Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA MATERI DOMA SHALOM

TEMA: MENGHIDUPI YESUS DALAM KELUARGA


Prolog:
Materi ini dibuat sejalan dengan tema ardas keuskupan Surabaya tahun 2023 “Menghidupi
Yesus dalam Keluarga” dengan memasukkan nilai-nilai ME, dan fokus pada panca marga
ME sebagai sub-tema.

Materi dibagi menjadi 4 bagian (sub-tema):


Bag 1 : Dialog – Komunikasi perasaan yang jujur dan terbuka
Bag 2 : Keintiman – Relasi Seksualitas dalam perkawinan
Bag 3 : Doa Pasangan – Kita sebagai Sakramen
Bag 4 : Berjalan bersama Komunitas & Re-Evaluasi

Yang secara keseluruhan merangkum bagaimana dapat mempertahankan dan


meningkatkan kualitas perkawinan kita dengan memakai alat yang diberikan saat
weekend, yaitu menjadikan dialog sebagai gaya hidup kita sehari-hari, menciptakan
keintiman untuk semakin mendekatan relasi kita, berdoa pasangan, menghadirkan Yesus
dalam relasi dan keluarga kita dan berjalan bersama komunitas yang memiliki nilai-nilai
yang sama agar dapat saling meneguhkan.

Susunan Materi :
1. Pengantar oleh PIC (1‘-2‘)
2. Doa Pembuka
3. BPS singkat (1‘ mm)
4. Penyampaian materi (10‘-15‘)
5. Refleksi & Dialog Pasangan (10‘)
6. Sharing Kelompok (3‘-5‘ mm)
7. Rangkuman & Penegasan
8. Doa Penutup
9. Berkat

Teknis pelaksanaan :

Format: DOMA SHALOM (DOa bersaMA dan SHAring KeLOMpok)


Merupakan pertemuan kelompok di tingkat lingkungan atau bila jumlah anggota dalam 1
lingkungan terlalu sedikit, bisa bergabung dengan lingkungan yang terdekat, diharapkan
setidaknya dalam 1 kelompok ada 5-6 pasutri dan suster (bila ada), minimal 4 pasutri dan
maksimal 8 pasutri, apabila jumlahnya lebih dari 8 pasutri, sebaiknya dipecah menjadi 2
kelompok. Janda dan duda alumni ME boleh diikutkan dalam kegiatan ini. Tiap kelompok
ditunjuk 1 pasutri sebagai PIC.
Pertemuan diadakan 1x dalam sebulan, dengan durasi 1,5 – 2 jam. Setiap pertemuan,
diawali dengan pengantar oleh PIC, doa, BPS singkat (1 menit mm) dan membahas satu
sub-tema yang akan dibawakan oleh salah satu pasutri yang menjadi pemateri (bergantian
tiap pertemuan) dan masing-masing anggota kelompok akan sharing pengalamannya
terkait sub-tema. Dalam penegasan (oleh pemateri), diharapkan para anggota kelompok

1|Page
bisa ber-refleksi dan menghidupi materi tsb serta menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Pertemuan diakhiri dengan pengumuman (bila ada) dilanjutkan dengan doa
spontan (saling mendoakan) dan berkat.
Tempat pertemuan bisa bergantian di rumah anggota kelompok.

TIMELINE:

2|Page
PERTEMUAN I
Dialog – Komunikasi Perasaan yang Jujur dan Terbuka

1. Pengantar (oleh PIC)


Para saudara terkasih, terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu
untuk menghadiri pertemuan ini.
Tahun ini Marriage Encounter Distrik IV Surabaya merayakan Lustrum ke-IX.
Salah satu kegiatan dalam rangka lustrum adalah DOa bersaMA dan SHAring
KeLOMpok yang disingkat DOMA SHALOM. Makna kata-kata tersebut dalam
Bahasa Latin, doma artinya rumah, shalom artinya selamat; jadi doma
shalom berarti rumah keselamatan.
Dalam kegiatan ini kita diajak untuk secara bersama-sama dalam kelompok-
kelompok kecil di lingkungan, untuk menyegarkan kembali pemahaman kita
akan nilai-nilai yang telah kita terima ketika kita mengikuti weekend dan me-re-
evaluasi bagaimana kita menghidupi nilai-nilai itu selama ini dalam kehidupan
kita sebagai pasangan suami-istri, serta kita pikirkan bagaimana kita dapat
mengubah diri agar relasi kepasutrian kita menjadi semakin baik.
Para saudara terkasih, selain anggota ME, kita juga adalah warga keuskupan.
Fokus pastoral tahunan Keuskupan Surabaya tahun 2023 ini adalah
Menghidupi Yesus dalam Keluarga. Yang dimaksud Menghidupi Yesus dalam
Keluarga adalah bagaimana keluarga Katolik menghayati persatuan dengan
Yesus dalam hidup sehari-hari. Persatuan dengan Yesus jelas secara konkret
kita alami dalam peristiwa sakramental. Kita semua tahu bahwa perkawinan
kita adalah sebuah sakramen. Dengan demikian alangkah indahnya bila
dalam pertemuan Doma Shalom ini kita segarkan nilai-nilai ME sekaligus
dalam kerangka fokus pastoral keuskupan kita.
Dalam Doma Shalom pertemuan pertama ini, kita diajak untuk menyegarkan
kembali pemahaman dan penghayatan akan pentingnya berdialog. Oleh
karena itu, diawal pertemuan ini, baik jika kita bertanya pada diri sendiri:
(dibacakan dengan pelan-pelan sebagai permenungan pribadi peserta)
Apa makna dialog bagiku? Apakah aku ingat, dialog seperti apakah yang
dapat meningkatkan kualitas relasi? Bagaimanakah perjuangan kita dalam
berusaha melakukan dialog harian? Apakah kita sudah melibatkan Tuhan
dalam dialog kita?
Tentu masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang dapat kita renungkan.
Mari kita hening sejenak mempersiapkan diri untuk membuka pertemuan
Doma Shalom pertama ini dengan doa.

2. Doa Pembuka
Bapa yang Mahakasih, syukur kami haturkan kepadaMu atas rahmat yang
Engkau limpahkan kepada kami melalui Marriage Encounter Distrik IV
Surabaya. Melalui Weekend ME, Engkau memperbarui relasi kami sebagai
suami-istri dan mengingatkan kami akan kehendakMu dalam perkawinan kami.

3|Page
Hari ini, kami ingin menyegarkan kembali pemahaman tentang pentingnya
dialog dalam kehidupan kami. Berkatilah kami agar kami semakin menghayati
bahwa Engkau hadir dalam dialog-dialog kami. Bantulah kami, agar kami
semakin mampu mewujudkan keluarga kami sebagai Ecclesia Domestica,
demi kemuliaan namaMu, kini dan sepanjang masa. Amin.
Kemuliaan kepada Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Seperti
pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

3. BPS Singkat (@ 1 menit mm)


(Ungkapkan secara singkat perasaan Anda ketika ditunjuk sebagai PIC
pertemuan ini, ketika bertemu dengan teman-teman ME se-lingkungan.)

4. Penyampaian Materi (oleh pemateri)


Pada saat mengikuti weekend ME, diperkenalkan kepada satu set alat untuk
mempertahankan relasi kita sebagai prioritas. Alat-alat itu ialah:
1) Dialog,
2) Bermesraan,
3) Doa Pasangan,
4) Terlibat dalam komunitas ME, dan
5) Melakukan re-evaluasi.
Pada kesempatan ini kita akan menyegarkan pemahaman dan penghayatan
kita atas alat yang pertama, yaitu dialog.
Para pasutri terkasih, masalah utama yang sering dihadapi oleh pasangan
yang bermasalah dalam perkawinannya bukanlah gagal dalam cinta (falling
out of love), melainkan gagal untuk mengenal satu sama lain (falling out of
knowing each other). Ketika pasangan suami istri terlalu sibuk dengan
berbagai urusan dan kurang berkomunikasi, maka mereka tidak mampu
memahami apa yang hidup di dalam dunia pasangan. Mereka tidak
memperhatikan dan mengindahkan kebutuhan kejiwaan pasangannya.
Kita sungguh beruntung bahwa karena mengikuti weekend ME, kita mengenal
sarana komunikasi berupa dialog perasaan. Pada saat mengikuti weekend,
kita sudah merasakan sendiri keampuhan dialog dalam meningkatkan
keintiman dan cinta kasih. Pada pertemuan ini mari kita segarkan kembali
pemahaman kita tentang dialog.
Ada dua jenis dialog. Yang pertama dialog pikiran (yang biasa disebut juga
diskusi) dan yang kedua dialog perasaan. Jenis dialog yang dapat
meningkatkan relasi ialah dialog perasaan. Dalam dialog perasaan, kita
mengungkapkan perasaan kita masing-masing, sementara kita berusaha
mendengarkan dan memahami perasaan pasangan kita.
Apa itu perasaan? Perasaan adalah reaksi spontan yang timbul dalam diri kita
terhadap sesuatu atau seseorang. Perasaan itu netral, tidak bernilai moral.
Yang bernilai moral adalah perbuatan atau tingkah laku kita. Contohnya: saya
marah, lalu saya memaki pasangan saya. Marah adalah perasaan, tidak baik

4|Page
tidak buruk. Memaki pasangan adalah pebuatan, memiliki nilai moral.
Cara mengungkapkan perasaan dalam dialog adalah dengan menggunakan
pesan aku. Contoh: aku merasa khawatir ketika kamu terlambat pulang.
Dengan menggunakan pesan aku, kita terhindar dari penggunaan kata-kata
yang menuduh, menghakimi, dan menyakiti pasangan.
Kita juga sudah belajar bagaimana menggambarkan perasaan kita secara
jelas agar pasangan mudah memahami perasaan kita, misalnya melalui
penggambaran fisik, kesan yang terlintas, menghubungkan dengan peristiwa
masa lalu, adegan film, bunyi atau warna, dan sebagainya.
Kita juga sudah belajar bagaimana menuangkan perasaan kita dalam bentuk
surat cinta ala ME.
Dalam dialog, kita mendengarkan pasangan kita dengan sungguh-sungguh.
Kita berusaha membebaskan diri kita dari berbagai hambatan dalam
mendengarkan, seperti:
• Mendengarkan fakta-faktanya saja
• Mendengarkan sambil menyiapkan jawaban
• Mendengarkan hanya untuk memecahkan masalah
• Mendengarkan sambil mengerjakan hal lain
• Mendengarkan untuk menenangkan pasangan
• Mendengarkan sambil tidak sabar
• Dan sebagainya.
Ketika kita mendengarkan perasaan pasangan, menggali lebih dalam untuk
memahami dan kemudian menerima perasaannya, saat itu pula pasangan
merasa dirinya diterima. Sederhananya, menerima perasaan pasangan berarti
menerima dirinya.
Pada saat mengikuti weekend ME, kita juga sudah diundang untuk
memperkaya hidup kita dengan melakukan dialog harian secara rutin dengan
menggunakan LisKarDiLih, yaitu:
1. MenuLIS surat cinta untuk pasangan
2. MenuKAR surat cinta dengan pasangan
3. BerDIalog
4. MemiLIH tema dialog berikutnya
Lebih lanjut lagi, kita sudah belajar untuk memperdalam dialog kita dalam
dialog lima langkah. Dialog lima langkah ini sangat bermanfaat bila kita
sedang mengalami suatu masalah atau peristiwa yang menimbulkan perasaan
yang sangat kuat. Kelima langkah itu ialah:
1. Kita sampaikan perasaan kita tentang masalah atau peristiwa itu
2. Apa pendapat saya akan hal itu
3. Bagaimana reaksi/tingkah laku saya saat itu
4. Kebutuhan apa yang tidak terpenuhi (atau terpenuhi)
5. Apa yang dapat kuubah dalam diriku agar relasi kita menjadi lebih baik
Para pasutri terkasih, landasan hidup kita sebagai suami istri adalah Kasih
Kristus (Ef 5:25-32). Kasih Yesus bagi umatNya menjadi model bagi kita.

5|Page
Perkawinan kita adalah sebuah sakramen, yakni tanda nyata kehadiran
Kristus. Sama seperti Kristus mengasihi kita, dan telah menyerahkan diri-Nya
sepenuhnya bagi kita tanpa syarat, kita sebagai suami dan istri menjadi satu
daging dan memberikan diri seutuhnya satu sama lain. Kita dipanggil untuk
lebih tumbuh dan lebih mengasihi satu sama lain. Dalam konteks ini, dialog
kita dapat kita maknai sebagai cara kita menghidupi Yesus di dalam keluarga.

5. Refleksi & Dialog Pasangan (10 menit)


Sekarang kita sampai pada dialog dan sharing. Silahkan refleksikan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini, kemudian dialogkan dengan pasangan.
(Bila tempat pertemuan cukup luas, para peserta dapat berpencar untuk
refleksi dan berdialog)
Pertanyaan untuk dialog
a. Bagaimana aku melihat dialog kita (kami) selama ini?
b. Apa yang dapat kuubah dalam diriku agar dialog kita (kami) menjadi lebih
baik? (Jelaskan dengan singkat, jangan berpanjang lebar)

6. Sharing Kelompok (@ 3 menit mm)


Sharingkan hasil dialog anda secara singkat

7. Rangkuman dan Penegasan


Para pasutri terkasih, kita yakin bahwa dialog ala ME adalah pondasi yang
kuat untuk menuju ke dunia baru. Tujuan kita berdialog adalah untuk
meningkatkan keintiman relasi dan cinta kasih kita sebagai pasangan suami-
istri. Dialog ini kita lakukan sebagai upaya kita menghidupi Yesus dalam
sakramen kita. Kita yakin dialog kita akan mengubah relasi kita menjadi lebih
indah, seperti Yesus mengubah air menjadi anggur dalam mujizat di Kana.

8. Doa Penutup
Silahkan para pasutri berdoa spontan dan saling mendoakan satu sama lain.
Ya Tuhan Yesus, kami mengucap syukur sebab Engkau telah menyatukan
kami dalam sakramen perkawinan. Terangilah batin kami dan berikanlah
kerendahan hati agar kami selalu menyadari KasihMu yang menyelamatkan
kami. Semoga semakin hari, hati kami semakin diteguhkan untuk menjaga dan
merawat perkawinan kami melalui dialog, yang akan membawa anggur dalam
kehidupan perkawinan kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami, yang berkuasa
bersama Allah Bapa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan
sepanjang masa. Amin.

9. Berkat
Marilah kita hening sejenak, mohon berkat Tuhan bagi kita yang hadir di sini,
bagi keluarga kita dan juga bagi ME Distrik IV Surabaya.
Semoga kita semua, seluruh anggota keluarga dan saudara kita di mana pun
berada senantiasa dibimbing dan dilindungi oleh berkat Allah Yang

6|Page
Mahakuasa; Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

7|Page
PERTEMUAN II
Keintiman (Intimacy)

1. Pengantar (oleh PIC)


Selamat malam Para Pasutri yang dikasihi oleh Tuhan, pada malam hari ini
kita berjumpa dalam Pertemuan ke 2 DoMaShaLom (Doa bersaMa dan
Sharing keLompok) dengan topik: Keintiman.
Sesuai dengan tema Ardas Keuskupan Surabaya tahun 2023 yakni
“Menghidupi Yesus dalam Keluarga” maka sudah sepantasnyalah kita
berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan Kehendak Tuhan Yesus
tersebut dalam keluarga kita melalui cara hidup dalam relasi kepasutrian yang
penuh kasih, melalui persatuan yang intim dan bertanggung jawab.
Marilah kita hening sejenak dan mengawali pertemuan kita ini dengan berdoa:

2. Doa Pembuka
Bapa Yang Penuh Kasih, kami menghaturkan Syukur dan terimakasih atas
penyelenggaraanMU sepanjang hari ini dan hari-hari yang telah lalu. Kami
juga bersyukur Engkau telah mengumpulkan kami pada malam hari ini dalam
keadaan sehat untuk lebih mengenal kasihMU melalui Pertemuan Doma
Shalom yang kedua ini. Bantulah kami untuk lebih memahami bahwa
kerinduan terdalam kami sebagai suami istri adalah bisa hidup dalam relasi
yang penuh cinta kasih. Semoga kami dapat mengalami KasihMU melalui
pasangan kami masing-masing dan mewujudkan relasi yang penuh kasih,
akrab, intim, hangat dan bertanggung jawab dalam keseharian kami. Amin.
Kemuliaan kepada Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Seperti
pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

3. BPS Singkat (@ 1 menit mm)


Baiklah para saudara terkasih sebelum kita menerima materi, silahkan anda
saling memuji pasangan bagi yang hari ini belum melakukannya dan silahkan
menyampaikan BPS atau perasaan terkuat Anda saat ini secara singkat.

4. Penyampaian Materi (oleh pemateri)


Para Pasutri yang terkasih, pada saat kita mengikuti WEME dulu, dalam
presentasi ke VII (Kehendak Tuhan bagi Perkawinan), disampaikan bahwa
Kehendak Tuhan bagi kita adalah “Kesatuan”.
Kej. 2: 24-25:
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
24

bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging. 25Mereka


keduanya telanjang tetapi mereka tidak merasa malu.
Ayat 24 mengandung makna tanggung jawab untuk bisa hidup mandiri, dan
bertanggung jawab akan relasi yang penuh kasih, dan semuanya akan
terwujud apabila suami istri ada kesatuan hati untuk mengasihi pasangannya

7|Page
apa adanya, bukan ada apanya.
Sedang ayat 25 bermakna keintiman suami istri, bukan hanya keintiman
secara fisik saja, tetapi juga keintiman pada tingkat emosional dan keintiman
secara spiritual. Keintiman ini memungkinkan kita merasa cukup aman untuk
membiarkan pasangan mencintai diriku apa adanya tanpa rasa takut atau
malu.
Pengampunan dan penyembuhan adalah bagian dari gaya hidup Pasutri yang
intim dan bertanggung jawab. Sebab biasanya orang yang paling dekat
dengan kita, yang paling kita sayangi, dialah juga yang paling rentan menyakiti
hatiku, namun dialah pula yang paling dapat menyembuhkan luka hatiku.
Tuhan sudah mencurahkan Rahmat Pengampunan dan penyembuhan kepada
setiap pasutri, tanpa kita harus meminta. Oleh karena itu hendaknya rahmat
pengampunan dan penyembuhan ini senantiasa kita terapkan dalam relasi
kepasutrian dan dalam keluarga kita. Pengampunan dan penyembuhan ini
juga merupakan upaya/usaha untuk “menghadirkan atau menghidupi Tuhan
Yesus dalam keluargaku”
Misalnya: kita sedang enak-enak ngobrol, kemudian tanpa sengaja kata-
kata/ucapan kita “menyinggung” pasanganku dan membuat pasangan menjadi
marah dan terluka, maka dengan kerendahan hati aku akan meminta maaf
padanya agar relasi kami pulih dan kembali mengalami keintiman.
Secara garis besar, keintiman suami istri ini dapat dikelompokkan dalam 3
aspek, yaitu:
1. Keintiman Sexual
2. Keintiman Emosional
3. Keintiman Spiritual

KEINTIMAN SEXUAL
Keintiman sexual tidak berarti hanya hubungan intim suami istri saja, namun
mencakup semua tingkah laku dalam keseharian kita. Bagaimana perhatian
kita, tutur kata kita maupun dalam hal kehangatan fisik sebagai suami istri.
Ketika komunikasi kita berdua lancar, maka relasi berdua juga baik dan sangat
berpengaruh terhadap relasi sexual berdua. Keintiman sexual suami istri ini
bisa diungkapkan secara nyata dalam tingkah laku yang penuh kehangatan
dan keintiman. Misalnya: saling berkata-kata dengan lembut dan sopan, saling
berpelukan, saling bergandengan tangan, saling memuji pasangan dengan
tulus, saling mengucapkan 3 kata ajaib yaitu: tolong, terimakasih dan maaf.
Semua perilaku diluar kamar tidur ini sangat mempengaruhi relasi sexual
didalam kamar tidur. Kehangatan dan keintiman sexual suami istri ini harus
terus diupayakan sampai kapanpun dan diusia berapapun, karena relasi
suami istri itu ekslusif, dan perkawinan itu sebuah Sakramen Suci, tanda
kehadiran nyata Tuhan melalui pasanganku.
Untuk itu, kita perlu mengupayakan kehadiran/menghidupi Tuhan Yesus
dalam keluargaku, dengan cara: bersyukur atas karuniaNYA yang telah

8|Page
menganugerahkan pasanganku dalam hidupku. Berdoa dan bersyukur dulu
sebelum dan sesudah kita berdua melakukan hubungan intim sebagai suami
istri. Kalau sebelum dan sesudah makan kita selalu berdoa dan bersyukur
atas karuniaNYA bagi raga kita, maka sebaiknya sebelum dan sesudah
berhubungan intim-pun kita juga berdoa dan bersyukur atas kenikmatan raga
yg telah Tuhan karuniakan melalui pasangan. Juga saling mengucap
terimakasih kepada pasangan yang telah saling mengasihi dan melayani
dalam berhubungan intim sebagai suami istri. Rasa syukur ini kan semakin
menumbuhan niat kita untuk saling melengkapi dan saling meneguhkan agar
kita berdua bisa menanggapi Kasih Tuhan dan meneruskan KasihNYA pada
anak-anak dan keturunan kita.

KEINTIMAN EMOSIONAL
Keintiman emosional ini kita rasakan saat kita mengikuti WEME dalam dialog
90-90. Aku dapat mengungkapkan semua perasaanku (senang, marah, sedih,
takut, dll). Aku juga dapat mengungkapkan pikiranku, harapanku dan diriku
seutuhnya kepada pasanganku karena aku percaya pasangan mencintaiku.
Komunikasi suami istri yang mendalam sampai ketingkat perasaan ini yang
akan membuat relasi berdua menjadi akrab, hangat dan intim, tumbuh saling
pengertian, merasa diterima dan dicintai pasangan. Keintiman emosional ini
akan menjadi dasar untuk mewujudkan saling mengasihi, membangun
keterikatan dan empati, serta mempermudah dalam berdiskusi untuk
memecahkan segala permasalahan yang dihadapi dlm keluarga. Keintiman
Emosional ini juga menjadi dasar untuk membangun komitmen dalam
perkawinan.
Bagaimana aku akan menghidupi Tuhan Yesus dalam keluargaku
khususnya dalam membangun keintiman emosional ini? Tentu saja alat bantu
yang telah diberikan pada saat kita mengikuti WEME yaitu Dialog Ala ME atau
Dialog sampai ketingkat perasaan dengan menulis surat cinta kembali harus
kita lakukan secara rutin/ berkala.

KEINTIMAN SPIRITUAL
Keintiman spiritual adalah tentang memiliki komitmen yang kuat kepada Tuhan
sebagai inti dari perkawinan (Ef 2:20). Bersama-sama dan secara individu,
suami dan istri secara aktif mengejar hubungan yang mendalam dengan
Tuhan. Dengan iman dan pandangan dunia yang sama, berdua dapat
mengatasi tantangan dan mencari bimbingan Tuhan bersama-sama.
Bagaimana caraku untuk menghidupi Tuhan Yesus dalam keluargaku, secara
khusus untuk lebih meningkatkan keintiman spiritual ini?
Berikut ini contoh-contoh meningkatkan Keintiman Spiritual:
 Saat sedang marah kepada pasangan, cobalah melihat “kelebihan” dari
pasangan anda, agar tidak memperburuk keadaan.
 Cari aktifitas di alam terbuka yang bisa dilakukan bersama pasangan,
entah berolah raga, berwisata dsb, maka hal ini akan membuat anda

9|Page
berdua lebih mensyukuri kenikmatan hidup yang telah dikaruniakan Tuhan.
 Membezuk saudara, teman yang sedang sakit, melayat teman dan
saudara yang meninggal, hal ini akan membuat anda berdua bersyukur
masih dikaruniai kesehatan, waktu dan kesempatan untuk memperbaiki
diri di sisa hidup kita.
 Ajak pasangan membuat perencanaan hidup yg jelas, siapkan strategi dan
mohon bimbingan Tuhan atas segala rencana hidup kita agar semua
menjadi yg terbaik untuk kita seturut KehendakNYA.
 Buatlah kesepakatan tentang pola asuh anak untuk menghindari
konfrontasi tentang buah hati.
 Pahamilah esensi perkawinan secara utuh. Perkawinan tidak mungkin
selalu berjalan semanis dan seromantis saat sedang berbulan madu
(masa romans), tetapi akan mengalami juga masa kecewa dan satukan
komitmen untuk bersama bangkit menuju masa kegembiraan, dengan
saling mengubah diri sendiri dan bukan berusaha untuk mengubah
pasanganku.
 Lakukan aktifitas spiritual bersama pasangan, seperti Misa di Gereja, Doa
Lingkungan, mengikuti Sharing Kelompok Dialog ME yang bisa
meneguhkan satu dengan yang lainnya, berbagi kebahagiaan dengan
pasutri-pasutri yang lain dengan mengajak mereka mengikuti WEME,
berdua melayani di Gereja, berdua sebagai aktifis ME.
 Dan lain-lainnya.

5. Refleksi & Dialog Pasangan (10 menit)


Sekarang kita sampai pada dialog dan sharing. Silahkan refleksikan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini, kemudian dialogkan dengan pasangan.
(Bila tempat pertemuan cukup luas, para peserta dapat berpencar untuk
refleksi dan berdialog)
Pertanyaan untuk dialog
a. Keintiman yang mana yang perlu aku tingkatkan agar relasi kepasutrian
kami berdua semakin bertumbuh didalam kasih?
b. Uraikanlah apa yang hendak aku lakukan terkait pertanyaan ke 1
c. BPS (Bagaimana Perasaan Saya) menyampaikan rencanaku ini kepada
pasanganku ?

6. Sharing Kelompok (@ 3 menit mm)


Sharingkan hasil dialog anda secara singkat

7. Rangkuman dan Penegasan


Para Pasutri yang terkasih, Tuhan menghendaki bahwa cara hidup kita dalam
sebuah Perkawinan, didasari oleh relasi yang penuh kasih, intim, hangat dan
bertanggung jawab. Keintiman dalam berelasi perlu diupayakan, sebagai
perwujudan menghidupi Tuhan Yesus dalam keluargaku, agar perkawinan kita
dapat bertumbuh dan berkembang penuh dengan kasih, rasa syukur yang
mendalam, pengampunan & penyembuhan serta keintiman yang membawa

10 | P a g e
damai sukacita bagi keluarga.

8. Doa Penutup
Silahkan para pasutri berdoa spontan dan saling mendoakan satu sama lain.
Mari kita satukan semua doa yang kurang sempurna ini dengan doa yang
diajarkan oleh Tuhan sendiri. Bapa Kami .....
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus seperti pada permulaan,
sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin.

9. Berkat
PIC : Tuhan sertamu
Semua : Dan sertamu juga
PIC : Semoga Berkat Tuhan menyertai dan meneguhkan kita semua untuk
dapat hidup dalam relasi yang penuh kasih didalam keluarga kita. Dalam
Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

11 | P a g e
PERTEMUAN III
Doa Pasangan – Kita sebagai Sakramen

1. Pengantar (oleh PIC)


Para saudara terkasih, kita sudah sampai pada pertemuan ke-3 dari rangkaian
Doma Shalom, pada pertemuan pertama kita diingatkan tentang pentingnya
dialog perasaan dan di pertemuan ke-2 tentang keintiman seksualitas, hari ini
kita bersyukur dapat kembali berjumpa untuk menyegarkan kembali
pengalaman kita akan nilai-nilai ME, khususnya hari ini tentang doa pasangan
Para saudara terkasih, saya percaya kita semua, anda dan saya pasti sudah
terbiasa berdoa setiap hari bahkan lebih dari sekali, setidaknya saat bangun
pagi dan mau makan, kita pasti berdoa.
Doa adalah komunikasi kita dengan Tuhan. Yesus sendiri juga berdoa.
Menghidupi Yesus dalam keluarga juga berarti kita meneladani Yesus dalam
membina relasi dengan BapaNya melalui komunikasi doa.
Di ME kita sudah diajarkan tentang berdoa pasangan, apakah kita sudah
menjalankan hal tersebut? Apakah kita sungguh memahami apa yang
dimaksud dengan berdoa pasangan?
Marilah kita hening sejenak dan mengawali pertemuan kita ini dengan berdoa:

2. Doa Pembuka
Bapa yang Mahakasih, kami berterima kasih atas penyertaanMu sepanjang
hari ini, sejak kami bangun pagi hingga saat ini, Engkau telah melindungi dan
memberkati kami. Kini kami kembali berkumpul untuk mengadakan Doa
Bersama dan Sharing Kelompok pertemuan yang ke-3. Kami mau belajar dan
mengerti lebih dalam lagi makna dan kekuatan Doa Pasangan yang telah
diajarkan kepada kami sewaktu kami mengikuti weekend ME, semoga
semakin hari kami semakin diteguhkan dalam relasi perkawinan kami dan
semakin menghidupi Yesus dalam keluarga kami.
Bunda Maria hadirlah di tengah-tengah kami, dampingi dan doakanlah kami.
Salam Maria penuh rahmat Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita
dan terpujilah buah tubuhmu Yesus. Santa Maria Bunda Allah doakanlah kami
yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.

3. BPS Singkat (@ 1 menit mm)


Baiklah para saudara terkasih sebelum kita menerima materi, silahkan anda
saling memuji pasangan bagi yang hari ini belum melakukannya dan silahkan
menyampaikan BPS atau perasaan terkuat Anda saat ini secara singkat.

4. Penyampaian Materi (oleh pemateri)


Para Saudara terkasih, jika anda masih ingat, saat weekend kita dulu, setelah
dialog panjang (90/90) kita diminta untuk mempertahankan relasi sebagai
prioritas, dengan dibekali beberapa “alat” atau sarana, awalnya alat ini hanya

12 | P a g e
ada 3, kemudian menjadi 4 dan saat ini telah dikembangkan menjadi menjadi
5. Apa saja alat-alat itu, semua sudah disampaikan saat pertemuan pertama
kita yaitu dialog, keintiman/relasi seksualitas, doa pasangan, berjalan bersama
komunitas dan re-evaluasi.
Hari ini kita akan menyegarkan diri kita untuk dapat memahami lebih dalam
fungsi dan kekuatan alat yang ke-3 yaitu Doa Pasangan.
Beberapa macam doa yang kita kenal antara lain adalah doa pribadi, doa
bersama dan doa pasangan.
Dalam doa pribadi, kita menciptakan saat khusus untuk berdialog secara
pribadi dengan Tuhan, menyampaikan isi hati kita, rasa syukur kita dan
permohonan-permohonan kita.
Mungkin saja kita setiap hari kita sudah berdoa secara pribadi, dan sudah
mendoakan pasangan kita, bahkan banyak yang dalam doa harian juga
mendoakan tidak hanya anggota keluarga namun juga mendoakan orang lain
Walaupun kita sudah mendoakan pasangan kita setiap hari, namun apakah
pasangan mengetahui kalau sudah didoakan dan mengerti apa yang kita
doakan baginya?
Doa pribadi lebih kepada bagaimana kita menciptakan saat teduh untuk
melakukan refleksi dan berkomunikasi dengan Tuhan.
Doa bersama/doa kelompok apabila kita berdoa bersama orang lain, bisa
bersama pasangan kita atau dengan seluruh anggota keluarga, atau bersama
kelompok komunitas, kita bersama-sama menyatukan permohonan-
permohonan kita.
Dalam keluarga, jika kita berdoa bersama menghadap Tuhan sebagai
pasangan, kita datang sebagai satu tim dan mengingatkan diri kita sendiri
bahwa kita berdua ada di sisi/pihak yang sama, memiliki tujuan bersama, dan
secara alami menyatukan hati sebagai pasangan untuk harapan bersama.
dalam Matius 18:19-20 dituliskan “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua
orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu
akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang
berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka“
Doa pasangan bukan sekedar berdoa bersama dengan pasangan, doa ini
membantu kita untuk mengakui bahwa Allah akan membawa kita kepada
kasih karuniaNya yang bisa mendukung kita sebagai suami istri, untuk melihat
pernikahan kita sebagai sakramen. Doa pasangan mengarah kepada
spiritualitas pasangan, kita juga mengundang Tuhan untuk menjadi bagian
dari relasi kita dan ini membantu kita untuk bisa semakin dekat sebagai
pasangan dan dengan kekuatan cinta kita dihantar untuk memasuki dunia
baru.
Spiritualitas kita sebagai pasangan bukan karena kita setiap hari ke gereja dan
rajin membaca alkitab. Spiritualitas pasangan bukan perilaku saleh tapi dua

13 | P a g e
orang yang penuh semangat terus berusaha hidup dengan penuh gairah,
saling mencintai, menimbulkan sukacita dan menjadi yang terbaik yang bisa
mereka capai.
Kesucian kita berasal dari usaha untuk menghidupkan keinginan Allah bagi
perkawinan kita, ini akan melibatkan sikap bersedia untuk berubah.
Mengingat kembali apa yg telah disampaikan pada saat weekend bahwa
perkawinan sebagai sakramen, cinta suami istri adalah refleksi bagaimana
cara Allah mengasihi kita, bagaimana kta menjadi tanda kehadiran Tuhan
dalam keluarga, khususnya bagi pasangan kita.
Dalam doa pasangan, kita spontan saling mendoakan dengan suara yang bisa
didengar oleh pasangan, kita bisa menanyakan kepada pasangan kita apa
yang perlu didoakan sehingga pasangan merasa dicintai dan kebutuhannya
terpenuhi, ini akan lebih mengakrabkan relasi kita sebagai suami istri.
Dalam doa pasangan, kita dapat menggunakan kesempatan ini untuk saling
meminta maaf dan memaafkan, jika terjadi luka karena adanya perselisihan,
kita juga akan saling disembuhkan, kita menjadi lebih dekat secara emosional.
Dalam Yakobus 5:16 dituliskan “Karena itu hendaklah kamu saling mengaku
dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh . Doa orang yang benar, bila
dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya“
 Bila suami dan istri saling mendoakan, kita telah menjalankan ajaran
Yesus untuk mendoakan sesama kita, saat kita mendoakan pasangan, kita
telah melakukan kebaikan, memohonkan kekuatan, harapan dan berkat
bagi pasangan yang kita doakan
 Bila suami dan istri berdoa bersama akan menambah kekuatan doa dan
tercipta kesatuan yang mendorong terwujudnya harapan bersama
 Bila suami dan istri berdoa bersama sebagai pasangan yang saling
mendoakan, daya dan manfaat doa berlipat ganda, tidak hanya adanya
kesatuan misi namun juga kesatuan hati dan hal-hal yang mengagumkan
dapat terjadi dalam hidup perkawinan kita

5. Refleksi & Dialog Pasangan (10 menit)


Sekarang kita sampai pada dialog dan sharing. Silahkan refleksikan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini, kemudian dialogkan dengan pasangan.
(Bila tempat pertemuan cukup luas, para peserta dapat berpencar untuk
refleksi dan berdialog)
Pertanyaan untuk dialog
1. Bagaimana kehidupan doaku (kita) selama ini? Sudahkah aku mendoakan
pasangaku dan apakah pasanganku mengerti jika aku mendoakannya ?
BPS
2. Apakah yang bisa kita lakukan lebih baik untuk semakin mendekatkan
relasi kita dan relasi kita dengan Tuhan sebagai pasangan ?

14 | P a g e
6. Sharing Kelompok (@ 3 menit mm)
Sharingkan hasil dialog anda secara singkat

7. Rangkuman dan Penegasan


Para pasutri terkasih, kita semua tahu bahwa penting bagi kita untuk berdoa
setiap hari dan baik untuk mendoakan orang lain, khususnya pasangan kita
namun tidaklah cukup hanya berdoa secara pribadi atau hanya berdoa
bersama. Kita sekarang paham bahwa doa pasangan dapat memberikan
manfaat yang berlipat ganda, selain kita dapat bersatu dalam harapan
bersama menyampaikan permohonan-permohonan kita. Doa pasangan juga
sekaligus menjadi sarana untuk pengampunan dam peneguhan serta ekspresi
cinta kita, yang akan semakin mendekatkan relasi kita sebagai suami istri dan
secara bersama-sama juga mendekatkan relasi kita sebagai pasangan
dengan Tuhan.

8. Doa Penutup
Silahkan para pasutri berdoa spontan dan saling mendoakan satu sama lain.
Allah Bapa yang Maha Kudus, kami mengucap syukur karena Engkau telah
memberikan pasangan hidup yang menjadi teman perjalanan kami dalam
sakramen perkawinan, hari ini kami telah Kau ingatkan kembali tentang cara
berdoa sebagai pasangan, yang telah diajarkan kepada kami saat kami
mengikuti weekend ME, yang melaluinya ada pengampunan dan peneguhan,
serta menjadi sarana ekspresi cinta kami satu sama lain. Bantu kami untuk
dapat terus mengunakan alat ini dalam mempertahakan relasi kami
sebagaimana Kau kehendaki dan menjadi teladan bagi pasangan suami istri di
sekitar kami. Demikianlah Tuhan semua doa-doa ini kami mohonkan dalam
nama Yesus, juruselamat kami. Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh
Kudus seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.
Amin.

9. Berkat
Marilah kita hening sejenak, kita mohon berkat Tuhan bagi kita yang hadir di
sini, bagi seluruh anggota keluarga dan saudara kita di mana pun berada dan
untuk pekerjaan dan pelayanan kita, kegiatan kita selanjutnya serta istirahat
kita agar senantiasa dibimbing dan dilindungi oleh berkat Allah Yang
Mahakuasa; Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

15 | P a g e
16 | P a g e
PERTEMUAN IV
Berjalan Bersama Komunitas & Re-Evaluasi

1. Pengantar (oleh PIC)


Para saudara terkasih, selamat (pagi/malam), kita jumpa lagi untuk
melanjutkan pertemuan Doma Shalom. Hari ini kita sudah sampai pada
pertemuan ke-4 yang sekaligus merupakan pertemuan terakhir dari rangkaian
kegiatan Doa Bersama dan Sharing Kelompok yang sudah kita mulai dari
bulan April yl.
Tema kita hari ini adalah Berjalan Bersama Komunitas dan Re-Evaluasi, yang
merupakan alat ke-4 dan ke-5 yang diberikan oleh WWME. Apa yang sudah
kita lakukan sejak pertemuan pertama secara tidak kita sadari sebenarnya
sudah merupakan praktek nyata penggunaan alat yang ke-4 yaitu Berjalan
Berama Komunitas dan hari ini kita akan belajar bersama untuk menggali lebih
dalam manfaatnya dan juga kita akan belajar menggunakan alat yang ke-5
yaitu Re-Evaluasi
Marilah kita hening sejenak dan mengawali pertemuan kita ini dengan berdoa:

2. Doa Pembuka
Allah Bapa sumber kehidupan, kami bersyukur untuk kesehatan yang Kau
berikan kepada kami semua sehingga saat ini kami bisa berkumpul bersama
untuk melanjutkan pertemuan Doma Shalom. Kami juga berdoa untuk teman-
teman kami yang saat ini tidak bisa hadir, apapun yang menjadi halangan
mereka kiranya Engkau tetap menyertai dan memberkati mereka.
Kami mohon bimbinglah kami dari awal hingga akhir pertemuan ini sehingga
apa yang menjadi pengajaran hari ini dapat kami pahami dan kami terapkan
dalam kehidupan kami sehari-hari untuk semakin mendekatkan relasi kami
satu sama lain, baik sebagai pasutri, dalam keluarga dan dalam komunitas,
terutama relasi kami denganMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus seperti pada permulaan,
sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin

3. BPS Singkat (@ 1 menit mm)


Baiklah para saudara terkasih sebelum kita menerima materi, silahkan anda
saling memuji pasangan bagi yang hari ini belum melakukannya dan silahkan
menyampaikan BPS atau perasaan terkuat Anda saat ini secara singkat.

4. Penyampaian Materi (oleh pemateri)


Para Saudara terkasih, Setelah selesai weekend, relasi kita sebagai pasangan
suami istri mengalami suatu perkembangan, ada kedekatan yang lebih, ada
kehangatan dan sukacita, kita merasa berada dalam dunia yang baru, penuh
harapan dan cita-cita baru. Ada rencana-rencana yang kita buat untuk
kedepannya. Namun dunia baru yang kita rasakan itu akan segera hilang,

17 | P a g e
rutinitas dan kejadian sehari-hari yang kita jalani membawa kita masuk
kembali kepada realita kehidupan yang sebelumnya. Situasi yang tercipta saat
weekend hanya sekedar menjadi euforia sesaat, kita hanya menikmati
kebahagiaan yang besifat sementara.
Bahkan tidak jarang kitapun berhenti berusaha menggunakan semua alat
yang telah dibekalkan kepada kita untuk mempertahankan relasi sebagai
prioritas.
Kehidupan dialog kita, relasi seksualitas dan doa pasangan tidak berjalan
seperti yang diharapkan, semangat untuk mewujudkan cita-cita menjadi lemah,
kita kembali ke pola hidup yang lama.
Saat selesai mengikuti weekend, cinta dan harapan kita berkobar-kobar ibarat
batubara yang menyala terang, memberi panas dan energi, namun jika
sendirian, nyala dan panas batubara perlahan-lahan akan berkurang dan
padam.
Disinilah perlunya kita berjalan bersama komunitas, bersama dengan orang-
orang yang memiliki nilai-nilai yang sama, agar kita bisa terus disemangati dan
diteguhkan. Jika batubara itu dikumpulkan maka nyala api, dan energi akan
terus ada.
Dalam Ibrani 10:24-25 dituliskan “Dan marilah kita saling memperhatikan
supaya kita saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik. Janganlah kita
menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan
oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat
melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”
Dengan menghadiri pertemuan-pertemuan angkatan, pertemuan MEP,
Kelompok Dialog dan kegiatan-kegiatan seperti Doma Shalom ini, kita akan
terus memperoleh energi baru. Seringkali disaat kita mengalami ketegangan
dalam relasi atau tantangan dalam kehidupan rumah tangga atau pekerjaan,
ada teman yang berbagi pengalaman mereka yang mirip dengan apa yang
sedang kita alami saat itu, dan kita memperoleh peneguhan, kitapun menjadi
sadar bahwa kita tidak sendirian, kita memiliki teman seperjuangan.
Maka penting untuk terus terlibat dalam kelompok, dengan demikian kitapun
memiliki semangat untuk terus berdialog, membina keintiman dan berdoa
pasangan.
Secara berkala, kita juga perlu untuk melakukan re-evaluasi terhadap sikap
dan tingkah laku kita atas komitmen untuk memakai alat-alat yang sudah
diperkenalkan untuk menjaga relasi kita sebagai prioritas.
Re-evaluasi (evaluasi terus menerus secara berkala) ini merupakan alat yang
ke-5 yang akan membantu kita untuk membuat keputusan untuk mencintai
dan mengubah diri. Jika alat ini dipergunakan bersama dengan empat alat
lainnya dapat membantu kita untuk mengatasi masalah atau tantangan yang
mungkin kita alami.
Melalui re-evaluasi, kita bisa melihat kembali kehidupan dialog kita, relasi

18 | P a g e
seksual kita, cara berdoa kita sebagai pasangan dan keterlibatan kita dalam
komunitas.
Selalu ada hal-hal yang bisa kita perbaiki dan tingkatkan kualitasnya.
Beberapa hal yang mungkin bisa membantu kita untuk re-evaluasi yaitu
dengan mendialogkan beberapa hal berikut ini :
Bagaimana kehidupan dialog harian kita?
Sudahkah kita berdialog dari hati ke hati?
Apakah kita punya waktu yang berkualitas?
Apakah kita merencanakan perjalanan ke luar kota berdua saja?
Apakah kita mengalami pertumbuhan dalam relasi doa kita?
Sudahkah kita terlibat dalam komunitas?
Apa saja yang sudah kita lakukan bersama selama ini? Bagaimana
dampaknya terhadap relasi kita?
Dsb

5. Refleksi & Dialog Pasangan (10 menit)


Sekarang kita sampai pada dialog dan sharing. Silahkan refleksikan
pertanyaan-pertanyaan berikut ini, kemudian dialogkan dengan pasangan.
Pertanyaan untuk dialog
1. Apa yang secara khusus akan kulakukan untuk memprioritaskan relasi kita?
2. Sikap dan tingkah laku mana yang ingin kuubah untuk membantu hal itu
terjadi? BPS mengatakan hal ini kepadamu?

6. Sharing Kelompok (@ 3 menit mm)


Sharingkan hasil dialog anda secara singkat

7. Rangkuman dan Penegasan


Para pasutri terkasih, berjalan bersama komunitas terasa sekali manfaatnya
bagi kita, contohnya perjalanan bersama kita dalam kegiatan Doma Shalom ini
sungguh kita rasakan kekuatan energinya, kita bisa saling belajar bersama,
saling berbagi, mengungkapkan perasaan terdalam kita tanpa ragu karena kita
tahu kita bersama dengan orang—orang yang memiliki nilai-nilai yang sama.
Kitapun diteguhkan dari apa yang kita peroleh dalam kelompok ini, perhatian
dari anggota yang lain, menyebabkan kita merasa senasib, kita tidak sendirian
dan ini telah menyemangati kita untuk terus maju, berjuang mempertahankan
relasi sebagai prioritas menjadi lebih ringan dengan dukungan teman-teman
dan dengan menghadirkan Tuhan dalam keluarga kita.
Maka marilah kita terus melanjutkan berjalan bersama, tetaplah memiliki
semangat untuk menghadiri pertemuaan-pertemuan ME selanjutnya dan terus
pakailah alat-alat yang sudah diberikan kepada kita yaitu dialog, fokus pada
keintiman, dan doa pasangan, disamping berjalan bersama komunitas dan re-

19 | P a g e
evaluasi. Semoga kita sungguh memancarkan kasih Tuhan kepada banyak
orang melalui relasi kepasutrian kita.

8. Doa Penutup
Silahkan para pasutri berdoa spontan dan saling mendoakan.
Ya Tuhan Yesus, kami mengucap syukur karena kami telah menyelesaikan
rangkaian kegiatan Doma Shalom ini, kami telah mendapat banyak hal yang
menguatkan dan meneguhkan kami untuk terus mempertahankan relasi kami
sebagai prioritas dengan menggunakan alat-alat yang sudah kami peroleh di
weekend ME dan telah disegarkan kembali melalui pertemuan-pertemuan
Doma Shalom ini.
Bantu kami Tuhan agar kami dapat terus mencintai satu sama lain seperti
Engkau telah mencintai kami, bantu kami juga untuk terus menghidupi
Sakramen Perkawinan kami, meneruskan perjalanan kami dan menjadi tanda
kehadiranMu bagi orang-orang di sekitar kami.
Doa-doa ini kami satukan dengan doa yang Tuhan ajarkan sendiri
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-
Mu jadlah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami
rejeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun
mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke
dalam pencobaan, tetapi bebaskalah kami dari yang jahat. Amin
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus seperti pada permulaan,
sekarang dan sepanjang segala masa. Amin.

9. Berkat
Marilah kita hening sejenak, kita mohon berkat Tuhan bagi kita yang hadir di
sini, bagi seluruh anggota keluarga dan saudara kita di mana pun berada dan
untuk pekerjaan dan pelayanan kita, kegiatan kita selanjutnya serta istirahat
kita agar senantiasa dibimbing dan dilindungi oleh berkat Allah Yang
Mahakuasa; Dalam Nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai