantangan yang kita hadapi.
Kita harus mengakui kita kurang peka untuk saling menopang, kita mudah
terbawa arus dunia, ujaran kebencian, fitnah, kata-kata kotor baik lisan
maupun tulisan sering terpampang di media sosial.

Jemaat : Ya Tuhan, dalam terang natal ini, bimbinglah kami agar semakin bijak dan
cerdas dalam hidup sehari-hari. Tolong kami agar tekun mewartakan kasih,
semakin setia dalam memegang nilai-nilai moral dan etika, sehingga kasih
Allah semakin terpancar dan damai sejahtera semakin nyata. Mampukanlah
kami agar dapat menggerakkan banyak orang untuk menjadi duta-duta kasih
dan pelopor perdamaian di lingkungan keluarga, gereja, dan masyarakat.

Nyanyian : Menyanyikan PKJ 73:1 “T’lah Turun Ke Dunia”

BERITA ANUGERAH

Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, dalam menyambut dan merayakan Hari Natal
ini, kita sungguh merasakan kasih-Nya. Allah Sang Kasih selalu bersama
dengan kita, Imanuel, Allah beserta kita. Ia tidak pernah meninggalkan kita
dalam keadaan apa pun (bdk. Ibr. 13:5). Ia juga selalu menjaga kita sehingga
kaki kita tidak pernah goyah (bdk. Mzm. 121:3). Demikialah berita anugerah.

Jmeaat : Berjabatan tangan dan memberi salam damai natal.

Nyanyian : menyanyikan GB 150 : 1, 2 “GEMBIRALAH SAUDARA” la=e 2/4 ketuk


MM=80
PUJI-PUJIAN

Pelayan : Mari berdiri dan secara berbalasan membaca Mazmur 98:1-9 (bagian
tercetak keluar oleh pelayan dan tercetak ke dalam oleh anggota jemaat)

Jemaat : menyanyikan PKJ 68:1

PS/VG

PEMBERITAAN FIRMAN

Penatua : Berdoa
Jemaat disilahkan berdiri, dengarlah sabda Tuhan yang tertulis dalam Injil
Matius 2:1-12 “ Demikianlah Firman Tuhan.......
Pelayan : Yesus berkata berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan. “Haleluya”
Nyanyian : KJ 473a “Haleluya” do=g 3/4, 2/4 MM ± 68 (setelah nyanyi Haleluya jemaat
duduk kembali).
Pelayan : Berkhotbah “… pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” ( Mat. 2:12)
PS/VG

PENGAKUAN IMAN RASULI

Nyanyian : Bersama-sama dengan semua orang percaya di segala tempat dan pada
segala waktu, marilah kita menyatakan pengakuan kita berdasarkan
Pengakuan Iman Rasuli. Baiklah masing-masing kita berkata:

P+J : Aku percaya kepada Allah …..

Jemaat : Menyanyikan PKJ 140:1


PERSEMBAHAN JEMAAT

Pelayan : Jemaat Tuhan yag terkasih, di Betlehem di tanah Yudea, telah lahir Sang
Penebus, Dialah Mesias Raja yang diurapi. Marilah datang pada-Nya dan
membawa persembahan syukur dengan penuh sukacita seperti para
majus. Mari berdoa: Ya Bapa di sorga, para majus mempersembahkan
emas, kemenyan dan mur sebagai persembahan yang terbaik yang mereka
miliki. Saat ini kami pun membawa persembahan hati yang bersyukur.
Nilai persembahan kami tidak dapat dibandingkan dan tidak dapat
menggantikan pemberian-Mu bagi kami. Persembahan ini bersumber dari
kasih-Mu, melalui Yesus Kristus yang lahir ke dunia untuk menebus dosa
kami. Kiranya Engkau berkenan menguduskan persembahan ini agar
berguna pagi karya kebaikan. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan, kami
berdoa. Amin.
Jemaat : Menyanyikan KJ. 122:1-2 “Anak Yang dijanji”

DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN DAN BERKAT (Berdiri)

Pelayan : Jemaat Tuhan yang terkasih, Orang-orang bijak dari Timur yang berjalan
bersama-sama mencari Yesus mengajak kita untuk berjalan bersama juga,
dalam menemukan kehendak Dia yang “tinggal di antara kita”.

Jemaat : Sebagai warga bangsa dan warga gereja, meskipun kita bhinneka - berbeda
agama, suku, golongan, budaya – kita mesti selalu berjalan bersama agar
dalam kebersamaan itu mampu menghadapi berbagai macam tantangan dan
kesulitan hidup.

Pelayan : Berjalan bersama dapat menghasilkan kekuatan yang luar biasa. Oleh
karenanya semangat itu perlu ditopang dengan sikap saling memahami,
menerima, mendengarkan, dan menghargai kawan seperjalanan yaitu
seluruh warga bangsa kita. Kita hilangkan berbagai pikiran negatif dan
prasangka buruk. Kita kembangkan budaya hidup damai dan bersaudara.

Nyanyian : PKJ 72:1 dan 3, “Siapa Gerangan Sang Raja”

BERKAT

Pelayan : Arahkanlah hatimu, dan terimalah curahan berkat ilahi:

Damai sejahtera Allah, Sang Sumber Kehidupan biarlah melingkupi


kehidupanmu. Cinta kasih Yesus Kristus, Sang Imanuel biarlah menjadi
sumber sukacitamu. Penyertaan Roh Kudus, Sang Penghibur biarlah
menjadi kekuatanmu. Berkat dari Allah yang Mahakuasa: Bapa, Anak dan
Roh Kudus memenuhi kehidupanmu, hari ini, esok, sampai selama-lamanya.

Nyanyian : menyanyikan GB. 402c (dinyanyikan sesuai notasi dan pembagiannya)


TATA IBADAH SYUKUR NATAL DAN BAPTISAN
Senin, 26 Desember 2022
“Beriman Teguh dan Bergerak Menuju Masa Depan”
(Ibrani 11: 1-12)

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu baru lain
yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan
suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak,
petugas kebaktian memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan
latihan minimal dimulai hari Kamis, Jumat, dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada
jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan
sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.
PS/VG ditempatkan di bagian sebelum khotbah, sesudah khotbah, dan atau sebelum doa syafaat sehingga
tidak memotong unsur-unsur liturgi.
Sesuai petunjuk dalam Naskah Teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembakaran lilin dilakukan
oleh penatua dan setelah berkat pelayan turun dari mimbar mematikan lilin dan menyerahkan Alkitab
ke penanggung jawab ibadah.
PANGGILAN BERIBADAH
Seorang Anak : (Membacakan Puisi)
‘’Beriman teguh‘’
Karya: Dkn. Yanti Lay-Ali (Presbiter Sion Camplong)

Terpancar senyum terbungkus tangis


Menatap wajah penuh arti
Menanti jawaban dalam tanya
Merasa tersudut dengan rautmu.

Mata berkaca, seakan airmatamu menjawab sebuah tanya


Tersamar dalam senyuman yang tak biasa
Menjadi bukti dalam kerapuhan
Siapa tak sangka, tersimpan sejuta cerita dalam diri.
Derita, gelisah, stress, putus asa, dukacita
menjadi beban diri dan isi dari kerapuhan itu.

Namun senyum itu akan terus menjadi bukti diri baik-baik saja
Mengapa?
Ya . . . karena ternyata masih ada kekuatan yaitu iman yang teguh…
Iman itu menemaniku berjalan menikmati sang pengalaman hidup dengan keyakinan
Bahwa penderitaanku tak seberapa dibanding Kasih Tuhan yang besar.

Hidup harus terus berlanjut…. bagai jarum jam menentukan waktu…


pengalaman hidup menjadikan kita kuat berdiri tegak
nikmati proses hidup tanpa mengeluh dan putus asa…
meski tertatih namun yakin,
iman yang teguh akan menjadi kekuatan kita,
capai harapan baru karena ada Tuhan sang pemberi kekuatan itu.

Ingat …kerapuhanmu akan kalah dari keyakinanmu …


Mari tebarkan senyummu dan menjadi saksi hidup
Nikmati proses ini dengan iman yang teguh dan bersyukur
selalu percaya bahwa sehabis hujan pasti ada Pelangi Kasih-Nya
Pnt : Saudaraku terkasih, selamat merayakan Natal. Natal merupakan tanda kasih
Allah yang nyata. Allah yang tak terbatas itu menjadikan diriNya terbatas untuk
menjangkau dan merengkuh seluruh ciptaan dalam persekutuan cinta kasihNya yang
kekal. Allah yang kekal masuk dalam kefanaan untuk merengkuh kerapuhan
ciptaanNya.
Jemaat : (Berdiri dan menyanyi) KJ 97 : 1 & 4 “Hai Malaikat Dari Sorga” Sambil orangtua, saksi
dan anak yang dibaptis memasuki ruang ibadah, diikuti oleh pelayan ibadah dan para
presbiter lainnya.
1. Hai malaikat dari sorga, sayapmu bentangkanlah;
nyanyi di seluruh dunia: Lahir Kristus, Rajanya!
Refrein: Sudah lahir Kristus Raja, mari sujud menyembah!
4. Hai kaum saleh yang menunggu, dalam dunia yang resah,
lihat, Allahmu sendiri turun dalam Putra-Nya! ……….Reff

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Ibadah syukur natal ini terselenggara dalam kasih Allah yang menciptakan
langit dan bumi, yang karena kesetiaan-Nya datang dalam kerendahan supaya
janji keselamatan tergenapi.
Jemaat : (Menyanyi) KJ 478 c “Amin”
Amin…Amin…Amin
Pelayan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus
Kristus menyertai saudara sekalian.
Jemaat : Dan menyertaimu juga. (duduk)

INTROITUS
Pelayan : Dengan keadaan dunia yang semakin cepat berubah, pertanyaannya,
bagaimana dengan iman kita, apakah kita tetap teguh ataukah kita tergoncang
dan goyah? Bagaimana dengan anak-anak muda? Akankah anak-anak muda
tetap kuat menjadi anak-anak Tuhan dalam pergaulan dengan sesama ataukah
justru tenggelam dalam gemerlap dunia ini dan menjauh dari Tuhan?
Bagaimana dengan pertumbuhan iman anak-anak kita? Akankah mereka
bergerak ke masa depan dengan bertumbuh di dalam Tuhan? Melalui tema hari
ini, “Beriman teguh dan bergerak menuju masa depan”, kita belajar dari iman
Habel, Henokh, Nuh, Abraham dan Sara, untuk terus beriman dan berpegang
teguh pada janji-janji Tuhan dan bergerak ke masa depan yang adalah milik
Tuhan. Ibrani 11: 1 berkata, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Jemaat : (Menyanyi) KJ 102:1,3
PENGAUKUAN DOSA
Diaken : Saudaraku terkasih, Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 8: 22 berkata, “Jadi
bertobatlah dari kejahatanmu ini dan berdoalah kepada Tuhan supaya Ia
mengampuni niat hatimu…”. Oleh karenanya, mari kita memeriksa hati kita dan
dengan setulus hati mengakui dosa kita dan meminta pengampunan dari-Nya.
Mari kita berdoa:
Diaken : (Berdoa)
Jemaat : (Menyanyi) KJ 105: 2 & 5 “Ya Anak Kecil”
2. Ya Anak kecil, ya Anak lembut, segala dosa Kau tebus
Kau hantar kami, umat-Mu, ke haribaan Bapa-Mu, ya Anak kecil, ya Anak lembut.
5. Ya Anak kecil, ya Anak lembut, pada-Mu kami bertelut,
sejiwa-raga milik-Mu dan pasrah diri pada-Mu, ya Anak kecil, ya Anak lembut.

BERITA ANUGERAH
Pelayan : Natal adalah wujud nyata cinta kasih Allah bagi yang berdosa. Oleh karena itu
bagi mereka yang dengan tulus ikhlas mengakui dosanya dan sungguh-sungguh
bertobat serta mau hidup menurut kehendakNya, maka berita pengampunan
disampaikan, “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-
pelanggarannya dan yang ditutupi dosa-dosanya, berbahagialah manusia yang
dosanya tidak diperhitungkan Tuhan kepadaNya”. (Roma 4: 7-8)
Jemaat : (Menyanyi) PKJ 170: 1 & 1 “Selamat Datang Kami Ucapkan”

PUJI-PUJIAN (berdiri)
Pelayan : Membaca secara berbalasan Mazmur 37: 1-11
Jemaat : (Menyanyi) KJ 97:1

(Duduk)
PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt :(Berdoa dan membaca Alkitab dalam keadaan berdiri dari Ibrani 11:1-12.;
diakhiri dengan berkata: ”Demikianlah Firman Tuhan”)
Pelayan : Yang berbahagia adalah mereka yang mendengar Firman Tuhan dan
memelihara dalam hidupnya.
Jemaat : (Menyanyi) Haleluya…haleluya…haleluya
Pelayan : (Khotbah) “Beriman Teguh dan Bergerak Menuju Masa Depan”
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat Tuhan di segala tempat, marilah berdiri dan
memperbaharui iman percaya kita dengan mengucapkan pengakuan iman rasuli
demikian:
Semua : “Aku Percaya kepada Allah……………”
Jemaat : (Menyanyi) NKB 67 : 1 & 4 “Pada Hari Natal”
1. Pada hari Natal, mari, nyanyilah! Allah Mahatinggi muliakanlah!
Lahir Mesias, Pembaru dunia! Pada hari Natal, mari nyanyilah!
4.Lihat Jurus’lamat, Yesus Penebus! Ia mengungkapkan rah’sia kudus,
rela berkurban demi manusia. Pada hari Natal, mari nyanyilah! (duduk)

PELAYANAN SAKRAMEN BAPTISAN KUDUSARTI BAPTISAN KUDUS


Pelayan : Ketika kita hendak membaptiskan anak-anak kita, maka kita ingat bahwa
baptisan itu dimeteraikan atas nama Tuhan yakni Bapa, Anak dan Roh
Kudus: Dibaptiskan dengan nama Bapa, menyaksikan dan memeteraikan bahwa
“Allah Bapa telah mengadakan suatu perjanjian anugerah dan mengangkat kita
menjadi anak-anak-Nya yang mewarisi kehidupan kekal”.
Dibaptiskan dengan nama Anak, memeteraikan bahwa ”Yesus Kristus
menyucikan kita dari segala dosa kita; kita dikuburkan bersama-Nya ke dalam
kematian-Nya tetapi kemudian dibangkitkan dari antara orang mati dalam
kebangkitan-Nya, sehingga kita memperoleh suatu hidup yang baru”.
Dibaptiskan dengan nama Roh Kudus, memeteraikan bahwa ”Roh Kudus akan
berdiam dalam diri kita dengan mengaruniakan suatu hidup baru tiap-tiap
hari melalui persekutuan kita dengan Kristus”.

PENGAJARAN BAPTISAN ANAK-ANAK


Pelayan : Dalam keyakinan demikian, walaupun anak-anak kita tidak memahami
baptisan, tetapi janganlah kita lalai membaptiskan mereka, sebab Allah telah
berfirman kepada Abraham, bapa segala orang percaya, begitu pun kepada kita
dan anak-anak kita: ”Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dengan
engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal,
supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu”.
Juga Rasul Petrus pernah menyaksikan itu tatkala ia berkata:”Sebab bagi
kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu
sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita”.
Yesus Kristus menyambut anak-anak kecil yang dibawa kepada-Nya,
meletakkan tangan-Nya ke atas mereka serta memberkati mereka, seperti yang
disaksikan Penginjil Markus:”Biarlah anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan
mengahalang-halangi mereka, sebab orang sepertiitulah yang empunya Kerajaan
Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa yang tidak
menyambut Kerajaan Allah sebagai seorang anak kecil, ia tidak akan masuk
ke dalamnya”.
Sebab itu, anak-anak kecil yang adalah anak-anak Allah dan waris-waris
Kerajaan serta perjanjian-Nya harus dibaptiskan.

NASEHAT DAN PERTANYAAN


Pelayan : Saudara-saudari yang dikasihi Yesus Kristus, kamu telah mendengar
bahwa Baptisan Kudus adalah titah Allah sebagai tanda Dia memeteraikan
perjanjian- Nya kepada kita dan anak-anak kita. Sebab itu hendaklah
Baptisan dipakai untuk maksud itu dan bukan oleh sebab kebiasaan atau
kepercayaan yang sia- sia.
Saudara-saudari sebagai orang tua dan saksi diwajibkan mengajar anak-
anakmu dalam hal ini apabila mereka berangsur-angsur menjadi dewasa.
Supaya menjadi nyata kehendak hatimu demikian, kami menjemput para orang
tua dan saksi berdiri dan menjawab beberapa pertanyaan yang berikut ini di
hadapan Tuhan Allah dan jemaat-Nya:
1. Apakah kamu percaya, bahwa berdasarkan atas janji Allah, anak- anakmu diterima
dalam perjanjian-Nya dan dan sebab itu harus dibaptis?
2. Apakah kamu berjanji, akan mendidik mereka di dalam iman akan Yesus dan dalam
ketaatan kepada Dia, setuju dengan Alkitab dan pengakuan iman yang baru-baru kita
ikrarkan?
Pelayan : Apakah jawabmu orang tua dan saksi dari anak……………………
Orang tua dan saksi : Ya, kami percaya dan berjanji dengan segenap hati.

Jemaat : ( Menyanyi) KJ 304 : 1 ‘Pandang Ya Bapa Dalam RahmatMu’(Pelayan turun dari


mimbar menuju bejana baptisan)
1. Pandang, ya Bapa, dalam rahmatMukami, umatMu yang berkumpul ini,
membawa anak padaMu di sini dalam percaya akan janjiMu.

PELAKSANAAN
Pelayan : (Berdoa) ....... Ya Tuhan, kami mohon kepada-Mu: Datanglah kiranya Engkau
menumpangkan tangan-Mu ke atas anak-Mu ini, supaya ia terpelihara dan
hidup. Firman Tuhan berkata: ”Dengan sukacita kamu menimba air dari mata
air keselamatan”, Amin.
(Menyebut nama anak yang akan dibaptis; dan setelah itu menyampaikan ucapan:)
”Aku membaptis engkau dengan nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus.”
(Sesudah semua anak dibaptis ...) ”Tuhan akan menjaga keluar masukmu dari sekarang sampai
selama- lamanya, Amin”.
Jemaat : (Menyanyi) KJ 309 : 1 ‘Biar Ku Tumbuh Di BatangMu’ sambil orang tua dan
saksi memberi nazar dan pelayan kembali ke mimbar
1. Biar ‘ku tumbuh di batangMu, Ya Pokok Anggur yang benar,
Supaya Kau hidupkan daku menjadi ranting yang segar
Jika Engkau beri berkat, aku berbuah yang lebat.

PERSEMBAHAN
Diaken : Sukacita Natal telah dikumandangkan kepada dunia. Berbahagialah dan
bersukacitalah. Bawalah semua persembahanmu dengan sukacita sebagai
ungkapan syukurmu atas berkat dan anugerah yang telah diterima, sambil
mengingat kata Firman Tuhan, “Sebab siapakah aku ini dan siapakah bangsaku,
sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab
dari padaMulah segala-galanya dan dari tanganMu sendirilah persembahan
yang kami berikan kepadaMu” (I Tawarikh 29: 14)
Jemaat : (Menyanyi) KJ 123:1-dst
DOA SYAFAAT

PENGUTUSAN DAN BERKAT


Pelayan : Pulanglah dalam sukacita Natal. Sekalipun kesulitan dan pergumulan hidup
harus kita hadapi dalam perjalanan hidup kita percayalah Tuhan senantiasa
menyertai kita. Ingatlah bahwa Tuhan tidak berjanji langit selalu biru dan jalan
selalu rata tetapi Dia berjanji bri kekuatan bagimu untuk berani menghadapi
masa depan yang sudah disediakan bagimu. Percayalah bahwa Tuhan tetap
sama dan setia. Tuhan yang sama dan setia itu jugalah yang senantiasa berjalan
bersama kita menuju masa depan yang penuh harapan.
Jemaat : (berdiri dan menyanyi) KJ 126 : 1-3 “Tiap Tahun Kembali”

Pelayan : Terimalah berkat Tuhan: “Kiranya anugerah Tuhan Yesus Kristus, pengasihan
Allah Bapa dna persekutuan di dalam kuasa Roh Kudus senantiasa menyertai
dan memberkati kamu dari sekarang sampai selama-lamanya Amin”
Jemaat : (Menyanyi) KJ 478 c “Amin”
Amin…Amin…Amin
TATA IBADAH KUNCI
TAHUN
“Sampai Disini Tuhan Menolong Kita” (1 Samuel 7:5-14)
Sabtu, 31 Desember 2022
PENJELASA
N
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu baru lain
yang sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian, pemeriksaan
suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk berjarak,
petugas kebaktian memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib melakukan latihan
minimal dimulai hari Kamis, Jumat, dan dan gladi pada hari
Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah kepada
jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab dilakukan
sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman
Tuhan.
PS/VG ditempatkan di bagian sebelum khotbah, sesudah khotbah, dan atau sebelum doa syafaat
sehingga tidak memotong unsur-unsur liturgi.
Sesuai petunjuk dalam Naskah Teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembakaran lilin dilakukan
oleh penatua dan setelah berkat pelayan turun dari mimbar mematikan lilin dan menyerahkan Alkitab
ke penanggung jawab ibadah.
Ibadah dapat dibuka dengan pemutaran video1 tentang perjalanan hidup bergereja sepanjang tahun
2021. Sedangkan di penghujung ibadah nanti, bisa diputar video2 berisikan impian dan harapan
gereja
sebagai persekutuan di tahun 2023. Video bisa diganti dengan lakon singkat tentang hal yang sama,
dipentaskankan selama kurang lebih 10-15 menit di awal maupun di penghujung ibadah. Tim Litmuger
di setiap gereja dapat mempersiapkannya, sesuai kebutuhan dan kondisi jemaat masing-masing.

PERSIAPAN
Lilin (bertuliskan 2022) dibakar
 Video1 (Perjalanan hidup bergereja sepanjang tahun 2021)

PANGGILAN BERIBADAH
Pnt :
Saudaraku, kehidupan tak pernah menampilkan satu warna. Tawa dan air mata
beriringan sepanjang perjalanan. Kita pernah lelah menanggung duka. Kita pun
pernah tak puas menabung suka. Tawa hari ini tak terpisahkan dari tangis yang
kemarin. Demikian pula sebaliknya.
Dkn : Memori yang tersimpan dengan baik, layaknya tugu peringatan di hati, bahwa
Tuhan tetap memelihara kita dengan setia, ketika melewati masa sulit maupun masa
yang gemilang. Kita sedang terus berjalan. Kita sudah memulainya dan belum
berhenti melakukannya; dan Ebenhaezer: “Sampai di sini Tuhan menolong kita.”
Pjr : Di hari ke tiga ratus enam puluh lima tahun ini, kita menjadi saksi mata dari karya
pemeliharaan Tuhan. Sebelum beranjak ke tahun yang baru, mari beribadah kepada
Tuhan, dalam hormat, pujian dan penyembahan. (Jemaat disilahkan berdiri)
Ny. : PKJ 2 “Mulia, Mulia NamaNya”
Mulia, mulia namaNya,
bagi Yesus kemuliaan, puji, sembah
Mulia, kekuasaan-Nya,
memb’ri berkat bagi jemaat, bersyukurlah
Pujilah, tinggikanlah, RajaMu Yesus
Dialah selamanya, Sang Raja Benar
Mulia, mulia namaNya,
Sang Penebus, Mahakudus, Mahabesar

VOTUM & SALAM


P : Pertolongan kita, adalah di dalam Tuhan, Pencipta langit dan bumi, Yang memelihara
kesetiaanNya sampai selama-lamaNya dan Yang tidak meninggalkan perbuatan tanganNya.
Damai sejahtera Allah menyertai saudara/i sekalian.
J : Dan menyertaimu juga (jemaat disilahkan duduk kembali)

NATS PEMBIMBING
P : “Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya di antara Mizpa dan
Yesana, ia menamainya Eben-Haezer, katanya:
J : Sampai di sini TUHAN menolong kita.” (1 Samuel 7:12)
Ny. : “Eben-Haezer”, 4/4 ketuk
PENGAKUAN DOSA
P : Saudaraku, entah sudah berapa kali kita mengaku dosa kepada Tuhan. Sesering
apapun kita melakukannya, sesering itu pula kecewanya Tuhan atas kita. Namun, Tuhan
tak pernah bosan mendengar doa kita. Jika hari ini Tuhan izinkan kita tetap ada,
maka datanglah kepadaNya dalam kerendahan hati. Sampaikanlah pengakuan akan dosa
yang kita lakukan. Jangan memandang rendah kemurahanNya. Berdoalah, agar Roh
Kudus memulihkan hati kita. Dengan tenang, mari menghadapNya dalam doa.
P : (BERDOA)
Ny. : PKJ 199:1 “Dulu Ku Tertindih Dosa”

BERITA ANUGRAH
P : Bagi setiap orang yang dengan sungguh mengakui dosanya di hadapan Tuhan,
dengarlah berita anugrah Allah: “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis- habisnya
rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi, besar kesetiaanMu” (Rat. 3:22-23)
J : PKJ 138 “SetiaMu, Tuhanku, Tiada Bertara”
SetiaMu Tuhanku, tiada bertara, di kala suka, di saat gelap
KasihMu Allahku, tidak berubah, Kaulah Pelindung abadi, tetap.
Refr. SetiaMu Tuhanku, mengharu hatiku, setiap hari bertambah jelas
Yang kuperlukan tetap Kau berikan, sehingga aku pun puas lelas* *puas sekali

PUJI-PUJIAN (Jemaat disilahkan berdiri)


P : Mensyukuri anugerah Allah yang kita terima, mari kita bermazmur bagi Tuhan,
menurut Nyanyian Mazmur 121:1-8
Ny. : “Tuhan, Penjaga Israel” (do = c, 4 ketuk, MM = 72 Syair & Musik : Pdt. J. Ichwan)
(J duduk)

PS/VG …
PEMBERITAAN FIRMAN
Pnt : Berdoa … Membaca 1 Sam.7:5-14 (Anggota jemaat disilahkan berdiri)
P : “Berbahagialah setiap orang yang memelihara Firman Allah dalam kehidupannya setiap
hari.”
Ny. : KJ 472 “Haleluya” (Jemaat disilahkan duduk)

P : Berkhotbah, tema : “Sampai Di Sini Tuhan Menolong


Kita” PS/VG …

PENGAKUAN IMAN RASULI


P : Bersama dengan semua orang Kristen di segala tempat dan pada segala waktu, mari
membaharui iman kita dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, demikian …
Ny. : Gita Bakti No.6 “Bernyanyilah Orang Percaya”

(J duduk)
PERSEMBAHAN
Dkn : Berdoa
Ny. : Gita Bakti 114 “Di Setiap Janjiku” (do=D, 4 ketuk MM 72)

Ayat 2 Ayat 3
Tiap jiwa kurengkuh, tiap hati kusentuh Tiap suka kugenggam, dalam syukur kubawa
Kubagikan damaiNya, kar’na anug’rahNya Satu tak kulupakan, kar’na anug’rahNya
Air mata pun reda oleh Sabda KasihNya Amarah pun habislah, ganti riang p’nuh cinta
Tiap duka hilanglah, kar’na anug’rahNya, Refr. Satu tak terabaikan, kar’na anug’rahNya.
Refr.
Ayat 4 Ayat 5
Pernah luka membara, putus asa merana Bila waktu t’lah tiba, jumpa dalam RumahNya
“Kembalilah anakKu, Aku menantimu.” Bapa sambut anakNya, dalam anug’rahNya
Yang terakhir di depan, yang terhilang dapatlah Kemenangan sambutlah, penggenapan jadilah
Sukacita berkata : “Kar’na anug’rahNya.” Refr. Rahmat Tuhan beserta : “Hanya anug’rahNya.”

PS/VG
DOA SYAFAAT
PEMBAKARAN LILIN 2023 (diiringi instrument Kini Tiba Saatnya, seorang anak maju ke depan
dan meniup Lilin 2022, lalu membakar Lilin 2023)
 Video2 (berisikan harapan pelayanan bergereja di tahun 2023)

PENGUTUSAN (Jemaat disilahkan berdiri)


P : Saudaraku, berjalanlah maju tanpa gentar, sebab Tuhan bersama kita. Berperanglah
dengan berani, sebab di dalam Tuhan, kitalah pemenangnya. Tugu peringatan
kemenangan akan terus mengingatkan kita, bahwa apapun yang terjadi, Tuhan di pihak
kita. Tetaplah berjuang dalam kebenaran, tetaplah teguh dalam pengharapan.
J : Allah kita, Imanuel, Ia beserta kita.
Ny. : NKB 128:1,3 “Kuberserah Kepada Allahku”
Ayat 1 Ayat 3
Ku berserah kepada Allahku Kepada Tuhan aku berserah, di
di darat dan di laut menderu gua singa saat disesah Dalam
Tiap detik tak berhenti erang atau senang, Bapa
Bapa sorgawi trus menjagaku sorgawi t’rus menjagaku
Refr.
Ku tahu benar ku dipegang erat
di gunung tinggi & samudera
Di taufan g’lap ku didekap;
Bapa sorgawi trus menjagaku

BERKAT
P : Kembalilah, berlayarlah dan berjalanlah di medan kehidupan. Jangan takut dan gentar, sebab
“Anugerah dan selamat dari Allah, Bapa, dari Yesus, Kristus, Putra TunggalNya, dan dari Roh
Kudus, menyertai saudara-saudariku, dari sekarang sampai selama- lamanya.”
J : KJ 478B “Amin, Amin, Amin” (Jemaat disilahkan duduk kembali)

SAAT TEDUH
SUARA
GEMBALA
Nyanyian : “Kini Tiba Saatnya”
Kini tiba saatnya kita untuk berpisah
S’lamat tinggal tahun yang lama penuh kenangan
S’moga di tahun yang baru Tuhan memberkati
Kebahagiaan yang lebih dari tahun yang silam

 SAMPAI JUMPA DI TAHUN BARU, 1 JANUARI 2023 


TATA IBADAH TAHUN BARU
Minggu, 1 Januari 2023
Bilangan 6:22-27
“Berkat Tuhan yang Memayungi
Perjalanan di Tahun Baru”

PERSIAPAN
Lagu-lagu bisa disesuaikan dengan lagu KJ, PKJ, NKB, DSL, Si Knino, dan lagu-lagu baru lain yang
sesuai dengan teologi dan pengajaran GMIT.
Tetap mematuhi protokol kesehatan: mencuci tangan sebelum masuk ke rumah kebaktian,
pemeriksaan suhu tubuh sebelum kebaktian, memakai masker selama kebaktian berlangsung, duduk
berjarak, petugas kebaktian memakai masker.
Bahan ini masih bisa diolah dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan jemaat.
Semua pelayan tata ibadah (pemandu lagu, pemusik atau pelaku liturgi lainnya) wajib
melakukan latihan minimal dimulai hari Kamis, Jumat, dan dan gladi pada hari Sabtu.
20 menit sebelum ibadah mulai, pemandu mengajarkan lagu-lagu yang baru dalam tata ibadah
kepada jemaat.
Cara membaca mazmur secara berbalasan: Pelayan membaca bagian tercetak keluar dan jemaat bagian
tercetak ke dalam.
Sesuai petunjuk dalam naskah teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembacaan Alkitab
dilakukan sambil berdiri sebagai tanda menghormati Firman Tuhan.
PS/VG ditempatkan di bagian sebelum khotbah, sesudah khotbah, dan atau sebelum doa syafaat
sehingga tidak memotong unsur-unsur liturgi.
Sesuai petunjuk dalam Naskah Teologi dan Peraturan Ibadah GMIT, maka pembakaran lilin
dilakukan oleh penatua dan setelah berkat pelayan turun dari mimbar mematikan lilin dan menyerahkan
Alkitab ke
penanggung jawab ibadah.

PERENUNGAN AWAL
(penyalaan lilin oleh Penatua diiringi instrument “Ku Pasrahkan”)
Penatua : Selamat pagi! Selamat Hari Minggu! Selamat Tahun Baru!
Hari ini kita memulai lagi yang baru… Betapa kita diberkati Tuhan, kita bisa
menginjak kehidupan baru di tahun 2023. Bukankah banyak orang tidak
merasakannya? Jika mendapat udara untuk bernapas, itulah berkat. Jika mendapat
makanan untuk dimakan dan air untuk diminum, itulah berkat. Jika memiliki bumi
di mana kita masih hidup, itulah berkat. Jika mendapat teman yang mengerti kita,
itulah berkat. Jika memiliki keluarga yang mengasihi kita, itulah berkat. Dan jika
tahun 2023 menjadi bagian kita, tentu saja itu berkat. Karena itu, marilah kita
bersyukur kepada Tuhan karena semua yang dirasakan.
Jemaat : Sungguh kami bersyukur, karena anugerah dan berkat Tuhan melimpah dalam
hidup kami. Dan kami pun bersyukur karena kesempatan masih ada untuk
menikmati hari-hari hidup yang baru.
Penatua : Karena berkat Tuhan itulah, kita melangkah lagi… kita melanjutkan ziarah
perjalanan kita… Dalam perjalanan ini, kita hanya tahu apa yang di belakang kita
dan tak tahu apa yang di depan kita… Selamatkah? Untungkah? Hidupkah? Banyak
pertanyaan dalam benak kita yang tak mampu kita jawab. Hanya Dia yang berkuasa
atas waktu dan hidup yang tahu dan akan memimpin kita sampai pada akhirnya. Dial
ah Sumber berkat yang patut kita andalkan. Karena itu marilah menghampiri-Nya
dalam rasa hormat dan syukur…
 : (berdiri & menyanyi) “Ku Pasrahkan”
Ku pasrahkan ke tangan Tuhan dengan penuh kerendahan
Segala yang menimpa diriku, wujud kasih-Mu di jalanku
Derita dan kecemasanku ku bawa ke pangkuan-Mu
Ku jadikan persembahan diri demi s’lamatku di tangan-Mu
Selamatkah? Atau Untungkah? Kehidupankah? Atau mati?
Anug’rahkah? Murka-Mu, Tuhan? Jawablah aku, ya Tuhan…
Allah… ampunilah dosaku… Doaku ke hadirat-Mu…
Kini ku dapat bernyanyi lagi, bulan itu pun bersinar di hatiku
Dan abadi…

VOTUM DAN SALAM


Pelayan : Pertolongan kita ialah di dalam nama Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, yang
memelihara kesetiaan-Nya sampai selama-lamanya, dan tidak meninggalkan
perbuatan tangan-Nya.
Pelayan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus kiranya melimpah atas
saudara sekalian.
Jemaat : Kasih karuniaNya melimpah atasmu juga.
(duduk)
INTROITUS
Pelayan : Perjalanan di tahun yang baru adalah perjalanan bersama Tuhan, karena itu mari
meyakini pesan firman Tuhan sebagai nats pembimbing dari Mazmur 84:6-
8 “Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang
berhasrat mengadakan ziarah!”.
Jemaat : Apabila melintasi Lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata
air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan
berkat.
P&J : Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion”
 : GB. 240:1-3, “Kasih Tuhanku Sungguh Ajaiblah”

2. Bila kau pergi jauh maupun dekat


Ingat Tuhanmu ‘kan menjagamu tetap
Meskipun berat jalan kau tempuh
Tuhanmu tetap ‘kan menuntun langkahmu. Reff…
3. Bila kau kerja, pagi dan petang
Janganlah engkau mengandalkan kuatmu
Jika kau letih badan pun lelah
Datang pada-Nya, kau ‘kan dipulihkan-Nya. Reff…
PENGAKUAN DOSA
Penatua : Dalam kerendahan hati, marilah kita mengaku segala dosa dan kesalahan kita
di hadapan Tuhan… (berdoa)
“Bapa yang Maha Murah dan Maha Kasih… Perjalanan hidup kami tidak terhindar
dari dosa dan kecemaran. Di masa yang lalu, di masa kini dan juga di masa yang
akan datang, kami jatuh dan terus jatuh dalam dosa… Kami tak mampu
mengatasiny a, sebab kami lemah dan tak berdaya. Karena itu, kami mohon
ampun kepada-Mu. Bukankah Engkau adalah Allah yang membalas setiap
kebencian dan membinasakan orang yang membenci Engkau? Namun Engkau
juga adalah Allah yang bermurah hati dan mengasihani orang-orang yang
menyesali dosanya? Dengarlah dan sambutlah penyesalan kami. Izinkan kami
menjalani tahun yang baru dengan pengampunan-Mu agar kami mampu hidup dan
berkarya dalam damai sejahtera. Inilah ungkapan hati kami, ya Tuhan. Amin.
 : NKB. 13:1, “Oh Allahku, Jenguklah Diriku”
BERITA ANUGERAH
Pelayan : Pengampunan dosa telah berlaku dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus
Jemaat : Amin
Pelayan : Dengan kerelaan Tuhan yang telah mengampuni kita, marilah kita mengaminkan
janji-Nya dalam Ulangan 7:9 :
“TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan
kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada
perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan””
 : “Ku Percaya Janji-Mu”
Solo : Sungguh besar setia-Mu, Kau nyatakan bagiku
Kau Bapa yang s’lalu mengerti isi hatiku
Kemuliaan-Mu Kau janjikan, aku tetap percaya
Reff. Ku percaya janji-Mu Ajaib terukir dalam kehidupanku
Ku berserah di dalam kekuatan-Mu, ku percaya
Jemaat : Sungguh besar setia-Mu, Kau nyatakan bagiku
Kau Bapa yang s’lalu mengerti isi hatiku
Kemuliaan-Mu Kau janjikan, aku tetap percaya
Reff. Ku percaya janji-Mu Ajaib terukir dalam kehidupanku
Ku berserah di dalam kekuatan-Mu, hanya Kau s’galanya bagiku
Ku percaya janji-Mu Ajaib terukir dalam kehidupanku
Ku berserah di dalam kekuatan-Mu, ku percaya
Bridge : Tak akan ku takut, tak akan kugentar
Kaulah Iman-ku, Kaulah Tuhan-ku
Tak akan kuragukan kebaikan-Mu di hidupku. Reff….
PUJI-PUJIAN
P& J : (berdiri & menyanyikan Kidung Mazmur 67, “Kiranya Allah Mengasihani Kita”

(duduk)
PS/VG
PEMBERITAAN FIRMAN
Penatua : (berdoa dan membaca Bilangan 6:22-27, jemaat dalam keadaan
berdiri) Demikian sabda Tuhan!
Pelayan : Berbahagialah setiap orang yang mau mendengar, merenungkan dan
mengerjakan panggilannya dalam terang Firman Tuhan. Haleluya.
 : Haleluya… Haleluya… Haleluya…
Pelayan : (berkhotbah) “Berkat Tuhan yang Memayungi Perjalanan di Tahun Baru”

PS/VG
PENGAKUAN IMAN
Pelayan : Bersama dengan umat Tuhan di segala tempat, marilah berdiri dan memperbaharui
iman percaya kita dengan mengucapkan pengakuan iman rasuli
demikian: Semua : “Aku Percaya kepada Allah……………”
 : PKJ. 140:1, “Tuhanku Berjanji” (duduk)

PERSEMBAHAN
Diaken : Saudara-saudara, marilah kita memberi persembahan sambil mengingat kata
Alkitab,
“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta
alam, apakah Aku tidak membukakakan bagimu tingkap-tingkap langit dan
mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” (Maleakhi 3: 10). Mari kita
berdoa:
 : GB. 84, “Inilah Ungkapan Syukurku”

DOA SYAFAAT
PENGUTUSAN DAN BERKAT
Pelayan : Harun dan anak-anaknya ditentukan Allah untuk memberkati Israel. Berkat itu
dinyatakan agar umat yakin dengan sungguh-sungguh akan kehadiran Tuhan
sepanjang perjalanan yang akan mereka tempuh menuju tanah perjanjian.
Jemaat : Demikian kami pun mengharapkan berkat itu untuk perjalanan hidup di tahun 2023.
Pelayan : Sesungguhnya Allah sendirilah yang bertindak untuk memberkati dan memayungi
perjalanan kita. Ia tidak tinggal diam namun Ia aktif bekerja untuk melindungi dan
menyelamatkan kita. Ia adalah tokoh utama yang membawa damai sejahtera serta
kelegaan bagi setiap orang yang membutuhkan. Ia adalah Sumber Hidup itu sendiri.
Jemaat : Dengan segenap hati dan jiwa, kami, umat-Nya menaruh pengharapan semata-
mata pada Allah dan tetap setia beribadah kepada-Nya.
 : (berdiri) GB. 341, “Allah, Bapa, Tuhan”

Pelayan : Kekasih Tuhan, pulanglah dengan membawa berkat Tuhan:


“Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau
dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan
wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.”
 : NKB. 225, “Haleluya, Amin”
Bahan Kotbah Malam Natal, 24 Desember 2022
Bacaan Alkitab : Lukas 2:1-20

Tema : Natal: Kehadiran Allah di Tengah Kerapuhan


Manusia

Pengantar

Manusia merupakan makhluk yang rapuh. Kerapuhannya nampak dalam segala dimensi. Secara
biologis misalnya, kerapuhannya nyata dalam mana ia rentan lapar, sakit, lemah, terluka, dan
mati. Secara sosiologis, manusia tak dapat hidup sendiri. Ia bergantung pada sesama untuk bisa
melangsungkan hidupnya. Secara psikologis, ia mengalami rasa takut, kuatir, putus asah,
frustasi. Secara spiritual, manusia kehilangan arah kepada Allah, tak mampu mengenali
kebenaran, dikuasai oleh kedagingan dan dosa. Kerapuhan dirinya membuatnya melakukan apa
pun untuk mengatasi segala kelemahan itu, baik upaya yang bersifat positif maupun negatif. Di
satu sisi, manusia membangun kerja sama dengan orang lain untuk saling melengkapi. Di sisi
lain, ia berusaha menguasai dan memanfaatkan sesama demi kepentingan dirinya. Inilah yang
terjadi dalam bacaan hari ini. Dalam bacaan pertama, kerapuhan manusia nampak dalam sikap
penguasa Roma yang dikuasai oleh ketamakan. Dalam bacaan kedua, kerapuhan itu nyata dalam
diri para gembala yang dikuasai ketakutan. Di tengah kerapuhan itulah, Allah hadir dalam diri
Bayi Natal Yesus Kristus.

Penjelasan Teks

Bacaan hari ini terdiri dari dua bagian. Pertama, terkait kekuasaan di sekitar kelahiran Yesus.
Kedua, tentang para gembala sebagai pihak pertama yang mendapat kabar kelahiran Yesus.
Dalam cerita pertama, dikisahkan bahwa pada waktu itu Kaisar Roma bernama Agustus memberi
perintah agar dilakukan sensus terhadap semua warga di seluruh dunia. Seluruh dunia waktu itu
menunjuk pada semua wilayah dan warga yang berada di bawah kekuasaan Roma. Dalam
kekaisaran Romawi, sensus dilakukan secara periodik per empat belas tahun dengan dua tujuan,
yaitu untuk memungut pajak dan untuk memperoleh calon-calon wajib militer. Orang Yahudi
dikecualikan dari wajib militer maka sudah bisa dipastikan bahwa sensus itu bertujuan untuk
mendapatkan pajak.

Siklus sensus tiap empat belas tahun itu mewajibkan setiap orang kembali ke negeri asalnya,
agar mereka dapat menyelenggarakan aturan sensus yang tetap, dan juga agar mereka secara
kontinu melakukan penanaman tanah-tanah mereka. Khusus bagi orang Yahudi, kembali
ke negeri asal mengingatkan mereka untuk menghormati tanah leluhur nenek moyang. Karena
itu, Yusuf bersama tunangannya pun pergi ke kota asalnya di Betlehem untuk menjalani sensus.
Perjalanan dari Nazaret ke Betlehem memakan waktu cukup lama bagi seorang yang hamil tua
dengan jarak tempuh sekitar 120 km.

Waktu itu semua orang kembali ke kampung halamannya untuk mendaftarkan diri. Bisa
dibayangkan bahwa Yusuf dan Maria tiba terlambat di Betlehem karena mereka berjalan
perlahan, sehingga semua rumah sudah punya tamu. Ada dugaan bahwa rumah-rumah waktu itu
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian bawah, yang menjadi ruang bagi ternak, bagian tengah,
yang akan ditempati tamu, dan bagian atas menjadi ruang keluarga. Ketika Yusuf dan Maria tiba
di Betlehem, ruang tamu dari rumah-rumah di sana sudah terisi penuh oleh warga dari berbagai
tempat yangsudah tiba lebih dahulu. Akhirnya Yusuf dan Maria menempati ruang bawah,
tempat domba dikandang. Namun malam itu juga Maria melahirkan Yesus. Maria melahirkan
Yesus di ruang bawah, dan akhirnya bayi itu diletakan dalam palungan, yaitu tempat makan
ternak.

Fakta ini menunjukkan bahwa ketika manusia berusaha memperbesar kekuasaan dan menumpuk
harta untuk mengatasi kerapuhannya, Juruselamat lahir ke dunia. Apa yang dilakukan penguasa
Roma justeru menunjukkan kerapuhan manusia. Manusia itu lemah, rentan untuk lapar dan sakit,
dan karena itu, ia berusaha membangun benteng pertahanan diri, menumpuk harta, dengan cara
menjajah pihak lain, mengeksploitasi dan memanfaatkannya. Tetapi di tengah ketamakkan d
an keberdosaan itu, Yesus lahir, untuk menyelamatkan manusia dari segala kelemahannya itu.
Yesus lahir dalam kesederhanaan, di ruang bawah tempat di mana ternak berada, untuk
membuktikan bahwa Allah berpihak pada manusia yang lemah, sederhana, dan terbatas. Allah
menyamakan diri dengan manusia yang lemah dan terbatas, untuk mengangkatnya,
memulihkannya, dan menyelamatkannya. Lebih jauh, Yesus lahir untuk mengatasi kerapuhan
manusia, yaitu ketakutan, keraguan, kekuatirannya. Hal ini nampak dalam bacaan kedua.

Diceritakan bahwa di sekitar situ ada para gembala. Seorang malaikat menampakan diri kepada
para gembala tentang kelahiran Yesus. Penampakan malaikat itu menimbulkan ketakutan bagi
para gembala. Namun sang malaikat meminta para gembala untuk tidak takut sebab kelahiran
Mesias adalah berita kesukaan bagi segala bangsa. Mengapa? Karena kelahiran Yesus adalah
kehadiran keselamatan bagi seluruh umat manusia. Yesus lahir ke dalam dunia untuk membawa
kerajaan Allah, yaitu pengampunan, perdamaian, kasih, keadilan, kebenaran, sukacita,
pertobatan, dan kehidupan yang baru bagi manusia. Itulah sebabnya ketika Yesus lahir, para
tentara sorgawi memuji Allah: kemuliaan bagi Allah din tempat yang maha tinggi dan damai
sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya, ay.14.

Menarik bahwa para gembala dipilih sebagai saksi pertama dari kelahiran Yesus. Pada hal, para
gembala adalah kelompok sosial yang dipandang rendah, yang hidup terasing di padang gurun
dan hutan. Para gembala termasuk orang-orang yang tidak dihormati oleh golongan ortodoks
Yahudi karena mereka dianggap tidak sanggup menjalankan hukum-hukum ibadah secara detail,
tak mampu memelihara hukum-hukum taurat dan peraturan lainnya. Mereka lebih sibuk
mengurusi ternak di padang gurun sehingga jarang terlibat dalam urusan keagamaan.
Dalam ranah hukum, seorang gembala tidak dapat dipercaya untuk menjadi saksi di pengadilan.
Namun Allah memilih para gembala menjadi saksi pertama dari sang natal, untuk membuktikan
bahwa setiap manusia berharga, termasuk para gembala. Walaupun di mata masyarakat, kaum
gembala diremehkan, seolah mereka adalah manusia yang paling rapuh, tidak berharga, namun
Tuhan memilih mereka. Itu berarti bahwa Allah menyatu dengan manusia yang rapuh,
sederhana, lemah, untuk menyelamatkannya, membangkitkannya, dan memberinya hidup yang
baru.

Penutup

Manusia itu rapuh, lemah, tak berdaya, akibat kuasa kedagingan dan dosa yang mengikatnya.
Manusia tak sanggup memahami kebenaran dan kebaikan karena dosa menguasainya. Manusia
hidup dalam keserakahan, ketamakan, kejahatan, dan dosa lainnya. Manusia tidak mampu
menyelamatkan diri dari kuasa dosa itu. Dalam kelemahan dan kerapuhan itu, Allah datang
dalam diri Yesus untuk menolong manusia, menunjukkan jalan dan kebenaran, dan
menyelamatkan manusia. Itulah kabar baik yang kita terima dalam diri Tuhan Yesus yang kita
rayakan di hari natal ini. Kita bersyukur, karena Yesus lahir untuk menyelamatkan kita dari
segala kerapuhan dan kelemahan kita. Oleh karena itu pula, kita tidak perlu takut menjalani
hidup ini. Segala perasaan negatif yang dapat membelenggu kita, mesti kita buang karena Yesus
adalah sumber kekuatan kita. Ia sanggup menolong kita dalam berbagai pergumulan hidup sebab
Ia maha kuasa dan maha kasih.

Pertanyaannya, adakah tempat di hati kita bagi kehadiran Yesus? Adakah ruang bagi kebenaran
Allah dalam hati kita? Adakah kerinduan untuk keluar dari kerapuhan kita bersama Yesus? Mau
tidak mau, apabila kita ingin meraih keselamatan dan hidup dalam jalan dan kebenaran
Allah, kita mesti memberi ruang bagi Yesus untuk menguasai diri kita, dan berkomitmen untuk
menyingkirkan segala hawa nafsu dalam diri yang dapat membelenggu diri kita. Tuhan kiranya
menolong kita. Amin. (gm)
Bahan Kotbah Natal, 25 Desember 2022

Bacaan Alkitab : Matius 2: 1-12

Tema : “…Maka Pulanglah Mereka Ke Negerinya Melalui Jalan


Lain”

Injil Matius, sebagai salah satu kitab yang terpanjang dalam rangkaian kitab-kitab
Perjanjian Baru, tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri, Injil
Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan
lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Dengan menampilkan kisah kedatangan orang-orang Majus, Matius ingin menandaskan
status Yesus sebagai Raja. Kekuasaan-Nya menjangkau sampai bangsa-bangsa yang jauh.
Bangsa-bangsa lain pun datang untuk menyembah Dia. Ini sesuai dengan penutup Injil Matius:
“Pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Matius 28:19). Penyertaan-Nya kepada murid-
murid sampai kesudahan zaman (Matius 28:20) cocok dengan nama yang dilekatkan pada saat
kelahiran-Nya, yaitu Imanuel, Allah beserta dengan kita (Matius 1:23).

Penjelasan Teks

Orang Majus Menjumpai Kristus: Datang Dituntun Bintang dan Diperingatkan dalam
Mimpi, Pulang melalui “Jalan Lain”
Kisah tentang orang-orang Majus yang datang menyembah Yesus menjadi salah satu
kisah yang sangat terkenal dalam Alkitab, khususnya dalam momen peristiwa kelahiran Yesus.
Injil Matius, sebagai satu-satunya Injil yang menginformasikan kisah ini, menyebut orang-orang
yang mengunjungi bayi Yesus di Matius 2:1-12 sebagai magoi (bentuk jamak dari kata magos),
tetapi Injil ini tidak memberitahukan siapa sebenarnya mereka. Istilah Majus dalam
bahasa Yunani disebut dengan magos. Sedangkan dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi
magi artinya orang yang ahli dalam ilmu bintang dan ahli menafsirkan mimpi. Para
penerjemah biasanya mempertahankan istilah yang dipakai tanpa menerjemahkannya (di Alkitab
versi NIV/NASB disebut “Magi”), atau menerjemahkannya dengan “orang-orang bijaksana” (di
Alkitab KJV/ASV/RSV/ESV disebut “wise men”). Sementara dalam Alkitab berbahasa
Indonesia, kata magi ini diterjemahkan dengan Majus.
Alkitab hanya memberi keterangan bahwa hoi magoi berasal dari Timur, itu pun secara
tidak langsung. Matius 2:2 hanya mencatat bahwa orang-orang Majus telah melihat bintang itu di
timur, lalu memutuskan untuk mengikutinya sampai ke Yerusalem. Kata anatolē (timur) sendiri
secara harafiah berarti “tempat terbitnya matahari”, sehingga tepat jika diterjemahkan “timur”.
Ada beragam alternatif tempat di daerah timur. Walaupun demikian, sebagian besar
penafsir Alkitab menduga para Majus berasal dari Babilonia atau Persia. Selain dari sisi
geografis memungkinkan (Babel dan Persia sama-sama terletak di sebelah timur), dua kerajaan
ini juga terkenal karena ilmu perbintangannya, apalagi di kemudian hari, negara Babel juga
dikalahkan oleh Media-Persia. Selain itu, pengetahuan para Majus yang cukup spesifik
tentang
kelahiran seorang raja Yahudi yang layak untuk dikunjungi dari jauh dan disembah mungkin
menyiratkan bahwa mereka sebelumnya sudah mengetahui pengharapan mesianis Yahudi dalam
taraf tertentu.
Orang Majus dari timur ini juga diperkirakan berasal dari Suku Madai yang mendiami
tanah jajahan Persia. Suku ini pernah gagal kala melakukan pemberontakan kepada Kerajaan
Persia. Sejak saat itulah golongan Majus mulai menekuni soal-soal agama dan pengetahuan.
Orang-orang Majus yang mengunjungi bayi Yesus ini sering dianggap sebagai orang dari
kerajaan Media, mungkin pendeta Zoroastrian yang mengenal dan mendalami ilmu
astrologi (perbintangan) dari Persia kuno.
Terkait konteks Matius 2:1-12, kita sebaiknya memahami orang-orang Majus sebagai
“orang-orang yang memiliki kapasitas pemahaman yang istimewa berdasarkan ilmu
perbintangan”. Mereka sangat bergantung pada penampakan bintang (2:1). Ketika lokasi persis
yang ditunjuk oleh bintang itu tidak bisa diketahui, mereka menggunakan cara-cara yang
alamiah
dan logis untuk mengetahuinya, yaitu dengan bertanya kepada para pemimpin Yahudi
(2:2).
Menurut Matius, mereka berjalan dengan mengikuti sebuah bintang, biasa dikenal
sebagai Bintang Natal. Saat mereka mendekati Yerusalem, Herodes mencoba menjebak
mereka untuk memberitahu keberadaan Yesus, supaya Yesus dapat dibunuhnya. Saat
mereka menemukan Yesus, para Majus ini memberikan hadiah-hadiah, di
antaranya adalah emas, kemenyan, dan mur. Ketiga jenis hadiah inilah yang sering
dijadikan sebagai indikasi untuk menyebutkan para Majus berjumlah tiga orang, bahkan dalam
tradisi Barat, indikasi para Majus berjumlah tiga orang tersebut juga dikenal sebagai Gaspar,
Beltsazar, dan Melkior. Sementara dalam tradisi Suriah menyebut nama-nama mereka
Larvandad, Hormisdas, dan Gusnasaf dan dalam tradisi Armenia hanya menyebutkan dua
nama, yaitu Kagba dan
Badadilma. Namun Alkitab sendiri tidak pernah menyebut jumlah maupun nama orang-orang
Majus yang pergi ke Yerusalem, hanya disebutkan dengan menggunakan kata hoi magoi yang
mengindikasikan jumlah mereka dalam keadaan jamak (banyak).
Terkait kisah orang Majus dalam Matius 2: 1-12, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebagai catatan reflektif, yang menjadi tema Natal Bersama PGI/KWI ini. Tema
“…maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” merupakan bagian penutup teks
Matius 2:1-12 yang didahului dengan beberapa prakondisi. Catatan reflektif tersebut
adalah
sebagai berikut:

1. Orang-orang Majus adalah sekelompok orang yang mengenal ilmu astrologi atau
perbintangan. Ketika melihat bintang di Timur, mereka mengenalinya sebagai suatu
tanda akan kelahiran seorang Raja. Setibanya di Yerusalem, Alkitab mencatat bahwa
mereka bertemu Herodes terlebih dahulu. Respons orang Majus sangat berbeda dengan
Herodes yang seketika merasa terancam karena kelahiran Sang Bayi. Herodes lalu
berpura -pura ingin mencari tahu siapa Sang Bayi itu, namun dalam hatinya dia justru
ingin membunuhnya.

2. Orang-orang Majus tahu dan yakin ada “raja” yang telah lahir, tetapi tempat
persisnya tidak mereka ketahui. Hal ini mengandung arti bahwa kedalaman ilmu
pengetahuan yang mereka miliki mengantar mereka pada keyakinan akan kelahiran Sang
Raja, namun keyakinan itu dicerahkan menjadi jelas melalui penelusuran Kitab Suci.
Hanya Taurat yang mengatakan dan menunjuk di mana “Sang Raja” akan lahir.

3. Untuk bisa bertemu Yesus, Sang Raja, mereka harus 'membayar harga': berjalan
dari tempat jauh (ratusan mil) di mana banyak sekali tantangan yang harus
mereka hadapi: melalui padang gurun yang ganas, belum lagi bahaya dari para
perampok, binatang buas dan banyak lagi kesulitan-kesulitan lainnya. Dengan membawa
persembahan terbaik yang dapat mereka berikan, para Majus menemui Sang Putra Natal.
4. Orang Majus sebagai orang yang tidak saja berasal dari tempat yang jauh, tetapi berasal
dari bangsa lain, non Yahudi, pun memperoleh anugerah berjumpa dengan Kristus.
Sementara Herodes, para Imam dan Ahli Taurat menunjukkan tentang sikap orang
Yahudi dalam merespon kelahiran Sang Raja. Sebagai seorang Edom, meskipun Herodes
Agung bukan orang Yahudi, namun karena dia diangkat sebagai raja orang Yahudi, maka
dalam hal ini ia dapat dianggap mewakili orang Yahudi. Sehingga sikapnya pun mewakili
orang-orang Yahudi. Imam-imam dan ahli-ahli Taurat yang tahu banyak tentang Firman
Tuhan dan nubuatan tentang kelahiran mesias ini, tetapi lebih memilih untuk tidak mau
pergi ke Betlehem, mencari Sang Mesias. Herodes Agung dan para ahli kitab suci
(Taurat) kehilangan makna Natal Ketika mereka berorientasi pada dirinya sendiri, bukan
pada peristiwa kelahiran Sang Mesias.
5. Bagi orang Majus, awalnya Tuhan memberi petunjuk melalui ‘bintang’ (ay. 2) dan
mereka taati. Kemudian Tuhan memberi petunjuk melalui Firman Tuhan yang
ditafsirkan oleh imam-imam dan ahli-ahli Taurat (ay 5-6) dan mereka tetap mentaati
petunjuk ini. Tuhan memberi petunjuk dengan bintang lagi (ay 9-10) untuk mengarahkan
langkah ke Betlehem, mereka tetap mentaatinya. Terakhir Tuhan memberi petunjuk
melalui mimpi (ay 12), dan mereka juga mentaatinya. Di sinilah kemudian kerinduan
mereka untuk bertemu Sang Putra Natal menjadi kerinduan yang terjawab, sukacita
mereka menjadi penuh (ay. 10). Sukacita terhadap kelahiran Sang Putra Natal berawal
dari ketaatan.
6. Orang Majus yang diperingatkan melalui mimpi untuk kembali ke negeri asalnya
menunjukkan bahwa sukacita setelah berjumpa dengan Kristus, Sang Penyelamat,
memampukan para Majus untuk taat mengikuti petunjuk dan menemukan beragam
alternatif dari situasi yang sementara dihadapi. Dalam konteks Matius 2:12, yang adalah
tema Natal Bersama PGI dan KWI tahun 2022, kita belajar dari para Majus yang kembali
ke negeri asalnya melalui jalan lain, tidak melalui jalan kembali istana Herodes. Situasi
ini memberikan pesan yang sangat kuat tentang bingkai karya penyelamatan Allah yang
memungkinkan manusia mampu menemukan berbagai alternatif jalan keluar dari situasi
yang dihadapi dengan dua prasyarat; pertama, berjumpa dengan Kristus dan kedua, taat
mengikuti petunjuk Allah. Dari kisah kunjungan para Majus ini kita mendapat penekanan
bahwa tanpa kedua hal tersebut di atas, kita akan kehilangan makna dari peristiwa Natal
Kristus.

Aplikasi Teks
Kita bernatal dalam kondisi yang belum stabil lantaran krisis finansial global yang makin
menampakkan wajahnya di berbagai bidang. Berdasarkan beberapa survei dari Forum
Ekonomi
Dunia, tahun 2023 adalah tahun gelap (tahun resesi ekonomi global) yang dampaknya pasti
juga
dirasakan oleh Indonesia. Secara sederhana, resesi ekonomi bisa diartikan sebagai
kondisi ekonomi negara yang sedang memburuk.
Hal itu bisa terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, tingginya angka
pengangguran, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), perusahaan gulung tikar, harga meningkat
tinggi mengakibatkan daya beli masyarakat melemah. Orang-orang akan berpikir memakai
uangnya dan fokus untuk kebutuhan pokok terlebih dahulu. Menyikapi pergumulan di atas,
dalam Terang Tema Natal “…maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain”, sud
ah
seharusnya kita mencanangkan suatu kemungkinan jalan lain untuk mengantisipasi tahun gelap
dengan bernatal dalam spirit ugahari tanpa mengurangi sukacita dalam menyambut Yesus.
Pada berbagai kondisi dan pergumulan saat ini pada medan layan GMIT, komuni
tas persekutuan gerejawi GMIT juga berhadapan dengan berbagai fakta sosial mencengangkan.
Kekerasan verbal/nonverbal pada berbagai lini sosial (baik yang personal maupun struktural)
menjadi fakta sosial kita, kini dan di sini. Bagi kita, fakta sosial ini berubah bentuk menjadi
berbagai situasi sosial seperti kemiskinan, baik personal maupun struktural, human trafficking,
pembunuhan maupun bunuh diri, alam yang semakin kering, penyalahgunaan teknologi, dan lain
sebagainya. Fakta-fakta sosial ini menjadi konteks kita dalam merayakan Natal tahun ini.
Kita sementara berjuang untuk merayakan dan menemukan makna Natal dalam berbagai
konteks yang cukup berat. Belajar dari para Majus, makna Natal baru akan ditemukan jika kita
memenuhi dua prasyarat ini; berjumpa dengan Kristus dan taat mengikuti petunjuk dari Allah.
Dua prasyarat ini juga yang akan menjadi sumber kekuatan bagi kita dan memungkinkan kita
untuk menemukan “jalan lain” sebagai alternatif dalam menghadapi konteks yang berat,
sekaligus sebagai sumber kebijaksanaan untuk merayakan Natal dengan kesadaran bahwa kita
sementara hidup di tengah kebersamaan dan kebersesamaan dalam keutuhan ciptaan Allah. (FD)

Referensi
Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 3: Matius-Wahyu diterbitkan oleh Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2001.
Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2003.
Budi Asali, Eksposisi Injil Matius, diunduh dari www.golgothaministry.org Th.
C. Vriezen, Agama Israel Kuno, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Artikel Wikipedia, Orang-orang Majus dari Timur, diunduh dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Orang-orang_majus_dari_Timur
Pengantar Injil Matius, diunduh dari https://rotihidup.org/pengantar-injil-matius
Misteri Orang-orang Majus, diunduh dari https://rec.or.id/misteri-orang-orang-majus-
siapa-darimana-berapa-kapan-dan-mengapa/
Bahan Bacaan Syukur Natal 26 Desember 2022

Bacaan Alkitab: Ibrani 11:1-12


Tema : “Beriman Teguh Dan Bergerak Maju Menuju Masa Depan”

Thomas H. Groome mengatakan bahwa iman kristen sebagai realitas yang hidup
memiliki tiga dimensi yang esensial. Pertama, iman sebagai kepercayaan (believing). Ini tertuju
pada dimensi kognitif. Ada kepercayaan tentang suatu kebenaran yang diakui sebagai esensi
dalam iman kristen. Kedua, iman sebagai keyakinan (trusting). Beriman mengandung arti
mempercayakan. Jika percaya (believing) menunjuk kepada dimensi kognitif, maka keyakinan
(trusting) bersifat afektif, yaitu terdapat hubungan pribadi yang penuh kepercayaan kepada
Allah, mempercayakan diri kepada Allah, serta yakin kepada Allah yang menyelamatkan
melalui Tuhan Yesus. Ketiga, iman sebagai tindakan (doing). Tindakan dan perbuatan
diwujudkan dalam kasih agape, yakni mengasihi Allah dengan jalan mengasihi manusia.
Kualitas hidup beriman orang Kristen ditentukan oleh tiga dimensi ini.
Surat Ibrani ditulis dan ditujukan kepada orang-orang Kristen yang mulai kendor
imannya. Penulis bersaksi tentang keunggulan Yesus Kristus guna mendorong orang Kristen
untuk mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Hal ini disebabkan karena dua hal
yang terjadi pada masa itu. Pertama, pengaruh pengajaran sesat. Kedua, penganiayaan oleh
pemerintah dan kelompok Yahudi. Mereka ditolak dan ditekan oleh orang-orang di sekitar
mereka. Dan mereka mulai berpikir, apakah mereka layak mengikuti Tuhan Yesus. Matthew
Henry menafsirkan Ibrani 11:1 bahwa iman adalah keyakinan dan harapan teguh bahwa Allah
akan menggenapi semua yang dijanjikanNya kepada kita di dalam Yesus Kristus. Ketika hidup
dalam iman, orang-orang percaya akan mendapatkan kekuatan baru dan hidup dipenuhi dengan
sukacita yang melimpah dalam berbagai pergumulan iman, seperti yang terdapat dalam
kitab
suci.
Ada enam kesaksian iman dan pahlawan iman dalam perjanjian lama yang ditegaskan
kembali dalam surat ini. Pertama, tentang penciptaan. Karena iman kita mengerti bahwa alam
semesta dijadikan oleh Allah. Yang tidak mungkin bagi manusia, adalah mungkin bagi Allah.
Dalam waktu enam hari Allah mengatur segala sesuatu yang diciptakanNya. Pada tiga hari
pertama Allah menciptakan sebuah rancangan dasar kosmos, dan pada tiga hari kedua Allah
menciptakan isi kosmosnya. Allah menciptakan semua itu melalui firmanNya. Dalam iman kita
melihat penciptaan sebagai karya Allah yang hebat. Kita mengerti bahwa alam semesta
dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat
ki ta lihat. Iman menunjukkan kepada kenyataan dari hal-hal yang tidak dapat dicerna oleh mata
jasmani.
Kedua, Habel. Karena iman ia mempersembahkan bagi Tuhan korban yang paling baik.
Dari Habel kita belajar iman membuat manusia melakukan dan memberikan yan g terbaik.
Iman disertai dengan perbuatan baik. Persembahan yang baik adalah persembahan yang
dilakukan dengan iman, yaitu persembahan korban yang pertama, yang terutama dan yang
paling berharga untuk Tuhan.
Ketiga, Henokh. Karena iman ia berkenan kepada Allah sehingga ia terangkat ke sorga
dan tidak mengalami kematian. Tanpa iman, tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.
Karena iman, ia dapat berjalan dengan Allah, yaitu memiliki hubungan yang intim dengan
Allah. Dari iman Henok kita belajar, karena iman kita percaya bahwa Allah tidak akan pernah
menolak kita ketika kita mendekat kepadaNya. Karena iman, kita yakin bahwa Allah akan
memimpin dan membimbing di setiap langkah. Iman menggerakkan kita untuk memiliki
hubungan pribadi dengan Allah sebagai sebuah ketergantungan.
Keempat, Nuh. Dengan iman ia mempersiapkan bahtera yang menyelamatkan
keluarganya. Karena iman, Nuh percaya apa yang difirmankan Allah. Karena iman, Nuh
menaati Allah dan Allah menghukum dunia melalui ketaatan Nuh. Karena iman, Nuh menaati
kehendak Allah yang terlihat tidak masuk akal bagi dunia. Karena iman, Nuh dan
keluarganya diselamatkan. Dari Nuh kita belajar, iman membutuhkan ketaatan kepada kehendak
Allah. Ketaatan melakukan petunjuk Tuhan tentang sesuatu yang belum kelihatan.
Kelima, Abraham. Karena iman ia taat kepada perintah Allah. Ketaatan adalah buah dari
iman. Iman tanpa ketaatan kepada perintah Tuhan tidak berguna. Abraham sekalipun hidup di
tengah zaman penyembahan berhala, tetapi ia hanya percaya pada Allah saja. Ia pergi d
engan
taat, keluar dari negerinya dengan taat. Iman Abraham berjalan bersama-sama dengan harapan.
Imannya bertambah dan bertumbuh dalam proses, sehingga iman Abraham menjadikannya
sebagai bapa iman kita.
Keenam, Sarah. Karena iman, ia diberikan kekuatan untuk menurunkan anak cucu. Sarah
hamil dan melahirkan di usia yang sudah lanjut. Iman Sarah membuktikan bahwa Allah setia
menepati janjiNya. Iman memberikan kekuatan atas kelemahan dan keterbatasan kita sebagai
manusia. Iman membuka kerangka berpikir bahwa Allah berkuasa mengerjakan segala sesuatu
melampaui pikiran kita. Iman adalah keyakinan yang kuat bahwa apa yang dijanjikan Allah
pasti
terjadi.
Keenam kesaksian dan pahlawan iman ini menyaksikan karya Allah yang besar dalam
kehidupan masa lalu bagi mereka yang melakukan kehendakNya. Allah yang kita sembah tidak
berubah. Allah yang berkarya dalam kehidupan masa lalu, akan berkarya pada masa kini dan
terus berkarya di masa depan.
Iman dalam bahasa Ibrani menggunakan kata “aman,” yang berarti sesuatu yang pasti,
layak dijadikan pegangan dan sandaran yang kokoh, keteguhan, kekokohan, ketetapan. Dengan
memiliki iman, seseorang akan teguh dan mantap menjalani kehidupannya. Ia memiliki kekuatan
untuk memasrahkan hidupnya pada tuntunan Tuhan. Iman menjadi inti kehidupan orang percaya
yang mengandung unsur ilahi dan unsur kemanusiaan. Allah menyelamatkan kita, dan kita
menghidupi kasihNya. Tujuan dari iman adalah untuk terus mendekat kepada Allah,
menggerakkan kita pada kehendak Allah, menjadi berkenan kepada Allah, serta bertekun dalam
perjalanan bersama Allah di masa lalu, masa kini dan masa depan.
Di masa raya natal ini, kita diingatkan untuk tetap beriman teguh dan bergerak maju
menuju masa depan bersama-sama dengan Allah. Beriman teguh bukan hanya percaya, tapi juga
mempercayakan diri dan melakukan kehendakNya. Perjalanan iman bersama dengan Allah
menjamin masa depan kita yang penuh harapan. Amin. (SYA)
Bahan Kotbah Syukur Akhir tahun, 31 Desember 2022

Bacaan Alkitab : 1 Samuel 7:5-14

Tema : Sampai Di Sini Tuhan Menolong Kita

Pengantar

Moment akhir tahun menjadi moment perenungan bagi setiap pribadi dan keluarga. Banyak hal
bisa direnungkan: sukacita, kegagalan, keberhasilan, kelahiran orang-orang terkasih, kematian
orang-orang terkasih, dst. Namun orang percaya juga mesti menggunakan moment ini untuk
merenungkan sejauh mana relasi dengan Allah, sejauh mana kita telah berjalan dalam kesetiaan
pada Allah, dan sejauh mana penyertaan Allah dalam suka duka hidup.

Penjelasan Teks

Mengalami situasi tertekan selama dua puluh tahun bukanlah hal yang mudah. Demikianlah
situasi yang dialami Israel. Sejak kalah perang dari bangsa Filistin dua dekade sebelumnya,
kondisi Israel selalu berada di bawah tekanan. Mereka mengalami berbagai situasi buruk dan
sepanjang waktu itu mereka mengeluh, namun Allah seolah menahan diri.

Allah bersikap demikian karena Israel mempraktekkan sistem keagamaan ganda. Mereka
menyembah Allah, tetapi juga berhala. Teks menyebut dua berhala yang menonjol yakni Baal,
raja para dewa dan permaisurinya, dewi Asytoret (ay. 4). Keduanya disembah sebagai penguasa
bumi yang menghasilkan hujan serta kesuburan tanaman maupun ternak. Juga kesuburan atas
manusia sehingga dapat menghasilkan keturunan. Penyembahan Baal dan Asytoret dilakukan
dengan cara yang sangat menjijikkan bagi Tuhan, yakni ritual pelacuran, seks bebas, dan
pengorbanan manusia (Ul. 23:17; 1Raja 22:47; Yer. 19:5). Israel mempercayai Tuhan
untuk hidup mereka, namun menyembah berhala dalam pekerjaan dan kehidupan ekonominya.
Itu sebabnya Allah membiarkan bangsa Filistin menekan mereka demikian lama.

Dua puluh tahun berlalu dalam keluhan Israel, dan Allah akhirnya berpaling kepada umat
- Nya. Melalui Samuel, Allah memberi jalan keluar. Masalah pokok terletak pada Israel sendiri
yakni penyembahan berhala. Mereka mempercayai ilah dari batu, kayu dan besi buatan tangan
tukang manusia. Itu sebabnya Samuel mendesak perlunya pembaharuan spiritual (ay. 3).

Israel menanggapi kehendak Tuhan ini dengan tekad nasional untuk berbalik kepada Tuhan.
Mereka menjauhkan para dewa asing dan hanya menyembah Allah saja, serta berdoa, berpuasa
dan mengakui dosa (ay. 4-6). Di bawah kepemimpinan Samuel, mereka berkumpul di Mizpa
untuk melakukan pertobatan nasional. Kesengsaraan menyadarkan mereka bahwa dosalah
penyebab semua hal buruk yang terjadi.

Saat Israel sungguh-sungguh berbalik kepada Tuhan, situasi berubah. Ketika Filistin
menyerang, Tuhan mengguntur dari langit dengan bunyi yang hebat diatas mereka (ay. 10). Kata
"mengguntur" disini adalah tandingan terhadap dewa Baal. Menurut kepercayaan Filistin dan
Kanaan, Baal mengendalikan kilat, guntur dan petir untuk mendatangkan hujan sehingga
menghasilkan kesuburan. Patung Baal selalu dibuat dengan tangan yang memegang kilat.
Melalui guntur yang keras, Allah ingin membuktikan kepada Israel dan juga Filistin bahwa Ia
lebih besar dari Baal. Hanya Dia-lah penguasa alam semesta yang dapat mengatur guntur
dan kilat serta mendatangkan hujan dan menciptakan kesuburan. Kekuasaan-Nya mengatasi
segala langit. Tidak ada ilah yang setara dengan-Nya.

Melalui pertolongan Tuhan, Israel berhasil memukul kalah orang Filistin. Ini suatu prestasi
besar setelah dua puluh tahun tak pernah menang. Kemenangan ini sungguh luar biasa bila
melihat latar belakang peradaban kedua bangsa. Menurut para ahli, Israel baru saja beralih dari
bangsa nomaden (berpindah-pindah) menjadi bangsa menetap di Kanaan. Mereka baru mulai
mempelajari peradaban besi. Sementara orang Filistin sudah memasuki peradaban besi sehingga
mereka mampu menciptakan alat pertanian dan senjata yang maju. Dengan bantuan peralatan
perang yang lebih baik, Filistin tentu dengan mudah mengalahkan Israel.
Namun teks memperlihatkan bahwa kekuatan Tuhan yang dahsyat melampaui kekuatan
persenjataan Filistin. Analisis militer dan senjata bukanlah satu-satunya faktor penentu
kemenangan. Melalui pertolongan Allah, Israel mampu mengalahkan Filistin dengan senjata
seadanya. Allah ingin Israel menyadari bahwa bukan karena kuat dan gagahnya, mereka dapat
mengalahkan Filistin. Ini semua adalah wujud kasih dan kemurahan Tuhan. Itu sebabnya nama
tempat itu disebut Ebenhaezer. Nama ini adalah wujud pengakuan iman Israel bahwa Tuhanlah
satu-satunya Penolong umat-Nya. Di tempat ini mereka telah menyaksikan pertolongan Tuhan
yang dahsyat dan ajaib. Dan bukan hanya sampai disini saja Ia menolong. Allah sudah berjanji
bahwa Ia adalah Penolong umat-Nya, sampai kapanpun.

Aplikasi

Teks menyiapkan beberapa hal praktis yang perlu diperhatikan dalam berefleksi atas
penyertaan Tuhan sepanjang tahun 2022 dan menjalani kehidupan di tahun 2023. Pertama, tiap
keluarga tentu memiliki pengalaman iman yang khas. Sebagian keluarga mungkin mengalami
pergumulan selama dua puluh tahun seperti Israel. Mungkin ada yang tidak selama itu, namun
bisa saja ada yang bergumul jauh lebih lama. Hari ini kita belajar bahwa Ebenhaezer
tiap keluarga berbeda satu sama lain. Namun waktu Ebenhaezer kita pasti akan tiba.

Kedua, kita sering mengkambinghitamkan orang lain atas setiap hal buruk yang kita alam
i, atau menyalahkan situasi sebagai penyebabnya. Bahkan tidak jarang Tuhan pun kita
perlakukan demikian. Bila mengalami sengsara, kita mencari-cari alasan di luar diri kita sebagai
penyebab. Padahal bila mau jujur, akar masalahnya terletak pada diri kita sendiri. Kita
menyembah berhala yang Tuhan larang. Bentuknya mungkin bukan lagi patung, namun setiap
hal yang diperlakukan lebih penting dari Tuhan. Luther mengatakan bahwa setiap hal yang
menggeser posisi Tuhan di puncak kehidupan kita adalah berhala. Bila uang, pekerjaan,
keluarga, dan segala urusan kita lebih penting dari Tuhan, mereka adalah berhala.
Israel sudah membuktikan bahwa penyembahan berhala selama dua puluh tahun tidak
mampu melepaskan mereka dari persoalannya. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan yang
sama.

Ketiga, kehidupan kita tidak dapat diselesaikan semata-mata dengan program yang tepat dan
anggaran yang memadai. Pengalaman Israel menunjukkan bahwa penyebab kekalahan perang
bukan saja urusan militer, tapi juga urusan spiritual. Pergumulan kita yang sebenarnya ialah
menghadapi kebejatan hati manusia sebagai penyebabnya. Banyak masalah kehidupan lahir dari
hati yang tercemar. Maka hal paling hakiki yang Tuhan minta diselesaikan terlebih dahulu ialah
pemberesan hati. Allah membutuhkan pertobatan radikal atas semua perilaku buruk kita. Kita
harus menyembah Allah saja dan hanya kepada Dia kita berbakti.

Keempat, Allah menghendaki agar kita mempercayai-Nya sepenuh hati. Bukan setengah hati,
apalagi tanpa hati. Allah ingin kita percaya bahwa Dia adalah Allah, baik di altar maupun
di pasar. Ia adalah Allah di dalam gereja maupun dalam hidup sehari-hari. Ia mampu memberi
kesuburan, berkat, kesembuhan dari penyakit, serta mengatasi berbagai persoalan. Tidak ada
persoalan yang gagal bila kita menyerahkannya dibawah kaki Allah. Entah itu persoalan lingkup
kecil tiap pribadi atau keluarga, maupun persoalan berat yang dihadapi sebuah bangsa,
sebagaimana dialami Israel. Kemenangan Israel atas Filistin dengan sumberdaya militer yang
terbatas menyajikan pelajaran bahwa kekurangan tak dapat merintangi rahmat Allah bagi kita.
Kita adalah makhluk terbatas, namun Allah tak terbatas. Jangan pernah menerapkan keterbatasan
kita pada Allah. Jangan pernah meragukan Tuhan, apalagi meremehkan-Nya. Bila kita tak
mampu menyelesaikan sesuatu, jangan pernah menyamakan Allah dengan kita. Lalu hal itu
dijadikan pembenaran diri untuk mencari pertolongan lain di luar Allah. Inilah yang
menjerumuskan kita pada penyembahan berhala seperti Israel, entah disadari atau tidak.
Masalahnya terletak pada keterbatasan kita, bukan pada kemahakuasaan Allah. Dia mampu
memberikan kepada kita jauh melebihi apa yang kita doakan atau pikirkan (Ef. 3:20). (Obbie)
Bahan Kotbah Minggu dan Syukur Tahun Baru, 1 Januari 2023

Bacaan Alkitab : Bilangan 6:22-27

Tema : Berkat Tuhan yang Memayungi Perjalanan di Tahun


Baru

Pengantar

Kata ibrani ‘barukh’ artinya berkat. Dalam bahasa inggris disebut ‘bless’ atau ‘blessed’. Kitab
Mazmur banyak menggunakan kata itu dalam bentuk seruan, “terberkatilah, terpujilah,” sebagai
ucapan umat kepada Tuhan. Kata ‘barukh’ ditandai dengan tindakan memuja Tuhan dengan
mengucap syukur, berterimakasih, memuji, memasyurkan dan membesarkan Tuhan. Kata
‘barukh’ juga ditandai dengan tindakan ‘berlutut’ untuk menggambarkan sikap merendahkan diri
pada saat mengucap syukur. Umat mengucap syukur di dalam sinagoge dengan sikap berlutut
(Band, Maz.34:2, Maz 113: 2). Dalam perjanjian baru nyanyian Zakharia merupakan contoh
ucapan ‘barukh’ umat kepada Tuhan. Zakharia berseru, terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia
melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya (Luk 1:68).

Jika kata ‘barukh’ digunakan sebagai tindakan Tuhan kepada manusia, maka artinya Tuhan
memberikan sesuatu yang baik kepada pihak yang diberkatiNya, seperti kemakmuran,
kesuksesan, kesehatan, kekuatan, kebahagiaan, dll (Kej 1:28, Kej 12:2). Kata “barukh” bisa juga
digunakan sebagai tindakan pihak yang lebih tinggi memberkati pihak yang lebih rendah.
Misalnya, imam memberkati umat. Dalam Im.9:22, Harun mengangkat kedua tangannya atas
bangsa itu, lalu memberkati mereka, kemudian turunlah ia, setelah mempersembahkan korban
penghapus dosa, korban bakaran dan korban keselamatan”. Kata itu juga dipakai sebagai
tindakan orang tua terhadap anak, seperti dalam Kej. 27: 10 bahwa Ishak memberkati Yakub.

Penjelasan Teks

Kitab Bilangan juga sering disebut dengan nama “Di Padang Gurun”, karena sebagian
besar isinya berisi tentang pengalaman Israel selama mengembara di padang gurun. Tujuan
utama kitab Bilangan adalah agar bangsa Israel tetap percaya kepada Allah, berpegang
pada janji- janjiNya dan menaati sabdaNya. Masa dipadang gurun merupakan masa
pembentukan jati diri umat Israel sebagai umat pilihan Tuhan. Sepanjang pengembaraan di
padang gurun itu umat Israel terus menerus ditempah dengan berbagai pengalaman sebagai
pelajaran hidup tentang kehadiran dan pemeliharaan Tuhan terhadap umatNya. Manna, burung
puyuh merupakan bukti pemeliharaan Tuhan. Berkat Tuhan dinyatakan kepada bangsa Israel
dalam bentuk makanan, keselamatan, dan juga kesehatan.

Teks ini terletak di tengah bagian utama Bilangan (1:1-10:10) di mana umat Israel sedang
sedang bersiap meninggalkan gunung Sinai untuk melanjutkan perjalanannya melalui hutan
belantara menuju ke tanah Kanaan. Jadi berkat yang disebutkan dalam perikop bacaan kita
(Bil. 6:22-27) ini akan digunakan setiap hari, di sepanjang lintasan perjalanan mereka dari
gunung Sinai menuju Kanaan. Ini adalah berkat untuk sebuah perjalanan.

Perikop kita dimulai dengan petunjuk yang disampaikan Tuhan kepada Musa tentang bagaimana
cara memberkati umat Israel sebelum perjlanan dimulai. Rupanya berkat ini tidak biasa, karena
diawali dengan panggilan kaum nazirit (yaitu mereka yang bernazar untuk mengkhususkan diri
mereka bagi Tuhan) dan diakhiri dengan pengudusan tabernakel di tengah komunitas (Bil.
7:1-
88) yang menandakan kehadiran Tuhan di tengah-tengah bangsa Israel. Dengan demikian,
pengucapan berkat yang ada dalam teks ini dikaitkan dengan ibadah umat. Dalam tradisi di
Israel kuno, ada tindakan memberkati umat di akhir ibadah (Lih. Im 9:22; Ul. 21:5; 2 Taw
30:27; Mzr
67:1; 121:7-8).

Berdasarkan kata-kata berkat pada perikop bacaan kita maka Tuhan merupakan subjek atau
aktor utama yang memberkati, menjaga, membuat wajah bersinar, ramah/menunjukkan kasih
karunia, mengangkat wajah, dan memberikan kedamaian. Enam kata kerja tersebut merupakan
tindakan Tuhan kepada umat Israel.
Aplikasi

Berkat yang diberikan oleh Harun kepada umat Israel ini juga yang kita perlukan ketika
memasuki tahun yang baru yang masih penuh misteri ini. Pesan firman ini meyakinkan kita
bahwa kita semua berada di bawah payung perlindungan kasih Tuhan, dengan tangan yang kuat
dan dengan lenganNya yang terentang memberkati kita. Tuhan akan melindungi kita melalui
berbagai persoalan. Ia akan menyediakan bagi segala hal yang kita perlukan. Ia akan
memberikan aneka berkat: sukacita di tengah keluarga, tanah yang subur, kesehatan yang baik,
umur panjang, dan perlindungan dari musuh. Allah adalah pemilik dan sumber berkat. Ia selalu
mencurahkan berkatNya bagi semua anak-anakNya.

Keyakinan atas berkat Tuhan memampukan kita untuk menyadari pemeliharaan Tuhan
yang tidak pernah berhenti. Mungkin saja kita akan menjalani kehidupan di tahun baru ini seperti
umat Israel yang sedang “berjalan di padang gurun”. Kita tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Tuhan tahu apa yang kita butuhkan, dan Tuhan berjalan bersama kita. Teruslah menjali hidup
dengan keyakinan bahwa Tuhan tetap menolong kita menjalani kehidupan di tahun ini, sama
seperti Dia menolong Israel melintasi padang gurun dan mencapai Kanaan, negeri terjanji.
Teruslah berjalan, teruslah bekerja dengan giat dan tekun untuk menyongsong janji Tuhan di
masa depan. Kiranya hidup kita di tahun yang baru ini menjadi tanda berkat Tuhan bagi semua
manusia dunia ciptaanNya. Amin.

Anda mungkin juga menyukai