Anda di halaman 1dari 11

MODUL ADVEN

PAROKI MARIA ANNUNCIATA LODALEM


BIDANG PEWARTAAN TAHUN 2022

A. KERANGKA DASAR MODUL


1. Tema yang diusung : Aku Sahabat Allah, Manusia, dan Alam!
2. Pertemuan 1 : Alam kita yang menjadi tidak bersahabat
- Bacaan : Kej. 2 : 8 – 15 ; “Manusia dan Taman Eden”
3. Pertemuan 2 : Mencintai Allah dan Sesama Sebagai wujud Persahabatan Sejati
- Bacaan : Luk. 10 : 25 – 37 ; “Orang Samaria yang Baik Hati”
4. Pertemuan 3 : Gerakan Kasih dan Peduli Lingkungan
- Bacaan : Yeh. 47 : 1 – 9. 12 ; “Sungai yang Mengalir dari Bait Suci”
5. Pertemuan 4 : Membangun Kultur Berbagi
- Bacaan : Tim. 6 : 17 – 19 ; Kaya dalam Kebajikan”
PENGANTAR

Tanah, air, tumbuhan, hewan, dan manusia adalah ciptaan Tuhan yang hidup dan
tumbuh berdampingan. “Allah menyediakan hujan bagi bumi ..., memberi makan kepada
hewan-hewan ..., Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan, segala binatang, langit, air di atas
langit, ular-ular naga, api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai, gunung-gunung dan
segala bukit, pohon buah-buahan dan segala pohon aras, binatang-binatang melata dan
burung-burung bersayap .... biarlah semua memuji nama Tuhan ...” (Mzm. 147-148). Dari
kutipan perikop gtersebut sungguh gamblang dijelaskan bahwa Allah sungguh mengasihi dan
memerhatikan semua ciptaan-Nya tanpa kecuali. Semuanya telah disediakan Allah untuk segala
ciptaan-Nya. Karena itu penghargaan atas sesama dan alam memerlukan suatu kesadaran.
Untuk menuju kesadaran yang dimaksud, pertama-tama kita harus kembali mengingat
kisah penciptaan. Allah telah menciptakan bumi dan segala isinya dengan kasih-Nya demi
kebaikan semua makhluk (bdk. Kej. 1). Kesadaran ini memaksa manusia menanggalkan
pandangan superioritasnya atas makhluk lainnya yang menyebakan kerusakan keseimbangan
lingkungan hidup.
Memperbaiki lingkungan hidup yang sudah rusak tidak cukup hanya dengan sekedar aksi
saja. Aksi yang baik harus berdasarkan pandangan yang benar tentanng alam semesta .
Kesadaran bahwa alam merupakan anugerah Allah yanjg harus dijaga dan perlu dibangun. Oleh
karena itu, manusia yang merupakan bagian dari alam ini sekaligus makhluk yang paling
bermartabat harus mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam ini secara bertanggungjawab.
Dalam modul ini secara berurutan kita akan membahas tentang:
1. Aku sahabat Allah, Manusia, dan Allam
2. Mencintai Allah dan Sesama sebagai Wujud Persahabatan yang Sejati
3. Gerakan Kasih dan Peduli Lingkungan
4. Membangun Kultur Berbagi
PERTEMUAN 1
Aku Sahabat Allah, Manusia, dan Alam

1. Tujuan :
- Umat mengingat kembali betapa luhurnya kisah penciptaan
- Umat dapat menunjukkan cara membangun persahabatan dengan Allah, sesama,
dan alam
- Umat dapat mensyukuri relasi antara Allah, sesama, dan alam dan tertuang
dalam setiap doa

2. Durasi : 90 menit

3. Metode :
- Pengamatan
- Diskusi
- Sharing

4. Alat dan Bahan :


- Kitab Suci
- Alat Musik (Jika Ada)
- Teks Lagu
- Alat tulis

5. Langkah-langkah :
a. Salam Pembuka dan deskripsi singkat tentang tujuan pertemuan
b. Doa Bersama
(Spontan dari fasilitator)
c. Fasilitator mengajak bernyanyi atau memutarkan lagu “Berita Kepada Kawan – Ebiet
G. Ade” sembari meresapi lirik lagunya.
Berita Kepada Kawan
Perjalanan ini trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan
Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan
Hati tergetar menampak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
(Cukup sampai bagian yang ini saja)

d. Fasilitator kembali mengajak umat untuk fokus dan jika memungkinkan umat diajak
untuk membaca bersama Kej. 2 : 8 – 15.
Manusia dan Taman Eden
2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah
timur ; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi,
yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon
kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan
tentang yang baik dan yang jahat.
2:10 Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu,
dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
2:11 Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi
seluruh tanah Hawila, tempat emas ada.
2:12 Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu
krisopras.
2:13 Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir
mengelilingi seluruh tanah Kush.
2:14 Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah
timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat.
2:15 TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam
taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

e. Fasilitator mengajak umat untuk mendalami isi teks dan dikaitkan dengan situasi
yang sudah diinventarisasi di awal. Fasilitator bisa menggunakan pertanyaan seperti
berikut ini (pertanyaan ini juga bisa menjadi bahan untuik membuat renungan
singkat):
- Apa yang diperintahkan Tuhan setelah menempatkan manusia di Taman Eden?
Mengusahakan dan memelihara taman itu!
- Berdasar perikop yang telah kita baca dan dengarkan bersama, masih relevankah
dunia kita saat ini dengan gambaran yang trdapat pada perikop? Sebutkan
alasannya! Tentu saja tidak. Karena yang sering terjadi adalah eksploitasi dari
manusia kepada alam untuk kepentingan manusia sendiri!
- Menurut anda semua bencana alam yang terjadi akibat dari dunia yang telahb
menua atau ada sangkut pautnya dengan tindakan-tindakan yang telah dilakukan
oleh manusia (baik secara langsung maupun tidak langsung)? Jelas ada
kaitannya dengan tindakan manusia entanh dengan hal kecil yang disengaja
maupun tidak.
- Apakah sekarang kita bisa mengembalikan keseimbangan alam sehingga
meminimalisir bencana akibat campur tangan manusia? Bisa! Kita harus kembali
mengingat kasih Allah dengan menyediakan alam seisinya untuk kita olah dan
kembangkan. Dengan demikian kita bisa mensyukuri bahwa kita masih dicintai
Allah dan masih diberikan waktu untuk memperbaiki apa-apa saja yang
selama ini kita anggap salah terhadap lingkungan (mulai tidak membuang
sampah sembarangan, mulai membuat pupul organik untuk tanamannya.

f. Setelah renungan (juga semoga ada sharing interaktif dengan umat) fasilitator
mengajak umat untuk Doa Umat. Sebelum doa umat, fasilitator menjelaskan bahwa
nanti ada bagian “untuk kepentingan sendiri” yang dimana umat diberi waktu untuk
menghaturkan niat-niat baiknya dan kemudia ditutup dengan doa apa Kami.
g. Doa Penutup
h. Berkat dan Pengutusan
i. Lagu Penutup (Betapa tidak kita bersyukur)
PERTEMUAN 2
Mencintai Allah dan Sesama Sebagai Wujud Persaudaraan Sejati

1. Tujuan :
- Mengingatkan umat bahwa relasi yang baik harus menyertakan Allah
didalamnya
- Mengajak umat untuk menyadari bahwa dengan membangun relasi yang
baik dan sehat dengan sesama merupakan salah satu cara menjadi
perpanjangan kasih Allah untuk lingkungan.
2. Durasi : 90 menit
3. Metode :
- Pengamatan
- Diskusi
- Sharing
4. Alat dan Bahan :
- Kitab Suci
- Teks Lagu
- Alat Tulis
5. Langkah-langkah :
a. Salam Pembuka dan deskripsi singkat tentang tujuan pertemuan
b. Doa Pembukaan
c. Fasilitator mengajak umat untuk fokus dan jika memungkinkan umat diajak
untuk membaca bersama Luk. 10 : 25 – 37.
Orang Samaria yang Baik Hati

10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai
Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh
hidup yang kekal?"
10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum
Taurat? Apa yang kaubaca di sana?"
10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap
kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah
demikian, maka engkau akan hidup."
10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada
Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke
Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja
merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan
yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.
10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia
melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan.
10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia
melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan,
ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya
oleh belas kasihan.
10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia
menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan
orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya
ke tempat penginapan dan merawatnya.
10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih
dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu,
adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun
itu?"
10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas
kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan
perbuatlah demikian!"

Penjelasan Singkat Perikop :


Perumpamaan ini menekankan bahwa dalam iman dan ketaatan
yang menyelamatkan terkandung belas kasihan bagi mereka yang
membutuhkan. Panggilan untuk mengasihi Allah adalah panggilan
untuk mengasihi orang lain.
1) Hidup baru dan kasih karunia yang Kristus karuniakan bagi
mereka yang menerima Dia akan menghasilkan kasih, rahmat, dan
belas kasihan bagi mereka yang tertekan dan menderita. Semua
orang percaya bertanggung jawab untuk bertindak menurut kasih
Roh Kudus yang ada di dalam mereka dan tidak mengeraskan hati
mereka.
2) Mereka yang menyebut dirinya Kristen, namun hatinya tidak
peka terhadap penderitaan dan keperluan orang lain, menyatakan
dengan jelas bahwa di dalam diri mereka tidak terdapat hidup kekal.

d. Pertanyaan Penuntun:
- Selama ini bagaimana aku melihat sesamaku manusia?
- Apakah aku sudah bertindak sebagai orang Samaria ataukah aku
malah menjadi seperti Imam dan Orang Lewi tersebut?
- Apa yang bisa aku lakukan untuk membentuk suatu
persaudaraan yang sejati?
e. Setelah renungan (juga semoga ada sharing interaktif dengan umat)
fasilitator mengajak umat untuk Doa Umat. Sebelum doa umat, fasilitator
menjelaskan bahwa nanti ada bagian “untuk kepentingan sendiri” yang
dimana umat diberi waktu untuk menghaturkan niat-niat baiknya dan
kemudian ditutup dengan doa apa Kami.
f. Doa Penutup
g. Berkat dan Pengutusan
h. Lagu Penutup (Alangkah Bahagianya)
PERTEMUAN 3
Gerakan Kasih dan Peduli Lingkungan

1. Tujuan :
- Umat mengingat kembali tangung jawabnya sebagai ciptaan yang luhur terhadap
lingkungan
- Umat dapat membuat gerakan bersama dalam usaha rekonsiliasi dengan alam

2. Durasi : 90 menit

3. Metode :
- Pengamatan
- Diskusi
- Sharing

4. Alat dan Bahan :


- Kitab Suci
- Alat Musik (Jika Ada)
- Teks Lagu
- Alat tulis

5. Langkah-langkah :
a. Salam Pembuka dan deskripsi singkat tentang tujuan pertemuan
b. Doa Bersama
(Spontan dari fasilitator)
c. Fasilitator mengajak umat untuk fokus dan jika memungkinkan umat diajak untuk
membaca bersama Yeh. 47 : 1 – 9. 12.
Sungai yang Mengalir dari Bait Suci
47:1 Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh,
ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir
menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu
mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah
selatan mezbah.
47:2 Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara d dan
dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang
menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
47:3 Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur
di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam
air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
47:4 Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi
dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur
seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu,
sekarang sudah sampai di pinggang.
47:5 Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah
menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah
meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat
diseberangi lagi.
47:6 Lalu ia berkata kepadaku: "Sudahkah engkau lihat, hai anak
manusia?" Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.
47:7 Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada
amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.
47:8 Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur,
dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang
mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup
yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat
banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar
dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
47:12 Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon
buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis;
tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat
air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya
menjadi obat."
Penjelasan Singkat Renungan :
Dalam penglihatan ini, Yehezkiel melihat sebuah sungai pemberi hidup yang
mengalir dari Bait Suci. Sementara mengalir, sungai ini makin dalam dan lebar (ayat
Yeh 47:2-5), memberi hidup dan kesuburan pada segala sesuatu yang tersentuh
olehnya (ayat Yeh 47:9-12). Sungai ini mengalir ke Laut Mati dan menghilangkan
unsur kematiannya (ayat Yeh 47:8-9). Tujuan sungai ini ialah membawa hidup
berkelimpahan dan kesembuhan dari Allah bagi negeri itu dan penduduknya (ayat
Yeh 47:12).
1) Sungai ini mirip dengan sungai yang mengalir dari Taman Eden (Kej 2:8-10) dan
sungai air kehidupan di Yerusalem Baru (Wahy 22:1-2; bd. Za 14:8), yang mengalir
dari takhta Allah.
2) Sungai ini juga mirip dengan sungai yang disebutkan oleh Yesus, "Barangsiapa
percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup" (Yoh 7:38). "Air hidup" ini ialah Roh Kudus dan
berkat-berkat hidup yang dibawa-Nya.

Anda mungkin juga menyukai