PERSIAPAN
Warna Liturgis, yakni Toga: Hitam; Stola: Ungu.
Bejana/loyang/baskom pembasuhan dan kain lap dipersiapkan.
Persiapan pribadi (umat berdoa dalam saat teduh).
Ruangan agak temaram.
Musik lembut mengalun.
PF : Malam ini, pada Kamis Putih menjelang Jumat Agung, kita berkumpul,
untuk merasakan dan menghayati malam terakhir Yesus bersama
murid-murid-Nya. Malam itu, semua mata tertuju pada Yesus. Merindu
karya ajaib dan sabda-Nya yang indah. Malam ini, mari kita pusatkan
hati dan pikiran pada Yesus.
Menyanyi KJ 410 Tenanglah Kini Hatiku
Tenanglah kini hatiku: Tuhan memimpin langkahku.
Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tanganNya.
Refr. Tuhanlah yang membimbingku; tanganku dipegang teguh.
Hatiku berserah penuh; tanganku dipegang teguh.
Tak kusesalkan hidupku, betapa juga nasibku,
sebab Engkau tetap dekat, tanganMu kupegang erat. Refr.
PF : Malam itu, suasana terasa mencekam dan panjang Gaung derita mulai
terdengar keras. Namun para murid asyik dengan kesibukannya
sendiri. Seolah tidak merasakan derita Yesus yang kian menjelang.
Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu: jikalau biji gandum tidak jatuh
ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah” (Yoh 12:24). Entah, sudah kali yang
ke berapa kali Yesus menceritakan bahwa Ia harus mati. Tapi, sungguh,
mereka seakan tuli dan tidak mendengar-Nya. Pengertian mereka
seakan tumpul. Bahkan, ibu anak-anak Zebedeus datang dan meminta
supaya anaknya berkuasa, menjadi tangan kanan dan kiri Yesus (Mat.
20:20-28). Juga Yudas malah menimbun kekayaan demi diri sendiri
(Yoh 12:6). Malam itu, Yesus mengajak mereka berkumpul untuk
berbagi rasa, suka dan duka. Agar mereka makin dekat dengan diri-
Nya, mengetahui visi-Nya, merasakan derita-Nya dan menjadi pelayan
bagi sesama. Namun rasanya mereka tak juga semakin dekat. Apakah
kita sedang mendekat pada-Nya?
Menyanyikan KJ 401:1, 3 “Makin Dekat Tuhan”
1. Makin dekat Tuhan, kepada Mu walaupun saliblah mengangkatku
inilah laguku, dekat kepada-Mu makin dekat Tuhan, kepada-Mu.
3. Buatlah tanggaMu tampak jelas, dan para malakMu yang bergegas
mengimbau diriku dekat kepadaMu; makin dekat, Tuhan, kepadaMu.
PF : Malam itu, menjadi malam yang memalukan, karena para murid seakan
tidak mendengar firman Tuhan setelah kurang lebih 3 (tiga) tahun
bersama-sama dengan Sang Guru. Berulang kali Yesus mengulang,
berulang kali pula telinga mereka seakan tak mendengar. Suara Yesus
seakan hilang lenyap. Malam ini, menjadi malam penuh tantangan. Kala
suara Yesus diperdengarkan kepada kita semua: “sebab Aku telah
memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat
sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”. Adakah suaraNya kita
dengar?
PELAYANAN FIRMAN
• Doa Epiklese
• Pembacaan Alkitab: Markus 14 : 32-42
• Khotbah dengan tema Di Taman Getsemani
(Saat Hening)
PF : Dengarkanlah Firman, “Aku memberi perintah baru kepada kamu,
yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi
kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian
semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu
jikalau kamu saling mengasihi. (Yoh. 13:34-35) Jikalau seorang berkata
“Aku mengasihi Allah” dan membenci saudaranya, maka ia adalah
pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang
dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (1
Yoh 4:20).
(Ritus Pembasuhan Kaki - Pendeta terlebih dahulu membasuh kaki para penatua &
diaken)
(Jemaat maju satu per satu dan Pendeta bersama penatua/diaken membasuh kaki jemaat)
(Jemaat kembali ketempat duduk)
Berserah kepada Yesus aku jadi milikMu.
B’rilah RohMu meyakinkan bahwa Kau pun milikku! Refr.
Ibadah Selesai