Diterbitkan Oleh:
Bidang Teologi dan Ajaran
Gereja Masehi Injili di Halmahera
Salam jumpa dalam kasih Yesus Kristus!
Saudara-saudariku yang kekasih, mari kita
nyatakan pujian dan syukur kita ke hadapan hadirat
Tuhan, karena betapa besar pemeliharaan dan
perlindunganNya, sehingga pelaksanaan Sidang Sinode
GMIH ke-29 tahun 2022 di pulau Morotai, dapat
berjalan dan telah melahirkan sejumlah keputusan
pelayanan di gereja ini; termasuk di bidang Teologi
dan Ajaran.
Pada periode 2017-2022, buku semacam ini diberi
nama “LEKSIONARI GMIH”, yang berisikan daftar
bacaan dan kerangka khotbah yang akan menjadi
bahan dan referensi bagi para pelayan khusus di GMIH
menulis dan menyampaikan khotbah di jemaat-jemaat.
Buku itu sudah terbit dalam beberapa edisi. Edisi
terakhir adalah edisi bulan Maret-Mei 2022.
Kami di bidang Teologi dan Ajaran periode 2022-
2027 berencana untuk memberi nama buku semacam ini
dengan “Kalender GMIH”. Selain berisikan khotbah
untuk setiap hari minggu, buku “Kalender GMIH” ini juga
berisikan sejumlah informasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan tahun gerejawi di GMIH, yang akan
berlaku selama 1 (satu) tahun. Tetapi buku dengan
nama yang baru “Kalender GMIH” ini, baru akan terbit
pada bulan Desember 2022 untuk edisi tahun 2023.
Supaya dapat memenuhi kebutuhan pelayanan
pemberitaan Firman Tuhan di jemaat-jemaat selama
2
bulan Juli-Desember 2022, bidang Teologi dan Ajaran
GMIH menerbitkan yang berjudul “Khotbah GMIH”,
dalam dua bentuk. Bentuk pertama adalah bentuk PDF,
yang akan dibagikan melalui grup WA Korwil se-GMIH
untuk diteruskan ke seluruh Pendeta yang berada di
wilayah koordinasi masing-masing Korwil. Sedangkan
bentuk yang kedua adalah buku cetak, yang akan
dijual dalam jumlah yang sangat terbatas.
Selain itu, Buku Khotbah GMIH ini, hanya akan
terbit dalam dua edisi saja. Edisi pertama adalah Juli-
Agustus 2022 (yang sekarang ada di tangan bapak
dan ibu) dan edisi kedua pada bulan September-
Desember 2022. Berbeda dengan buku “Leksionari
GMIH” dan rencana buku “Kalender GMIH”, buku
Khotbah Minggu GMIH ini hanya berisikan 1 khotbah
minggu untuk setiap hari minggu di setiap edisinya. Hal
ini kami buat berdasarkan saran dan usul yang
disampaikan oleh Korwil dalam Rakor Korwil se-GMIH
pada bulan Juni 2022 di kantor sinode GMIH.
Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada para
penulis Buku Khotbah GMIH edisi Juli-Agustus 2022 ini.
Tuhan Yesus yang punya Firman ini memberkati bapak
dan ibu semua. Akhirnya kami mengucapkan: selamat
memberitakan Injil!
3
Penasehat:
Ketua Sinode GMIH
Pdt. Dr. Demianus Ice, M.Th
Penanggung Jawab:
Wakil Ketua I BPHS GMIH
Pdt. Sefnat Hontong
Editor
Pdt. Trisan Fraido Wangka
Alamat Redaksi:
Kantor Sinode GMIH
Jln. Kemakmuran-Gamsungi Tobelo 97762 – Halut
4
Minggu, 3 Juli 2021
Galatia 6:1-10
“ZIARAH BERSAMA
DALAM SEMANGAT PERSAUDARAAN”
5
sudah ditumbuhkan kepada mereka, mendorong sang
adik untuk memikirkan kakaknya. Sang adik pun
berpikir: saya masih seorang diri, belum ada
tanggungjawab tambahan selain diri saya sendiri.
Sementara kakak saya sudah berkeluraga dan
mempunyai tanggungjawab yang lebih besar. Tentu
kebutuhannya jauh lebih banyak dibandingkan dengan
saya. Saya harus menolongnya. Tanpa memberitahu
kakaknya, sang adik bertindak. Ia mengambil sebagian
hasil kebunnya dan memasukaknnya di gudang
penyimpanan sang kakak. Demikianlah kedua
bersaudara ini menjalani hidup mereka dengan
semangat saling peduli.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan……
Gambaran hubungan persaudaraan yang indah
ini, banyak teralami dalam lingkungan kita. Namun di
tempat lain situasi seperti ini jauh dari harapan. Artinya
masih ada ketidak pedulian yang nampak baik itu
dalam keluarga ataupun dalam persekutuan jemaat.
Suara kerasulan yang diperdengarkan dan/atau
yang menyapa kita pada kesempatan ini hendak
mengajak kita untuk semakin memelihara persaudaraan
yang telah tumbuh dan/atau menumbuh-suburkan
persaudaraan yang saling peduli yang mulai tergerus
karena bermacam alasan.
9
Minggu, 10 Juli 2022
Kolose 1:3-14
12
Ayat 9-11: Doa Paulus untuk Jemaat Kolose. Dia
mendengar bahwa mereka baik, dan berdoa supaya
mereka bisa bertambah baik. Dia terus-menerus
menaikkan doa ini: “Kami tiada berhenti-henti berdoa
untuk kamu. Mungkin dia dapat mendengar tentang
keadaan mereka tetapi jarang, namun dia tetap
berdoa untuk mereka. “Kami meminta, supaya kamu
menerima segala hikmat dan pengertian yang benar…..,.
Perhatikanlah apa yang dia mohonkan dari Allah untuk
mereka: Supaya mereka bisa menadi orang-orang
Kristen yang berpengetahuan dan cerdas: “Supaya kamu
menerima segala hikmat dan pengertian yang benar,
untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna”.
Supaya perilaku mereka baik, maka mereka harus
memiliki pengetahuan yang baik sebab tanpa itu tidak
akan mendatangkan keuntungan dan/atau tidak layak
dihadapan-Nya (ay.10).
Ayat 12-14: Kemuliaan dan pekerjaan Sang
Penebus. Bagian terakhir, Paulus bicara tentang
pekerjaan-pekerjaan Roh anugerah atas kita. Karena
oleh pekerjan ini kita memenuhi syarat untuk mendapat
bagian dalam kepengantaraan Sang Anak: “Mengucap
syukur dengan sukacita kepada Bapa,….dst (ay. 12-13).
Pekerjaan Roh itu dibicarakan sebagai pekerjaan Bapa,
karena Roh anugerah adalah Roh Bapa, dan Bapa
bekerja di dalam kita melalui Roh-Nya. Jika kita
mendapatkan penghiburan dari pekerjaan Roh itu,
maka Dia harus mendapatkan kemuliaan karenanya.
Apakah yang dikerjakan bagi kita ketika penebusan itu
terjadi? 1) “Dia telah melepaskan kita dari kuasa
13
kegelapan (ay. 13). Dia telah menyelamatkan kita dari
pemerintahan kegelapan dan kejahatan yang tidak
mengakui Allah. Dia telah menyelamatkan kita dari
kuasa dosa, yang adalah kegelapan (1Yoh. 1:6), kita
dipanggil keluar dari kegelapan (1Ptr. 2:9). 2) “Dia
telah memindahkan kita dalam Kerajaan Anak-Nya
yang kekasih, membawa kita ke dalam pemerintahan
Injil, dan menjadikan kita anggota jemaat Kristus, yang
adalah pemerintahan terang dan suci”. 3) “Dia bukan
hanya telah melakukan hal ini, namun juga telah
melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa
yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam
kerajaan terang (ay. 12). Dia telah mempersiapkan kita
untuk kebahagiaan kekal di sorga. Allah memberikan
kasih karunia dan kemuliaan. Apa itu kemuliaan?
Kemuliaan adalah apa yang ditentukan untuk orang-
orang kudus di dalam kerajaan terang. Itu adalah
sebuah warisan, dan menjadi hak milik mereka sebagai
anak-anak, yang merupakan jaminan terbaik dan
kedudukan terindah – Jika kita adalah anak, maka kita
juga adalah ahli waris (Rm. 8:17).
15
Minggu, 17 Juli 2022
Mazmur 15: 1- 5
17
5. Tidak berbuat jahat terhadap temannya: Artinya
tidak merugikan atau mencelakakan orang lain.
Konteks saat itu adalah terhadap sesama
orang Israel secara umum, tidak boleh saling
mencelakai. (bnd: Gal 5:15)
6. Tidak menimpakan cela kepada tetangganya: Hal
ini mirip dengan point 5 (lima) di atas. Orang
tersebut tidak menjelekkan nama tetangganya
atau tidak bergosip/ mempergunjingkan
sesamanya (termasuk adik-kakak; saudara-
saudara).
7. Memandang hina orang yang tersingkir dan
memuliakan orang yang takut akan Tuhan: Yang
dimaksud dengan „orang yang tersingkir‟ di sini,
adalah orang yang telah dimurkai atau ditolak
Allah karena hidupnya jahat. Sedangkan
„memuliakan orang yang takut akan Tuhan,‟
berarti memuji tindakan seseorang,
memandang tinggi orang tersebut, berbicara
dengan rasa kagum tentang orang itu. Jadi
kebalikan dari „orang yang takut akan Tuhan‟
adalah „orang yang tersingkir‟.
8. Berpegang pada sumpah, walaupun rugi: Artinya
orang yang pegang janji dan tidak
mengingkarinya, apapun resiko yang dihadapi,
termasuk mengalami kerugian.
9. Tidak meminjamkan uang dengan makan riba: Ini
berkaitan dengan soal keuangan. Tuhan
melarang orang Israel menarik riba atau
bunga ketika mereka meminjamkan uang
18
kepada sesama orang Israel (lih. Imamat
25:36-37), tetapi mengizinkan mereka
meminjamkan uang kepada orang yang bukan
Israel (Ul.23:19-20). Sebenarnya point ini
berbicara tentang meminjamkan uang hanya
untuk menolong orang Israel yang sedang
mengalami kesusahan, bukan meminjamkan
uang untuk urusan dagang. Ini dua hal yang
berbeda. GMIH pernah berdiskusi pokok
tentang „riba’ ini dalam persidangan sinode ke-
27 tahun 2012 di Dorume, Loloda. Dalam
dokumen tersebut pada sub pokok tentang
„Gereja di Tengah Dunia‟ point keempat,
halaman 97, tertulis: menghindari praktek-
praktek riba/tengkulak, karena hal itu tidak
sesuai dengan iman Kristen. Demikian
seharusnya sikap warga GMIH dalam dunia
saat ini.
10. Tidak menerima suap melawan orang yang tak
bersalah: Ini berkaitan dengan soal hukum.
„Menerima suap‟ berarti menerima uang atau
hal lain sebagai bayaran untuk bersaksi dusta
terhadap orang yang tak bersalah di
pengadilan (lih. Kel.23:8; Ul.16:19; 27:25).
Orang percaya, tidak boleh bersikap
demikian.
Kolose 2: 6-15
21
pernah memberikan perumpamaan tentang sebuah
rumah akan berdiri kokoh kalau dibangun di atas
fondasi/dasar batu, dan sebaliknya sebuah rumah atau
bangunan tidak akan kuat dan gampang roboh kalau
didirikan atau dibangun di atas pasir.
27
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan……
Nasehat Rasul Paulus kepada umat Kristen di
Kolose sebagaiman diuraikan di atas sebenarnya
menjadi nasehat juga bagi saya dan saudara-saudari,
baik pribadi maupun persekutuan menggereja, yaitu:
1. Bahwa kehidupan kita sebagai orang dan lebih
khusus sebagai warga GMIH, tentu tidak sepi dari
berbagai tantangan dan pergumulan hidup
meminta ketaatan dan keteguhan kita dalam
beriman kepada Kristus. Sering kita ada dalam
pergumulan dan persoalan entah menyangkut
ekonomi, penyakit, pendidikan anak bahkan
menyangkut dengan pekerjaan dan lain-lain.
Sering kali dalam persoalan atau pergumulan
tersebut kita ada pada posisi memilih apakah
bertahan dalam kebenaran sambil
berpengharapan kepada Kristus sumber segala
sesuatu ataukah kita ingin cepat keluar dari
persoalan dan pergumulan hidup tersebut
sekalipun dengan cara-cara yang tidak Kristiani.
Dalam hal ini tentu kita dituntut untuk tetap setia
dan taat mengikut teladan Kristus dan takut
melakukan perbuatan-perbuatan dosa.
2. Dalam hal beriman dan percaya kepada Kristus,
di jaman sekarang ini tidak sedikit ajaran-ajaran
yang sebenarnya sudah lama ada tetapi
kemudian berkembang sekarang yaitu adanya
“baptisan ulang”. Hal ini jelas bertentangan
dengan pokok ajaran dan inti iman kita. Sebab
kita percaya bahwa baptisan yang adalah
28
lambang persekutuan dengan kematian dan
kebangkitan Kristus hanya bisa diterima satu kali
dan untuk selamanya, sebagaiman Kristus juga
hanya satu kali mati dan bangkit untuk
keselamatan kita. Prinsip kita adalah menolak
ajaran-ajaran semacam itu.
3. Sebagai warga gereja khususnya GMIH bukan
rahasia lagi bahwa ada gelaja baru muncul yang
pada beberapa waktu terakhir ini, yaitu bahwa
orang (warga gereja) cenderung dengan mudah
berpindah-pindah. Sama seperti pohon atau
tanaman yang belum berakar kemudian dicabut
dan dipindahkan atau ditanam di tempat lain,
maka ia tidak akan berakar dan otomatis tidak
akan menghasikan buah. Bagaimana mungkin
seseorang bisa menjadi dewasa dalam iman dan
sebagai orang Kristen yang baik kalau tidak
tetap atau gampang berpindah-pindah? Karena
itu sebagai orang Kristen harus tetap sadar
bahwa hidup ini tidak luput dari tantangan hidup,
dan sebagai orang yang beriman harus siap sedia
menghadapinya, bukan lari dan atau berpindah.
4. Sebagai warga GMIH, tentu kita tahu bahwa
akhir-akhir ini kita tidak sepi dari berbagai
pengaruh dan pergerakan yang cenderung
mengganggu persekutuan hidup menggereja di
GMIH serta merongrong iman kita kepada Yesus
Kristus dengan berbagai dalil dan cara. Karena
itu sebagaimana kepada jemaat di Kolose, saya
dan saudara-saudara juga diingatkan untuk tetap
29
hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dan
sesama serta saling mengasihi dan saling
memaafkan sebagai wujud kedewasaan iman kita.
5. Dalam menghadapi pengaruh dan ajaran-ajaran
lain apapun, nyatakanlah komitmen dan integritas
kita bahwa kita telah dewasa dan matang dalam
iman dan hidup mengereja, tahu membedakan
mana yang baik dan mana yang tidak baik.
6. Syukurilah hidup ini dengan segala apa yang ada
terlebih mensyukuri karya selamat yang telah
Tuhan anugerahkan kepada kita.
30
Minggu, 31 Juli 2022
Kolose 3:1–11
34
dengan kesadaran manusia untuk keluar dari cara
hidup yang tidak berkenan di hadapan Tuhan
4. Orang Kristen bertanggungrt jawab atas iman
percayanya. Sebagai seorang Kristen,
tanggungjawab kita pertama-tema adalah
kepada Tuhan yang telah menciptakan dan
menebus kita dari dosa, serta memelihara hidup
kita. Hubungan vertikal ini sekaligus merupakan
satu sumber kemampuan manusia untuk
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri,
kepada saudara seiman dan sesama manusia.
Tanpa pertanggungjawaban kepada Allah, maka
kita tidak akan mungkin bertanggung jawab
kepada diri sendiri dan kepada sesama manusia.
35
Minggu, 7 Agustus 2022
Kejadian 15:1-6
Ibrani 11:29-40
39
sebabnya kitab Ibrani ditulis dengan tujuan memberi
nasihat, bimbingan, dan penghiburan.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan……
Pasal ini bukanlah satu-satunya pasal dalam
Perjanjian Baru yang menekankan tentang iman atau
beriman. Tetapi pasal ini adalah salah satu pasal yang
terbilang rinci menarasikan tentang apa itu iman. Ayat 1
dalam pasal ini memberi penjelasan bahwa “Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan
bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Narasi ini
sekaligus memberi legitimasi terhadap sejumlah contoh
kasus yang pada ayat-ayat selanjutnya diangkat oleh
penulis kitab Ibrani. Penulis kitab Ibrani, tidak sekadar
mendefinisikan apa itu iman, melainkan ia sudah
sekaligus memberi landasan teologis yang kuat
terhadap pandangannya tentang iman. Jika kita
sederhanakan defininisi yang dikemukakan di atas,
maka begini bunyi dari definisi itu: Iman adalah dasar
dan bukti pengharapan (bnd.ay.1). Contoh-contoh kasus
yang dikemukakan dalam surat ini adalah sejumlah
peristiwa iman yang di dalamnya kita dapat melihat,
bahwa Iman itu mendatangkan keajaiban. Laut merah
dilintasi layaknya tanah kering. Tembok Yerikho runtuh
hanya dikelilingi selama tujuh hari, dan lain sebagainya.
Sekali lagi, ini adalah bukti bahwa iman itu
mendatangkan keajaiban, tetapi keajaiban itu terjadi
karena ada pengharapan dan dalam pengharapan itu
ada kesabaran. Tetapi iman harus disertai dengan
perbuatan. Sebagaimana Yakobus 2:22: "Kamu lihat,
bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan
dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi
40
sempurna." Jadi iman tanpa perbuatan pada hakekatnya
adalah mati.
Keimanan itu tergambar melalui perbuatan.
Karena imanlah yang menuntun kita melakukan
perbuatan-perbuatan baik dan benar di hadapan Allah
dan manusia, sebagaimana yang ditunjukan oleh
Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud, dan Samuel.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan……
Sebagaimana bangsa Israel melewati laut merah
dan meruntuhkan tembok Yerikho, bahwa peristiwa
tersebut merupakan bukti kebesaran Allah yang hanya
dapat diwujudkan melalui iman percaya kepada Allah.
Dalam konteks kehidupan bergereja maupun
bermasyarakat, kita sadar bahwa ancaman terhadap
keimanan kita bukan tidak mungkin terjadi. Kapan dan
dimana saja, sewaktu-waktu atau bahkan dalam
kehidupan sehari-hari, kita sering berjumpa dengan
peristiwa-peristiwa yang menguji keimanan kita.
Apakah kita akan tahan uji, atau jangan-jangan kita
akan segera jatuh karena ujian itu. Ancaman akan selalu
ada. Ancaman Krisis Ekonomi, Peperangan, Politik,
Penyakit, Bencana Alam dan lain sebagainya. Ini sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan (konsekuensi)
dari dinamika kehidupan. Maka dari itu, kita butuh iman
sebagai imun yang memampukan kita bertahan di
tengah-tengah kondisi yang bisa saja sewaktu-waktu
mengancam kehidupan kita. Kita butuh landasan yang
kuat, yang memungkinkan kita menciptakan keajaiban.
Iman harus membawa terobosan. Iman harus berdampak
positif secara sosial. Iman harus mewujud dalam
tindakan, bukan sekadar definisi. Dan yang tidak kalah
penting adalah iman harus mampu mengubah situasi.
Itulah keajaibannya. Amin.
41
Rabu, 17 Agustus 2022
Mazmur 32:1-11
42
pejuang dan torang pe leluhur tentu selalu menjadikan
pokok ini (pembaharuan kehidupan = proses mengubah
hidup) sebagai kesadaran mereka yang paling tinggi
dan mulia untuk segera menjadi kenyataan, sehingga
dorang tara pernah kenal lelah, panas, hujan, siang dan
malam memberi dorang pe diri dan hidup, berjuang
sampai bangsa Indonesia merdeka. Untuk hal ini, mari
torang mengenang mereka dan tunduk kepala sambil
mengheningkan cipta. Mengheningkan cipta mulai……..
(beberapa detik)… selesai.
Lukas 13:10-17
48
berlangsung di hari sabat dan sama-sama ditentang
oleh pemimpin agama. Dalam pasal 6:6-11 Yesus
membela tindakannya dengan menanyakan apakah
diperbolehkan berbuat baik pada hari Sabat. Dalam
pasal 14:1-6, Yesus mengajukan pertanyaan serupa
tentang menarik seekor lembu keluar dari parit pada
hari Sabat, argumen yang serupa dengan bacaan kita
saat ini.
50
Memang Yesus memiliki kata-kata yang tajam
untuk Pemimpin Sinagoge, tetapi Yesus juga memiliki
kata-kata yang sama tajam untuk Marta (10:41-42),
Petrus (Matius 16:23), dan ibunya sendiri (Lukas 2:49;
8:21; Yohanes 2:4). Fakta bahwa Yesus menegur
seseorang tidak selalu berarti bahwa orang tersebut
adalah penjahat.
51
Minggu, 28 Agustus 2022
Ibrani 3 :1-8
KEUTAMAAN YESUS