Anda di halaman 1dari 14

BUKU DOA

ROSARIO EARTH HOUR

BERSAMA MARIA, BERDOA UNTUK BUMI


Earth Hour adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature
(WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman
lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam (pukul 20.30 -
21.30) untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi
perubahan iklim.

Melalui ensiklik yang berjudul “Laudato Si”, Paus Fransiskus mengingatkan agar umat
Kristiani khususnya, tahu bahwa tugas mereka dalam dunia ciptaan dan tanggung jawab
mereka terhadap alam dan Sang Pencipta merupakan bagian integral dari iman mereka.
Terangkat ke surga, dia (Maria) adalah Ibu dan Ratu seluruh ciptaan. Dalam tubuh
kemuliaannya, bersama dengan Kristus yang bangkit, sebagian dari ciptaan telah mencapai
kepenuhan keindahannya.

Rosario Earth Hour dilakukan sebagai bentuk pertobatan ekologis serta untuk mendoakan
pelestarian alam ciptaan melalui pengantaraan Bunda Maria. Umumnya umat berkumpul
dalam ruangan gelap (memadamkan peralatan listrik) dan menyusun lilin-lilin kecil di lantai
membentuk untaian rosario yang dinyalakan satu per satu.

2
Pengantar

Saudara-Saudari yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup adalah salah satu tanggung jawab
kita sebagai umat beriman. Paus Fransiskus di dalam ensiklik Laudato Si mengajak kita
untuk mengusahakan satu rumah bersama yang nyaman untuk ditinggali oleh kita semua.
Sayangnya, bumi sebagai rumah kita bersama saat ini sedang menjerit karena segala
kerusakan yang telah kita buat kepadanya, karena penggunaan dan penyalahgunaan kita
yang tidak bertanggung jawab atas kekayaan yang telah diletakkan Allah di dalamnya. Kita
sebagai bagian dari penduduk bumi lewat gerakan Earth Hour ini diajak untuk merenungi
bumi ini sejenak. Anjuran untuk memadamkan lampu-lampu listrik selama satu jam bukanlah
sekedar bertujuan untuk menghemat energi, tetapi bisa diartikan lebih jauh sebagai usaha
untuk berhenti dari segala kesibukan dan merenungi nasib bumi.

Kita tahu bahwa ada begitu banyak kerusakan lingkungan hidup yang sedang terjadi saat
ini. Sampah yang tidak terolah dengan baik, menurunnya kualitas air bersih dan udara
bersih, suhu bumi yang memanas perubahan iklim, dan lain sebagainya. Sebagai umat
beriman kita sadar bahwa kerusakan lingkungan hidup adalah wujud dari ketidakpedulian
kita, dan kalau direnungkan lebih dalam adalah bentuk dari dosa ekologis kita. Oleh karena
itu, kita diajak untuk terus melanjutkan pertobatan ekologis dalam hidup kita sehari-hari.
Pertobatan ini tidak hanya penting untuk bumi kita, tetapi juga untuk hidup kita sebagai
orang beriman, agar mampu semakin mewujudkan ajaran cinta kasih secara lebih utuh
lewat hal-hal yang kecil dan sederhana. Selain itu, pertobatan itu juga penting untuk
generasi yang akan datang. Mereka yang akan menempati bumi ini juga mempunyai hak
untuk hidup secara sehat dan berkelanjutan. Jika generasi yang sekarang tidak peduli,
dapat kita bayangkan bahwa kualitas hidup mereka di masa mendatang akan rendah karena
hidup di atas bumi yang sudah semakin rusak.

Untuk mendukung usaha dan upaya pertobatan itulah, pada hari ini kita mau memanfaatkan
waktu satu jam tanpa lampu listrik untuk merenung bersama Bunda Maria dalam doa
Rosario Earth Hour ini. Kita tahu Bunda Maria memberi contoh kepada kita, bagaimana cara
menghadapi masalah yaitu dengan menyimpan perkara di dalam hatinya dan
merenungkannya. Dalam Rosario ini, kita berharap bisa merenungkan banyak perkara
seperti Bunda Maria, mohon terang Roh Kudus untuk bisa memahami lebih jernih, dan
mendapatkan kekuatan untuk melakukan kebaikan bagi lingkungan hidup di sekitar kita.

Saudara-Saudari yang terkasih dalam Tuhan, mari kita berdoa bersama Bunda Maria. Mari
kita rawat dan kita jaga rumah bersama kita ini untuk bumi yang lebih baik dan lebih sehat.

Tuhan memberkati.

3
Lagu Pembuka
(Pujilah Tuhan-Taize)

Pujilah Tuhan, pujilah nama-Nya


Pujilah Tuhan, sumber kehidupan

Tanda Salib
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

Doa Pembuka
Allah sumber kehidupan, kami ucapkan banyak terima kasih atas rahmat kehidupan yang
kami terima. Kami imani bahwa cinta-Mu yang membimbing dan menyertai hidup kami yang
juga tampak dalam anugerah bumi yang menjadi penopang hidup kami. Karena itu, Engkau
memanggil kami untuk menjaga bumi seisinya sebaik mungkin, agar kehidupan ini sungguh
dapat berlangsung sesuai dengan kehendak-Mu. Hari ini kami ingin berdoa secara khusus
bersama Bunda Maria, Bunda Kehidupan, agar panggilan-Mu memelihara bumi seisinya
tetap dapat kami ingat dan kami laksanakan sebaik-baiknya. Kami sadar bahwa tak jarang
kami melalaikan panggilan itu. Karena itu, berkenanlah memberi kami kekuatan untuk
menjalani panggilan memelihara seluruh ciptaan itu sebaik mungkin. Itu semua kami mohon
dengan pengantaraan Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kami. Amin.

Aku Percaya

Kemuliaan

Terpujilah

Bapa Kami

Salam Putri Allah Bapa. Salam Maria …

Salam Bunda Allah Putra. Salam Maria …

Salam Mempelai Allah Roh Kudus. Salam Maria …

Kemuliaan

Terpujilah

Ya Yesus Yang Baik

4
Peristiwa Sedih yang Pertama
Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di Surga dalam sakratul maut.

Renungan
Yesus sangat sedih karena Ia harus memanggul salib untuk menebus manusia. Bukan
karena Ia tidak mencintai manusia, melainkan karena beratnya derita yang harus Dia
panggul itu. Dosa-dosa berat yang telah dilakukan manusia sampai hari ini antara lain
adalah keserakahan yang membuat manusia melupakan panggilan-Nya menjaga alam
ciptaan. Karena keserakahan manusia itu bukan hanya banyak binatang punah, alam pun
ikut menderita. Alam nyaris hancur dan kurang mampu mendukung kehidupan ini. Alam
tidak lagi baik, seperti dulu diciptakan Tuhan. Kita saksikan di ibu kota misalnya, air yang
kotor dan juga bagaimana keluarga-keluarga Jakarta, terlebih migran kota, harus memenuhi
air bersih. Juga menjadi pertanyaan kita dan permenungan kita, udara yang panas dan
tercemar, tanah tidak lagi subur, sampah juga ada di mana-mana dan kurang terkelola
dengan baik. Selain itu, kita saksikan juga semakin banyak orang lapar karena panen gagal.
Orang bertikai karena sumber energi, bahkan juga air, apalagi banyak air yang dimonopoli,
yang makin langka juga. Banyak orang sakit karena udara, tanah, dan air tercemar. Dengan
itu, dua hal yang menjadi lebih jelas. Pertama, keserakahan yang kita lakukan tampak dalam
ketidakpedulian kita. Ketidakpedulian dan keserakahan adalah tanda egoisme, dan egoisme
menjadi dosa karena kita tidak peduli akan panggilan Tuhan dan tidak peduli kepada
sesama. Kedua, ada kaitan antara ketidakpedulian kita pada bumi seisinya dengan
penderitaan sesama manusia. Dengan itu, bisa dikatakan bahwa jika cinta kita kepada
Tuhan diwujudkan dengan mencintai sesama, khususnya yang menderita, cinta kita kepada
sesama diwujudkan juga dengan mencintai bumi seisinya, sehingga tidak akan menjadi baik
kalau kita mengaku mencintai Tuhan namun mengabaikan lingkungan dan sesama. Coba
dibayangkan bahwa Yesus pun akan sangat berduka jika melihat kita para pengikutnya yang
sudah dicintai-Nya habis-habisan masih juga serakah, tidak peduli, dan mengabaikan
sesama. Seolah kita para pengikut-Nya tak pernah cukup dengan cinta-Nya, tak pernah bisa
mewujudkan niat mencintai sesama dan dunia seisinya. Marilah kita hening sejenak.

Marilah kita berdoa.


Bapa yang Maha Cinta, Engkau telah mengirim Putra-Mu sebagai tanda cinta-Mu pada
kami, dan sekaligus memberi teladan bagaimana mencintai sesama dan juga alam sekitar
kami. Kuatkanlah kiranya kami agar mampu mengikuti Jalan Salib, cinta Putra-Mu dan
berani meninggalkan keserakahan-keserakahan kami, serta mengikis ketidakpedulian kami
kepada alam dan sesama. Bunda Maria, bunda kami, sertailah kami anak-anakmu ini, yang
ingin senantiasa berusaha mengikuti Putra-Mu. Doakanlah kami selalu agar upaya-upaya
kami untuk lebih peduli pada sesama dan dunia sekecil apapun dapat berbuah banyak.
Amin.

Bapa Kami.

Salam Maria 10 X

Kemuliaan.
Terpujilah.
Ya Yesus yang Baik.

5
Peristiwa Sedih yang Kedua
Yesus didera

Renungan
Ketika kita merenungkan peristiwa sedih, kita sering merenungkan bagaimana Yesus secara
fisik menderita karena dosa-dosa manusia. Yesus juga menderita dan terlukai oleh sikap kita
terhadap bumi yang tercinta ini. Mari kita renungkan, betapa agung sebenarnya ciptaan
Tuhan.

“Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga
Engkau mengindahkannya? Namun, Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,
dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat. Engkau membuat dia berkuasa
atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: kambing
domba dan lembu sapi sekalian, juga binatang-binatang di padang; burung-burung di udara
dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa
mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” (Mzm 8:4-10)

Marilah kita berdoa.


Umat dimohon menjawab, Tuhan kasihanilah kami yang telah melukai bumi ini.

Tuhan Allah kami, kami terus banyak membuang air yang begitu berharga, bahkan
memanfaatkan air sebagai komoditi semata. Sementara, dua per tiga dari penduduk bumi
menderita karena air begitu langka. Kami mohon …

Engkau telah menganugerahkan hutan yang lebat, terumbu karang yang banyak dan indah,
sumber-sumber alam lainnya sebagai sumber kehidupan kami. Tapi kami
mengeksploitasinya sedemikian tanpa merawatnya kembali hingga menjadi rusak. Kami
mohon …

Engkau telah memberikan sumber energi yang berlimpah, tetapi kami kurang bijaksana
memanfaatkannya. Pemakaian listrik untuk lampu dan AC seringkali dibiarkan tetap
menyala saat meninggalkan ruangan. Banyak yang tersia-sia, bahkan mengakibatkan bumi
semakin panas. Kami mohon …

Karena ketidakpedulian kami, kami menyebabkan terjadinya pemanasan global, sehingga


es kutub berkurang dan mencair. Permukaan dan suhu laut meningkat, banjir dan
kekeringan terjadi, persediaan makanan menipis, kehidupan di muka bumi terancam. Kami
mohon …

Kami enggan mengubah perilaku kami yang tidak mau repot, mengejar kepraktisan dan
kenyamanan diri sendiri. Kami juga suka menutup mata terhadap para migran dan
pengungsi akibat kekeringan, banjir, atau kelaparan. Kami tidak peka sesungguhnya mereka
juga saudara-saudari kami, anak-anakMu juga. Kami mohon …

Yesus yang setia dan sabar bersedia menderita bagi kami dan bumi ini, dengarkanlah
doa-doa kami ketika kami menghaturkan ke hadapan-Mu, derita dan harapan serta
ketakutan dan kesalahan kami. Sembuhkanlah luka-luka kami dan teguhkanlah harapan

6
kami. Enyahkanlah ketakutan agar kami berani untuk berjuang untuk melindungi lingkungan
hidup kami semua. Bunda Maria, doakanlah kami.

Bapa Kami.

Salam Maria 10 X

Kemuliaan.

Terpujilah.

Ya Yesus yang Baik.

7
Peristiwa Sedih yang Ketiga
Yesus dimahkotai duri

Renungan
“Biarlah Kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya. Biarlah Tuhan bersukacita karena
perbuatan-perbuatan-Nya” (Mzm 104:31). Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta
isinya dengan teramat sangat indah. Keindahan alam semesta beserta isinya merupakan
anugerah yang amat besar, yang Tuhan sediakan sebelum menciptakan manusia. Tuhan
menghendaki agar manusia bahagia ketika hadir di dunia karena bisa menikmati keindahan
alam semesta beserta isinya itu. Alam semesta beserta isinya yang Tuhan ciptakan bukan
hanya indah, tetapi juga baik. Tanaman, pohon-pohon berbuah, tunas-tunas muda,
matahari, bulan, bintang, cakrawala, serta segala isi hewan, baik burung-burung di udara,
ikan-ikan di laut, hewan-hewan di darat, diciptakannya dengan baik. Allah melihat segala
yang dijadikannya itu sungguh amat baik karena alam semesta yang indah dan baik itu
diciptakan Tuhan semuanya itu adalah milik-Nya. Tuhanlah yang empunya bumi serta
segala isinya dan dunia serta yang diam di dalamnya. Tuhan menitipkan kepunyaan-Nya itu
kepada kita dengan istilah “berkuasa atasnya”. Kata “berkuasa atasnya” bukan berarti kita
boleh bertindak semena-mena dengan melakukan apapun seenaknya. Sebaliknya, kita
diminta untuk menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan hidup sebagai ungkapan
syukur dan sukacita kepada-Nya atas anugerah alam yang indah itu.

Tuhan meneteskan air mata duka melihat sikap manusia yang tidak mensyukuri keindahan
alam semesta itu dengan merusaknya demi keuntungan sesaat dan kepentingan pribadi.
Semakin lama kita semakin sulit menemukan alam yang segar. Manusia terus saja merusak
kelestarian lingkungan, membuang sampah sembarangan, sungai-sungai tercemar
limbah-limbah limbah industri dan buangan dari rumah-rumah pemukiman penduduk, asap
kotor yang keluar dari cerobong pabrik dan knalpot kendaraan, telah merusak segala
keindahan yang Tuhan sediakan bagi kita. Kerusakan alam semesta itu telah merusak wajah
Yesus dengan tusukan mahkota duri ke dalam kepala-Nya sehingga meneteskan darah.

Masa Prapaskah merupakan kesempatan yang baik bagi kita untuk mengadakan sebuah
pertobatan. Pertobatan adalah usaha kita untuk mengembalikan senyuman Tuhan yang
telah lama hilang akibat hancurnya apa yang telah diciptakan-Nya. Kita berusaha
memulihkan keindahan alam semesta dengan melakukan tindakan nyata. Alangkah baiknya
jika pada Minggu Suci, setiap anggota keluarga kita, anak dan orang tua mulai menanam
pohon di halaman rumah kita. Ketika halaman keluarga keluarga Katolik tumbuh beberapa
pohon, seluruh kampung atau perumahan dengan sendirinya semakin rindang dan sejuk.
Ingatlah bahwa setiap pohon yang kita tanam memulihkan wajah Tuhan Yesus yang telah
hancur akibat perusakan alam semesta. Tuhan akhirnya bisa kembali bersukacita melihat
usaha kita untuk memperbaiki takhta-Nya yaitu alam semesta beserta isinya. Lihatlah
kemuliaan Tuhan tetap selama-lamanya. Biarlah Tuhan bersukacita karena
perbuatan-perbuatan-Nya. Tuhan pasti mencurahkan berkat-Nya kepada kita yang
senantiasa berusaha membangun kembali kediaman-Nya.

Marilah kita berdoa.


Allah Bapa kami, mahkota duri di kepala Sang Putra mengingatkan kami bahwa dosa kami
sungguh melukai-Mu. Duri itu juga mengusik hati kami yang selama ini tidak banyak peduli
pada bumi. Ajarlah kami untuk peka bila selama ini sumbangan sampah yang dihasilkan dari

8
penggunaan kemasan sekali pakai, seperti kantong plastik, sedotan, gelas, botol, sendok,
garpu sekali pakai, yang sulit hancur tidak menyesaki dan mengotori bumi dan berdampak
pada keberlangsungan hidup ciptaan lainnya. Ampunilah dosa kami dan bimbinglah kami
agar kami bisa bertobat mengikuti kehendak-Mu, memelihara bumi seisinya dengan
mengurangi pemakaian plastik dan styrofoam yang sulit hancur, memilah sampah dalam
kebiasaan hidup kami sehari-hari. Bukalah mata kami dan nurani kami bahwa setiap
ketidakpedulian kami bukan hanya melukai bumi dan sesama, tetapi juga melukai hati-Mu.
Bunda Maria, bunda kami, ajarlah kami anak-anakmu ini agar lebih setia mengikuti Putramu
dalam hidup sehari-hari, bersikap peduli dalam setiap perilaku kami. Doakanlah kami agar
niat dan upaya kami juga menjadi inspirasi dan harapan sesama di sekitar kami. Amin.

Bapa Kami.

Salam Maria 10 X

Kemuliaan.

Terpujilah.

Ya Yesus yang Baik.

9
Peristiwa Sedih yang Keempat
Yesus memanggul salib-Nya ke Gunung Golgota.

Salib adalah tanda penderitaan begitu banyak orang di Indonesia akibat kerusakan alam
yang begitu tak terkendali. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang merupakan
sila kelima dari dasar negara kita begitu jauh dari kenyataan. Kekayaan sumber daya alam
bangsa yang begitu melimpah dikuasai dan dimanfaatkan sebesar-besarnya hanya untuk
golongan tertentu. Persekongkolan antara kepentingan politik dan bisnis untuk mengejar
keuntungan dan kekuasaan tak terbatas di pusat pemerintah periode-periode tertentu telah
membuat jurang yang semakin lebar antara si kaya dan si miskin. Akses untuk
mendapatkan kehidupan, air, udara, pangan yang layak semakin sulit bagi kaum lemah,
miskin, dan disabilitas. Ketidakpedulian pemimpin bangsa telah menumbuhkan sikap tidak
peduli juga bagi rakyatnya, termasuk kita semua di sini. Sikap hidup melindungi kepentingan
diri sendiri, mengejar kesenangan dan kenyamanan diri, semakin tumpul terhadap
penderitaan sesama apalagi ciptaan lainnya.

Marilah kita hening, membayangkan dan mendoakan begitu banyak manusia menderita,
memanggul salib karena dosa-dosa kita juga.

Tuhan, sadarkanlah kami untuk mau terlibat dalam kehidupan demokrasi di negara kami
lewat memberikan suara di pemilihan umum. Semoga kiranya Engkau memberkati dan
menyertai proses pemilihan umum sehingga berlangsung aman, lancar, bersih, adil, dan
dijauhkan dari segala bentuk kecurangan.
Marilah kita mohon, kabulkanlah doa kami Ya Tuhan.

Tuhan, bimbinglah kami agar bijaksana dalam memilih para pemimpin dan wakil rakyat
kami. Semoga para pemimpin dan wakil rakyat yang terpilih Kau anugerahi pula dengan
hikmat-Mu sehingga dapat bekerja dengan baik berdasarkan Pancasila, memperjuangkan
keadilan, dan keutuhan seluruh ciptaan. Marilah kita mohon …

Allah Bapa, sumber hidup kami, bantulah kami semua agar kami pantang menyerah dan
siap untuk berjuang, hidup sederhana, tidak mencari kemewahan, tidak serakah
memanfaatkan kekayaan alam, serta menemukan kekuatan yang lebih besar, sehingga
kami bisa memperbaiki situasi bumi ini bersama seluruh warga dengan dukungan
pemerintah dan pelaku bisnis. Marilah kita mohon …

Tuhan, bantulah kami untuk bersikap baik hati, lemah lembut, dan menjauhkan kekerasan
dalam sikap hidup kami. Buatkan kami untuk mengembangkan sikap aktif tanpa kekerasan.
Marilah kita mohon …

Tuhan, bantulah kami untuk berbelas kasih, terutama kepada orang-orang yang menjadi
korban kekerasan dan peperangan, para pengungsi, dan orang-orang yang tergusur.
Marilah kita mohon …

Tuhan, bantulah kami untuk menjadi pembawa damai dengan menjadi jembatan dan alat
perdamaian antara orang-orang yang berbeda ras, agama, dan kebudayaan. Marilah kita
mohon …

10
Tuhan, bantulah kami untuk bersikap adil dengan berusaha sekuat tenaga untuk
meningkatkan hubungan-hubungan yang benar dengan Allah, dengan semua orang, dan
dengan segenap ciptaan lainnya. Marilah kita mohon …

Bapa Kami.

Salam Maria 10 X

Kemuliaan.

Terpujilah.

Ya Yesus yang Baik.

11
Peristiwa Sedih yang Kelima
Yesus wafat disalib.

Air merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan. Tiada air berarti tiada
kehidupan. Betapa pentingnya air dalam kehidupan sehingga Tuhan menciptakannya
bersama-sama dengan langit dan bumi. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi
belum berbentuk dan kosong gelap gulita menutupi samudera raya dan roh Allah
melayang-layang di atas permukaan air” (Kej 1:1-2). Air tidak hanya memberikan kehidupan
jasmani tetapi juga memurnikan jiwa agar manusia memperoleh keselamatan. Yohanes
Pembaptis membaptis orang-orang sebagai tanda pertobatan untuk menyongsong
datangnya Mesias. “Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia
yang datang kemudian daripadaku lebih berkuasa daripadaku dan aku tidak layak
melepaskan kasutnya. Ia akan membaptis kamu dengan roh kudus dan dengan api” (Mat
3:11).

Lambung Tuhan Yesus mengeluarkan air dan darah ketika ia wafat disalib. Cassius, wakil
kepala pasukan Romawi yang menusukkan tombak-tombak ke dalam lambung Tuhan
Yesus, adalah orang pertama yang menerima air kehidupan. Air yang tercurah dari lambung
Tuhan Yesus itu membersihkan jiwa Cassius yang kemudian dibaptis dengan nama
Longinus, sehingga bisa melihat Yesus adalah sungguh-sungguh Anak Allah. Selain
menerima kesembuhan rohani, ia juga mendapatkan anugerah kesembuhan jasmani yaitu
matanya yang juling dipulihkan oleh Tuhan Yesus.

Berlimpahnya air sering membuat kita lupa untuk menghargainya. Kita mencemari air
dengan limbah-limbah, sehingga tercemar bakteri-bakteri yang mematikan. Air yang semula
layak dikonsumsi menjadi tidak layak untuk dinikmati. Air yang semula tenang berubah
menjadi ganas, sehingga menghancurkan kehidupan. Ketersediaan air bersih semakin hari
semakin mengkhawatirkan karena kita menggunakannya secara membabi buta. Sikap-sikap
kita yang tidak bertanggung jawab telah menyebabkan krisis air.

Pada Prapaskah dan pada peringatan Hari Air, kita hendaknya mulai menyadari kembali,
makna air sebagai pemberi kehidupan dan lambang kesucian. Kita selayaknya menjaga dan
melestarikannya. Kita harus ingat bahwa bila mata air terakhir berhenti menetes, maka kita
baru sadar bahwa uang tidak berarti apa-apa. Tanpa air bersih, kebinasaan menerkam kita.
Syair lagu ciptaan Slank yang berjudul “Krisis Air” sangat baik untuk menjadi permenungan
bagi kita dalam memulihkan keberadaan air. Ketika sungai-sungai kotor, mata air
terkontaminasi, ketika air tanah berlimpah, jangan cuma diam dan menunggu, berbuatlah
untuk air. Ketika sumur-sumur mengering, ketika bumi makin memanas, sumber kehidupan
tidak ada lagi, jangan cuma diam dan menunggu. Berhematlah, berhematlah, berhematlah
untuk air. Krisis air, krisis air, krisis air. Ketika kesegaran hilang, ketika kehausan datang,
ketika kematian menjelang, jangan cuma diam, jangan menunggu. Berlarilah, berlarilah,
berlarilah untuk air.

Mulai membiasakan diri menghemat air dalam kehidupan sehari-hari merupakan tindakan
konkret untuk memulihkan keagungan air. Kita mulai menghilangkan kebiasaan membuka
keran air wastafel saat masih menggosok gigi, bercukur, atau juga keran air saat masih
mencuci piring. Marilah kita menggunakan air sebijak mungkin pada saat mandi. Kita mulai
juga mengurangi penggunaan air dengan mencuci kendaraan, bukan dengan selang yang

12
dibiarkan air mengalir begitu saja tidak terpakai. Saat selesai menggunakan kloset, pastikan
tuas air kembali dalam posisi yang benar.

Pulihkan air, berkat Tuhan pun senantiasa mengalir. Air melambangkan berkat Tuhan,
dinyatakan oleh Yehezkiel. “Kemudian Ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan
sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke
timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian
samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah” (Yeh 47:1).

Marilah kita berdoa.


Allah Bapa pencipta semesta, Engkau telah menciptakan bumi seisinya, termasuk manusia
dengan air sebagai sumber kehidupan. Engkau juga menyegarkan ziarah hidup kami
dengan air dan menyucikan kami dengan air baptis. Kami mohon, nyalakanlah selalu niat
yang kami ungkapkan dengan penerimaan air baptis itu, supaya kami selalu ingat untuk juga
mewartakan cinta pada sesama dan dunia ini, termasuk memelihara air yang menjadi
sumber kehidupan dunia. Bunda Maria, bunda kehidupan, doakanlah anak-anakmu ini yang
juga sedang membangun niat bersama untuk memelihara bumi, termasuk air yang kami
butuhkan bagi kehidupan, supaya dengan demikian, kami pun mampu menjaga kehidupan
yang telah Bapa percayakan kepada kami.

Bapa Kami.

Salam Maria 10 X

Kemuliaan.

Terpujilah.

Ya Yesus yang Baik.

13
Doa Penutup
Allah Bapa kami, kedatangan-Mu di dalam hati kami memberikan kekuatan untuk
mewujudkan impian bumi yang indah. Kami Engkau ingatkan untuk hidup dengan suatu
kepekaan akan tanggung jawab universal, membangun kehidupan bersama ini. Kami Kau
sadarkan bahwa kami adalah keluarga dari satu bumi. Kami saling tergantung dan setiap
orang berbagi tanggung jawab untuk kebaikan bagi yang lain, baik manusia maupun seluruh
makhluk, baik di masa kini maupun di masa depan. Karena itu, tumbuhkanlah selalu dalam
hati kami, ya Bapa, semangat solidaritas dan kelembutan terhadap seluruh makhluk yang
ada di atas bumi ini. Akhirnya Ya Bapa, berilah kami hati yang tahu bersyukur atas seluruh
anugerah kehidupan-Mu. Bimbinglah kami agar bisa rendah hati untuk memohon ampun
ketika bersalah dan terangilah kami selalu agar bisa menjalani hidup dengan benar sesuai
dengan kehendak-Mu. Segala pujian bagi-Mu, Ya Allah Bapa kami, atas kebaikan-Mu
terhadap kami. Kami sampaikan semua doa-doa kami ini ke dalam nama Yesus Putra-Mu
yang hidup di tengah-tengah kami. Amin.

Berkat

I : Bapak, ibu, saudara-saudari yang terkasih. Kita akhiri rangkaian permenungan Rosario
Earth Hour ini dalam rangka gerakan sederhana kita untuk menyayangi bumi kita dengan
memohon berkat Tuhan.

I : Tuhan bersamamu.
U: dan bersama Roh-Mu.
I : Semoga kita semua, keluarga kita, komunitas kita, segala daya upaya kita, untuk
menciptakan bumi yang lebih baik dan lebih sehat, senantiasa dilindungi, dibimbing, dan
diberkati oleh Allah yang Maha Kuasa. Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U: Amin

Lagu Penutup
(Ave Maria)

Engkau yang dipilih Allah Bapa di surga


Untuk melahirkan Putra-Nya yang kudus
Engkaulah Bunda Kristus
Bunda Sang Penebus segala dosa manusia
Bunda Maria p'rawan yang tiada ternoda
Hatimu bersinar putih tiada bercela
Engkau Bunda Almasih
Yang diangkat ke surga penuh kemuliaan

Ave Maria, Ave Maria


Terpujilah Bunda
Terpuji namamu sepanjang segala masa

Ave Maria, Ave Maria


Syukur kepada-Nya
Tuhan yang pengasih selama-lamanya

14

Anda mungkin juga menyukai