Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PA

GKPB Jemaat Galang Ning Sabda Di Cica


Rabu, 27 Oktober 2021
Pkl. 19.30 Wita

Catatan :
1. KRT dalam bentuk PA ini diharapkan dapat dilakukan Pkl. 19.30 Wita sebagai
bagian kita menghayati persekutuan kita sebagai Tubuh Kristus walaupun
tidak berjumpa secara fisik/langsung.
2. Pujian dapat disesuaikan dengan kondisi tiap-tiap keluarga.
3. PA ini sebaiknya dilakukan bersama dengan seluruh anggota keluarga.
4. Diharapkan ada seorang pemimpin, diutamakan Kepala Keluarga.
5. Selamat bersekutu dan mendalami firman, Tuhan Yesus memberkati…

1. Pujian : “S’bab Kau Besar”


Ku b'ri kemuliaan dan hormat
Ku angkat suara pujian
Ku agungkan nama-Mu
Reff: S'bab Kau besar, perbuatan-Mu ajaib
Tiada seperti Engkau, tiada seperti Engkau
S'bab Kau besar, perbuatan-Mu ajaib
Tiada seperti Engkau, tiada seperti Engkau

Doa (Syukur, Pengakuan Dosa, dan Persiapan Merenungkan Firman


Tuhan)

2. Sharing Firman Tuhan : “KEADILAN DALAM HIDUP BERSAMA:


KONTEKS TEOLOGI SOSIAL”

Bacaan Alkitab : Matius 12: 46-50

Jemaat GNS yang diberkati Tuhan, PA kali ini masih merupakan rangkaian dari
PA dalam rangka pendalaman tema pelayanan GKPB 2020-2024 yakni Menjadi
Gereja Pembawa Keadilan. Kita bersama kembali akan mendalami tema
pelayanan tersebut melalui PA hari ini.

A. Pengantar Teks Matius 12: 46-50


Panduan PA GKPB Galang Ning Sabda (1)
Keadilan Sosial dalam hidup bersama dengan sesama diatas planet bumi
tidak hanya dibatasi oleh garis keturunan/kerabat/keluarga semata, tetapi
juga dengan orang lain/sesama. Teks ini tidaklah bermaksud untuk
mengesampingkan posisi garis keturunan (sekali-kali tidak), namun Tuhan
Yesus memperluas jangkauan kedepan untuk berlaku adil terhadap orang
banyak waktu itu ketika Dia sedang bercakap-cakap. Tuhan Yesus
memperlihatkan cara baru untuk memperbaharui pelayanan yang jauh lebih
bermakna dalam menghargai sesama, membangun relasi yang berkeadilan
sosial tidak hanya melihat dari perspektif garis keturunan/hubungan darah
semata, melainkan juga terhadap sesama yang kita jumpai sehari-hari.
Sebagai keluarga Allah menerima secara terbuka, adil, benar dan kasih
terhadap setiap orang apapun latar belakang/keberadaan orang tersebut.
Tidak mengesampingkan dan memandang rendah siapapun mereka
termasuk keluarga/saudara dekat. Tuhan Yesus menghadirkan Keadilan
Sosial untuk semua orang bukan parsial/bukan untuk sekelompok orang
saja. Artinya setiap orang diberi kesempatan dalam perspektif Keadilan
Sosial. Tuhan Yesus tidak memandang muka siapapun mereka. Dalam
tugas misioner/menghadirkan Misi Allah, Yesus membuka cakrawala baru
dalam mengangkat harkat dan martabat manusia (human dignity) (bdk.
Efesus 5: 8-9 “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang
kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak
terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan
kebenaran”)

B. Kajian Analisis Teks


Pembaharuan masyarakat yang berkeadilan menjadi bagian yang utuh dari
keberadaan gereja masa kini sebagai jawaban atas kebutuhan hidup
ditengah masyarakat. Tek sini (Matius 12:46-50) menampilkan bahwa Tuhan
Yesus sama sekali tidak mengingkari tanggung jawab terhadap
keluarga/saudara dekat, tetapi dalam waktu bersamaan juga peduli (baca
Berkeadilan Sosial) untuk mengikat tali persaudaraan dalam persekutuan
dengan sesama atau dengan siapapun juga (bdk. The Universal Church).
Pesan inti adalah Yesus menawarkan Keadilan Sosial melalui pelayanan
terhadap orang banyak saat itu. Hal ini untuk memecahkan perdebatan yang
berkeadilan yang tidak hanya dilihat dari garis keturunan disatu sisi dan
orang banyak/komunitas disisi lain agar berjalan bersama. Kuncinya adalah
setiap orang/komunitas diterima secara terbuka dan adil dalam
perbedaannya bukan hanya dalam persamaannya semata. Atribut agama,
suku, ras, gender, golongan (baca juga keluarga) merupakan hal-hal yang
melekat sebagai pembeda. Hal ini bukan merupakan pembelaan untuk

Panduan PA GKPB Galang Ning Sabda (2)


melakukan yang tidak adil. Dengan penerimaan yang terbuka dalam
perbedaan, maka hidup bersama dengan adil mesti terjadi.
(Baca Matius 12:47 “Maka seorang berkata kepada-Nya: ”Lihatlah, ibu-Mu
dan saudara-saudara-Mu ada diluar dan berusaha menemui Engkau.”
Jawab Yesus: Siapa Ibu-Ku? Lanjut baca ayat 49-50.)

Kata “Ibu-Mu” dan “Siapa Ibu-Ku” untuk mendobrak secara kritikal tradisi
Yahudi yang memiliki batasan/sekat yang kuat dan formal bahwa seorang
rabi tidak boleh sembarangan berbicara dengan perempuan apalagi diruang
publik sekalipun dengan Ibu-nya ketika sedang belajar Hukum Taurat. Yesus
mengkritik ketidakadilan terhadap perempuan yang diwakili oleh Seorang
Ibu. Setiap insan manusia adalah gambar Allah yang hidup yang diciptakan
oleh Allah sendiri.

C. Konteks Kekinian di Bali (Indonesia)


Yesus dalam perspektif Keadilan Sosial menegakkan apa yang benar, patut,
layak, terbuka, tepat dan wajar. Dengan kata lain tidak berat sebelah, tidak
memandang muka dan tidak sewenang-wenang terhadap umat manusia
siapapun mereka. Bijak dalam berkeadilan sosial – hidup ditengah
masyarakat.

Keadilan sosial adalah jalan/media yang menyatukan dalam hidup


persekutuan orang percaya. Keadilan sosial sebagai alat ukur dalam
merefleksikan kehidupan orang beriman, dan bukan sifat yang reaksioner.

Berkeadilan tidak terikat oleh asal-usul/latar belakang, jasa, gelar, profesi,


kaya-miskin, status social, terpandang/tidak terpandang dalam masyarakat.
Dengan kata lain berkeadilan tidak memandang kehormatan duniawi.
Berkeadilan berarti berlaku adil terhadap semua orang. Bersifat adil adalah
karakter Yesus sebagai teladan bagi setiap orang percaya. Membangun
hubungan komunal tanpa mengabaikan hubungan personal dalam
menegakkan Keadilan Sosial bagi semua umat manusia. Berbicara Keadilan
Sosial berarti menitik beratkan pada kepatutan dan kebenaran tanpa tebang
pilih bagi siapapun juga. Keadilan Sosial berarti tidak merampas hak sesama
yang patut atau layak mereka perjuangkan dalam hidup bergereja,
bermasyarakat dan berbangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (mengamalkan nilai-nilai sila ke-5 dari Pancasila yang berbunyi
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”). Eksistensi manusia
adalah mahluk pribadi sekaligus mahluk sosial bagaikan satu mata uang
logam/uang kertas yang memiliki dua sisi. Hidup manusia sebagai mahluk
pribadi tentu tidak dapat digantikan oleh pribadi lain, namun dalam
Panduan PA GKPB Galang Ning Sabda (3)
kenyataan hidup sehari-hari tidak pernah lepas dari kehidupan yang riil.
Bukan berarti bahwa manusia sebagai mahluk pribadi lebur dalam realitas
kehidupan sosial sebagai mahluk sosial. Komunikasi dan interaksi terjadi
nyata dalam praktek kehidupan sosial yang hidup bersama (komunal) diatas
bumi. Keterkaitan antara manusia/kelompok manusia tidak bisa kita hindari
(komunitas).

A. Pertanyaan :
1. Pesan atau pelajaran apa yang saudara dapat dari PA hari ini?
2. Berikan contoh-contoh tindakan nyata dalam menyatakan Keadilan
Sosial dalam hidup bersama (dalam konteks gereja, bermasyarakat,
dan bernegara)!

3. Doa bagi Firman Tuhan yang baru saja direnungkan dan


disharingkan.

4. Persembahan :
Pujian : NKB. 206:1,3 “Mercusuar Kasih Bapa”
(https://www.youtube.com/watch?v=wo-4BX8vK-w)

1. Mercusuar kasih Bapa memancarkan sinarNya.


Namun suluh yang dipantai, kitalah penjaganya.
Reff
Pelihara suluh pantai walau hanya k’lip kelap.
Agar tiada orang hilang di lautan yang gelap.

3. Peliharalah suluhmu, agar orang yang cemas,


yang mencari pelabuhan, dari mara terlepas.
Reff
Pelihara suluh pantai walau hanya k’lip kelap.
Agar tiada orang hilang di lautan yang gelap.

Doa Persembahan, Doa Syafaat, dan Doa Memohon Berkat

Panduan PA GKPB Galang Ning Sabda (4)

Anda mungkin juga menyukai