Anda di halaman 1dari 23

AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2024

JALAN SALIB
UMUM

MEMPERKUAT SOLIDARITAS DAN SUBSIDIARITAS


UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN BERSAMA

Disusun oleh:
Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta
Bekerjasama dengan
Komisi PSE/APP-KAJ
Jl. Katedral no. 7, Jakarta 10710

1
Daftar Isi

1) Daftar Isi .................................................................................... 2

2) Kata Pengantar............................................................................. 3

3) Beberapa Petunjuk Praktis ............................................................. 4

4) Nyanyian Jalan Salib ..................................................................... 5

5) Ibadat Jalan Salib ........................................................................ 6

6) Penutup ..................................................................................... 21

2
Kata Pengantar

Setelah mengawali tema Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta dengan


penghormatan martabat manusia yang menjadi dasar demi mencapai tujuan
kesejahteraan bersama, maka tema tahun 2024 ini adalah “Solidaritas Dan
Subsidiaritas”. Tema ini merupakan cara bertindak Gereja sebagai gerakan
bersama dalam mewujudkan cita-cita tercapainya kesejahteraan.

Dalam “10 Prinsip Ajaran Sosial Gereja”, Solidaritas merupakan tanggapan


moral terhadap realitas bahwa manusia adalah makhluk yang saling
bergantung satu sama lain sehingga semestinya bukan hanya
mengedepankan kepentingan individu melainkan mengedepankan tanggung
jawab terhadap semua. Sedangkan Subsidiaritas berarti komunitas di skala
yang lebih luas dan lebih tinggi mesti memberi dukungan pada komunitas
yang ruang lingkupnya lebih kecil dan levelnya lebih rendah, tanpa
menginterupsi otonomi komunitas di level yang lebih rendah itu.

Maka melalui Tema APP 2024 tersebut, kita diajak untuk mewujudkan
kesejahteraan bersama dengan berfokus pada tindakan-tindakan yang
memiliki prinsip mengedepankan kepentingan bersama (Solidaritas) dan
prinsip membantu komunitas yang lebih kecil tanpa menginterupsi otonomi
komunitas tersebut (Subsidiaritas), di mana semuanya itu didasari oleh
penghormatan terhadap martabat manusia.

Oleh karena itu, melalui Ibadat Jalan Salib ini, semoga kita semua dapat
belajar dan meneladani sikap dan perilaku Tuhan Yesus pada saat perjalanan
kisah sengsara-Nya demi keselamatan umat manusia, sehingga kita semua
dapat menjadi pribadi yang mampu menerapkan sikap dan perilaku
‘Solidaritas’ dan ‘Subsidiaritas’ dalam hidup sehari-hari dalam mewujudkan
kesejahteraan bersama.

Selamat menjalankan masa Prapaskah. Tuhan memberkati kita semua.

3
Beberapa Petunjuk Praktis:

Petugas Jalan Salib:


• Pemimpin (bisa dua orang, dapat juga melibatkan lektor untuk
membaca bagian renungan).
• Putra Altar.
• Organis dan Dirigen/Solis.

Tata gerak (sejauh tempat memungkinkan)


• Nyanyian antar perhentian dibawakan sambil berdiri / berjalan.
• Dialog “Kami menyembah Dikau…” dibawakan sambil berlutut.
• Selama mendengarkan renungan, umat berdiri.
• Waktu Pemimpin (P) membawakan doa, umat berdiri.

Suasana
• Hendaknya dijaga agar suasana meditatif dan kontemplatif sepanjang
ibadat.
• Hendaknya pelayan membacakan/membawakan renungan / doa
dengan tenang dan khusuk.
• Selama renungan dibacakan, disarankan agar umat berkontemplasi
pada gambar jalan salib daripada membaca renungan.

Tata Ruang dan Musik Pengiring


• Suara renungan dan doa lebih diperhatikan agar dapat didengarkan
dengan jelas dan baik oleh semua umat.
• Volume musik pengiring disesuaikan dan hendaknya bisa membawa
umat berkonsentrasi dan masuk dalam suasana meditatif dan
kontemplatif.

4
Nyanyian (pilih salah satu)

LAGU 1 do=g 2/4 (PS 201)


1 2 | 3 2 | 3 5 | 4 3 |
Ma- ri ki- ta me- re- nung-kan
3 2 | 1 7 | 6 7 | 6 5 |
Ye- sus yang men- ja- di kur-ban
2 1 | 2 3 | 2 1 | 1 . ||
Kar’ na cin- ta ka- sih- Nya
Syair : Tim PS KWI 1992, Lagu : Köln 1638, Stabat mater dolorosa (disederhanakan)

LAGU 2 do=g 2/4 (PS 202)


1 2 | 3 3 | 4 5 | 3 3 |
Ma - ri ki- ta me- re nung-kan
5 5 | 4 4 |32 34| 2 2 |
Ye- sus yang men- ja- di kur- ban
1 2 | 3 43| 2 2 | 1 . ||
Kar’ na cin- ta ka- sih- Nya
Syair : Tim PS KWI 1992, Lagu : Proprium II 1968

LAGU 3 la=d 2/4 4/4 (PS 203)


3 2 | 1 3 | 5 4 | 3 . | 2 . |
Ma-ri ki- ta me- re nung- kan
3 3 | 4 3 | 6 5 | 4 . | 3 . |
Ye-sus yang men ja- di kur- ban
4 2 | 1 1 | 7 7 | 6 . ||
Kar’ na cin- ta ka- sih- Nya
Syair : Tim PS KWI 1992, Lagu : G. de Bruijn

5
L Selamat pagi / siang / sore / malam, Romo / Suster / Bruder / Frater
Bapak / Ibu / Saudara-Saudari yang terkasih dalam Tuhan kita, Yesus
Kristus. Selamat datang di gereja / kapel …
Marilah kita siapkan hati, pikiran dan fisik kita agar kita mampu
merenungkan dengan sungguh Kisah Sengsara Tuhan kita, Yesus Kristus.
Kita awali dengan lagu pembuka …

Lagu Pembuka

Tanda Salib dan Salam


P Dalam nama † Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga Tuhan beserta kita
U Sekarang dan selama-lamanya

Kata Pengantar
P Saudara-saudari terkasih,
Dalam Ibadat Jalan Salib kali ini, kita diajak untuk merenungkan
tindakan-tindakan solidaritas dan subsidiaritas yang terjadi dalam
perjalanan kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus, di mana semuanya
itu berasal dari Allah dan demi kesejahteraan umat manusia, oleh sebab
kasih Allah yang begitu besar pada manusia. Melalui tindakan penebusan
yang dilakukan oleh Yesus, Sang Allah Putra, dengan memilih untuk
mengikuti kehendak Allah Bapa, manusia memperoleh kembali
kesempatan untuk mendapatkan keselamatan yang dari Allah sendiri.
Sehingga jika manusia mau berperilaku yang sesuai dengan kehendak
Allah dalam hidupnya sehari-hari, maka manusia dapat memperoleh
kesejahteraan duniawi dan kelak surgawi.
Oleh karena itu, semoga dengan mengikuti Ibadat Jalan Salib ini, kita
dituntun oleh kasih Allah melalui Roh Kudus, untuk mampu menjadi
pribadi yang selalu menghormati martabat manusia dan mengupayakan
tindakan yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas demi
terwujudnya kesejahteraan bersama.
P Marilah kita berdoa:
Allah Bapa yang Maharahim, rahmat-Mu senantiasa berlimpah, namun
sering kali kami lupa untuk bersyukur kepada-Mu dan meneruskan
rahmat-Mu kepada sesama kami. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, kami mohon bimbingan Roh Kudus-Mu sehingga kami
mampu mengubah perilaku kami dengan semakin menghormati sesama
dan memperhatikan kesejahteraan sesama kami melalui tindakan nyata
yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas. Dengan pengantaraan
Kristus, Tuhan kami. Amin.

6
Perhentian I: Yesus Dijatuhi Hukuman Mati

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Pilatus tahu bahwa sesungguhnya Yesus tidak bersalah. Namun demi


menjaga reputasi dan kelanggengan kekuasaannya, Pilatus memilih untuk
mengorbankan Yesus.
Disadari atau tidak, terkadang kita mengorbankan orang lain demi
mencapai tujuan atau ambisi kita dalam meraih sesuatu dengan bersikap
seolah-olah kita tidak mampu. Kita lupa untuk menunjukkan solidaritas dan
subsidiaritas terhadap orang lain.
Misalnya dalam persaingan harga di dunia usaha : memasang tarif atau
harga serendah mungkin agar mendatangkan banyak pelanggan dan
keuntungan tanpa peduli dengan usaha orang lain yang akhirnya sepi
ditinggalkan pelanggan karena harga yang dianggap mahal; menyebarkan
fitnah terhadap produk/usaha orang lain; memilih tarif atau harga termurah
tanpa peduli dengan kualitas barang atau jasa yang diberikan; menekan
harga semurah mungkin; dan meminta diskon hanya karena orang lain
mendapatkannya. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, semoga Engkau menuntun hati nurani kami agar
selalu mampu mengupayakan tindakan-tindakan yang memiliki prinsip
solidaritas dan subsidiaritas bukan hanya karena kepentingan diri kami
semata namun demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Sebab Engkaulah
Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P Tuhan, kasihanilah kami.


U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Anak domba tak bersalah,
ajar kami pun berpasrah,
taat pada Bapa-Mu.

7
Perhentian II: Yesus Memanggul Salib

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Yesus telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya
kita yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Dari sebab itu,
kita harus menyangkal diri dan memikul salib, agar kita dapat disebut
sebagai murid-Nya dan menjadi layak bagi-Nya.
Menyangkal diri berarti tidak lagi memikirkan kepentingannya sendiri.
Hidup penyangkalan diri berarti hidup yang di dalamnya ada perubahan
yang nyata. Untuk mengikut Yesus, tidak ada kesempatan untuk kolusi,
korupsi dan nepotisme. Seorang pengikut Yesus harus menyangkal diri,
memikul salib dan mengikut Yesus. Meninggalkan apa yang kita suka dan
senangi, menghindari sikap konsumerisme, boros dan gaya hidup mewah,
mengarahkan kehidupan kita menjadi seorang yang patuh pada perintah
Tuhan dan melaksanakannya, rajin ke gereja mengikuti misa, membaca
Kitab Suci dan berdoa. Hening sejenak

P Marilah kita berdoa:


Tuhan Yesus Kristus, mampukanlah kami agar sungguh dapat mengikuti-Mu
dengan menyangkal diri dan sanggup melakukan tindakan-tindakan yang
memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas demi kehidupan yang lebih baik
lagi sehingga kami dapat menikmati kebahagiaan di Surga kelak. Sebab
Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Kayu salib Dia panggul.
Mari kita pun memikul
salib kita di dunia.

8
Perhentian III: Yesus Jatuh Untuk Pertama Kali

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Sebagaimana dialami Yesus berjalan sembari memanggul salib
ketidakadilan bukan perkara mudah. Kejatuhan Yesus menunjukkan bahwa
salib yang dipanggul-Nya sangat berat dan menyengsarakan. Namun Yesus
bangkit untuk melanjutkan perjalanan. Hal ini menunjukkan solidaritas dan
subsidiaritas Yesus bahwa ‘penyakit kitalah yang ditanggungnya dan
kesengsaraan kita yang dipikulnya’ (Yesaya 53:4) sekali pun Yesus adalah
Allah sendiri.

Setiap hari ada saja kejadian musibah di tengah masyarakat kita. Keadaan
ekonomi negara kita juga belum sepenuhnya pulih setelah pandemi Covid-
19 beberapa tahun terakhir. Kita dapat melakukan hal-hal yang
menunjukkan solidaritas kita untuk membantu masyarakat kita misalnya
dengan memberi bantuan donasi kemanusiaan, dan subsidiaritas dengan
menjadi mentor dalam usaha mikro dan kemitraan bisnis lokal atau
membiayai sekolah anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Niscaya
oleh karena pertolongan dari kita, masyarakat kecil terbantu dari
permasalahan ekonomi yang dihadapi. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, berilah kekuatan kepada kami agar kami tetap mampu
memikul salib di dunia ini dengan setia sampai akhir dan mampu mengikuti-
Mu melalui perilaku yang menunjukkan rasa solidaritas dan subsidiaritas.
Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Tuhan Yesus, tolong kami
bila kami jatuh lagi
kar’na salib yang berat.

9
Perhentian IV: Yesus Berjumpa Dengan Ibu-Nya

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Hati ibu mana yang tidak hancur, melihat anaknya yang harus memanggul
salib ke tempat yang akan menjadi tempat untuk menyerahkan nyawa?
Namun demikian, Bunda Maria tetap setia dalam melaksanakan tugasnya
sebagai seorang ibu mendampingi anaknya yang menderita demi
melaksanakan kehendak Allah Bapa.

Perjalanan hidup kita sebagai manusia biasa, bagaikan roda yang berputar.
Dengan tetap berpegang pada sabda-Nya untuk mengasihi sesama, pada
saat kita ‘di atas’ apakah kita mau melihat ‘ke bawah’ dan mengulurkan
tangan bagi yang sedang kesulitan dengan memberikan kail dan pancing
agar mereka mengusahakan untuk mendapatkan hasil? Atau kita malah
memandang rendah dan memanfaatkan mereka untuk kepentingan kita?
Hening sejenak

P Marilah kita berdoa:


Tuhan Yesus Kristus, semoga kami dapat meneladani Bunda Maria, dengan
selalu berupaya untuk setia dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab kami sebagai pengikut-Mu, melalui perilaku yang menunjukkan
solidaritas dan subsidiaritas pada sesama demi terwujudnya kesejahteraan
bersama. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.

P Tuhan, kasihanilah kami.


U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

O Maria, Bunda kudus,


yang setia ikut Yesus,
kau teladan hidupku.

10
Perhentian V: Yesus Ditolong Simon Dari Kirene

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Simon bukanlah seorang Yahudi. Dia merupakan orang yang saleh dan bersedia
menempuh perjalanan ribuan mil ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Suci. Saat Simon
mendekati pintu gerbang kota, dia melihat kerumunan orang keluar dari kota. Simon
pasti menunjukkan simpati kepada Yesus yang telah diperlakukan dengan sangat kejam,
dan bahkan mungkin ia melangkah maju untuk membantu Yesus. Yesus memandang
Simon dengan tatapan kasih yang menggugah rasa belas kasih Simon. Apa yang terjadi
dengan Simon pada hari itu, dalam sekejap, mengubah seluruh arah hidupnya. Peristiwa
itu merupakan salah satu peristiwa tindakan cinta terbesar sepanjang sejarah. Salib
membawa Simon kepada kehidupan sejati. Salib menjadikan Simon bagian dari sejarah
keselamatan manusia.

Sudahkah kita melihat ‘insiden’ kehidupan kita dari sudut pandang salib?
Salah satu sikap penting adalah legowo menerima kehendak Tuhan sekali
pun tidak menyenangkan supaya kita dapat menanggungnya tanpa merasa
terbebani. Jika kita memilih untuk melakukan apa yang yang harus kita
lakukan dengan memandang ke salib Yesus, kita dapat mengubah beban
menjadi berkat bukan hanya bagi diri kita sendiri melainkan juga bagi
sesama dengan sikap solidaritas dan subsidiaritas. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, sadarkanlah kami untuk untuk tetap mau berupaya menolong
sesama kami yang sedang membutuhkan pertolongan, sekali pun kami memiliki
keterbatasan dalam berbagai hal sebagai manusia biasa, seperti yang dilakukan Simon
dari Kirene, melalui tindakan-tindakan yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas,
demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan
sepanjang masa. Amin.

P Tuhan, kasihanilah kami.


U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Apapun yang kau lakukan


bagi para penderita,
pada Tuhan berkenan.

11
Perhentian VI: Veronika Mengusap Wajah Yesus

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Di tengah risiko yang cukup besar untuk ditangkap oleh para prajurit,
Veronika, tergerak oleh belas kasihan, menembus kerumunan orang banyak
lalu menyeka darah dan keringat dari wajah Yesus dengan kerudungnya
sehingga wajah Yesus tergambar di sana.
Veronika atau yang dalam bahasa Latin berarti : gambar nyata, dihormati
sebagai orang kudus karena ketulusan kasihnya dalam meringankan beban
Yesus dalam penderitaan-Nya memanggul salib ke Golgota.

Melalui tindakan Veronika, kita diajarkan rasa solidaritas bahwa tindakan


sederhana yang kita lakukan bagi sesama memberi dampak besar. Misalnya
dengan ketaatan kita sebagai warganegara dalam membayar pajak,
digunakan untuk pembangunan yang bermanfaat bagi setiap warga negara.
Para pejabat dan pelayan pajak harus menyadari bahwa uang pajak atau
anggaran negara itu berasal dari masyarakat dan harus digunakan kembali
untuk kesejahteraan bersama bukan disalahgunakan untuk kepentingan
pribadi. Hening sejenak

P Marilah kita berdoa:


Tuhan Yesus Kristus, doronglah kami agar dapat bertindak seperti Veronika,
melakukan hal positif walaupun sederhana demi kepentingan bersama
tanpa memandang perbedaan. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan
sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Bila kita meringankan


duka orang yang sengsara,
Tuhan Allah berkenan.

12
Perhentian VII: Yesus Jatuh Untuk Kedua Kalinya

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Yesus hampir tenggelam di bawah beban berat salib-Nya dan jatuh terkulai
dalam sengsara di pundak-Nya. Yesus terhuyung-huyung dan jatuh untuk
kedua kalinya di atas kedua tangan dan lutut-Nya. Namun Ia perlahan
berusaha bangkit dan melanjutkan perjalanan-Nya.
Zaman sekarang ini orang dengan mudahnya menggunakan jari
menyebarkan berita dan memberikan komentar di media sosial berisikan
fitnah, ujaran kebencian, ajaran sesat, hujatan, tuduhan, hinaan, ajakan
boikot dan lain-lain. Saling menyerang ajaran agama lain dan merasa
paling benar. Gereja kerap menerima perlakuan kurang baik dari sebagian
orang yang ingin memecah-belah persatuan, perdamaian dan
persaudaraan.
Adalah baik kita sebagai pengikut Kristus tetap melakukan perintah-Nya
untuk mengasihi Allah dan sesama. Lewat solidaritas dan subsidiaritas kita
menjalin relasi dan komunikasi yang baik dengan semua orang tanpa
memandang perbedaan. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa:
Tuhan Yesus Kristus, doronglah kami untuk mau bangkit lagi bila kami
terjatuh akibat beratnya beban salib yang harus kami pikul. Gerakkanlah
kami untuk mau menjadi sarana pertolongan dari-Mu bagi mereka yang
membutuhkan melalui komunikasi dan tindakan yang didasari oleh prinsip
solidaritas dan subsidiaritas demi terwujudnya kesejahteraan bersama.
Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Bilamana kami goyah,
dan tercampak kar’na salah,
ya Tuhan, tegakkanlah.

13
Perhentian VIII:
Yesus Menghibur Para Perempuan Yang Menangisi-Nya

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Walaupun di sana masih banyak orang dan dengan keadaan yang sangat
kelelahan, Yesus mencoba menghibur perempuan-perempuan yang
mengikuti-Nya. "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi
Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!”.

Dalam peziarahan hidup, kita tidak terlepas dari yang namanya


penderitaan. Banyak penderitaan yang kita lalui baik dari yang kecil sampai
yang besar, selalu datang menerpa kita silih berganti dalam perjalanan
hidup kita. Yesus mengajarkan kita agar tetap mendoakan dan mau peduli
kepada orang lain, meskipun kita sendiri sedang berada dalam kondisi yang
kurang baik. Misalnya, kita dapat melakukan edukasi tentang cara hidup
sehat; atau konseling untuk keluarga atau individu yang sedang
menghadapi masalah. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, tuntunlah kami agar kami menyadari dan menyesali
dosa-dosa kami, serta bantulah kami dengan rahmat-Mu agar kami dapat
memperbaiki perilaku kami dengan menjadi pribadi yang lebih peduli pada
sesama, melalui tindakan yang didasari oleh prinsip solidaritas dan
subsidiaritas demi terwujudnya kesejahteraan bersama.
Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Dalam tobat yang sejati,
kini akan kuratapi
dosa dan pelanggaran.

14
Perhentian IX: Yesus Jatuh Untuk Ketiga Kalinya

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Untuk ketiga kalinya, Yesus jatuh lagi. Lebih dari sebelumnya, kali ini
penuh kerapuhan. Dengan cinta-Nya yang besar kepada umat manusia, Ia
mengumpulkan tenaga yang masih tersisa untuk bangkit kembali dan
menyelesaikan karya keselamatan yang telah dipercayakan oleh Bapa kepada-
Nya. Cinta mengalahkan rasa sakit.

Fase hidup yang ketiga: menjadi tua dengan tubuh yang semakin renta.
Ketika Yesus dalam perjalanan sengsara mengalami jatuh kali ke tiga, betapa
dalam hal ini Bapa mengingatkan kita dalam tujuan hidup kita ke arah kekal,
seringkali kita pun mengalami jatuh di masa tua. Bukanlah kegagalan di masa
muda penyebabnya, namun sikap hidup kita yang acapkali merasa sudah
renta, tak lagi berguna bagi sesama dan Gereja, padahal justru ketika usia
kita semakin menapaki senja, kita semakin bijaksana dan berpeluang besar
berbuat banyak hal bagi masyarakat, lingkungan dan makhluk hidup lain.
Tubuh renta bukan alasan, usia senja tak menjadi sekat dalam menebar kasih
pada alam semesta. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, sadarkanlah kami pertambahan usia bukan berarti
tertutup kesempatan kami untuk berbuat baik bagi sesama dan Gereja.
Melainkan agar kami tetap bersemangat mengisi hari-hari hidup kami
dengan hal-hal yang berguna bagi sesama dan semakin peduli lingkungan
hidup sehingga kami akhirnya mampu menjadi pribadi yang terbiasa
memperhatikan kesejahteraan bersama melalui perilaku yang didasari oleh
prinsip solidaritas dan subsidiaritas. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan
sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Bila hatiku gelisah
kar’na dosa dan derita,
tangan-Mu ulurkanlah.

15
Perhentian X: Pakaian Yesus Ditanggalkan

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Martabat dan harga diri Yesus ditanggalkan seiring dengan pakaian-Nya. Ini
menggambarkan suatu penghinaan dan ketidakberdayaan-Nya yang tiada
tara.
Allah menciptakan manusia dengan martabat yang paling tinggi dari antara
semua ciptaan-Nya sebagai bentuk solidaritas dan subsidiaritas Allah pada
manusia. Tetapi seiring dengan majunya peradaban manusia di dunia saat
ini, semakin banyak tantangan yang masyarakat kita hadapi : penggunaan
narkoba, pornografi, pergaulan bebas, aborsi, penipuan, perdagangan
manusia, pembunuhan dan lain-lain. Kita harus tetap menjaga martabat
yang telah dianugerahkan oleh Allah dengan sebaik-baiknya sampai saat
nanti kita berhadapan langsung dengan pencipta kita dan berani menolak
semua hal-hal yang merusak martabat kita. Hening sejenak
P Marilah kita berdoa
Tuhan Yesus Kristus, oleh penderitaan dan wafat-Mu, Engkau memulihkan
martabat kami yang rendah akibat dosa kami sendiri. Semoga kami mau
sungguh bertobat, dengan mengubah perilaku kami agar lebih
mengutamakan prinsip solidaritas dan subsidiaritas yang didasari oleh
penghormatan terhadap martabat manusia, demi terwujudnya
kesejahteraan bersama. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang
masa. Amin.

P Tuhan, kasihanilah kami.


U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Pakaian-Mu dibagikan,
martabat-Mu direndahkan;
Kautinggikan harkatku.

16
Perhentian XI: Yesus Dipaku Di Kayu Salib

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Para serdadu tidak membiarkan Yesus beristirahat melainkan


memerintahkan-Nya untuk bangkit berdiri dan menempatkan diri di atas
kayu salib agar mereka dapat memakukan-Nya pada salib. Lalu para
prajurit membuat salib itu berdiri tegak. Yesus terlihat menjadi begitu hina
dan jahat, sebab selain disalibkan di antara dua orang penjahat, Yesus juga
disalibkan dengan mahkota duri dan terpasang juga tulisan di atas kepala
yang berbunyi “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”.

Di dunia ini bagi orang yang sepenuhnya mau menjalani kehendak atau
perintah Allah, ia terlihat seperti orang bodoh. Tawaran dunia begitu
menarik namun sayangnya hanya bersifat sementara. Sebagai pengikut
Kristus, mampukah kita ‘memakukan’ keinginan duniawi pribadi kita dengan
lebih meningkatkan kepedulian sosial, solidaritas dan subsidiaritas kita
dengan berbagai aksi nyata bagi sesama dan lingkungan hidup? Hening
sejenak

P Marilah kita berdoa


Tuhan Yesus Kristus, mampukan kami untuk menahan keinginan duniawi
kami dan lebih mengedepankan kepedulian dan solidaritas pada sesama
dan alam ciptaan-Mu agar dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik di
masa depan dengan didasari penghormatan terhadap martabat manusia
demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Sebab Engkaulah Tuhan kami
kini dan sepanjang masa. Amin.

P Tuhan, kasihanilah kami.


U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Dari salib Kau melihat


tak terbilang yang menghujat,
berapakah yang taat.

17
Perhentian XII: Yesus Wafat Di Salib

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia
L Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi
seluruh daerah itu. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke
dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
Semua berlutut dan hening sejenak
Pada saat pada saat kematian Yesus terjadi perubahan cuaca yang cukup
dramatis sebagai tanda-tanda semesta. Langit menjadi gelap dan angin
bertiup kencang. Terjadi pula gempa bumi. Tanda alam tersebut adalah
tanda dari kekuatan Tuhan dan keagungan kematian Yesus. Perubahan
cuaca tersebut adalah cara Allah menunjukkan dukungan-Nya terhadap
Yesus dan bahwa kematian Yesus dianggap sebagai pengorbanan yang
benar dan suci yang berkenan kepada Allah. Wafat Yesus tertuju pula bagi
penebusan seluruh alam semesta yang mengalami krisis ekologi. Allah
menciptakan alam semesta dengan tujuan untuk memberikan kehidupan
dan keberlanjutan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Namun akibat
dosa manusia, alam semesta mengalami kerusakan ekologis. Melalui
kematian Yesus, manusia diberi kesempatan untuk memperbaiki perilaku
dan tindakan mereka yang merusak lingkungan hidup dan memulihkan
kerusakan yang terjadi di alam semesta. Kematian Yesus mengajarkan
pentingnya menjaga dan merawat lingkungan hidup secara bertanggung
jawab. Bapa Suci, Paus Fransiskus memandang wafat Yesus sebagai simbol
kasih sayang Tuhan yang mendalam. Hening sejenak

P Marilah kita berdoa


Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas pengorbanan-Mu di kayu salib
demi memperbaiki kembali hubungan kami dengan Allah Bapa. Semoga
pengorbanan-Mu itu tidak sia-sia tetapi semakin membawa kami dekat

18
kepada-Mu. Dan semoga kami senantiasa memiliki rasa solidaritas dan
subsidiaritas dengan menghargai serta merawat alam ciptaan-Mu demi
kelangsungan hidup kami sendiri. Mampukan kami menjadi pribadi yang
berani dan bersedia untuk berbagi atas apa yang kami miliki, menolong
sesama dan makhluk hidup lain yang membutuhkan untuk terwujudnya
kesejahteraan bersama. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang
masa. Amin.

P Tuhan, kasihanilah kami.


U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Biji mati menghasilkan


buah yang berkelimpahan;
wafat-Mu menghidupkan.

19
Perhentian XIII: Yesus Diturunkan Dari Salib

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Adalah seorang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar dan seorang yang
baik lagi benar. Ia berasal dari Arimatea dan menanti-nantikan Kerajaan
Allah. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta jasad Yesus. Dan
sesudahnya ia mengapaninya dengan kain lenan lalu membaringkannya di
dalam kubur yang belum pernah digunakan.
Yesus yang adalah Allah sendiri telah menunjukkan solidaritas dan
subsidiaritas-Nya pada manusia lewat hidup dan kematian-Nya. Maka kita
sebagai pengikut-Nya harus siap untuk berempati, memberi diri dan turun
membantu sesama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel lewat
berbagai aksi nyata baik yang diadakan di gereja atau di komunitas untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Hening sejenak.

P Marilah kita berdoa

Tuhan Yesus Kristus, mampukanlah kami untuk menjadi pribadi yang tetap
berani berperilaku baik dan benar, seperti Yusuf dari Arimatea, sebagai
bentuk upaya kami untuk memperkuat solidaritas dan subsidiaritas dalam
rangka mewujudkan kesejahteraan bersama, sekalipun muncul berbagai
ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dari orang-orang lain yang tidak
menyukainya karena berbagai alasan. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini
dan sepanjang masa. Amin.

P Tuhan, kasihanilah kami.


U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Salib tanda kehinaan
jadi lambang kemenangan
kar’na Tuhan t’lah menang.

20
Perhentian XIV: Yesus Dimakamkan

P Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

L Yusuf dari Arimatea yang semula sembunyi-sembunyi, diam-diam dan


takut, berubah menjadi pemberani di hadapan umum menyatakan diri
sebagai pengikut Yesus. Ia hadir, ketika para murid pilihan-Nya menyingkir,
merawat jasad Sang Guru secara layak. Yusuf dari Arimatea mengalami
keselamatan, hidup penuh syukur dan berkat, sukacita dan semangat.
Ini adalah sebuah kesaksian keselamatan.

Yesus dibaringkan bukan di dalam makam-Nya sendiri, tetapi di makam


‘orang lain’, yang mengungkapkan kerendahan hati-Nya. Pada masa
hidupnya, Yesus tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya untuk
tidur dan pada saat kematian-Nya tidak memiliki makam sendiri. Ini
menunjukkan bahwa apa yang Dia lakukan bukan untuk diri-Nya sendiri
tetapi untuk orang lain. Dia mati dan dikuburkan untuk orang lain agar
mereka dan dosa mereka dikuburkan bersama-Nya. Meskipun Yesus sudah
wafat dan dimakamkan, tetapi bukan berarti karya penyelamatan-Nya
berakhir. Oleh karena itu kita harus mewartakan wafat dan kebangkitan-
Nya lewat perilaku nyata yang menghargai martabat manusia yang kecil,
lemah, miskin, tersingkir dan difabel dengan prinsip solidaritas dan
subsidiaritas demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Hening sejenak

P Marilah kita berdoa


Tuhan Yesus Kristus, tuntunlah kami agar selalu mewartakan karya
keselamatan-Mu pada sesama dan seluruh alam semesta melalui tindakan
dan karya nyata yang menghargai martabat manusia dan prinsip solidaritas
dan subsidiaritas demi mewujudkan kesejahteraan bersama. Sebab
Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin.
P Tuhan, kasihanilah kami.
U Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Tuhan Yesus dimakamkan,
masuk alam kematian ,
sampai bangkit mulia.

21
Penutup

P Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus,


Melalui Ibadat Jalan Salib ini kita diajarkan teladan solidaritas Allah lewat
keputusan Yesus di Taman Getsemani untuk tetap mengikuti kehendak
Allah Bapa agar karya keselamatan Allah terlaksana, sekali pun Yesus
mengetahui bahwa Ia akan menderita dan bahkan wafat di kayu salib yang
adalah lambang kehinaan pada masa itu. Dalam perjalanan-Nya menuju
Golgota, kita diajarkan subsidiaritas Allah melalui pertolongan Allah Bapa
melalui Simon dari Kirene untuk membantu Kristus membawa potongan
kayu salib yang akan menjadi tempat Yesus disalib nantinya.

Dalam hidup kita sehari-hari, sebagaimana Kristus yang telah lebih dahulu
memikul salib-Nya dalam rangka mengikuti kehendak Bapa demi
terpenuhinya rencana penebusan Allah dan memberikan kesempatan
kepada manusia untuk memperoleh keselamatan dari Allah, kita juga harus
memikul salib kita masing-masing dan mengikuti Kristus dengan
melaksanakan kehedak-Nya, agar kita dapat menjadi layak bagi-Nya dan
dapat menjadi murid-Nya.

Namun demikian, sekalipun kita harus memikul salib kita di dunia ini dan
mengikuti Kristus; bagi kita yang memilih untuk memikul salib kita di dunia
ini dan mengikuti Kristus dengan melaksanakan kehendak-Nya, kita tidak
akan pernah memikul salib kita dan mengikuti Kristus dengan berjalan
seorang diri saja, sebab Tuhan Yesus Kristus berjanji untuk senantiasa
menyertai dan menolong kita sampai akhir perjalanan kita di dunia ini. Janji
Kristus tersebut menunjukkan solidaritas dan subsidiaritas Allah kepada
kita, sebab Allah ingin manusia memperoleh kesempatan untuk
mendapatkan keselamatan berupa kesejahteraan duniawi dan surgawi.

Oleh karena itu kita pun diajak untuk menjadi pribadi yang mampu
mewujudkan kesejahteraan bersama, melalui perilaku yang memiliki prinsip
solidaritas dan subsidiaritas, khususnya bagi mereka yang lemah, miskin,
kecil, tersingkir dan difabel.

P Marilah kita berdoa:


Allah Bapa yang Maha Pengasih, Yesus Kristus, Putra-Mu, memilih untuk
melaksanakan kehendak-Mu hingga tuntas agar kami dapat merasakan
kembali hubungan yang harmonis dengan-Mu dan memperoleh kesempatan
untuk mendapatkan kesejahteraan duniawi dan surgawi dari pada-Mu.

22
Sejak awal penciptaan dunia, Engkau menghendaki agar manusia sejahtera
dan bahagia karena kasih-Mu yang sedemikian besar. Semoga lewat Ibadat
Jalan Salib ini, kami dapat terus termotivasi untuk memunculkan perilaku
yang memiliki prinsip solidaritas dan subsidiaritas demi mewujudkan
kesejahteraan bersama, khususnya bagi mereka yang lemah, miskin, kecil,
tersingkir dan difabel. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami.
U Amin

Berkat

P Semoga Tuhan beserta kita


U Sekarang dan selama-lamanya

P Semoga kita sekalian diberkati oleh † Allah yang Mahakuasa, Bapa dan
Putra, dan Roh Kudus
U Amin

P Saudara sekalian, Ibadat Jalan Salib telah selesai. Marilah kita pergi dan
terus memperkuat solidaritas dan subsidiaritas demi terwujudnya
kesejahteraan bersama.
U Syukur kepada Allah

Lagu Penutup

Jika dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi, maka diumumkan dengan


mengatakan:

“Saudara-saudari, Ibadat kita dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi. Sebagai


Lagu Pembuka kita nyanyikan ….”

23

Anda mungkin juga menyukai