Anda di halaman 1dari 14

SEJARAH

Huria Kristen Indonesia (HKI)


Disampaikan pada:
Pendidikan dan Latihan Kepemimpinan Persatuan
Naposo Bulung (PNB) HKI Bengkulu
23 Maret 2023

Oleh:
Pdt.Edward Manalu, STh
GARIS BESAR SEJARAH KRISTEN DI DUNIA
SAMPAI KE INDONESIA
KRISTEN MASUK KE TANAH BATAK

1834 28 Juni
1934
Missionaris
Ditolak dan
Amerika
dibunuh
(Gereja Baptis)

Tuan Munson
Dan Di Lobu Pining
Tuan Lyman
KRISTEN MASUK KE TANAH BATAK

1861
Badan Zending Belanda NZG bekerja di Batavia, mulai
melakukan penginjilan ke tanah Batak dengan mengutus
seorang Misioanaris bernama Pdt. Van Asselt. Mereka
memulainya dari arah selatan ( Sipirok ). Van asselt disusul
oleh dua orang Misioanaris dari Badan Zending Jerman
“Reinsche Mission Gesellschaft (RMG)”, yaitu Pdt. Heiny dan
Pdt. Klammer ke Sipirok. Sebelumnya kedua Misionars ini
pertama kali diutus oleh Badan Zending RMG bekerja ke
Borneo (Kalimantan), akan tetapi, mereka ditolak disana
kemudian kembali ke Batavia lalu diutus ke Tanah batak
(Sipirok).
KRISTEN MASUK KE TANAH BATAK

1862 - 1918
RMG mengutus seorang misionaris , yaitu Pdt. I.L
Nommensen, yang akhirnya kita sebut sebagai Rasul Orang
Batak. Beliau sampai di Barus pada tanggal 14 Mei 1862 dan
terus ke Sipirok bergabung dengan misionaris Pdt. Heyni dan
Pdt. Klammer. Setelah berdiskusi dengan kedua Misioanaris
ini, disepakati pembagian wilayah pelayanan, bahwa
Nomensen akan bekerja di Silindung. Kunjungan Pertama ke
Tarutung dilakukan oleh Nomensen pada Tanggal 11 November
1863. Pada Kunjungan pertama ini, Nomensen diterima oleh
Ompu Pasang ( Ompu Tunggul ) kemudian tinggal dirumahnya
yang daerahnya masuk dalam kekuasaan Raja Pontas
LumbanTobing. Dari sini Nomensen kemudian kembali ke
Sipirok untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang
diperlukan dalam pelayanannya.
GERAKAN KEMANDIRIAN GEREJA BATAK

1907 - Untuk meningkatkan taraf hidup, banyak orang Batak Kristen yang
merantau ke Pesisir Timur Pulau Sumatera dan Jawa. Kebanyakan
1920 dari mereka yang pindah adalah Petani yang bersahaja, hanya sedikit
dari antara mereka yang bekerja di perkebunan. Kita tidak
mengetahui secara pasti kapan mulai terjadi. Yang dapat kita catat
adalah bahwa sejak tahun 1907 para perantau ini sudah mendirikan
gereja-gerejanya sendiri disekitar perkebunan Tapanuli, kota-kota
pesisir Sumatera Timur hingga pada Tahun 1920 di Jakarta yang
dikaitkan dengan tradisi Gereja Batak di Tapanuli dan dengan RMG.

Gereja-Gereja di Perantauan ini makin gencar menuntut kemandirian


Gerejanya dari RMG. Mereka makin mendorong usaha kemandirian
yang telah dilakukan melalui pendirian “Pardonganon Kongsi Mission
Batak (PMB)” pada tanggal 02 November 1909 di Tarutung dan
“Hadomuan Kristen Batak” ( HKB) pada tanggal 28 September 1917 di
Balige.
HOERIA CHRISTEN BATAK ( H.Ch.B )
Gereja Mandiri Pertama
Sejak Tahun 1907 sudah ada jemaat yang dirikan oleh RMG di
1 Mei 1927 Pematang Siantar ( Jalan Gereja sekarang ), dan jemaat ini menjadi
pusat utama para Misioner RMG di Sumatera Timur. Akan tetapi,
warga Jemaatnya banyak yang tersebar disekitar pinggiran kota
Pematang Siantar yang jaraknya kurang lebih 04 km dari gereja ini
dan F.Sutan Malu Panggabean adalah salah seorang dari antaranya.
Mempertimbangkan sulitnya menjangkau Gereja di Pematang Siantar
dengan Jalan kaki, maka F. Sutan Malu Panggabean ( yang adalah
lulusan Sekolah Guru Seminari Sipaholon tahun 1909) mengusulkan
agar didirikan satu jemaat baru di Pantoan. Usul ini ditolak oleh Pdt.
R. Scheneider ( Missionari RMG) di Gereja Pematang Siantar.
Sejalan dengan lahirnya hari kebangkitan Nasional melalui pendirian
Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan didorong oleh keinginan
kemandirian Gereja dari RMG, serta penolakan mendirikan Jemaat
Baru di Pantoan oleh Misionaris RMG di Pematang Siantar, adalah
menjadi salah satu alasan untuk mendirikan satu gereja baru di
Pantoan yang kemudian disebut Hoeria Christen Batak ( H.Ch.B).
HOERIA CHRISTEN BATAK ( H.Ch.B )
Gereja Mandiri Pertama
1 Mei 1927
Sejalan dengan lahirnya hari kebangkitan Nasional melalui pendirian Budi Utomo
pada tanggal 20 Mei 1908 dan didorong oleh keinginan kemandirian Gereja dari
RMG, serta penolakan mendirikan Jemaat Baru di Pantoan oleh Misionaris RMG
di Pematang Siantar, adalah menjadi salah satu alasan untuk mendirikan satu
gereja baru di Pantoan yang kemudian disebut Hoeria Christen Batak ( H.Ch.B).
Sebenarnya, sejak tahun 1927, F.P.Sutan Malu sudah mulai melakukan kebaktian
Minggu dirumahnya di daerah Pantoan Pematang Siantar. Akan tetapi, baru pada
tanggal 01 April 1927 membuat surat pemberitahuan resmi kepada
pemerintahan. Alasan utama mendirikan Gereja ini ( disamping alasan yang
disebut diatas ) dinyatakan oleh F. Sutan Malu Panggabean pada waktu beliau
ditanyai oleh Pejabat Pemerintah Simalungun, adalah Firman Tuhan yang tertulis
dalam Yakobus 1 : 22 :
“Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja
jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri”.
Dari alasan yang dikemukakan ini nampak dengan jelas bahwa pendirian Gereja
HChB yang memperluas namanya menjadi HKI adalah untuk menyelenggarakan
Pekabaran Injil ( Marturia), persekutuan ( Koinonia), dan Pelayanan Kasih (
Diakonia ).
HOERIA CHRISTEN BATAK ( H.Ch.B )
RECHTPERSON DAN HAK MENYELENGGARAKAN SAKRAMENT
Dari HChB menjadi HKI
HOERIA CHRISTEN BATAK ( H.Ch.B )
Perkembangan HKI

40000
35000
30000
25000
20000
KK
15000
Jemaat
10000
5000
0
KORELASI KEPEMIMPINAN DENGAN SEJARAH
NILAI KEPEMIMPINAN DALAM SEJARAH HKI

Friderick Sutan Maloe Panggabean


(The Founding Father HKI) BERANI
Menghadapi
Tantangan

TRUST
(Terpercaya)

OTENTIK
(Nilai Cirikhas)
JADILAH PEMIMPIN YANG MENGUKIR SEJARAH

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai