Anda di halaman 1dari 8

Home Sweet Home

Kejadian 30:1-24
2 Timotius 1:5
Rumah Ideal
Setiap manusia mempunyai pandangan masing-
masing tentang keluarga yang ideal.
Di zaman modern ini, banyak orang yg secara
tidak langsung menjadikan rumah hanya
seperti warung makan atau penginapan saja.
Rumah seharusnya menjadi tempat yang paling
indah bagi penghuninya (Home Sweet Home),
yang selalu dirindukan dan selalu diingat.
Rumah sebagai tempat rekreasi dan perteduhan
Apabila kasih sayang dapat dirasakan oleh semua
anggota keluarga, maka setiap anggota keluarga
akan merasakan kepuasan dan ketentraman,
sehingga timbul perasaan nyaman tinggal di
rumah.
Untuk itu, setiap keluarga harus mampu
menciptakan suasana keluarga yang aman,
tentram dan damai.
Dengan demikian rumah/keluarga akan menjadi
tempat rekreasi sekaligus tempat perteduhan
dari sibuknya kegiatan di luar rumah bagi
anggota-anggotanya.
Rumah tempat bersemainya Iman
Anak-anak bertumbuh imannya berkat pengaruh
suasana kristiani yang meresapi kehidupan
keluarga.
Tuhan memberikan mandat kepada orang tua
untuk mendidik anak, tetapi kadang-kadang
orang tua sibuk dengan memenuhi kebutuhan
anak secara materi, bukan rohani.
Kita semuanya sebagai anggota keluarga baik ibu
maupun bapak, anakanak, nenek atau kakek dan
semua yang tinggal dirumah, mempunyai
tanggungjawab bersama membuat rumah “Home
Sweet Home”.
Home Sweet Home perlu diupayakan oleh masing-
masing anggota keluarga agar dalam keluarga
terjadi pengembangan relasi secara
berkesinambungan, baik dengan sesama maupun
relasi dengan Tuhan.
Berikut ini, mari kita bandingkan 2 contoh
keluarga di Alkitab:
1. Keluarga Ishak (Kejadian 25:19-34; 27:1-45)
2. Keluarga Timotius (2 Timotius 1:5)
Keluarga Ishak
Ishak, istri dan kedua anaknya adalah keluarga
yg mengenal Allah dan menjalankan
perintahNya.
Terjadi ketidakadilan di rumah mereka dalam hal
kasih: Ishak mengasihi Esau sedangkan Ribka
mengasihi Yakub
Tindakan pilih kasih tersebut akhirnya
mendatangkan konflik yg sangat besar dalam
keluarga Ishak.
Keluarga Timotius
Timotius adalah putra seorang perempuan
Yahudi beragama Kristen bernama Eunike
yang bersuami seorang Yunani (lih. Kis. 16:1).
Sejak kanak2 Timotius sudah didik oleh ibunya
dan neneknya tentang kekristenan (2 Timotius
1:5).
Meski terlahir dari keluarga beda agama,
Timotius tetap tumbuh menjadi seorang yg
baik, bahkan memakai hidupnya untuk
melayani Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai