Anda di halaman 1dari 5

Maria Lenny Rosa Christina/S19022

Tema        : Bhineka Tunggal Ika dalam keberagaman kita


Tujuan   : Supaya peserta memahami perbedaan suku atau agama itu bukan penghalang
kebersamaan dalam kegiatan bersama dalam masyarakat lingkup kecil maupun
luas itu sesuai dengan perumpamaan Yesus mengenai Orang Samaria yang
baik hati (Lukas 10:30-37).
Kitab Suci : Lukas 10: 30-37
Metode  : Tanya jawab dan arahan
Materi  : Convientes Ex Universo Art 61-62
Waktu : 90 menit

Pemikiran Dasar
 Dalam kehidupan bersama ini masih banyak perbedaan yang membuat kita semakin
menjaga jarak antara satu dengan yang lainnya. Misalkan perbedaan agama/suku yang
terkadang menghambat kegiatan kebersamaan kita dalam masyarakat. Karena adanya
perbedaan agama/suku ini lantas kegiatan-kegiatan yang ada dimasyarakat
terkelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang samar terlihat kalau
terbentuknya kelompok kecil ini berdasarkan pada kesamaan agama atau suku.
 Hal ini perlu ditepis perlahan-lahan sebab kita ini harus mengusung tinggi semboyan
bangsa dimana kita tinggal yaitu Bhineka Tunggal Ika. Dalam kebersamaan sehari-
hari terkadang juga masih terlihat kelompok-kelompok kecil yang terbentuk
berdasarkan kesamaan agama/suku. Melihat keadaan ini kita perlu kembali
menghidupkan semboyan Bhineka Tunggal Ika dalam berbagai kesempatan kegiatan
bersama untuk meningkatkan kesatuan dalam perbedaan.
Langkah-Langkah Pengembangan
1. Doa pembuka
Dipimpin oleh fasilitator dengan doa spontan
2. Lagu pembuka
Puji Syukur No. 619

Alangkah Bahagianya

Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai


di dalam persaudaraan bagai minyak yg harum
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

Ibarat embun yg segar pada pagi yg cerah


laksana anggur yg lezat kan pemuas dahaga
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

Begitulah berkat Tuhan dengan berlimpah ruah


turun ke atas mereka kini dan selamanya
Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai

3. Menghadirkan teks Convientes Ex Universo Art 61-62


Pengantar oleh fasilitator
Dalam pertemuan ini kita ingin berbincang-bincang tentang kesatuan dalam keberagaman
yang ada diantara kita, yang kita alami sendiri maupun yang kita dengar dan lihat dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak dapat dipisahkan karena situasi kita yang hidup dalam
masyarakat majemuk. Karena mereka yang berbeda dari kita juga tetap sama-sama umat
manusia yang adalah ciptaan-Nya tentu kita harus tetap menjaga kebersamaan kita pula.
Sekarang marilah kita mendengarkan pandangan Gereja mengenai adanya perbedaan
yang ada diantara kita.

Kerjasama dalam Mengusahakan Keadilan.

61. Dengan menyadari sepenuhnya apa yang sudah diselenggarakan di bidang itu, kami
bersama Konsili Ekumenis Vatikan II sangat menganjurkan kerjasama dengan saudara-
saudari Kristiani yang terpisah untuk memajukan keadilan di dunia, mengusahakan
pengembangan bangsa-bangsa danmewujudkan perdamaian. Kerjasa itu terutama
menyangkut kegiatan-kegiatan untuk menjamin martabat manusia dan hak-hak asasinya,
khususnya hak atas kebebasan beragama. Itulah sumber usaha-usaha kita bersama
menentang diskriminasi berdasarkan perbedaan-perbedaan agama, suku dan warna kulit,
kebudayaan dan sebagainya. Kerjasama itu juga meliputi telaah ajaran Injil, sejauh
merupakan sumber inspirasi bagi segala kegiatan Kristiani. Hendaklah Sekretariat untuk
Memajukan Kesatuan Kristiani dan Komisi Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian
melalui musyawarah bersama mencurahkan tenaga untuk secara efektif mengembangkan
kerjasama ekumenis itu.
62. Dengan semangat itu juga kami menganjurkan kerjasama dengan segenap umat yang
beriman akan Allah dalam mengembangkan keadilan sosial, perdamaian dan kebebasan.
Kami anjurkan pula kerjasama dengan mereka, yang-kendati tidak mengakui sang
Pencipta dunia-dalam penghargaan mereka terhadap nilai-nilai manusiawi dengan tulus
mengusahakan keadilan melalui upaya-upaya yang terhormat.

- Fasilitator mengajukan pertanyaan pendalaman :


 Dalam keseharian sudahkah tercipta kerjasama yang baik meskipun terdapat perbedaan?
 Dalam kegiatan bersama apakah masih terdapat kelompok-kelompok kecil yang terbentuk
oleh kesamaan agama/suku?
 Apakah perbedaan itu memang ada untuk memisahkan kita?
 Apakah kita sendiri pernah mengupayakan agar perbedaan ini tidak lantas memisahkan
kita dalam kelompok tertentu?
- Fasilitator mengajak peserta mencari alasan mengapa sering terjadi kesulitan
membaur dalam perbedaan yang ada dalam masyarakat.
- Fasilitator merangkum hasil pembicaraan bersama
- Fasilitator memberikan beberapa penegasan
Yesus sendiri telah memberikan teladan mengenai perbedaan yang tidak lantas
menjadi penghalang bagi kita untuk membaur bersama dalam masyarakat. Seperti
saat Ia berjumpa dengan Zakheus (Luk 19:1-10), Yesus dan Wanita Samaria
(Yohanes 4:5-43).
Meneladani apa yang telah dilakukan oleh Yesus maka kita juga perlu menepis
perbedaan yang ada dan membaur bersama dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa
sikap rasis, mencemooh agama atau suku lain, atau berpikiran negatif akan mereka
yang berbeda dari diri kita sendiri.

4. Pendalaman Kitab Suci


Teks Lukas 10: 30-37
Fasilitator mengajak salah seorang peserta membaca teks di bawah ini sementara yang
lain mendengarkan. Boleh dibaca satu atau dua kali lagi untuk lebih meresapkannya.
Lukas 10: 30-37
Orang Samaria Yang Baik Hati
Yesus menjawab, "Seorang pria datang dari Yerusalem dan pergi ke Yerikho. Di tengah
jalan, dia diserang oleh bandit. Mereka merampok dan memukulinya hingga setengah
mati, lalu meninggalkannya di pinggir jalan. Kebetulan saat itu seorang imam sedang
lewat. Ketika dia melihat orang itu, dia menyeberang jalan dan melanjutkan
perjalanannya. Demikian pula seorang Lewi lewat di sana. Dia mendekati pria itu untuk
melihatnya, lalu menyeberang jalan dan melanjutkan perjalanannya. Tetapi seorang
Samaria yang sedang lewat, datang ke tempat orang itu terbaring. Ketika dia melihat
orang itu, hatinya penuh kasih sayang. Jadi dia mendekatinya dan mencuci lukanya
dengan anggur dan mengobatinya dengan minyak. Setelah itu dia membalut lukanya dan
mengangkat orang itu ke atas tunggangannya sendiri. Dia membawa orang itu ke rumah
kos dan merawatnya di sana. Keesokan harinya orang Samaria itu memberikan dua
keping perak kepada pemilik penginapan dan berkata kepadanya, 'Jaga dia, dan jika uang
ini tidak cukup, saya akan membayarnya ketika saya kembali ke sini.' Kemudian Yesus
mengakhiri ceritanya dengan bertanya, “Menurut pendapatmu, di antara ketiga orang itu,
siapakah sesama dari orang yang dirampok itu?” Guru Taurat menjawab, "Orang yang
menunjukkan belas kasihan kepadanya." Yesus berkata lagi, "Pergi dan lakukanlah!" ’”
Lalu Yesus mengakhiri ceritanya dengan bertanya, “Menurut pendapatmu, di antara
ketiga orang itu, siapakah sesama dari orang yang dirampok itu?” Guru Taurat menjawab,
"Orang yang menunjukkan belas kasihan kepadanya." Yesus berkata lagi, "Pergi dan
lakukanlah!" ’” Lalu Yesus mengakhiri ceritanya dengan bertanya, “Menurut
pendapatmu, di antara ketiga orang itu, siapakah sesama dari orang yang dirampok itu?”
Guru Taurat menjawab, "Orang yang menunjukkan belas kasihan kepadanya." Yesus
berkata lagi, "Pergi dan lakukanlah!"

- Fasilitator mengajak peserta mendalami Sabda Allah yang baru dibacakan tadi
- Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan pendalaman
 Apa kesan anda mengenai bacaan tersebut?
 Apa komentar anda mengenai tokoh-tokoh dalam bacaan tersebut?
 Bagaimana seharusnya kita bersikap ditengah perbedaan berdasarkan bacaan
tersebut?
5. Mencari dampak bagi hidup
- Fasilitator memberi beberapa penegasan:
 Dalam kehidupan bersama yang terdapat banyak perbedaan diantara tiap
individunya kita harus tetap menjaga kesatuan dan kebersamaan. Seperti yang
telah diajarkan oleh Sang Juruselamat sendiri.
 Selain itu kita sebagai terang dan garam dunia dituntut untuk mampu memberikan
kobaran semangat hidup bersama dalam perbedaan masyarakat majemuk baik
dengan kata-kata maupun sikap.

6. Pembentukan tugas/niat
- Fasilitator mengajak peserta untuk membentuk suatu niat dan menugaskannya
sebagai tugas bersama yang perlu dijalankan
7. Doa Permohonan
- Fasilitator mengajak peserta untuk memberikan permohonan dalam doa umat dan
diakhiri dengan doa Bapa kami.
8. Lagu penutup
Puji Syukur No. 695

“AKU DENGAR BISIKAN SUARAMU”


3. “Jangan bimbang dan ragu hatimu, yakinlah Aku hadir di sampingmu. Wartakan ke
s’luruh dunia: Aku datang membawa makna kehidupan. Pergilah dan sebarkanlah
kabar sukacita-Ku, sampai akhir zaman Aku sertamu.”

9. Evaluasi
- Dibuat evaluasi tentang kegiatan yang baru saja berlangsung
10. Doa penutup
- Doa penutup dipimpin oleh fasilitator dengan doa spontan

Anda mungkin juga menyukai