1
L : (Pemandu mengenakan pakaian lektor)
Oleh karena itu, marilah kita menggunakan daya dan kemampuan akal
budi kita untuk membayangkan bahwa pada saat ini, diri kita hadir
mengelilingi jenazah Yesus bersama Bunda Maria, para perempuan, Yusuf
dari Arimatea dan beberapa murid. Marilah kita mengingat apa yang baru
saja terjadi di Kalvari dan ikut merasakan apa yang dirasakan Bunda
Maria, para perempuan yang setia mengikuti Yesus dan beberapa orang
yang ikut memakamkan Tuhan Yesus.
2
A. UPACARA PEMBUKA
D/I Tuhan Allah yang Mahakuasa, kepada-Mu semua hati terbuka, semua
harapan dinyatakan dan tidak ada sesuatu yang tersembunyi di hadapan-
Mu. Bersihkan hati dan pikiran kami dengan Roh Kudus-Mu sehingga
kami dapat mencintai-Mu dengan sepenuh hati dan dengan demikian
dapat memuliakan nama-Mu dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami.
U Amin
D/I Inilah hari pengadilan Tuhan, Terang telah terbit ke atas dunia,
sementara kami lebih mencintai kegelapan daripada Terang
U Tuhan adalah terang dan hilanglah segala kegelapan.
3
B. RENUNGAN TUJUH SABDA
SABDA PERTAMA
L Yesus bersabda: “Bapa ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka lakukan.”
Para serdadu telah menyiksa Yesus
dan meletakkan mahkota duri di atas
kepalanya. Ia diludahi, disiksa, ditelanjangi,
dipermalukan dan akhirnya tangan dan
kakinya dipaku pada salib. Ia disalibkan
bersama dua orang penjahat.
Usaha para serdadu untuk
mempermalukan Yesus sebenarnya justru
lebih mempermalukan diri mereka sendiri
daripada mempermalukan Yesus. Yesus bersabda, “Mereka tidak tahu apa
yang mereka lakukan.” Sabda Yesus itu benar, karena memang hati para
serdadu telah menjadi degil dan jauh dari Allah. Mereka tidak tahu apa
yang mereka lakukan. Sebab, di dalam inti terdalam kemanusiaan kita
yaitu hati kita, semestinya ada kesadaran yang tidak akan mengizinkan
kita memperlakukan orang lain seturut kehendak kita sendiri.
4
Pada masa kini, perbuatan para penyalib Yesus masih terus terjadi.
Setiap kali kita mendengar perbuatan seperti itu. Ada sekelompok orang
yang memperlakukan orang lain di luar batas-batas kemanusiaan. Bisa
jadi, kita sendiri telah memperlakukan orang lain di luar batas normal
kemanusiaan. Dan tidak mustahil bahwa di antara kita ada pula yang
pernah merasa diperlakukan seperti itu. Rasanya, justru kita sendiri yang
sering merendahkan martabat dan harga diri kita dengan melakukan
perbuatan-perbuatan seperti itu. Ya, dalam kehidupan ini, ada banyak
tindakan jahat manusia yang sangat membutuhkan pengampunan.
Ketika kita merasakan kebutuhan akan pengampunan, tak jarang
kita teringat akan perbuatan bodoh yang telah kita lakukan. Dalam
keadaan seperti itu kata-kata yang ingin kita ucapkan adalah, “Saudara,
maafkanlah aku” atau “Tuhan ampunilah dosaku.” Dan kita pun
mendambakan kata-kata, “Aku memaafkan dirimu.”
Doa Yesus di atas kayu salib itu membesarkan hati dan sekaligus
melegakan. Sebab doa Yesus itu menampakkan kemaharahiman Allah
yang sulit dibayangkan. Doa Yesus itu menampakkan bahwa dalam hal
pengampunan, Tuhan telah melangkah lebih jauh daripada yang bisa kita
bayangkan. Mengapa demikian? Sebab kendati para tentara dan para
penghujat itu tidak pernah memohon pengampunan kepada Allah, Yesus
justru memohonkan pengampunan dari Allah bagi mereka.
Maka marilah kita bersama-sama memohon pada Yesus: “O.. Yesus ,
O Tuhan Yesus… ampunilah aku, O... Christe domine Jesu"
5
SABDA KEDUA
L Kata Yesus kepadanya, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga,
engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus. (Luk 23: 43)
6
SABDA KETIGA
7
Ketika anak yang dikasihnya mulai berkarya… justru di Nazarethlah
orang banyak berusaha mencampakkan Yesus ke jurang. Dari peristiwa
itu, Maria juga ikut merasakan ada suatu perlawanan. Ada kelompok-
kelompok yang melawan putranya.
Perlawanan ini telah berkembang menjadi kebencian. Para
pemimpin agama dan politik ingin melenyapkan nyawa anaknya. Maria
benar-benar merasakan bahaya yang menimpa putranya.
Pada saat Yesus ditangkap dan proses pengadilan terjadi atasnya,
para rasul dari pontang-panting. Namun Maria selalu dekat pada Yesus
dan mengikuti seluruh proses. Mengapa? Karena derita Yesus adalah
derita ibu-Nya. Maka sekarang berdirilah dia di bawah palang penghinaan
itu. Bersama Yohanes dan tiga wanita lain. Tidak sulit membayangkan
bagaimana derita seorang ibu ketika mendengar suara anaknya yang
sedang menghadapi ajal. Dengan suara parau sang anak berseru, “Ibu,
inilah anakmu.” Dan kepada Yohanes, Ia berkata, “Itu ibumu.” Seolah-olah
Yesus mempercayakan ibunya kepada Yohanes. Menghadapi hal seperti
itu mungkin saja terlintas di benak kita ribuan dan bahkan jutaan ibu
yang menderita seperti Maria.
Pada saat itu, kendati pasti sulit baginya, dengan perlahan-lahan
Maria mengucapkan doa yang dulu pernah dia ucapkan ketika menerima
kabar dari Malaikat Tuhan. “Terjadilah padaku menurut apa yang Engkau
kehendaki.” Jelaslah bagi kita bahwa Maria adalah teladan kesetiaan. Lalu
bagaimana dengan diri kita? Marilah … kita bersama Maria belajar
berkata, “Terjadilah, Let it be.”
Solis menyanyikan lagu “Let It Be. “
Misdinar dengan penuh hormat memadamkan satu lilin
When I find myself in times of trouble, Mother Instrumental 2x
Mary comes to me
Speaking words of wisdom, let it be Let it be, let it be, let it be, let it be
And in my hour of darkness Whisper words of wisdom, let it be
she is standing right in front of me
Let it be, let it be, let it be, let it be
Speaking words of wisdom, let it be
Whisper words of wisdom, let it be, be
Let it be, let it be, let it be, let it be
And when the night is cloudy
Whisper words of wisdom, let it be
there is still a light that shines on me
And when the broken hearted people Shinin' until tomorrow, let it be
living in the world agree I wake up to the sound of music,
There will be an answer, let it be Mother Mary comes to me
For though they may be parted, there is still a Speaking words of wisdom, let it be
chance that they will see
And let it be, let it be, let it be, let it be
There will be an answer, let it be
Whisper words of wisdom, let it be
Let it be, let it be, let it be, let it be
And let it be, let it be, let it be, let it be
There will be an answer, let it be
Whisper words of wisdom, let it be
Let it be, let it be, let it be, let it be
8
SABDA KEEMPAT
9
Pada saat seperti itu, seringkali kita mau memberontak, ingin
keluar dari situasi sulit yang sedang dihadapi. Namun justru di saat-saat
seperti itu, kita diajak untuk menelusuri malam gelap jiwa kita. Hal itu
dimaksudkan supaya kita mampu menerima dan mengalami kepenuhan
hidup yang lebih dalam. Iman kita sering diuji dan diperkembangkan
justru melalui gelapnya kehidupan. Yang diharapkan pada saat seperti itu
ialah, kita berani mempercayakan diri kepada penyelenggaraan Ilahi.
Maka, Jangan takut dan jangan cemas sebab rahmat Tuhan
berlimpah. Janganlah takut, yang penting ialah: “kita serahkan Tuhan.”
10
SABDA KELIMA
11
SABDA KEENAM
12
SABDA KETUJUH
14
C. PROSESI LILIN
15
D. PENUTUP
16