Anda di halaman 1dari 39

PANDUAN PEKAN PEMUDA

26 Oktober – 1 November 2023

TEMA:
PEMUDA GKJW “MELU TANDANG GAWE”
KATA PENGANTAR
Salam Kasih dan Salam Patunggilan

Syukur kepada Tuhan yang Yesus Kristus, atas rahmat dan kuasaNya, kita senantiasa
ada dalam penyertaan Tuhan. Khususnya dalam lingkup persekutuan. Persekutuan
sering dimengerti sebagai bagian dari internal gereja. Bagian internal ini sering juga
dimengerti sebagai kategorial. Setiap kategorial membutuhkan pelayanan
disesuaikan dengan kebutuhan dalam masing-masing kategorial. Pendekatan
kategorial sudah mulai lama muncul.
Majelis Agung GKJW, khususnya bidang persekutuan melihat bahwa persekutuan
tidak hanya dimengerti dalam dimensi kategorial saja. Persekutuan perlu dimengerti
sebagai bagian dari kata persekutuan itu sendiri. Persekutuan harus bisa dilihat
dalam bingkai intergenerasi. Pendekatan kategorial membutuhkan pendekatan
intergenerasi.
Begitu juga dalam pekan pemuda ini. Tema Pekan Pemuda Melu tandang Gawe
harus bisa dilihat dalam pendekatan baik pendekatan kategorial dan pendekatan
intergenerasi. Setiap kategorial membutuhkan pelayanan sesuai dengan teori
perkembangan (jenjang usia), sedangkan intergenerasi mengharapkan penghargaan
perbedaan dan perjumpaan antar generasi.
Melalui Pekan Pemuda ini diharapkan Pemuda tidak hanya memikirkan diri sendiri
tetapi juga sadar bahwa pemuda membutuhkan generasi lainnya, baik generasi
dibawahnya dan generasi sebelumnya. Hal ini bukan untuk eksistensi kepemudaan
melainkan keberlangsungan kemuliaan Tuhan melalui pelayanan gereja.
Demikian pengantar ini, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Sekertaris Bidang Persekutuan DPPM


MWB

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 2


Rumah Manis Bersama: Pemuda yang Memuridkan Keluarga
Oleh: Pdt. Yosua Anggi Hermanto, S.Si
Keluarga adalah tempat bagi setiap orang untuk bertumbuh bersama dengan
anggota keluarganya yang lain. Di dalamnya seringkali sudah tidak ada lagi sekat-
sekat pembatas dan tidak ada lagi yang ditutup-tutupi. Orang kemudian merasa
tidak perlu lagi berbasa-basi ketika berada di dalam rumah. Entah ketika bersama
orang tua, adik ataupun kakak. Batas unggah-ungguh pada masa sekarang ini pun
juga sudah menjadi begitu cair. Dimana saat ini, sudah sangat langka sekali,
seorang anak memakai bahasa krama inggil kepada orang tuanya sendiri.
Kebanyakan justru memakai bahasa ngoko atau setidaknya menggunakan bahasa
indonesia. Relasi bisa menjadi begitu dekat seperti teman sendiri, dengan intensitas
pertemuan yang sangat tinggi. Namun hal inilah yang membuat tak jarang dalam
sebuah keluarga, justru mengalami konflik yang teramat besar.
Keluarga – entah disadari atau tidak – sebenarnya juga memiliki potensi yang
sangat besar, untuk mendatangkan gesekan, benturan, luka fisik maupun batin,
trauma yang mendalam, maupun penderitaan. Sebab pada hakikatnya, orang yang
memiliki kekuatan besar untuk melukai pribadi kita secara mendalam, pertama-
tama bukanlah orang lain, namun justru orang terdekat itu sendiri. Potensi itu
sungguh nyatanya, yang tidak hanya dapat mengganggu keharmonisan dalam
keluarga; Namun tak jarang juga dapat membawa kehancuran pada keluarga itu
sendiri. Entah itu sampai berujung pada perceraian, maupun membuat kita terjebak
dalam berbagai hal adiktif (seperti: narkoba, miras, pornografi, judi slot, seks
bebas), dlsb.
Jika hal tersebut terjadi dalam keluarga kita dan tidak dengan segera kita atasi,
maka akan semakin membuat kita dan keluarga kita, begitu jauh dari Tuhan.
Terlebih lagi membuat kita menjadi lupa terhadap tugas dan panggilan kita sebagai
pengikut Kristus. Oleh karena itu, keluarga harus dimuridkan. Oleh siapa? Ya kita
para pemuda yang seharusnya mulai sadar akan urgensitas-nya hal ini. Jika tidak,
maka keluarga kita tidak akan dapat menjadi keluarga yang misioner/yang

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 3


mengemban misi Kerajaan Allah, seperti yang Yesus lakukan. 1 Terlebih lagi, tidak
akan dapat menjadi saksi Kristus di tengah kehidupan keluarga sehari-hari.
Padahal Tuhan Yesus sendiri telah mengutus kita untuk,”...pergilah, jadikanlah
semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman” (Matius 28: 18-20).
Dalam perintah – atau yang biasa kita kenal sebagai Amanat Agung – tersebut,
terdapat tiga kata kerja yang dipakai oleh Tuhan Yesus, yakni memuridkan,
membaptis dan mengajar. Dimana ketiganya sekilas nampak sejajar, namun jika
kita cermati bersama-sama ada hal menarik yang akan kita temukan. Dalam bahasa
Yunani, memuridkan berasal dari kata matheteuo, membaptis dari kata baptizo,
dan mengajar dari kata didasko. Bentuk kata kerja matheteuo berbeda dengan
bentuk dua kata lainnya. Dimana kata kerja matheteuo ini, menggunakan bentuk
aorist aktif imperatif, artinya suatu perintah aktif yang telah selesai dikerjakan.
Sedangkan kata baptizo dan didasko, menggunakan bentuk present participle aktif,
artinya tindakan yang sedang berlangsung/sedang dikerjakan.2

Dari uraian diatas, terlihat bahwa justru tindakan memuridkan/ matheteuo


merupakan dasar dari pembaptisan maupun pengajaran. Dimana yang pertama-
tama dilakukan, justru tindakan untuk menjadikan semua orang (termasuk keluarga
kita sendiri) sebagai muridnya Tuhan Yesus; Yang mau meneladani, meniru dan

1
Widi Artanto, Gereja dan Misi-Nya: Mewujudkan Kehadiran Gereja dan Misi-Nya di Indonesia,
(Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia, 2015), h.7. Bahwa misi Kerajaan Allah
adalah misi penyelamatan Allah bagi seluruh ciptaan. Penyelamatan dari Allah itu bersifat utuh
dan menyeluruh. Mencakup keselamatan pribadi dan sosial/komunal. Baik itu, keselamatan
jasmani dan rohani, dalam semua bidang kehidupan dan menuju pada pemulihan seluruh ciptaan.
Dimana Allah melalui Sang Kristus, telah memanggil kita semua, untuk menjadi mitra/rekan
sekerja-Nya, untuk ikut mewujudkan hal tersebut.
2
Daniel K. Listijabudi, Meracik Jamu Kehidupan, (Yogyakarta: Gloria Graffa, 2008), h.60.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 4


mengimitasi setiap laku hidup dan ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari. Mau
menempatkan Tuhan Yesus sebagai Sang Guru Agung, bukan semata-mata
sebagai Tuhan Yang Maha Besar dan Yang Maha Kuasa. Pemuridan menjadi
penting secara mendasar, bukan hanya karena pemuridan itu mencakup tindakan
membaptis dan mengajar, namun terutama karena pemuridan tersebut merupakan
sumsum dari keduanya.3

Ketika kita menempatkan Tuhan Yesus sebagai Sang Guru Agung dan kita adalah
murid-muridNya, maka hal itu pastilah akan mempengaruhi cara hidup kita dalam
berelasi dengan orang lain. Terlebih khusus, pastilah akan mempengaruhi cara
hidup kita dengan keluarga kita sendiri. Kita akan tahu bagaimana caranya
mengasihi, mengampuni, merendahkan hati, menekan egoisme diri, mengucapkan
kata-kata penuh berkat dan bukan kutuk/umpatan serta makian. Kita akan tahu
bagaimana caranya merangkul dan bukan memukul. Kita akan tahu bagaimana
hidup dalam kebenaran dan penyembahan kepada Allah. Kita akan tahu bagaimana
caranya merasakan dan pada titik yang sama, turut menghadirkan damai sejahtera,
keharmonisan dan sukacita; bukan justu sebaliknya.
Mengagumi Tuhan Yesus dan mengetahui ajaranNya memang merupakan langkah
yang penting. Tetapi tidak akan banyak mengubah hidup kita, kecuali kita
menghayati/menghidupi karya dan laku hidupNya, dalam hidup kita sehari-hari.
Banyak orang beragama menganggap tuhannya istimewa karena memahami ia
maha kuasa, dan maha besar. Berganti-ganti agama dan tuhan, tidak akan ada
bedanya selama yang disembah itu sebatas dipahami sebagai tuhan yang maha
kuasa dan maha besar. Injil justru mengajarkan bahwa menyembah Tuhan yang
maha kuasa dan maha besar itu tidak banyak manfaatnya bagi kehidupan dunia. 4
Sejarah mencatat, justru banyak perang meletus dengan aksi-aksi kekerasan dan
pembunuhan terjadi, karena tuhan yang dihayati adalah tuhan yang maha kuasa

3
Daniel K. Listijabudi, Meracik Jamu...., h.61.
4
Yahya Wijaya, Tertarik Kepada Tuhan yang Tidak Menarik, (Jakarta: Grafika KreasIndo, 2017),
h.97

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 5


dan maha besar. Sudah banyak orang yang merasa membela tuhan, dengan cara
membasmi “musuh-musuh tuhan”. Sedangkan kita para pengikut Kristus, tidak
dipanggil untuk menjadi seperti itu.
Injil justru memperkenalkan gambaran Tuhan yang lain, yang terdapat dalam diri
Sang Yesus Kristus. Ia bukan tuhan yang maha kuasa, sehingga mau memilih siapa
saja untuk menjadi korbannya. Pun pula bukan tuhan yang menuntut korban
dengan cara membasmi musuh-musuhnya. Namun Yesus adalah Tuhan yang
Istimewa karena justru menjadikan dirinya sendiri korban demi kehidupan dunia.
Ia menunjukkan laku hidup yang utama dimana kasih dan pengampunan adalah
dasarnya.
Kita sebagai murid-muridnya dipanggil untuk “makan dan minum diri yesus,
sebagai makanan yang turun dari sorga”.5 Dimana kemudian, kita diutus pula
untuk menjadikan orang lain – terkhusus keluarga kita sendiri – untuk dapat
“makan dan minum diri Yesus”, untuk menghayati dan menghidupi laku
hidupNya, untuk turut menjadi muridNya, dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, pembuktian kita sebagai murid dari Yesus Sang Guru Agung itu, tidak
semata-mata ketika kita berada di gereja saja. Namun lebih jauh daripada itu,
justru ketika kita berada di ruang keluarga, di kamar tidur, di dapur, di halaman,
saat berkasih-kasihan maupun berselisih paham, saat mengalami pergumulan
ataupun ketika bercengkrama bersama mereka yang terkasih di dalam keluarga.
Jika itu yang terjadi, maka “rumah” itu tidak akan pernah kehilangan arah ditengah
arus perubahan dunia. Namun akan menjadi rumah manis, tempat tinggal bersama.
Tempat untuk bertumbuh dalam suka maupun duka. Tempat untuk mengakarkan
iman dan mengecap tanda-tanda Kerajaan Surga yang semakin mewujudnyata.

5
Yahya Wijaya, Tertarik Kepada...., h.98

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 6


Daftar Pustaka
Artanto, Widi., Gereja dan Misi-Nya: Mewujudkan Kehadiran Gereja dan Misi-
Nya di Indonesia, Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen Indonesia,
2015.
Listijabudi, Daniel K., Meracik Jamu Kehidupan, Yogyakarta: Gloria Graffa,
2008.
Wijaya, Yahya., Tertarik Kepada Tuhan yang Tidak Menarik, Jakarta: Grafika
KreasIndo, 2017.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 7


Mengenal Pendekatan Intergenerasional
Latar Belakang
Pengertian gereja menurut kamus besar bahasa Indonesia, 6 pengertian pertama
adalah gedung tempat berdoa dan tempat melakukan peribadatan umat Kristen;
pengertian kedua badan (organisasi) umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran,
dan tata cara ibadahnya. Dari kedua pengertian ini dapat menjelaskan bahwa gereja
dipandang sebagai gedung dan organisasi. Di sisi lainnya, bahwa selain gedung dan
organisasi, gereja juga harus dipandang sebagai persekutuan.
Persekutuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gereja. Selain gedung
dan organisasi yang bisa dilihat, persekutuan sangatlah dekat dengan makna dari
gereja itu sendiri. Dari sini, gereja sangatlah dekat dengan sebuah organisme yakni
persekutuan.
Persekutuan adalah panggilan orang-orang percaya dimana mereka terhimpun
untuk melayani Tuhan dan melayani sesame. Tujuan dari persekutuan ini bukanlah
untuk dirinya sendiri melainkan untuk memuliakan Tuhan baik melayani Tuhan dan
melayani sesama. Tuhan Yesus Kristus menjadi alfa dan omega, menjadi awal dan
akhir. Menjadi awal berarti Kristuslah yang memanggil orang-orang untuk
bersekutu, sedangkan menjadi akhir adalah Kristuslah yang menjadi tujuan dalam
sebuah pelayanan, ibadah, dan pengabdian sebuah persekutuan.
Persekutuan identik dengan multigenerasional, ada pemuda, ada anak-remaja,
dewasa, wanita, dan lansia. Kebanyakan gereja memiliki pendekatan masing-masing
terhadap generasi-generasi yang berbeda. Celakanya fenomena sekarang, masih
banyak ditemukan perbedaan-perbedaan yang menyebabkan jurang pemahaman
generasi satu dengan generasi lainnya semakin tinggi.
Pendekatan kategorial memang diperlukan. Pendekatan ini lebih mengarahkan
kebutuhan akan masing-masing generasi/kategori sangatlah berbeda. Kebutuhan
anak dengan pemuda, dan kategori lainnya sangatlah berbeda. Oleh karena itu
pendekatan kategorial masih diperlukan. Namun jika pendekatan kategorial tidak
disertai dengan pendekatan intergenerasional, ibaratnya satu rumah namun tidak
pernah bertegur sapa. Kondisi ini diterangkan lebih seksama oleh Peter Marconi
dalam The Intergenerational Chruch (2010) menulis “ketika banyak gereja adalah

6
https://kbbi.web.id/gereja

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 8


multigenerasi dan kelihatannya sehat di permukaan, realitanya generasi-
generasi bertindak seperti kapal-kapal pada malam hari yang berpapasan satu
sama lain tetapi jarang sekali melakukan kontak dan interaksi yang bermakna”.
Hal ini juga semakin ditandaskan dalam fenomena pelayanan gereja. Adanya
pelayanan fragmen generasional (pemisahan generasi sesuai kategorial), pelayanan
dan ibadah sesuai kategorial masing-masing, kesempatan perjumpaan antar
kategorial semakin berkurang.
Kecenderungan
Mengapa gereja cenderung melakukan pelayanan dan pemisahan sesuai dengan
kategorial masing-masing? Hal ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Budaya Individualisme
Sisi manusia sebagai makhluk pribadi cenderung mengalami dan
mendapatkan porsi yang lebih. Terlebih lagi dalam era kapitalis dan
teknologi sekarang. Di mana masing-masing individu berlomba-lomba untuk
menunjukkan jati dirinya dengan melupakan jati diri sebagai makhluk sosial.
2. Keselamatan yang dipahami sebagai keselamatan pribadi
Budaya Individualisme juga mempengaruhi pemahaman keselamatan. Pada
akhirnya keselamatan hanya dipandang dalam ranah pribadi, bukan ranah
komunal (sosial). Pemahaman seperti ini justru mengoyakkan pemahaman
keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus, bahwa Kerajaan Allah beserta
keselamatan di dalamNya adalah terlalu sempit jika dipahami sebagai ranah
pribadi. Kerajaan Allah dan keselamatan harus diwujudkan tidak hanya
melalui pribadi-pribadi melainkan juga secara komunal. Bahwa keselamatan
harus dirasakan dan ditampilkan oleh persekutuan
3. Kontestasi Ibadah
Ibadah mengalami penyempitan makna. Seringkali kategorial-kategorial
tertentu mengklaim jenis ibadah dan memperjuangkannya sebagai satu-
satunya ibadah yang benar. Bahkan ibadah sering diklaim sebagai milik
kategorial tertentu. Ibadah anak-anak, cenderung diklaim sebagai ibadah
milik anak-anak dan tidak cocok dengan ibadah orang dewasa. Inilah yang
menyebabkan jurang relasi kategorial semakin menjauh, bahkan cenderung
mengarah kepada kontestasi.
4. Fenomena Parachurch

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 9


Gerakan gereja ini lebih mengutamakan pemuda sebagai sasarannya. Baik
corak ibadah, organisasi, sampai pemahaman iman disesuaikan dengan
kebutuhan pemuda. Hal ini dapat dilihat dalam gereja-gereja yang
kebanyakan anggotanya adalah kaum muda. Dengan kata lainnya fenomena
ini lebih mengutamakan pendekatan pada kaum muda dengan
mengesampingkan kategorial lainnya.
5. Pengaruh teori psikologi tahapan-hidup dan teori perkembangan
Pada abad 20, banyaj teori psikologi tahapan-hidup yang berkembang, mulai
dari teori perkembangan kognitif (Jean Piaget), teori perkembangan
psikososial (Erik H. Erikson), teori perkembangan moral (Lawrence Kohlberg
dan Carol Gilligan), teori perkembangan iman (James Fowler). Para teolog
beserta pemimpin gereja menyadari akan teori perkembangan ini dan
berusaha mewujudnyatakan dalam setiap pelayanan dijenjang usia.

Dasar Teologis
Dalam Perjanjian Lama, kehidupan Israel sangat dekat dengan hubungan
kekerabatan dan komunitas. Sebutlah perayaan-perayaan Yahudi atau suasana
genting senantiasa melibatkan seluruh generasi untuk masuk dalam perjanjian
Tuhan (Ul. 29:10-12). Begitu juga dalam tradisi Paskah (Passover) Israel melibatkan
semua anggota keluarga, untuk hadir memperingati keluarnya bangsa Israel dari
tanah Mesir. Salah satu tradisi paskah adalah Haggadah (kisah, mengisahkan cerita
dengan cara melantunkannya). Haggadah ini merupakan drama yang dituturkan
untuk mengenang sejarah Israel, sehingga kerabat dan keluarga terlibat kembali di
dalamnya seperti yang dialami nenek moyang mereka. Umumnya tradisi Haggadah
ini diawali dengan kalimat “bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara. Ia
pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana…” (Ul. 26:5-6). Semua ini
ingin menandaskan bahwa apa yang menjadi tradisi dan perjanjian Tuhan secara
konsisten diajarkan kepada generasi yang lebih muda (Ul. 6:6-7). 7

7
Memang di sisi lainnya, keluarga dalam konteks Israel seringkali mengalami kontestasi keluarga.
Salah satu contoh adalah pengkhususan keturunan Lewi sebagai pemegang jabatan imam. Ritus
Israel berpusat pada Yerusalem. Yerusalem tampil tidak hanya sebagai pusat ritus melainkan juga
sebagai pusat politik. Setelah Yerusalem hancur karena bangsa Israel masuk ke tanah perbudakan
Babylonia, pusat ritus dan politik bergeser kepada kekudusan dengan menjaga tradisi Israel

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 10


Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus dilahirkan dalam sebuah keluarga yang benar-
benar mendasarkan hidupnya pada pendidikan iman sejak usia dini. Yesus Kristus
senantiasa didik dan dihantarkan dalam Bait Allah untuk menerima pengajaran. Hal
ini menyiratkan bahwa Yesus juga didik dalam wadah intergenerasi – pengajaran
yang dilakukan kepada generasi yang lebih muda. Pada masa gereja mula-mula, pola
intergenerasi ini sangatlah tampak, semua golongan berkumpul, memecahkan roti
dan berdoa (Kis. 2:42). Paulus dalam suratnya sangat jelas menggambarkan tentang
gereja sebagai keluarga. Keluarga menurut Paulus tidak hanya pengertian biologis
melainkan juga dalam skala besar keluarga Allah (1 Tim. 3:16). Paulus menarik
pengertian keluarga menjadi makna persekutuan. Begitu juga dengan gambaran
Paulus dalam persekutuan di jemaat Korintus. Paulus menggambarkan dalam
anggota tubuh yang berbeda namun tetap memiliki satu tujuan. Semua gambaran
Paulus mengarah kepada pola intergenerasi.8 Secara khusus Paulus memiliki ciri
khas dalam persekutuan yang identik dengan pola intergenerasi (keluarga). Paulus
dalam ajarannya senantiasa menggambarkan hubungan relasional antara saudara
laki-laki dengan saudara perempuan, Peter Marconi menjelaskan sebagai berikut
“saudara laki-laki dan perempuan mengenal saudara yang lebih muda dengan baik
dan memberikan nasihat, mengarahkan dan menemani mereka dalam perjalanan dan
saudara yang lebih muda bekerja bersama, memperdulikan dan bergabung bersama
saudara mereka yang lebih tua dalam perjalanan mereka”.
Bapa, Putra dan Roh Kudus adalah dogma trinitas yang melekat erat di benak umat
Kristen. Dogma Trinitas bisa dilihat dalam upaya hubungan intergeneratif, yakni
Bapa memiliki hubungan yang dekat dengan Putra, dan Putra juga memiliki
hubungan yang erat dengan Bapa sebagai Sang Pengutus. Roh Kudus juga erat
kaitannya dengan Putra dan Bapa. Oleh karena itu, dogma Trinitas mendekatkan
pada hubungan intergeneratif antara Bapa, Putra dan Roh Kudus.
TATA DAN PRANATA GKJW

melalui pengajaran-pengajaran pada generasi yang lebih muda, termasuk di dalamnya adalah
tradisi anti kawin campur.
8
Generasi di masa Yesus dan Paulus sangatlah berbeda dengan generasi sekarang. Yesus dan
Paulus sempat menggambarkan bahwa masa generasi pada waktu itu tidak akan berlalu, artinya
generasi pada waktu itu dipengaruhi suasana akhir zaman (Parousia)

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 11


Dalam Tata Pranata khususnya Pranata tentang kegiatan pelayanan di bidang
persekutuan memori penjelasan hal. 227 menjelaskan secara eksplisit mengenai
pendekatan intergenerasional: 9
“Kekhasan itu terasa dalam kenyataan, bahwa keadaan suatau Jemaat di
tempat yang satu tidak selalu sama dengan keadaan Jemaat di tempat lain.
Demikian juga persekutuan se Daerah yang satu tidak sama dengan
persekutuan se Daerah yang lain. Bahkan di dalam satu Jemaat selalu terdapat
warga yang berbeda-beda. Namun perbedaan dan kekhasan itu bukan
meruparakan jati diri satu-satunya. Semua persekutuan itu mengaku
mempunyai persamaan dan ikatan satu dengan yang lain, sehingga semuanya
merasa dan mengakui menjadi bagian dari dan membentuk persekutuan
besar, yaitu Greja Kristen Jawi Wetan.”
Kalimat pembuka dalam memori penjelesan, ingin menggambarkan tentang makna
patunggilan. Makna patunggilan memang ditarik dalam persekutuan lingkup GKJW,
baik MA, MD, dan MJ. Tetapi hal ini juga bisa ditarik dalam makna persekutuan
internal gereja. Bahwa setiap persekutuan yang ada, dalam arti kategorial yang ada
(anak, pemuda, wanita, dan lansia) harus memiliki kesadaran dan pengakuan bahwa
merupakan bagian dari dan membentuk persekutuan besar. Dengan kata
lainnya kategorial adalah bagian dari persekutuan yang lebih besar itu sendiri. Oleh
karena itu Tata Pranata menegaskan bahwa pendekatan kategorial tetap
dibutuhkan namun dengan kesadaran dan disertai dengan pendekatan
intergenerasional, atau dalam kata lainnya kesadaran patunggilan.

9
MAJELIS AGUNG GREJA KRISTEN JAWI WETAN, TATA DAN PRANATA, MALANG 1996, hal. 227

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 12


Langkah Praktis Mengawali Pendekatan Intergenerasional (Patunggilan)
Pendekatan Intergenerasi ingin memperlihatkan periodesasi generasi berdasarkan
tahun kelahiran dan coba mengaitkan dengan konteks sejarah, ekonomi, sosial dan
politik di mana generasi itu lahir dan bertumbuh. Dalam teori ini dapat
memperlihatkan: konteks lahir, budaya populer, nilai-nilai/cara pandang, corak
spiritualitas, dan keberadaan generasi tersebut sampai hari ini.
Beberapa generasi dalam pendekatan intergenerasional:
Generasi GI : lahir antara tahun 1906 –1924, generasi “heroic” karena
mengalami masa perang dunia II
Generasi Diam : lahir antara tahun1925 –1943, generasi “pembangun”,
“radio” atau generasi “pembawa damai”
Generasi Boomer : lahir antara tahun 1944 –1962, generasi“aku”
Generasi X : lahir antara tahun 1963 –1981, generasi X atau generasi
computer.
Generasi Milenial : lahir antara tahun1982 –2000, juga dikenal sebagai generasi
Y
Generasi Z(?) : lahir mulai tahun 2001, atau disebut generasi baru
Perlu dicatat bahwa pembagian generasi beserta penelitiannya berlatarbelakang
negara Amerika, sehingga perlu cermat dalam pembagian beserta ciri-ciri generasi
tersebut. Graeme Codrington menjelaskan bahwa konteks Indonesia tidak sama
dengan negara Amerika, sehingga generasi di Indonesia mengalami pemunduran
satu generasi.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 13


DPPM PEKAN PEMUDA 2023 14
Sebagai catatan, bagan matriks generasi tadi adalah langkah menuju kesadaran
bahwa setiap generasi memiliki ciri khas masing-masing. Walaupun di sisi
lainnya teori ini harus dicermati bahkan kalau Majelis Agung juga memiliki pemetaan
dan Analisa sendiri pada generasi-generasi yang menjadi anggota warga gereja
GKJW.
Beberapa langkah praktis dalam pendeketan intergenerasi:
1. Menciptakan ruang/kegiatan bersama (melibatkan lintas kategorial)
2. Ibadah Kategorial (anak, pemuda, wanita dan lansia) pada momen-momen
tertentu dapat melibatkan lintas kategorial
3. Setiap kategorial memiliki hak partisipasi yang sama, contoh anak-anak juga
dilibatkan dalam kegiatan KAUM (satu atau dua tokoh), anak-anak juga dapat
dilibatkan dalam kegiatan rumbug warga, anak-anak diberi kesempatan
dalam kegiatan bersama dengan PHMJ, Lansia melayani anak-anak, pemuda
melayani lansia, dan sebagainya
4. Ibadah Intergenerasional, di GKJW ibadah intergenerasi terwujud dalam
ibadah keluarga, namun hendaknya corak ibadah, baik liturgi dan renungan
firman juga memperhatikan jemaat yang hadir, bahasa dan liturgi bisa
menjangkau baik anak-anak sampai lansia
5. Family Gathering
6. Pendalaman Akitab Intergenerasi
7. Doa Harian Keluarga

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 15


Intergenerasi dan Mentoring
Mentoring atau dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan kata “ngancani” atau
menjadi sahabat. Kita mengetahui bahwa dalam bidang persekutuan terdapat
kategorial-kategorial. Kategorial ini merupakan kebutuhan masing-masing jenjang
usia. Setiap jenjang usia memiliki pelayanan yang berdasarkan kebutuhan jenjang
tersebut.
Kebutuhan jenjang anak dan remaja sangat berbeda dengan kebutuhan jenjang
pemuda. Remaja adalah masa antara yakni anak menuju dewasa. Dalam Tata Pranata
GKJW, usia anak untuk mengakui dewasa, atau sidhi berusia 16 tahun untuk
perempuan, sedangkan usia 18 tahun untuk laki-laki, Pranata Sidhi, Bab II pasal 3B.
Setelah anak mengakui dewasa dengan melaksanakan program sidhi jemaat, anak
beranjak dari kategorial anak-remaja menjadi pemuda dan mahasiswa.
Dalam masa remaja ini, seharusnya perjumpaan dengan pemuda semakin
ditingkatkan. Dengan pendekatan intergenerasi, khususnya dalam mentoring, perlu
ditingkatkan.
Pemuda menjadi mentoring/ngancani/menjadi sahabat remaja
Remaja dalam masa perkembangan khususnya dalam hal relasi, emosional, iman,
hingga talenta. Selama ini kegiatan katekisasi hanya melibatkan guru katekisasi atau
pengajar sesuai dengan kompetensinya. Dalam masa-masa ini, pemuda bisa terlibat
karena pemuda memiliki pengalaman terlebih dahulu dalam menjalani masa
pemuda. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan dalam mentoring
Mentoring talenta
Mentoring talenta adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh pemuda untuk remaja.
Dalam kegiatan ini pemuda bisa melakukan kerjasama dengan KPAR untuk
mendaftar talenta/potensi remaja yang ada. Beberapa kegiatan yang mungkin sudah
dilakukan oleh KPPM jemaat, yakni pelatihan musik, pelatihan multimedia.
Mentoring “Pendidikan Seksualitas”
Mentoring pendidikan seksualitas adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh pemuda
untuk remaja. Remaja adalah masa pubertas. Terlebih lagi pada generasi z
pendidikan seksualitas sangat diperlukan. Tubuh tidak hanya memiliki ekstetika
melainkan juga tubuh dilihat sebagai ruang kudus, di mana Allah juga menyapa kita
melalui tubuh kita. Begitu juga dengan kebutuhan akan pendalaman pendidikan
seksualitas, seperti pubertas.
Mentoring enterpreneurship

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 16


Setiap Generasi pastinya memiliki pekerjaan yang tidak terbayangkan. Begitu juga
dengan semakin maraknya dunia teknologi, maka terbukalah pintu dunia
enterpreneurship. Enterpreneurship atau sering dimengerti sebagai bisnis tidak
hanya dimengerti dalam pengerti bisnis, tetapi bisa diawali dalam mengubah suatu
barang menjadi barang yang lebih berharga adalah awal dari enterpreneurship. Oleh
karena itu pemuda bisa menemani remaja dalam kreatifitas, ide kovergen hingga
divergen.
Selain kegiatan mentoring, diharapkan makin banyak kegiatan pemuda yang
berjumpa dengan remaja. Harapannya adalah bahwa remaja sejak dini sudah akrab
dengan pemuda, sehingga jarak dan aleniasi (keterasingan) semakin dikikis.

Wanita untuk Pemuda


Kerjasama mentoring tidak hanya terjadi pada pemuda dan remaja, melainkan juga
bisa diterapkan oleh wanita untuk pemuda. Kegiatan ini ditunjukkan bagi mereka
yang sudah masuk dalam jenjang pra-nikah hingga usia muda (0-5 tahun). Jenjang
pra nikah (tahap lapor nikah I), sering melibatkan guru katekisasi/pengajar, pendeta
hingga saksi perkawinan. Kebutuhan kelak akan keluarga tidak hanya ada dalam
katekisasi perkawinan saja, melainkan juga butuh pendampingan (mentoring),
terlebih lagi dalam jenjang keluarga muda (0-5 tahun). Masa keluarga muda dalam
rentan usia perkawinan 0-5 tahun adalah masa adaptasi. Dalam masa perkawinan
ini, perempuan dalam KPPW bisa melakukan mentoring/ngancani. Adapun beberapa
kegiatan yang bisa dilakukan
Mentoring Manajemen Emosional
Emosional pasangan suami istri dalam masa perkawinan ini perlu mendapat
pendampingan. Manajemen Emosional perlu dipelajari oleh suami-istri pasangan
keluarga muda. Yang menjadi pendamping/mentor adalah perempuan/laki yang
sudah memiliki berpengalamana dalam berkeluarga
Mentoring Parenting
Pola asuh atau parenting pada generasi ke generasi pastinya mengalami penyesuaian
sesuai dengan keadaan zaman. Pada masa di mana, perkembangan teknologi
semakin pesat dan kebutuhan akan dunia online, Pra-nikah hingga keluarga muda
membutuhkan mentoring parenting. Beberapa hal yang menjadi pergumulan
keluarga muda terkait dengan parenting, baby blues, ASI atau Sufor, dunia kerja dan
banyak hal lainnya

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 17


Mentoring Manajemen Ekonomi Rumah Tangga
Keluarga muda pasti membutuhkan saran dan arahan terkait mengelola ekonomi
rumah tangga. Seringkali persoalan ekonomi menjadi salah satu faktor keretakan
rumah tangga. Dalam program mentoring ekonomi rumah tangga ini termasuk,
investasi, hutang-piutang, modal dan lain sebagainya.
Harapan besar ada dalam perjumpaan mentoring KPPW dengan keluarga muda.
Harapan ini juga mengarah pada momen perjumpaan dan keakraban keluarga muda
dengan mereka yang sudah lebih dulu dan berpengalaman membangun rumah
tangga.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 18


Menyeruput Hikmat, Di Balik Aroma Kopi

Namanya Heriyanto. Lahir di desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, kabupaten Malang, 8


Oktober 1978, dari keluarga petani.

Heri, panggilan akrabnya, semenjak kecil ikut ayahnya ke tegal. Ia menikmati ketika di
tegal kopi, milik ayahnya. Pukul 04.30, biasanya dia sudah bangun. Setelah mengambil
doa sejenak doa pagi, gegas dia menuju kandang ternaknya, di belakang rumah. Memberi
makan pada ternak. Setelah itu, bersih diri, dan sarapan. Sekitar pukul 7, dia sudah siap
menuju tegal.

Saat usia 13 tahun, sang ayah mengajaknya menanam kopi di lahan seluas satu hektar.
Semenjak itulah, dia mengenal bibit tanaman kopi. Jemari tangannya, belajar merawat
dan menjaganya tetap bertumbuh subur.

Tahun 1997, terjadilah peristiwa yang membekas kuat dalam dinding ingatannya. Saat
itu, ada banyak orang yang menjarah hutan membabat pohon. Sepasang matanya
menyaksikan sekaligus merekam, pohon-pohon besar berusia puluhan tahun, ambruk
bertumbangan ditebangi.

Bagi sebagian orang, peristiwa yang terjadi di saat era reformasi itu merupakan ledakan
emosi yang lama terpendam. Masyarakat di pinggir hutan, merasa tidak mendapat
perlakuan secara adil, khususnya perihal pengelolaan hutan. Sebuah peristiwa yang
marak terjadi di beberapa tempat, khususnya daerah pegunung di Malang selatan dan
beberapa daerah lainnya.

Peristiwa yang menggoreskan jejak tak terlupakan dalam ingatan putra pasangan Dul
Bakri dan Dasiyem ini. Dia seperti merasakan ada yang sakit dalam tubuhnya. Hutan
yang biasa menjadi tempatnya bermain, tetiba menjadi padang belantara yang
menyesakkan.

“Semenjak itu, kalau melihat alam dirusak, saya merasa sakit. Entah ya, kalau ada orang
nebangi pohon di alas maupun orang menyiramkan racun ke kali untuk menangkap ikan.
Ndak tau, rasane kok gak trima,” tuturnya lirih. Nampak ia tersenyum tipis getir.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 19


Dalam hati, diam-diam terdengar suara halus membisikan tekad. Dia ingin menanami
kembali lahan gundul itu. Seturut berjalannya waktu, dia mengetahui bahwa tanaman
kopi, baik untuk konservasi alam, sekaligus bernilai ekonomi.

Hati kecilnya berbisik, “Saya ingin menanam kopi dan merawat alam, agar lahan itu tidak
gundul.”

Warga desa Srimulyo, semenjak dulu, mayoritas bertanam kopi dan cengkeh. Sama
seperti keluarga petani kopi lainnya, Heri mendapat pengetahuan budidaya kopi dari
warisan yang diturunkan orangtuanya. Berbekal pengetahuan yang diturunkan itu, Heri
merawat tanaman kopinya. “Ya waktu itu, istilahnya, sukur nandur, sukur panen. Asal
menanam, asal bisa panen. Sama seperti petani kopi lainnya. Bertani kopi secara
tradisional,” kenangnya.

Di samping tanaman kopi, warga setempat juga menanam pisang. Bahkan, bisa disebut
hampir semua warga mayoritas menanam pisang di lahan Perhutani itu. Bagi banyak
warga, tanaman pisang adalah jawaban atas tindihan nasib kemiskinan yang dialami
selama ini. Buah pisang cepat tumbuh. Jadi, bisa segera dipanen dan dijual.

Menurut Heri, tahun 2011, bersama warga desa lainnya, dia mengikuti program
pendampingan penanaman pisang mas (kirana) dari Bank Dunia. Program pendampingan
tersebut, ditujukan bagi para petani yang tergabung dalam asosiasi petani dari tiga desa,
yaitu Desa Srimulyo, Sukodono dan Baturetno.

Para petani mendapatkan berbagai bantuan. Mulai dari materi yang bersifat
pengetahuan, mulai dari , cara budidaya, perawatan hingga strategi pemasaran. Di
samping itu, diberikan pula bantuan berupa bibit tanaman pisang mas.

Ketika musim panen tiba, para petani anggota asosiasi bersepakat, penjualan pisang
melalui ‘satu pintu’. Model penjualan ‘satu pintu’, membuat harga jual pisang, dapat
stabil. Pengiriman hasil panen, telah terjadwal dan rutin seminggu sekali. Pasarnya, tak
hanya ke kota Malang dan Surabaya. Namun sempat beberapa kali mengirim ke
Yogyakarta.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 20


“Ya, waktu itu sih petani pun merasa cukup senang. Harga bisa stabil, karena penjualan
dilakukan oleh asosiasi. Jadi bisa 'satu pintu'. Tapi yo ngono, suatu saat, ada pedagang
pisang yang tergiur dengan potensi ekonomi di balik usaha pisang ini. Ada pedagang yang
masuk, menawarkan harga lebih tinggi dari asosiasi atau kelompok. Satu demi satu,
petani pun tergiur menjual pisangnya tidak ke kelompok. Satu per satu petani, tergiur
harga yang lebih tinggi. Perlahan, asosiasi mulai ditinggalkan. Akhirnya, kelompok tak lagi
mengurusi pisang ini lagi,” terdengar nada sesalnya.

Pada program pendampingan tersebut, Mangku Purnomo, Ph.D., dosen Fakultas


Pertanian Universitas Brawijaya, turut setia menemani. Dia mengikuti dinamika ‘pasang-
surut’ kelompok tani ini. Mangku tak menutup mata, perjalanan kelompok tani sedang
terpuruk memasuki jurang keprihatinan tersebut.

Dalam salah satu pertemuan di tahun 2014, Mangku, menurut Heri, sempat
mengibaratkan tanaman kopi seperti isteri tua. “Kopi itu ibaratnya bojo tua. Mbok tuwek.
Warga di sini, sebelum menanam pisang, sudah menanam kopi lebih dulu. Bareng wis
kenal pisang, mbok enom, mbok tuweke ditinggal ora diopeni. Warga tak lagi ngrumati
tanaman kopi. Bojo tua kok gak dirumati. Nah, sejak itulah, kami mulai melirik kembali
tanaman kopi. Ya, bagaimanapun, sebelum ada pisang, kami hidup dari kopi,” tandas
Heri.

Panggilan dari Biji Kopi

Rasa empati Heri terhadap tanaman, hewan dan lingkungan, membuatnya lebih
menikmati kegiatan pertanian yang digelutinya. Semangat itu, memupuk tumbuhnya rasa
ingin tahunya semakin bertumbuh.

Tahun 2012, dia mengikuti pelatihan budidaya kopi. Kegiatan dari program CSR
(Company Social Responsibility), sebuah program wujud tanggung jawab sosial dari
perusahaan kopi di sekitar Dampit.
Saat itulah, dia mulai mengenal budidaya kopi yang baik. “Bersama teman-teman, bareng
bareng metik biji kopi hanya yang berwarna merah saja. Lalu nyoba nyoba diolah dengan

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 21


metode honey. Kopi yang dikupas kulitnya, lalu dijemur hingga kering,” kisahnya
bersemangat.

Kemudian, hasil praktek pengolahan pasca-panen bersama teman-temannya itu, tahun


2014, disetor PTPN XII Bangelan. Perkebunan kopi milik pemerintah yang berada di kaki
gunung Kawi. Ternyata, hasil penilaian PTPN XII, biji kopi kering (green bean) dinyatakan
sudah bagus. Biji kopi petik merahnya sudah 80,2%. Hasil coba-coba yang terbilang
bagus.

Tentu saja, usaha ‘coba coba’ itu, membangkitkan rasa bangga. Gairahnya bertumbuh.
Heri semakin bersemangat belajar, belajar dan belajar lagi, demi hasil lebih baik.

“Ya, waktu itu, seneng, karena hasilnya baik. Tapi belum puas. Ini masih bisa
ditingkatkan. Karena standarnya, mestinya bisa petik merah di atas 90%. Sejak itulah, kita
berusaha agar bisa petik merah. Kemudian, setelah dipetik, tidak boleh lebih dari dua kali
24 jam, biji yang telah dipetik harus segera diolah,” sorot matanya, nampak berbinar.

Alhasil, setahun berikutnya (2015), hasil olahan panenannya dikirimkan lagi mengikuti
lomba. Kali ini, lomba diselenggarakan oleh pengelola kedai kopi di Malang. Hasilnya, biji
kopi green bean-nya, masuk dalam kategori biji premium.

Semangat belajar pun semakin bergelora. Tahun 2017, mulai berkenalan dengan Asosiasi
Petani Indonesia (API). Tanaman kopi menjadi prioritas API. Demi peningkatan kapasitas
petani kopi, API membuka program Sekolah Lapang Kopi, pesertanya dari asosiasi tiga
desa tersebut. Dilakukan secara bergiliran di tiga desa.

Pelatihan dan pendampingan dilakukan secara intensif, mulai dari tahap budidaya hingga
hilirisasi produk biji kopi. Proses pendampingan inilah yang kemudian memunculkan
produk kopi dengan merek Sridonoretno atau SDR. Tahun 2017, pengiriman ke Malang
hampir sebulan sekali. Rata-rata 5 kwintal.

Tak jarang, Heri dan beberapa temannya, bersepda motor-ria dari desanya, Jengger,
mengirim pesanan ke Malang.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 22


Ditemani para pendamping API, Heri seperti menemukan ‘pemantik’. Tahun 2018, dia
mengirimkan biji kopi olahannya untuk dikurasi Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
(Puslitkoka) Jember. Hasil, biji kopinya mendapat nilai 82. Artinya sudah masuk level
specialty. Nampaknya, pengalaman itu seperti perwujudan dari ungkapan, hasil tak
mengingkari proses.

Tahun 2018, Heri bersama kelompok tani kopinya, mampu melahirkan produk kopi
bubuk kemasan. Sebuah pencapaian yang melampaui batas. Selama ini, para petani,
umumnya, hanya menghasilkan biji kopi kering. Semenjak itu, mereka telah mampu
membuat produk olahan kemasan.

Ibarat burung elang, sayap-sayap yang semakin kokoh mengajaknya terbang semakin
tinggi menikmati luasan angkasa. Setahun kemudian, 2019, Heri mendapat kesempatan
mengikuti Festival Kopi Nusantara di Jakarta. Program yang difasilitasi Kementrian Desa
(Kemendes). Setelah itu, ia mendapat akses dari Bank Indonesia, berkesempatan studi
banding ke Koperasi Kopi Kintamani, Bali, Mei 2019. Sebulan. Tak berselang lama, bulan
September, dia mengikuti Festival Kopi Nusantara di Nias.

Proses belajar tak kenal lelah, tak mudah berpuas diri, semakin kokoh membangun
kepercayaan dirinya. Tahun 2019, kembali dikirimkan biji kopi ikut lomba kurasi biji kopi
yang diadakan Dinas Perkebunan dan Hortikultura Jatim. Hasilnya, jerih keringatnya
diganjar prestasi sebagai Juara II.

Tahun 2020, masa pandemi covid datanglah. Pada masa itu, mobilitasnya menurun
drastic. Tak banyak perjalanan bisa dilakukan. Heri pun fokus ke perbaikan budidaya. Ada
banyak petani yang belum bisa menjaga kualitas dengan baik. Saat ini, “Meski masa
pandemi sudah lewat. dua tahun terakhir, produktivitas panen masih cukup rendah.
Banyak pohon kopi gagal panen. Cuaca yang ekstrim menjadi kendala pohon kopi, tak
bisa produktif. Curah hujan yang tinggi, membuat banyak biji kopi gagal matang. Banyak
yang gogrok,” ujarnya.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 23


Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship)

Bagi Heri, kopi bukan sekadar tanaman pertanian yang bisa dipanen, dijual dan
mendatangkan penghasilan. Biji kopi seperti menyimpan ‘suara panggilan’, sekaligus
‘daya hidup’ tersendiri.

Secara geografis, jarak antara rumahnya di desa Srimulyo, dikenal sebagai desa Jengger,
kecamatan Dampit, kabupaten Malang, hingga Kota Malang, tak kurang dari 50 Km.
Ditempuh paling sedikit 3-3,5 jam. Kondisi jalanan desa ke Dampit, bisa memakan waktu
tempuh yang sama antara Dampit-Kota Malang. Padahal jarak tempuh Jengger-Dampit,
tak ada separuhnya jarak tempuh antara MalangDampit. Hal itu disebabkan kondisi
jalanan desa, masih banyak yang berupa jalanan berbatu. Seperti halnya khas jalanan di
daerah pelosok pedesaan di Malang selatan.

Meski begitu, Heri bersiteguh menempuh perjalanan tersebut. Dengan ringan kaki, dia
melakukan perjalanan, entah mengantarkan pesanan pembelian kopi, mengikuti
pelatihan, maupun pertemuanpertemuan demi meluaskan relasi.

“Bulan September ini, ada dua kegiatan pameran. Kalau omzet penjualan dari bazar
seperti ini, biasanya tak terlalu besar. Justru, lewat kegiatan seperti bazar ini, kita bisa
membangun relasi lebih luas. Setiap kali pameran atau bazar, saya selalu menyediakan
kartu nama di meja. Nah, biasanya, manfaatnya pameran itu justru setelah kegiatannya
selesai,” tutur ayah dari Yesicca Natalia (16) dan Callista Haniel
(10) ini.

Pada Jumat-Minggu, 15-17 September 2023, Kelompok Tani Kopi Tunas Baru yang
dibentuk 22 Mei 2013 ini, mendapat undangan pameran. Acara yang dihelat oleh Bank
Indonesia Malang. Jumat pagi, Heri sudah berangkat dari Jengger. Tentu saja, ia mesti
rela tidak ke tegal. Namun ia sudah menyiapkan makanan bagi ternaknya. Ia memelihara
17 ekor kambing dan lima ekor sapi.

Sabtu pagi, suami Anin Sriutamai ini, kembali ke Jengger. Lantaran, dia sudah
berkomitmen membantu kelompok ibu-ibu membuat pupuk kandang. Sabtu sore, jam
17.00, dia sudah kembali di stand pameran di Malang.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 24


“Ya, kalau dibilang capek, ya capek. Kesel. Tapi ya yakapa maneh. Dilakoni ae,” ujar
pemegang ijasah Paket C atau setingkat SMA ini. Bibirnya tak henti menebar senyum,
meski raut wajahnya tak dapat menyembunyikan keletihan.

Dia mengaku, tak jarang demi menghidupi kegiatan kelompok tani kopi ini, dirinya mesti
‘tekor’. Ada banyak yang dikorbankan. Setidaknya, tenaga, pikiran, pun waktu buat
keluarga. Tak jarang, pengorbanan uang pribadi juga.

Heri sadar betul, pilihan menjadi petani, mengolah kopi adalah pilihan yang ‘riskan’.
Tidak popular. Karena tak bisa mendatang keuntungan secara cepat dan besar. Namun
demikian, dunia pertanian bukanlah proyek yang merugi.

Namun demikian, kesempatan seringkali tak datang dua kali. Ada banyak potensi di desa
dan jemaat yang bisa dikembangkan. Buat dia, “Ya sayang saja, kalau pas ada
kesempatan, kita tak memanfaatkannya. Apalagi demi kesejahteraan bersama. Memang
dibutuhkan niat, kemauan yang kuat dan jiwa sosial.”

“Bangsa kita ini kan termasuk agraris. Kita juga diberikan anugerah potensi pertanian
dengan lahan yang subur. Kenapa kita tidak kembangkan potensi tersebut? Ya kalau
dihitung-hitung, sebenarnya kita juga untuk kok. Meskipun tidak banyak. Namanya juga
rintisan. Kalau usaha kelompok tani kopi kita nanti bisa maju, tentu akan menghasilkan
keuntungan juga. Lha itu, buktinya, ada perusahaan kopi yang bisa maju dan besar,”
tersurat, ada ketebalan keyakinan dan pengharapan di sana.

Persoalan sosial yang terjadi demikian kompleks. Mulai dari penjarahan hutan, berikut
persoalan turunan, yaitu banjir dan tanah longsor. Belum lagi ditambah, rendahnya nilai
jual hasil produk pertanian. Kelompok tani yang digeluti Heri, bagian dari penemuan
solusi atas kompleksitas persoalan yang ada. Keuntungan yang didapat dari usaha,
menjadi ‘energi’ demi penyelesaian persoalan sosial dan lingkungan di depan mata.

Perilaku usaha demikian, apabila dicermati lebih mendalam, seturut dengan prinsip dari
kewirausahaan yang dirumuskan oleh Gregory Dess. Menurut Dees (1998) memberikan
empat poin yang menjadi fokus dari rumusan kewirausahaan sosial, yaitu: (1)
Mengadopsi misi sosial untuk menciptakan dan menjaga kelangsungan (keberlanjutan)

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 25


nilai sosial; (2) Mengejar peluang baru demi mencapai misi sosial tersebut; (3)
Melibatkan diri dalam proses inovasi berkelanjutan, melakukan adaptasi dan
pembelajaran; (4) Memiliki keberanian mengambil risiko dalam bertindak meski dengan
sumberdaya yang terbatas; (5) Menunjukkan pertanggung-jawaban pada pihak yang
dilayani sebagai penerima manfaat.

Light (2006:50) memberikan rumusan yang lebih luas bahwa kewirausahaa sosial adalah
individu, kelompok, jaringan, organisasi atau aliansi organisasi yang mencari suatu
perubahan besar dan mendasar secara berkelanjutan melaui ide-ide yang memecahkan
kebuntuan menyangkut apa dan bagaiamana pemerintah, lembaga profit (bisnis)
maupun non-profit untuk menangani persoalan sosial yang mendesak diselesaikan. Bagi
Narangajavana (2016:5) terdapat dua kelompok yang memiliki perspektif yang berbeda
dalam perumusan definisi kewirausahaan sosial.

Pertama, kelompok yang memandang kewirausahaan sosial dari perspektif individu


sebagai pelaku usaha. Perspektif pengusaha-sentris menggambarkan wirausaha sosial
sebagai individu dengan solusi inovatif untuk masalah sosial yang paling mendesak
masyarakat atau sebagai 'agen perubahan masyarakat: pelopor inovasi yang bermanfaat
bagi kemanusiaan'. Kedua, kelompok yang melihat kewirausahaan sosial berbasis proses,
yaitu meliputi pengenalan peluang, mendefinisikan misi yang dicapai lewat solusi yang
inovatif dengan mobilisasi sumber daya yang dimiliki kemudian mempertanggung-
jawabkan kepada konstituen secara terbuka.

Kewirausahaan sosial merupakan kombinasi (hybrid) dari dua bentuk lembaga; charity
(pemberi bantuan) sekaligus lembaga profit namun bukan untuk dirinya sendiri atau
pemegang saham (Murphy, J.P., dan Coombes, J.S., 2009:329). Para peneliti EMES (The
Emergence of Social Enterprise in Europe) merumuskan lima unsur dasar yang termasuk
dalam pengertian nilai sosial (Spear and Bidet, 2003: 9) yaitu: (1) Aktivitas yang dilakukan
atas inisiatif dinamika kelompok secara kolektif di masyarakat; (2) Pembuatan keputusan
tidak berdasarkan kepemilikan modal (saham) dalam suatu lembaga; (3)
Partisipasi secara alamiah terjadi karena keterlibatan dalam usaha bersama yang
dilakukan; (4) Keuntungan yang didapat tidak dibagikan secara keseluruhan melainkan

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 26


pembagian keuntungan secara terbatas; (5) Memiliki tujuan eksplisit yaitu demi
keuntungan bersama (komunitas).

Jiwa Kerelawanan

Heri bukanlah super hero, Superman. Dia cukup menyadarinya. “Saya ini kalau gak ada
dukungan dari istri dan keluarga, ya gak bisa seperti ini. Lha bulan ini saja, sudah ikut dua
pameran. Awal bulan dan pertengahan bulan. Nanti akhir bulan September hingga awal
Oktober ini, berangkat lagi ikut program Patuwen Kopi, di Surabaya. Padahal kalau mau
itung-itungan, berapa sih hasilnya yang didapat?” sekali lagi, nampak senyum
mengembang, di bibir anggota Majelis Jemaat GKJW Jemaat Purwodadi ini.

Keihlasannya mengendalikan kejayaan ego diri, memberikan ruang bagi tumbuhnya jiwa
kerelawanan. Jiwa yang memberikan tempat terhormat, bagi perwujudan harapan
kesejahteraan hidup bersama.

Nampaknya, semesta ini memiliki jalan tersembunyi. Menitipkan remahan hikmat, di


balik aroma citarasa dalam butiran biji kopi..

Semakin kecil ruang bagi ego-diri menari-nari dalam diri, semakin lapanglah ruang bagi
kepentingan bersama. Konsep penyangkalan diri (kynosis), sepintas telah menjadi laku
hidupnya. Jangan-jangan, dia sedang hendak mengajarkan kepada khalayak, makna dari
hukum yang utama dan terutama..

Rahayu..

Bukit Tidar, Malang


19 September 2023
Trianom S.Warga GKJW
Jemaat Ponorogo

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 27


ALTERNATIF KEGIATAN PEKAN PEMUDA
Pemuda menjadi mentoring/ngancani/menjadi sahabat remaja
Remaja dalam masa perkembangan khususnya dalam hal relasi, emosional, iman,
hingga talenta. Selama ini kegiatan katekisasi hanya melibatkan guru katekisasi atau
pengajar sesuai dengan kompetensinya. Dalam masa-masa ini, pemuda bisa terlibat
karena pemuda memiliki pengalaman terlebih dahulu dalam menjalani masa
pemuda. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan dalam mentoring
• Mentoring talenta
Mentoring talenta adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh pemuda untuk remaja.
Dalam kegiatan ini pemuda bisa melakukan kerjasama dengan KPAR untuk
mendaftar talenta/potensi remaja yang ada. Beberapa kegiatan yang mungkin sudah
dilakukan oleh KPPM jemaat, yakni pelatihan musik, pelatihan multimedia.
• Mentoring “Pendidikan Seksualitas”
Mentoring pendidikan seksualitas adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh pemuda
untuk remaja. Remaja adalah masa pubertas. Terlebih lagi pada generasi z
pendidikan seksualitas sangat diperlukan. Tubuh tidak hanya memiliki ekstetika
melainkan juga tubuh dilihat sebagai ruang kudus, di mana Allah juga menyapa kita
melalui tubuh kita. Begitu juga dengan kebutuhan akan pendalaman pendidikan
seksualitas, seperti pubertas.
• Mentoring enterpreneurship
Setiap Generasi pastinya memiliki pekerjaan yang tidak terbayangkan. Begitu juga
dengan semakin maraknya dunia teknologi, maka terbukalah pintu dunia
enterpreneurship. Enterpreneurship atau sering dimengerti sebagai bisnis tidak
hanya dimengerti dalam pengerti bisnis, tetapi bisa diawali dalam mengubah suatu
barang menjadi barang yang lebih berharga adalah awal dari enterpreneurship. Oleh
karena itu pemuda bisa menemani remaja dalam kreatifitas, ide kovergen hingga
divergen.
Selain kegiatan mentoring, diharapkan makin banyak kegiatan pemuda yang
berjumpa dengan remaja. Harapannya adalah bahwa remaja sejak dini sudah akrab
dengan pemuda, sehingga jarak dan aleniasi (keterasingan) semakin dikikis.

Pemuda dikancani oleh generasi Lain

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 28


Kerjasama mentoring tidak hanya terjadi pada pemuda dan remaja, melainkan juga
bisa diterapkan oleh wanita untuk pemuda. Kegiatan ini ditunjukkan bagi mereka
yang sudah masuk dalam jenjang pra-nikah hingga usia muda (0-5 tahun). Jenjang
pra nikah (tahap lapor nikah I), sering melibatkan guru katekisasi/pengajar, pendeta
hingga saksi perkawinan. Kebutuhan kelak akan keluarga tidak hanya ada dalam
katekisasi perkawinan saja, melainkan juga butuh pendampingan (mentoring),
terlebih lagi dalam jenjang keluarga muda (0-5 tahun). Masa keluarga muda dalam
rentan usia perkawinan 0-5 tahun adalah masa adaptasi. Dalam masa perkawinan
ini, perempuan dalam KPPW bisa melakukan mentoring/ngancani. Adapun beberapa
kegiatan yang bisa dilakukan
• Mentoring Manajemen Emosional
Emosional pasangan suami istri dalam masa perkawinan ini perlu mendapat
pendampingan. Manajemen Emosional perlu dipelajari oleh suami-istri pasangan
keluarga muda. Yang menjadi pendamping/mentor adalah perempuan/laki yang
sudah memiliki berpengalamana dalam berkeluarga
• Mentoring Parenting
Pola asuh atau parenting pada generasi ke generasi pastinya mengalami penyesuaian
sesuai dengan keadaan zaman. Pada masa di mana, perkembangan teknologi
semakin pesat dan kebutuhan akan dunia online, Pra-nikah hingga keluarga muda
membutuhkan mentoring parenting. Beberapa hal yang menjadi pergumulan
keluarga muda terkait dengan parenting, baby blues, ASI atau Sufor, dunia kerja dan
banyak hal lainnya
• Mentoring Manajemen Ekonomi Rumah Tangga
Keluarga muda pasti membutuhkan saran dan arahan terkait mengelola ekonomi
rumah tangga. Seringkali persoalan ekonomi menjadi salah satu faktor keretakan
rumah tangga. Dalam program mentoring ekonomi rumah tangga ini termasuk,
investasi, hutang-piutang, modal dan lain sebagainya.
Harapan besar ada dalam perjumpaan mentoring KPPW dengan keluarga muda.
Harapan ini juga mengarah pada momen perjumpaan dan keakraban keluarga
muda dengan mereka yang sudah lebih dulu dan berpengalaman membangun
rumah tangga.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 29


TATA IBADAH PEKAN PEMUDA
PEMUDA GKJW MELU TANDANG GAWE
RUMAH MANIS BERSAMA
I. PERSIAPAN
1. Pelayan Ibadah, Penatua, Diaken dan para Petugas Ibadah dari Pemuda
membagi tugas dipimpin oleh Koordinator Ibadah.
2. Koordinator Ibadah memimpin doa untuk persiapan melayani ibadah,
berdoa bagi Pelayan Ibadah dan para Petugas Ibadah.
3. Saat Koordinator Ibadah berdoa, semua anggota Majelis memegang stola,
bukan mengenakannya. Seusai memimpin doa, Koordinator Ibadah
mengatakan: “Mari kita kenakan stola kita dan kita layani umat Tuhan
dengan hati yang tulus dan rendah hati! Selamat melayani, kiranya
Tuhan memberkati dan dimuliakan!”
4. Koordinator Ibadah mengajak Pelayan, Penatua, Diaken dan para Petugas
Ibadah menyanyikan PKJ. 13:1 Kita Masuk Rumah-Nya
5. Pelayan, Penatua, Diaken dan para Petugas Ibadah menuju pintu utama
untuk prosesi masuk.

II. TATA LAKSANA IBADAH


1. Panggilan Ibadah:
a) Majelis Pembuka Ibadah menyampaikan panggilan ibadah:
Majelis : “Umat yang dikasihi Tuhan
Ibadah Minggu kita saat ini merupakan Ibadah Pekan
Pemuda GKJW dengan menggunakan Tata Ibadah Minggu
Kontekstual.
Umat yang dikasihi Tuhan, Pemuda adalah generasi penerus
gereja. Dengan segala potensi dan talenta yang dimiliki, setiap
pemuda GKJW dipanggil untuk terlibat secara langsung dalam

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 30


pelayanan di GKJW. Pemuda GKJW adalah pemuda yang aktif,
kreatif, dan dinamis. Pada Pekan Pemuda GKJW inilah para
pemuda diberikan kesempatan untuk “Melu Tandang Gawe” di
tengah jemaat. Setiap potensi dan talenta mereka dihargai dan
dikembangkan demi kemuliaan Kristus. Mari bersama kita berdiri,
kita memulai ibadah pekan pemuda saat ini dengan menyanyikan
PKJ. 13:1, 2 Kita Masuk Rumah-Nya.

b) Iring-iringan pelayan dan petugas ibadah masuk ruang ibadah


c) Koordinator Ibadah menyerahkan Alkitab dan bersalaman dengan
Pelayan Ibadah.

2. Panggilan Masuk dalam Persekutuan (Umat Berdiri)


Pelayan : “Umat yang dikasihi Tuhan,
“Kita hidup di dunia ini dan dipanggil Tuhan untuk terus
bertumbuh dalam konteks hidup kita. Tuhan berkenan hadir
di tengah-tengah kita untuk menyatakan karya keselamatan-
Nya bagi kita. Mari kita masuk dalam persekutuan ibadah
kita:
Kami datang menyembah Engkau, ya Tuhan.
Kami datang mengakui: Engkaulah, Allah pokok keselamatan
dan kekuatan kami.”
Umat : “Engkaulah Allah yang penuh kasih setia, Allah yang tidak
pernah meninggalkan kami”
Pelayan : “Kepada-Mu ya Allah kami percaya, kepada-Mu ya Tuhan
kami berserah”
Umat : “Hati kami selalu rindu memuliakan Engkau, dan jiwa kami
senantiasa memuji Engkau.”

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 31


Pelayan : “Kiranya kasih karunia, damai sejahtera dan keselamatan dari
Allah Bapa di dalam Kristus Yesus tercurah bagi umat-Nya.
Amin.”
Umat : Menyanyi KJ. 67 : 1, 4 Hai Anak-anak, Muda dan Belia

3. Narasi Konteks (Umat Duduk)


a. Pelayan Membaca 1 Timotius 4:12 (TB2)
“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau
muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu,
dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam
kemurnianmu.”

b. Menyanyikan lagu Rumah Manis Bersama (Cipt. Charles Djalu)


https://www.youtube.com/watch?v=g8bo-V2e1DY
Dari Greenland sampai Ushuaia
Ujung Pacitan sampai Banyuwangi
Semua sisi dunia itu
Dibuat untukmu-untukku

Memang semua dicipta tak sempurna


Agar kita bisa menutup kurangnya
Jika ada gelap kita coba tuk terangi
Jika ada tawar kita coba tuk garami

Kita tumbuhkan satu buah sembilan rasa


Yang bibitnya kita semai bersama

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 32


Untuk tempat lebih baik
Untuk hidup yang lebih indah
Bergandenglah bersatulah
Kita wujudkan harmoni
Kita wujudkan harmoni
(Notasi Balok dapat dilihat dalam Lampiran I)
c. Pelayan : Merefleksikan bacaan 1 Timotius 4:12 dan fragmen singkat
dalam realita kehidupan
masa kini

4. Kehadiran Tuhan di Tengah Konteks (Umat Berdiri)


Pelayan : “Tenanglah! Ini Aku jangan takut!” (Markus 6:50)
Umat yang dikasihi Tuhan, kehidupan para pemuda-pemudi
gereja saat ini syarat dengan berbagai tantangan dan cobaan.
Pergumulan mereka dalam studi, pekerjaan dan menemukan
pasangan hidup seringkali membuat mereka khawatir akan
kehidupan. Ada kalanya perubahan jaman yang begitu cepat
juga mempengaruhi iman percaya mereka dan kita. Oleh sebab
itu, Tuhan Allah hadir di tengah-tengah dinamika hidup dan
pergumulan yang kita alami. Firman-Nya, “...janganlah takut,
sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku
ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong
engkau. Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-
Ku yang membawa kemenangan.” (Yes. 41:10)
Mari kita terus meyakini dan percaya bahwa Tuhan Allah
senantiasa ada menyertai dan menolong kita dalam setiap
dinamika kehidupan yang kita alami.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 33


Umat : Menyanyi pujian Kala Ku Cari Damai
Kalau kucari damai, hanya kudapat dalam Yesus
Kalau kucari ketenangan, hanya kutemui di dalam Yesus
Tak satupun dapat menghiburku
Tak seorangpun dapat menolongku
Hanya Yesus jawaban hidupku
Bersama Dia hatiku damai
Walau dalam lembah kekelaman
Bersama Dia hatiku tenang
Walau hidup penuh tantangan
Tak satupun dapat menghiburku
Tak seorangpun dapat menolongku
Hanya Yesus jawaban hidupku

5. Pelayanan Firman Tuhan (Umat Duduk)


a. Doa Epiklise oleh Lektor 1
b. Pembacaan Alkitab:
Bacaan I : Imamat 19:1-2, 15-18 oleh Lektor I
Pendarasan Mazmur : Mazmur 1 : 1-6
Bacaan II : 1 Tesalonika 2:1-8 oleh Lektor II
Pengantar Bacaan Injil : “Inilah Permulaan Injil Kristus” oleh
Pelayan Ibadah
Tanggapan Umat : menyanyi “Haleluya”
___
0 1 3 | 4 . 3 4 | 5 . ||
Hale - lu - - - ya!

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 34


Bacaan III : Matius 22:34-46 oleh Pelayan Ibadah
(Umat Berdiri)
c. Ungkapan Bahagia
Pelayan : “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan
firman Allah dan yang
memeliharanya.” (Luk. 11:28)
Umat : Amin… Amin…Amin
d. Khotbah Minggu (Umat Duduk)

e. Saat Teduh

f. Persembahan Pujian:

6. Pengakuan Iman (Umat Berdiri)


Seorang Majelis Jemaat memimpin umat mengucapkan Pengakuan Iman
Rasuli diakhiri kata “Amin.”

7. Doa Syafaat (Umat Duduk)


Pendoa 1 ( Seorang Pemuda):
Berdoa untuk pemuda/i GKJW agar menjadi pemuda yang aktif, kreatif
dan peduli kepada sesama.
Pendoa 2 (Seorang Pemudi):
Berdoa untuk kehidupan keluarga-keluarga GKJW agar cinta damai, hidup
rukun dan saling mengasihi.
Pendoa 3 (Seorang Bapak):
Berdoa untuk majelis dan warga GKJW agar dipimpin dan dituntun oleh
Tuhan melewati setiap tantangan dan pergumulan hidup.

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 35


Pendoa 4 (Seorang Ibu) :
Berdoa untuk bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah, dan Tahun Politik
agar bangsa Indonesia diberikan keamanan, kesejahteraan dan senantiasa
dilindungi oleh Tuhan.
Pelayan :
Berdoa untuk umat agar dimampukan menjadi pribadi yang mewujudkan
karya kasih Allah kepada dunia, dimampukan meneladani Yesus dalam
kehidupan sehari-hari.
Pelayan : “Kami satukan doa kami dalam doa yang diajarkan oleh
Putramu …”
(KK. 143 Doa Bapa Kami dinyanyikan)

8. Ungkapan Syukur/Persembahan
a. Pemandu persembahan membacakan ayat pengantar persembahan :
Roma 12:1
b. Pemberian persembahan diiringi nyanyian Sungguh Ku Bangga Bapa
c. Pemandu persembahan memimpin doa persembahan (Umat Berdiri)

9. Janji Pemuda GKJW (Umat Berdiri)


(Semua Pemuda yang bertugas melayani berdiri di depan menghadap ke
warga jemaat, kemudian mengucapkan tekad bersama)
Pelayan : “Kini marilah kita menyatakan ikrar dan janji kita dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.

Pemuda : Ikrar dan Janji Pemuda GKJW


1. Kami Pemuda – Pemudi GKJW
Berjanji menjunjung tinggi Patunggilan Kang Nyawiji

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 36


2. Kami Pemuda – Pemudi GKJW
Berjanji mewujudkan kepekaan dan kepedulian terhadap
sesama
3. Kami Pemuda – Pemudi GKJW
Berjanji mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan sesuai
dengan talenta yang
telah diberikan.

(Kalimat yang dicetak tebal diucapkan bersama oleh Pelayan, Majelis dan
Warga Jemaat)
Pelayan : “Kini kembalilah ke dalam kehidupanmu! Jawablah
pertanyaan Tuhan bagimu, “Siapakah yang akan Kuutus dan
siapakah yang mau pergi untuk Aku?” (Yes. 6:8)
Umat : “Ini aku, utuslah aku!” (Yes. 6:8)
Pelayan : “Imannuel! Allah beserta kita!”
Umat : Menyanyi Rumah Manis Bersama (Cipt. Charles Djalu)
https://www.youtube.com/watch?v=g8bo-V2e1DY
Dari Greenland sampai Ushuaia
Ujung Pacitan sampai Banyuwangi
Semua sisi dunia itu
Dibuat untukmu-untukku

Memang semua dicipta tak sempurna


Agar kita bisa menutup kurangnya
Jika ada gelap kita coba tuk terangi
Jika ada tawar kita coba tuk garami

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 37


Kita tumbuhkan satu buah sembilan rasa
Yang bibitnya kita semai bersama

Untuk tempat lebih baik


Untuk hidup yang lebih indah
Bergandenglah bersatulah
Kita wujudkan harmoni
Kita wujudkan harmoni

10. Berkat
Pelayan : Menyampaikan Berkat
Umat : Menyanyi PKJ. 287 : 1 Salam Kawanku (2x)

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 38


LAMPIRAN I

DPPM PEKAN PEMUDA 2023 39

Anda mungkin juga menyukai