Anda di halaman 1dari 6

SATUAN PELAJARAN PEMBINAAN BICARA

Bidang Studi : Pembinaan bicara


Pokok Bahasan : Pembentukan dan Perbaikan Fonem
Sub Pokok bahasan : Pembentukan dan Perbaikan Fonem /d/
diucapkan dengan ujung lidah terlalu ke depan.
Alokasi waktu : 4 x 30 menit
Tujuan Umum : Agar anak memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk secara sadar
‘mengontrol/mengendalikan’ alat ucapnya demi
perbaikan dan peningkatan mutu wicaranya.
I. Tujuan Khusus :
Agar anak dapat :
1. Mengenal gambar atau benda dari kosa kata yang mengandung
konsonan D
2. Membedakan gambar/kata/ucapan dari kosa kata berkonsonan /d/
3. Membentuk dan memperbaiki konsonan /d/
4. Menirukan ucapan suku kata, kata dan kalimat yang berkonsonan /d/
5. Mengucapkan kata dan kalimat yang berkonsonan /d/

II. Materi Pembelajaran :

1. Fonem /d/ pada gambar.

2. Fonem /d/ pada kata

domba
durian
duri
kodok

III. Proses KBM


A. Kegiatan Awal (lakukan kegiatan pra wicara)
 Pelatih mengajak anak untuk melihat-llihat gambar dan
mempercakapkannya.
 Pilih cerita yang mengandung fonem /d/ misalkan

1
Contoh buku bergambar:

 Atau melakukan senam organ bicara sebelum terapi di mulai.


Relaksasi bibir:

Relaksasi lidah

Relaksasi rahang

2
B. Kegiatan inti
1. Memperkenalkan Benda
a. Pelatih menunjukan benda atau gambar berkonsonan /d/.

b. Didepan wajah anak/di depan cermin, pelatih mengucapkan nama


gambar/benda tersebut.
c. Meminta anak untuk memperhatikan bibir pelatih dan meniru
mengucapkan.
d. Lakukan pengulangan dengan jalan :
 Menyamakan benda/gambar.

(Dan seterusnya untuk gambar yang lain)


 Menunjuk gambar/benda dengan tepat bila diminta.
 Meniru menyebutkan gambar/benda yang ditunjukan.

2. Latihan Membentuk Fonem Dan Memperbaiki Ucapan Fonem /D/


/d/ diucapkan dengan ujung lidah terlalu kedepan.

 Didepan cermin, pelatih memberi contoh membentuk fonem


misalnya /d/ dengan posisi ujung lidah menekan langit langit depan

3
dan pinggir lidah menutupi rongga mulut sehingga aliran napas
terhenti hingga perhentian suara ditiadakan oleh hembusan napas
hingga terjadi letupan lemah bersuara, terbentuklah fonem /d/.
 Anak memperhatikan kemudian menyamakan bentuk bibir sesuai
contoh pelatih.
 Pelatih melanjutkan dengan mengucapkan kata tanpa arti misalnya
dada...dodo….didi…..dudu…...dede
 Anak diminta menirukan sambil merasakan hembusan udara dari bibir
dengan punggung telapak tangan.
 Bila anak mengucapkan /d/ dengan ujung lidah terlalu kedepan, maka
cara memperbaiki ; pelatih meminta anak menirukan pengucapan /d/
dengan posisi yang dicontohkan pelatih, ketika ujung lidah anak
terlalu kedepan, katakan kepada anak bahw itu salah.
 Jelaskan kepada anak bahwa /d/ diucapkan dengan ujung lidah
menekan langit-langit keras bagian depan, lalu pinggiran lidah
mengenai rahang atas, jangan sampai ujung lidah keluar. Tunjukkan
kepada anak bahwa dalam pengucapan d/ ujung lidah tidak keluar.
 Setelah diberi penjelasan, pelatih mengajak anak untuk merasakan
getaran sambil meraba, ketika pelatih mengucapkan /d/ dengan suar
yang lebih keras. Bila pelatih sudah mengeluarkan bunyi /d/, letakkan
tangan anak di mulut pelatih untuk menutup mulut pelatih, lalu
pelatih mengucapkan contoh kata yang mengandung /d/ misalkan
domba. Maka pelatih menyebutkan kata "domba" sementara telapak
tangan anak diletakkan pada mulut pelatih. Setelah itu pelatih
meminta anak untuk menirukannya.
 Pelatih memberikan kesempatan kepada anak untuk meraban sendiri
sambil merasakan suaranya sendiri.
3. Meniru Ucapan Dalam Suku Kata Dan Kata
 Pelatih memberi contoh mengucapkan satu suku kata dari kata yang
bermakna dan berkonsonan tertentu.
 Urutan meniru sbb :

Kodok
ko-dok
Ucapkan dalam suku kata
k-o-d-o-k
Ucapkan secara terisolir

kodok
Ucapkan secara global secara global
Ucapkan

 Anak di minta meniru mengucapkan.

4
4. Membaca Kata & Kalimat
 Pelatih memperlihatkan 1 pias pias kata, misalnya “durian” .
durian

duri

 Menunjuk sesuai garis lengkung dan membaca sementara anak


memperhatikan.
 Meminta anak untuk menunjuk dan membaca.
 Lanjutkan latihan membaca kalimat yang terdiri dari 2 sampai 3 kata .
 Contoh kalimat :

duri durian

 Pelatih menunjuk kalimat sesuai garis lengkung, anak memperhatikan.


 Setelah menunjuk, pelatih membaca kalimat, anak memperhatikan.
 Pelatih meminta anak untuk menunjuk kalimat, kemudian membaca.
 Lanjutkan kalimat berikut dengan cara yang sama.

itu duri

ini durian

duri dari durian

dapat durian

IV. Kegiatan Penutup


 Pelatih dapat mengulang kembali materi latihan pada hari itu.
 Pelatih memberikan tindak lanjut terhadap latihan-latihan yang belum
dikuasai anak dengan cara memberikan tugas membaca kata pada cerita
kodok dan kadal.

V. Sumber, Alat, Metode :


1. Sumber : Pedoman Speech Therapy; Tinneke Nering, Pembinaan Bahasa
Anak Tuli Sistem 350 kata, kreasi guru/pelatih.
2. Alat : gambar, Pias kata.
3. Metode : multi sensorik (visual, auditori, haptic :merasakan getaran
dengan cara silang)

5
VI. Penilaian :
1. Lisan
2. Penilaian sikap selama proses terapi berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai