Anda di halaman 1dari 3

Bulan Keluarga 2023

GKI Menteng

Tema Bulan Keluarga : Melayani Bersama, Melayani Sesama


Latar Belakang umum:
Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam tatanan masyarakat dan juga gereja
dipanggil untuk bisa saling mengisi, membangun, melengkapi, terutama dalam hal mewujudkan
panggilannya untuk melayani. Keluarga juga salah satu contoh dari komunitas yang berisi
orang-orang dari lintas generasi yang memiliki pola pikir, tantangan, pengalaman, kelemahan,
juga kekuatan yang berbeda. Perbedaan generasi sebenarnya memungkinkan setiap orang
dalam keluarga tersebut untuk saling melindungi, mengajar, dan juga belajar. Namun, sering
terjadi bahwa dari perbedaan generasi tersebut, timbul stigma atau pola pikir tertentu sehingga
berdampak adanya gesekan dan kesalahpahaman.
Dalam bulan keluarga di GKI Menteng tahun ini, tantangan lintas generasi itu
diharapkan bisa semakin diperkecil, sehingga dapat bergandeng tangan menuju satu arah yang
membuahkan perubahan, bukan hanya bagi keluarga, tapi juga dalam lingkup yang lebih luas.
Oleh karenanya, tema mingguan dalam Bulan Keluarga ini dirajut dalam semangat: 1)
Membangun dan merekonsiliasi orang-orang di dalam keluarga (orang tua, anak, kakek,
nenek), 2) Menyadarkan peran penting keluarga dalam gereja, dan 3) Mengajak keluarga yang
telah pulih di dalam Kristus untuk berbuat bagi lingkup yang lebih luas, semuanya untuk
kemuliaan Tuhan.

Tema Tiap Minggu :


 1 Oktober – Keluarga yang Meneladani Kristus
Ayat landasan: Filipi 2: 1-13
Latar belakang tema:
Pemberitaan firman Tuhan berfokus pada keluarga. Adalah sebuah kenyataan bahwa
konflik biasa terjadi dalam keluarga. Konflik terjadi karena perbedaan karakter,
pandangan, nilai hidup, dan sebagainya. Ringkasnya, konflik berawal dari egosentrisme
yang menganggap dirinya benar. Belajar dari konflik jemaat Filipi, umat diajak untuk
meneladan Yesus Kristus yang merendahkan diri bahkan mati di atas kayu salib.

 8 Oktober - Keluarga yang Beribadah


Ayat landasan: Ulangan 6:1-13
Latar belakang tema:
Keluarga menjadi tempat pertama kita untuk mengenal siapa Tuhan. Namun tak dapat
dipungkiri, setiap anggota keluarga sibuk dengan tugas dan pekerjaannya masing-masing.
Jangankan untuk beribadah bersama, tegur sapa dan berbincang mungkin perlu terus
diupayakan ditengah situasi jaman ini. Padahal iman menjadi dasar penting bagi keluarga
untuk menjadi garam dan terang. Iman juga menjadi perekat dalam kasih suami istri. Iman
juga menjadi landasan penting yang perlu dikenalkan dan diajarkan kepada anak-anak
ditengah gencarnya arus modernitas saar ini. Ibadah bersama menjadi salah satu sarana
penting dalam keluarga untuk semakin menumbuhkan iman dan makin teguh. Mari belajar
dari keluarga-keluarga Israel tentang pentingnya mengajarkan hukum Tuhan kepada
generasi selanjutnya dan bahkan menjadikan ibadah sebagai bagian dari kehidupan
sehari-hari.
 15 Oktober - Keluarga yang Dipulihkan
Ayat landasan: Kejadian 45: 1-15
Latar belakang tema:
Dalam setiap generasi, realitanya terdapat generation gap atau kesenjangan generasi
yang dapat menjadi jurang. Tanpa sadar kesenjangan generasi membuat ada banyak
tuntutan dan ekspektasi yang berbeda dan hal ini rentan menimbulkan konflik dan luka.
Karena satu dan lain hal (mis: kecemburuan, iri, pilih kasih, dll) relasi antar anggota
keluarga juga bisa memberi luka yang membekas. Bagaimana kita sebagai keluarga bisa
dipulihkan? Apa yang harus dilakukan dan diupayakan? Kisah tentang Yusuf kiranya
dapat menjadi salah satu contoh dan motivasi agar pada akhirnya keluarga dan setiap
anggota didalamnya bisa dipulihkan.

 22 Oktober - Keluarga yg Mendukung dan Mendoakan Sesama


Ayat landasan: Kej 18:20-33
Latar belakang tema:
”Masalah saya/kami juga banyak”, seringkali itu reaksi yang terlontar ketika diminta untuk
mendoakan dan membantu orang lain. Bahkan tak jarang dalam doa, yang kita sebut dan
ucapkan semua adalah tentang kebutuhan dan harapan kita semata. Pernahkah kita
memikirkan orang lain dan sekitar? Berkesinambungan dengan tema minggu ke 3, ketika
kita sudah dipulihkan, maka hidup bukan hanya tentang kita sendiri. Abraham memberi
contoh yang baik tentang bagaimana dalam doanya ia juga mengingat sesamanya.

 29 Oktober - Satu Keluarga dalam Keberagaman


Ayat landasan: Kolose 3:8-17
Latar belakang tema:
Konteks masyarakat Indonesia adalah majemuk, baik dari segi budaya, etnik, tradisi, dan
agama. Idealnya inklusivisme bisa bertumbuh ditengah keragaman yang ada. Namun
tetap saja tidak semua bisa dengan pikiran terbuka menerima keragaman. Perlu diakui
dengan jujur bahwa eksklusivisme mungkin justru masih mengakar dalam kehidupan
keluarga ketika melihat dan menilai orang lain yang berbeda. Konsep manusia baru
kiranya mengingatkan kita akan siapa kita sesungguhnya dan bagaimana kita perlu terus
berubah dan mengingat panggilan kita menjadi satu tubuh dalam Kristus, ditengah
keberagaman yang ada.

Ibadah di minggu terakhir ini adalah ibadah intergenerasi (mulai dari anak sekolah
minggu sampai lansia). Maka diharapkan pengkhotbah dapat merangkul setiap kategori
usia dalam penjabaran tema. Mohon kesediaan di awal khotbah untuk menyapa anak
sekolah minggu yang hadir dan memberikan sedikit ulasan sederhana (+3 s/d 5 menit)
seputar apa yang bisa diajarkan bagi anak sekolah minggu.

Keterangan:
 Mohon kesediaan para Pendeta untuk mengirimkan ringkasan khotbah selambat-
lambatnya pada hari Jumat. Ringkasan khotbah akan dimasukkan dalam warta jemaat
GKI Menteng.
 Jika ada slide yang akan ditampilkan, mohon dapat datang lebih awal atau sehari
sebelumnya mengirimkan slide ke Tata Usaha gereja (Margret: 0812-8349-2220) agar
persiapan dapat maksimal.

Selamat mempersiapkan pelayanan, kiranya Tuhan memberkati pelayanan kita bersama.

Anda mungkin juga menyukai