Salib
Di Tengah
Badai Keluarga
JULIANTO SIMANJUNTAK
ROSWITHA NDRAHA
YAYASAN PELIKAN
2022
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Julianto Simanjuntak, Roswitha Ndraha
Hak Cipta © Para Penulis
ISBN 978-623-99992-0-9
Yayasan Pelikan
Ruko Paramount Center Blok D-10
Gading Serpong, Tangerang 15810
Email : pesanbuku@keluargakreatif.org
Whatsapp : +62 815-4803-8646
Website : www.keluargakreatif.org
Bagian Satu
MASALAH-MASALAH DALAM KELUARGA...................23
1. Elemen Penghancur Perkawinan..........................................23
2. Kekerasan Dalam Keluarga....................................................34
3. Perceraian Emosi.....................................................................41
4. Kesepian dan Kekosongan Hidup.........................................47
5. Kehilangan dan Dukacita.......................................................52
6. Bersikap Benar Saat Pasangan Selingkuh.............................57
7. Depresi dan Pikiran Bunuh Diri...........................................68
8. Mendampingi Lansia..............................................................72
Bagian Dua
SALIB DI TENGAH BADAI KELUARGA.............................77
1. Salib di Tengah Badai Keluarga.............................................77
2.Perkawinan Sebagai Perlindungan.........................................82
3. Pengampunan Dalam Keluarga.............................................92
4. Menebus Perkawinan............................................................104
5. Alasan-alasan Mempertahankan Pernikahan...................114
5
Bagian Tiga
JEMBATAN PEMULIHAN KELUARGA.............................125
1. Pulihkan Pohon Keluargamu...............................................125
2. Jembatan Pemulihan Relasi..................................................137
3. Merawat Luka Batin Anak...................................................144
4. Kejujuran Dalam Perkawinan..............................................154
5. Kelenturan Dalam Perkawinan...........................................159
6. Kepuasan Dalam Perkawinan..............................................166
6
PENGANTAR
Serial berjudul “Pemuridan Berbasis Konseling” ini
direncanakan akan terdiri atas enam buku. Seri I diberi judul
“Self Healing, Self Counseling”. Isinya menggabungkan dua
buku: “Seni Merayakan Hidup yang Sulit” dan “Mengenali
Monster Pribadi” yang dilengkapi dengan bahan-bahan
diskusi yang bertujuan membantu Pembaca agar:
7
Pengantar
8
CARA MENGGUNAKAN
BUKU INI
Kalau kita jalan-jalan di toko-toko buku atau menelusuri
website penerbitan online, kita dapat menemukan banyak
buku pemuridan. Buku-buku itu ditulis dengan sangat
baik, berdasarkan pemahaman dan pengetahuan teologis
penulisnya. Jadi, apa beda buku ini dari buku-buku pemuridan
lain? Mengapa serial “Pemuridan Berbasis Konseling” dibuat?
Buku ini dirancang sebagai bahan sharing dalam
kelompok. Isinya mengintegrasikan perenungan Kitab Suci,
prinsip-prinsip konseling Kristen dan pengalaman pribadi.
Alkitab sangat kaya dengan cerita-cerita perjalanan iman
orang percaya.
Pemulihan dari masalah apapun, pada dasarnya seratus
persen adalah anugerah Tuhan. Kita perlu bersandar pada
kasih karunia dan pertolongan Roh-Nya, dengan berdoa
dan mencari kehendak Tuhan selama masalah itu diizinkan
Tuhan kita jalani. Di sisi lain, untuk pemulihan dibutuhkan
peran dan tanggung jawab individu. Setiap kesulitan hidup
ada konteks, latar belakang, harapan serta dukungan orang
terdekat atau komunitas. Maka setiap pembaca dan anggota
kelompok perlu mengerahkan semua usaha terbaik, termasuk
memiliki sahabat yang dipercaya untuk berbagi, mencari
bantuan konselor atau dokter di mana perlu.
9
CARA MENGGUNAKAN BUKU INI
Pertama
Pemimpin perlu mempelajari lebih dulu bahan yang ada dan
bersiap memimpin sharing atau diskusi. Mendoakan dengan
sungguh sebelum pertemuan dimulai, sebab pemimpin akan
bertemu anggota yang butuh didengarkan. Pemimpin adalah
orang yang paling sedikit berbicara. Dia berfungsi sebagai
fasilitator dan mediator dalam diskusi. Fasilitator bersama
anggota secara bergantian dapat memulai acara dengan ibadah
singkat: doa, nyanyian dan pujian, dan pembacaan Mazmur
atau ayat tertentu, selama 15 menit.
Kedua
Pemimpin memberikan aturan-aturan yang perlu diperhatikan
tiap orang dalam kelompok, di antaranya:
• Waktu pertemuan (hari dan jam) serta menghimbau
peserta untuk tepat waktu, baik memulai maupun
mengakhiri pertemuan.
• Semua pembicaraan dalam kelompok adalah rahasia,
jangan dibahas di luar kelompok. Jika kedapatan,
pemimpin dapat menegur dengan kasih.
• Peserta menahan diri dan tidak menghakimi atau
menilai anggota yang sedang menyampaikan
pendapat atau sharing pergumulan.
10
CARA MENGGUNAKAN BUKU INI
Ketiga
Pemimpin mengajak peserta membaca teks dari tiap bagian
secara urut. Membaca bisa bergantian atau menunjuk satu
orang, kemudian memberi waktu dua sampai empat menit
kepada peserta untuk membaca ulang secara pribadi, sambil
meresapi isi bacaan.
Keempat
Pemimpin mengajak peserta membahas bahan diskusi.
Satu per satu, berurutan. Usahakan semua peserta terlibat
dan berbicara, dan percakapan tidak dimonopoli oleh satu-
dua orang saja. Keterbukaan dalam sharing akan sangat
memperkaya pertemuan. Kerelaan berbagi masalah dan
pengalaman akan membuat suasana persekutuan, komsel
atau kelompok menjadi sangat menyenangkan. Membatasi
diri dalam berbicara akan membantu peserta lain punya
kesempatan cerita.
Kelima
Pemimpin mengajak peserta saling mendoakan. Tiap
orang bisa membagikan beban doa selama 1-2 menit, lalu
mendoakan bersama. Jangan menjadikan bahan sharing
kelompok jadi bahan doa di rumah Anda, itu berbahaya, sama
dengan membocorkan.
Keenam
Jika ada bahan yang perlu dibahas dalam dua kali pertemuan,
dapat dilakukan sesuai kesepakatan dengan anggota kelompok.
11
CARA MENGGUNAKAN BUKU INI
Ketujuh
Pemimpin berfungsi sebagai fasilitator, mengarahkan
percakapan dan paling sedikit bicara. Setelah waktu pertemuan
selesai, Pemimpin menutup acara dengan menyampaikan
kesimpulan percakapan hari itu selama 5-6 menit. Kemudian
pemimpin mengumumkan bahan atau tema yang akan
dibahas minggu depan.
Salam kasih,
Para Penulis
12
KEMITRAAN LEMBAGA/
GEREJA DENGAN LK3
12 MANFAAT BEKERJA SAMA DENGAN LK3
MISI:
Bermitra dengan gereja dan lembaga
1. Kampanye membangun kesadaran pentingnya konseling,
dan menjadikan konseling sebagai gaya hidup orang
percaya.
2. Memuridkan Konselor lewat pendidikan formal, baik
program sertifikat konseling (dua tahun), S-2 dan S-3
konseling, bekerjasama dengan mitra STT dan Universitas.
3. Menyediakan pelatihan Kompetensi Konselor baik
Institusional maupun Nasional – (dalam proses), baik
Ceritifed Family Counselor (CFC LK3) maupun Certified
Children Counselor (CCC LK3).
13
Kemitraan Lembaga/Gereja dengan LK3
14
Kemitraan Lembaga/Gereja dengan LK3
Salam kasih,
Ir. Ichwan Susanto Chahyadi, M.A.
Ketua Umum BPH Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3)
15
PENDAHULUAN
17
Seni Merawat Keluarga
18
Seni Merawat Keluarga
19
Seni Merawat Keluarga
20
Seni Merawat Keluarga
Menebus Keluarga
Sebagai konselor kami berbicara dengan banyak pasangan yang
akan bercerai. Mereka sudah berjuang, tapi tetap merasa sulit
mempertahankan pernikahannya, lebih banyak duka daripada
21
Seni Merawat Keluarga
22
Seni Merawat Keluarga
23
BAGIAN SATU
MASALAH-MASALAH
DALAM KELUARGA
25
Masalah-masalah dalam Keluarga
26
Masalah-masalah dalam Keluarga
27
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
Bagaimana istri membantu suami menjadi pemimpin dalam
keluarga?
28
Masalah-masalah dalam Keluarga
atau istri Anda. Tentu Anda memilih dia dari sekian banyak
orang yang Anda kenal karena dia yang terbaik bagi Anda.
Dialah juga orang yang terdekat dengan Anda saat ini. Kalau
bukan Anda yang mempercayai pasangan Anda, siapa lagi!
Pria dan wanita mempunyai sifat dan pembawaan yang
dasarnya memang berbeda. Misalnya kebutuhan untuk
didengarkan, lebih mendominasi para istri. Sedangkan pria
akan sangat berterimakasih jika istrinya tidak terlalu banyak
bertanya di saat dia tidak siap menjawabnya atau ketika dia
lelah dan butuh istirahat. Komunikasikan kebutuhan Anda
dengan baik sehingga pasangan Anda tidak menduga-duga
lebih jauh.
Menurut Lederer dan Jackson (1968) ada relasi yang
kuat antara trust dan komunikasi suami-istri. Jika komunikasi
antara suami istri terganggu dan mengalami tegangan maka
trust cenderung berkurang. Tetapi jika keduanya saling
mempercayai, mereka mudah membangun kepercayaan yang
“saling” (mutual confidence).
Diskusikan
Bagaimana membangun rasa saling percaya di antara suami
dan istri?
29
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
Jika ada konflik tersembunyi di antara Anda dan pasangan,
munculkan ke permukaan agar bisa dibahas. Mintalah ban
tuan profesional kalau Anda tidak dapat mengatasinya.
30
Masalah-masalah dalam Keluarga
31
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Pikirkan kebutuhan pokok Anda sebagai suami dan istri.
b. Bagaimana cara Anda menyampaikannya kepada suami
atau istri Anda?
32
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
Apa pendapat Anda tentang topik ini?
33
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Bagaimana membangun tanggung jawab sebagai suami
atau istri.
b. Jika Anda tidak puas terhadap pasangan, bagaimana me
nyatakannya?
Tujuh, perceraian
Pernikahan memang sulit, namun perceraian juga adalah
sesuatu yang sulit. Orang orang yang telah menikah selalu
merasa terperangkap ketika ingin bercerai. Mau cerai takut
sakit dan mahal, belum lagi rasa malu kepada masyarakat.
Kelahiran, pernikahan, kematian, ada acara formal ritualnya,
tapi tidak demikian dengan perceraian. Lebih lanjut bukti-
bukti menunjukkan perceraian bukanlah solusi terbaik dari
masalah pernikahan.
Kebanyakan dari mereka justru akhirnya tidak tahan
menghadapi rasa kesepian yang mencekam, dan akhirnya
mencoba pergi ke pelacuran dan minuman keras; ada juga
yang coba menikah lagi, namun angka perceraian tetap saja
tinggi. Ketika mereka mencoba pernikahan yang kedua,
ketiga, keempat dan seterusnya, tantangan yang mereka
hadapai bukannya semakin kecil.
Menurut Sperry dan Carlson (1991), tidak ada perkawinan
yang benar-benar kebal dari perceraian. Pilihan di tangan
kita, mau membangun atau rela perkawinan itu dihancurkan
oleh konflik. Perkawinan tidak akan menjadi baik begitu saja
tanpa dirawat. Tidak akan baik dengan sendirinya jika Anda
mendiamkan masalah yang terjadi. Tidak! Sedikitnya pelajari
beberapa keterampilan berikut untuk membantu terbentuknya
perkawinan yang selamat dari perceraian.
34
Masalah-masalah dalam Keluarga
35
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Dari kedelapan elemen penghancur pernikahan di atas,
apakah ada yang menjadi pergumulan Anda dengan
pasangan? Jelaskan.
b. Apa yang Anda pikirkan untuk mengatasi masalah ini?
Jelaskan.
c. Untuk merawat pernikahan Anda menjadi lebih memuas
kan, apa yang perlu Anda lakukan?
36
Masalah-masalah dalam Keluarga
37
Masalah-masalah dalam Keluarga
38
Masalah-masalah dalam Keluarga
sering minggat dari rumah. Bisa juga suami yang keluar dari
rumah dan malas kembali. Namun setiap kali pulang akan
melakukan kekerasan. Namun anehnya, sang pelaku KDRT
merasa menyesal. Diapun meminta pengampunan dari sang
istri.Namun sayangnya tidak lama kemudian dia mengulangi
perbuatannya.
Seringkali, sumber kekerasan adalah stres yang dirasakan
suami. Dia merasa perlu melampiaskan tekanan itu kepada
orang terdekatnya. Saat ia memukuli isterinya, dia merasa
sedikit lega.
Kecenderungan ini terjadi biasanya karena sang suami
terbiasa memendam emosi negatif. Setelah bertumpuk barulah
dia mengeluarkan emosi itu dalam bentuk tindakan fisik. Pada
waktu kecil dia tidak terbiasa menyampaikan rasa kecewa dan
marah secara verbal, dengan perkataan. Biasanya pelaku takut
karena memiliki orang tua yang dominan dan keras. Dulu saat
kanak-kanak dia tumbuh dengan perasaan tidak berdaya. Tak
jarang, ia menjadi korban kekerasan juga dari orang tuanya,
sering dipojokkan dan jarang sekali dipuji.
39
Masalah-masalah dalam Keluarga
40
Masalah-masalah dalam Keluarga
41
Masalah-masalah dalam Keluarga
42
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Apakah Anda pernah menjadi korban KDRT? Sharingkan
dalam kelompok.
b. Apakah Anda pernah menjadi pelaku KDRT? Sharingkan.
c. Apakah komitmen Anda terhadap masalah KDRT, setelah
membaca tulisan ini?
3. Perceraian Emosi
Dia pengusaha beken, sebut saja Roy namanya. Bisnisnya
hebat, uangnya banyak. Tapi sayang rumah tangganya tidak
harmonis. Roy seringkali konflik dengan istrinya. Salah satu
sebabnya adalah Roy berkali-kali affair.
Dini istrinya mengidap depresi, sebab suaminya tidak
pernah berubah, malah makin parah. Selain tertekan secara
emosi karena ulah suaminya, Dini merasa makin kesepian.
Sebab suaminya makin sering keluar negeri. Kalaupun di
Jakarta sering menginap di hotel dengan teman kencan. Dini
hanya sendirian di rumah bersama pembantu, sementara
anak tunggal mereka sudah setahun sekolah di luar negeri.
Sudah lama Dini ingin bercerai dengan suaminya. Dia
menunggu Roy yang berinisiatif, sebab dia sendiri takut pada
aturan agamanya yang melarang perceraian. Meski Dini dan
Roy serumah, sesungguhnya mereka sudah lama tercerai secara
emosi.
Perceraian dalam perkawinan semakin meningkat di
tanah air. Kementerian Agama mencatat, angka perceraian
sepanjang tahun 2009 ada 250 ribu kasus. Angka ini setara
43
Masalah-masalah dalam Keluarga
44
Masalah-masalah dalam Keluarga
Pertolongan Pertama
Tidak mudah membantu pasangan dengan kondisi emotional
divorce. Sebab umumnya pasangan ini tidak memiliki kemam
puan untuk memecahkan masalah, bahkan dalam masalah
sepele sekalipun. Mereka tidak punya kemampuan menjaga
berfungsinya keluarga secara efektif. Apalagi masalah sudah
menumpuk dan menahun. Hati mereka dipenuhi luka dan
kemarahan tersembunyi.
Jika kita ingin membantu pasangan keluar dari situasi ini
ada beberapa hal yang perlu kita sarankan:
a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada. Membedakan
antara akibat masalah dengan sumber (sebab) masalah.
Yang diatasi dulu tentu bukan akibatnya, tapi sumbernya.
b. Menyarankan klien curhat atau konseling ke orang yang
tepat. Mencari konselor atau terapis perkawinan adalah
45
Masalah-masalah dalam Keluarga
46
Masalah-masalah dalam Keluarga
47
Masalah-masalah dalam Keluarga
Penutup
Setelah beberapa kali konseling, selalu tentukan batas waktu
yang digunakan untuk membicarakan setiap masalah yang
diutarakan klien. Jangan biarkan mereka menunda menye
lesaikan masalah. Ajarkan agar masing-masing melakukan
tugas sesuai kesepakatan yang diambil bersama Anda sebagai
konselor.
Akhirnya jangan lupa, masalah perkawinan umumnya
tidak terjadi di dalam perkawinan, tetapi jauh sebelum
pernikahan. Umumnya masalah muncul akibat minimnya
persiapan, pengenalan pasangan dan minimnya keterampilan
memelihara perkawinan. Tanpa skill perkawinan dan kema
tangan emosi suami atau istri, bisa mengancam stabilitas
48
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Silakan mengevaluasi pernikahan Anda.
b. Jika pernikahan Anda di ambang perceraian emosi,
mintalah bantuan konselor pernikahan.
49
Masalah-masalah dalam Keluarga
50
Masalah-masalah dalam Keluarga
Sumber Masalah
Mereka yang terkena sindrom ini umumnya merasa bingung.
Sebab secara sehat, semuanya ada, dan kondisi anak serta
pasangan juga baik-baik saja. Tetapi setelah diteliti lebih
mendalam ternyata sistem rumah tanggalah yang bermasalah.
Sistem pernikahan tidak berfungsi dengan baik. Suami tidak
berfungsi sebagai suami, Ayah tidak berfungsi sebagai ayah.
Juga Istri tidak berfungsi sebagai istri. Ibu tidak berfungsi
sebagai ibu. Kehadiran pembantu dan supir sering kali
menggantikan fungsi ini sejak pernikahan baru dimulai atau
ketika anak-anak masih kecil. Kesibukan menjadi alasan
pasutri ini tidak lagi memberikan waktu berduaan menikmati
kebersamaan dan ngobrol berduaan.
Saat anak masih kecil dan nampaknya Anda sibuk
dengan anak-anak, ini tidak terasa. tetapi saat anak dewasa
dan meninggalkan rumah maka kehilangan anak-anak sangat
terasa di masa ini. Barulah anda merasa seperti kehilangan
pegangan. Kondisi ini diperparah karena selama ini hubungan
Anda dengan pasangan tidak harmonis dan romantis.
Kemesraan anda tidak pernah di-tune-up. Keintiman tidak
bertumbuh dengan baik. Akhirnya tidak bertemu berhari-
haripun tidak jadi masalah. Hubungan sudah kembali seperti
teman biasa.
Kalau Anda sudah merasa gejala-gejala ini, pertim
bangkanlah untuk memperbaikinya. Mungkin ada sistem
perkawinan Anda yang salah atau tidak jalan. Mungkin
keintiman sudah memudar. Di tengah situasi ini justru paling
51
Masalah-masalah dalam Keluarga
Jalan Masuk
Hidup lebih penting daripada harta, jabatan, pangkat,
keberhasilan, kesenangan dan semua fasilitas hidup yang lain.
Hidup adalah anugerah yang layak kita syukuri senantiasa.
Karena itu selama masih hidup marilah menghargai pasangan
dan anak kita. Membuat mereka menjadi orang yang berarti
dan berguna. Membuat mereka merasa dicinta atau disayang.
Janganlah sampai anak merasa ayahnya lebih cinta pekerjaan
daripada dirinya. Jangan sampai anak merasa ibunya lebih
mencintai karier atau pelayanan gereja daripada dirinya.
Jangan sampai istri merasa suaminya lebih peduli pada
pekerjaan atau teman kantornya.
Kesempatan bersama anak tidaklah lama, paling-paling
beberapa belas tahun saja. Setelah dewasa mereka akan
meninggalkan rumah. Kelak jika mereka menikah, mereka
akan meniru atau mengadopsi pola keintiman keluarga Anda
dengan pasangan.
52
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Seperti apakah kesepian itu menurut Anda? Bagaimana
Anda menggambarkan kesepian?
b. Mengapa seseorang dapat merasa kesepian meski di
sedang berada di tempat yang ramai? Pernahkah Anda
mengalaminya?
c. Saat Yesus akan di salib, semua murid meninggalkan-Nya.
Dia berkata kepada murid-Nya, “Hati-Ku sangat sedih,
seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-
jagalah.” Apa yang Anda pahami dari ucapan Yesus
tersebut?
d. Kalau Anda kesepian, apa yang paling membantu Anda
menjalani dan menikmati perasaan itu?
e. Silakan saling mendoakan, khususnya untuk orang tua
yang lanjut usia yang tinggal sendirian, karena anak-anak
sudah mandiri.
53
Masalah-masalah dalam Keluarga
54
Masalah-masalah dalam Keluarga
55
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Catatlah daftar kehilangan Anda.
b. Apa yang Anda syukuri dari berbagai kehilangan yang
Anda rasakan?
56
Masalah-masalah dalam Keluarga
Menghadapi Kematian
Siapa yang tidak sedih dan sepi saat harus berpisah selamanya
dengan orang yang kita cintai? Jangankan ditinggal mati, anak
meninggalkan kami untuk pergi sekolah rasanya kehilangan
sekali. Kematian adalah bagian akhir hidup manusia yang
akan dilewati semua orang. Kapan dan bagaimana cara Tuhan
memanggil tak seorang pun tahu.
“Kematian itu sakitnya luar biasa,” demikian pendapat
ibu mertua saya. Ah, benarkah? Entahlah. Siapa yang pernah
mati, lantas hidup lagi sehingga tahu sakitnya mati?
Namun kalau kita lihat realita di acara pemakaman,
kematian itu memang amat sangat menyakitkan. Setidaknya
bagi keluarga yang ditinggal.
Beberapa tahun lalu kami melayat teman sekampus yang
lebih dahulu dipanggil Tuhan. Teman ini kepala keluarga yang
sangat mengasihi anak dan istrinya. Dia meninggal setelah
sakit beberapa tahun. Keluarga sudah membawanya berobat
sampai ke Singapura, Penang, dan Cina. Tapi toh akhirnya
tidak tertolong.
Pada malam penutupan peti istri almarhum mengucapkan
kata-kata yang tidak akan kami lupakan sampai sekarang,
“Hati saya sedih sekali sampai sakit rasanya. Tapi bukan
kepergiannya yang membuat sakit, karena saya tahu dia
pergi ke surga. Tapi mengingat kebaikan, kasih, dan sayang
almarhum serta pengorbanannya yang luar biasa untuk saya
dan anak-anak, itu akan selalu membuat saya merindukan
dia.”
Berpisah selamanya dengan orang yang kita sayangi
adalah penderitaan yang tidak tertahankan. Inilah sakitnya
kematian itu. Saya tidak akan mendengarkan lagi suaranya
atau humornya yang segar. Ke mana saya harus pergi jika
57
Masalah-masalah dalam Keluarga
58
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Apakah Anda punya pengalaman berpisah dengan orang
yang Anda sangat kasihi?
b. Bagaimana Anda memproses kehilangan ketika itu?
c. Jika kehilangan itu masih meninggalkan duka yang dalam,
carilah pertolongan profesional.
59
Masalah-masalah dalam Keluarga
60
Masalah-masalah dalam Keluarga
Bagaimana Bersikap?
Jika selama ini cara yang Anda lakukan masih gagal, cobalah
pendekatan baru ini.
61
Masalah-masalah dalam Keluarga
62
Masalah-masalah dalam Keluarga
63
Masalah-masalah dalam Keluarga
Contoh:
Cara Susi Menghadapi Heru
Susi adalah teman baik saya. Kami sudah lama tidak bertemu
ketika tiba-tiba dia dan suaminya datang ke rumah. “Tadinya
mau bikin kejutan untuk kalian,” katanya, “tapi kok Julianto
nggak di rumah.”
Maka siang itu kami ngobrol ke sana-ke mari, bernostalgia,
tertawa dan bercerita. Entah bagaimana, cerita kami sampai
pada suatu ide untuk menulis buku tentang pria puber ketiga.
“Kalian punya pengalaman?” saya menantang.
Susi memandang Heru, kemudian menatap saya, lantas
dia mulai cerita.
Beberapa bulan lalu, Susi merasa Heru agak berubah.
Kalau biasanya Heru selalu meminta Susi mengecek pesan-
pesan singkat di HP-nya, kali ini HP-nya selalu disimpan
dalam kantong. Heru juga kerap menjauhi istrinya jika
menerima telepon. Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Perubahan lain yang diamati Susi adalah Heru nampak riang.
Mereka sudah menikah 25 tahun. Awalnya mereka
berkenalan di organisasi mahasiswa Kristen. Heru lebih tua
4 tahun. Susi berprofesi sebagai guru dan Heru wirausaha.
Mereka dikaruniai 3 anak, dua yang terbesar sedang menye
lesaikan studi sambil bekerja part-time. Secara ekonomi
keluarga ini nampak mapan. Delapan tahun lagi Susi pensiun
sebagai PNS. Setiap masa libur sekolah, Susi dan Heru selalu
bersama-sama mengembangkan usaha mereka. Selain itu,
pasangan ini cukup aktif di gereja. Mereka juga seringkali
diundang sebagai pembicara di berbagai seminar.
Susi mencoba menganalisis alasan suaminya berubah.
Hatinya mengatakan sesuatu terjadi diri suaminya. Dia
64
Masalah-masalah dalam Keluarga
65
Masalah-masalah dalam Keluarga
66
Masalah-masalah dalam Keluarga
67
Masalah-masalah dalam Keluarga
lama dia jadi menikmati situasi itu, senang karena ada yang
memperhatikan, dan merasa dibutuhkan. Sedangkan dari Susi
dia sudah mendapatkan hal-hal yang dia butuhkan, rasanya
semua berjalan mekanis, tidak ada yang perlu diperjuangkan.
“Akhirnya aku menyadari, ada yang lebih penting aku
perjuangkan,” kata Heru, “yaitu menjaga hati dan perasaanku
tetap pada kalian, pada istri dan anak-anakku, pada keluargaku.
sebelum aku berterus terang pada kamu, perasaanku ndak
karuan, gelisah. Rasanya mau marah saja. Untung kamu cukup
ngerti dan sabar menghadapi aku.”
68
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Evaluasi pernikahan Anda. Apakah Anda merasa
semuanya baik-baik saja? Jelaskan.
b. Bagaimana Anda menyiapkan diri andai suami atau istri
Anda mulai tertarik pada orang lain?
69
Masalah-masalah dalam Keluarga
70
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Pernahkah Anda mengalami tekanan yang amat berat
sehingga terpikir untuk mengakhiri hidup? Jelaskan.
71
Masalah-masalah dalam Keluarga
Akar Depresi
Hasil penelitian Universitas Harvard tentang Perkembangan
Orang Dewasa menemukan hubungan gangguan jiwa de
ngan pola asuh. Anak yang dibesarkan tanpa kasih sayang,
ditemukan lima kali lebih banyak yang menderita gangguan
kesehatan jiwa, terutama depresi. Mereka cenderung memilih
hidup menyendiri, memisahkan diri dari persahabatan. Seba
gian meninggal karena perilaku yang tidak sehat, termasuk
akhirnya bunuh diri.
Sebaliknya, mereka yang dibesarkan dengan kasih sayang
dan bahagia di masa kecil, umumnya terlindung dari depre
si, adiksi serta gangguan mental lainnya. Kehidupan mereka
lebih kaya dengan hubungan (relasi) dan sukacita. Mereka
lebih mampu menyeimbangkan tugas dan kewajiban dengan
melakukan rekreasi yang menyenangkan. Ditemukan juga
mereka suka menjalin dan membangun hubungan serta
mendapat sukacita dari relasi itu.
Selain pentingnya dibesarkan dengan kasih sayang, kami
menemukan klien yang bermasalah dengan gangguan depresi
atau kecemasan karena berada dalam sistem keluarga yang
sakit, tidak sehat dan disfungsi. Mereka melihat hubungan
orangtua yang buruk dan banyak konflik. Akibatnya setelah
mereka dewasa dan menikah, mereka mengadopsi pola yang
sama, sistem yang sakit. Apalagi jika orang tua sampai bercerai.
Mereka meniru komunikasi yang buruk, menghasilkan emosi
yang tidak stabil. Akibatnya salah satu pasangannya frustrasi.
Mereka membawa trauma perceraian atau konflik yang
parah dari perkawinan ortu mereka. Miskinnya komunikasi
72
Masalah-masalah dalam Keluarga
73
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Dari bacaan di atas, temukanlah aspek-aspek pola asuh
masa kecil Anda yang menjadi akar (predisposisi) tekanan
mental Anda saat ini.
b. Apakah ada faktor kontribusi dan pemicu depresi Anda?
Jelaskan.
c. Jika Anda masih sering mengalami pikiran bunuh diri,
carilah bantuan konselor.
8. Mendampingi Lansia
“Ujung dari keintiman perkawinan bisa berujung kejam
dan pahit bagi seorang Pria. Saat isteri meninggal, para pria
umumnya tidak bisa mengatasi kesendiriannya dengan baik.”
Dari tahun ke tahun, jumlah orang lanjut usia (60 tahun
ke atas) makin meningkat. Tahun 1970 ada 5,3 juta orang,
1990 menjadi 12,7 juta orang, dan 2010 menjadi 24 juta jiwa.
Jumlah orang lanjut usia (lansia) di Indonesia menduduki
nomor empat di dunia, setelah China, India dan USA.
Beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami ledakan
penduduk lanjut usia pada 2010 hingga 2020. Jumlah lansia
diperkirakan naik mencapai 11,34% dari jumlah penduduk di
Indonesia. Jumlah yang sangat besar! Di Indonesia harapan
74
Masalah-masalah dalam Keluarga
75
Masalah-masalah dalam Keluarga
Sindrom Lansia
Keluarga merasa kesulitan saat orang tua mereka mulai berusia
lanjut. Orang tua menjadi sangat kuatir akan kesehatannya
padahal dia sehat-sehat saja. Orang tua juga suka berbicara
tentang masa lalu, selalu menuntut perhatian atau minta
didengarkan. Orang tua mudah marah karena hal-hal sepele,
cenderung kaku dan otoriter. Biasanya setelah orang tua
mulai pikun barulah anak-anak mulai menyadari bahwa otak
orang tuanya mungkin sudah tidak lagi berfungsi dengan
baik. Mereka sadar perilaku orang tua yang mudah marah itu
mungkin merupakan usaha dia mengatasi kesulitan tersebut.
Hal lain yang menyulitkan adalah karena beberapa
dari lansia ini mulai tidak mempedulikan kebersihan diri-
sendiri, sering kehilangan benda-benda atau malah suka
menyembunyikan benda-benda. Mulai suka membicarakan
orang yang sudah lama meninggal, melantur saat sedang
berbicara, dan tidak mengembalikan gagang telepon ke
tempatnya. Dia lupa bahwa Anda baru saja menelepon
dan meributkan terus-menerus mengapa Anda tidak
meneleponnya. Dia juga mungkin punya kebiasaan aneh, suka
menaruh uang di kulkas dan suka menyimpan berkas koran
hanya karena di koran itu dia merasa ada sesuatu yang penting
baginya meskipun dia tidak bisa mengingatnya.
76
Masalah-masalah dalam Keluarga
Setiap kita akan memasuki masa itu, masa tua. Kita juga
akan menjumpai banyak kesulitan di masa ini. Di antaranya
pikiran yang berkurang, relasi yang menurun, juga kesehatan
memburuk. Raja Salomo pernah menulis, “Ingatlah akan
Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang
malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak
ada kesenangan bagiku di dalamnya!” Kita perlu menyiapkan
masa itu dengan menghidupi masa sebelumnya dengan
baik. Khususnya memiliki relasi yang baik dengan keluarga,
terutama anak-anak. Tak kalah penting mempersiapkan
finansial dan punya kegiatan yang membuat kita tidak terasing.
77
Masalah-masalah dalam Keluarga
Diskusikan
a. Sebelum orang tua Anda menjadi lansia, pikirkanlah
bagaimana Anda merawat mereka jika mereka lansia nanti.
Bagaimana Anda melengkapi diri dalam menjalankan
tugas itu? Diskusikan dengan pasangan.
b. Jika orang tua Anda sudah sepuh, apakah ada yang perlu
Anda perbaiki dalam cara mendampingi mereka?
78
BAGIAN DUA
SALIB DI TENGAH
BADAI KELUARGA
79
Salib Di Tengah Badai Keluarga
80
Salib Di Tengah Badai Keluarga
81
Salib Di Tengah Badai Keluarga
82
Salib Di Tengah Badai Keluarga
83
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan
a. Badai apa yang sedang mengancam keluarga Anda saat
ini?
b. Bagaimana Anda menerapkan kata “memandang pada
salib Kristus” dalam kesulitan Anda?
c. Bagaimana Anda memaknai kalimat Martin Luther: salib
adalah tempat paling aman dari semua yang ada di dunia?
84
Salib Di Tengah Badai Keluarga
85
Salib Di Tengah Badai Keluarga
86
Salib Di Tengah Badai Keluarga
87
Salib Di Tengah Badai Keluarga
88
Salib Di Tengah Badai Keluarga
89
Salib Di Tengah Badai Keluarga
90
Salib Di Tengah Badai Keluarga
91
Salib Di Tengah Badai Keluarga
92
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan
a. Apakah Anda merasakan pernikahan anda sebagai
perlindungan dari tekanan atau malah sebagai sumber
stres Anda?
b. Dari lima area keintiman di atas, area mana yang sudah
ada dalam pernikahan Anda dan mana yang masih perlu
dibangun? Jelaskan.
c. Apakah Anda merasa cukup punya waktu bersama dengan
pasangan dan anak di rumah? Jelaskan.
93
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Reborn Love
Kadang tidak mudah untuk kembali pada cinta pertama yang
sudah rusak atau retak akibat pengkhianatan. Karena itu perlu
melahirkan ulang cinta yang baru (reborn love). Pasangan
belajar jatuh cinta lagi seperti dulu saat pacaran. Kalau
berhasil, ini malah bisa melampaui cinta pertama.
Satu kasus yang kami tangani selama 3 tahun menunjukkan
kebenaran ini. Setelah pisah kamar selama 10 tahun, Adi dan
Nina (nama bukan sebenarnya) memutuskan kembali akur.
Masalah bermula dari Nina menjumpai Adi suka tidur
dengan PSK. Di antaranya adalah wanita langganan tempat
Adi suka dugem. Pahitnya hati Nina karena Adi tidak segan
cerita tentang perzinahannya. Menurut Adi, dia memang
benci istrinya karena dominan dan sok ngatur. Dari hasil tes
dengan dua psikolog ditemukan masa lalu Adi memang gelap,
sudah melakukan hubungan seks dengan pembantunya sejak
masih SMA.
Mereka memutuskan konsultasi, membicarakan proses
perceraian yang juga sudah disetujui anak-anak. Namun
selama tiga tahun kami terus mencegah dan mengajarkan
94
Salib Di Tengah Badai Keluarga
95
Salib Di Tengah Badai Keluarga
96
Salib Di Tengah Badai Keluarga
97
Salib Di Tengah Badai Keluarga
98
Salib Di Tengah Badai Keluarga
99
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Proses Memaafkan
Bagi beberapa orang hal-hal kecil tidak usahlah dianggap
masalah. Meski dia dirugikan, dia anggap sepele. Para pria
merasionalisasikan masalah dengan menganggapnya “tidak
ada masalah”. Sedangkan para wanita berusaha menekan sakit
hatinya. Akibatnya terjadilah rekonsiliasi yang semu, seakan-
akan sudah selesai, padahal belum.
Suami berkata, ”Sudahlah Ma, yang itu tidak usah diper-
masalahkan.” Pada sebagian kasus lain ada yang melakukan
penyangkalan atau denial. Istri berkata mengatakan, “Oh, itu
Pa, sudah tidak apa-apa, kok!” Sang istri menyangkal bahwa
dia terluka. Kadang kala malah ada istri yang tidak bersalah
tetapi mencoba minta maaf pada suami. Tujuannya adalah
meminimalkan masalah. Ini merupakan contoh rekonsiliasi
yang salah.
Kebiasaan menekan dan menyangkal masalah ini
biasanya terjadi secara tidak disadari. Kita sering tidak bisa
membedakan antara motivasi dengan akibat. Kita jangan
hanya melihat motivasinya, tetapi juga impaknya. Misalnya,
jika istri Anda mengatakan dia merasa sakit hati sekali karena
perkataan Anda yang kasar, jangan anggap nggak ada apa-apa,
lalu menghindarkan diskusi. Dampaknya bisa membuat istri
Anda tidak bisa tidur. Suami sih bisa tenang-tenang saja.
Cara terbaik adalah, masing-masing harus mencari titik
kesalahan itu. Ungkapkan hal-hal yang tersembunyi. Jangan
100
Salib Di Tengah Badai Keluarga
101
Salib Di Tengah Badai Keluarga
102
Salib Di Tengah Badai Keluarga
103
Salib Di Tengah Badai Keluarga
104
Salib Di Tengah Badai Keluarga
105
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan
a. Apakah Anda pernah merasa tawar hati dalam hubungan
cinta dengan pasangan? Apakah Anda ingat pemicunya?
b. Apakah Anda pernah melakukan satu kesalahan yang
membuat pasangan Anda terluka? Apakah Anda sudah
meminta maaf untuk itu?
c. Apakah Anda termasuk orang yang sulit memaafkan? Kira-
kira apa yang membentuk kepribadian Anda demikian?
d. Apakah ada komitmen yang Anda ingin ambil sesudah
membaca bagian ini? Bagikanlah pada pasangan atau
kelompok Anda.
4. Menebus Perkawinan
Kami ingin mulai dengan kisah orang tua saya (Julianto).
Kisah ini menceritakan kekuatan cinta yang mampu menebus
perkawinan yang “mati”.
Ini adalah cerita pernikahan Nurma (mama) dan Theo
(papa). Cinta pertama memang berkesan luar biasa. Paling
tidak itulah pengalaman Nurma. Nurma boleh dibilang
primadona di kalangan muda-mudi di kotanya, Aek Kanopan,
kota kecil yang berjarak 7 jam dari Medan. Banyak pria
106
Salib Di Tengah Badai Keluarga
107
Salib Di Tengah Badai Keluarga
108
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Ujian Cinta
Sejak muda memang Theo suka minum bir atau tuak. Tetapi
itu sesekali, di saat pesta saja. Namun sayang, di puncak
kariernya Theo lupa daratan. Dia bergaul dengan banyak
teman yang suka minum dan berjudi. Beberapa pengusaha
yang dekat dengan Theo menjerumuskannya ke meja judi.
Theo jadi akrab dengan alkohol. Akibatnya Nurma frustrasi
dan depresi. Dia makin tidak mampu merawat ke tujuh
puteranya yang jarak usianya hanya setahun. Nurma sempat
menyerahkan beberapa anaknya diasuh kerabatnya.
Meski Theo makin kasar karena mabuk, cinta Nurma
tidak berubah. Dia setia mendampingi Theo, sampai suatu
hari kasus hukum menjerat Theo. Dia menggunakan uang
negara di meja judi. Setelah proses hukum, Theo diwajibkan
mengganti uang negara atau masuk penjara. Nurma sudah
bertahun-tahun punya usaha berjualan kelontong, suka
menabung dalam bentuk tanah dan emas. Demi cintanya pada
Theo maka Nurma rela menjual emas sekaleng roti Khong
Guan guna menebus Theo dari penjara.
109
Salib Di Tengah Badai Keluarga
110
Salib Di Tengah Badai Keluarga
111
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan:
a. Adakah refleksi Anda terhadap kisah di atas?
b. Jika Anda punya pengalaman mirip, bagikanlah dengan
teman kelompok Anda.
Menebus Perkawinan
Perkawinan yang sarat konflik seperti cerita di atas perlu
“ditebus”. Mungkin pasangan Anda berkhianat atau berbuat
salah dengan berselingkuh, ada masalah konflik relasi yang
pelik, kepahitan, dan sebagainya.
Memang dalam beberapa kasus perkawinan yang sakit,
kadang ada pasangan yang harus rela sementara berpisah
dengan orang yang Anda cintai. Namun, dengan sikap hati
yang benar, Anda belajar setia mencintai pasangan Anda.
Juga menghargai lembaga perkawinan itu sendiri, yang Anda
masuki dengan janji.
Dengan demikian maka Anda tidak akan rela berpisah
terus-menerus. Anda akan berusaha “menebus”, agar cinta
perkawinan itu menjadi milik Anda lagi. Anda berusaha
bersatu kembali dengan pasangan. Ingat, perkawinan jauh
lebih mahal dan berharga dari pekerjaan, perhiasan atau apa
pun yang sedang menjadi prioritas Anda saat ini.
Perkawinan yang seolah sudah mati bisa ditebus. Namun
harus ada yang menjadi agen penebus. Dia rela membayar
harga untuk mengambil kembali perkawinan itu dari «rumah
gadai» masalah. Untuk itu tentu ada harga yang harus dibayar,
dan harus ada salah satu yang rela membayarnya. Mungkin itu
112
Salib Di Tengah Badai Keluarga
113
Salib Di Tengah Badai Keluarga
114
Salib Di Tengah Badai Keluarga
115
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan
a. Jika perkawinan Anda sedang bermasalah, dan memung
kinkan, … tebuslah!
b. Perjuangkanlah, meski untuk itu Anda harus rela menjadi
agen penebus dan membayarnya dengan mahal. Carilah
professional helper untuk membantu Anda.
5. Alasan-alasan Mempertahankan
Pernikahan
Ada banyak alasan individu mempertahankan pernikahan
dengan pasangannya. Meski hubungan sudah saling menya
kiti, mereka berusaha bertahan. Di antaranya adalah: takut
bercerai karena mengingat janji nikah yang diucapkan di
hadapan Tuhan saat diberkati di gereja. Ini adalah hukum
agama. Sebagian lagi berusaha mempertahankan pernikahan
demi anak-anak. Mereka tidak mau anak-anak terluka atau
hak pengasuhan terbelah karena perpisahan orang tua.
Sebagian pasangan malu-malu mengakui, bahwa mereka
berusaha bertahan karena faktor ekonomi. Salah satunya tidak
mandiri secara finansial. Alasan bertahan yang lain adalah
demi orang tua. Mereka tidak mau mendukakan hati ayah dan
ibu yang ia sayang dan hormati.
Bercerai merupakan hal yang tabu dalam sosial masyarakat
tertentu. Termasuk ada yang enggan bercerai karena tidak
siap menyandang status janda atau duda. Semua alasan di
116
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Janji Nikah
Umumnya pasangan Kristiani menikah dengan mengucapkan
janji sebagai berikut:
“Di hadapan Allah dan jemaat-Nya aku mengaku dan
menyatakan menerima dan mengambilmu sebagai isteriku
(suamiku). Sebagai suami (isteri) yang beriman, aku berjanji
akan memelihara hidup kudus denganmu, dan akan tetap
mengasihimu pada waktu kelimpahan maupun kekurangan,
pada waktu sehat maupun sakit, dan tetap merawatmu dengan
setia, sampai kematian memisahkan kita.”
Sandra (samaran) yang dikisahkan pada bagian sebelum
nya, menerima suaminya kembali walaupun kedua anaknya
tidak setuju. Apa alasan Sandra?
“Saya menerima dan memaafkan suami karena saya
pernah berjanji pada Tuhan akan setia sampai mati. Lagi
pula, saya rindu agar cucu-cucu saya punya kakek. Saya
mau mewariskan pernikahan yang baik pada mereka, meski
pernikahan saya pernah gagal,” kata Sandra.
Janji nikah diucapkan bukan hanya kepada pasangan dan
di hadapan saksi (jemaat), tetapi terutama karena diucapkan
kepada Tuhan. Perjanjian ini mengikatkan diri kepada Tuhan.
Saat menikah, masing-masing sudah siap dengan semua
konsekuensinya: susah atau senang, sakit atau sehat, cukup
117
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan
a. Apakah Anda masih mengingat janji pernikahan Anda?
b. Percakapkan janji nikah Anda dalam kelompok.
Bagaimanakah janji nikah ini membantu Anda dalam
masalah-masalah pernikahan?
Visi Pernikahan
Hal kedua yang kuat dijadikan alasan untuk mempertahankan
pernikahan adalah visi pernikahan. Saat memasuki pernikahan
banyak orang tidak punya tujuan yang jelas. Tidak heran, ketika
masalah berat datang, pasangan ini bingung, putus asa dan
ingin bercerai saja. Namun mereka yang punya visi (cita-cita)
pernikahan akan berusaha berjuang dan mempertahankan
keutuhan pernikahannya meski banyak kesulitan.
Tujuan pernikahan bukanlah kebahagiaan, tetapi per
tumbuhan (growth). Itu sebabnya dalam janji nikah di atas,
masing-masing siap menghadapi kondisi buruk seperti: sakit,
miskin, atau situasi yang malang, pasangan ini tidak hanya
siap menghadapi keadaan yang baik, cukup atau sehat. Lewat
berbagai keadaan itu pasangan ini bertumbuh dalam iman,
pengalaman, ketrampilan menghadapi hidup, pengetahuan
tentang cara menghadapi masalah dan banyak hal lain. Kedua
situasi itu, baik positif maupun negatif, jika diterima dengan
ucapan syukur, akan mendatangkan menguatkan pernikahan
mereka.
118
Salib Di Tengah Badai Keluarga
119
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan
a. Apakah visi pernikahan Anda?
b. Jika sebelum ini Anda belum sempat memikirkan
visi pernikahan, ini saatnya merumuskannya dengan
pasangan.
120
Salib Di Tengah Badai Keluarga
121
Salib Di Tengah Badai Keluarga
122
Salib Di Tengah Badai Keluarga
123
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Papa kalian suka mabuk dan judi. Ingat, apapun yang terjadi,
aku akan jaga Papa kalian sampai aku mati. Kita harus menjadi
keluarga yang utuh. Kalian juga anak-anakku, jangan ada
seorangpun yang menceraikan istrinya dengan alasan apapun.”
Itulah komitmen Nurma yang menggugah hati ketujuh
anaknya. Perubahan kemudian terjadi. Melihat perubahan
besar dalam diri istri dan putranya, Theo digerakkan mencari
Tuhan. Sejak itu kehidupan rumahtangga mereka berubah.
Kesabaran Nurma membuahkan hasil. Anak-anak mereka
dan banyak anggota keluarga lain akhirnya bertobat. Terutama
dari kebiasaan judi dan mabuk.
124
Salib Di Tengah Badai Keluarga
Diskusikan
Bagaimana cara Anda mewariskan nilai-nilai pernikahan
pada anak-anak Anda?
125
BAGIAN TIGA
JEMBATAN
PEMULIHAN KELUARGA
127
Jembatan Pemulihan Keluarga
128
Jembatan Pemulihan Keluarga
Diskusikan
Seperti apa keturunan Anda puluhan tahun ke depan?
Keluarga Saya
Orang tua saya bernama Theodorus Simanjuntak dan Nurmala
Simorangkir. Mereka sudah meninggal dan bersama Tuhan
sekarang. Ayah dan ibu saya melahirkan saya dan saudara saya
yang lain, yaitu: (1) Johny Simanjuntak, (2) Albert Simanjuntak
(alm), (3) Helman Simanjuntak (alm), Jerry Simanjuntak,
Agustinus Simanjuntak (alm), Julianto Simanjuntak1, Witner
Simanjuntak (alm). Saya menikah dengan Roswitha Ndraha;
kami dikaruniai dua anak laki-laki: Josephus Simanjuntak,
Moze Simanjuntak.
Sekarang saya punya keluarga sendiri. Tetapi saya dan
istri berasal dari pohon yang berbeda. Maka waktu kami
membentuk keluarga, kami mengalami kesulitan. Kami
banyak konflik dan tidak tahu cara memperbaiki relasi kami.
Rasanya tidak ada yang salah, kami menjalankan rumah
tangga seperti orang tua kami dulu. Apa yang salah?
Kondisi itu berubah setelah saya belajar pohon keluarga.
Saya mendalami pohon keluarga mertua saya dengan cara
1 Saya pernah bertanya kepada ibu saya,” Ma, kenapa nama-nama abang
bagus-bagus?” dan ibu menjawab,” Karena kamu dilahirkan sangat
susah. Mama sampai blooding. Mama hanya kepikir bulan saat kamu
dilahirkan, yaitu Bulan Juli. Karena itu nama kamu Julianto.” Perlu
juga saya tambahkan di sini bahwa saya merupakan anak yang tidak
diinginkan.
129
Jembatan Pemulihan Keluarga
2 Undian berhadiah.
130
Jembatan Pemulihan Keluarga
Diskusikan
a. Buatlah silsilah keluarga Anda dan pasangan dalam tiga
generasi: kakek Anda, ayah Anda, dan Anda sendiri.
b. Bicarakan dengan pasangan tokoh-tokoh yang ada dalam
silsilah keluarga Anda, bagaimana tabiat, emosi, spiritual,
dan kebiasaan-kebiasaan dalam masing-masing keluarga.
c. Apa yang mempengaruhi keluarga Anda sekarang?
131
Jembatan Pemulihan Keluarga
132
Jembatan Pemulihan Keluarga
133
Jembatan Pemulihan Keluarga
Diskusikan
Apa yang Anda dan pasangan pelajari dari generasi di atas
Anda?
134
Jembatan Pemulihan Keluarga
135
Jembatan Pemulihan Keluarga
136
Jembatan Pemulihan Keluarga
137
Jembatan Pemulihan Keluarga
Visi Kami
Rencana Tuhan sungguh indah dalam hidup dan keluarga
orang percaya, walau apapun yang terjadi. Prosesnya masih
panjang, Tuhan belum menutup buku kehidupan kita, Ia
masih terus berkarya. Pohon keluarga membangun kesadaran
tentang sistem yang mempengaruhi hidup manusia, yang
diterima melalui pengasuhan orang tua, lantas bagaimana
orang tua perlu dengan sadar dan terencana mewariskan nilai-
nilai tersebut kepada anak-ananya. Orang tua perlu menaruh
visi dalam dirinya. Apa yang saya buat untuk masa depan
keturunan saya? Ini pertanyaan pengarahnya.
Saya sendiri punya visi menyiapkan sebanyak mungkin
pusat-pusat kesehatan mental, konseling dan konselor-
konselor yang mengasihi Tuhan untuk anak-cucu-cicit saya.
Seandainya suatu saat mereka butuh konseling, mereka lebih
mudah mendapatkannya. Jadi saya mendorong sebanyak
mungkin orang menjadi psikolog, psikiater, konselor Kristen
demi masa depan keturunan kita.
Saya telah keliling ke beberapa kota untuk seminar,
mengajar, dan mengampanyekan pentingnya konseling. Walau
lelah saya diberi kekuatan ekstra dari Tuhan, sehingga tidak
patah semangat. Visi itu seperti cahaya, menjadi penuntun dan
pedoman ketika saya merasa bahwa apa yang saya lakukan ini
138
Jembatan Pemulihan Keluarga
Diskusikan
a. Apa yang akan Anda buat untuk masa depan keturunan
Anda?
b. Setelah mempelajari bagian ini, apa visi Anda untuk masa
depan keluarga dan generasi penerus Anda? Bagaimana
menjalankan/merealisasikannya?
139
Jembatan Pemulihan Keluarga
140
Jembatan Pemulihan Keluarga
141
Jembatan Pemulihan Keluarga
Rekonsiliasi Relasi
Pendekatan terapi inkarnasi berfokus kepada pemulihan
individu yang dimulai dengan mengamati pola relasi dan pola
konfliknya. Sumber masalah pada emosi dan pikiran individu
sebagian besar berasal dari konflik relasi dengan orang terdekat
dan dirinya sendiri. Jika masalah tidak diselesaikan, maka
sebagian energi pikiran dan perasaan inividu akan tersedot
pada konflik, dan membuat hidupnya tidak bertumbuh.
Dalam Kotbah di Bukit Yesus menegaskan, “Sebab itu,
jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas
mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati
saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu
di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
142
Jembatan Pemulihan Keluarga
143
Jembatan Pemulihan Keluarga
Latihan:
1. Berkaitan dengan isu konflik, temukanlah kesamaan Anda
dengan pasangan.
2. Temukan juga isu konflik dengan pasangan dan anak
3. Membahas dan menyelesaikan masalah dengan rumus
“kita vs masalah”
144
Jembatan Pemulihan Keluarga
145
Jembatan Pemulihan Keluarga
146
Jembatan Pemulihan Keluarga
147
Jembatan Pemulihan Keluarga
148
Jembatan Pemulihan Keluarga
149
Jembatan Pemulihan Keluarga
150
Jembatan Pemulihan Keluarga
151
Jembatan Pemulihan Keluarga
152
Jembatan Pemulihan Keluarga
Jika masalah luka batin anak ini jadi serius, orang saja tua
tidak cukup untuk menangani anak sendiri. Anda memerlukan
bantuan profesional, seorang psikolog atau psikiater, atau
seorang konselor anak yang ahli. Terutama kasus-kasus
dimana anak tidak bisa tidur, kecanduan game dan depresi.
Dasar Alkitab
Untuk memulihan luka hati dan kesedihan kita perlu berbagi
perasaan. Para Nabi, bahkan Yesus sendiri membagikan rasa
sedih dan tekanan perasaan-Nya dengan para murid-Nya,
terutama menjelang Ia ditangkap dan disalibkan. Perjanjian
Lama penuh dengan kisah orang-orang yang mencurahkan
isi hati mereka kepada Allah, misalnya Hana, Daud, Salomo,
Yeremia. Pemazmur berkata, selama kita berdiam diri, kita
akan merasa sakit. “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku
menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari.” (Mzm.
32:3).
Dalam sebuah ratapan, Pemazmur mencurahkan isi
hatinya kepada Tuhan sebagai upaya mendesak Dia agar
bertindak bagi mereka, sambil pada saat yang sama menyatakan
iman percaya mereka kepada-Nya. Dalam ratapan, seseorang
sepenuhnya mencurahkan luka hatinya, bahkan seolah
menuduh Allah. Tetapi itu langsung diikuti dengan pernyataan
percaya kepada Allah. Paduan kedua hal tersebut membentuk
doa yang sangat kuat. Kedukaan tidak disembunyikan, akan
tetapi orang itu tidak tetap tinggal dalam dukanya -- mereka
berseru kepada Allah dan menyatakan iman percaya mereka
kepada-Nya.
153
Jembatan Pemulihan Keluarga
154
Jembatan Pemulihan Keluarga
155
Jembatan Pemulihan Keluarga
Catatan
Terkadang ada kasus-kasus yang efektif disembuhkan dengan
konseling kelompok. Curhat dengan beberapa orang yang
punya masalah atau luka yang sama, akan sangat membantu.
Namun konseling kelompok akan lebih efektif pada mereka
yang sudah dewasa. Misalnya kelompok istri yang mengalami
kekerasan dari suami atau suami punya kasus affair, dan
sebagainya.
156
Jembatan Pemulihan Keluarga
157
Jembatan Pemulihan Keluarga
158
Jembatan Pemulihan Keluarga
159
Jembatan Pemulihan Keluarga
160
Jembatan Pemulihan Keluarga
Diskusikan
a. Apakah Anda respek kepada pasangan Anda?
b. Dalam area apa Anda kadang sulit terbuka pada pasangan?
Jelaskan.
c. Cobalah ingat-ingat, lantas ceriterakan satu pengalaman
keterbukaan yang mengubah relasi Anda dan pasangan
menjadi lebih baik.
161
Jembatan Pemulihan Keluarga
162
Jembatan Pemulihan Keluarga
satu wujud dari empati. Salah satu ciri lentur adalah mudah
memahami pasangan dan tidak ngotot mengubah pasangan.
Sebaliknya, Anda sendiri rela berubah saat pasangan tidak
berubah. Caranya dengan menerima pasangan yang tidak
berubah. Ada beberapa sifat dasar pasangan yang sulit
berubah. Misalnya, pasangan Anda seorang introvert, tidak
banyak bicara. Maka belajarlah menerima sifat itu, sambil
menjadikan diri Anda menjadi pribadi yang enak diajak bicara
oleh pasangan.
Ciri lainnya, seorang yang lentur bersifat pemaaf. Dia
tidak mudah tersinggung, dan kalaupun menjadi marah
tidak suka menyimpan kesalahan pasangan. Ia lebih suka
membicarakannya. Ini adalah salah satu sifat utama kasih.
Masalahnya, tidak semua orang memiliki sifat ini, sebab
kelenturan berkait erat dengan harga diri. Orang yang
mudah menyesuaikan diri (flexible) biasanya juga memiliki
harga diri (self-esteem) yang baik. Orang yang minder, sulit
membicarakan kelemahannya dengan pasangannya. Misalnya
meski dia sedang marah pada pasangannya, dia lebih suka
menyimpan, menekan atau menyangkali hal itu. Dia kuatir,
jangan-jangan jika dibicarakan akan membuat suami atau
istrinya menjadi lebih marah.
Kelenturan juga didukung oleh seberapa jauh suami
mengenali pasangan dan sebaliknya. Makin Anda mengenal
pasangan Anda dengan baik, maka ada pengertian yang
mendalam terhadap dia, terutama saat konflik dan perbedaan
pendapat terjadi. Karena itu salah satu kunci mengelola
konflik adalah mengenali pasangan dengan baik. Anda
memahami latar belakang, kebiasaan, sifat, hobi, cara berpikir
hingga pohon keluarga asalnya. Selain mengenal, Anda juga
menerima pasangan “apa adanya” bukan “ada apanya”.
163
Jembatan Pemulihan Keluarga
Sumber Pertengkaran
Pasangan yang cenderung konflik biasanya dilatarbelakangi
karena salah satu atau keduanya tumbuh dalam ketidakbaha
giaan, besar tanpa kasih sayang. Karena itu ada kecenderungan
berjuang mengubah perilaku pasangannya. Dia selalu merasa
tidak puas, dan selalu saja merasa ada yang kurang. Selain itu
mereka memasuki perkawinan dengan tidak siap menghadapi
kemungkinan terburuk.
Kondisi lain yang memperburuk hubungan pasangan
adalah salah satu atau keduanya miskin figur orang tua.
Misalnya jika istri yang kekurangan figur ayah berharap dengan
perkawinannya suami dapat menggantikan ketidakhadiran
ayahnya. Jika hal ini masih belum dibereskan saat masuk ke
pernikahan, akan muncul cinta neurosis. Nampaknya dia
cinta pada suami, tetapi sesungguhnya dia mencintai untuk
mendapatkan sesuatu yang tidak mungkin, yaitu pengganti
figur ayah.
164
Jembatan Pemulihan Keluarga
Meminimalkan Konflik
Ada beberapa sifat yang dibutuhkan untuk memiliki keluarga
yang sehat dan kokoh. Di antaranya, memiliki komitmen,
ada kerelaan saling menghargai satu sama lain dan memiliki
komunikasi yang baik. Di samping itu bersedia meluangkan
waktu terbaik untuk pasangannya, memiliki kerohanian yang
bertumbuh dan punya ketrampilan mengatasi masalah.
165
Jembatan Pemulihan Keluarga
166
Jembatan Pemulihan Keluarga
167
Jembatan Pemulihan Keluarga
Diskusikan
a. Seberapa baik Anda memahami pasangan? Jelaskan.
b. Apakah Anda mudah meminta maaf dan bagaimana pula
dengan pasangan Anda? Jelaskan.
c. Apakah Anda mudah bernegosiasi dengan pasangan saat
terjadi perbedaan pendapat? Jelaskan.
d. Bagaimana cara Anda meminimalkan konflik dengan
pasangan?
168
Jembatan Pemulihan Keluarga
169
Jembatan Pemulihan Keluarga
170
Jembatan Pemulihan Keluarga
171
Jembatan Pemulihan Keluarga
Memberdayakan Sistem
Perkawinan adalah sebuah sistem. Menurut konsep ini,
keseluruhan sistem (yaitu sistem pernikahan) lebih lebih
penting dari penjumlahan bagian-bagiannya (yaitu sistem
suami, sistem istri, sistem anak no 1, dan seterusnya). Kese
luruhan sistem terdiri dari semua bagian-bagian plus cara
bagian-bagian itu bekerja dalam relasi satu terhadap yang lain.
Untuk menyederhanakan pengertian ini, lihatlah contoh
berikut:
172
Jembatan Pemulihan Keluarga
173
Jembatan Pemulihan Keluarga
174
Jembatan Pemulihan Keluarga
175
Jembatan Pemulihan Keluarga
176
Jembatan Pemulihan Keluarga
Diskusikan
a. Apakah Anda merasa puas dengan pernikahan Anda?
Jelaskan.
b. Dari enam sistem perkawinan di atas, pernikahan Anda
masuk kategori mana? Jelaskan.
c. Hal apa yang Anda akan lakukan sendiri atau bersama
pasangan agar pernikahan Anda lebih memuaskan?
177
RANGKUMAN
Seri II selesai di sini. Anda sudah belajar berbagai masalah da-
lam keluarga, bagaimana memandang salib di dalam pergu-
mulan keluarga, serta cara memulihkan keluarga. Anda perlu
merayakan keberhasilan kelompok dan mempertahankan ke-
terbukaan.
Diskusikan:
1. Bagaimana cara Anda berdamai dengan diri sendiri?
Sharingkan.
2. Apakah Anda berhasil mengenali pohon keluarga asalmu?
Sharingkan.
3. Relasi dengan siapa yang Anda ingin perbaiki?
178
MENGENAL
LEMBAGA KONSELING
KELUARGA KREATIF (LK3)
Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3) lahir tahun 2002.
Sang pendiri, Julianto & Roswitha, rindu melihat tersedianya
Konselor dan Pusat Konseling secara merata di Indonesia.
Tahun 2030.
Di awal LK3 dikenal karena visinya yang kuat mengha
dirkan konselor secara merata di tanah air. Program LK3
dimulai dengan menyediakan layanan konseling kelompok
dengan masalah khusus, seperti narkoba dan HIV/AIDS,
masalah gangguan jiwa, special needs, dll. Kampanye konseling
di awal kegerakannya dilakukan melalui radio, TV, majalah,
mengadakan seminar edukasi konseling di pelbagai kota dan
menerbitkan buku-buku konseling.
Sejak 2004 LK3 melakukan kursus singkat konseling
berbasis parenting, sampai 2008. Karena merasa perlu
mendidik dan memuridkan Konselor, sejak 2008 LK3
menjalin kerjasama dengan beberapa STT menghasilkan
lulusan Magister Teologi konsentrasi Konseling.
Ada 13 pimpinan STT bersedia bekerja sama dalam
menyiapkan tenaga konselor profesional, baik lewat program
magister maupun doktoral. Selain STT, ada dua universitas:
Universitas Ciputra, Surabaya dengan program sertifikat
konseling; dan Universitas Kristen Maranatha, Bandung
yang menyelenggarakan Magister Psikologi Sains konsentrasi
Konseling Keluarga.
179
MENGENAL LK3
180
MENGENAL LK3
181
MENGENAL LK3
182
MENGENAL LK3
Contact Person:
1. Sertifikasi +62 812 8277703
2. Sertifikat +62 811 1363930
3. Akademis S2 & S3 +62 812 20176606
4. Seminar edukasi (modul kursus, retreat pasutri, konseling
pranikah, pendidikan konselor awam, dll) +62 811
1363930
5. Pusat Konseling Spesialias SAH +62 811 8184702
6. Kerjasama +62 85333227473
7. LSP LK3 +62 822 48884940
Kunjungi:
KeluargaKreatif.com
IG| @Keluarga.Kreatif
@selaluadaharapan
Lembaga Konseling Keluarga Kreatif (LK3)
183
PENULIS DAN KARYANYA
Julianto Simanjuntak dilahirkan di Tanjung Balai Asahan,
Sumatera Utara. Dia menyelesaikan SMA di Medan, kemudian
merantau ke Jogja pada tahun 1982. Setelah setahun di
Jogja, Julianto melanjutkan pendidikan di STT Institut
Injil Indonesia, dan meraih gelar B.Th. Sarjana Teologia
diselesaikan di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Pembimbing skripsinya adalah Prof. Mesach Krisetya, Ph.D.,
yang membukakan wawasan Julianto tentang sebuah ilmu
yang disebut Ilmu Konseling. Sejak itu Julianto menemukan
dunianya.
Setamat dari Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili
Indonesia dan Magister Sosiologi Agama UKSW, Julianto
bekerja sebagai konselor untuk masalah keluarga dan
kesehatan mental. Julianto dan Roswitha mendirikan Layanan
Konseling Keluarga dan Karier (LK3, sekarang Lembaga
Konseling Keluarga Kreatif) dan Yayasan Peduli Konseling
Nusantara (Pelikan). Lembaga ini bekerja sama dengan STT
dan universitas di berbagai kota untuk melatih konselor.
Mimpinya adalah melihat hadirnya satu pusat konseling
di setiap kota di Indonesia, dan tersedianya pusat-pusat
kesehatan mental, tenaga psikiater dan psikolog secara merata
di seluruh tanah air; serta profesi konselor dihargai sama
dengan psikolog dan psikiater.
Tahun 1991 Julianto menikah dengan Roswitha Ndraha
dan dikaruniai dua putra. Yang sulung Josephus Theo Nugraha
(lahir 20 Agustus 1993) dan Moze Flavi Prometheus (lahir
28 Juli 1997). Pasangan suami dan istri ini menekuni dunia
konseling sejak 2002 hingga sekarang. Mereka menulis buku,
mengajar dan konseling.
185
PENULIS dan KARYANYA
186
PENULIS dan KARYANYA
187
PENULIS dan KARYANYA
188
PENULIS dan KARYANYA
Pesan ke:
pesanbuku@keluargakreatif.com
WA: 0815-4803-8646
189
@keluarga.kreatif
@selaluadaharapan
@julianto_simanjuntak
@julianto_bookstore
@PusatKonseling Spesialis
@Lembaga Konseling KeluargaKreatif
@Julianto_LK3
@Konseling_LK3
SahabatJulianto-LK3
Theodorus (Aplikasi)
keluargakreatif.com
https://linktr.ee/Edukasi_LK3
Program Akademik LK3
bekerjasama dengan Mitra STT,
Universitas dan Sinode
1. Program Doktor Teologi Konsentrasi Konseling
Kristen ( STT Bethel Indonesia)