ABSTRAK
ABSTRAK
SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero
untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat
Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat
Agama Katolik
Oleh
2021
i
LEMBARAN PENERIMAAN JUDUL
4. Pembimbing׃
6. Mengesahkan 7. Mengetahui
ii
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi
Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero
dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian
dari Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Filsafat
Program Studi Ilmu Teologi – Filsafat
Agama Katolik
Pada
11 Oktober 2021
Mengesahkan
SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO
Ketua,
DEWAN PENGUJI
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya ilmiah saya sendiri, dan
bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis orang lain atau lembaga lain. Semua
karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah
disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan pada catatan kaki dan daftar
pustaka.
Yang menyatakan
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, saya yang
bertanda tangan di bawah ini:
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Ledalero
Pada tanggal : 28 September 2021
Yang menyatakan
v
ABSTRAKSI
Kata kunci: murah hati, umat basis, aturan-aturan, Komunitas Basis Gerejawi dan
perdamaian
vi
ABSTRACT
Monika Angelina Fripeli Dosi Woda. 15755721. Jesus’ Teachings About The
Importance of Being Generous to Others in Luke. 6:27-36 Inspire Basic People
to Create Peace in Society. Undergraduate Program, Theological Studies Program
– Philosophy of CatholicIsm, Ledalero Catholic Philasafat College. 2021.
In social life, we often find things are contrary to the Jesus’ taught. This
happened because of the indifferent attitude of followers of Jesus to the Father’s
taught. This thing encouraging people to behave as they want in their life. People
no longer respect to one another, on the other hand at the end it causes disorder
between one and another. Therefore, we need the right solution in order to
normalize the disorder that occurs. In context of Luke evangelist, peace only
needs to be done with generosity to another. Generosity means love others and
show an attitude to others in positive ways, which is give positive energy for the
tranquillity of a relationship, in establishing relationship with fellow church
members and society.
The church realizes that the Ecclesiastical Base Community is the most
appropriate small group in effort to empower people in their church life. Through
prayer, catechesis and various other spiritual activities, members of Ecclesiastical
Base Community are able in sharing and change opinions to all the problems that
are being faced. With this activities, Jesus’ followers were invited to always open
minded to all the problems of life where need intervention of another people. This
is one of kind of love where need to show to one another, as care of another
people around us. Share loves to one another can create the peaceful of the
community particularly in basis community. Therefore, peace is a kind of
embodiment of love. Because of that, live would be peaceful and serene.
Key words: generous, basis people, rules, Ecclesiastical Base Community, and
peace
vii
KATA PENGANTAR
Kemurahan hati merupakan salah satu bagian dari kasih dan hal itu
berkaitan dengan relasi seseorang dengan pihak lain (Tuhan dan sesama).
Perwujudan kemurahan hati kepada siapa saja tidak berdasarkan pada apa yang
sudah dilakukan pihak lain, melainkan berdasarkan kemurahan hati yang telah
diterima dari Tuhan. Rahmat kemurahan hati dari Tuhan harus diberikan juga
kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan jasa. Karena kemurahan hati
mengandaikan adanya keterbukaan hati terhadap pihak lain, maka orang yang
murah hati adalah juga orang yang terbuka untuk mengasihi musuh, yang tidak
tahu berterima kasih dan orang jahat.
Perwujudan kemurahan hati hendaknya didasarkan pada kemurahan hati
yang telah diterima dari Tuhan (bdk. Luk. 6:27-36). Orang yang murah hati harus
terbuka dan mengasihi orang lain sekalipun kepada orang jahat dan musuhnya
sendiri. Yesus bersabda kepada para pengikut-Nya, “Kasihilah musuhmu,
berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang
yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Hendaklah
kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati (bdk. Luk. 6:27-28;
36).” Kemurahan hati dalam konteks ini mengandung makna pengampunan.
Setiap orang harus bersedia mengampuni dan memaafkan sesamanya
sebagaimana Allah sendiri mau memaafkan semua dosa manusia.
Komunitas Basis Gerejawi atau KBG merupakan kelompok kecil dalam
Gereja Katolik yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya anggota-anggota
Gereja pada suatu wilayah yang lebih kecil, yang didalamnya para anggotanya
dapat saling berinteraksi melalui doa bersama dan merenungkan sabda Allah.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, umat diajak untuk belajar mengasihi dan
menunjukkan sikap murah hati. Ketika mereka belajar untuk saling mengasihi dan
menunjukkan kemurahan hatinya, maka akan tercipta sebuah kehidupan yang
damai. Perdamaian merupakan bagian dari rencana dan panggilan Allah bagi
setiap orang. Untuk menjawabi rencana dan panggilan Allah, setiap orang
viii
diharapkan untuk menanamkan sikap murah hati dan saling memaafkan. Allah
menghendaki agar setiap orang selalu hidup rukun dan dalam suasana damai.
Yesus yang taat kepada ajaran Bapa-Nya mengajarkan kepada para
pengikut-Nya untuk selalu menunjukkan sikap murah hati dan mengasihi sesama.
Sama seperti Bapa yang senantiasa mengasihi umat-Nya, maka para pengikut
Yesus pun diajak untuk mengasihi sesamanya dengan tulus sekalipun musuhnya
sendiri. Musuh dalam hal ini adalah orang yang sering bersikap kasar dan
membenci mereka. Melalui kasih, pengikut Yesus diselamatkan dan dibalik semua
itu tercipta suatu perdamaian di antara sesama baik terhadap musuh maupun
sesama yang lain.
Skripsi ini membahas tentang ajaran Yesus mengenai pentingnya
bermurah hati kepada sesama khususnya kepada musuh. Bertolak dari tulisan Injil
Lukas dalam Luk. 6:27-36, penulis hendak menginspirasi para pembaca terutama
bagi Komunitas Basis Gerejawi dalam mewujudkan perdamaian ditengah
masyarakat.
Selain itu, karya ilmiah ini menjadi persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana dalam bidang filsafat pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Oleh
karena itu, pertama-tama penulis menghaturkan puji syukur kepada Tuhan atas
segenap penyelenggaraan dan penyertaan-Nya dalam proses penyelesaian skripsi
ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih yang mendalam kepada STFK
Ledalero yang telah medidik dan membekali penulis dengan iman dan
pengetahuan. Terima kasih kepada Alm. Dr. Alfons Gabriel Betan yang semasa
hidupnya telah dengan setia dan sabar mendampingi dan membimbing penulis
dalam proses penulisan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Hidelbertus Tanga,
Mag. Theol., yang sebelumnya bersedia menerima tulisan ini untuk dibimbing
dalam proses penulisan skrispsi. Terima kasih yang berlimpah kepada Paulus Pati
Lewar, S.Fil., Lic. yang telah bersedia melanjutkan pendampingan terhadap
penulis selepas kepergian Alm. Dr. Alfons Gabriel Betan. Terima kasih kepada
Dharsam G. P. Josaphat, Drs., M. A., selaku dosen penguji yang dengan teliti dan
kritis dalam mengoreksi skripsi ini. Terima kasih juga kepada Ferdinandus Sebho,
S. Fil., Lic., yang bersedia menjadi penguji ketiga. Terima kasih kepada dosen,
para pegawai dan segenap civitas akademika dan karyawan/i STFK Ledalero yang
ix
dengan pengabdiannya yang tulus dan dengan caranya masing-masing membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih berlimpah pula kepada Paguyuban Mahasiswa Awam, yang
telah memberikan bantuan dan motivasinya kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini secara khusus kepada mantan moderator PMA Pater John
Masneno, moderator PMA saat ini Pater Ignasius Ledot, dan teman-teman awam
secara keseluruhan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu serta teman-
teman seangkatan Maria Feli Tufan, Nofilia Lestari, dan Margaretha Diana Ika.
Terimakasih banyak kepada mama kos Katarina Siu, saudara Randy Kiko,
nona Charlin Innu serta penghuni Daniel kos lainnya, ade Uin, ade Ain, ade Ein,
saudara Ciu, saudara Fredy, dan saudara Heri yang selalu mendorong penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga kepada kakak Pater
Anton Meltyn, kakak Romo Fram Maget, kakak Oka Dhaki, dan Busu Lid yang
dengan cinta dan kesetiaannya mendorong penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi.
Terima kasih kepada kedua orangtua bapak Vinsensius Dosi Woda dan
mama Maria Yustina Dua Dara yang dengan doa, cinta, kesetiaan, kesabaran
mendorong penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih kepada
kakek Sius Pele Mali, om Fransiskus Yansen, tanta Maria Yasinta Manis, saudara
Sareng Lupa, kakak Veronika Mariaty Fripeli Dosi Woda, kakak ipar Benediktus
Dodi, saudara Arnoldus Fripeli Dosi Woda, serta semua keluarga besar Lio-
Watuneso dan Nita-Tebuk yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara
moril dan materil demi kesuksesan tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis dengan hati yang terbuka dan tulus menerima segala bentuk
kritikan dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.
Penulis
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
xi
2.3.6 Kegembiraan dan Pujian........................................................................29
2.3.7 Damai ....................................................................................................20
2.4 GELAR-GELAR YESUS ...................................................................22
2.4.1 Anak Allah .............................................................................................22
2.4.2 Anak Manusia ........................................................................................24
2.4.3 Mesias ....................................................................................................26
2.4.4 Pribadi yang Penuh dengan Roh Kudus ................................................29
2.5 PANDANGAN PENGINJIL LUKAS TENTANG
KEMURAHAN HATI .........................................................................31
2.6 PENJELASAN EKSEGETIS LUKAS 6:27-36.................................33
2.6.1 Konteks Sosial .......................................................................................33
2.6.1.1 Pendengar Ajaran Yesus........................................................................33
2.6.1.1.1 Para Rasul ..............................................................................................33
2.6.1.1.2 Sejumlah Besar Murid ...........................................................................34
2.6.1.1.3 Orang Banyak ........................................................................................38
2.6.1.2 Pandangan Orang-orang Yahudi Tentang Musuh .................................39
2.6.2 Makna Lukas 6:27-36 Mengenai Ajaran Yesus Tentang Murah
Hati dalam Keseluruhan Lukas 6...........................................................40
2.6.2.1 Bagi Beberapa Orang Farisi: Agar Memahami Para Murid Yesus
yang Membutuhkan Makanan (Luk. 6:1-5)...........................................40
2.6.2.2 Bagi Ahli-ahli Taurat dan Kaum Farisi: Memahami Penyembuhan
Yesus yang Dilakukan Pada Hari Sabat (Luk. 6:6-11) ..........................42
2.6.2.3 Bagi Para Murid Yesus: Memahami Makna Doa (Luk. 6:12-16) .........43
2.6.2.4 Bagi Orang-orang yang Datang Kepada Yesus (Luk. 6:17-49) ............44
2.6.2.4.1 Mengimani Yesus sebagai Guru yang Menyelamatkan (Luk. 6:17-
19) ..........................................................................................................44
2.6.2.4.2 Memahami dan Menghayati Ajaran Yesus Tentang Ucapan
Bahagia dan Peringatan (Luk. 6:20-26) .................................................44
2.6.2.4.3 Memahami dan Menghayati Ajaran Yesus Tentang Murah Hati
untuk Mengasihi Musuh (Luk. 6:27-36) ...............................................47
2.6.2.4.4 Memahami dan Menghayati Ajaran Yesus Tentang Pentingnya
Bermawas Diri (Luk. 6:37-42) ..............................................................48
xii
2.6.2.4.5 Memahami dan Menghayati Ajaran Yesus sebagai “Pohon yang
Baik” (Luk. 6:43-45) .............................................................................49
2.6.2.4.6 Mewujudkan Kehidupan Bersama Atas Dasar yang Kokoh (Luk.
6:46-49) .................................................................................................50
2.7 SUSUNAN DAN EKSEGESE LUKAS 6:27-36 ................................51
2.7.1 Bermurah Hati untuk Berbuat Baik Kepada Orang-orang yang
Mendatangkan Penderitaan (ay. 27-29) .................................................51
2.7.1.1 Bermurah Hati Kepada Musuh dan Pihak yang Membenci (ay.
27) ..........................................................................................................51
2.7.1.2 Bermurah Hati Kepada yang Mengutuk dan Mencaci (ay. 28) .............54
2.7.1.3 Bermurah Hati Kepada yang Menampar Pipi dan Mengambil
Jubah (ay. 29) ........................................................................................56
2.7.2 Bermurah Hati untuk Memberi dan Tidak Meminta Kembali
Kepada Pihak yang Mengambil Milik Pribadi (ay. 30) .........................60
2.7.3 Kebaikan Harus Dimulai dari Diri Sendiri (ay. 31)...............................61
2.7.4 Para Pengikut Yesus Harus Tampil Beda dalam Mengasihi Bila
Dibandingkan dengan Orang-orang Berdosa (ay. 32-34)......................63
2.7.5 Bermurah Hati untuk Mengasihi Musuh dan Ganjaran dari Tuhan
Bagi Orang yang Melaksanakannya (ay. 35a) .......................................65
2.7.6 Kepercayaan Yesus Bahwa Allah Bapa-Nya Itu Baik Terhadap
Orang-orang yang Tidak Tahu Berterima Kasih dan Orang-orang
Jahat (ay. 35b) .......................................................................................66
2.7.7 Ajakan untuk Mencontohi Allah Bapa yang Murah Hati (ay. 36) ........67
xiii
MEWUJUDKAN PERDAMAIAN DI TENGAH
MASYARAKAT ..................................................................................72
3.2.1 Para Anggota Komunitas Basis Gerejawi yang Mewujudkan
Kebaikan Tuhan dengan Kesediaan Mereka untuk Berdialog
dengan Pihak yang Melakukan Tindak Kekerasan................................72
3.2.2 Para Anggota Komunitas Basis Gerejawi yang Mewujudkan
Cinta Tuhan dengan Membuka Hati untuk Bersikap Menerima
dan Memberi Diri Kepada Sesama yang Melakukan Tindak
Kejahatan ...............................................................................................75
3.2.3 Para Anggota Komunitas Basis Gerejawi yang Mewujudkan
Cinta Tuhan dengan Tidak Membalas Kejahatan dengan
Kejahatan ...............................................................................................77
3.2.4 Para Anggota Komunitas Basis Gerejawi yang Mewujudkan
Kasih Persaudaraan dengan Mencintai Musuh yang Memusuhinya .....78
3.2.5 Para Anggota Komunitas Basis Gerejawi yang Mewujudkan
Kasih Persaudaraan dengan Menghindari Pertikaian Diantara-
sesama....................................................................................................79
3.2.6 Para Anggota Komunitas Basis Gerejawi yang Mewujudkan
Sikap Hidup Damai dengan Menanamkan Nilai-nilai Hidup yang
Positif, Demi Terwujudnya Kehidupan yang Aman, Tenteram dan
Damai ....................................................................................................80
1.3 HAL-HAL YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN OLEH
KOMUNITAS BASIS GEREJAWI DALAM
MEWUJUDKAN PERDAMAIAN DI TENGAH
MASYARAKAT ..................................................................................81
3.3.1 Menghasilkan Komunikasi yang Baik Antar-sesama Demi
Menghindari Pertikaian .........................................................................81
3.3.2 Menciptakan Kehidupan yang Lebih Harmonis, Dapat
Menumbuhkan Kesadaran untuk Saling Membantu .............................83
3.3.3 Kehidupan Lebih Aman dan Tenteram, karena Tidak Ada
Ancaman dari Pihak Lain ......................................................................85
xiv
3.3.4 Menciptakan Hubungan yang Damai dalam Suasana Penuh
Keakraban, sehingga Mudah Menjalin Hubungan Pertemanan
dengan Siapapun ....................................................................................86
BAB IV PENUTUP
xv