Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

HOME SWEET HOME

Mata Pelajaran Agama Kristen Protestan


Guru Pembimbing : Ibu Dewi Sitepu

Disusun Oleh:

KELOMPOK 5

1. Friska Pakpahan
2. Geo P.Saragih
3. Ika M.Napitupulu
4. Petua R.Sianipar
5. Sylvia M.Togatorop

Kelas : XI MIA 9

SMAN 2 BALIGE
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Home Sweet Home”,yang
merupakan ungkapan yang memiliki kedekatan arti dengan baitii jannatii atau dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan “rumahku surgaku”.
Makalah ini dibuat dalam rangka mendapatkan peran rumah yang bukan hanya
sekedar bangunan untuk tempat berteduh, namun rumah sebagai tempat penghidupan
keluarga untuk tumbuh dan berkembang dalam artian yang lebih luas. Kalau
diibaratkan rumah itu sebagai makhluk,dia mampu untuk memberdayakan dan juga
sebaliknya dia juga mampu menyengsarakan penghuninya. Peran rumah setidak-
tidaknya ada lima yang disingkat dengan 5 M yaitu: mengukir sejarah hidup,
melambangkan perjuangan hidup, membentuk budaya, membangun komunitas
belajar, dan meningkatkan ibadah.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Balige, 01 Februari 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................2
2.1 Definisi Home Sweet Home.............................................................2
2.2 Definisi Keluarga Secara Umum......................................................2
2.3 Home Sweet Home Secara Alkitabiah.............................................4
2.4 Keluarga dan Rumah yang Nyaman.................................................6
2.5 Hal yang Dibangun dalam Rumah....................................................8
2.6 Fungsi Keluarga...............................................................................10
2.7 Tugas Keluarga................................................................................11
2.8 Karakteristik Keluarga.....................................................................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................12
3.2 Saran.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Home sweet home diartikan sebagai rumahku surgaku, atau tidak ada tempat
yang paling nyaman selain rumahku (baca: keluargaku). Mungkin rumah kita tidaklah
bagus-bagus amat, tetapi sungguh menyenangkan, nyaman, membahagiakan.
Rumah adalah tempat kita berkumpul bersama keluarga, bersama orang-orang
yang kita cintai dan yang mencintai kita. Rumah seringkali merupakan tempat kita
atau anak-anak kita lahir, tumbuh besar dan dewasa. Rumah tak ubahnya album
memori atau catatan harian yang menyimpan banyak kenangan atas berbagai
peristiwa yang terjadi di dalamnya. Apalagi jika rumah tersebut adalah rumah yang
diwarisi secara turun temurun. tentunya kesan mendalam lebih terasa. Mungkin tidak
ada yang menduga sebelumnya bahwa salah satu penghuni rumah tersebut tumbuh
menjadi orang besar dan berguna, atau lebih jauh lagi karena amal ibadah dari para
penghuni menghantarkannya masuk surga.
Rumah yang bernuansa surga adalah harapan bagi setiap manusia yang
berusaha memilki jiwa-jiwa mulia laksana malaikat bukan setan yang terlaknat. Dari
kumpulan jiwa-jiwa mulia yang selalu dekat dengan Tuhannya akhirnya terbentuklah
rumah tangga yang penuh berkah. Namun, sebaliknya rumah tangga yang jauh dari
keberkahan-Nya laksana neraka yang dikenal dengan “broken home”.
Semakin banyak tantangan di era ini untuk mewujudkan home sweet home,
tetapi bagaimanapun juga keluarga-keluarga kristen tetap harus mengupayakannya.
Bagaimana cara? Nasihat Rasul Paulus untuk keluarga (pasutri, orangtua dan anak),
meski sudah berabad-abad ditulis, ternyata tak lekang dimakan waktu (Efesus 5:21-
6:4). Kuncinya terletak pada ayat 21: Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain
di dalam takut akan Kristus.

RUMUSAN MASALAH

1. Apakah setiap keluarga harus memiliki rumah yang sederhana namun nyaman?
2.Apakah setiap keluarga harus menjadi rumah sebagai istana dan surga mereka?
3.Bagaimana cara mengindari broken home yang marak terjadi?

TUJUAN

1. Memahami arti dari Home Sweet Home.


2. Menjadikan rumah sebagai tempat jiwa-jiwa yang ingin selalu dekat dengan
Tuhan.
3. Menciptakan keharmonisan di setiap keluarga.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI HOME SWEET HOME


Kapan kita mengatakan atau mendengar orang mengatakan home sweet home?
Ketika kita meninggalkan rumah beberapa hari karena urusan pekerjaan, pelayanan,
atau urusan lainnya, kita mengucapkan “home sweet home”, kita merindukan rumah.
Atau ketika kita kembali ke rumah setelah bepergian beberapa saat lamanya, kita
meneriakkan “home sweet home”. Betapa leganya, nyamannya, bahagianya kembali
berada di rumah.
Home sweet home, slogan ini terdengar “jadul”, tetapi sesungguhnya dewasa
ini keluarga-keluarga sangat membutuhkan suasana rumah yang manis dan nyaman
ini, sebab di era kemajuan iptek yang sudah sedemikian maju, banyak keluarga
kehilangan suasana akrab dan menyenangkan.
Home sweet home diartikan sebagai rumahku surgaku, atau tidak ada tempat
yang paling nyaman selain rumahku (baca: keluargaku). Mungkin rumah kita tidaklah
bagus-bagus amat, tetapi sungguh menyenangkan, nyaman, membahagiakan.
Dewasa ini ada cukup banyak keluarga yang rumahnya tidak lagi mengembuskan
“angin surga” melainkan menyemburkan “panas api neraka” karena pertengkaran
yang tak kunjung usai antara suami dan istri, anak dan orangtua, antar anggota
keluarga. Keluarga kehilangan kasih sayang dan kepedulian satu terhadap yang lain
karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, urusan-urusannya, dan asyik dengan gadget
masing-masing.
Anggota keluarga tidak cukup memberikan perhatian dan waktu kepada
pasangan, anak-anak, orangtua, dan anggota keluarga karena waktu dan perhatiannya
lebih diberikan untuk pekerjaan, tugas, bahkan pelayanan, serta kesenangan sendiri
seperti untuk tontonan, hobi, judi, orang ketiga, dan gadget tentunya.
Semakin banyak tantangan di era ini untuk mewujudkan home sweet home, tetapi
bagaimanapun juga keluarga-keluarga kristen tetap harus mengupayakannya.
Bagaimana cara? Nasihat Rasul Paulus untuk keluarga (pasutri, orangtua dan anak),
meski sudah berabad-abad ditulis, ternyata tak lekang dimakan waktu (Efesus 5:21-
6:4). Kuncinya terletak pada ayat 21: Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain
di dalam takut akan Kristus.—Liana Poedjihastuti
Apakah rumahku merupakan tempat yang nyaman dan membahagiakan,
tempat yang dirindukan anggota keluargaku?

B. DEFINISI KELUARGA SECARA UMUM


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam
keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, dhidupnya dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.dan
Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) : Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Ara Celis (1989) : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama
lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
Devinisi keluarga menurut Burgess dkk dalam friedman (1998) yang berorientasi
pada tradisi dan digunakan secara luas :
1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,
darah, dan adopsi
2. Para anggota keluarga biasanya tinggal di dalam satu rumah, atau jika meraka
hidup terpisah, maka merka akan menggangap itu sebagai keluarga mereka
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikas antara satu dengan yang
lainnya
4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama dengan beberapa cirri
unik tersendiri
Menurut Sigmund Freud, pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya
perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi
dari pada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual
suami isteri.
Maka dapat difahami bahwa Pengertian Keluarga adalah sekumpulan orang (rumah
tangga) yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan
terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif
keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan.

Fitzpatrick (2004), memberikan pengertian keluarga dengan cara meninjaunya


berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu.
1. Pengertian Keluarga secara Struktural: Keluarga didefenisikan berdasarkan kehadiran
atau ketidakhadiran anggota dari keluarga, seperti orang tua, anak, dan kerabat
lainnya. Defenisi ini memfokuskan pada siapa saja yang menjadi bagian dari sebuah
keluarga. Dari perspektif ini didapatkan pengertian tentang keluarga sebaga asal-usul
(families of origin), keluarga sebagai wahana melahirkan keturunan (families of
procreation), dan keluarga batih (extended family).
2. Pengertian Keluarga secara Fungsional: Defenisi ini memfokuskan pada tugas-tugas
yang dilakukan oleh keluarga, Keluarga didefenisikan dengan penekanan pada
terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi-fungsi tersebut
mencakup fungsi perawatan, sosialisasi pada anak, dukungan emosi dan materi, juga
pemenuhan peran-peran tertentu.
3. Pengertian Keluarga secara Transaksional: Defenisi ini memfokuskan pada
bagaimana keluarga melaksanakan fungsinya. Keluarga didefenisikan sebagai
kelompok yang mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang
memunculkan rasa identitas sebagai keluarga (family identity), berupa ikatan emosi,
pengalaman historis, maupun cita-cita masa depan.
Pengertian lainnya tentang definisi keluarga menurut para ahli tentang keluarga
1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
4. Narwoko dan Suyanto, (2004) : Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana
semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di
dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat
terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu”

C. HOME SWEET HOME SECARA ALKITABIAH


Mazmur 128:1-6
1 Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup
menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!
2 Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan
baiklah keadaanmu!
3 Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-
anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!
4 Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN.
5 Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat
kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu,
6 dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!
Ada cuplikan lagu dari Keluarga Cemara yang berbunyi demikian:
HARTA YANG PALING BERHARGA ADALAH KELUARGA
MUTIARA YANG PALING BERHARGA ADALAH KELUARGA
JIKA KELUARGAMU BAHAGIA AKAN SELALU DIKENANG ORANG
Nyanyian ziarah Salomo, tidak hanya menyampaikan hal-hal yang sedih tetapi juga
berisi ucapan syukur. Ziarah berarti “merefleksikan kembali” atau retreat. Salomo
memiliki 700 istri dan 300 gundik, berapa jumlah anak-anaknya? Pasti sangat
banyak. Namun apakah keluarga Salomo bahagia? Nyanyian Salomo memberikan
gambaran apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya mengenai rumah tangganya.
“Rumah bukan berarti gedung atau bangunan fisik (a house), tetapi sebuah bangunan
hati yang bernama keluarga (a home). Dapatkah kita merasakan surga melalui rumah
tangga/keluarga kita? Ketika anda bekerja, anda merindukan untuk pulang dan
bertemu dengan anak istri. Anak istri menunggu si ayah datang dan menikmati
kebersamaan, tertawa bersama, makan, berdoa, bermain, bercanda…. betapa
bahagianya.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa : pernikahan bisa dibuat di surga, tetapi
pemeliharaannya harus dikerjakan di bumi. Suatu pernikahan dimaksudkan untuk
saling melengkapi-dua orang yang bekerja sama sebagai satu kesatuan, bukan dengan
bersaing, namun dalam kebersamaan yang saling menguntungkan. Belajar bagaimana
bekerja sama dan bagaimana hidup bersama adalah “pemeliharaan cinta”.
Hal yang dapat kita petik dari Mazmur 128 adalah:
1. Dasar rumah tangga dibangun di atas fondasi “takut akan TUHAN”
Di dalam pasal 127: 1, dikatakan bahwa jikalau bukan TUHAN yang membangun
rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Rumah kita tidak akan menjadi
surga kalau Tuhan tidak hadir dan menjadi kontraktornya. Takut akan Tuhan
merupakan wujud hikmat dari surga. Manusia harus hidup menurut jalan yang
ditunjukkannya. Bayangkan jika Anda membeli barang baru misalnya bor listrik
dengan power 110 Volt, tetapi anda tidak mengetahuinya karena tidak diberi buku
petunjuk penggunaannya. Akibatnya? Ketika kita pasang bor itu dengan listrik di
rumah kita, bor itu akan rusak karena rata-rata kita memakai 220 Volt. Sama halnya
ketika rumah tangga dibangun tanpa ada petunjuk bagaimana memeliharanya,
tegangan yang terjadi menjadi tinggi, dan rumah tangga kita menjadi seperti perang
dunia. Efesus 5: 33, menjadi dasar perilaku/ karakter yang wajib dimiliki oleh
sepasang suami istri untuk mempertahankan rumah tangganya. “Bagaimanapun juga,
bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri
hendaklah menghormati suaminya.”
2. Mampu menikmati hasil jerih payah tangan atau “kerja keras”
Pernahkah Anda perhatikan orang yang terus bekerja tanpa hasil, sepertinya waktu 24
jam yang diberikan Tuhan tidak cukup. Namun ada orang yang lebih sibuk dari orang
tadi tetapi berbahagia. Apa rahasianya? Ada pepatah mengatakan bahwa: Hidup kita
bagaikan koper yang serupa- semuanya berukuran sama- namun sejumlah orang
dapat mengisi koper.
Surga menjadi gambaran kehidupan yang bahagia, bukan kerja paksa. Surga menjadi
tempat di mana semua orang dapat menikmati hasil kerja kerasnya. Jika kita dapat
sungguh-sungguh memperhatikan waktu kita dan menggunaknnya dengan bijak maka
kita akan dapat menikmatinya. Efesus 5:15,16 mengatakan:
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah
seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada .
Mazmur 128 mengajarkan bahwa hasil kerja keras anda akan membuat bahagia dan
baik keadaannya, istrinya ikut berbahagia dan anak-anakpun menjadi tunas pohon
Zaitun (analogi: masa depan yang cerah dan berharga). Istri akan seperti pohon
anggur yang rimbun di rumahmu, berarti ia akan menghasilkan buah-buah ,
mendukung dan mengatur rumah tangga, ikut menolong suami agar keadaan keluarga
teratur. Buahnya adalah damai sejahtera. Anak-anak seperti tunas pohon zaitun di
sekeliling mejamu dalam arti bahwa seperti layaknya keluarga yang merasakan
kebersamaan ketika makan bersama. Komunikasi terjalin, ada keterbukaan sehingga
mereka akan menjadi pohon zaitun yang berguna di masa depannya.
3. Mendapat kesempatan untuk melihat generasi penerusnya berhasil ( ayat 6).
Survei membuktikan bahwa orang yang dapat mensyukuri hidupnya sehingga dapat
bahagia adalah orang yang akan berumur lebih panjang daripada yang tidak.
Kebahagiaan memampukan metabolisme tubuh bekerja lebih efektif sehingga
kehidupan kita bisa lebih panjang/lama. Dan berkat anak cucu disediakan bagi
mereka yang berpegang teguh pada janji-Nya. Salomo meyakini bahwa orang yang
takut akan Tuhan dan mau bekerja giat, dapat menikmati hasilnya dengan
mendapatkan umur panjang.
D. KELUARGA DAN RUMAH YANG NYAMAN
1. Keluarga Ideal
Rumah bukan sekadar tempat untuk bernaung dari hujan dan panas terik.
Namun, umumnya sebagian orang yang terlalu sibuk, secara tidak langsung dapat
membentuk rumah menjadi warung makan saja atau seperti penginapan saja.
Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan dan aktivitasnya, kebersamaan dengan
keluarga malah terbengkalai. Akhirnya setiap penghuni rumah menjadi sibuk
dengan kebutuhannya sendiri tanpa ada kedekatan antara orang tua dengan anak
dan juga antara kakak-adik. Rumah seharusnya menjadi tempat yang paling indah
bagi penghuninya “Home Sweet Home”, juga yang selalu dirindukan dan selalu
diingat. Sesungguhnya para remaja memandang rumah sebagai tempat yang
penuh dengan kenangan sejak kanak-kanak, kenangan tentang suka maupun
duka. Rumah yang sederhana, nyaman, tenang, penuh kasih sayang dan damai
adalah tempat tinggal yang ideal. Sebagai contoh gambaran paling ideal bagi
keluarga Kristen adalah Keluarga Kudus dari Maria dan Yusuf di Nazaret. Maria,
Yusuf, dan Tuhan Yesus selalu merayakan hari-hari besar di bait Allah (Misalnya hari
raya pondok daun). Dalam Lukas 2:41-52 dijelaskan bahwa Tuhan Yesus pada masa
remaja taat pada orang tua duniawinya dan menikmati hidup bersama keluarga.
Dia berkembang secara sehat dan utuh. Keluarga tersebut merupakan teladan
bagi setiap pasangan kristiani dalam membina keluarga. Dalam kehidupan sehari-
hari, hendaknya masing-masing keluarga Kristen dapat menghadirkan Kristus
dalam kehidupannya. Dengan demikian, keluarga Kristen dapat berkembang
menuju kesempurnaan seperti yang dikehendaki Tuhan.

2.Rumah Sebagai Tempat yang Nyaman


Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan pokok akan kasih
sayang.Bagi kebanyakan orang kebutuhan ini dapat dipenuhi di dalam keluarga.
Apabilakasih sayang dapat dirasakan oleh semua anggota keluarga maka akan
merasakankepuasan dan ketenteraman sehingga timbul perasaan nyaman tinggal di
rumah.
Tetapi apabila sebaliknya rasa cinta kasih tidak ada dalam keluarga maka anggota
keluarga akan mencari kasih sayang di luar rumah, sehingga tinggal di rumah
bagaikan tinggal di dalam penjara. Setiap keluarga harus mampu memberikan
dan membuat suasana keluarga yang aman tenteram dan damai sehingga terjalin
hubungan persaudaraan dan ikatan yang akrab atas dasar kasih sayang. Dengan
demikian, keluarga juga merupakan tempat rekreasi sekaligus sebagai tempat
bernaung, atau tempat perteduhan dari sibuknya kegiatan di luar rumah bagi
anggota-anggotanya. Namun perkembangan zaman begitu pesat sehingga
pusat-pusat rekreasi di luar keluarga lebih menarik, misalnya gedung bioskop,
kebun binatang, taman rekreasi dan sebagainya. Adanya pusat-pusat rekreasi di
luar keluarga yang lebih menarik tersebut di atas akan menimbulkan adanya 2
macam perubahan seperti yang dikemukakan Vembriarto (1978):
a.Jenis-jenis rekreasi yang dialami oleh anggota-anggota keluarga menjadi lebih
bervariasi.
b.Anggota-anggota keluarga lebih cenderung mencari hiburan di luar keluarga.
Melihat akibat perubahan tersebut maka keluarga mempunyai tugas dan
tanggung-jawab untuk mengawasi para anggota keluarga di dalam memilih
dan menentukan jenis hiburan yang disukai sehingga tidak berakibat buruk
atau negatif bagi diri sendiri maupun bagi semua anggota keluarga. Meskipun
demikian kita masih tetap dapat bercengkerama, mengembangkan hidup penuh
canda tawa, saling mendukung, dan berbagi cerita dalam kehidupan Kristen yang
indah.

3.Rumah Tempat Bersemainya Iman


Di dalam rumah, prioritas menjadi keluarga yang utuh itu sangatlah penting.
Banyak keluarga para remaja yang saat ini mengalami masalah, dimana orang
tua tidak saling mengasihi, banyak timbul kekerasan dalam keluarga, akhirnya
menimbulkan banyak perceraian. Karena itu, perlu diingatkan bahwa pendidikan
iman penting sekali, krisis terbesar adalah ketika cinta meninggalkan keluarga.
Tuhan memberikan mandat kepada orang tua untuk mendidik anak, tetapi
kadang-kadang orang tua sibuk dengan memenuhi kebutuhan anak secara materi,
bukan rohani. Akibatnya anak sering berada di luar rumah untuk menghindari
permasalahan keluarga. Seharusnya keluarga merupakan tempat anak bertumbuh
secara mental dan spiritual juga. Oleh karena itu setiap keluarga perlu menyadari,
betapa pentingnya menanamkan iman tentang Allah sedini mungkin kepada
anak, baik melalui proses pendidikan maupun sosialisasi.
Anak-anak bertumbuh imannya berkat pengaruh suasana kristiani yang
meresapi kehidupan keluarga. Ada doa dan kebaktian harian bersama setiap hari,
(bisa mencari waktu khusus malam hari atau pagi hari kurang lebih 10 menit).
Merayakan secara sederhana keadaan tertentu, misalnya ada yang ulang tahun,
lulus ujian, naik kelas, dan saling berbagi dalam suka maupun duka. Dalam segala
peristiwa yang penting di dalam keluarga diusahakan ada kaitannya dengan
iman. Anak-anak juga akan tumbuh rohaninya bila orang tua dan kakak dalam
kehidupan sehari-hari memberi tekanan maupun contoh tentang kehidupan di
dalam iman
.
Misalnya dengan bersikap adil terhadap pembantu, menyatakan
kepeduliannya terhadap korban penindasan, diskriminasi, dan penyalahgunaan
kekuasaan. Kita semuanya sebagai anggota keluarga baik ibu maupun bapak,
anak-anak, nenek atau kakek, dan semua yang tinggal di rumah, mempunyai
tanggungjawab bersama membuat rumah “Home Sweet Home.”

E. HAL YANG DIBANGUN DALAM RUMAH

1. Church
Mengapa hal ini penting ? Jika kita ‘make our home a church’, berarti hadirat Tuhan
akan memenuhi rumah kita.
Ketahuilah bahwa anak-anak kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
daripada di gereja, sehingga atmosfer hadirat Allah di dalam rumah kita lebih
memperngaruhi mereka dibandingkan program terbaik apa pun yang ada di gereja.
Untuk ‘make our home a church’, kita harus menjadikan relationship dengan Tuhan
adalah prioritas utama di dalam keluarga kita.
Bangun Mezbah Keluarga dengan konsisten setiap hari, doa bersama, mempelajari
Firman bersama-sama.
2. Restoration Center
Artinya sebagai “pusat pemulihan”.
Mengapa ? Karena setiap anggota keluarga akan menghadapi problem ketika berada
di luar rumah. Seperti problem pekerjaan, konflik dengan orang lain, anak-anak
mengalami problem di sekolah dengan teman-temennya. Walaupun mengalami
banyak problem, ketika tiba di rumah, masing-masing anggota keluarga saling
mendukung satu sama lain, peroblem yang ada bisa terselesaikan.
Rumah merupakan tempat untuk menyelesaikan konflik, tempat untuk belajar dari
kesalahan yang ada juga bisa merupakan tempat untuk mempraktekkan kasih dan
pengampunan setiap anggota keluarga.
Banyak anak-anak muda jatuh dalam narkoba, pergaulan yang buruk, karena hati
mereka penuh dengan kepahitan dan sakit hati yang tidak terselesaikan di keluarga.
Bagaimana dengan keluarga kita ?
3. Growth Center
Rumah adalah tempat untuk pertumbuhan, baik pertumbuhan secara fisik, mental,
intelektual maupun pertumbuhan rohani dengan seimbang.
Menyediakan nutrisi yang baik bagi kesehatan keluarga, di mana justru banyak anak-
anak jaman sekarang sudah dicemari dengan jajanan yang merusak kesehatan,
makanan ‘junk food’ yang tidak baik bagi pertumbuhan.
Memberikan semangat bagi setiap anggota keluarga untuk mengejar mimpi dan masa
depan yang penuh harapan.
“Tidak ada lingkungan yang lebih baik untuk membesarkan anak-anak dibandingkan
keluarga yang takut akan Tuhan.”
4. Playground
Rumah adalah tempat untuk relaksasi, menikmati kesenangan bersama-sama, penuh
dengan canda dan tawa, bermain dan rekreasi bersama.
Masing-masing anggota keluarga akan mendapatkan penghiburan yang
sesungguhnya.
Pusat hiburan yang sesungguhnya adalah di dalam keluarga, bukan di cafe, diskotik ..
yang merupakan hiburan semu.
5. School
Rumah adalah tempat untuk belajar. Apa yang dipelajari ?
Belajar mengenai nilai-nilai kehidupan, etika, karakter.
Anak-anak bisa belajar mengenai kehidupan rumah tangga melalui orang tuanya
sebagai persiapan di masa mendatang.
Belajar memasak, belajar mengatur rumah tangga, mengekspresikan kreativitas, dsb.
6. Communication Center
Rumah adalah pusat komunikasi yang terbaik dan terpercaya. Tempat sharing dan
curhat, di mana setiap anggota keluarga dapat terbuka untuk menyampaikan pikiran
dan perasaan tanpa dihakimi.
7. Wedding Party
Kebahagiaan pernikahan biasanya hanya terjadi di pesta pernikahan dan bulan madu
saja. Sesudah itu, pasangan akan menghadapi berbagai macam persoalan yang dapat
menimbulkan konflik dan membuat keluarga menjadi tidak harmonis lagi.
Jangan biarkan itu terjadi. Pilihan ada di tangan kita !
Kebahagiaan dalam pernikahan tidak terjadi secara otomatis, tetapi perlu dipelihara
sepanjang masa.
Marilah kita terus menciptakan dan memelihara suasana kebahagiaan pernikahan di
rumah kita. Biarlah rumah kita menjadi tempat untuk saling mengekspresikan kasih
dan berbagi keintiman.
Keluarga yang bahagia akan menghasilkan anak-anak yang bahagia pula.
8. Meeting Office
Biarlah rumah kita menjadi tempat untuk merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga
dan merancang strategi masa depan keluarga.
Banyak pasangan yang tidak mengetahui bahwa kebahagiaan dan masa depan
keluarga memerlukan perencanaan.
Keluarga yang sukses tidak dapat terjadi secara kebetulan …. Sama seperti
membangun rumah, pernikahan yang sukses adalah produk dari perencanaan yang
cermat dan rancangan yang serius, bahan yang benar, nasihat yang baik dan
kontraktor yang memenuhi syarat.
9. Museum
Jadikan rumah kita sebagai tempat untuk mengenang dan mengingat hal-hal yang
telah Tuhan lakukan dalam keluarga kita. Beritakanlah kebesaran-kebesaran Tuhan
kepada anak-anak kita turun-temurun.
Warisan apakah yang ingin kita turunkan kepada keluarga kita ? Warisan yang kekal !
Nilai-nilai Kerajaan Allah !
Buatlah foto-foto kenangan bersama dengan keluarga. Kenangan keluarga tidak akan
berakhir selamanya !
10. House of Blessing
Jadikan rumah kita sebagai rumah yang memberkati orang-orang lain yang
berkunjung. Mereka akan merasakan kehangatan, kasih dan penerimaan yang tulus.
Make people feel at home !
Sediakanlah rumah kita sebagai tempat untuk memuji dan menyembah Tuhan
bersama-sama, seperti ‘komsel’, tempat persekutuan orang-orang percaya, doa
bersama, dan lain-lain.

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Secara Biologis


a. Untuk Meneruskan Keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Merawat dan membesarkan anak dan anggota keluarga
2. Fungsi Secara Psikologis
a. Memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga.
b. Memberikan perhatian untuk anggota keluarga.
c. Membina kepribadian.
d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
a. Mengajarkan sosialisasi kepada anak.
b. Membentuk norma-norma yang baik kepada anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi Secara Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan anak di masa depan,sebagai jaminan hari
tua.
5. Fungsi Secara Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,keterampilan, dan
membentuk anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan
anak untuk memenuhi perannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

G. TUGAS KELUARGA
a. Menjaga fisik setiap anggota keluarga dari gangguan.
b. Sosialisasi antar setiap anggota keluarga
c. Memberikan pengarahan kepada anak untuk mengikuti norma – norma yang ada
d. Menempatkan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas

H. KARAKTERISTIK KELUARGA
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik.
3. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
4. Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
BAB III

PENUTUP

A,KESIMPULAN
Sebagai orang Kristen yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat
harus mengandalkan hikmat Tuhan daripada hikmat manusia.Keluarga/ rumah tangga
yang bahagia adalah keluarga yang mampu berkomunikasi dengan baik antar anggota
keluarga sehingga setiap orang merasa aman dan nyaman di dalam keluarga dan
berkat Tuhan tercurah bagi keluarga yang takut akan Tuhan. Sebagai anak-anak
Kristen kita pun harus mampu menciptakan suasana nyaman di rumah kita melalu hal-
hal sederhana. Kita bisa menciptakan suasana baru di rumah kita.

B. SARAN
Setiap anggota keluarga harus memiliki kesadaran bahwa betapa pentingnya
kehadiran keluarga di tengah-tengah kehidupan kita. Selain itu, setiap keluarga harus
menghindari setiap permasalahan kecil yang terjadi yang akan berubah menjadi
permasalahan yang besar. Jika ada masalah seperti itu, semua anggota keluarga
haruslah menghadapinya bersama-sama tanpa mengeluh sedikit pun.

DAFTAR PUSTAKA

https://stjki.wordpress.com/2012/07/17/rumahku-surgaku-home-sweet-home/

Anda mungkin juga menyukai