JALAN SALIB
UMUM
Disusun oleh:
Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta
Bekerjasama dengan
Komisi PSE/APP-KAJ
Jl. Katedral no. 7, Jakarta 10710
1
Daftar Isi
2) Kata Pengantar............................................................................. 3
6) Penutup ..................................................................................... 21
2
Kata Pengantar
Maka melalui Tema APP 2024 tersebut, kita diajak untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama dengan berfokus pada tindakan-tindakan yang
memiliki prinsip mengedepankan kepentingan bersama (Solidaritas) dan
prinsip membantu komunitas yang lebih kecil tanpa menginterupsi otonomi
komunitas tersebut (Subsidiaritas), di mana semuanya itu didasari oleh
penghormatan terhadap martabat manusia.
Oleh karena itu, melalui Ibadat Jalan Salib ini, semoga kita semua dapat
belajar dan meneladani sikap dan perilaku Tuhan Yesus pada saat perjalanan
kisah sengsara-Nya demi keselamatan umat manusia, sehingga kita semua
dapat menjadi pribadi yang mampu menerapkan sikap dan perilaku
‘Solidaritas’ dan ‘Subsidiaritas’ dalam hidup sehari-hari dalam mewujudkan
kesejahteraan bersama.
3
Beberapa Petunjuk Praktis:
Suasana
• Hendaknya dijaga agar suasana meditatif dan kontemplatif sepanjang
ibadat.
• Hendaknya pelayan membacakan/membawakan renungan / doa
dengan tenang dan khusuk.
• Selama renungan dibacakan, disarankan agar umat berkontemplasi
pada gambar jalan salib daripada membaca renungan.
4
Nyanyian (pilih salah satu)
5
L Selamat pagi / siang / sore / malam, Romo / Suster / Bruder / Frater
Bapak / Ibu / Saudara-Saudari yang terkasih dalam Tuhan kita, Yesus
Kristus. Selamat datang di gereja / kapel …
Marilah kita siapkan hati, pikiran dan fisik kita agar kita mampu
merenungkan dengan sungguh Kisah Sengsara Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kita awali dengan lagu pembuka …
Lagu Pembuka
Kata Pengantar
P Saudara-saudari terkasih,
Dalam Ibadat Jalan Salib kali ini, kita diajak untuk merenungkan
tindakan-tindakan solidaritas dan subsidiaritas yang terjadi dalam
perjalanan kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus, di mana semuanya
itu berasal dari Allah dan demi kesejahteraan umat manusia, oleh sebab
kasih Allah yang begitu besar pada manusia. Melalui tindakan penebusan
yang dilakukan oleh Yesus, Sang Allah Putra, dengan memilih untuk
mengikuti kehendak Allah Bapa, manusia memperoleh kembali
kesempatan untuk mendapatkan keselamatan yang dari Allah sendiri.
Sehingga jika manusia mau berperilaku yang sesuai dengan kehendak
Allah dalam hidupnya sehari-hari, maka manusia dapat memperoleh
kesejahteraan duniawi dan kelak surgawi.
Oleh karena itu, semoga dengan mengikuti Ibadat Jalan Salib ini, kita
dituntun oleh kasih Allah melalui Roh Kudus, untuk mampu menjadi
pribadi yang selalu menghormati martabat manusia dan mengupayakan
tindakan yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas demi
terwujudnya kesejahteraan bersama.
P Marilah kita berdoa:
Allah Bapa yang Maharahim, rahmat-Mu senantiasa berlimpah, namun
sering kali kami lupa untuk bersyukur kepada-Mu dan meneruskan
rahmat-Mu kepada sesama kami. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami mohon bimbingan Roh Kudus-Mu sehingga kami
mampu mengubah perilaku kami dengan semakin menghormati sesama
dan memperhatikan kesejahteraan sesama kami melalui tindakan nyata
yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas. Dengan pengantaraan
Kristus, Tuhan kami. Amin.
6
Perhentian I: Yesus Dijatuhi Hukuman Mati
7
Perhentian II: Yesus Memanggul Salib
8
Perhentian III: Yesus Jatuh Untuk Pertama Kali
Setiap hari ada saja kejadian musibah di tengah masyarakat kita. Keadaan
ekonomi negara kita juga belum sepenuhnya pulih setelah pandemi Covid-
19 beberapa tahun terakhir. Kita dapat melakukan hal-hal yang
menunjukkan solidaritas kita untuk membantu masyarakat kita misalnya
dengan memberi bantuan donasi kemanusiaan, dan subsidiaritas dengan
menjadi mentor dalam usaha mikro dan kemitraan bisnis lokal atau
membiayai sekolah anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Niscaya
oleh karena pertolongan dari kita, masyarakat kecil terbantu dari
permasalahan ekonomi yang dihadapi. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, berilah kekuatan kepada kami agar kami tetap mampu
memikul salib di dunia ini dengan setia sampai akhir dan mampu mengikuti-
Mu melalui perilaku yang menunjukkan rasa solidaritas dan subsidiaritas.
Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Tuhan Yesus, tolong kami
bila kami jatuh lagi
kar’na salib yang berat.
9
Perhentian IV: Yesus Berjumpa Dengan Ibu-Nya
L Hati ibu mana yang tidak hancur, melihat anaknya yang harus memanggul
salib ke tempat yang akan menjadi tempat untuk menyerahkan nyawa?
Namun demikian, Bunda Maria tetap setia dalam melaksanakan tugasnya
sebagai seorang ibu mendampingi anaknya yang menderita demi
melaksanakan kehendak Allah Bapa.
Perjalanan hidup kita sebagai manusia biasa, bagaikan roda yang berputar.
Dengan tetap berpegang pada sabda-Nya untuk mengasihi sesama, pada
saat kita ‘di atas’ apakah kita mau melihat ‘ke bawah’ dan mengulurkan
tangan bagi yang sedang kesulitan dengan memberikan kail dan pancing
agar mereka mengusahakan untuk mendapatkan hasil? Atau kita malah
memandang rendah dan memanfaatkan mereka untuk kepentingan kita?
Hening sejenak
10
Perhentian V: Yesus Ditolong Simon Dari Kirene
L Simon bukanlah seorang Yahudi. Dia merupakan orang yang saleh dan bersedia
menempuh perjalanan ribuan mil ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Suci. Saat Simon
mendekati pintu gerbang kota, dia melihat kerumunan orang keluar dari kota. Simon
pasti menunjukkan simpati kepada Yesus yang telah diperlakukan dengan sangat kejam,
dan bahkan mungkin ia melangkah maju untuk membantu Yesus. Yesus memandang
Simon dengan tatapan kasih yang menggugah rasa belas kasih Simon. Apa yang terjadi
dengan Simon pada hari itu, dalam sekejap, mengubah seluruh arah hidupnya. Peristiwa
itu merupakan salah satu peristiwa tindakan cinta terbesar sepanjang sejarah. Salib
membawa Simon kepada kehidupan sejati. Salib menjadikan Simon bagian dari sejarah
keselamatan manusia.
Sudahkah kita melihat ‘insiden’ kehidupan kita dari sudut pandang salib?
Salah satu sikap penting adalah legowo menerima kehendak Tuhan sekali
pun tidak menyenangkan supaya kita dapat menanggungnya tanpa merasa
terbebani. Jika kita memilih untuk melakukan apa yang yang harus kita
lakukan dengan memandang ke salib Yesus, kita dapat mengubah beban
menjadi berkat bukan hanya bagi diri kita sendiri melainkan juga bagi
sesama dengan sikap solidaritas dan subsidiaritas. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, sadarkanlah kami untuk untuk tetap mau berupaya menolong
sesama kami yang sedang membutuhkan pertolongan, sekali pun kami memiliki
keterbatasan dalam berbagai hal sebagai manusia biasa, seperti yang dilakukan Simon
dari Kirene, melalui tindakan-tindakan yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas,
demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan
sepanjang masa. Amin.
11
Perhentian VI: Veronika Mengusap Wajah Yesus
L Di tengah risiko yang cukup besar untuk ditangkap oleh para prajurit,
Veronika, tergerak oleh belas kasihan, menembus kerumunan orang banyak
lalu menyeka darah dan keringat dari wajah Yesus dengan kerudungnya
sehingga wajah Yesus tergambar di sana.
Veronika atau yang dalam bahasa Latin berarti : gambar nyata, dihormati
sebagai orang kudus karena ketulusan kasihnya dalam meringankan beban
Yesus dalam penderitaan-Nya memanggul salib ke Golgota.
12
Perhentian VII: Yesus Jatuh Untuk Kedua Kalinya
13
Perhentian VIII:
Yesus Menghibur Para Perempuan Yang Menangisi-Nya
L Walaupun di sana masih banyak orang dan dengan keadaan yang sangat
kelelahan, Yesus mencoba menghibur perempuan-perempuan yang
mengikuti-Nya. "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi
Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!”.
14
Perhentian IX: Yesus Jatuh Untuk Ketiga Kalinya
L Untuk ketiga kalinya, Yesus jatuh lagi. Lebih dari sebelumnya, kali ini
penuh kerapuhan. Dengan cinta-Nya yang besar kepada umat manusia, Ia
mengumpulkan tenaga yang masih tersisa untuk bangkit kembali dan
menyelesaikan karya keselamatan yang telah dipercayakan oleh Bapa kepada-
Nya. Cinta mengalahkan rasa sakit.
Fase hidup yang ketiga: menjadi tua dengan tubuh yang semakin renta.
Ketika Yesus dalam perjalanan sengsara mengalami jatuh kali ke tiga, betapa
dalam hal ini Bapa mengingatkan kita dalam tujuan hidup kita ke arah kekal,
seringkali kita pun mengalami jatuh di masa tua. Bukanlah kegagalan di masa
muda penyebabnya, namun sikap hidup kita yang acapkali merasa sudah
renta, tak lagi berguna bagi sesama dan Gereja, padahal justru ketika usia
kita semakin menapaki senja, kita semakin bijaksana dan berpeluang besar
berbuat banyak hal bagi masyarakat, lingkungan dan makhluk hidup lain.
Tubuh renta bukan alasan, usia senja tak menjadi sekat dalam menebar kasih
pada alam semesta. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, sadarkanlah kami pertambahan usia bukan berarti
tertutup kesempatan kami untuk berbuat baik bagi sesama dan Gereja.
Melainkan agar kami tetap bersemangat mengisi hari-hari hidup kami
dengan hal-hal yang berguna bagi sesama dan semakin peduli lingkungan
hidup sehingga kami akhirnya mampu menjadi pribadi yang terbiasa
memperhatikan kesejahteraan bersama melalui perilaku yang didasari oleh
prinsip solidaritas dan subsidiaritas. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan
sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Bila hatiku gelisah
kar’na dosa dan derita,
tangan-Mu ulurkanlah.
15
Perhentian X: Pakaian Yesus Ditanggalkan
16
Perhentian XI: Yesus Dipaku Di Kayu Salib
Di dunia ini bagi orang yang sepenuhnya mau menjalani kehendak atau
perintah Allah, ia terlihat seperti orang bodoh. Tawaran dunia begitu
menarik namun sayangnya hanya bersifat sementara. Sebagai pengikut
Kristus, mampukah kita ‘memakukan’ keinginan duniawi pribadi kita dengan
lebih meningkatkan kepedulian sosial, solidaritas dan subsidiaritas kita
dengan berbagai aksi nyata bagi sesama dan lingkungan hidup? Hening
sejenak
17
Perhentian XII: Yesus Wafat Di Salib
18
kepada-Mu. Dan semoga kami senantiasa memiliki rasa solidaritas dan
subsidiaritas dengan menghargai serta merawat alam ciptaan-Mu demi
kelangsungan hidup kami sendiri. Mampukan kami menjadi pribadi yang
berani dan bersedia untuk berbagi atas apa yang kami miliki, menolong
sesama dan makhluk hidup lain yang membutuhkan untuk terwujudnya
kesejahteraan bersama. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang
masa. Amin.
19
Perhentian XIII: Yesus Diturunkan Dari Salib
L Adalah seorang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar dan seorang yang
baik lagi benar. Ia berasal dari Arimatea dan menanti-nantikan Kerajaan
Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jasad Yesus. Dan
sesudahnya ia mengapaninya dengan kain lenan lalu membaringkannya di
dalam kubur yang belum pernah digunakan.
Yesus yang adalah Allah sendiri telah menunjukkan solidaritas dan
subsidiaritas-Nya pada manusia lewat hidup dan kematian-Nya. Maka kita
sebagai pengikut-Nya harus siap untuk berempati, memberi diri dan turun
membantu sesama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel lewat
berbagai aksi nyata baik yang diadakan di gereja atau di komunitas untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Hening sejenak.
Tuhan Yesus Kristus, mampukanlah kami untuk menjadi pribadi yang tetap
berani berperilaku baik dan benar, seperti Yusuf dari Arimatea, sebagai
bentuk upaya kami untuk memperkuat solidaritas dan subsidiaritas dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan bersama, sekalipun muncul berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dari orang-orang lain yang tidak
menyukainya karena berbagai alasan. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini
dan sepanjang masa. Amin.
20
Perhentian XIV: Yesus Dimakamkan
21
Penutup
Dalam hidup kita sehari-hari, sebagaimana Kristus yang telah lebih dahulu
memikul salib-Nya dalam rangka mengikuti kehendak Bapa demi
terpenuhinya rencana penebusan Allah dan memberikan kesempatan
kepada manusia untuk memperoleh keselamatan dari Allah, kita juga harus
memikul salib kita masing-masing dan mengikuti Kristus dengan
melaksanakan kehedak-Nya, agar kita dapat menjadi layak bagi-Nya dan
dapat menjadi murid-Nya.
Namun demikian, sekalipun kita harus memikul salib kita di dunia ini dan
mengikuti Kristus; bagi kita yang memilih untuk memikul salib kita di dunia
ini dan mengikuti Kristus dengan melaksanakan kehendak-Nya, kita tidak
akan pernah memikul salib kita dan mengikuti Kristus dengan berjalan
seorang diri saja, sebab Tuhan Yesus Kristus berjanji untuk senantiasa
menyertai dan menolong kita sampai akhir perjalanan kita di dunia ini. Janji
Kristus tersebut menunjukkan solidaritas dan subsidiaritas Allah kepada
kita, sebab Allah ingin manusia memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan keselamatan berupa kesejahteraan duniawi dan surgawi.
Oleh karena itu kita pun diajak untuk menjadi pribadi yang mampu
mewujudkan kesejahteraan bersama, melalui perilaku yang memiliki prinsip
solidaritas dan subsidiaritas, khususnya bagi mereka yang lemah, miskin,
kecil, tersingkir dan difabel.
22
Sejak awal penciptaan dunia, Engkau menghendaki agar manusia sejahtera
dan bahagia karena kasih-Mu yang sedemikian besar. Semoga lewat Ibadat
Jalan Salib ini, kami dapat terus termotivasi untuk memunculkan perilaku
yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas demi mewujudkan
kesejahteraan bersama, khususnya bagi mereka yang lemah, miskin, kecil,
tersingkir dan difabel. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami.
U Amin
Berkat
P Semoga kita sekalian diberkati oleh † Allah yang Mahakuasa, Bapa dan
Putra, dan Roh Kudus
U Amin
P Saudara sekalian, Ibadat Jalan Salib telah selesai. Marilah kita pergi dan
terus memperkuat solidaritas dan subsidiaritas demi terwujudnya
kesejahteraan bersama.
U Syukur kepada Allah
Lagu Penutup
23