TUJUAN
Jemaat menghayati dan mewujudkan sikap rendah hati sebagai gaya hidup.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Amsal 25:6-7
Mazmur Tanggapan : Mazmur 112
Bacaan II : Ibrani 13:1-8, 15-16
Bacaan III : Lukas 14:1, 7-14
DAFTAR AYAT LITURGIS
Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 21:1-2
Nyanyian Penyesalan : KJ 39:1-3
Nyanyian Kesanggupan : KJ 249:1-3
Nyanyian Persembahan : KJ 291:1-5
Nyanyian Pengutusan : KJ 258:1-2
Bahasa Jawa
KETERANGAN BACAAN
Amsal 25:6-7
Amsal hari ini menunjukkan adanya godaan kecenderungan
untuk “cari muka” di depan orang-orang yang memiliki kuasa. Agaknya
hal ini berangkat dari pengalaman Salomo sendiri tatkala ia menjadi raja.
Banyak orang yang berusaha “cari muka”di depan raja untuk
mendapatkan simpati dan kehormatan. Namun demikian, bagi Salomo
orang yang bersikap semacam ini justru sedang meruntuhkan
martabatnya sendiri. Salomo menasihatkan dalam Amsalnya agar setiap
orang memiliki sikap rendah hati. Rendah hati artinya tahu
menempatkan diri secara tepat di hadapan orang banyak. Tak perlu
menonjolkan diri agar dapat dilihat oleh orang lain, dengan sendirinya
orang akan menaruh hormat dan simpati kepada mereka yang hidup
Mazmur 112
Dalam bacaan ini pemazmur menyimpulkan pendapatnya
tentang siapakah sejatinya orang yang disebut “berbahagia” atau
“diberkati”. Orang benar ialah orang yang berbahagia. Sementara yang
termasuk dalam golongan orang benar menurut pemazmur ialah
orang-orang yang mengasihi Tuhan dan taat kepada-Nya (ayat 1).
Orang benar bukan berarti selalu melakukan hal yang benar,
melainkan orang yang hidup dalam anugerah kebenaran Allah.
Hidupnya berfokus kepada apa yang dikehendaki oleh Allah, berlaku
konsisten antara pikiran dengan tindakan dan mampu menunjukkan
solidaritasnya terhadap sesama. Semuanya itu dilakukan atas dasar
kasihnya kepada Allah bukan karena keterpaksaan. Tuhan akan
senantiasa melindungi dan membukakan jalan kehidupan (jasmani
maupun rohani) bagi setiap orang-orang benar. Adapun buah manis
dari kebenaran itu ialah anak cucunya menjadi perkasa dan diberkati,
harta kekayaan ada dalam rumah mereka, senantiasa diterangi
meskipun dalam kegelapan, beruntuk, tidak goyah, hatinya teguh,
tidak takut akan kabar celaka (penderitaan) dan mampu berempati
kepada sesama. Kebahagian-kebahagian itulah yang akan melingkupi
kehidupan orang benar.
TUJUAN
Jemaat memiliki spiritualitas sebagai seorang murid yang selalu melekat
kepada Kristus Sang Guru Sejati.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Ulangan 30:15-20
Tangapan : Mazmur 1
Bacaan II : Filemon 1:1-21
Bacaan III : Lukas 14:25-33
AYAT PENDUKUNG LITURGIS
Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 3:1-3
Nyanyian Penyesalan : PKJ 37:1,2
Nyanyian Kesanggupan : KJ 395:1,3
Nyanyian Persembahan : KJ 363:1-
Nyanyian Pengutusan : KJ 370:1,2
Bahasa Jawa
KETERANGAN BACAAN
Ulangan 30:15-20
Perikop ini merupakan bagian dari wejangan-wejangan terakhir
Musa sebelum kematiannya. Oleh karena itu, bisa kita pastikan bahwa
wejangan-wejangan terakhir itu pasti berisi hal-hal yang sangat
mendasar dan penting bagi kelangsungan hidup umat Israel yang sedang
berjalan menuju tanah Kanaan. Pada ayat 15 dan ditegaskan kembali
pada ayat 19a, Musa memberi kebebasan kepada bangsa Israel untuk
memilih kehidupan, keberuntungan dan berkat atau memilih kematian,
kecelakaan dan kutuk. Namun, pada ayat 19b-20, Musa segera
memerintahkan bangsa itu untuk lebih memilih kehidupan
Mazmur 1
Sebagai pembuka seluruh kitab Mazmur, pasal ini langsung
memberikan gambaran adanya 2 jalan kehidupan manusia, yaitu jalan
orang benar dan jalan orang fasik. Mazmur ini berisi penguatan
(melalui kata “berbahagialah” pada ayat 1), kepada orang-orang yang
berjalan dalam kebenaran serta suka merenungkan Taurat Tuhan
siang dan malam (ayat 2). Sebaliknya, Mazmur ini juga menjadi
peringatan bagi setiap orang fasik dan pencemooh. Sebagai umat
Tuhan, hendaknya bangsa Israel senantiasa bersemangat dan berjalan
teguh di jalan kebenaran, karena sekalipun sulit mempertahankan
hidup yang sesuai dengan kehendak-Nya, namun jika mereka tetap
setia, mereka diibaratkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran
air yang tidak pernah layu daunnya dan selalu menghasilkan buah
pada musimnya (ayat 3). Sementara orang-orang fasik dan
pencemooh (orang yang suka menghina ajaran Tuhan), sekalipun
seakan-akan hidup mereka berhasil, pada akhirnya mereka seperti
sekam yang ditiupkan angin (ayat 4), tidak tahan dalam penghakiman
(ayat 5, tidak tahan dalam penghakiman dengan kata lain: akan
dihukum oleh Allah), dan menuju kepada kebinasaan (ayat 6).
Lukas 14:25-33
Ayat 26 berbunyi, "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak
membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya
laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat
menjadi murid-Ku.” Tentu saja ayat tersebut tidak bisa ditafsirkan secara
harafiah. Di beberapa kesempatan, Yesus memang memakai pola bahasa
yang hiperbolis guna menandaskan pentingnya pengajaran yang
disampaikan-Nya (bdk. Pola serupa dalam Mat. 5:29-30). Melalui
pengajaran ini, Yesus hendak menyampaikan kepada para pendengarnya
bahwa mereka harus mempertimbangkan secara matang dan mendalam
perihal keputusan mereka untuk mengikut Dia. Mengikut Yesus bukanlah
sebuah tindakan yang asal-asalan dan sama sekali bukan sesuatu yang
bisa dipermainkan. Oleh karena itu, Yesus segera memberi penegasan
bahwa setiap orang yang hendak mengikut Dia harus memikul salibnya
masing-masing. Tanpa kesediaan memikul salib, seseorang tidak bisa
menjadi murid Kristus (ayat 27).
Ibu, Bapak, saha para sedheè reè k ingkang dipuntresnani deé ning Gusti,
Kados ingkang sampun asring kita rembag sesarengan, bilih wiwit
mula Gusti Allah maringaken kamardikan tumrap manungsa. Gusti
Allah mboten nateé meksa manungsa supados ndheè reè k karsanipun
Gusti. Mboten ateges Gusti Allah neè gaaken manungsa, malah
kosokwangsulipun, Gusti Allah tansah migatosaken manungsa. Wiwit
mula Gusti Allah ngarsaaken supados manungsa tansah gesang manut
dhawuh tuwin karsanipun Gusti. Ananging, Gusti Allah mboten meksa
manungsa supados nuhoni karsanipun Gusti, pramila manungsa
kedah nemtokaken gesangipun kanthi kebak tanggel jawab, badheé
ndheè reè k karsanipun Gusti punapa mboten.
TUJUAN
Jemaat dapat terus menghidupi semangat perayaan pengampunan illahi
dalam persekutuan.
DAFTAR BACAAN:
Bacaan I : Keluaran 32:7-14
Tanggapan : Mazmur 51:1-12
Bacaan II : 1 Timotius 1:12-17
Bacaan III : Lukas 15:1-10
DAFTAR AYAT LITURGIS
Bahasia Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 3:1-2
Nyanyian Penyesalan : KJ 29:1-3
Nyanyian Kesanggupan : KJ 376:1-2
Nyanyian Persembahan : KJ 450:1-4
Nyanyian Pengutusan : KJ 425:1+3
Bahasa Jawa
KETERANGAN BACAAN
Keluaran 32:7-14
Tindakan bangsa Israel yang membuat patung anak lembu dari
emas membuat Allah menjadi murka. Mereka bukan hanya menduakan
Allah, tetapi juga tidak menghargai karya Allah. Mereka menganggap
tindakan penyelamatan yang dilakukan Allah, sebagai karya dari dewa
yang baru saja mereka buat. “hai Israel, inilah Allahmu yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir” (ayat 8). Karya Allah yang
membebaskan mereka dari tanah perbudakan Mesir itu seharusnya
membuat bangsa Israel menyadari akan kasih dan kekuasaan Allah.
Dengan kesadaran itu seharusnya mereka dengan sukarela dan sukacita
sujud menyembah kepadanya. Namun tidak demikian kenyataannya,
bangsa Israel telah menggeser Allah dari tahtaNya.
Mazmur 51:1-12
Mazmur ini berisi tentang doa pengakuan dosa dari Daud
ketika Nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri
Bethsyeba. Adapun permintaan Dauad kepada Tuhan, adalah:
1. Tuhan berkenan mengasihani dan menghapus pelanggarannya
2. Tuhan berkenan untuk membersihkan dan mentahirkannya,
digambarkan oleh Daud ketika Tuhan membersihkan dengan hisop
(sejenis semak-semak yang kecil dengan bunga putih yang kecil
yang melambangkan penyucian dosa maka Daud menjadi tahir,
dibasuhkan dosanya menjadi putih seperti salju).
Daud merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui
kesalahannya. Daud mengakui kalau sukacita dan kegirangan bisa
kembali ke hidupnya disaat manusia berbalik kepada Tuhan.
1 Timotius 1:12-17
Perikop ini berisikan surat Paulus untuk anak rohaninya Timotius
yang berisi tentang ucapan syukur atas karunia Tuhan Allah. Paulus dalam
kehidupannya, sebelum menerima Kristus penuh dengan dosa, kejahatan,
menganiaya orang-orang Kristen, dan tidak percaya kepada Kristus. Dalam
pengakuan Paulus, kuasa kasih Kristus itu yang sudah mengubah sikap
hidupnya, jalan pikirannya, berubah sikap dari jahat menjadi yang baik, dari
melawan, mengejar orang-orang Kristen, berubah menjadi pemberita Injil,
dan membela Kristus. Melalui perubahan hidup Paulus, oleh karena kuasa
Kristus yang menangkapnya, dia dikuatkan dan diselamatkan. Injil
keselamatan yang diberitakan membuat orang banyak menerima Kristus di
jemaat-jemaat di luar Yerusalem. Paulus yakin dalam iman percayanya
kepada Kristus, oleh karena kuasa Roh Kudus, dia merasa berhutang dan
terus menerus memberitakan Injil Kristus, karena Injil Kristus adalah
kekuatan dan kuasa Allah yang
Lukas 15:1-10
Latar belakang perumpamaan domba yang hilang dan dirham
yang hilang serta anak yang hilang (ayat 11-32) ini, Yesus hendak
menjawab sungut-sungut atau protes dari orang-orang Farisi dan ahli-
ahli Taurat: Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama
dengan mereka (baca ayat 1-2). Kebenaran ini tidak bisa diterima oleh
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menganggap mereka orang-
orang yang paling suci, paling benar, paling religius, tidak pantas bergaul
dengan koruptor, pelacur, penjahat. Yesus sepertinya sengaja memakai
karakter-karakter yang dipandang hina oleh para pemimpin agama itu;
gembala-gembala domba, perempuan-perempuan, anak-anak
pemberontak. Jadi dalam tiga perumpamaan ini Yesus menunjukkan
tujuan dan karakter Allah yang mencari dan menyelamatkan, pemulihan
bagi semua manusia yang telah jatuh dan berdosa untuk kembali
bersekutu dengan Allah sendiri (Bob Utley Commentary). Seorang Teolog
bernama Matthew Henry, 300 tahun yang lalu menyimpulkan hal yang
senada bahwa dalam tiga perumpamaan ini Allah tidak berkenan dengan
kematian dan kebinasaan orang berdosa. Allah lebih senang kalau orang
berdosa itu kembali dan bertobat, dan bersukacita dengan memberikan
penghiburan anugerah. Melalui tiga perumpamaan ini Yesus hendak
menjawab tuduhan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat terkait Dia
Ketiga, kita belajar dari Rasul Paulus yang telah diubahkan Tuhan
dan diampuni dosanya sehingga bisa menjadi Rasul Kristus karena anugerah
dari Allah. Dalam bacaan kita pada hari ini, dijelaskan bahwa Paulus dalam
kehidupannya, sebelum menerima Kristus, penuh dengan dosa, kejahatan,
menganiaya orang-orang Kristen, dan tidak percaya kepada Kristus. Dalam
pengakuan Paulus, kuasa kasih Kristus itu yang sudah mengubah sikap
hidupnya. Jalan pikirannya berubah dari jahat menjadi yang baik, dari
melawan dan mengejar orang-orang Kristen, berubah menjadi pemberita
Injil dan membela Kristus. Melalui peristiwa hidup yang dialami, oleh karena
Kristus yang menangkapnya, Paulus dikuatkan dan diselamatkan. Injil
keselamatan yang diberitakan khususnya di luar Yerusalem, membuat orang
banyak menerima Kristus di jemaat-jemaat di luar Yerusalem. Menurut
Paulus iman percayanya kepada Kristus tidak lain karena kuasa Roh Kudus.
Dia merasa berhutang dan sebagai wujud rasa syukurnya dia akan terus
menerus memberitakan Injil Kristus, karena Injil Kristus adalah kekuatan
dan kuasa Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Melalui
kuasa Kristus,
2. Kita sinau saking Juru mazmur inggih punika Prabu Dawud. Ing
Mazmur 51:1-12, Prabu Dawud ngluntakaken raos ngorongipun
dhateng pakaryanipun Allah ingkang mbirat sadaya dosanipun
satemah saged resik nglangkungi salju. Pakaryanipun Gusti Allah
TUJUAN
Melalui pemberitaan firman pada hari ini waraga gereja diharap memahami
makna laku hidup jujur dan mewujudkan pemahamannya itu dalam
kehidupan sehari-hari.
DAFTAR BACAAN
Bacaan I : Amos 8: 4-7
Tanggapan : Mazmur 113
Bacaan II : 1 Timotius 2: 1-7
Bacaan III : Lukas 16: 1-13
DAFTAR AYAT LITURGIS
Bahasa Indonesia
Nyanyian Pujian : KJ 15:1-2
Nyanyian Penyesalan : KJ 39: 1-3
Nyanyian Kesanggupan : KJ 369A:1-3
Nyanyian Persembahan : KJ 365 A:1-
Nyanyian Pengutusan : KJ 402:1-2
Bahasa Jawa
PENJELASAN TEKS
Amos 8: 4-7
Amos hadir menyatakan nubuat pada zaman raja Uzia, raja Yehuda
dan pada zaman Yerobeam anak Yoas, raja Israel. Nubuat-nubuatnya keras
dan mendatangkan kehebohan. Apalagi saat ia menyampaikan rencana
penghukuman atas bangsa Israel. Pemberitaan itu mendatangkan kemarahan
besar. Pada pasal 8:4-7, Amos menyampaikan penglihatan terhadap orang
yang menghisap sesamanya. Penglihatan ini merupakan salah satu dari lima
penglihatan yang dilihatnya. Para penghisap sesama
Mazmur 113
Mazmur 113 merupakan bagian dari Mazmur hallel (Mazmur
haleluya) dalam Mazmur 113-118. Bagi umat Yahudi, Mazmur ini
dikaitkan dengan perayaan utama keagamaan mereka yaitu paskah.
Sebelum memulai makan paskah, biasanya dilantunkan Mazmur 113-
114. Adapun Mazmur 115-118 dilantunkan usai perayaan makan. Mazmur
113 diawali dengan sorakan Haleluya! Sorakan ini dikumandangkan
sebagai ajakan bagi hamba-hamba Tuhan untuk memuji nama-Nya.
Tuhan pantas menerima pujian dari hamba-hamba-Nya sejak matahari
terbit hingga terbenamnya matahari. Jika setiap hamba memujikan hal
ini, maka nama Tuhan dimuliakan seterusnya, sekarang dan selama-
lamanya. Pengalamannya bersama Allah menjadikan pemazmur
menyampaikan alasan mengapa Tuhan dipuji. Tuhan tinggi mengatasi
segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi segala lagit. Sebagai Allah yang
tinggi, Ia berpihak pada orang-orang lemah. Orang-orang lemah itu
adalah orang-orang miskin, perempuan mandul dan kalangan lain yang
dianggap hina oleh masyarakat. Orang-orang miskin dan hina itu
didudukkan oleh Allah bersama para bangsawan. Bagian ini
menunjukkan Allah adalah Tuhan yang memiliki sikap peduli, empati.
Sikap empati-Nya membawa umat saling menghargai satu sama lain.
1 Timotius 2: 1-7
Dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus menasihatkan
supaya Timotius menjadi pendoa. Jika dikaitkan dengan ayat-ayat
selanjutnya (1 Timotius 2:8-15) kita menemukan bahwa selain Timotius
Lukas 16:1-13
Untuk menemukan pesan dari Lukas 16:1-13 secara utuh, kita
perlu memperhatikan pasal-pasal sebelumnya. Kisah perjumpaan Yesus
dengan orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat (Luk. 14:1,3) dan
perumpamaan tentang domba yang hilang, dirham yang hilang, anak yang
hilang (pasal 15) perlu dipahami sebelum menafsir Lukas 16:1-13. Cerita
ini membingungkan banyak penafsir. Minimnya pengetahuan tentang
praktik finansial kala itu menjadi salah satu faktor kebingungan.
Berani jujur juga hebat! Kata KPK dan kita semua pasti setuju.
TUJUAN
Melalui pemberitaan firman ini umat menghayati makna kekayaan serta
menjadikan kekayaan sebagai sarana memuliakan kemanusiaan.
Bahasa Indonesia
Pujian Pembuka : KJ 353: 1-2
Pujian Pengakuan Dosa : KJ 33:1-3
Pujian Kesanggupan : KJ 383:1-3
Pujian Persembahan : KJ 363:1-
Pujian Penutup : KJ 413:1-3
Bahasa Jawa
PENJELASAN TEKS
Amos 6:1-7
Konteks dari cerita dalam Amsal 6:1-7 adalah kemakmuran
bangsa Isarel. Raja Yerobeam II telah berhasil memperbaiki kehidupan
politik dan ekonomi. Dampak dari perbaikan kondisi sosial, politik dan
ekonomi adalah berkembangnya peradaban. Bangsa ini menjadi sangat
optimis dengan masa depannya. Di tengah optimisme bangsa ini, Amos
tampil memberitakan tentang hukuman dan keruntuhan bangsa. Betel
yang menjadi pusat keagamaan, dan Samaria menjadi pusat politik-
ekonomi, semua akan hancur. Allah membenci perayaan
Mazmur 146
Secara garis besar Mazmur 146 ini menekankan betapa
berbahagianya orang yang mengandalkan Tuhan di tengah kehidupan
manusia yang fasik. Dalam bait-baitnya pemazmur menyaksikan
bahwa Allah senantiasa berpihak kepada yang lemah. Sistematikanya
dibuat menarik. Diawali dengan puji-pujian umat atau yang disebut
doksologi, “Haleluya! Pujilah TUHAN, hai jiwaku!” (ayat 1), dan
diakhiri dengan doksologi: “TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya,
Allahmu, ya Sion, turun-temurun! Haleluya!” (ayat 10). Pembagian ini
seakan menunjukkan pola hidup ibadah orang Yahudi, yang
senantiasa melandasi dan mengisi hidupnya dengan puji-pujian (bdk.
ayat 2). Bagi orang Yahudi, puji-pujian merupakan urat nadi dalam
setiap ritus-ritus yang dilakukan dalam setiap ibadah mereka.
1 Timotius 6:6-19
Alkitab tidak pernah mengajarkan manusia benci kekayaan
(uang). Membenci uang ibarat membenci diri sendiri sebab dalam
seluruh hidup uang dibutuhkan. Alkitab membeberkan rambu-rambu
yang jelas dan tepat terhadap uang, sebagaimana yang dinasihatkan
rasul Paulus pada Timotius. Inilah nasihat Paulus:
Kisah petani dan telur emas angsa, serta orang kaya dan
Lazarus ini mengingatkan kita bagaimana hidup. Mengejar kepuasan
material atau kekayaan tidak ada habisnya dan ujung dari perburuan
kepuasan bagi diri sendiri adalah penyesalan. Mengapa? Secara
manusiawi, setiap orang akan terus berusaha memenuhi keinginan-
keinginan demi kepuasan. Dari sisi lain, berburu kepuasan itu
melelahkan dan bisa jadi membuat kita kehilangan rasa kemanusiaan
kita. Supaya hidup tidak diakhiri dengan rasa sesal, kita perlu menata
cara menjalani hidup. Dan Rasul Paulus memberi nasihat bagi kita
agar bijaksana menata harta milik.
1. Rasa cukup adalah keuntungan besar.
“Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar, sebab kita tidak membawa apapun ke dunia
ini...asal ada makanan dan pakaian cukuplah” (1 Tim. 6:6-8). Rasa
cukup berangkat dari sikap batin terhadap kehidupan. Karena itu
rasa cukup tidak akan pernah datang ketika manusia
mengandalkan hal-hal yang sifatnya lahiriah dan di luar dirinya.
Benarlah kata Abraham Lincoln, presiden AS ke-16 yang
menuturkan, “Syukur menjadikan orang yang miskin bermental
kaya; tanpa syukur orang kaya sekalipun akan bermental miskin.
Ia selalu kurang dan akhirnya serakah”.
2. Mewaspadai sikap cinta uang.
“Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke
dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan
yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam
keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah
Saudaraku,
Hari ini kita kembali diingatkan bahwa kekayaan adalah
hamba yang baik bila dikendalikan secara bijak. Namun ia menjadi
tuan yang jahat bila kita dikuasainya. Melalui kisah Lazarus dan
nasihat Paulus pada Timotius, kita diundang untuk merayakan hidup
dengan kakayaan yang bersumber dari Allah. Gunakan dengan tepat
supaya kita dapat memuliakan Allah dan mengangkat kemanusiaan
dari semua kepemilikan kita. Amin.
Cariyos bab Pak Tani lan tigan emas ing nginggil wau lan cariyos
bab tiyang sugih lan Lazarus ngeé mutaken kita bab lampahing gesang.
Mburu kamaremaning banda kadonyan namung badheé ndatengaken raos
gela, awit manungsa namung badheé ngupadi kados pundi
pepeé nginanipun saged kawujud. Sisih saneè s, mburu kamareman bab
bandha kadonyan punika saged ndadosaken kita keé calan raos katresnan
lan kamanungsan kita dhateng sesami. Supados boten gela, kita kedah
sinau nata gesang miturut kersanipun Gusti. Rasul Paulus maringi
piwucal kados pundi kita nata raja brana kanthi wicaksana: